PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
pengalaman kerja dan pengetahuan praktis sehingga bisa lebih bermanfaat untuk
dunia kerja secara umum dan industri pertambangan Migas secara khusus beserta
meningkatkan kualitas dan kerja sama antara Pusdiklat Migas Cepu. Pada sisi lain
kegiatan ini ditunjukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional
2. Tujuan Khusus
1. Siswa dapat memahami dunia industri migas pada dunia luas dan dunia
2. Sikap profesionalisme dan etos kerja bisa lebih dipahami dan diterapkan
3. Siswa bisa lebih siap menghadapi persaingan dunia kerja dengan bekal yang
1. Memenuhi tugas akhir siswa sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional dan
Ujian Sekolah.
a. Halaman judul
d. Kata Pengantar
e. Daftar Isi
f. Intisari
2. Pendahuluan
3. Uraian Umum
c. Struktur Organisasi
d. Kepegawaian
e. Lokasi Pabrik
f. Sarana Penunjang
g. Unit Kerja
a. Distilasi Atmospheric
b. Peralatan Utama
d. Uraian Proses
e. Variabel Operasi
2. Laboratorium
b. Laboratorium Instrumentasi
3. Water Treatment
4. Boiler Plant
5. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Pada tahun 1886 seorang sarjana pertambangan Mr. Andrian Stoop berhasil
pada tahun 1886. Pengeboran pertama dilakukan di Surabaya kemudian pada tahun
Pada januari tahun 1896 Mr. Andrian Stoop mengadakan perjalanan dengan
rakit dari Ngawi menelusuri Solo menuju Ngareng, Cepu merupakan kota kecil di
Bengawan Solo, diperbatasan Jawa Timur Jawa Tengah. Konsensi minyak didaerah
ini bernama Panolan yang diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB
mengontrakan kepada perusahan yang sudah kuat pada masa itu yaitu perusahaan
DPM di Surabaya. Kontrak berlangsung selama 3 tahun dan baru sah menjadi milik
Penemuan sumur minyak bumi bermula pada sumber minyak Ledok 1 di bor
pada bulan juli 1893 yang merupakan sumber pertama di daerah Cepu. Mr. Andrian
besar. Namun derah tersebut telah dikuasai perusahan lainnya. Luas area dan konsensi
Panolan adalah 11.977 bahu yang meliputi distrik Panolan sampai dengan perbatasan
5
dengan konsensi Tinawun. Yang termasuk lapangan Ledok adalah area Gelur dan
dengan kedalaman pertama 94 m dengan produksi 4m³ perhari di Gelur pada tahun
1897 dengan kedalaman 239-295 dengan produksi 20m³ per hari (sebanyak 7 sumur).
Minyak mentah yang dihasilkan diolah di kilang Cepu. Sebelum perusahaan di Cepu
dan Wonokromo terpusat di Jawa Timur, namun pada perkembangan usaha diperluas
Asia.Pada tanggal 8 desember 1941 Pearl Harbour yang terletak di Hawai dibom oleh
produksi di Cepu merupakan yang paling besar dengan total produksi 5,2 juta
barel/tahun.
Jepang menyadari bahwa pengeboran atas daerah minyak akan merugikan diri
besar dalam keadaan rusak akibat taktik fdari Belanda,Jepang berusaha agar minyak
dalam bidang perminyakan sehingga di dapat bantuan tenaga sipil Jepang yang pernah
Indonesia.
(BPM).Setelah Belanda menyerah dan Cepu diduduki oleh Jepang maka Lembaga itu
Pada bulan Desember 1948 Belanda menyerbu Cepu pabrik minyak PTPN
Cepu dibumihangusakan.Pada akhir tahun 1947 menjelang tahun 1950 setelah adanya
penyerahaan kedaulatan maka pabrik minyak Cepu dan Kawengan diserahkan dan
minyak Kawengan dan kilang minyak Cepu. Tingkat Produksi kurang menguntungkan
sendiri.
Pada tahun 1951 pengusahaan Minyak di Lapangan Ledok, Nglobo dan Semanggi
oleh ASM diserahkan pada pemerintah sipil untuk kepentingan tersebut di bentuk
panitia kerja yaitu Badan Penyelenggara perusahaan Negara di Bulan Januari 1951
PTMRI berupa Bensin, kerosin, solar dan sisanya residu. Pada tahun 1957 PTMRI
Pada tahun 1961 berdasarkan UU No. 19/1960 dan UU No. 44/1960 maka
PT.PERTAMINA yang didirikan pada tahun 1957 dengan PP No. 198 / 1961.
3. PN. Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (PN. PERMIGAN). Sebagai penjelmaan dari 8
tambang Minyak Nglobo CA (dahulu PTMRI) dengan PP No. 199 tanggal 45 Juni 1961.
Pada tahun 1963 biro minyak berubah menjadi direktorat Minyak dan Gas
aspek teknis minyak dan gas bumi. Untuk keperluan diatas maka dibentuk kepanitiaan
yang terdiri dari unsur –unsur pemerintah, Pertamin, Permina dan Permigan. Panitia
mengusulkan agar dibentuk badan yang bergerak dalam bidang riset dan pendidikan
Gas Bumi No. 17/M/MIGAS/1965 ditetapkan Organisasi urusan Minyak dan gas bumi
rangka peningkatan dan melancarkan produksi minyak dan gas bumi terjadi
penggabungan antara PN Pertamin dan PN. Permina menjadi satu perusahaan dengan
sebagai sarana operasi pengolahan dan sebagai sarana diklat proses dan aplikasi sudah
cukup memadai, namun kilang Cepu yang sebagian eks pembuatan dan pemasangan
tahun 1930-an dan pernah mengalami pembumihangusan waktu tentara Jepang masuk
Cepu. 9
dan gas bumi, maka tenaga – tenaga muda Indonesia banyak dikirim keluar Negeri
pada tanggal 7 Februari 1967 di Cepu dihasilkan AKAMIGAS ( Akademi Minyak dan
Gas Bumi ) angkatan I. Pada tanggal 4 Januari tahun 1966 sebagai pusat Pendidikan
dan latihan lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS).
Dengan surat keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 646 tanggal 26
Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian Direktorat Jendral Minyak dan
Gas Bumi dan namanya diganti menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan
29.500 – 36.000 m3/tahun sehingga kilang beroperasi 120 hari per tahun dengan
kapasitas kilang 250 – 300 m3/hari. Produksi BBM seperti kerosin dan solar
beroperasi karena semua tangki penuh. Pada tahun 1979 spesifikasi yang diterapkan
10
dengan Peraturan Menteri ESDM No.18 Tahun 2010 Tanggal 22 November 2010.
