2.1.2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, berdasarkan peraturan menteri
ESDM, no. 0030 tahun 2005, maka fungsi-fungsi dari Pusdiklat Migas Cepu
adalah:
1. Evaluasi pendidikan dan pelatihan bidang minyak dan gas bumi
2. Perumusan dan pelaksanaan rencana dan program serta kerja sama
pendidikan dan pelatihan.
3. Perumusan dan pelaksanaan standar, pedoman, norma, prosedur,
kriteria pendidikan dan pelatihan
4. Penyiapan akreditasi program lembaga pendidikan dan pelatihan
lainnya, serta penyelengaraan uji kompetensi tenaga kursus dan teknis
keperluan lembaga sertifikasi profesi.
5. Pemberian pelayanan jasa, sarana dan prasarana pendidikan dan
pelatihan
6. Pengelolaan sistem informasi pendidikan dan pelatihan
7. Pembinaan kelompok jabatan fungsional pusat
8. Pengelolaan ketatausahaan,administrasi keuangan dan kepagawaian
serta rumah tangga pusat
2.3.2. Air
Sumber air berasal dari sungai Bengawan Solo yang berdekatan dengan
kilang sehingga kebutuhan air baik untuk proses pengolahan maupun untuk air
minum lebih mudah terpenuhi.
2.3.3. Transportasi
Letak kilang berada tidak jauh dari jalan kereta api maupun jalan-jalan
raya yang menghubungkan kota-kota besar sehingga dapat memperlancar
distribusi hasil produksi.
2.6. Perpustakaan
2.6.1. Sejarah
Berdirinya perpustakaan Pusdiklat Migas yang didirikan pada tahun 1968
sangat berkaitan dengan berdirinya Akamigas yang sekarang berubah menjadi
STEM (Sekolah Tinggi Energi dan Mineral). Perpustakaan utamanya pelengkap
kegiatan STEM untuk memacu proses belajar serta untuk menambah
pengetahuan.
Pada tahun 1968 hingga 1978 perpustakaan STEM masih menjadi bagian
dari perpustakaan PPTGMB “Lemigas” Jakarta yang berkantor di daerah Cipulir,
Jakarta Selatan. Pada tahun 1978 secara organisasi perpustakaan STEM menjadi
perpustakaan Pusdiklat Migas karena perubahan struktur organisasi dan PPT
Migas Cepu menjadi Pusdiklat Migas dan menjadi satu-satunya pusat pendidikan
tenaga perminyakan di Indonesia.
2.6.2. Tugas Dan Fungsi
Dalam perkembangannya, pelayanan perpustakaan meliputi pelayanan
reguler (mahasiswa STEM, pegawai dan dosen) dan pelayanan nonreguler
(peserta kursus dan mahasiswa praktikan).
2. Sedimentasi (Pengendapan)
Proses pengendapan, yaitu proses pengendapan partikel-partikel padat dalam
air yang menyebabkan kekeruhan yang berupa lumpur atau zat padat berat
lainnya.
Adapun tujuan pengendapan adalah:
a. Menghilangkan kekeruhan.
b. Mengurangi kesadahan.
c. Menghemat bahan kimia.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi proses pengendapan, yaitu:
1. Waktu pengendapan
Pemberian waktu harus cukup sehingga partikel-partikel padat memisah
dengan sempurna.
2. Perbedaan berat jenis partikel atau lumpur dengan air
Semakin besar berat jenis partikel maka waktu pengendapan akan semakin
lebih pendek.
3. Adanya gaya gravitasi
Partikel-partikel mempunyai berat dan oleh karena gaya gravitasi maka
partikel akan bergerak turun.
4. Kecepatan aliran
Semakin lambat aliran air maka akan semakin baik hasil yang diperoleh.
