Anda di halaman 1dari 21

PENILAIAN FORMASI

2.1 Penilaian Formasi


Di dunia perminyakan, pekerjaan pencarian sumber daya
minyak (cekungan produktif) sangat ditentukan oleh faktor
kemampuan sumber daya manusia yang bekerja dibidangnya dimana
kemampuan serta kinerja pengenalan lapangan yang memadai.
Seorang teknisi perminyakan dituntut agar mampu menganalisis data
yang diperoleh di lapangan yang bertujuan untuk menentukan zona
produktif. Penemuan reservoir pertama kali ditentukan pada
pengeboran eksplorasi dengan menggunakan data seismik, gravity
dan magnetik.
Penilaian formasi dilakukan setelah terdapat lubang pemboran
yang membuktikan terdapatnya hidrokarbon pada cekungan tersebut.
Dengan dilakukannya penilaian formasi maka dapat ditentukan zona
mana yang prospek untuk di produksi, sehingga keuntungan pun
dapat diperoleh. Beberapa parameter yang diperlukan untuk
menentukan zona produktif, yaitu berupa karakteristik batuan antara
lain porositas, permeabilitas, saturasi air dan kemampuan
bergeraknya hidrokarbon, tipe hidrokarbon, litologi batuan, kemiringan
dan struktur formasi. Selain itu, data yang diperlukan untuk
membuktikan ada atau tidaknya potensi hidrokarbon pada suatu area
yaitu data permukaan (peta geologi dan measured stratigrafi /
stratigrafi terukur) dan data di bawah permukaan (seismic, logging,
coring dan cutting).
Dari data permukaan seismik kemudian dilakukan untuk
mendapatkan data di bawah permukaan berupa litologi batuan. Jika
litologi batuan mengindikasikan adanya suatu reservoir, maka untuk
membuktikan ada tidaknya hidrokarbon dilakukan pemboran lubang
sumur serta serangkaian pengukuran di dalam sumur (logging) dan
evaluasi data hasil rekaman untuk memastikan ada tidaknya
4
5

kandungan hidrokarbon di bawah tanah. Logging merupakan suatu


kegiatan perekaman lubang sumur yang bertujuan untuk mengetahui
karakteristik batuan, kandungan fluida pada formasi yang telah
ditembus. Hasil analisa data logging dapat digunakan untuk
mengetahui antara lain untuk menentukan zona prospek hidrokarbon
dan dapat digunakan untuk menghitungan cadangan hidrokarbon
yang ada di suatu lapangan.
Secara umum, analisa log dibedakan atas tiga komponen,
berupa log litologi, log resistivity dan log porosity. Log litologi antara
lain log gamma ray (GR) dan log spontaneous potential (SP). Untuk
log resistivity diantaranya adalah log induction, short normal log,
microlog, log lateral dan MSFL. Sedangkan untuk log porosity terdiri
dari log neutron dan log sonic. Pada logging sumuran interpretasi log
digunakan untuk identifikasi lapisan permeable, ketebalan dan batas
lapisan, litologi dan gas, minyak dan air, evaluasi shalliness (analisa
kualitatif). Harga porositas, tahanan jenis air formasi, tahanan air
formasi, saturasi air, permeabilitas (analisa kuantitatif). Pemilihan
kombinasi logging yang tepat juga sangat mendukung keakuratan
data yang diperoleh selama operasi logging, namun ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam memilih kombinasi logging yang
tepat, yaitu: faktor fluida pemboran, batuan formasi (reservoir) dan
kondisi lubang bor. Pengumpulan data setelah operasi pemboran
yang terdiri dari analisa fluida reservoir, adapun tujuan utamanya
adalah menghitung faktor volume formasi minyak / gas awal.

