Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN STUDI EKSKURSI

CEPU JAKARTA BANDUNG JOGJA


26 - 31 AGUSTUS 2014

Disusun Oleh :
Putri Sahadatin Kusnul C. L. P

NIM. 12.14.018

Indria Kusuma Wardhani

NIM. 12.14.044

Nur Sabana Hadiansah

NIM. 12.14.046

Wayan Pratama

NIM. 12.14.058

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2014

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN STUDI EKSKURSI
TEKNIK KIMIA 2012

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Kimia Jenjang Strata Satu (S-1)
di Institut Teknologi Nasional Malang

Disusun Oleh :
Putri Sahadatin Kusnul C. L. P

NIM. 12.14.018

Indria Kusuma Wardhani

NIM. 12.14.044

Nur Sabana Hadiansah

NIM. 12.14.046

Wayan Pratama

NIM. 12.14.058

Malang, 15 September 2014


Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia

Dosen Pembimbing

Jimmy, ST, MT

Dra. Siswi Astuti, M.Pd

NIP.Y. 1039900330

NIP.Y. 1018500091

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN

BAB III

PUSDIKLAT MIGAS CEPU

BAB IV

UNIVERSITAS INDONESIA

15

BAB V

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG

20

BAB VI

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

29

BAB VII

PG. MADUKISMO

38

BAB VIII

KEWIRAUSAHAAN

42

BAB IX

PENUTUP

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kita dapat menyusun proposal ini dengan baik dan selesai pada waktunya.
Pada era modern seperti sekarang ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Tetapi di
Indonesia masih banyak yang belum menguasai teknologi dan berpengalaman terhadap proses
serta adanya sifat ketergantungan kita kepada negara lain sebagai pemilik teknologi, sehingga
belum dapat tercapai proses alih teknologi yang professional.
Proses teknologi ini harus bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti: kalangan perguruan
tinggi, pemerintah, kalangan industri, lembaga penelitian dan penanaman modal negara terus
berperan guna mempercepat dan mendukung alih proses tersebut. Kerjasama ini dapat
membangun Indonesia sebagai Negara industri yang bersaing dalam era perdagangan bebas.
Perguruan tinggi disini merupakan salah satu komponen penting yang mampu memberikan
kontribusi untuk mengatasi masalah teknologi yang terjadi di Indonesia saat ini.
Dalam melaksanakan pembangunan industri, dalam arti luas mahasiswa, khususnya
mahasiswa Teknik Kimia diharapkan selalu siap pada setiap tantangan yang berat tetapi juga
merupakan peluang yang terbuka sebagai calon pelaku industrialisasi di masa mendatang.
Dengan ini mahasiswa dituntut untuk menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya, selain menekuni
bidang

profesi,

juga harus membekali diri dengan kemampuan yang handal, bersikap

dinamis, inovatif, berorientasi jauh ke depan, beretos kerja tinggi, berdisiplin, bersemangat
pengabdian dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dengan dasar tersebut
Mahasiswa Teknik Kimia S-1 Institut Teknologi Nasional Malang merasa perlu mengadakan
kegiatan STUDI EKSKURSI.
Studi Ekskursi merupakan salah satu upaya yang tepat bagi mahasiswa Teknik Kimia untuk
meningkatkan pengalaman dan kinerja mahasiswa dalam rangka menyiapkan diri dalam
menghadapi tantangan dan mengatasi permasalahan sumber daya manusia. Dengan harapan
kegiatan Studi Ekskursi ini akan membentuk sarjana-sarjana Teknik Kimia yang siap kerja dan
tanggap terhadap perkembangan bangsanya, khususnya dalam perkembangan sektor industri.

1.2. Tujuan Kegiatan


1. Melakukan kunjungan industri untuk melihat proses secara langsung serta analisis
laboratorium
2. Melakukan kunjungan Universitas Negeri dan Universitas Swasta sebagai kegiatan
studi banding
1.3. Manfaat
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini maka dapat:
1. Mahasiswa memahami tentang alat-alat dan proses industri kimia.
2. Mahasiswa memahami sistem utilitas dan pengolahan air pada industri kimia.
3. Menjadi bekal dalam rangka menghadapi dunia kerja pada era pasca kuliah.
4. Menambah rasa tanggung jawab dan cinta terhadap profesi permasalahan bidang kimia.
5. Mahasiswa mampu membandingkan antara teori yang didapat di perkuliahan dengan
keadaan sebenarnya pada suatu industri.

BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
2.1. Nama Kegiatan
Studi Ekskursi Teknik Kimia Angkatan 2012
2.2. Sasaran dan Kegiatan Umum
Kegiatan ini merupakan salah satu program yang telah disusun oleh Himpunan Teknik
Kimia ITN Malang, dimana kegiatannya meliputi kunjungan ke Pusdiklat Migas Cepu,
Universitas Indonesia Depok, Universitas Katolik Parahyangan Bandung, LIPI UPT BPPTK
Gunung Kidul Yogyakarta, Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta.
2.3. Pelaksanaan Kegiatan
Tanggal :

Selasa, 26 Agustus 2014


1. Pusdiklat Migas Cepu
Rabu, 27 Agustus 2014
2. Universitas Indonesia
Kamis, 28 Agustus 2014
3. Universitas Katolik Parahyangan Bandung
4. Objek Wisata Cihampelas
5. Objek Wisata Cibaduyut
Jumat, 29 Agustus 2014
6. LIPI UPT BPPTK Gunung Kidul Yogyakarta
7. Pabrik Gula Madukismo
8. Objek Wisata Pantai Parangtritis
Sabtu, 30 Agustus 2014
9.

Objek Wisata Keraton Jogja

10. Objek Wisata Taman Sari


11. Objek Wisata Pusat Oleh-Oleh Khas Jogja
12. Objek Wisata Malioboro
Minggu, 31 Agustus 2014
13. Tiba di Malang

BAB III
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS CEPU
3.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Migas merupakan salah satu tempat
pengolahan minyak mentah atau crude oil yang dihasilkan oleh Pertamina. Crude oil Pertamina
yang ditambang dari sumur daerah Kawengan dan Ledok dengan bantuan pompa dialirkan
ke unit kilang Cepu untuk diolah menjadi bahan bakar seperti pertasol, kerosin, solar, PH
solar dan residu. Selain itu Pusdiklat Migas juga memproduksi non minyak misalnya wax
(lilin).
Pusdiklat Migas selain sebagai penghasil minyak juga merupakan pelaksana tugas di
bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi. Dalam melaksanakan tugasnya,
Pusdiklat Migas bertanggung jawab kepada Kepala Badan Diklat dan Sumber Daya
Mineral (Surat Keputusan Menteri Sumber Daya dan Mineral No. 150 Tahun 2001 yang
diperbaharui dengan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0030 Tahun 2005
Fungsi Pusdiklat Migas Cepu
a. Perumusan dan pelaksanaan rencana dan program serta kerjasama pendidikan dan pelatihan.
b. Perumusan dan pelaksanaan standart, pedoman, norma, prosedur, kriteria pendidikan dan
pelatihan.
c. Penyiapan

akreditasi

program

lembaga

pendidikan

dan

pelatihan

lainnya,

serta

penyelenggaraan uji kompetensi tenaga khusus dan teknis keperluan lembaga sertifikasi
d.
e.
f.
g.

profesi.
Pemberian pelayanan jasa, sarana, dan prasarana pendidikan dan pelatihan.
Pengelolaan sistem informasi pendidikan dan pelatihan.
Pembinaan kelompok jabatan fungsional pusat.
Pengelolaan ketatausahaan, administrasi keuangan, dan kepegawaian serta rumah tangga

pusat.
h. Evaluasi pendidikan dan pelatihan bidang minyak dan gas bumi.
Ditinjau dari sejarah berdirinya Pusat Pendidikan dan Latihan Migas banyak
mengalami pergantian nama sejak ditemukan minyak di Cepu sampai sekarang. Kilang
minyak di daerah Cepu yang terletak antara Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan
tempat berdirinya kilang minyak kedua di Indonesia setelah Wonokromo.
Berdasarkan sejarah berdirinya, umur kilang minyak Cepu telah mencapai 100 tahun lebih
dan telah mengalami banyak perubahan nama :
1) Jaman Hindia Belanda (1886 1942)

Pada tahun 1886 seorang sarjana tambang Mr. Adian Stoop berhasil mengadakan
penyelidikan minyak bumi di Jawa. Pada tahun 1887 Mr.Adian Stoop mendirikan DPM
(Dortsche Petroleum Maatschappij) dan mengadakan pengeboran pertama di Surabaya.
Pada tahun 1890 didirikan pengeboran minyak di daerah Wonokromo.
Selain di Surabaya Mr. Adian Stoop juga mengadakan minyak di daerah Rembang. Pada
bulan Januari 1893 dari Ngawi dengan menggunakan rakit menyusuri Bengawan Solo
menuju Ngareng dan Cepu (Panolan). Pengeboran pertama di Ngareng berhasil dengan
memuaskan. Di daerah ini kemudian didirikan perusahaan minyak yang akhirnya
menjadi Pusdiklat Migas.
Organisasinya berpusat di Jawa Timur yang dikuasai oleh Bataafche Petroleum
Maatschappij(BPM) sampai perang dunia kedua.
2) Jaman Jepang (1942 1945)
Pada bulan Maret 1942 sebelum lapangan minyak dan kilang minyak direbut
Jepang, oleh BPM dilakukan politik bumi hangus, sehingga kilang minyak di Cepu tidak
berfungsi lagi. Kemudian Jepang memanggil lagi mantan pegawai BPM untuk membangun
kilang tersebut. Pada tahun 1944 kilang tersebut dapat dioperasikan kembali.
3) Masa Indonesia Merdeka (1945 sekarang)
Setelah proklamasi kemerdekaan, lahir Perusahaan Tambang Minyak Negara
(PTMN) di Cepu. Daerah operasinya meliputi lapangan minyak Wonocolo, Nglobo,
Kawengan, Ledok, dan Semanggi. Administrasi Sumber Minyak (ASM), menyerahkan
pada pemerintah

sipil. Untuk itu dibentuk panitia kerja yaitu, Badan Penyelenggara

Perusahaan Negara yang kemudian melahirkan Perusahaan Tambang Rakyat Indonesia


(PTMRI). Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi perusahaan, maka pada tahun 1957,
PTMRI diubah menjadi Perusahaan Tambang Minyak Nglobo CA. Perusahaan ini
dikelola oleh pemerintah. Sejak PTMRI sampai Perusahaan Tambang Minyak Nglobo
CA, banyak mengalami kemajuan.
Pada tahun 1966 Tambang Minyak Nglobo CA diubah menjadi PERMIGAN, sedang
kilang minyak Cepu dan lapangan minyak Kawengan dibeli oleh pemerintah Indonesia dari
ASM dan pada tahun 1962 pengolahannya dilimpahkan pada PN PERMIGAN. Pada
tanggal 4 Januari 1966 PN PERMIGAN dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan Perindustrian
Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS), yang merupakan bagian dari Lembaga
Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS) yang berkantor pusat di Cipulir, Jakarta. Sejak saat

itu kilang beserta lapangan berfungsi sebagai alat peraga pendidikan. Pada tanggal 7
Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS) angkatan I.
Berdasar Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi pada 26 Desember
1977 organisasi LEMIGAS diubah menjadi Pusat Pengembangan Perminyakan dan Gas
Bumi (PPT MGB LEMIGAS). Berdasarkan Kepres Nomor 15 tanggal 6 Maret 1988 semua
lapangan minyak di daerah Cepu diusahakan oleh Pertamina. Sedangkan PPT MIGAS
sesuai dengan Kepres No. 15 Tahun 1987 hanya berfungsi sebagai pengilangan dan
sebagai pusat pendidikan di bidang minyak dan gas bumi serta sebagai pusat latihan
khusus. Tahun 2001, PPT MIGAS kembali menjadi PUSDIKLAT MIGAS dengan
Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral No. 150 tahun 2001 dan
diperbarui dengan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral No. 0030 tahun
2005.
3.2. Lokasi Perusahaan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas terletak di jalan Sorogo 1, Cepu Jawa
Tengah, meliputi daerah seluas kurang lebih 120 hektar terletak di perbatasan Jawa Tengah dan
Jawa Timur, masuk di dalam wilayah Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah,
750 km dari Jakarta, 160 km dari Semarang, 125 km dari Solo dan 160 km dari Surabaya.

