Pendahuluan
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu guruan nasional telah dilakukan dengan perbaikan kurikulum,
peningkatan mutu guru, penyediaan sarana dan prasarana, perbaikan kesejahteraan guru
dan perbaikan manajemen. Sehubungan dengan hal itu guru dituntut untuk dapat
menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya secara profesional. Sardiman (2005 :
125) mengemukakan bahwa guru ikut berperan dalam pembentukan sumber daya
manusia yang potensial. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur di bidang
guruan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal
ini, guru tidak hanya semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer nilai-nilai
namun sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun
peserta didik dalam proses belajar.
Seorang guru dituntut untuk mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif
dan efisien sehingga guru harus menguasai keterampilan mengajar. Keterampilanketerampilan mengajar anatar lain, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan mengadakan penguatan, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, dan keterampilan
kelompok kecil dan perorangan (Hamid, 2009).
Kenyataannya proses pembelajaran didalam kelas belum mampu dilaksanakan
secara profesional. Indikasi-indikasi yang dapat dijadikan acuan terhadap fenomena ini
seperti pemahaman dan perhatian peserta didik yang masih kurang, disamping itu guru
belum terampil menerapkan keterampilan mengajar dalam keterampilan menjelaskan
pelajaran secara sistematis.
Oleh karena itu, kami bermaksud melakukan observasi mengenai keterampilan
menjelaskan materi yang dilakukan oleh guru kimia di SMA N 1 Sanden dan SMA N 1
Bambanglipuro.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud keterampilan menjelaskan pada keterampilan dasar mengajar
terbatas?
Bab II
Kajian Teori
Bu tikaaa
Bab III
Metode Observasi
Bu Tikaaa
Bab IV
Hasil Observasi dan Pembahasan
A. Hasil Observasi
Aspek
Pernyataan
1.1.
Kejelasan
2.1.
Penggunaan
contoh dan
ilustrasi
Pengorganisasia
n
3.1.
Alternatif
Jawaban
Ya/Muncul
Tidak
Ya/Muncul
3
3
100
100
Tidak
Ya/Muncul
100
Tidak
Ya/Muncul
Tidak
% rerata aspek
1
Ya/Muncul
3
-
100
-
Tidak
100
Ya/Muncul
Tidak
100
Ya/Muncul
Tidak
100
100
% rerata aspek
2
Ya/Muncul
Tidak
Ya/Muncul
Tidak
100
Ya/Muncul
Tidak
1
2
33
67
0
100
3.4.
4.1.
Penekanan
5.1.
Balikan
Ya/Muncul
100
Tidak
% rerata aspek
3
Ya/Muncul
Tidak
Ya/Muncul
Tidak
Ya/Muncul
Tidak
Ya/Muncul
Tidak
% rerata aspek
4
Ya/Muncul
Tidak
Ya/Muncul
Tidak
Ya/Muncul
Tidak
% rerata aspek
5
58,25
3
-
100
-
1
2
3
-
33
67
100
-
100
58,25
3
3
3
-
100
100
100
66,67
B. Pembahasan
Menjelaskan merupakan kegiatan penting dalam dalam proses pembelajaran. Dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru tidak lepas dari kegiatan menjelaskan, dimana
melibatkan interaksi antara peserta didik dan guru. Keterampilan untuk menjelaskan sangat
diperlukan dalam suatu proses belajar mengajar dan hal ini mencankup hampir semua topik yang
terdapat dalam kurikulum. Menjelaskan yang dilakukan oleh guru harus dapat menjawab
pertanyaan mengapa dan jawaban tersebut dapat menimbulkan pemahaman bagi peserta didik
untuk meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar didengarkan, karena pada
umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru dari pada oleh peserta didik (Noorhadi,
1990).
Penjelasan yang diberikan oleh guru terkadang kurang ditangkap dengan baik oleh anak
didik. Hal ini tercermin dalam ucapan guru sudah jelas bukan? atau dapat dipahami?
(Wiryawan. Sri A, 1990). Anak didik memerlukan penjelasan bila anak didik menghadapi hal
baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Karena tidak semua anak didik dapat menggali
sendiri pengetahuan dari buku atau dari sumber lainnya (Djamarah. Syaiful B, 2000).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterampilan menjelaskan guru Kimia dalam
proses belajar mengajar di SMA N 1 Sanden dan SMA N 1 Bambanglipuro. Penelitian ini
dilaksanakan mulai 20-21 Mei 2015 di 2 sekolah SMA Negeri di Kota Bantul. Populasi Ini
adalah 2 guru Kimia di SMA N 1 Sanden dan 1 guru Kimia di SMA N 1 Bambanglipuro. Pada
observasi ini kami mengamati apakah guru melakukan aspek-aspek dalam keterampilan
menjelaskan atau tidak. Aspek-aspek tersebut antara lain kejelasan, penggunaan contoh dan
ilustrasi, pengorganisasian, penekanan dan balikan.