11
dan tata Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pasal 807 bahwa
Bumi.
12
a. Visi
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan Gas Bumi yang unggul
dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik transparan dan terbuka.
b. Misi
13
keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1095 tanggal 5 november 1984 dan
diperbaharui dengan surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral(
ESDM ) No.150 2001 tanggal 2 Maret 2001, selanjutnya diperbarui kembali dengan
November 2010.
Pusdiklat Migas Cepu dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Badan Diktat Energi dan Sumber Daya Mineral. Kepala
Pusdiklat Migas Cepu ini dibantu oleh 3 kepala bidang, 1 kepala bagian, dan
kelompok fungsional.
1. Bidang Sarana
serta evaluasi atas pengelolaan rencana pemanfaatan dan kontrol kualitas, produk
kilang pelayanan jasa kilang, penunjang pendidikan dan pelatihan pusat bidang
kualitas, produk kilang pelayanan jasa, produk utilities penunjang pendidikan dan 14
penyiapan, serta evaluasi atas pengelolaan rencana dan progam kerja, kerjaasama,
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pusat bidang minyak dan gas bumi.
dalam proses uji kompetensi tenaga khusus dan teknik pusat bidang miyak dan gas
bumi.
1. Widyaiswara
2. Asiparis
3. Peneliti
Keputusan No. 18 tahun 2010 tanggal 22 November 2010 dapat dilihat pada
BAGIAN TATA
USAHA
Subbagian
Sub bagian Subbagian
Subbagi
kepegawaian dan umum Keuangan
kepegawaian dan an
BIDANG
BIDANG BIDANG SARANA
PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PROGRAM DANDAN PRASARANA TEKNIS
PELATIHAN
BIDANG
PROGRAM
DAN KERJA SAMA
17
a) Program khusus-khusus
Mendidik dan melatih tenaga kerja didalam kelas kerja praktek dan
b) Jenis kursus
1. Eksplorasi/produksi/pemboran
3. Teknik umum
5. Teknologi linkungan
1. Operator
2. Asisten Supervisior
3. Manager
Dit.PPDM
kursus-kursus dibidang teknik pengeboran dan produksi dalam rangka kerja sama
berasal dari 38 negara berkembang antara lainb Afrika,Amerika latin, dan Asia.
20
Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Minyak Dan Gas Bumi berlokasi di:
a. Desa : Karangboyo
b. Kecamatan : Cepu
c. Kabupaten : Blora
Ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis, maka lokasi tersebut cukup
a. Bahan Baku
Sumber bahan baku berasal dari Kawengan, Ledok, Nglobo, dan Semanggi
b. Air
Sumber air yang berasal dari sungai Bengawan Solo yang berdekatan debgan
Kilang sehingga kebutuhan air baik untuk proses pengelolaan maupun untuk air
c. Trasportasi
Letak kilang tidak jauh dari kereta api maupun jalan-jalan raya yang
hasil produksi.
d. Tenaga Kerja
Letak Kilang berada tidak jauh dari kota-kota pendidikan sehingga mudah
terampil.
G. SARANA PENUNJANG
a. Laboratorium Simulator
b. Laboratorium Vibrasi
c. Laboratorium Welding
e. Laboratorium Fisika
f. Laboratorium Instrumentasi
g. Laboratorium Eksplorasi
h. Laboratorium Produksi
l. Mekanika Tanah
a. Lapangan Golf
c. Lapangan Tenis
d. Rumah Sakit 22
e. Sarana Ibadah
17025.
I. HUBUNGAN KERJASAMA
menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai instalasi pemeritah dari pihak perguruan
sama tersebut adalah saling memberikan bantuan dalam hal-hal tertentu yang menguntungkan
f. Kerja sama sertifikasi Well Control tenaga Pemboran Dengan IADC Wellcap USA.
a. Distilasi Atmospheric
b. Peralatan Utama
d. Uraian Proses
e. Variabel Operasi
A. DISTILASI ATMOSPHERIC
dengan menggunakan perbedaan titik didih. Karena crude oil adalah campuran dari
fraksinya sehingga distilasi ini pemisahan dengan berdasarkan trayek titik didihnya
(jarak didih). Tekanan kerja dari distilasi atmospheric pada tekanan atmosfer yaitu
1. Gas
2. Pertasol
3. Kerosine
4. Solar
5. Residu 24
tertentu sehingga ada yang dalam fase uap dan dan kemudian di embunkan
bagian yaitu :
B. PERALATAN UTAMA
a. Tangki
b. Pompa
Pompa dari Pusdiklat Migas Cepu pada dasarnya berfungsi sebagai alat
transport,yaitu untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
a) Pompa sentrifugal
a) Pompa sentrifugal
Untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke tempat yang
lebih tinggi atau sebaliknya. Gaya gravitasi yang timbul mengakibatkan zat
b) Pompa torak
dan aliran cairannya bergerak. Cairan akan terus menerus ke saluaran buang.
a) Pompa umpan
Pompa ini berfungsi untuk memompa umpan (feed) yang berupa crude oil dari
b) Pompa Refluk
Pompa ini berfungsi untuk memompa pertasol sebagai refluk ke puncak kolom
Memompa bahan bakar (fuel oil) ke dapur furnace dan juga boiler.
c. Heat Exchanger
Heat exchanger berfungsi sebagai alat pemindah panas dari fluida satu
ke fluida yang satunya, dengan perantara suatu dinding batas yang disebut antara 26
tube dan shell dan sebagai media pemanas awal dari minyak mentah yang akan
memasuki dapur.Dimana crude oil sebagai fluida operasi mengalir pada bagian tube
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS
bawah, sedangkan media pemanasnya(solar dan residu)mengalir pada bagian shell
d. Dapur/Furnace
bahan bakar fuel oil dan fuel gas. Dimana fuel oil dikabutkan dalam furnace dengan
bantuan steam yang diinjeksikan ke dalam furnace. Fuel gas digunakan untuk
membantu fuel oil jika ada suatu saat fuel oil tidak keluar karena kebuntuan atau
penurunan suhu secara otomatis. Dengan adanya fuel gas,maka api dari furnace tidak
seluruhnya mati,ini untuk menghindari adanya flash back yaitu terjadinya perbedaan
tekanan yang cukup besar didalam dapur. Dapur furnace pada kilang PUSDIKLAT
1. Seksi Radiasi
dalam furnace seksi ini terjadi dimana panas yang di hasilkan dari hasil
pembakaran bahan bakar di burner ( fuel oil, fuel gas dan bantuan dari steam
secara konduksi.
