Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya, air juga dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya. Air permukaan yang
ada seperti sungai, Sungai adalah tempat-tempat dan wadah air termasuk sumber daya alam non hayati yang
terkandung di dalamnya serta jaringan pengaliran air mulai di dalamnya serta jaringan pengaliran air mulai dari
mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sepadan .
Sungai banyak dimanfaatkan untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air, alat transportasi,
mengairi sawah dan keperluan peternakan, keperluan industri, perumahan, sebagai daerah tangkapan air,
pengendali banjir, ketersediaan air, irigasi, tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi (Sabiq dan
Budisejati, 2017; Wiyono, dkk., 2017). Menurut Adnan dkk (2020). Air merupakan unsur yang mempunyai peran
utama dalam kehidupan di bumi ini. Air dikenal sebagai sumber daya yang terbarukan, namun dari segi kualitas
maupun kuantitas membutuhkan upaya dan waktu untuk dapat berlangsung baik. Kriteria dan standar kualitas
air didasarkan atas beberapa hal antara lain keberadaan logam dan logam berat, anorganik, tingkat toksisitas
dan teremisinya pencemar ke lingkungan. Air adalah pelarut yang baik, oleh sebab itu di dalamnya paling tidak
terlarut sejumlah kecil zat-zat anorganik dan organik. Dengan kata lain, tidak ada air yang benar-benar murni
dan hal ini menyebabkan dalam setiap analisis air ditemukan zat-zat terlarut. Air adalah salah satu dari materi
yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup mahluk hidup dan juga menjadi salah satu sumber
penyebab dari penyakit yang menyerang manusia. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam mengolah air yang
akan dikonsumsi adalah menyediakan air yang aman dikonsumsi dari segi kesehatan. Sumber air, baik air
permukaan maupun air tanah, akan terus mengalami peningkatan kontaminasi pencemar disebabkan
meningkatnya aktivitas pertanian dan industri. Air hasil produksi yang diharapkan konsumen adalah air yang
bebas dari warna, kekeruhan, rasa, bau, nitrat, ion logam berbahaya dan berbagai macam senyawa kimia
organik seperti pestisida dan senyawa terhalogenasi. Permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan
kontaminan tersebut diatas meliputi kangker, gangguan pada bayi yang lahir, kerusakan jaringan saraf pusat,
dan penyakit jantung.
Air minum adalah merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan dasar
tersebut diperlukan sistem penyediaan air minum yang berkualitas, sehat, efisien dan efektif, terintegrasi
dengan sektor sektor lainnya terutama sektor sanitasi sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan produktif.
Dalam rangka peningkatan penyediaan air minum, maka perlu dilakukan pengembangan sistem penyediaan air
minum yang bertujuan untuk membangun, memperluas, dan meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk
melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera (Putra,
dkk., 2018). Hal ini juga berhubungan dengan peningkatan ekonomi dimana dengan ketersidiaan air minum
yang layak dan berkesinambungan diharapkan dapat membuat masyarakat dapat bekerja dengan efektif.
Kekurnagan dalam system penyediaan air minum di Indonesia masih berkutat pada rendahnya system
perpipaan maupun dalam system non-perpipaan. Rendahnya capukan pelayanan tersebut secara operasional
merupakan refleksi dari pengelolaan sistem yang kurang efesien maupun kurangnya pendanaan untuk
pengembangan sistem pengembangan sistem yang sudah ada (Direktorat Cipta Karya, 2010).
Dalam merencanakan Bangunan Pengolahan Air Minum diperlukan beberapa unit instalasi seperti
intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi dan resenvoir. Salah satu factor yang dapat
mempengaruhi pemilihan unit pengolahan adalah karakteristikair baku dengan parameter yang tidak memenuhi
baku mutu. Penentuan unit pengolahan dilakukan dengan studi literaturedan % penyisihan pada unit di setiap
parameter yang tidak memenuhi baku mutu. Salah satu unit pengolahan yang dapat meningkatkan % penyisihan
adalah unit koagulasi (Haq dan Raidah, 2018).
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

Anda mungkin juga menyukai