2.2 Log Pada Zona Permeable


6

Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan yang


memungkinkan aliran rembesan dari fluida yang mengalir lewat
rongga pori. Pori-pori tanah saling berhubungan antara satu dengan
yang lainnya. Sehingga fluida dapat mengalir dari titik yang
mempunyai tinggi energi lebih tinggi ke titik dengan energi yang lebih
rendah.
Walaupun secara teoritis, semua jenis tanah lebih atau kurang
mempunyai rongga pori, dalam praktek, istilah mudah meloloskan
fluida (permeable) ditujukan untuk tanah yang memang benar-benar
mempunyai sifat meloloskan fluida. Sebaliknya, tanah disebut kedap
fluida (impermeable), bila tanah tersebut mempunyai kemampuan
meloloskan fluida yang sangat kecil.
Data log yang digunakan untuk mengidentifikasi zona
permeable dan impermeable adalah data log gamma ray. Respon
sinar gamma yang rendah mengindikasikan bahwa pada lapisan
tersebut merupakan lapisan yang permeable, sedangkan respon sinar
gamma yang tinggi mengindikasikan bahwa pada lapisan tersebut
merupakan lapisan yang impermeable. Data dari log gamma ray
dipadukan dengan data dari log spontaneous potential. Data log
gamma ray dipakai untuk menentukan volume shale.
2.2.1 Log Spontaneous Potential
Log spontaneous potential (SP) merupakan alat logging
yang berfungsi untuk mencari zona permeable pada suatu
formasi dengan menggunakan prinsip beda potensial sebagai
alat ukurnya. Kurva spontaneous potential adalah hasil
rekaman perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak
di dalam lubang bor dengan elektroda statis yang terdapat di
pernukaan. Adapun sistem kerja dari log spontaneous
potential yaitu dengan menurunkan elektroda ke dalam lubang
sumur, kemudian perekaman potensial listrik diberbagai titik
dengan referensi potensial elektroda yang berada di
7

permukaan tanah. Defleksi kurva spontaneous potential


terdapat 2 jenis garis, yaitu garis lurus yang disebut garis
dasar serpih (shale base line) dan pada formasi permeable
kurva spontaneous potential menyimpang dari garis dasar
serpih dan mencapai garis konstan pada lapisan permeable
yang cukup tebal, yaitu garis pasir.
Pada kurva spontaneous potential ada suatu
penyimpangan, penyimpangan ini disebabkan aliran listrik
yang berasal dari lumpur, dimana penyebab utamanya berasal
dari dua kelompok tenaga electromotive di dalam formasi,
yaitu komponen elektrokimia dan elektrokinetik. Dua
komponen tersebut berasal dari pemboran, lubang yang
memberikan kontak listrik kepada berbagai jenis aliran
formasi. Penyimpangan kurva spontaneous potential
menghasilkan suatu defleksi yang terbagi menjadi 2 macam,
yaitu defleksi positif dan defleksi negatif. Defleksi negatif
adalah apabila kurva menyimpang ke kiri dari garis dasar
serpih, penyimpangan defleksi ini terjadi karena salinitas air
formasi lebih tinggi dari salinitas filtrat lumpur. Sedangkan
defleksi positif ialah penyimpangan ke kanan dari garis dasar
serpih, penyimpangan defleksi positif disebabkan oleh tingkat
salinitas air yang cenderung lebih rendah dibandingkan
salinitas lumpur. Jika salinitas air formasi dan filtrat lumpur
mempunyai harga yang sama maka tidak akan terjadi defleksi,
serta tidak ada invasi / rembesan filtrat lumpur di formasi.
 Kelebihan dari log spontaneous potential yaitu:
1. Hanya dapat berfungsi pada lapisan permeable.
2. Mudah pengukurannya.
3. Sebagai indikator lapisan permeable dan non permeable.
4. Dapat menentukan batas antara lapisan permeable dan
non permeable.
8

 Kekurangan dari log spontaneous potential yaitu:


1. Tidak bekerja pada oil base mud.
2. Tidak bereaksi bila Rmf = Rw.
3. Dapat terpengaruh arus listrik.
4. Tidak berfungsi baik pada formasi karbonat.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Log Spontaneous Potential

2.2.2 Log Gamma Ray


Log gamma ray merupakan alat logging yang bertujuan
untuk mencari zona permeable dengan menggunakan sumber
radioaktif. Gamma ray adalah prinsip dasar dari perekaman
radioaktivitas atau tingkat radiasi alami dari suatu lapisan bumi.
Radioaktivitas gamma ray berasal dari 3 unsur radioaktif yang
ada dalam batuan yaitu: Uranium, Thorium dan Potasium yang
secara kontinyu memancarkan sinar gamma dalam bentuk
pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Harga defleksi log gamma ray
terekam dalam satuan API unit. Pengukuran dengan
menggunakan log gamma ray dilakukan dengan cara