27
terjadi ketika permukaan tube terkena panas dari perpindahan panas radiasi,
panas dari permukaan tube tersebut merambat ke dalam bagian tube dalam,
sehingga fluida yang mengalir melalui tube tersebut juga akan ikut panas.
3. Seksi konveksi
diambil oleh minyak di dalm ruang konveksi ini adalah panas yang di bawa oleh
flue gas dari ruang radiasi, yang kemudian naik ke atas menabrak tube – tube
e. Evaporator
dan fase cair dari bahan baku atau umpan yang mengalami pemanasan didalam
dapur. Selain itu juga membantu beban dari kolom fraksinator karena fase cair
langsung keluar melalui dasar kolom, sedangkan fase uap melalui puncak kolom
menuju kolom fraksinasi. Untuk pemisahan lebih tajam diinjeksikan uap air steam.
f. Kolom Fraksinasi
g. Kolom Stripper
digunakan untuk memurnikan produk yang berasal dari kolom fraksinasi. Bentuk
dari kolom stripper hampir sama dengan kolom fraksinasi yaitu silinder tegak,hanya
ukuranya lebih kecil dari pada kolom fraksinasi.Di Kilang Pusdiklat Migas Cepu di
1. Kerosin stripper:
Di lengkapi dengan 7 buah plate tray dan 9 buah buble cap tray setiap
plate tray. Alat yang digunakan untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang msih
terdapat diproduk kerosin sehingga menguap dan uap tersebut masuk kembali pada
kolom fraksinasi C-1, dan hasil dari bottom kolom stripper adalah sebagai produk
2. Solar stripper
Di lengkapi dengan 6 buah plate tray dan 9 buah buble cap tray setiap
plate tray. Alat yang digunakan untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang
masih terkandung dalam produk solar.Sehingga menguap dan uap tersebut masuk
kembali pada kolom fraksinassi C-1,hasil bawah dari solar stripper adalah
29
Di lengkapi dengan 6 buah plate tray dan 3 buah buble cap tray setiap
plate tray. Alat yang digunakan untuk menguapkan kembali fraksi-fraksi ringan
yang masih terkandung pada evaporator, kemudian terpisah dan uap tersebut
h. Separator
air yang berat jenisnya lebih besar dibandingkan dengan cairan produk,turun ke
dasar kolom separator dan di buang melalui saluran pembuang, sedangkan gas
(pendingin) lagi.
i. Condensor
berfungsi sebagai alat pendingin untuk mengembunkan uap minyak yang keluar dari
puncak kolom fraksinator. Media pendingin yaang digunakan adalah air yang
j. Cooler
Cooler berfungsi sebagai alat pendingin yang dipakai untuk mendinginkan cairan
panas dan cairan dingin dimana terjadi perpindahan panas dari fluida panas ke fluida
dingin tanpa perubahan suhu, dengan menggunakan air sebagai media pendingin 30
Shell and tube cooler, liquid panas melalui pipa, dan air sebagai media
counter current.
2. Box cooler
Box cooler dipakai karena mainancernya mudah,pada box cooler terdapat coil
air. Air akan mengisi box cooler sampai penuh,sehingga coil akan tercelup
31
a. Sirkulasi dingin :
sehingga dapat diperbaiki sebelum operasi berjalan. Pada sikulasi dingin solar
dialirkan pada alat-alat utama pada tmperatur kamar dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Solar dipompakan dengan pompa feed melalui perpompaan feed menuju heat
b. Sirkulasi panas
mengunakan suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar,sirkulasi panas bertujuan pula
distilasi atmoferik. Pada sikulasi panas prosesnya sama dengan sirkulasi dingin
hanya saja pada sirkulasi panas,suhu pada dapur atau furnace dinaikkan berlahan-
lahan antara 5-10%/jam°C dan memeriksa kebocoran. Disini bahan bakarnya adalah
32
Minyak mentah yang diolah di Pusdiklat Migas Cepu berasal dari lapangan
kilang untuk ditampung didalam tanki. Disini akan dibiarkan selama beberapa hari
agar air yang masih terkandung didalamnya dapat terpisahkan secara gravitasi.
HHPO dan sebagian kecil dan sebagian kecil dari LPPO yang telah memenuhi
garam.
sebelum minyak mentah dipanaskan didalam furnace dan juga berfungsi untuk
menghemat bahan bakar pada furnace. Sedangkan sedangkan bahan bakar yang
digunakan adalah solar untuk HE 01 dan media pemanas residu untuk HE 02 dan HE
bakar fuel gas dan fuel oil dengan bantuan steam atomizing.
Menggung. Dari pusat penimbunan, crude oil dialirkan ke tanki penyimpanan crude
oil T-101 (tanki penyimpanan crude oil dari lapangan Kawengan) dan tanki T-102
(dari penyimpanan crude oil dari lapangan Leedok). Crude oil dalam tanki harus
dalam keadaan cair terus. Dari tanki tersebut(T-101danT-102) crude oil di tarik
dengan pompa umpan, dimasukkan melalui tube alat penukar panas HE-1 dengan
media pemanas solar (hasil bawah kolom C-4 yang masuk pada suhu 250˚C, suhu
masuk crude oil kedalam HE-1 adalah suhu kamar(30˚C),dan akan keluar pada suhu
80˚C untuk menuju ke HE-2 dan HE-3 hingga keluar HE dengan suhu sekitar 33
110˚C.Media pemanas dari HE-2 dan HE-3 adalah residu yang didapat dari bottom
produk stipper C-5 dengan suhu operasi 285˚Cdan keluar pada suhu 200˚C.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS
Didalam HE terjadi kontak secara langsung antara crude oil yang mangalir
pada tube dan media pemanas yang mengalir pada HE di luar tube dan dan didalam
shell dengan arah berlawanan counter current untuk memperluar bidang kontak
F2, F3 dan F-4) dimana di Pusdiklat Migas Cepu 2 aktif dan 2 sebagai cadangan
dengan bahan bakar fuel oil dan fuel gas dan bantuan steam.
Crude oil yang keluar dari furnace berupa campuran uap dan cairan
dan cairan,uap yang keluar dari oil puncak evaporator dan langsung masuk
frakcinator. Sedangkan cairan fraksi berat keluar dari dasar masuk ke kolom stripper
C-5.