3.3. Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi di PUSDIKLAT MIGAS Cepu berdasarkan Surat Keputusan
No. 18 tahun 2010 tanggal 22 November 2010 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.3.1. Struktur Organisasi Pusdiklat Migas Cepu

3.4. Visi Dan Misi Perusahaan


Visi Perusahaan:
Menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang unggul dengan
mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik, transparan dan terbuka.
Misi Perusahaan:
1. Meningkatkan kapasitas aparatur negara dan Pusdiklat Migas untuk mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik.

10

2. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas untuk berkompetensi melalui
mekanisme ekonomi pasar.
3. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih kompetitif
melalui program pengembangan SDM
3.5. Proses Pengembangan Produk Di MIGAS CEPU
Proses produksi di Pusdiklat Migas Cepu ada 2 proses, yaitu :
1. Prosesdi unit kilang : pemanasan, penguapan dan pemisahan, pengembunan dan pendinginan
serta pemisahan.
2. Proses di unit wax plant Proses ini dimaksudkan untuk mengolah PH Solar menjadi
batik wax. Untuk menghasilkan produk tersebut dilakukan tahap-tahap sebagai berikut :
a) Proses Pengambilan Wax (Dewaxing).
b) Proses Pengeringatan (Sweating).
c) Proses Pemurnian (Treating).
d) Proses Pencetakan (Moulding).
Proses pengolahan Crude Oil Distilasi Atmosferis
1. Minyak Mentah / Crude Oil
Minyak mentah (Crude Oil) adalah merupakan campuran yang sangat kompleks dari
senyawa-senyawa hidrokarbon sebagai penyusun utamanya dan sedikit unsure Belerang,
Nitrogen, Oksigen, Logam-logam dan Garam-garam mineral. Sebelum diproses di Kilang
Bahan . material ikatan tersebut harus dipisahkan lebih dahulu agar tidak mengganggu proses
dan mengurangi mutu produk yang akan dihasilkan.
Minyak mentah (Crude Oil) sebagai suatu hasil tambang dikelompokkan beberapa jenis
antara lain:
a. Crude Oil Paraffinis
Crude Oil Paraffins dalah crude oil yang susunan hidrokarbonnya sebagian besar terdiri
dari senyawa hidrokarbon dengan struktur yang sederhana, ditandai dengan rantai atomatom karbon yang tersususn dalam rantai jenuh dan terbuka. Fraksi beratnya banyak
mengandung lilin, sedikit mengandung aspal, dan mutu gasoline ON nya rendah, mutu
kerosene dan solarnya baik.
b. Crude Oil Asphaltis
Crude Oil Asphaltis adalah crude oil yang sususnan hidrokarbonnya sebagian besar terdiri
dari senyawa hidrokarbon tertutup/cyclis (naftalenis maupun aromatis) ditandai dengan
sifat-sifat fisik antara lain mutu gasoline ON nya lebih tinggi mutu kerosene titik asap
rendah dan residunya bersifat asphaltis, cocock untuk dibuat asphalt, dan tidak
mengandung lilin.
c. Crude Oil Campuran (Mixed)

11

Crude Oil Campuran adalah merupakan capuran dari crude oil paraffinis dan ashpaltis, dan
juga mengandung aromatis. Jenis crude oil yang diolah di Unit Distilasi Pusdiklat Migas
Cepu berupa crude oil campuran.
2. Prinsip Dasar Distilasi Atmosferis
Prinsip dasar Distilasi Atmosferis adalah pemisahan fraksi-fraksi yang dikehendaki
didasarkan atas perbedaan trayek didih (boiling range) masing-masing fraksi tersebut, dan
berlangsung melalui proses pemanasan, penguapan, pemisahan, pengembunan dan
pendinginan. Proses berlangsung pada tekanan sedikit diatas atmosferis sehingga disebut
Distilasi Atmosferis.
3. Peralatan Utama di Unit Distilasi
Untuk terlaksananya proses pengolahan tersebut, maka dibutuhkan beberapa peralatan prokok
antara lain:
a. Pompa
Fungsi pompa di kilang adalah untuk mengalirkan cairan dari suatu tempat ke tempat
lain.\yang digunakan adalah pompa reciprocating (torak) dengan penggeraknya uap air
(steam) dan pompa centrifugal dengan penggerak motor listrik. Penggunaan pompa
menurut fungsinya adalah:
1. Pompa umpan (Feed)
Digunakan untuk memompa umpan (feed)
2. Pompa Reflux
Digunakan untuk memompa gasoline reflux ke kolom C-1 & C-2
3. Pompa Fuel Oil
Digunakan untuk memompa bahan bakar minyak (fuel oil) ke Dapur / Furnace dan
Boiler
4. Pompa Produksi & Distribusi
Digunakan untuk memompa produk dari satu tangki yang lain
b. Alat Penukar Panas / HE (Heat Exchanger)
HE adalah alat untuk memanaskan crude oil dengan memanfaatkan panas produk yang
dihasilkan kilang. HE ini berfungsi sebagai pemanas awal (preheater) crude oil untuk
tujuan effisien panas.
HE yang digunakan adalah dari jenis Shell and Tube Heat Excharger, dimana crude oil
dilewatkan ke dalam tube dan residu dalam shell.
Jumlah HE yang dioperasikan ada tiga unit, dua diantaranya memanfaatkan panas
produk residu dan satu buah memanfaatkan panas produk solar, sehingga temperature
crude oil dari 35oC menjadi 130oC.
c. Dapur Pemanas / Furnace
12

Berfungsi untuk memanaskan crude oil dari suhu 130oC menjadi 330oC. Dimana pada
temperature tersebut sebagian besar fraksi-fraksi yang dikandung crude oil pada tekanan
sedikit di atas 1 atmosfer telah berupa uap kecuali residu.
d. Evaporator V -1
Berfungsi untuk memisahkan antara uap dan cairan (residu) dari crude oil yang sudah
dipanaskan dari dapur. Jumlah evaporator ada 1unit.
e. Kolom Fraksinasi
Berfungsi untuk memisahkan masing-masing frksi yang dikehendaki sesuai dengan
jarak titik didik masing masing fraksi. Jumlah kolom fraksinasi ada tiga unit, dimana 2
unit dioperasikan dan 1 unit idle. Untuk memisahkan fraksi-fraksi tersebut, kolom
fraksinasi dilengkapi dengan buble cap tray.
f. Kolom Stipper
Berfungsi untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang terikut ke dalam suatu produk.
Ada 3 unit stripper yang dioperasikan yaitu: 1 unit untuk stripper kerosene, 1 unit untuk
stripper solar dan 1 unit stipper residu.
g. Condensor
Berfungsi untuk mencairkan produk gas / uap solvent ringan (pertasol CA o) dari puncak
kolom C-2. Ada 12 unit condenser yang dioperasikan.
h. Cooler
Berfungsi untuk mendinginkan produk cair panas menjadi produk dingin sesuai suhu
yang dikehendaki. Ada 16 unit cooler type shell & tube, 6 box cooler yang dioperasikan.
i. Separator
Berfungsi untuk memisahkan air dan gas yang tercampur di dalam produk. Ada 8 unit
separator yang dioperasikan.
j. Tangki
Berfungsi untuk menampung / menyimpan crude oil dan produk-produk. Ada 45 unit
tangki yang dioperasikan. Jenis solven/pelarut yang dihasilkan kilang Cepu dinamakan
Pertasol (Pertamina Solven)
4. Jalannya Proses
- Crude oil dari tangki diisap pompa feed dan dipompakan melewati HE, Furnace. Dan
Evaporator. Di Furnace crude oil mengalami pemanasan sampai temperature 330 C.
Sedangkan di Evaporator dipisahkan antara uap dan cairan (residu), residunya terus ke
residu stipper, HE, box cooler kemudian ke tangki penampung residu.
- Dari top evaporator uap minyak yang merupakan campuran dari fraksi-fraksi solven
(pertasol), kerosene, solar dan PH. Solar masuk ke kolom frasinasi C-1 untuk dipisahkan
sesuai fraksi-fraksi tersebut. Yaitu dari top kolom C-1 keluar produk uap Pertasol yang
13

diumpankan kembali ke kolom C-2 untuk dipisahkan menjadi solven ringan (pertasol CA).
Solven sedang (pertasol CB). Uappertasol CA yang keluar melali top kolomC-2 dicairkan
di condenser, dan didinginkan di cooler terus ke separator lalu masuk ke tangki penmpang
produk Pertasol CA, T 114, 115, 116, 117.
- Dari side stream kolom C-2 dan bottom kolom C-2 diambil sebagai produk Pertasol CB,
terus masuk ke cooler, separator, kemuadian ke tangki penampung Pertasol CB, T 109,
110.
- Dari side stream paling atas/ side stream No. 8 kolom C-1 diambil produk Pertasol CC,
terus masuk ke cooler, separator kemudian ke tangki penampang Pertasol CC, T 112, T
113.
- Dari side stream bagian tengah kolom C-1 diambil produk kerosene, terus masuk ke stipper
kerosene. Dari bottom stipper kerosene masuk ke cooler, separator terus masuk ke tangki
penampung kerosene T 106, 124, 125, 126.
- Dari side stream bagian bawahkolom C-1 diambil produk solar, terus masuk ke stipprt
solar. Dari bottom stipper solar masuk ke HE 1, cooler, separator terus ke tangki
penampang produk solar, T 111, 120, 127.
- Dari bottom kolom fraksinasi C-1 keluar produk PH solar, terus ke tangki penampang PH
Solar, T 118, 119. Selanjutnya dipompa ke pabrik lilin/ wax plant, untuk diproses dan
diambil lilin atau waxnya (batik wax).
5. Produk Utama yang dihasilkan
- Solven ringan (Pertasol CA), solven sedang (Pertasol CB) dan solven berat(PertasolCC)
yang semuanya digunakan sebagai pelarut
- Kerosene untuk minyak lampu atau kompor
- Solar untuk bahan bakar diesel
- Residu untuk bahan bakar pada industri
- PH Solar untuk feed wax plant
6. Kapasitas Operasi
Kapasitas terpasang pada unit distilasi Pusdiklat Migas Cepu adalah 600 kL / hari atau
sekitar 3700 BBL / day. Saat ini dioperasilan dengan kapasitas kurang lebih 400 kL / hari
sesuai dengan produk minyak mentah yang dihasilkan oleh PERTAMINA OEP Cepu.
3.6. Unit Pengolahan Air Minum
Sebagian air untuk industri digunakan jga untuk air minum tetapi dengan menambah
proses dari proses-proses yang telah ada dari proses air industri, diantaranya adalah:
a) Disinfektasi
Proses disinfektasi yaitu proses pembunuhan kuman yang bersifat patogen (penyebab
penyakit). Proses ini dilakukan pada proses pengolahan air minum. Air dari proses
penyaringan sebagian digunakan sebagai air umpan boiler dan sebagian untuk air minum.
14

Untuk air minum, sebelum masuk ke Bak Air Minum (BAM), terlebih dahulu dilakukan
proses disinfektasi dengan cara menginjeksikan gas chlor. Tujuannya adalah agar gas chlor
bereaksi secara langsung dengan air sehingga bakteri atau kuman yang terkandung dalam air
akan mati. Di dalam air, gas chlor yang bereaksi dengan air akan membentuk hipoklorida
(HOCl) dan asam chlorida (HCl).
b) Pengumpulan air
Pengumpulan air dalam jumlah banyak bertujuan:
- Menjaga kelangsungan produksi.
- Membantu pengendapan.
- Sebagai persediaan atau cadangan.
c) Distribusi
Selanjutnya air dari Bak Air Minum didistribusikan ke tempat-tempat yang membutuhkan
dengan menggunakan pompa centrifugal multi stage 3 buah yaitu ke lingkungan pabrik dan
kantor, perumahan dinas, asrama AKAMIGAS, rumah sakit serta masyarakat kota Cepu.