memasukkan alat detektor ke dalam lubang bor. Sehingga


formasi yang mengandung unsur radioaktif akan memancarkan
9

radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan diterima oleh


detektor dan dicatat dipermukaan.
Unsur radioaktif banyak terkandung didalam lapisan
shale / clay hal tersebut disebabkan tingkat radiasi pada lapisan
serpih lebih tinggi dibandingkan batuan lain karena unsur-unsur
radioaktif cenderung mengendap di lapisan serpih yang tidak
permeable, hal ini terjadi selama proses perubahan geologi
batuan. Oleh karena itu, log gamma ray sangat berguna
berguna untuk mengetahui volume shale yang terkandung
dalam lapisan permeable. Pembacaan kurva gamma ray
dilakukan dengan cara menarik garis gamma ray yang
mempunyai harga maksimum dan minimum pada suatu
penampang log maka kurva log gamma ray yang jatuh diantara
kedua garis tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shale,
defleksi kurva log gamma ray ke arah kanan menunjukkan
adanya indikasi zona permeable sedangkan defleksi kurva ke
arah kiri menunjukkan zona non permeable.

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Log Gamma Ray


10

2.2.3 Log Calliper


Log calliper ada alat logging sumur yang memberikan
informasi lanjutan mengenai pengukuran dari ukuran dan
bentuk lubang bor dan dapat digunakan untuk eksplorasi
hidrokarbon saat pengeboran sumur berlagsung. Hasil
perekaman dari pengukuran kurva calliper sangat penting
sebagai indikator adanya swelling di rongga atau di lapisan
shale yang akan mempengaruhi hasil pengukuran alat logging
sumur lainnya. Jika pada skala 0 – 8,5 maka casing lubang bor
dinyatakan baik akan tetapi jika >8,5 maka casing lubang bor
dinyatakan ada kerusakan (wash out).

2.3 Log Pada Zona Resistivitas


Resistivity logging adalah metoda log untuk mengukur sifat
batuan dan fluida pori (minyak, gas dan air) disepanjang lubang bor
dengan mengukur sifat tahanan kelistrikannya. Besaran resistivitas
batuan dideskripsikan dengan Ohm Meter dan biasanya dibuat dalam
skala logarithmic dengan nilai antara 0,2 sampai dengan 2000 Ohm
Meter. Metoda resistivity logging ini dilakukan karena pada
hakekatnya batuan, fluida dan hidrokarbon di dalam bumi memiliki
nilai resistivitas tertentu.
2.3.1 Log Deep Resistivity
Log deep resistivity yaitu log yang digunakan untuk
mengukur resistivitas pada zona uninvated / zona yang tidak
terinvasi dan rentangnya sekitar >3 ft, dimana log ini terbagi
11

menjadi dua macam berdasarkan lumpur yang digunakan saat


pemboran, yaitu:
 Induction Deep Log (ILD) merupakan jenis log deep
resistivity dengan menggunakan fresh water base mud.
 Lateral Deep Log (LLD) merupakan jenis log deep resistivity
dengan menggunakan salt water mud.
2.3.2 Log Medium Resistivity
Log medium resistivity yaitu log yang digunakan untuk
mengukur resistivitas pada zona transisi rentangnya sekitar 1.5
– 3 ft. Log ini terdiri dari dua macam, yaitu :
 Induction Medium Log (ILM) merupakan jenis log medium
resistivity dengan menggunakan water base mud.
 Lateral Medium Log (LLM) merupakan jenis log medium
resistivity dengan menggunakan salt water mud.

2.3.3 Log Shallow Resistivity ( MSFL dan SFLU )


Pada log shallow resistivity biasanya menggunakan log
MSFL, yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona
yang terinvasi mud filtrate dengan rentang sekitar 1 – 6 ft.
2.3.4 Log Induction
Log induction merupakan log yang berfungsi untuk
mencari resistivitas dengan menggunakan konduktivitas batuan
sebagai alat ukurnya. Log ini hanya dapat berfungsi pada
lumpur air tawar (fresh water) dengan resistivitas formasi < 200
0hm – m, dan Rmf / Rw > 2.0. Sistem kerja dari alat ini yaitu
dengan mengukur konduktivitas batuan, dimana pada
kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi
tinggi dengan amplitudo konstan sehingga akan menimbulkan
medan magnet pada batuan. Medan magnet terseebut akan
12

menimbulkan suatu arus yang disebut arus Eddy atau arus


Foucoult dan besar arus tersebut sebanding dengan
konduktivitas suatu batuan.