Pemisahan uap dan cairan didalam evaporator juga dibantu dengan injeksi
stripping steam, yang bertujuan untuk memperkecil tekanan uap hidrokarbon (partial)
untuk pemisahan hidrokarbon dari liquid menjadi lebih sempurna. Uap yang keluar
dari top kolom fraksinasi adalah sekitar suhu 320˚C dan dialirkan menuju kolom
fraksinasi C-1. Sedangkan yang keluar dari bottom kolom berupa liquid dengan suhu
300˚C akan dialirkan menuju ke kolom residu stripper dan C-5 untuk memisahkan
fraksi ringan yang masih terkandung didalamnya dengan bantuan injeksi steam.
Dari evaporatorterjadi pemisahan antara uap dan cairan,uap akan keluara dari
puncak akan langsung masuk fraksinator,sedangkan cairan fraksi berat akan keluar ke
dasar kolom stripper residu.Di sini terjadi proses pemisahan secara fisika antar fraksi
berat dan fraksi ringan. Crude oil masuk pada bagaian tengah kolom pemisah pada
suhu 325˚C. Didalam kolom tersebut pemisahan dibantu dengan adanya steam 34
stripping (dengan suhu 170˚C dan tekanan 1,25 kg/cm²), dan pemanasan ,maka
senyawa hidrokarbon yang telah pada titik didihnya akan berubah menjadi fase uap
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS
dan yang belum teruapkan akan tetap menjadi cairan.Fraksi ringan keluar sebagai
hasil atas kolom pemisah pada suhu 320˚C dan tekanan 0,26 kg/cm² sedangkan fraksi
a. Dari fraksinator(C-01) side stream no.tray 4, 6, 8 dan 10 sebagai fraksi solar dan
masuk ke solar stipper(C-4) .Dari kolom fraksinasi C-1 dihasilkan produk berupa
solar dengan suhu keluaran adalah 265˚C.Panas solar yang tinggi digunakan sebagai
penukar panas pada HE-1 sehingga setelah keluar dari HE adalah 110˚C dan
menggunakan separator S-6 pada suhu 40˚C dan kemudian akan ditampung didalam
tangki.
b. Dari fraksinasi side stream no.tray 12, 14 , 16 dan 18 sebagai fraksi kerosene dan
dari puncak kolom di kembalikan lagi ke menara C-1 sebagai refluk dengan suhu
170˚C.Hasil bottom yang berupa kerosene dengan suhu 165˚C dan kamudian akan
separator dengan suhu 44˚C, dan akan ditampung didalam tangki penampungan.
c. Dan dari side stream fraksinasi dihasilkan produk berupa pertasol CC, yang
d. Dan fraksi ringan dari puncak kolom akan menuju ke kolom fraksinator C-2 dan
menghasilkan produk pertasol CA dan pertasol CB. Uap kolom fraksinasi yang 35
keluar dari kolom fraksinasi C-1 uap pertasol dengan suhu 125˚C.Kemudian uap
pertasol dialirkan menuju kolom fraksinasi C-2 dan dengan bantuan steam
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS
diinjeksikan akan diperoleh hasil berupa pertasol 2/CA pada puncak kolom
fraksinasi C-2. Pertasol CA yang berupa uap tersebut akan diembunkan didalam
pertasol 2 /CA digunakan sebagai refluk pada menara kolom fraksinasi C-2 dengan
bantuan pompa refluk P-100 7/8.Sedangkan sisa uap yang tidak dikondensor final
airnya dengan mengunakan separator S-3 dan selanjutnya hasilnya akan ditampung
kemudian didinginkan didalam separator S-4 pada suhu 40˚C, dan akan ditampung
tanki.Hasil dasar dari kolom fraksinasi C-2 yaitu naptha kemudian menuju ke
kolom separator C-9 dan akan mengalir ke cooler untuk didinginkan dan akan
sebagian produk dari pertasol CB dan naptha digunakan sebagai refluk pada top
menara C-1.
Proses ini bertujuan untuk mengubah fase uap dan juga fase cair yang
suhu 125˚C.Di box cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin
bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara
konduksi antara bahan tersebu .Di sini residu mengalami pengurangan panas karena
memberikan sebagian panasnya kepada air,sedangkan suhu air akan naik.Residu dari
box cooler BC-1 pada suhu 75˚C,dan air pada suhu 32˚C.
PH Solar masuk kedalam box cooler BC-2 pada suhu 290˚C.Di dalam
box cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air dengan suhu
bahan.PH Solar keluar dari box cooler dengan suhu 78˚C, sedangkan air pada suhu
30˚C.
Solar setelah melewati HE-1 masuk kedalam cooler CL-6 pada suhu
sekitar 110˚C.Di dalam cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air
pendingin bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Solar akan mengalami
suhu air menjadi naik.Solar keluar pada cooler pada suhu 40˚C, sedangkan air pada
suhu 32˚C.
cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang
berasal dari cooling tower.Maka akan terjadi perpindahan panas secara konduksi 37
antara kedua bahan tersebut. Di sini kerosin mengalami pengurangan panas karena
kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal dari
panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.LAWS 4 keluar dari cooler pada
terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal
dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan
panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.Naftha keluar dari cooler pada
terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26˚C yang berasal
dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan
panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.LAWS 3 keluar dari cooler pada
90˚C.Didalam kondensor terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin
bersuhu 26˚C yang berasal dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara
karena memberikan sebagian panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan
naik.Pertasol dua keluar dalam bentu cairan pada suhu 46˚C kemudian akan dialirkan
menuju ke dalam box cooler (BC 3-6)dan cooler (CL-15,16) sedangkan air keluar dari
kondensor dengan suhu 32˚C.Dalam kondensor ,uap dari pertasol 2 berubah menjadi
cair dan didinginkan dalam cooler (CL-4).Pertasol 2 keluar dari cooler pada suhu
39˚C, sedangkan air pada suhu 30˚C.Walaupun sudah beberapa kali mengalami
kondensasi, masih ada uap dalam jumlah relatif kecil yang tidak dapat berubah
menjadi cair dan uap.Hal ini akan dibuang sebagai gas flare.
39
dengan baik. Apabila ada perubahan pada salah satu kondisi maka akan berpengaruh pada
pada produk yang dihasilkan baik dari segi jumlah maupun dari segi mutu
dengan efesien, maka perlu diadakan pengaturan-pengaturan kondisi fisis yang lebih
dikenal dengan varibel proses. Yang merupakan variabel proses dari distilasi atmosferik
Cepu adalah:
1. Temperatur
2. Tekanan
40
a. Temperatur furnace
temperatur antara 300-330°C tergantung dari jenis crude oil yang diolah.