Gambar 3.8.1. Pengolahan Air Minum Pusdiklat Migas Cepu

15

3.7. Proses Pengolahan Minyak Mentah


Minyak mentah yang diolah di Pusdiklat Migas Cepu berasal dari lapangan Kawengan dan
Ledok. Setelah dikurangi kandungan airnya, minyak mentah dikirim ke kilang untuk
ditampung didalam tanki. Disini akan dibiarkan selama beberapa hari agar air yang masih
terkandung didalamnya dapat terpisahkan secara gravitasi. Minyak mentah merupakan
campuran (mixed crude) yang telah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan, terutama
menghilangkan kotoran-kotoran seperti garam. Heat exchanger adalah peralatan yang
digunakan untuk pemanasan awal, sebelum minyak mentah dipanaskan didalam furnace dan
juga berfungsi untuk menghemat bahan bakar pada furnace.
Didalam HE terjadi kontak secara langsung antara crude oil yang mangalir pada tube dan
media pemanas yang mengalir pada HE di luar tube dan didalam shell dengan arah
berlawanan counter current untuk memperluar bidang kontak panas.Setelah mengalami
pemanasan di HE, crude oil akan menuju ke furnace (F-1, F2, F3 dan F-4) dimana di
Pusdiklat Migas Cepu 2 aktif dan 2 sebagai cadangan dengan bahan bakar fuel oil dan fuel
gas dan bantuan steam. Crude oil yang keluar dari furnace berupa campuran uap dan cairan
dimasukkan ke dalam evaporator. Didalam evaporator terjadi pemisahan antara uap dan
cairan, uap yang keluar dari oil puncak evaporator dan langsung masuk frakcinator.
Sedangkan cairan fraksi berat keluar dari dasar masuk ke kolom stripper C-5.
Uap yang keluar dari top kolom fraksinasi adalah sekitar suhu 320C dan dialirkan menuju
kolom fraksinasi C-1. Sedangkan yang keluar dari bottom kolom berupa liquid dengan suhu
300C akan dialirkan menuju ke kolom residu stripper dan C-5 untuk memisahkan fraksi
ringan yang masih terkandung didalamnya dengan bantuan injeksi steam. Dari evaporator
terjadi pemisahan antara uap dan cairan, uap akan keluar dari puncak akan langsung masuk
fraksinator, sedangkan cairan fraksi berat akan keluar ke dasar kolom stripper residu. Di sini
terjadi proses pemisahan secara fisika antar fraksi berat dan fraksi ringan.
Crude oil masuk pada bagaian tengah kolom pemisah pada suhu 325C. Didalam kolom
tersebut pemisahan dibantu dengan adanya steam stripping (pada suhu 170C dan tekanan
1,25 kg/cm) dan pemanasan, maka senyawa hidrokarbon yang telah pada titik didihnya akan
berubah menjadi fase uap dan yang belum teruapkan akan tetap menjadi cairan. Fraksi ringan
keluar sebagai hasil atas kolom pemisah pada suhu 320C dan tekanan 0,26 kg/cm sedangkan
fraksi berat akan keluar sebagai hasil bawah pada suhu 295C. Didalam kolom fraksinator
16

terjadi pemisahan minyak bumi berdasarkan titik didih (boiling range). Sehingga didapatkan
produk sebagai berikut:
a. Dari fraksinator (C-01) side stream no.tray 4, 6, 8 dan 10 sebagai fraksi solar dan masuk ke
solar stipper (C-4) .Dari kolom fraksinasi C-1 dihasilkan produk berupa solar dengan suhu
keluaran adalah 265C. Panas solar yang tinggi digunakan sebagai penukar panas pada HE-1
sehingga setelah keluar dari HE adalah 110C dan didinginkan lebih lanjut didalam cooler.
Solar dipisahkan kandungan airnya dengan menggunakan separator S-6 pada suhu 40C dan
kemudian akan ditampung didalam tangki.
b. Dari fraksinasi side stream no.tray 12, 14 , 16 dan 18 sebagai fraksi kerosene dan masuk ke
kerosene stripper (C-3) dan dengan mengenjeksikan steam diperoleh hasil dari puncak kolom
di kembalikan lagi ke menara C-1 sebagai refluk dengan suhu 170C. Hasil bottom yang
berupa kerosene dengan suhu 165C dan kamudian akan didinginkan dalam cooler (CL).
Selanjutnya dipisahkan didalam air dengan separator dengan suhu 44C, dan akan ditampung
didalam tangki penampungan.
c. Dan dari side stream fraksinasi dihasilkan produk berupa pertasol CC, yang sebelumnya
melalui cooler selanjutnya melalui separator (S-9)
d. Dan fraksi ringan dari puncak kolom akan menuju ke kolom fraksinator C-2 dan
menghasilkan produk pertasol CA dan pertasol CB. Uap kolom fraksinasi yang keluar dari
kolom fraksinasi C-1 uap pertasol dengan suhu 125C. Kemudian uap pertasol dialirkan
menuju kolom fraksinasi C-2 dan dengan bantuan steam diinjeksikan akan diperoleh hasil
berupa pertasol 2/CA pada puncak kolom fraksinasi C-2. Pertasol CA yang berupa uap
tersebut akan diembunkan didalam kondensor (CN-1/2/3/4) dan akan didinginkan kembali
dengan menggunakan box cooler (BC-3/6) dan selanjutnya akan dipisahkan dengan
menggunakan separator S-1 kemudian hasilnya akan ditampung didalam tangki. Dari tangki
penyimpanan sebagai pertasol 2 /CA digunakan sebagai refluk pada menara kolom fraksinasi
C-2 dengan bantuan pompa refluk P-100 7/8. Sedangkan sisa uap yang tidak dikondensor
final CN-5-12, lalu didinginkan dalam cooler CL-3/4 dan selanjutnya akan dipisahkan airnya
dengan mengunakan separator S-3 dan selanjutnya hasilnya akan ditampung didalam tanki
114/115/116/117.
Hasil samping dari kolom fraksinasi C-2 berupa pertasol CB, kemudian didinginkan
didalam separator S-4 pada suhu 40C, dan akan ditampung tanki. Hasil dasar dari kolom
fraksinasi C-2 yaitu naptha kemudian menuju ke kolom separator C-9 dan akan mengalir ke
cooler untuk didinginkan dan akan menuju ke separator untuk dipisahkan kandungan airnya.
17

Tetapi ada juga dari sebagian produk dari pertasol CB dan naptha digunakan sebagai refluk
pada top menara C-1.
Proses ini bertujuan untuk mengubah fase uap dan juga fase cair yang dilanjutkan dengan
pendinginan untuk menurunkan temperatur produk. Hasil pemisahan kolom fraksinasi yang
berupa uap dimasukan kedalam kondensor, sedangkan yang berupa cairan akan dimasukkan
kedalam cooler. Kondensor berfungsi untuk mengembunkan uap hidokarbon sehingga berupa
fase manjadi cairan. Sedangkan cooler digunakan untuk mendinginkan produk-produk
sebelum masuk kedalam tangki penampungan. Keduanya menggunakan air yang berasal dari
cooling tower.

Gambar 3.10.1. Pusdiklat Migas Cepu

18

Gambar 3.10.2. Diagram Alir Unit Distilasi Atmosfer PUSDIKLAT Migas Cepu

3.8. Pengolahan Limbah


Adapun pengolahan limbah yang telah dilakukan di Pusdiklat Migas Cepu adalah sebagai
berikut:
A. Pengelolaan Limbah Cair
Sumber limbah cair dihasilkan oleh bagian-bagian sebagai berikut :
1. Limbah Cair Kilang
Limbah cair kilang berasal dari :
a. Drain tangki dilakukan dengan periode 8 jam sekali secara bergantian.
b. Separator yang dilakukan secara otomatis yang dilengkapi level water control.
c. Perawatan kilang yang dilakukan dengan periode 3 tahun sekali.
Pengolahan limbah cair dilakukan melalui beberapa tahap :
19

Tahap I

: Pemisahan minyak pada unit api

Tahap II

: Pemisahan minyak pada unit pendinginan tangki dcrude oil (CPI).

Tahap III : Pemisahan minyak pada unit api kedua.


2. Limbah Cair Boiler Plant
Limbah cair berupa air pendingin, air bekas pencucian softerner dan air buangan blow
downsemuanya dibuang ke parit dan dialirkan ke unit oil-colector type CPI kilang minyak.
3. Limbah Cair Wax Plant
Limbah cair yang bercampur dengan minyak atau ceceran minyak dan lilin sejumlah
250 m2/hari, sebelum dibuang ke Bengawan Solo limbah cair ini terlebih dahulu diproses
dalam unit pengolahan limbah cair dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap I

: Pemisahan minyak atau lilin pada unit CPI.

Tahap II

: Pemisahan minyak atau lilin pada api.

