PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM UMB
Akhlak Islami
05
Teknik Teknik Industri U001700001 Nini Nadhiroh, S.Pd.I, M.Pd
Abstract Kompetensi
Materi ini membahas pengertian Mahasiswa diharapkan dapat
akhlak, jenis akhlak dalam Islam dan memahami pengertian, jenis dan
sepuluh akhlak pribadi Islam sepuluh akhlak pribadi Islam dengan
baik dan benar.
Pendahuluan
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan manusia.
Menurut data BPS tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326. Jumlah
yang banyak ini dominan adalah umat Islam, sehingga sudah sepantasnya umat Islam
berperan dan berkontribusi besar menjadi pemegang saham untuk menguasai dan
menjalankan kebijakan yang bernilai kebaikan di negeri ini. Peluang itu sudah ada, tinggal
menunggu kerja keras, niat, semangat dan bagaimana Allah memberikan momentum
kepada umat Islam.
Namun belakangan jiwa kita layak terusik dimana ketika potensi masyarakat
Indonesia yang cukup besar, pemerintah belum sepenuhnya mampu menyejahterakan
rakyatnya. Kita dapat melihat bagaimana angka pengangguran, korupsi, perilaku
kriminalitas, tindakan asusila, kemiskinan dan kebodohan menjadi potret yang
memprihatikan untuk memajukan bangsa. Dan semua itu bermula dari kerusakan akhlak
dan moralitas yang terjadi di Indonesia.
Dalam usaha membangun moralitas bangsa, kita perlu bercermin kepada bagaimana
ajaran Islam membangun mentalitas dan moralitas umatnya sehingga peradaban Islam pun
memenangkan penguasaan di atas muka bumi. Semua dimulai dari perbaikan akhlak diri
sendiri, orang lain, masyarakat sekitar, negara dan dunia global. Dengan adanya akhlak
Islami, setiap muslim akan mampu menampilkan dirinya sebagai agen kebaikan sekaligus
mencitrakan wajah Islam yang lembut, penuh keramahan, sopan dan berbagai bentuk
akhlak baik lainnya sehingga mampu memikat orang lain untuk memeluk dan merasakan
keindahan menjadi seorang muslim.
Membentuk akhlak Islami diakui memang bukan persoalan mudah dan instan. Tapi
salah satu kelebihan Islam, adalah adanya AL-Qur’an dan As Sunnah sebagai pegangan
hidup umat Islam. Dengan keduanya, kepribadian seorang muslim dibentuk melalui sifat
terbaik seperti pada masa kehidupan nabi dan rasul yakni akhlak jujur, dapat dipercaya,
percaya diri, cerdas, berpikir positif, bekerja keras, menghargai waktu, hemat dan mandiri.
Keteladanan akhlak Islami sudah pernah dicontohkan Rasulullah SAW, tinggal bagaimana
kita sekarang mau mempelajari dan meneruskan keteladanan itu dalam konteks kekinian.
Manusia sejak lahir membutuhkan orang lain dan harus berhubungan serta
bersoalisasi dengan orang lain sehingga dibutuhkan akhlak Islami dalam kehidupan seorang
muslim dalam konteks hubungan kepada sesama manusia (hablum minannas). Selain itu
seorang manusia juga dituntut mampu menjaga hubungan baik dengan Allah, sebab Allah
yang menciptakan manusia sehingga mampu mencapai derajat mulia. Dengan mennjalnkan
hubungan yang baik kepada Allah dan sesame manusia, kelak seseorang akan mampu
menjalankan akhlak yang baik sebagai cerminan dari keindahan pribadi seorang muslim.
Secara terminologi, akhlak dapat diartikan sebagai tingkah laku seseorang yang
didorong keingian secara sadar ntuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk¸dari kosa kata bahasa Arab, yang berarti
perangkai, tingkah laku atau tabiat.Tiga pakar akhlak dalam islam yakni Ibnu Miskawaih, Al
Ghazali dan Ahmad Amin menyatakan akhlak adalah perangkai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran
terlebih dahulu.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus
dilakukan berulang-ulang , tidak cukup dilakukn hanya sekali saja. Seseorang dikatakan
berakhlak jika timbul dalam dirinya motivasi dari dalam diri yang dilakukan tanpa banyak
pertimbangan pemikiran sehingga terkesan mengalami keterpaksaan.