(cracking) pada rantai hidokarbon dan akan membentuk senyawa baru yang
sehingga efesien dari furnace akan turun. Parikel-partikel cake yang halus
Dan apabila suhu keluaran minyak dari furnace terlalu rendah akan
menjadi tidak sempurna. Hal ini disebabkan karena penguapan yang kurang
sehingga masih banyak fraksi ringan yang terikut dalam produk dasar kolom.
41
akan banyak mengandung fraksi berat. Akibatnya titik didih akhir produk akan
naik. Sedangkan temperatur puncak kolom terlalu rendah maka titik didih
akhir akan rendah pula. Pengaturan temperatur puncak kolom dilakukan denga
mengakibatkan penurunan titik didih awal dari produk dasar kolom dan juga
yang tidak teruapkan. Dan apabila temperatur dasar kolom terlalu tinggi, fraksi
berat yang seharusnya tinggal didasar kolom akan naik. Pengaturan dan
42
penguapan.
operasi yang sama. Bila tekanan kolom fraksinasi naik maka produk puncak kolom
akan mempunyai titik didih akhir yang rendah, sedangkan penurunan tekanan dalam
kolom akan mengakibatkan naiknya titik didih akhir produk puncak kolom.
akan tinggi.
fraksinasi. Apa bila permuukaan cairan terlalu rendah maka waktu tinggal (resisdence
time) dari cairan akan naik akibat banyaknya fraksi yang terikut. Pada umumnya
Pengaturan dilakukan dengan jalan mengatur laju aliran yang keluar dari dasar
kolom. Apabila level terlalu tinggi maka kontrol valve akan membuka lebih besar.
Dan apabila level terlalu rendah maka kontrol valve akan membuka lebih kecil.
43
yaitu temperatur,apabila itu terjadi pada aliran umpan atau refluk Terganggunya
umpan keluar dari furnace jug stabil. Apabila kecepatan umpan melalui furnace
dengan cepat maka penguapan pada kolom fraksinasi akan terganggu. Selain itu
permukaan caiaran pada dasar kolom akan naik karena banyak terdapat fraksi
ringan. Karena itu,kecepatan aliran umpan harus di setting pada keadaan yang
inginkan,apabila kecepatan melebihi setting maka control valve akan menutup dan
sebaliknya.
Apabila aliran refluk puncak kolom naik maka temperatur puncak kolom
akan turun. Penurunan puncak kolom akan mengakibatkan penurunan titik didik.
Dan apabila kecepatan aliran turun,maka temperatur titik didih akhir dari puncak
keluaran dari furnace juga stabil. Apabila aliran reboiler lewat furnace terlalu
cepat, maka temperatur keluaran dari furnace akan rendah. Pengaturan aliran
reboiler di lakukan dengan jalan mengatur aliran yang masuk kedalam furnace.
Sebelumnya di tentukan settling aliran yang diinginkan, apabila aliran lebih besar 44
dari diinginkan, maka control valve akan menutup aliran yang dilakukan oleh
b. Laboratorium Instrumentasi
Laboratorium control kualitas dalam suatu industri merupakan suatu unit yang
berfungsi untuk menguji karakteristik bahan baku dan kualitas produk. Sehingga dapat
diketahui apakah sudah sesuai dengan standart dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Laboratorium minyak bumi digunakan untuk menganalisa bahan baku dan produk
yang dihasilkan dari kilang dan wax plant, guna mengendalikan bahan baku dan produk-
produknya, sehingga bila tidak memenuhi standart dapat diatasi secepatnya. Analisa
tersebut menggunakan standart ASTM ( American Society for Testing Material ) dan IP (
Institute of Petroleum ).
volume yang sama dan suhu tertentu. Tujuannya untuk menentukan specific gravity (
Metode : Sampel dimasukan kedalam tabung gelas dan aquades diisikan pada
tabung lain. Keduanya dikenai cahaya pada Kalori meter. Kemudian dibandingkan
Merupakan suhu terendah dimana campuran uap minyak dan udara akan
menyala bila terkena api pada kondisi tertentu. Tujuannya menentukan flash point
dari produk minyak bumi. Metode yang digunakan adalah ASTM D-56 untuk
kerosene dan aftur, ASTM D-92 untuk pelumas, residu dan PH solar dan ASTM D-
penguji diarahkan pada permukaan sampel karena sampel menguap maka uap
sampel akan menyala. Flash point dicatat sebagai suhu terendah dimana uap
menyala.
kemudian dipanaskan sampai pada temperatur pemeriksaan setelah itu dialirkan dan
47
temperatur pemeriksaan, kemudian dialihkan melalui pipa kapiler dan dicatat waktu
pengalirannya.
Tujuannya untuk mengetahui trayek titik didih dari beberapa produk minyak.
kondensat dicatat sebagai Initial Boiling Point ( IBP ). Selanjutnya setiap kenaikkan
temperatur dimana sampel tidak dapat dituang ditambah 5 % 0F sama dengan pour
point.
48
Metode : Campuran aniline dan sampel dimasukkan kedalam test tube sambil
dibersihkan dengan iso octane, dicelup kedalam sampel kemudian kepingan tembaga
diambil dan dicuci dengan iso octane. Setelah itu dibandingkan lamanya dengan
Tujuannya untuk menentukan besarnya kandungan air dalam crude oil dan produk
minyak.
kemudian didestilasi secara reflux. Solvent dan air akan terkondensasi dalam
kondensor sehingga air akan berada pada bagian bawah reflux. Sedangkan pelarut
akan kembali kedalam labu distilasi. Jumlah kandungan air dibaca pada skala yang
dicatat.
49
1. Definisi Kalibrasi
Tujuan:
Hasil pengukuran dari suatu alat ukur sesuai dengan akurasi dan jangkauan disain
Tekanan operasi normal proses berada pada 25% s/d 75% dari skala.
Control Valve adalah terminologi yang digunakan untuk suatu valve yang
termasuk controlled valve? Iya, tetapi jarang sekali disebut sebagai control valve.
Control valve terkhusus untuk valve yang bisa menerima perintah analog baik
50
dengan sinyal analog maupun kumpulan sinyal digital.
Controller adalah suatu penguat yang outputnya dapat diatur atau diubah
MV = KC . e + b
Dimana :
M = Manipulated Output
PB = Proportional Band
e = error
b = bias
51
Water Treatment Plan merupakan sebuah unit pengolahan air, yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk menunjang kebutuhan operasi dari
pabrik.Untuk itu diberlukan air yang bersih, jernih dan bebas dari kuman penyakit. Air
dengan mudah didapat dari permukaan bumi, tetapi air dengan mutu yang sesuai dengan
penggunaannya masih cukup sulit untuk didapat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
maka Pusdiklat Migas Cepu mengambil air dari Bengawan Solo untuk diolah lebih lanjut
untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan.