4. Limbah Cair Power Plant


Limbah cair berupa ceceran minyak pelumas, solar dan minyak pelumas bekas ratarata 40 liter, limbah cair tersebut dipompakan langsung ke dalam unit oil chater CPI kilang
minyak, selanjutnya limbah cair tersebut dapat dilakukan proses pemisahan minyak.
5. Limbah Cair Laboratorium
Limbah cair berupa pencucian bahan kimia campur dengan air pembilas mengalir ke
dalam parit tanah, karena volume limbah cair sangat kecil sebagian akan terserap ke dalam
tanah.
6. Limbah cair dari rumah sakit, asrama, perumahan, tenaga kerjadan wisma.
Limbah cair rumah sakit:
a. Limbah cair berupa sisa pencucian : film rongent, alat dan obat di apotik, alat suntik di
saat rawat inap dibuang ke saluran yang dilengkapi peresapan.
b. Tinja dibuang ke WC yang dilengkapi dengan septic tank.
c. Sisa pencucian dapur, air kamar mandi, dibuang ke saluran tersedia atau selokan dan
campur dengan limbah cair penduduk disekitarnya, jarak dengan Bengawan Solo 1
km.
Limbah cair asrama mahasiswa, perumahan tenaga kerjadan wisma.
a. Tinja dibuang ke WC dilengkapi dengan septic tank.
b. Limbah cair kamar mandi, cucian dan dapur dibuang melalui selokan-selokan yang
umunya tidak disemen, sehingga limbah cair tersebut dapat meresap kedalam tanah
dan sebagian manggalir ke tanah dan sebagian lagi mengalir ketanah pertanian.
B. Pengelolaan Limbah Gas
20

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan penurunan kualitas udara yaitu kilang, boiler
plant dan power plant. Ketiga kegiatan tersebut mengeluarkan limbah gas pembakaran
bahan bakar minyak pada dapur kilang (unit distilasi atmosferis), proses penghasilan
steam di boiler plant dan proses pembangkit tenaga listrik di power plant. Polutan yang timbul
adalah SOX, NOX, CO, HC. Pencegahan penurunan kualitas udara yang sudah dilakukan,
antara lain :
a) Pemasangan cerobong gas dan pengaturan penyempurnaan proses pembakaran:
1) Kilang Minyak: Jumlah cerobong 4 buah, masing-masing dengan ketinggian 22 meter dan
diameter 25 inci. Pengabutan bahan baku cair dan pegaturan perbandingan bahan dengan
udara (excess air 20 %)
2) Boiler Plant: Jumlah cerobong 3 buah, masing-masing dengan ketinggian 20 meter dan
diameter 20 inci. Pengabutan bahan bakar cair dan pengaturan perbandingan bahan
bakar dengan udara 1 : 17.
3) Power plant: Jumlah cerobong 6 buah, masing-masing dengan ketinggian 12 meter dan
diameter 20 inci.
b) Perawatan dan penyempurnaan jalan dan program penghijauan.

21

BAB IV
UNIVERSITAS INDONESIA
4.1. Sejarah Teknik Kimia Universitas Indonesia
Jurusan Teknik Kimia Universitas Indonesia pada awalnya didirikan sebagai Gas
Technology Universitas Indonesia pada tahun 1981 Ada dua program yang didirikan hampir
bersamaan pada tahun 1981.
Awalnya, Program Teknologi Gas didirikan di bawah Departemen Metalurgi untuk
memenuhi kebutuhan nasional insinyur di bidang pencairan gas. Para siswa Teknologi Gas
datang dari teknik metalurgi, teknik mesin, kimia dan fisika siswa. Melalui kerjasama dengan
PERTAMINA, Program telah memperoleh beberapa dukungan dalam bentuk dana pendidikan
terbatas, staf pengajar industri-yang berpengalaman, on-the-job training situs bagi mahasiswa,
serta kunjungan pendidikan ke industri terkait. Pada tahun yang sama Program Teknik Kimia
didirikan di bawah Departemen Teknik Mesin. Program ini diarahkan untuk mengatasi
kekurangan sumber daya manusia terkait dengan pengembangan industri di bidang Teknik Kimia
di Indonesia. Pada tahun 1985, dua program diintegrasikan ke dalam Gas dan Petrokimia Jurusan
Teknik, yang menawarkan program studi teknik kimia dengan poin yang kuat dalam kursus gas
dan teknologi petrokimia.
Mulai tahun akademik 1985/1986, Departemen Gas dan Petrokimia Teknik telah mengakui
siswa dari semester pertama melalui Penerimaan Mahasiswa Baru Sistem (Sipenmaru). Program
penerimaan kelima semester sebelumnya dilanjutkan sampai tahun 1986. Gas dan Jurusan
Teknik Petrochemical awalnya dikelompokkan menjadi Gas dan Petrokimia Program Studi
Teknik pada tahun 1989, tetapi kemudian dikelompokkan ke dalam Program Studi Teknik Kimia
tahun 1996 Berdasarkan Domestik Statuta UI-BHMN program studi jangka diubah menjadi
departemen pada tahun 2003, dan pada tahun 2006 Departemen Gas dan Petrokimia Teknik
berubah menjadi Departemen Teknik Kimia. Sementara untuk studi pascasarjana, Program
Magister Teknik Kimia, Program Magister Manajemen Gas Alam dan Program Doktor Teknik
Kimia didirikan pada tahun 2002, 2004 dan 2007, masing-masing. Selain itu, Teknik Kimia
Universitas Indonesia memiliki alamat Kimia Jurusan Teknik, UI Kampus Baru, Depok 16424 Indonesia.

22

4.2. Visi Departemen Teknik Kimia


Departemen Teknik Kimia FTUI diakui sebagai institusi pendidikan dan riset yang
merupakan pusat unggulan teknologi kimia
4.3. Misi Progam Studi
1. Departemen berusaha untuk memberikan kualitas terbaik dari pendidikan sarjana dan
pascasarjana. Departemen akan memberikan pendidikan dan pengalaman desain
berbasis luas, memungkinkan siswa untuk mengatasi masalah-masalah teknik kimia.
Selain itu,
2. Departemen akan memberikan para siswa dengan unsur-unsur mendasar untuk
mengembangkan dalam profesi dalam menanggapi dengan cepat perubahan teknologi
dan sosial kebutuhan dan harapan. Departemen juga akan mencakup pengembangan soft
skill yang penting seperti pemecahan masalah, komunikasi, dan keterampilan kelompok.
3. Departemen berusaha untuk mengekspos pengetahuan dan menyediakan lingkungan
intelektual yang akan mendorong penelitian yang sangat baik dan berpikir kritisinovatif.
4. Departemen berusaha untuk membantu pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat.
Ini termasuk kewajiban untuk mengidentifikasi baru dan berkembang masalah sosial
serta menyediakan waktu dan upaya yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan
yang ada.
4.4. Tujuan Progam Studi
Lulusan program sarjana dari PSTK-FTUI harus dapat berkontribusi pada bidang teknik
kimia dengan menerapkan prinsip-prinsip teknik kimia dengan pertimbangan hati-hati rekayasa,
ekonomi, sosial, kesehatan dan keselamatan, energi, lingkungan, keberlanjutan, dan aspek etika;
mampu berpikir kritis, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja sama dalam tim multidisiplin.
Serta memiliki berbagai kompetensi yang meliputi:
1. Mampu berkomunikasi secara efektif dan bekerja dalam tim multidisiplin.
2. Mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, dan juga memiliki kemampuan intelektual untuk
3.

memecahkan masalah secara mandiri dan dan interdependently


Baik di lisan dan tulisan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk kegiatan akademik dan

4.
5.

non-akademik
Mampu memanfaatkan informasi komunikasi teknologi
Mampu menerapkan pengetahuan matematika dan ilmu pengetahuan dalam memecahkan

6.

masalah teknik
Mampu menerapkan konsep massa dan energi saldo dalam memecahkan masalah teknik

7.

kimia
Mampu menerapkan konsep termodinamika dalam memecahkan masalah teknik kimia
23

8.

Mampu menerapkan konsep fenomena transportasi dalam memecahkan masalah teknik

kimia
9. Mampu menerapkan konsep-konsep rekayasa reaksi kimia
10. Mampu menggunakan alat teknik kimia modern yang
11. Mampu melakukan percobaan dan menganalisis data yang diperoleh
12. Mampu merancang komponen, sistem, proses, dan produk yang berhubungan dengan profesi
teknik kimia dengan pertimbangan hati-hati rekayasa, ekonomi, sosial, kesehatan dan
keselamatan, energi, lingkungan, keberlanjutan, dan aspek etika
13. Mampu memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di mana pun
mereka tinggal dan bekerja
14. Mampu mengidentifikasi jenis pendekatan kewirausahaan diperlukan berdasarkan inovasi,
kemandirian dan etika
15. Terus mengembangkan diri untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah local dan
global
4.5. Sekilas tentang Departemen Teknik Kimia UI
Misi utama Departemen Teknik Kimia adalah menyelenggarakan pendidikan dengan
kualitas terbaik sehingga lulusannya mendapatkan pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman
melakukan riset dengan topik-topik terkini di bidang rekayasa kimia dan rekayasa biokimia.
Berawal dari dibukanya Program Studi Teknik Gas dan Program Studi Teknik Kimia pada
tahun 1981, Departemen Teknik Kimia FTUI saat ini merupakan salah satu departemen teknik
kimia terkemuka di Indonesia dengan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Indonesia
(BAN) dan ASEAN University Network (AUN). Departemen Teknik Kimia memiliki dua
program studi, Program Studi Teknik Kimia (PSTK) dan Program Studi Teknologi Bioproses
(PSTB), 30 staf tetap akademik dan sekitar 800 mahasiswa program sarjana dan pascasarjana.
Dalam rangka meningkatkan peran departemen di era bioteknologi dan ilmu hayati, PSTB
dibuka pada tahun 2008.
Departemen Teknik Kimia menyelenggarakan lima program pendidikan yaitu program
sarjana/S1 (reguler, paralel, dan kelas khusus internasional), program magister/S2 (reguler
dan manajemen gas di kampus Salemba), dan program doktoral/S3. Departemen Teknik Kimia
telah mulai menerapkan kurikulum program sarjana berbasis kompetensi sejak kurikulum
2000, yang senantiasa diperbaharui secara berkala sampai kurikulum 2012. Kompetensi
lulusan disusun mengacu pada rekomendasi ABET dan Bologna Process serta hasil survei
lulusan dan pihak industri dengan tujuan menghasilkan lulusan yang dapat berkontribusi di
dunia kerja dan masyarakat lingkungannya dimanapun dia bekerja.
24

Departemen Teknik Kimia dalam menyelenggarakan kelas khusus internasional


bekerjasama dengan tiga perguruan tinggi di Australia yaitu Monash University, Curtin
University dan University of Queensland. Mahasiswa kelas khusus internasional mendapatkan
pengalaman belajar di UI pada dua tahun pertama dilanjutkan di universitas mitra pada dua
tahun kedua. Pada akhir studi, mahasiswa mendapatkan gelar ganda yaitu Sarjana Teknik dan
Bachelor of Engineering. Sejak tahun 2011, mahasiswa dapat memilih untuk melanjutkan
studi dua tahun kedua di FTUI mengikuti kurikulum yang ekivalen dengan kurikulum program
pendidikan sarjana reguler dan paralel untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik. Pada
kurikulum 2012, mata ajaran pilihan seluruh program pendidikan di Departemen Teknik
Kimia telah diintegrasikan. Ini berarti bahwa suatu mata ajaran pilihan dapat diikuti oleh
mahasiswa program sarjana dan pascasarjana, mahasiswa PSTK maupun mahasiswa PSTB.
Dengan integrasi kurikulum ini mahasiswa menjadi lebih leluasa dalam memilih mata ajaran
yang diminatinya. Bagi mahasiswa program sarjana yang

memenuhi

syarat,

disediakan

program fast-track yang memungkinkan mahasiswa menyelesaikan pendidikan S1 dan S2


dalam waktu lima tahun yang satu tahun lebih singkat dibandingkan dengan masa studi
kurikulum reguler. Program magister teknik kimia telah pula mempersiapkan kurikulum
khusus bagi lulusan S1-non teknik kimia yang memungkinkan mahasiswa program magister
mengikuti mata ajaran utama program sarjana teknik kimia. Dengan mengikuti kurikulum
khusus ini, mahasiswa diharapkan menguasai dasardasar teknik kimia sebelum mengikuti
mata ajaran utama lanjutan pada program magister.
Pada program pendidikan S3, lulusan program doktoral
kontribusi kepada pengembangan ilmu pengetahuan dengan

diharapkan

melakukan

memberikan

penelitian

yang

intensif dan terfokus pada topik tertentu dengan bimbingan staf pengajar Departemen Teknik
Kimia yang berkualifikasi guru besar.
Departemen Teknik Kimia sebagai

salah

satu departemen di Fakultas Teknik

Universitas Indonesia telah mengambil bagian dalam upaya riset dengan tema Sustainable
chemical and bioengineering for energy and product development. Tema riset ini didukung oleh
empat kelompok riset: rekayasa proses dan konversi produk alam, energi berkelanjutan,
teknologi industri
di

bioproses,

dan

intensifikasi proses. Aktivitas riset yang dilakukan

Departemen Teknik Kimia telah mendapat banyak bantuan dana dari pemerintah yang

menunjang kegiatan riset mahasiswa.