Dalam Encylopedia Britania dijelaskan, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang
memiliki arti sebagai studi sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk,
seharusnya benar, salah dan sebagainya tentang prinsip umum yang dapat diiterapkan
terhadap sesuatu.
Ibrahim Anis mengartikan akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa yang
dengannya melahirkan macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan. Dan menurut Abdul Karim Zaidan adalah nllai-nilai atau sifat
yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang akan dapat
memilah perbuatan yang baik atau buruk untuk kemudian memilih melakukan atau
meninggalkannya.
Menurut Imam Maskawaih, akhlak adalah suatu keadaan bagi jiwa yang mendorong
seseorang melakukan tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan.
Keadaan ini terbagi menjadi dua yakni berasal dari tabiat aslinya dan ada pula yang
diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Al Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai
suatu ungkapan tentang keadaan jiwa bagian dalam yang melahirkan tindakan dengan
mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.
Definisi muraqabah adalah upaya diri untuk senantiasa merasa terawasi oleh Allah
(muraqabatullah). Manusia akan aktif mengawasi dan mengontrol dirinya karena ia sadar
senantiasa berada dalam pengawasan Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT:
“…. sesungguhnya sesuatu perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu atau
langit atau didalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkan (membalasinya) sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”. (Qs.31:16)
Muraqabah akan melahirkan ma’iyatullah (kesertaan Allah) dalam diri, contohnya;
Ketika A.Bakar cemas musuh akan mengetahui keberadaan Nabi saw dan menangkapnya.
Rasulullah SAW mengatakan ”Sesungguhnya Allah bersama kita.” (Qs.9:40)
Atau pada waktu Nabi Musa menghadapi Fir’aun dan ketika Nabi Ibrahim diseret dan
dibakar, beliau yakin akan kesertaan Allah bersamanya.
Sedangkan efinisi dari Muhasabah adalah usaha seorang muslim untuk menghitung,
mengkalkulasi diri seberapa banyak dosa yang telah dilakukan dan kebaikan apa saja yang
belum dilakukannya. Dengan muhasabah akan selalu ada kesadaran bahwa segala sesuatu
yang dikerjakannya tengah dihisab dan dicatat oleh Raqib dan Atid. Sehingga ia berusaha
menghisab dirinya agar dapat memperbaiki dirinya. Allah SWT berfirman:
“Yaitu orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-
kesalahan kecil. Sesungguhnya tuhanmu maha luas ampunanNYA. Dan Dia lebih
mengetahui (tentang keadaan)mu ketika dia menjadikan kamu masih berupa janin dalam
perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui
tentang orang yang bertaqwa” (QS.53:32)
Bila setiap muslim senantiasa memuraqabahi dirinya dan menghadirkan
muraqabatullah dalam dirinya maka ia akan takut maksiyat dan bila setiap muslim gemar
memuhasabahi dirinya karena takut perhitungan hari akhirat, maka: akan terwujud
masyarakat yang aman karena semua memiliki WasKat.
Seseorang yang senantiasa memperhitungkan tindak tanduknya dengan perspektif
ukhrawi maka akan terhindar dari penyakit wahn, keserakahan, kedzaliman, penindasan dan
kemungkaran. Serta akan berusaha menanam kebajikan sebanyak mungkin. Ibnul Qayyim
Al-Jauziyah mengibaratkan bahwa “dunia sebagai ladang tempat menanam, bibitnya adalah
keimanan dan ketaatan adalah air dan pupuknya, dan Akhirat tempat memetik hasilnya.”
‘Baldatun thayyibatun warabbun ghafur’ bukan hanya slogan. Bila muslimnya mampu
menjadi “ustadziatul ‘alam” dan khalifatullah fil Ardhi maka dunia akan terbebas dari
bencana, kerusakan & kemurkaan Allah. Lihat (QS. 2:10-11, dan Qs. 30:41)
Pada dasarnya Islam adalah sebuah agama yang lengkap dengan segala aturan
hidup yang akan membentuk kepribadian umatnya dengan sikap terbaik seperti salin
menyayangi, beramal sholeh, saling menghormati, mampu berlaku adil kepada makhluk
hidup lainnya, menyambung tali ukhuwah/persaudaraan sesama muslim, berani membela
kebenaran, tolong menolong dalam kebenaran dan kesabaran serta musyawarah untuk
mencapai mufakat. Akhlak dalam kehidupan umat Islam pun pernah dicontohkan dengan
baik oleh Rasulullah SAW dalam kehidupan beliau yang tertuang dalam sejarah
kehidupannya (Sirah Nabawiyah)
Sungguh dalam ajaran Islam, persoalan akhlak menjadi salah satu prioritas Allah
melalui wahyu-Nya di Al-Qur’an dan Rasulullah melalui perangkat haditsnya Dalam hal ini,
kita dapat melihat setidaknya ada enam akhlak yang harus dipahami, dipelajari dan
dijalankan seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari.