Dari pengamatan yang kami amati, banyak aspek dalam keterampilan
menjelaskan yang sudah dilakukan pendidik dengan baik namun juga masih
ada yang aspek aspek yang tidak dilakukan oleh pendidik. Bahkan ada juga
aspek yang sama sekali tidak dilakukan oleh guru di SMA Negeri 1 Sanden
maupun di SMA Negeri 1 Bambanglipuro. Pada aspek yang pertama dalam
keterampilan menjelaskan yaitu dalam hal kejelasan. Pada saat menjelaskan
semua guru Kimia yang kami amati menggunakan kalimat yang tidak
berbelit-belit. Artinya 100 % guru yang kami amati sudah menjelaskan
dengan
kalimat
yang
baik
dan
tidak
berbelit-belit.
Guru
tersebut
sudah tidang asing oleh peserta didik serta tidak membingungkan peserta
didik. Sehingga peserta didik dapat menangkap penjelasan dari pendidik
dengan baik dan guru tidak perlu berulang-ulang dalam menjelaskan. Guru
menggunakan bahasa-bahasa yang familier di daerahnya sehingga peserta
didik mudah menangkap apa yang dijelaskan oleh pendidik. Selain itu dalam
menjelaskan guru Kimia di kedua SMA tersebut juga 100% menggunakan
kata-kata yang tidak meragukan. Dalam hal ini pendidik dengan sangat
mantap menjelaskan materi-materi yang disampaikan. Artinya guru sudah
menguasai materi sehingga guru dengan mantap menyampaikan materi.
Mereka juga menyampaikan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada
kecurigaan peserta didik terhadap pendidik tentang kesalahan yang mungkin
terjadi oleh pendidik saat menjelaskan meteri.
Untuk aspek yang kedua adalah penggunaan contoh dan ilustrasi.
Dalam penggunaan contoh dan ilustrasi ini ada beberapa aspek diantaranya
adalah pendidik memberikan contoh/analogi agar lebih mempermudah
pemahaman mengenai konsep yang disampaikan, guru memberikan contoh
dan ilustrasi/analogi yang relevan untuk memperjelas konsep abstrak, dan
guru memberikan contoh dan ilustrasi/analogi yang sesuai dengan latar
belakang usia peserta didik . Dalam tersebut tidak ada satupun guru kimia
yang melakukan 3 aspek dari aspek prnggunaan contoh dan ilustrasi baik di
SMA Negeri 1 Sanden maupun di SMA Negeri 1 Bambanglipuro. Artinya dari
ketiga aspek dalam aspek memberikan contoh dan ilustrasi hasilnya 0%
pendidik yang melakukan hal tersebut. Hal ini dikarenakan pada saat kami
melakukan observasi materi yang disampaikan oleh guru di SMA Sanden dan
SMA Bambanglipuro semuanya berupa perhitungan sehingga guru sulit
dalam membuat analogi. Berbeda dengan materi yang berhubungan dengan
teori.
Aspek
yang
ketiga
adalah
pengorganisasian.
Pada
aspek
memberikan ikhtisar pada konsep-konsep penting. Pada aspek ini hanya 33%
guru memberikan ikhtisar tentang materi yang disampaikan. Hal ini
dikarenakan oleh waktu yang sudah mepet dan waktu banyak dihabiska
dengan mengerjakan contoh-contoh soal. Sehingga pada saat menjelang bel
berakhirnya pelajaran guru tidak sempat memberikan ikhtisar pada konsekonsep penting. Aspek yang terakhir adalah guru memberikan contoh yang
berhubungan yang berhubungan dengan hukum, prinsip teori dan rumus.
Dalam aspek ini 100 % guru yang kami amati sudah emberikan contoh soal
terkait materi yang sedang disampaiakn. Baik itu contoh yang berupa
pemahaman maupun perhitungan. Dalam memberikan contoh soal guru
yang kami amati tidak hanya memberikan satu contoh soal saja namun ada
beberapa contoh soal yang diberikan kepada peserta didik sehingga peserta
didik dapat benar-benar jelas terhadap materi yang disampaikan.
Aspek
yang
keempat
adalah
penekanan
dalam
keterampilan
menjelaskan. Ada empat aspek dalam aspek penekanan ini. Tiga aspek yang
dengan
menggunakan
gambar,
benda
sebenarnya
atau
keempat ini. Hal ini dikarenakan guru mengajar tanpa menggunakan media
lapto dan LCD sehingga guru sulit untuk memberikan contoh gambar yang
berkaitan dengan materi. Selain itu guru juga tidak membawa alat-alat
demonstrasi
sehingga
tidak
dapat
memberikan
penekanan
dengan
guru
tidak
sempat
memberikan
penekanan
menggunakan
demonstrasi, dan guru lebih memilih waktunya dipergunakan untuk latihanlatihan soal.
Aspek yang kelima adalah balikan dalam keterampilan menjelaskan.