4.6. Kemahasiswaan
25

Untuk mengakomodasi kegiatan mahasiswa di departemen teknik kimia, dibentuk


organisasi mahasiswa yang disebut "Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia" (IMTK). Organisasi ini
terletak di bawah organisasi mahasiswa tingkat fakultas yang bernama Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. IMTK mempunyai beberapa target
atau tujuan antara lain:
Memfasilitasi dan mengembangkan mahasiswa melalui akademis, kewirausahaan dan sosial,
serta kemampuan untuk mengatur managerial skil melalui beberapa program kerja seperti
Petro Gas Day dan Chemical Engineering Charity
Menjaga nasionalisme dan mencoba untuk membuat para mahasiswa berkontribusi dalam
memberikan penghargaan kepada Departemen dalam berbagai kompetisi atau perlombaan
Menghubungan mahasiswa, dosen, dan alumni untuk tetap saling berkomunikasi dan untuk
meningkatkan kepedulian mereka terhadap almamater
Selalu meningkatkan performanya dan menjadi organisasi mahasiswa terbaik di Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia.

26

4.7. Struktur Universitas Indonesia

4.8. Laboratorium Teknik Kimia UI


Laboratorium pendidikan digunakan untuk kegiatan praktikum mahasiswa bukan untuk
penelitian, meliputi:
1. Laboratorium Dasar Proses Kimia (DPK)
Lab Dasar Proses Kimia merupakan lab. pendidikan yang melayani
praktikum, seperti: Praktikum Kimia Dasar, Praktikum Kimia Organik,
Praktikum Kimia Fisik, dan Praktikum Kimia Analitik. Untuk mahasiswa
reguler, paralel, maupun internasional. Lab ini juga melayani kegiatan
penelitian mahasiswa yang membutuhkan bahan kimia, peralatan glassware
dan

instrumen

yang

ada

di

lab

ini,

seperti

kromatografi

gas,

spektrofotometer UV/VIS, viskometer digital broukfield, melting point meter.


27

Gambar 4.6.1.1. Laboratorim Dasar Proses Kimia

2. Laboratorium Proses dan Operasi Teknik (POT 1&2)


Laboratorium Proses dan Operasi Teknik merupakan laboratorium pendidikan yang
mempelajari operasi peralatan proses yang berdasarkan pada perpindahan panas dan masa.
Peralatan yang terdapat di laboratorium ini misalnya rotary dryer, heat exchanger, reaktor dan
lain sebagainya.

Gambar 4.6.1.2. Laboratorium Proses dan Operasi Teknik 1 dan 2

3. Laboratorium Sistem Proses Kimia (SPK)


Laboratorium ini merupakan laboratorium pendidikan untuk menunjang perkuliahan
dengan pengaplikasian software dalam proses kimia. Laboratorium komputasi ini yang
mengajarkan program hysys, dimana laboratorium ini terletak di gedung B lantai 4 Departemen
Teknik Kimia FTUI.

28

Gambar 4.6.1.3. Laboratorium Sistem Proses Kimia

4. Laboratorium Bioproses Kimia (BK)


Laboratorium ini mengkaji mengenai proses-proses yang melibatkan organisme
(mikroorganisme) sebagai jasad pemroses substat (bahan baku) menjadi suatu produk.

Gambar 4.6.1.4. Laboratorium Bioproses Kimia

4.9. Laboratorium Penelitian


Departemen Teknik Kimia telah menerima berbagai macam pendanaan riset dari
pemerintah untuk mendukung kegiatan riset mahasiswa. Laboratorium ini terdiri dari:
1. Rekayasa Produk Kimia dan Alam (RPKA)
Karena keterbatasan sumberdaya minyak bumi dan bertambahnya polusi terhadap
lingkungan, pengembangan rancangan produk alami sebagai pengganti minyak bumi menjadi hal
yang penting. Karena itu, riset dititik beratkan untuk menjawab berbagai tantangan melalui
eksperimen di laboratorium dan pemodelan dan simulasi komputer. Eksperimen termasuk
merancang konstruksi reaktor kimia dan juga uji kinerja reaksi kimia. Untuk reaksi-reaksi atau
katalis tertentu, pengujian bisa dilakukan baik dalam skala lab maupun skala pilot. Bidang riset
meliputi: Produk kimia dan berbasis minyak sawit (aditif biodiesel, biogasoline, bio lubricant,
dan fotokatalisis) melalui reaksi kimia/biologi/foto.
2. Itensifikasi Proses (IP)
Intensifikasi proses kimia adalah pengembangan teknik kimia yang mengarah ke proses
yang lebih kecil, lebih bersih dan efisien dalam penggunaan energi dan material. Kelompok riset
Intensifikasi Proses meliputi berbagai bidang teknologi yang semuanya ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi proses dengan membuat skala proses lebih kecil. Kelompok riset ini
menitikberatkan pada bidang-bidang teknologi tertentu, yaitu: membran, ozon, ultra violet,
29

proses oksidasi terkini. Area peelitiannya meliputi: Separasi membran, ozon, UV, oksidasi
terkini, teknologi plasma.
3. Energi Berkelanjutan (EB)
Kelompok riset Energi Berkelanjutan melakukan usaha-usaha dalam meningkatkan
keberlanjutan pasokan energi, mengurangi gas rumah kaca dan emisi polutan, meningkatkan
efisiensi energi dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan energi fosil nonkonvensional. Tema riset pada kelompok riset ini dititikberatkan pada material untuk energi,
pembakaran bersih, produksi hidrogen dan bahan bakar sel, penyimpanan energi, bahan bakar
fosil yang bersih, coal bed metane (CBM), energi terbarukan dan berbasis bio, sistem energi
berkelanjutan dan analisis kebijaksanaan. Bidang riset: material nano untuk energi, pembakaran
bersih, produksi hidrogen dan sel bahan bakar, penyimpanan energi, coal bed metane, energi
biomassa dan sistem energi berkelanjutan.
4. Rekayasa Bioproses
Teknik bioproses bekerja pada gugus depan bidang teknik kimia dan teknik biologi untuk
membawa bidang teknik ke kehidupan melalui konversi material biologi ke bentuk-bentuk lain
yang dibutuhkan manusia. Kelompok riset menitikberatkan pada energi bio, bioteknologi untuk
lingkungan, functional food, pemodelan molekular, biokatalisis dan biomassa. Bidang risetnya
mencakup: Simulasi bioproses, biokatalisis, cell culture untuk mikroalga, rancangan bioreaktor,
energibio (etanol, biodiesel), bioteknologi lingkungan, teknik protein, pemisahan produk alami,
biomaterial, rancangan produk makanan dan keselamatan proses.
4.10. Kurikulum Program Studi Teknik Kimia
Seorang calon sarjana Teknik Kimia wajib menyelesaikan dengan baik paling sedikit 144
SKS yang meliputi mata ajaran yang dikelompokkan ke dalam dasar teknik, yang terdiri dari
matematika dan ilmu pengetahuan dasar (basic science), dan dasar teknik kimia, sehingga dapat
menerapkannya baik dalam mata kuliah pilihan, desain rekayasa (engineering design) maupun
dalam pelaksanaan skripsi serta kerja praktek. Untuk melengkapi wawasan, mahasiswa juga
dibekali dengan pengetahuan bahasa dan humaniora, serta pengetahuan pendukung
(supportings).

30

BAB V
UNIVERSITAS PARAHYANGAN
5.1. LATAR BELAKANG
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Prahyangan dengan Jurusan Teknik
Industri dan Jurusan Teknik Kimia, didirikan pada tanggal 20 April 1993, dan memperoleh status
Terdaftar sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
nomor 34/D/O/1993. Dasar pemikiran bagi pendirian fakultas ini adalah perlunya suatu paham
dan tanggapan akan arah gerak dunia usaha dan dunia industri, baik skala regional, nasional,
maupun global, karena dunia usaha tersebut akan terkait dengan kebutuhan sumber daya manusia
yang terampil dan cendekia.
Menjelang tahun 2020 akan terjadi liberalisasi ekonomi sehingga sangat berpengaruh
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta dunia industri. Semakin
tinggi penguasaan Iptek oleh sumber daya manusia (SDM), semakin tinggi pula produktivitas
gabungan dunia industri. Peningkatan produktivitas SDM semakin diperlukan untuk mengolah
sumber daya alam (SDA) guna memperoleh produk yang kompetitif. Disadari sepenuhnya
bahwa SDA bersifat konstan, sedangkan SDM selalu bertambah besar dengan bertambahnya
waktu. Kesenjangan antara jumlah SDA dan SDM justru terjadi pada tingkat penduduk dengan
pendapatan rendah sehingga secara ekologis tidak menguntungkan. Disinilah letak masalah yang
harus diselesaikan.
Lulusan sarjana Teknik Industri dan Teknik Kimia yang menguasai Iptek sangat diperlukan
dalam era globalisasi. Arus globalisasi secara lambat atau cepat akan melanda berbagai aspek
kehidupan. Hal ini oleh orang awan akan merupakan ancaman, namun bagi para pakar teknologi
Indonesia. Karena itu, cara yang terbaik dalam menghadapi arus globalisasi tersebut adalah
bukan mencoba menolaknya, melainkan bagaimana membaur mencari peluang memasarkan
produk kompetitif sesuai dengan arus globalisasi tersebut.
Sesuai dengan keputusan nomor 40/DIKTI/Kep/1998 Jurusan Teknik Industri memperoleh
status DIAKUI sejak 11 Februari 1998. Demikian pula sesuai keputusan nomor
104/DIKTI/Kep/1998, Jurusan Teknik Kimia memperoleh status DIAKUI sejak 1 April 1998.
Melalui Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia nomor 014/BAN-PT/Ak-IV/VII/2000, Jurusan Teknik Industri
sejak 7 Juli 2000 memperoleh status Terakreditasi B. Sedangkan Jurusan Teknik Kimia
31

berdasarkan Keputusan nomor 010/BAN-PT/Ak-IV/VI/2000, memperoleh status Terakreditasi B


sejak 23 Juni 2000.
Pada tahun 2005 dilaksanakan proses re-akreditasi untuk kedua Jurusan di FTI, dan
berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia nomor 007/BAN-PT/Ak-IX/S1/VI/2005, Jurusan Teknik Industri
sejak 8 Juni 2005 memperoleh status Terakreditasi A. Sedangkan Jurusan Teknik Kimia
berdasarkan

Keputusan

nomor

008/BAN-PT/Ak-IX/S1/VI/2005,

memperoleh

status

Terakreditasi B sejak 23 Juni 2005.