Unit Water Treatment berfungsi untuk mengolah air dari sumber air (Bengawan
Solo) untuk keperluan air minum, air pendingin, air umpan boiler dan air untuk
pemadam kebakaran. Air yang digunakan untuk keperluan tersebut mempunyai standar
tertentu sehingga memerlukan tahap pengolahan yang berbeda-beda.
Tahap pengolahan
Unit Water Treatment mengolah air dengan menggunakan bahan baku air sungai
Bengawan Solo. Sebelum masuk proses screening yang berada pada Rumah Kali Solo I
(RPKS I), maka air diinspeksi terlebih dahulu, yang dalam hal ini dilakukan oleh Quality
Control Laboratorium. Terdapat titik pengambilan sampel air yang diambil rata-rata
perhari dalam 1 titik.
1. Pengambilan yaitu 2-5 liter. Kemudian diuji sesuai dengan batasan-batasan yang telah
ditentukan oleh Menteri Kesehatan dan diterapkan pada air yang akan diolah. Jenis
pengujian antara lain pH, Active Chlor, Turbidity, dan lain-lain. Batasan air minum dan
air untuk industri adalah berbeda sehingga perlu pengambilan di titik sendiri. Batasan
untuk air pada sampel sungai ini adalah kadar pH antara 6,5-8,5.
2. Proses Screening. 52
Proses ini berada pada RPKS I. air baku diambil dari sungai Bengawan Solo
menuju bak segaran dan bak YAP dengan menggunakan pompa. Rumah pompa ini
Bak YAP merupakan rangkaian bak pengendapan dan penjernihan air yang
terdiri dari:
Proses ini adalah proses pencampuran antara air baku dengan zat kimia, yaitu
Air yang di pompa dari unit RPKS I di masukan ke bak YAP melalui talang
bersekat-sekat yang bertujuan untuk mebuat aliran air menjadi turbulen (kecepatan
acak), sehingga terjadi pengadukan dan pencampuran yang baik serta merata dari
pada talang.Bahan kimia yang di gunakan adalah kaporit, Tawas dan Dukem.
Dengan komposisi rata-rata 15 Kg, 150 Kg, dan 0,45 Kg per shift. Dan zat-zat kimia
4. Proses flokulasi
Dari talang air masuk ke bak no. I yang juga besekat-sekat, di sini aliran mulai
menjadi aliran laminar (Kecepatan rendah), sehingga terjadi Proses Flokulasi, yaitu
terbentuknya Flok (Gumpalan partikel) akibat tercampurnya air dengan zat kimia
yang di injeksikan.
Saat zat kimia terhidrosa dengan air, maka akan membentuk flok, yang dapat
mengurangi koloid (zat heterogen) dan membawanya mengendap. Proses ini juga
Tujuan utama flokulasi adalah membawa partikel ke dalam suatu inti flok
sehingga partikel tersebut saling bertabrakan, kemudian melekat, dan tumbuh menjadi
ukuran yang siap turun mengendap.Aliran laminar di perlikan untuk menjaga agar
tidak terjadi rusaknya flok yang sudah terbentuk, kemudian air terus mengalir ke bak
54
II dan III (yang bersekat).
dalam air yang menyebabakan kekeruhan, partikel tersebut dapat berupa lumpur atau
zat padat lainnya seperti slude (lumpur) yang terdiri dari senyawa garam dan basa.
Proses ini merupakan proses fisika. Zat-zat yang lebih ringan akan mengapung
(flotasi), karena memiliki berat jenis yang lebih ringan dari air, dan dapat di buang
dengan cara overflow, yaitu air meluap sehingga kotoran dapat terbuang. Sedangkan
zat-zat yang memiliki berat jenis lebih besar dari air akan mengendap dengan
(turbidity), mengurangi kesadahan dan menghemat bahan kimia. Air yang keluar
dari bak III sudah jernih, namun Proses sedimentasi tetap berlanjut, dan pada bak IV
larutan kaporit kembali di injeksikan pada pintu masuk bak.Pada masing-masing bak
no.
IV,V,VII DAN VII terdapat pipa outlet yang di hubungkan menjadi satu,
sebagai saluran hisap pemompaan yang berada di RPKS II. Pipa outlet ini juga
Rumah Pompa Kali Solo II merupakan rumah pompa dengan lima unit pompa
pasir bertekanan dan menara air pending di lakuukan bila bak seragan dan unit CPI
tidak dioperasikan.
6. Aerasi
Air yang di pompa dari RPKS II masuk pada tangki dan Bak gafitasi
Tangki gravitasi
Diameter :6m
Tinggi : 4,15 m
Kapasitas : 117,3 m3
Bak grafitasi
Kapasitas : 216,3 m3
racun dengan cara menyemprotkan air pada ujung pipa agar air dapat kontak
langsung dengan udara luar. Kemudian air begerak keluar dengan grafitasi menuju
56
menguji pH antara 6,5-8,5, Active Chlor antara 0,1-0,4, Turbidity <5. Total Hardness
<10.
8. Filtrasi
Air yang mengalir dari bak dan tangki grafitasi, masuk pada bak Sand Filter, yang
merupakan bak penyaringan air dengan media pasir silica berbentuk bak terbuka yang
Volume : 255,2 m3
pasir dan berkumpul di ruang air bersih di bawah bak pasir. Sedangkan flok-flok akan
Back wash dilakukan dengan cara menghembuskan udara bertekanan yang berasal
dari unit kompresor dan mengalirkan air dari baik air industry secara bersamaan dengan
arah aliran dari bawah ke atas, maka kotoran-kotoran akan terangkat dan terlepas,
9. Inspeksi
Air kembali di uji kualitasnya, pH antara 6,5-8,5, Active Chlor antara 0,1-0,4,
57
Turbidity <5. Total Hardness <10, yang kemudian akan diinjeksikan gas klor untuk
membunuh kuman. Gas klor merupakan desinfektak yang secara umum dipakai di
yang tinggi dan kemampuan oksidasi yang kuat sehingga bias menghancurkan bahan-
Di Unit Pengolahan Air Pusdiklat Migas Cepu, gas klorin tersimpan dalam tabung
dengan kapasitas + 100 kg. dengan menggunakan klorinator, glas klorin diinjeksikan
dari tabung ke bak penampung air bersih di unit air minum. Pemakaian gas klorin ini 3
kg/hari.