3. Koagulasi Dan Flokulasi
Proses terbentuknya flok dengan jalan penambahan bahan koagulan pada air,
kemudian flok mengendap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi adalah:
a. Macam bahan koagulan dan dosisnya
b. Suhu
c. Pengadukan
d. Pemberian waktu untuk menggumpal
e. Faktor-faktor yang menentukan flokulasi adalah:
1. Penambahan bahan kimia
2. Pengadukan yang sempurna
3. Kontak yang baik
4. Floatasi
Proses floatasi, yaitu proses pemisahan partikel-partikel yang lebih ringan
dengan jalan pengapungan berdasarkan perbedaan berat jenis, partikel ringan
akan naik ke atas dan bisa dibuang dengan overflow.
Faktor-faktor yang mempengaruhi floatasi adalah waktu, perbedaan berat
jenis partikel dengan air dan suhu.
Macam-macam proses floatasi
a. Floatasi alami, partikel memisah dengan sendirinya.
b. Floatasi dibantu, partikel memisah dengan bantuan dari luar.
Adapun untuk mempercepat floatasi yaitu dengan cara:
1) Menaikkan suhu, yaitu dengan diberikannya pemanasan pada sistem
sehingga zat yang lebih ringan akan bertambah ringan dan cepat
memisah ke atas.
2) Memberikan hembusan udara, yaitu dengan jalan menyemprotkan
udara yang bertekanan dari bagian dasar sehingga partikel ringan
terikut ke permukaan.
5. Klasifikasi
Proses klasifikasi, yaitu proses penjernihan. Jadi proses ini bisa merupakan
gabungan antara proses sedimentasi, koagulasi dan flokulasi.
Proses ini dapat dilakukan dengan memperbesar konsentrasi flok dan recycle
sludge. Untuk memperbesar flok dapat dilakukan dengan memberikan kontak
yang baik antar partikel, dilakukan dengan pengadukan atau sirkulasi.
6. Filtrasi
Proses filtrasi, yaitu proses pemisahan dengan cara penyaringan. Dalam
proses klasifikasi masih ada partikel-partikel yang belum sempat mengendap
sehingga untuk mendapatkan hasil air yang lebih baik maka dilakukan proses
penyaringan (filtrasi).
Dasar proses penyaringan adalah perbedaan diameter partikel dengan media
penyaring, partikel-partikel yang berdiameter lebih besar daripada media
penyaring tidak bisa melewati media penyaring tersebut.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode filtrasi,
antara lain yaitu: kualitas dari filtrat dan toleransi kandungan bahan yang
diizinkan, kualitas dari cairan yang disaring, kualitas dari bahan yang
dipisahkan, fasilitas pencucian dan kondisi instalasi.
5. Viskositas Kinematik
Tujuannya untuk menentukan viskositas dari produk minyak bumi. Metode
yang digunakan adalah ASTM D-445.
Cara kerjanya adalah sampel diambil dengan volume tertentu, kemudian
ditempatkan dalam tabung viskometer dan suhu disesuaikan dengan suhu
pemeriksaan. Sampel dialirkan melalui kapiler dan dicatat waktu
pengalirannya dalam detik. Kemudian dikonversikan dalam cst (mm2/s), dan
mengalikan waktu alir dengan faktor kalibrasi viskometer yang digunakan.
6. Destilasi
Tujuannya untuk mengetahui trayek titik didih dari beberapa produk minyak.
Metode yang digunakan adalah ASTM D-8.
Cara kerjanya adalah 100 ml sampel diuapkan dengan pemanas. Uap yang
terjadi dilewatkan kondensor untuk dikondensasikan sampai terjadi tetesan.
Pembacaan temperatur dilakukan setiap kenaikan 10% volume kondensator.
Saat tetesan pertama disebut Initial Boiling Point (IBP) dan saat tidak ada uap
yang berasal dari pemanasan sampel maka suhu akan mencapai maksimum
lalu turun dan dicatat sebagai Final Boiling Point (FBP) atau End Point (EP).