Pada tahun 2010 dilaksanakan proses re-akreditasi untuk kedua jurusan di FTI, dan
berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Nasional
Republik

Indonesia

nomor

023/BAN-PT/Ak-XIII/S1/X/2010,

Jurusan

Teknik

Industri

memperoleh status Terakreditasi A, terhitung mulai 29 Oktober 2010 s/d 29 Oktober 2015.
Sedangkan

Jurusan

Teknik

Kimia

berdasarkan

Keputusan

nomor

020/BAN-PT/Ak-

XIII/S1/X/2010, memperoleh status Terakreditasi B, terhitung mulai 08 Oktober 2010 s/d 08


Oktober 2015.
5.2. VISI dan MISI
VISI
Visi Fakultas Teknologi Industri
Menjadi komunitas Akademik dalam bidang teknologi industri manufaktur dan proses yang
berperingkat internasional untuk meningkatkan pemenuhan martabat manusia.
Visi Jurusan Teknik Industri
Menjadi komunitas keilmuan teknik industri yang humanum dan bersemangat kasih dalam
kebenaran untuk mengembangkan potensi local menuju tataran internasional demi peningkatan
martabat manusia dan keutuhan alam ciptaan berdasarkan sesanti Bakuning Hyang Mrih Guna
Santyaya Bhakti.
Visi Jurusan Teknik Kimia
Menjadi komunitas akademik yang berperingkat internasional, untuk meningkatkan
pemenuhan martabat manusia.

32

MISI
Misi Fakultas Teknologi Industri
1. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang teknologi manufaktur dan proses yang hasilnya
disebarluaskan melalui pendidikan dan diabdikan demi kesejahteraan masyarakat
2. Menyelenggarakan pendidikan tinggi berdasarkan hasil penelitian dalam bidang teknologi
manufaktur dan proses untuk meningkatkan martabat
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan hasil penelitian dalam bidang
teknologi manufaktur dan proses untuk meningkatkan martabat manusia
Misi Jurusan Teknik Industri
Dengan dilandasi oleh Visi Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan tahun
2012, serta sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, maka Program Studi Teknik
Industri mempunyai misi sebagai berikut :
1. Membangun komunitas keilmuan teknik industri yang humanum dan bersemangat kasih
dalam kebenaran dengan menggali, menginternalisasi, dan mengimplementasikan nilai-nilai
dasar dasar dan spiritualitas Unpar.
2. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang memadukan keunggulan akademik dan
pembentukan karakter mahasiswa.
3. Menyelenggarakan penelitian dan pengkajian ilmiah serta sistematika dan konservasi, serta
sosialisasi produk-produk kegiatan ilmiah; dan
4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat
yang kesemuanya dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi local demi meningkatkan
martabat manusia dan keutuhan alam penciptaan.
MISI Jurusan Teknik Kimia
Berdasarkan atas visi yang dimiliki, maka Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik
Parahyangan memiliki misi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan penelitian di bidang ilmu Teknik Kimia yang hasilnya disebarluaskan
melalui pendidikan dan diabdikan demi kesejahteraan masyarakat;
2. Meneyelenggarakan

pendidikan

tinggi

berdasarkan

hasil

penelitian

dalam

rangka

meningkatkan martabat manusia;


3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan hasil penelitian, dalam rangka
meningkatkan martabat manusia.
33

5.3. PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UNPAR berkomitmen untuk
terus memperbaiki mutu dalam pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Selain itu,
dalam mencapai visi yang diharapkan Menjadi Komunitas Keilmuan Teknik Industri Yang
Humanum dan Bersemangat Kasih Dalam Kebenaran Untuk Mengembangkan Potensi Lokal
Menuju Tataran Internasional Demi Peningkatan Martabat Manusia dan Keutuhan Alam Ciptaan
Berdasarkan Sesanti Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti, Program Studi Teknik
Industri terus mengembangkan potensinya (dalam tataran internasional) untuk dibaktikan kepada
masyarakat. Program Studi juga secara terus menerus mengembangkan juga jejaring kerja
samanya untuk pengembangan keilmuan Teknik Industri.
Salah satu bentuk konkrit upaya perbaikan mutu dilakukan dengan pengembangan dan
pemutahiran kurikulum. Mulai Semester Ganjil 2013/2014, Program Studi Teknik industri
melaksanakan pengajarannya dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 secara seimbang
menekan pengembangan hard skills dan soft skills mahasiswa Teknik Industri. Harapannya,
setelah menjalankan proses belajar di Teknik Industri, para lulusan dari Program Studi dapat
mengaplikasikan keilmuan Teknik Industri pada berbagai usaha, memiliki karakter
kepemimpinan pribadi dan tim, mampu bekerja sama, menjunjung tinggi tanggungjawab dan
etika profesi serta mampu tetap belajar dalam perjalanan hidupnya.
Salah satu mata kuliah yang dibahas yaitu Mata Kuliah Perancangan Produk. Tujuan dari
adanya matakuliah ini yaitu mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan metodologi
perancangan produk; mendefinisikan kebutuhan konsumen; menentukan spesifikasi teknis
produk; membuat konsep perancangan dan memilih untuk dibuat rancangannya sampai dengan
pembuatan prototype; mempertimbangkan aspek manufaktur, lingkungan, dan estetika pada
proses perancngan produk. Adapun silabus :
1. Metodologi perancangan produk dan perencanaan produk
2. Identifikasi kebutuhan konsumen
3. Penentuan spesifikasi spesifikasi tknik produk
4. Pembuatan dan penilaian konsep produk
5. Pembuatan arsitektur produk
6. Aspek manufaktur, limgkungan, estetika, dan robust dalam perancangan produk
7. Pembuatan prototype produk
34

8. Evaluasi ekonomi produksi


5.4. KEMAHASISWAAN
Hidup bermasyarakat di kampus tidak lepas dari ikatan norma-norma yang pada
hakekatnya merupakan pedoman untuk mencapai cita-cita dan tujuan bersama. Oleh karena itu
kampus harus berfungsi sebagai wadah pembinaan mahasiswa menjadi manusia dewasa yang
berintelektual dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berikut ini diuraikan asas-asas yang digunakan sebagai pedoman kegiatan-kegiatan kokurikuler:
1. Kegiatan mahasiswa sebagai insan kampus harus selaras dengan fungsi, misi, dan lingkup
kegiatan Universitas Katolik Parahyangan.
2. Kegiatan mahasiswa harus ikut menumbuhkan kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat
jasmani maupun rohani.
3. Fakultas Teknologi Industri Unpar menunjang kegiatan mahasiswa yang dinilai pantas
diwadahi oleh kampus sebagai tempat mengembangkan bakat dan minat, serta menumbuhkan
kemampuan berkomunikasi dan bermasyarakat.
4. Setiap kegiatan mengandung nilai belajar yang tinggi dan kesempatan untuk mengembangkan
diri dalam rangka mempersiapkan diri mengemban tugas dan kewajibannya dalam masyarakat
Indonesia.
5. Mahasiswa merupakan unsure dan peserta utama dalam kegiatan, sehingga harus dihindarkan
adanya pemanfaatan wadah kegiatan mahasiswa oleh pihak luar.
6. Tiap jenis kegiatan harus diselenggrakan dengan teratur dan menaati anggaran dasar serta
pedoman-pedoman lain yang telah diatur oleh lembaga kemahasiswaan di lingkungan
Universitas Katolik Parahyangan.
7. Hendaknya kegiatan ko-kurikuler tidak menonjolkan mahasiswa sebagai kelompok social
khusus dalam masyarakat, namun demikian dari mahasiswa diharapkan timbulnya kegiatan
yang inovatif, kreatif, dinamis, dan mengandung kepeloporan.
8. Sumber daya termasuk dana kegiatan mahasiswa diharapkan diusahakan sendiri oleh
mahasiswa, karena hal ini akan sangat membantu dalam membangun watak dewasa yang
penuh tanggung jawab.
9. Kegiatan mahasiswa hendaknya diselaraskan dengan keadaan masyarakat Indonesia dewasa
ini, dengan kata lain peka dan tanggap terhadap kondisi dan situasi masyarakat.
35

Di lingkungan Fakultas Teknologi Industri (FTI), organisasi kemahasiswaan baru lahir


pada kepengurusan periode 1994/1995, tapi status organisasi kemahasiswaan pada periode
tersebut masih bersifat sementara, mengingat mahasiswa FTI pada waktu itu belum sepenuhnya
memenuhi syarat untuk menjabat sebagai ketua lembaga. Pada keperguruan tahun 1995/1996,
organisasi kemahasiswaan di lingkungan FTI telah menjadi organisasi yang permanen.
Organisasi kemahasiswaan tersebut bersifat non-struktural.
Sesuai dengan Syarat Keputusan Rektor Unpar No. III/PRT/99-08/147 tentang Ketentuanketentuan

Organisasi

Kemahasiswaan

Universitas

Katolik

Prahyangan,

organisasi

kemahasiswaan yang berada di lingkungan Fakultas Teknologi Industri Unpar adalah :


- Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Industri (HMJTI)
- Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia (HMJTK)
Dalam struktur organisasi yang baru himpunan mahasiswa berhubungan dengan Wakil
Dekan I dan Ketua Jurusan melalui jalur koordinasi.
5.5. HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
Sejak periode 1999/2000 terjadi perubahan struktur organisasi kemahasiswaan di
lingkungan Universitas Katolik Parahyangan, dimana lembaga kemahasiswaan tingkat Fakultas,
dalam hal ini Senat Mahasiswa Fakultas dan Badan Perwakilan Mahasiswa, dihilangkan.
Himpunan Mahasiswa Jurusan merupakan organisasi kemahasiswaan yang melaksanakan
dan mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler pada tingkat jurusan. HMJ merupakan sarana dan
wahana pengembangan kepribadian dan pembentukan sikap ilmiah sesuai disiplin ilmu yang
didalami, juga merupakan sarana dan wahana untuk menyalurkan aspirasi dan apresiasi kegiatan
ekstra kurikuler terutama bersifat penalaran dan keilmuan. Selain itu, HMJ juga merupakan
forum pengembangan rasa kecintaan dan kebanggan terhadap disiplin ilmunya. Mahasiswa
sebagai

anggota

diharapkan

menyadari

bahwa

himpunan

merupakan

sarana

untuk

menyelanggarakan proses aktualisasi diri dengan memiliki kegiatan kemahasiswaan dalam


bidang studinya serta pengembangan kemampuan berpikir, antara lain melalui kebebasan ilmiah
yang bertanggung jawab.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh HMJ antara lain penyambutan dan penerimaan
mahasiswa baru, temu akrab, malam keluarga, seminar, studi pabrik (STUPA), study tour, liga
olah raga, pelepasan wisudawan, open house, bazaar murah, bakti social, bursa buku, lomba
debat, dan penerbitan bulletin (VISI dan VOICE).
36