10. Inspeksi
11. Penampungan
diinjeksikan gas klorin.Bak ini merupakan bak tertutup yang digunakan untuk
Kapasitas : 166,7 m3
Kapasitas : 561,39 m3
58
2. Distribusi
Metode distribusi dengan pompa dan tangki timbun, metode ini merupakan
3. Inspeksi
Pengujian kualitas air diambil pada titik setelah didistribusikan, yaitu pada
konsumen.
59
1. Proses sedimentasi.
Proses ini merupakan proses secara alami di bak segaran. Air yang dipompa dari
RPKS I menuju bak segaran, yaitu kolam terbuka untuk menampung air baku dan
berfungsi sebagai penyedia air pemadam kebakaran dan bak cadangan apabila
kebutuhan air bersih meningkat atau bak YAP sedang tidak beroperasi, dengan
mengoperasikan unit CPI. Air baku ke bak segaran dan air secara mengalami
pengendapan partikel-partikel.
2. Inspeksi
Uji air dilakukan untuk memastikan kualitas air sebelum masuk unit CPI,
meliputi kadar pH antara 7,5-9,5, Total Alkalinity < 100, Total Hardness < 1.
3. Koagulasi
Air dari bak segaran dipompa ke unit CPI. Proses ini merupakan proses yang sama
seperti pada bak YAP, tetapi proses ini dilakukan pada unit CPI (Corrugated Plate
Interceptor), yang merupakan peralatan pengolahan air yang berbentuk kerucut dan
terbuat dari plat baja. Di dalamnya terdapat alat bergelombang yang bertujuan untuk
memperluas permukaan.Di dalam unit ini dipasang fiber glass dengan menambahan
4. Flokulasi
Proses ini juga sama seperti pada proses yang berada pada bak YAP, yaitu proses
terbentuknya gumpalan flok, sehingga membentuk inti flok yang lebih besar dan
membawanya mengendap.
5. Sedimentasi 60
Di sini juga merupakan proses pengendapan lumpur yang dihasilkan, kemudian lumpur
Proses ini merupakan proses penjernihan yang berupa proses penggabungan antara
proses sedimentasi, koagulasi, dan flokulasi. Proses ini dilakukan dengan memperbesar
konsentrasi flok dan recycle sludge. Untuk memperbesar flok dilakukan dengan
memberikan kontak yang baik dengan partikel, berupa pengadukan atau sirkulasi pada
7. Inspeksi
8. Penampungan
Penampungan air industry pada bak air industry. Bak ini merupakan bak terbuka untuk
menampung air dari unit CPI atau dari tangki grafitasi sebelum didistribusikan ke
kilang atau boiler serta sebagai penyedia kebutuhan untuk back wash bak sand filter.
9. Inspeksi
10. Distribusi
Proses distribusi dilakukan dengan pompa transfer ke unit kilang dan boiler
61
BAK YAP
IV
DUKEM
III II
TAWAS
RPKS II I
Ke Unit
PEMADAM KEBAKARAN
Level
Air Bgwn Solo
TANGKI /BAK GRAVITASI
GAS CHLOR
RPKS I
BAK SEGARAN
menjadi tiga bagian, yaitu Unit Raw water pump station , Unit pengolahan air industri
Kali Solo yang menjadi sumber penyediaan air, air dipompa dari rumah
pompa KS I (RP-KS I) yang kemudian dibagi menjadi dua aliran. Aliran pertama
pada rate 240 m3/jam untuk diproses menjadi air minum dan air industri. Aliran kedua
dengan rate 60 m3/jam di alirkan menuju bak segaran untuk digunakan sebagai air
pemadam kebakaran. Sebagian air dari bak segaran dipompa menuju CPI untuk diolah
untuk ditambahkan tawas, dukem dan kaporit agar terjadi proses flotasi, flokulasi dan
disenfektan. Bentuk bak YAP yang berkelok-kelok bertujuan agar proses terjadi lebih
lama dan mendapatkan hasil yang optimal. Dari bak YAP, air dipompa melalui
Rumah Pompa KS II (RP-KS II) menuju bak gravitasi untuk mengendapkan flok-flok
yang terbentuk.
Dari bak gravitasi aliran dibagi menjadi dua dengan rate yang sama yaitu 110
m3/jam untuk air industri dan air minum. Pada pengolahan air minum, air tersebut
ditambah dengan air dari bak air minum lama di alirkan menuju sand filter untuk
menyaring kotoran-kotoran yang masih terikut. Bagian yang bersih di alirkan menuju
bak air minum baru dan yang kotor ditampung di bak buangan ke sungai yang
Pada bak air minum baru diberikan gas chlor yang bergna sebagai disenfektan.
Kemudian air dari bak tersebut di pompa oleh pompa distribusi yang berjumlah tiga
Untuk memenuhi kebutuhan air industri, air dari bak gravitasi ditampung pada
bak air industri ditambah dengan air yang berasal dari CPI dipompa oleh pompa
membutuhkannya.
63
a) Air minum
b) Air pendingin
Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut PUSDIKLAT MIGAS Cepu mengambil air baku
dari Solo.
Unit-unit yang termasuk dalam unit pengolahan air di PUSDIKLAT MIGAS Cepu adalah :
Rumah pompa ini berfungsi untuk menghisap dan mengalirkan air baku dari
Kali Solo dengan menggunakan pompa sentrifugal menuju kedua tempat, yaitu :
a) Bak YAP (Kali Solo II), untuk diolah menjadi produk air minum.
b) Bak Segaran, untuk digunakan feed pada unit CPI (Corrogated Plated Interceptor)
Pada unit Raw water pump station ini, terdapat dua jenis pompa, yaitu :
dari pompa yang sedang beroperasi yang terdapat didalam rumah pompa untuk
Unit ini berfungsi untuk mengolah air baku dari Sungai Bengawan Solo untuk
digunakan sebagai air industri, yaitu air pendingin kilang, air umpan boiler, dan juga
back wash filter. Sedangkan proses-proses yang digunakan, antara lain sebagai
berikut:
Proses ini merupakan proses fisis, yaitu proses penyaringan terhadap air
kekeruhan berupa lumpur atau zat padat berat lainnya. Adapun tujuan pengendapan
adalah :
1. menghilangkan kekeruhan
2. mengurangi kesadahan
65
3. menghemat bahan bakar
1. Waktu Pengendapan
sempurna.
Semakin besar berat jenis partikel, maka waktu pengendapan akan semakin
pendek.
Partikel-partikel mempunyai berat dan oleh gaya gravitasi maka partikel akan
turun.
4. Kecepatan aliran
Semakin lambat aliran, maka akan semakin baik hasil yang diperoleh.