Ada empat aspek dalam aspek ini yaitu yang pertama adalah guru
membeiakn pertanyaan tentang materi yang telah dijelaskan. 100%
guru
yang kami amati sudah memberikan pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan. Hal ini dilakukan guru untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman pesrta didik tentang materi yang telah disampaikan. Yang
kedua
adalah
guru
menggunakan
balikan
untuk
mebgubah
maksut
penjelasan. Dalam hal ini 0% guru melakukan aspek yang kedua ini. Hal ini
dikarenakan saat menjelaskan guru sudah benar dan peserta didik sudah
mampu menerima materi yang diberikan. Selain itu guru jugaa sudah
menguasai materi sehingga dapat menjelaskan materi dengan baik dan
benar. Aspek yang terakhir adalah guru menggunakan balikan untuk
menyesuaikan ketepatan penjelasan. Dalam hal ini 100% guru melakukan
kompenen yang terakhir ini. Guru memberikan ketepatan penjelasan kepada
peserta didik saat peserta didik kurang tepat dalam menerima penjelasan
materi yang diberikan oleh guru.
Dalam keterampilan menjelaskan ini guru-guru yang kami amati sudah
melakukan aspek-aspek keterampilan menjelaskan dengan baik sehingga
dapat memepermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan.
Walaupun
ada
memberikan
aspek
contoh
yang
dan
tidak
ilustrasi.
dilakukan
Hal
ini
oleh
guru
dikarenakan
seperti
saat
materi
yang
perhitungan materi Ksp, pereaksi pembatas dan hidrolisis sehingga guru lebih menekankan pada
perhitungan. Oleh sebab itu, guru tidak menggunakan contoh dan ilustrasi.
Menurut observasi yang kami lakukan, respon dari peserta didik itu mengikuti cara
mengajar yang digunakan guru dalam menjelaskan materi. Untuk guru Kimia SMA N 1
Bambanglipuro, keterampilan menjelaskan yang digunakan masih belum memenuhi seluruh
aspek. Hal itu diketahui dari respon yang diberikan oleh peserta didik yaitu peserta didik masih
belum memusatkan perhatiannya pada materi yang dijelaskan. Kemudian, untuk guru Kimia
kelas X dan XI SMA N 1 Sanden mendapatkan respon yang positif. Hal itu ditunjukkan besarnya
partisipasi yang diberikan oleh peserta didik. Sehingga bisa disimpulkan bahwa keterampilan
menjelaskan yang digunakan guru Kimia SMA N 1 Sanden lebih memenuhi aspek dibandingkan
keterampilan menjelaskan yang digunakan guru Kimia di SMA N 1 Bambanglipuro.
Bab V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Keterampilan Menjelaskan merupakan keterampilan memberikan informasi yang
diorganisasi secara sistematis kepada peserta didik.
2. Persentase rerata aspek keterampilan menjelaskan, diurutkan yang paling tinggi adalah
kejelasan (100%), balikan (66,67%), pengorganisasian (58,25%), penekanan (58,25%),
dan penggunaan contoh dan ilustrasi (0%)
3. Respon yang diberikan peserta didik kepada respon dari peserta didik itu mengikuti cara
mengajar yang digunakan guru dalam menjelaskan materi. Untuk guru Kimia SMA N 1
Bambanglipuro, keterampilan menjelaskan yang digunakan masih belum memenuhi
seluruh aspek. Hal itu diketahui dari respon yang diberikan oleh peserta didik yaitu
peserta didik masih belum memusatkan perhatiannya pada materi yang dijelaskan.
Kemudian, untuk guru Kimia kelas X dan XI SMA N 1 Sanden mendapatkan respon
yang positif. Hal itu ditunjukkan besarnya partisipasi yang diberikan oleh peserta didik.
4. Penggunaan keterampilan menjelaskan dari SMA N 1 Sanden lebih memenuhi aspekaspek keterampilan menjelaskan dibandingkn penggunaan menjelaskan dari SMA N 1
Bambanglipuro.
B. Saran
1. Sebaiknya pihak pengawas sekolah mengadakan supervisi klinis pendekatan nondirektif,
sehingga akan memperkecil ketidaksesuaian antara tingkah laku mengajar yang nyata
dengan tingkah laku mengajar yang ideal.
2. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang tercantum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga mendukung keberhasilan guru dalam
mengajar.
3. Keterampilan mengajar yang sudah dimiliki oleh guru saat ini walaupun sudah dalam
kategori baik namun masih perlu untuk lebih ditingkatkan agar dapat lebih digunakan
secara optimal demi tercapainya proses pembelajaran yang berkualitas.
4. Melihat perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya dan
peserta didik lebih giat lagi utuk memperloleh hasil belajar yang baik, sekolah sebagai
penyedia sarana prasarana harus terus memantau perkembangan keterampilan mengajar
guru dan hasil belajar peserta didik karena keterampilan mengajar guru juga dapat
meningkatkan hasil belajar menjadi lebih baik.
5. Sebagai calon guru, sebaiknya mulai saat ini sudah memahami cara menjelaskan dengan
baik sehingga sewaktu jadi guru, mereka sudah terbiasa menjelaskan dengan baik.
Daftar Pustaka
Nasution. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Grasindo.