5.6. FASILITAS DAN SARANA


GEDUNG DAN RUANG KULIAH
Fakultas Teknologi industri menempati lantai 2 dan 3 pada Gedung 7, seluruh Gedung 8,
serta lantai 1 dan 2 Gedung 10 di Jalan Ciumbuleuit no 94 Bandung. Lantai 1 Gedung 7
ditempati bersama dengan Fakultas Teknik. Sarana yang dimiliki FTI meliputi :
- Ruang Tata Usaha, terletak di lantai 2 gedung 8
- Ruang pimpinan (Dekan dan para Wakil Dekan), terletak di lantai 2 gedung 8
- Ruang Ketua dan Sekretaris Jurusan, terletak di lantai 1 (Jurusan Teknik Kimia) dan 3
(Jurusan Teknik Industri) gedung 8
- Ruang-ruang dosen, tersebar di gedung 7 dan 8
- Ruang-ruang asistensi
- Ruang siding dan ruang rapat
- Ruang-ruang laboratorium (digedung 7 dan 8)
LABORATORIUM
Laboratorium merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sitem pendidikan di Jurusan
Teknik Industri dan Teknik Kimia. Di dalam praktek laboratorium, mahasiswa memperoleh
pemahaman ataupun pemdalaman materi kuliah serta belajar dan memeperoleh pengalaman
dalam penerapan ilmu. Ketersediaan sarana laboratorium merupakan prioritas utama dalam
penyelenggaraan pendidikan di Fakultas Teknologi Industri Unpar.
Laboratorium yang dikelola oleh Fakultas adalah Laboratorium Komputer, yang
menyelenggarakan kegiatan :
- Praktikum pemrogaman computer
- Praktikum simulasi system
- Praktikum komputasi
Jurusan Teknik Industri Unpar memiliki tujuh buah laboratorium yang mengakomodasikan
kagiatan praktikum sebagai peninjang berbagai matakuliah, yakni :
- Laboratorium Otomasi Industri, untuk praktikum otomasi system produksi
- Laboratorium Sistem Produksi
- Laboratorium APK dan Ergonomi
- Laboratorium QC dan Statistik
- Laboratorium Teknologi Informasi
37

- Laboratorium Proses Produksi unuk paraktikum proses produksi pembentukan dan pemesinan
- Laboratorium Aplikasi Teknologi
- Laboratorium Perancangan Sistem Teknik Industri
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas didukung oleh ketersediaan fasilitas berupa:
- Jaringan computer (LAN)
- Peralatan praktikum dan perangkat lunak analisis perancangan kerja dan ergonomic
- Perangkat lunak statistic
- Perangkat lunak optimasi
- Perangkat lunak simulasi
- Perangkat lunak system informasi
- Jaringan dan perangkat lunak internet
- Perangkat otomasi system produksi
- Media visual
Laboratorium-laboratorium yang terdapat di jurusan Teknik Kimia FTI-Unpar meliputi :
- Laboratorium Rekayasa Sistem Proses
- Laboratorium Teknik Kimia
- Laboratorium Kimia
- Laboratorium Teknologi Pangan
- Laboratorium Teknologi Pemisahan
Kelima laboratorium ini mengakomodasikan kegiatan penelitian tugas akhir yang
dilakukan mahasiswa Teknik Kimia FTI-Unpar.
Kegiatan-kegiatan praktikum di laboratorium tersebut didukung oleh ketersediaan berbagai
fasilitas, antara lain :
- Peralatan gelas dan bahan kimia untuk Laboratorium Kimia dan PLTK
- Peralatan gelas, sediaan mikrobia, dan bahan kimia untuk Laboratorium Mikrobiologi
- Perangkat praktikum operasi teknik kimia, termodinamika, kinetika, teknik reactor, dan
pengendalian proses untuk Laboratorium Teknologi Kimia
- Perangkat lunak ChemCad dan SuperPro Designer untuk simulasi proses dan perancangan
pabrik kimia serta unit pengolahan limbah
- Instrumen analisis : spektrofotometer sinar tampak, spektrofotometer UV, kromatografi gas,
dan amino acid analyzer.
38

UNIT PERPUSTAKAAN
Fakultas Teknolgi Industri pada saat ini memiliki sekitar cukup banyak judul buku yang
meliputi buku-buku bidang computer, manajemen, teknik industri, dan teknik kimia. Koleksi ini
tersimpan di Perpustakaan Unpar yang terletak di lantai 2 dan 3 Gedung 9, bersama dengan
koleksi buku-buku lain di bidang ekonomi, hokum, social, filsafat, teknik sipil, arsitektur,
matematika, fisika, dan ilmu computer. Perpustakaan ini dikelola dengan system terbuka,
sehingga mahasiswa dapat melihat langsung buku-buku yang tersedia disini.
Mahasiswa dapat dan sangat dianjurkan untuk menjadi anggota perpustakaan, sehingga
dapat meminjam buku-buku yang ada. Mahasiswa diharapkan rajin mengunjungi perpustakaan
agar dapat memperoleh wawasan yang lebih luas dengan membaca buku-buku yang tersedia
disana.

39

BAB VI
UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI
6.1. Sekilas UPT BPPTK LIPI
Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor
1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai
Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK).
UPT BPPTK LIPI di Yogyakarta merupakan satuan kerja yang dibentuk dengan peleburan
ex UPT Bahan Baku dan Olahan Kimia (BBOK) LIPI yang berada di 3 (tiga) lokasi : Lampung,
Bandung, dan Yogyakarta. Bagian dari UPT BBOK LIPI yang berkedudukan di Lampung
merupakan satuan kerja terbesar diantara ketiga satuan kerja diatas. Kegiatan utama dari satuan
tersebut adalah pertanian. Kegiatan utama satuan kerja yang berada di Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta, diarahkan pada pengembangan teknologi pengolahan pangan. Sub-satuan kerja yang
berada di Bandung merupakan pusat kegiatan administrasi dan beberapa percobaan laboratorium.
Pembentukan UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia pada dasarnya
merupakan peleburan ketiga sub-satuan kerja dari 3 lokasi dengan penekanan kegiatan yang
berbeda dapat menimbulkan dampak. Dampak tersebut perlu segera diantisipasi agar satuan kerj
yang baru dapat menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya secara optimal. Tugas pokok UPT
BPPTK mengacu pada LIPI yang memiliki tiga tanggung jawab, yaitu :
1. Kepada dunia ilmu pengetahuan
2. Kepada masyarakat
3. Kepada pemegang kepentingan (stakeholders)
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi factor penting dengan penekanan
pada pengembangan riset terapan untuk kepentingan masyarakat luas demi meningkatkan
kemampuan berkompetisi di era globalisasi dan pasar bebas. Pemantapan organisasi UPT karena
itu disadari perlu adanya sinergisme antar program, antar proyek dan antar kegiatan. Namun
demikian program atau kegiatan tersebut harus mempunyai focus yang jelas dan tegas.
UPT BPPTK sebagai salah satu unit eselon III di dalam organisasi LIPI menyusun
Rencana Implementatif yang memuat vici, misi, sasaran, strategi, kebijakan dan arahan program
selama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang muncul baik di dalam maupun di
luar negeri yang memerlukan pendekatan holistic dan berjangka panjang.
40

Lokasi UPT BPPTK LIPI Yogyakarta ada dua yaitu Desa Gading, Kecamatan Playen,
Kabupaten Gunungkidul yang berjarak sekitar 31,5 km dari Yogyakarta dan Desa Tirtonirmolo,
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
6.2. Visi dan Misi
a. Visi
Visi LIPI adalah menjadi lembaga ilmu pengetahuan nasional berkelas dunia yang dapat
mendorong terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integrative dan dinamis
yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanis.
Mengacu visi LIPI di atas, maka ditetapkan arah dan tujuan UPT BPPTK LIPI yaitu
menjadi satuan kerja yang unggul, professional dan humanis dalam pengembangan dan
implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di bidang proses dan teknologi kimia,
pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan.
b. Misi
Misi LIPI adalah
1. Menciptakan great science dan invensi yang dapat mendorong inovasi dalam rangka
meningkatkan daya saing perekonomian nasional
2. Mendorong (meningkatkan) pemanfaatan pengetahuan dalam proses penciptaan good
govermance yang dapat memantapkan NKRI
3. Turut serta dalam proses pencerahan kehidupan masyarakat dan kebudayaan
berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kaidah etika keilmuan
4. Memperkuat peran Indonesia (yang didukung ilmu pengetahuan) dalam pergaulan
internasional
5. Memperkuat infrastruktur kelembagaan (Penguatan manajemen dan sitem)
Sesuai dengan misi LIPI maka UPT BPPTK LIPI Yogyakarta mempunyai kegiatan utama
yaitu mengimplementasikan hasil-hasil penelitian untuk kesejahteraan masyarakat luas. Untuk
mengoperasionalkan rencana ini, UPT BPPTK LIPI Yogyakarta melaksanakan kegiatan sebagai
berikut :
1. Menumbuhkembangkan budaya iptek serta kemampuan berbasis kompetensi di
lingkungan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta. Turut berpartisipasi aktif dalam usaha
menciptakan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society)
2. Melaksanakan pengembangan iptek dan implementasi hasil-hasil penelitian bidang
proses pangan, pakan, teknologi kimia dan lingkungan dengan penekanan pada usaha
peningkatan nilai tambah dan produk local, melaksanakan layanan jasa iptek untuk
menjawab permintaan dan memenuhi kebutuhan masyarakat
3. Menjalin kerjasama dengan para stake holders untuk pengembangan produk-produk
unggul dengan daya komparatif dan kompetitif dari bahan local
41

4. Mengimplementasikan iptek melalui mekanisme inkubasi Usaha Skala Kecil Menengah


(UKM)
5. Melaksanakan usaha penguatan institusi melalui pengembangan sumber daya yang
terencana dengan memperhatikan perkembangan paradigm, kondisi serta daya dukung
lingkungan
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi diatas ditekankan pada pengembangan, pemanfaatan
dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia, pangan, pakan, farmasi dan
tenologilingkungan. Fungsi yang diselenggarakan pada dasarnya mencakup pengembangan,
pengelolaan dan penerapan hasil penelitian dalam bidang proses dan teknologi kimia untuk
kepentingan masyarakat luas.
6.3. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor
1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai
Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (UPT BPPTK). Tugas Pokok UPT BPPTK adalah
melaksanakan pengembangan, pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan
teknologi kimia, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Sedangkan fungsi yang
diselenggarakan oleh UPT BBPTK LIPI adalah :
1. Mempersiapkan rencana, memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan di bidang proses dan teknologi kimia
2. Melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian lain, baik di lingkungan LIPI maupun
di luar LIPI dalam rangka mengembangkan proses dan teknologi secara kimia yang
diperlukan oleh masyarakat
3. Melakukan uji tekno ekonomi dari skala penelitian ke dalam skala pilot plan semua
hasil proses dan teknologi kimia
4. Melakukan pengembangan hasil proses dan teknologi kimia dan memproduksinya untuk
kepentingan masyarakat luas
5. Melakukan pemanfaatan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia yang
diperlukan oleh masyarakat dan telah dibuktikan melalui uji coba pemasyarakatannya
baik kualitas maupun kuantitasnya
6. Melakukan pemasyarakatan semua hasil-hasil penelitian bidang kimia
7. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga
Kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi di atas ditekankan pada
pengembangan, pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi
kimia, pangan, pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Fungsi yang diselenggarakan pada

42

dasarnya mencakup pengembangan, pengelolaan dan penerapan hasil penelitian dalam bidang
proses dan teknologi kimia untuk kepentingan masyarakat luas.
6.4. Struktur Organisasi