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Log Induction

2.3.5 Log Lateral


Log lateral merupakan alat log yang direkayasa untuk
mengukur resistivitas batuan yang dibor dengan menggunakan
salt water mud dan digunakan untuk mendeteksi zona-zona
yang mengandung hidrokarbon. Selain menggunakan salt
water mud, log Lateral akan bekerja denga baik pada
resistivitas formasi yang > 200 ohm – m dengan Rmf / Rw <
2.0, dimana besarnya lubang bor >12 inchi, dengan ketebalan
lapisan kurang dari 10 feet serta deep invasion ( > 40 inchi ).
Sistem kerja pada alat ini yaitu terdapatnya sonde pada
alat resistivity yang memiliki elektroda penyangga (bucking
electrode) yang berfungsi untuk memfokuskan arus survey dan
memaksanya mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap
sonde. Arus yang terfokuskan ini memungkinkan pengukuran
13

dilakukan pada batuan dengan arah yang lebih jelas. Log


lateral merupakan perbaikan terhadap pengukuran yang
memakai arus yang tidak terfokus, yaitu alat ES (Electrical
Survey) yang terdahlu, dimana arus survey lebih suka mengalir
dalam lumpur karena resistivitas lumpur yang lebih rendah dari
resistivitas batuan.

2.4 Log Pada Zona Porositas


Porositas batuan didefinisikan sebagai perbandingan volume
pori (volume pori-pori yang ditempati fluida) terhadap volume total
batuan. Porositas dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu porositas
primer dan porositas sekunder.
2.4.1 Log Density
Log density merupakan log yangmenunjukkan porositas
suatu batuan. Pada log density terdapat kurva yang
menunjukkan harga densitas batuan yang ditembus lubang bor.
Harga densitas ini digunakan untuk menentukan nilai porositas
batuan tersebut. Log density bersama-sama dengan log
neutron digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon,
menentukan litologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy
minerals dan untuk mengevaluasi clay.
Sistem kerja dari log density ialah dengan menggunakan
sumber radioaktif yang memancarkan sinar gamma dengan
intensitas energi tertentu yang mampu menembus batuan /
formasi, dimana sinar gamma akan berinteraksi dengan
elektron-elektron batuan (Compton Scattering) hingga
membentuk awan gamma ray disekitar source, jika semakin
banyak elektron batuan maka akan semakin sedikit gamma ray
yang sampai ke detektor.
14

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Density Log

2.4.3 Log Neutron


Log neutron merupakan log digunakan untuk mengetahui
banyaknya kandungan atom hidrogen yang terdapat pada
suatu batuan yang bertujuan untuk menentukan primary
porosity batuan, yaitu ruang pori-pori batuan yang terisi air,
minyak bumi, atau gas. Prinsip kerja alat ini hampir sama
dengan aktivitas nuklir, pada pemancaran partikel -partikel
neutron secara cepat dari suatu sumber radioaktif yang akan
menumbuk kandungan hidrogen dalam batuan. Kemudian
partikel-partikel neutron yang kembali ditangkap dan dihitung
oleh detektor dalam alat pengukur. Kecepatan detektor dalam
menghitung partikel-partikel neutron dipengaruhi oleh adanya
konsentrasi hidrogen. Dua buah detektor thermal dipasang 1 –
2 ft di atas sumber radioaktif. Ratio antara jumlah-jumlah pulsa
merupakan fungsi porositas. Ratio ini mempunyai pengaruh
lubang sumur yang berkurang dan kedalaman penetrasi yang
lebih jauh dibanding dengan sistem satu detektor.
15

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Log Neutron

2.4.1 Log Sonic


Log sonic merupakan log yang digunakan untuk
mendapatkan harga porositas batuan dengan prinsip kerja
mengukur waktu tempuh gelombang bunyi pada suatu jarak
tertentu didalam lapisan batuan. Satuan dari log sonic adalah
mikro second per feet, yang merupakan hasil dari kecepatan
gelombang bunyi yang mencapai receiver didalam suatu
formasi. Tujuan dari penggunaan log sonic adalah untuk
mengetahui kerapatan dan porositas batuan. Pada batuan yang
porous, kerapatannya lebih kecil sehingga kurva log sonic akan
mempunyai harga yang besar seperti pada serpih organik
atau lignit dan sebaliknya. Log sonic dapat berfungsi sebagai
pengikat antara data seismik dengan data sumur.
Sistem kerja dari log sonic ialah dengan mengukur
kecepatan suara (sonic) dalam formasi, dimana transmitter
memancarkan suatu pulsa dengan frekuensi tertentu. Pulsa
tersebut menghasilkan beberapa gelombang, gelombang
tersebut terbagi dalam beberapa jenis tergantung dari daerah
rambatnya, sehingga dari detektor gelombang merambat ke
formasi dan kembali lagi ke detektor. Kemudian dipancarkan
lagi pulsa kedua dengan prinsip kerja yang sama dengan pulsa
16

pertama, kemudian dicatat selilsih waktu dari kedua pulsa


tersebut.