Keyakinan akan membentuk tindakan, maka keyakinan kepada Allah sebagai Tuhan
Yang Maha Esa. Seorang yang meyakini Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa akan memiliki
niat yang ikhlas dalam beribadah. Dalam beberapa ayatnya, Al-Quran menegaskan ada
beberapa akhlak terhadap Allah SWT.
Merujuk kembali ke materi Ma’rifatur Rasul bagian “Wajibuna Nahwar Rasul” adalah
beberapa akhlak seorang muslim kepada Rasulullah SAW yakni mengimaninya ajaran Islam
dan sunnah yang dibawa Rasulullah SAW sebagai sebuah petunjuk dalam menjalani
kehidupan. Bekal mengimaninya, maka akan melahirkan sikap untuk mencintai apa yang
diajarkan Rasulullah SAW. Sebab ajaran Islam memiliki kandungan terbaik dan sebagai
penuntun dalam mencapai kesuksesan dalam hidup.
Dalam kehidupan sosial, menjaga hubungan baik dengan manusia lain adalah fitrah
dalam kehidupan manusia. Dengan tetangganya, seorang muslim diharuskan saling tolong-
menolong dalam mengerjakan kebaikan, saling menghormati dan menebarkan kasih
sayang. Mengembangkan sikap baik itu penting, sebab dapat menjadi alat dakwah efektif
kepada orang lain. Bagaimanapun, terkadang teladan nyata lebih mengena di hati orang lain
dibandingkan kata-kata yang keluar dari mulut. Sebab dengan melihat langsung, seseorang
akan mampu belajar bagaimana sesungguhnya teori terlihat dalam bentuk praktek
praktisnya. Makna Orang lain bisa kepada orang tua, tetangga, teman sejawat, istri/suami
dan kerabat. Contoh akhlak kepada orang adalah menepati janji , menghormati yang tua
dan mengasihi yang muda dan menghormati tamu, tetangga
Allah telah berpesan, kehancuran muka bumi disebabkan kerakusan dan sikap
jahiliyah manusia yang tak mampu menjaga keseimbangan alam. Adanya banjir, tanah
longsor dan bencana alam lainnya, sebenarnya dapat dicegah jika tangan manusia tidak
senantiasa berbuat kerusakan. Maka, kita sebagai manusia dan seorang musim harus
menjaga keseimbangan alam dengan tidak merusak pepohonan, membuang sampah
sembarangan, merusak tanaman dan lainnya. Sebab keseimbangan alam akan rusak dan
menjadi malapetaka jika kita melakukan kerusakan yang membuat alam murka.
Imam Al-Ghazali dalam Alkaf (2000) menyatakan mengenai akhlak adalah sebagai
berikut, “Sesungguhnya akhlak itu adalah kemauan yang kuat tentang sesuatu yang
dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat yang membudaya yang mengarah kepada
kebaikan, dan sesungguhnya akhlak adalah hal ihwal yang melekat pada jiwa dalam wujud
tindakan dan perilaku" Untuk memahami akhlak pribadi islami, maka setiap umat islam
diharapkan dapat membaca, memahami dan akhirnya melaksanakan apa saja yang menjadi
kaidah akhlak yang sudah ditetapkan dalam Al-Quran.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Purwanto, Jazuli, Sumarto. 2016. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern. Graha
Ilmu. Yogyakarta
Agustian A.g. 2001. ESQ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual.
Arga. Jakarta.
Al-Hufiy, A.M. 2000. Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. Pustaka Setia. Bandung.
Al-Sya'rani, A A. 2004. 99 Akhlak Sufi: Meniti jalan surga bersama orang-orang suci. Mizan
Media Utama. Bandung.