Proses terbentuknya flok dengan jalan penambahan bahan koagulan pada air,
adalah :
2. Suhu
3. Pengadukan
5. Derajat keasaman
66
3. Kontak yang
baik Reaksi :
d) Proses Flotasi
pengapungan berdasarkan perbedaan berat jenis. Partikel ringan yang akan naik
keatas dan bisa dibuang dengan overflow. Faktor-faktor yang mempengaruhi flotasi
adalah :
1. Waktu
3. Suhu
1. Menaikkan suhu, yaitu dengan diberikannya pemanasan pada sistem, zat yang lebih
67
pengendapan / bak CPI (Corrugated Plate Interceptor) yang dipasangkan fiber glass
didalamnya dengan penambahan koagulan berupa tawas berbentuk kristal. Jadi proses
2) Recycle sludge
Untuk memperbesar flok dapat dilakukan dengan memberikan kontak yang baik antar
f) Proses Filtrasi
Proses pemmisahan dengan cara penyaringan. Dalam proses klasifikasi masih ada
partikel-partikel yang belum mengendap, sehingga untuk mendapatkan hasil air yang
berdiameter lebih besar dari pada media penyaringan tidak bisa melewati media
penyaringan tersebut.
1) Gravity Filter
68
2) Filtrasi melewati berbagai media yang berpori
3) Pressure Filter
3. Fasilitas pencucian
4. Kondisi instalasi
Ada 14 buah bak filtrasi yang beroperasi secara kontinyu. Media yang
digunakan bak filtrasi adalah pasir kuarsa pada bagian atas dan nozzle-nozzle
Air akan kehilangan sebagian tenaga geraknya saat masuk ke bak filtrasi.
Hal ini disebabkan karena air menumbuk pasir kuarsa yang ada di dalamnya.
menuju ke bak air minum. Nozzle ini berfungsi untuk menahan pasir kuarsa agar
filtrasi. Proses pencucian dilakukan dengan metode back wash (aliran balik),
yaitu menyemprotkan air dari bawah dengan udara bertekanan, sehingga kotoran
yang menempel akan terlepas dan ikut keluar sebagai air pencuci. Setelah
pencucian, aliran air dikembalikan seperti semula, yaitu air masuk dari atas dan
69
keluar dari bawah.
Sebagian air untuk industri digunakan jga untuk air minum tetapi dengan menambah
proses dari proses-proses yang telah ada dari proses air industri, diantaranya adalah :
a) Disinfektasi
(penyebab penyakit). Proses ini dilakukan pada proses pengolahan air minum.
Didalam air selalu hidup jasad renik, ada yang dapat menimbulkan penyakit
pada manusia dan ada juga yang diperlukan oleh manusia, tetapi jasad renik yang
Air dari proses penyaringan sebagian digunakan sebagai air umpan boiler dan
sebagian untuk air minum. Untuk air minum, sebelum masuk ke Bak Air Minum
(BAM), terlebih dahulu dilakukan proses disinfektasi dengan cara menginjeksikan gas
chlor. Tujuannya adalah agar gas chlor bereaksi secara langsung dengan air sehingga
bakteri atau kuman yang terkandung dalam air akan mati. Dengan desinfektasi
dalam air, gas chlor yang bereaksi dengan air akan membentuk hipoklorida (HOCl)
HOCl(l) H+ + OCl-
70
2. Membantu pengendapan.
1. Air baku
3. Air produk
c) Distribusi
lingkungan pabrik dan kantor, perumahan dinas, asrama AKAMIGAS, rumah sakit
a. Ketinggian tempat
b. Kebutuhan air
d. Macam keperluan
71
penggunaan.
4 .BOILER PALNT
Secara umum dapat di artikan sebagai sebuah pesawat untuk menghasilkan steam
(uap). Boiler dibuat dari baja dengan bentuk bejana tertutup yang didalamnya terdapat air dan
air tersebut di panasi dari hasil pembakaran residu untuk menghasilkan uap. Boiler Plant
72
A. Bagian-bagian Ketel
1. Lorong Api
Efisiensi panas
2. Superheater
3. Burner
Untuk membelokan panas hasil pembakaran ke arah tube pada fase pemanasan ke
dua.
73
7. Dumper
8. Modutrol
10. Isolasi
Yaitu alat pengaman ketel yang harus terpasang sebelum ketel dioperasikan
Fungsi :
Macam-macam Appendages :
1. Pelat Nama 74
3. Pressure Gauge
6. Safety Valve
75
1. Pengukuran Tangki
2. Menjalankan Pompa
a. Pompa Sentrifugal
Cara menjalankan :
1. Pastikan bahwa jaringan pipa isap sudah berisi minyak dan bersihkan
dari kotoran.
b. Putar poros pompa, apakah dapat berputar dengan baik dan lancar.
tutup lagi.
8. Bila pompa atau motor tidak dapat bekerja dengan baik / normal, stop
pompa.
76
9. Lakukan pemeriksaan dan perbaikan.
yang dikehendaki.
Cara menghentikan :
77
78
A. Kesimpulan
a. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak Gas Bumi (Pusdiklat Migas) Cepu
mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan bidang minyak dan gas
bumi.
digunakan sebagai bahan baku pada unit Wax plant untuk menghasilkan batix wax
c. Laboratorium pengontrol kualitas bahan baku dan produk terdiri dari laboratorium
d. Boiler plant, Power plant, dan Water treatment merupakan unit penunjang proses
79
1. Kedisiplinan dan efisiensi kerja yang selama ini telah dilaksanakan agar tetap dijaga
terhadap seluruh peralatan yang ada di unit kilang khususnya pompa sentrifugal yang
3. Penghematan pemakaian fuel oil yang digunakan sebagai bahan bakar dalam furnace
dapat dilakukan dengan cara menggunakan fuel gas, karena keuntungan dari fuel gas
4. Sebaiknya isolasi-isolasi yang terkelupas dan rusak segera diperbaiki atau diganti
5. Perlu adanya rekruitment tenaga kerja baru secara berkala dan penambhan sumber
daya manusia ynag berkualitas untuk menunjang proses produksi dan meningkatkan
kualitas produk.
80
Marshalltown, Lowo.
Lowo.
PenerbitErlangga: Jakarta.
AKAMIGAS
Bumi: Cepu.
9. Riris, Catur waluyo, Edy Gunawan dan Edi,Laporan Magang di Pusdiklat Migas
10. Hasanah, Erli Uswatun dan Mahirisa, Ricca. 2003. Analisa Campuran Solar dan
81