Gambar 2.6 Prinsip Kerja Log Sonic

2.5 Zona Batuan Reservoir


Zona batuan pada reservoir dibedakan menjadi 2, yaitu batuan
reservoir yang sarang dengan zona batuan kedap. Perbedaaan antara
kedua jenis batuan tersebut dapat dilketahui dengan melihat bentuk-
bentuk kurva atau log.
2.5.1 Zona Permeable
Pada zona permeable dapat diketahui dengan
pembacaan defleksi kurva peralatan logging, dimana harga
kurva gamma ray akan rendah, sekitar 2030 API. Hal tersebut
disebabkan karena tingkat radiasi pada lapisan serpih lebih
17

rendah dibandingkan batuan lainnya log gamma ray


ditampilkan dengan kurva spontaneous potential dan calliper
pada kolom pertama, jika harga log gamma ray rendah maka
harga kurva calliper akan tinggi.
2.5.2 Zona Non Permeable
Pada zona non permeable pembacaan defleksi dari
kurva gamma ray akan memiliki harga yang tinggi dan harga
dari kurva calliper akan rendah. Hal tersebut disebabkan oleh
tingkat radiasi lapisan serpih lebih tinggi pada zona ini, karena
unsur radioaktif cenderung mengendap pada lapisan serpih.

2.6 Litologi Batuan


Jenis litologi batuan pada zona reservoir dapat ditentukan
berdasarkan kenampakan defleksi log tanpa melakukan perhitungan.
Kenampakan litologi batuan dapat dilihat dari hasil defleksi kurva
gamma ray, calliper dan hasil defleksi log lainnya.
2.6.1 Sand
Pembacaan defleksi kurva peralatan logging pada
batuan pasir dapat dicirikan, yaitu memiliki harga log gamma
ray yang rendah, terbentuknya mud cake karena kecilnya
diameter lubang bor.

Gambar 2.7 Simbol Batuan Sand

2.6.2 Shale
18

Pembacaan kurva peralatan logging pada shale dapat


dicirikan karena shale memiliki harga log gamma ray yang
rendah dan harga resistivitas yang tinggi.

Gambar 2.8 Simbol Batuan Shale

2.6.3 Limestone
Pembacaan kurva pada limestone dapat dicirikan dari
harga defleksi log gamma ray yang cenderung rendah,
resitivitas yang tinggi, harga porositas neutron dan porositas
densitas cenderung tinggi.

Gambar 2.9 Simbol Batuan Limestone


2.6.4 Coal
Pembacaan kurva pada batuan coal dapat dicirikan dari
harga defleksi log gamma ray yang rendah dengan nilai
resistivitas yang tinggi, dimana harga porositas neutron tinggi
dan harga pororsitas densitas cenderung lebih rendah.
19

Gambar 2.10 Simbol Batuan Coal

2.7 Jenis Fluida


Pada suatu formasi memiliki kandungan fluida, cara
membedakan cairan yang terdapat pada formasi tersebut dapat
dilakukan dengan pembacaan hasil defleksi kurva peralatan logging.
Untuk zona hidrokarbon ditandai dengan adanya separasi antara
harga tahanan jenis zona terusir (Rxo) dengan harga tahanan jenis
formasi (Rt). Separasi dapat bernilai positif atau negatif, tergantung
dari harga Rmf / Rw didalam zona air. Jika harga Rxo / Rt lebih
rendah dari harga maksimum, maka dapat diindikasikan bahwa
terdapat kandungan hidrokarbon pada formasi tersebut.

2.8 Mobilitas Hidrokarbon


Mobilitas hidrokarbon dapat ditentukan dengan cara
menganalisa data log secara kualitatif dengan meng-overley-kan.
2.8.1 Mobile
Hidrokarbon yang mobile akan ditunjukkan dengan
adanya separasi kurva tahanan jenis formasi untuk mengukur
Rt, kurva tahanan jenis zona terusir dan kurva F. Sehingga,
pada kurva ini harga tahanan jenis formasi (Rt) lebih besar dari
tahan jenis zona terusir (Rxo) dan lebih besar dari kurva F (Rt >
Rxo > F).
2.8.2 Not Mobile
20

Pada zona hidrokarbon not mobile ditunjukkan dengan


harga Rt yang hampir sama dengan harga Rxo dan lebih besar
dari harga kurva F.

2.9 Metode Kuantitatif


Metode kuantitatif merupakan suatu interpretasi secara
kualitatif terhadap analisa data log suatu sumur yang meliputi harga
sinar gamma, porositas, saturasi dan sebagainya.
 GRindex
Untuk menentukan harga dari GRindex berlaku persamaan
sebagai berikut:

GRindex =

....................................(Persamaan 2.1)
Keterangan :
GRindex = Nilai Index gamma ray (API)
GRread = Nilai gamma ray pada kurva (API)
GRmax = Nilai maksimal gamma ray (API)
GRmin = Nilai Minimum gamma ray (API)
 Vshale
Untuk menentukan kandungan shale pada suatu formasi
dapat dilihat dari kurva Stieber dengan menggunakan data GRindex
sebagai indikatornya.
 Ø D log
Untuk menentukan nilai porositas densitas batuan dapat
menggunakan persamaan berikut:

Ø D log =

........................(Persamaan 2.2)
21

Keterangan :
Ø D log = Porositas Densitas (g/cc)
ρmatrix = Densitas batuan
ρdensitas = Densitas pada kurva RHOB
ρformasi fluida = Massa jenis fluida yang terkandung

 Ø Deff
Untuk menentukan harga dari porositas densitas efisien
batuan dapat menggunakan persamaan berikut:

Ø Deff = Ø D log – Vshale


..................................(Persamaan 2.3)
Keterangan :
Ø Deff = Porositas densitas efisien (g/cc)
Ø D log = Porositas Densitas (g/cc)
Vshale = Volume shale (%)
 Ø N log
Untuk menentukan harga porositas neutron log dapat dilihat
dari hasil pembacaan kurva NPHI.
 Ø Neff
Untuk menentukan harga porositas neutron efisien batuan
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

Ø Neff = Ø N log – Vshale


....................................(Persamaan 2.4)
Keterangan :
Ø Neff = Porositas neutron efisien (g/cc)
Vshale = Volume shale

 Ø Eff
Untuk menentukan nilai porositas efisien pada batuan dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:
22

Ø Eff =
..........................(Persamaan 2.5)
Keterangan :
Ø Eff = Porositas efisien batuan (g/cc)
Ø Neff = Porositas neutron efisien (gamr/cc)
Ø Deff = Porositas densitas efisien (g/cc)
 Suhu Formasi
Untuk menentukan suhu di formasi dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut:

TF =

.......................(Persamaan 2.6)
Keterangan :
TF = Suhu formasi (ºC)
BHT = Suhu dasar lubang bor (ºC)
TS = Suhu di permukaan lubang bor (m)
D = Kedalaman yang diinginkan (ºC)
TDL = Kedalaman lubang bor (m)
 Resistivitas Mud Filtrate
Untuk menentukan nilai resistivitas dari mud filtrate dapat
ditentukan dengan persamaan berikut:

Rmf =

........ ................................(Persamaan 2.7)

Keterangan :
Rmf = Resistivitas mud filtrate (Ohm-m)
TF = Suhu formasi (ºC)
23

TS = Suhu di permukaan lubang bor (m)


 Resistivitas Water
Untuk menentukan nilai resistivitas air dapat menggunakan
persamaan berikut:

Rw =
............... ..........................(Persamaan 2.8)
Keterangan :
Rw = Resistivitas air (Ohm-m)
Rmf = Resistivitas mud filtrate (Ohm-m)
Rxo = Resistivitas kurva MSFL (Ohm-m)
Rt = True Resistivity (Ohm-m)
 Saturasi Water
Untuk menentukan nilai saturasi air dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut:

Sw =

............................................(Persamaan 2.9)
Keterangan :
Sw = Saturasi air
Rw = Resistivitas air (Ohm-m)
Ø Eff = Porositas efisien batuan (g/cc)
Rt = True Resistivity (Ohm-m)
Untuk menentukan harga a dan m dapat dilihat dari tabel
kelakuan batuan berikut:

Tabel 2.1
Kelakuan Batuan
24

Sandstone
Carbonate
Ø <16% Ø >16%
a 1,0 0,62 0,81
m 2,0 2,15 2,0
Keterangan :
a = Faktor sementasi
m = faktor tortuosity
 Saturasi Hidrokarbon
Untuk menentukan saturasi hidrokarbon dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut:

Shc = 1 – Sw
................................................(Persamaan 2.10)
Keterangan :
Shc = Saturasi hidrokarbon
Sw = Saturasi air

Anda mungkin juga menyukai