43

6.5. Program Pangan


Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia telah ditegaskan dalam UU nomor 7 tahun
1996 tentang pangan yang dirumuskan sebagai usaha untuk mewujudkan ketersediaan pangan
bagi seluruh rumah tangga dalam jumlah yang cukup, mutu dan gizi yang layak, aman
dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh setiap individu.
Sampai saat ini masih banyak rumah tangga yang belum mampu mewujudkan ketersediaan
pangan yang cukup terutama dalam hal mutu atau tingkat gizi. Dalam hal ini keanekaragaman
pangan menjadi satu pilar dalam tahanan pangan. Keanekaragaman sumberdaya alam yang
dimiliki Indonesia merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan
konsumsi masyarakat menuju pangan yang beragam dan bergizi seimbang. Berbagai sumber
pangan local pada beberapa wilayah masih dapat dikembangkan untuk memenuhi
keanekaragaman konsumsi pangan masyarakat pada wilayah yang bersangkutan.
Konsumsi pangan yang beranekaragam diharapkan dapat memenuhi kecukupan gizi
seseorang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Namun sekarang ini telah terjadi perubahan
dalam pola konsumsi sebagai bagian dari perubahan gaya hidup. Terdapat kecenderungan untuk
mengkonsumsi makanan siap saji dengan kalori tinggi, rendah kandungan seratnya. Adanya
ketidakseimbangan dalam pola konsumsi ini telah mendorong timbulnya berbagai masalah
kesehatan. Diet tinggi lemak dan tinggi kalori berkaitan erat dengan peningkatan prevalensi
obesitas yang sering menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit degenerative di antaranya
hiperkolestrol dan diabetes mellitus. Kekurangan sumber nutrisi tertentu seperti asam folat dapat
juga mengakibatkan cacat bawaan pada bayi dan berbagai penyakit lainnya, selain itu
kekurangan zat besi dapat menimbulkan anemia yang mengganggu produktivitas.
Menyikapi hal tersebut, menjadi sangat perlu dilakukan penelitian mengenai makanan
sehat untuk mencegah terjadinya penyakit degenerative tersebut. Dalam hal ini, penelitian
pembuatan pangan local cukup berkesinambuingan sehingga dapat terjaga produksi makanan
sehat yang akan dilakukan.
Produk-produk pangan yang dikembangkan ini berasal dari bahan local hasil petrtanian
diantaranya yaitu umbi-umbian, pangan sumber protein nabati (kacang-kacangan) dan rumput
laut. Umbi-umbian merupakan bahan pangan sumber karbohidrat. Makanan sehat yang dibuat
dari umbi-umbian, mengandung serat, indeks glikemik yang rendah serta senyawa aktif yang
dapat bermanfaat bagi para penderita diabetes milletus. Kegiatan makanan fungsional untuk
44

penderita diabetes milletus merupakan kegiatan unggulan program pangan yang bersinergi
dengan salah satu kegiatan di Pusat Penelitian Kimia LIPI.
Bahan pangan lainnya yang dikembangkan yaitu kacang-kacangan sebagai sumber protein.
Bahan pangan sumber protein dipilih mengingat fungsi protein yang sangat penting bagi tubuh.
Dalam pembuatan makanan sehat dari sumber protein nabati ini akan dilakukan optimasi proses,
termasuk proses fermentasi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai cerna protein dalam
tubuh. Dengan demikian diperoleh makanan sehat dengan tingkat kecernaan protein yang tinggi
dalam tubuh sehingga dapat memperlancar metabolism. Untuk meningkatkan nilai gizi bahan
pangan perlu diperkaya misalnya dengan zat besi dan folat.
Selain itu, posisi geografis Indonesia yang merupakan pertemuan berbagai pantahan bumi
dan jalur gunung berapi di dunia, mengakibatkan frekuensi bencana alam berupa gempa bumi,
gelombang tsunami dan letusan gunung berapi di Indonesia cukup tinggi. Kondisi tersebut
menuntut sebuah budaya sadar bencana yang harus dikembangan/dipernalkan di masyarakat.
UPT BPPTK LIPI sebagai salah satu institusi IPTEK, memiliki tanggung jawab dalam
mengembangkan teknologi yang menunjang upaya sadar bencana tersebut dalam bentuk
makanan yang disiapkan untuk kondisi bencana.
Tujuan Program Pangan sampaidengan tahun 2014 yaitu pertama pengembangan makanan
fungsional dengan memanfaatkan bahan pangan local berbasis umbi-umbian dan kacangkacanagan. Kedua pengembangan makanan siaga bencana.
6.6. Program Pakan dan Nutrisi Ternak
Kebutuhan produk hasil ternak erat kaitannya dengan tuntutan adanya kualitas produk hasil
ternak yang aman dan sehat bagi konsumen. Tinggi kadar kolesterol dan beberapa asam lemak
jenuh dapat menjadi ancaman bagi kesehatan manusia sehingga perlu upaya untuk meningkatkan
kualitas hasil ternak dengan pendekatan nutrisi (nutritional approach). Untuk menunjang capaian
produk pangan asal ternak yang sehat dan aman, perlu perhatian terhadap kuantitas dan kualitas
bahan dan produk pakan.
Ketersediaan pakan baik secara kuantitas dan kualitas merupakan factor utama penetu
keberhasilan usaha peternakan unggas maupun ruminansia. Kendala utama dalam penyediaan
pakan ternak adalah sulitnya bahan baku pakan, kadar zat makanan (nutrient) yang terkandung
dalam bahan baku pakan rendah kualitasnya sehingga belum memenuhi kebutuhan nutrisi
ternak.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keterbatasan rendahnya kualitas bahan
45

pakan adalah dengan pengembangan teknologi pengolahan pakan, peningkatan asupan nutrient
melalui pemberian suplemen pakan (feed supplement) dan peningkatan utilitas pakan dengan
pemberian aditif pakan (feed additive). Pemeberian suplemen dan aditif pakan ditunjukan tidak
hanya untuk mengejar aspek produktivitas ternak, namun sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas dan keamanan produk ternak terhadap konsumen.
Tantangan terbesar dalam pengembangan teknologi pengolahan pakan adalah mencakup
tiga aspek yaitu peningkatan kualitas pakan, daya simpan dan nilai ekonomisnya. Mengingat
sebagian besar bahan baku pakan khususnya pakan ternak ruminansia bersumber dari limbah
tanaman pangan dan agroindustri, teknologi yang akan dikembangkan harus mampu mengatasi
keterbatasan bahan pakan, seperti kadar serat tinggi, rendahnya protein kasar dan keberadaan
senyawa toksik (racun) pada beberapa hijauan. Pengembangan teknologi bahan pakan berserat
tinggi ini dilakukan dengan dua pendekatan yakni pengolahan secara mekanik dan pengolahan
dengan fermentasi baik an aerob maupun semi aerob untuk mendukung kemudahan aplikasi
teknologi di tingkat peternakan rakyat dan industri.
Pendekatan suplementasi pakan juga ditujukan untuk mengatasi kekurangan beberapa
unsure zat makanan makro maupun mikro sehingga dicapai suatu keseimbangan (balanced
nutrient), sedangkan pemberian aditif pakan berperan dalam aktivasi dan optimasi proses
absorpsi zat makanan dalam system pencemaran ternak. Melalui pendekatan pengolahan pakan,
pemberian suplemen dan aditif tersebut diharapkan optimasi produktivitas ternak dapat
meningkatkan efisiensi sekaligus kualitas produk ternak.
Kegiatan penelitian bidang pakan dan nutrisi ternak dikategorikan dalam 2 kegiatan
penelitian ya itu pengembangan bioaditive untuk meningkatkan pertumbuhan (growth promotor)
dan mendukung system kekebalan (immunostimulator) dan modifikasi pakan (modified feed)
utnuk peningkatan nilai tambah produk ternak yang aman dan sehat. Pembuatan bioaditive
dilakukan dengan memanfaatkan peranan bakteri asam laktat dengan kombinasi bahan organic
yang mengandung bioaktif yang memiliki aktivitas antimikrobia dan menstimulasi system
kekebalan tubuh ternak. Produk yang dihasilkan dari aplikasi produk bioaditive yang aman dan
kaya akan nutrient esensial diharapkan akan memberikan kontribusi dalam penyediaan bahan
pangan hewani sebagai sumber protein utama, aman dan menyehatkan.
Integrasi peternakan dengan bidang pertanian lainnya juga diarahkan pada suatu system
budidaya peternakan yang ramah lingkungan (zero waste system). Kegiatan ini mencakup
46

biofertilizer yang nantinya diarahkan tidak hanya sekedar pupuk tunggal namun juga pupuk yang
memiliki spesifikasi terhadap tanaman dan bahan penangkal hama dan penyakit tertentu.
Fortifikasi pupuk dengan bahan-bahan alam akan diintegrasikan dengan kegiatan program
penelitian bahan alam dalam program diseminasi dan implementasi IPTEK.
Tujuan Program Pakan dan Nutrisi Ternak yang telah ditetapkan untuk dicapai pada akhir
2014 yang pertama pengembangan teknologi pengolahan dan pengawetan bahan pakan, kedua
pengembangan bioaditive sebagai growth promoter dan immunostimulator pada ternak.
6.7. Program Teknologi Kimia dan Lingkungan
Indonesia yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati memiliki lebih dari 30.000
spesies tanaman dan 940 spesies di antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat.
Keanekaragaman hayati Indonesia diperkirakan kedua terbesar di dunia setelah Brazil. Dari
250.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi yang terdapat di dunia, 30.000 spesies diantaranya
terdapat di Indonesia. Banyak tumbuhan tropika ini telah dimanfaatkan antara lain sebagai
biofarmaka. Maka penelitian yang sistematik perlu terus dilakukan untuk mengungkap secara
optimal manfaat bahan alam dinegara kita. Mengingat manfaat keanekaragaman hayati tersebut
sangat beragam bagi manusia seperti sebagai biofuel, biofarmaka, biopestisida dan biofertilizer.
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bahan-bahan dari alam dalam
meningkatkan kesehatan yang optimal dan mengatasi berbagai penyakit secara alami, maka
senyawa kimia yang jumlahnya sangat melimpah perlu terus diteliti dan digunakan bagi
kepentingan rakyat Indonesia. Dengan beragamnya kekayaan alam yang dimiliki Indonesia itu,
maka memungkinkan ditemukannya atau diisolasi senyawa kimia baru. Berdasarkan hal itu,
sebagai negara yang termasuk negara mega biodiversity maka riset di bidang ini, menjadi salah
satu ujung tombak riset di Indonesia.
Beberapa permasalahan global seperti krisis energy, pemanasan global dan krisis pangan,
mendorong perkembangan IPTEK yang diaplikasikan untuk mengatasinya. Oleh karena itu,
teknologi yang akan dikembangkan dalam Program Teknologi Kimia dan Lingkungan diarahkan
untuk menghadapi permasalahan tersebut dengan mengambil tema Back to Bioproduct through
Green Chemistry. Program Teknologi Kimia dan Lingkungan dilakukan untuk mengeksplorasi
dan mengeksploitasi berbagai bioproduk dan memperhatikan usaha-usaha dengan meminimalkan
dampak terhadap lingkungan. Salah satu strategi yang tepat untuk perlindungan lingkungan
dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam adalah dengan menerapkan kebijakan produksi
47

bersih untuk mengolah limbah atau memanfaatkannya agar memiliki nilai tambah bagi
kehidupan.
Program teknologi kimia dan lingkungan mencakup beberapa kegiatan diantaranya adalah
pengembangan energy alternative ramah lingkuingan berbasis biomassa serta pengembangan
berbagai sumber energy baru dan terbarukan yang lain. Kegiatan ini merupakan salah satu
program prioritas nasional (PN) dan program unggulan di Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan
Teknik LIPI yang bersinergi dengan satu kegiatan di Pusat Penelitian Kimia LIPI.
Pengembangan berbasis biomassa dalam hal ini bahan pertanian diarahkan untuk biodegradable
films sebagai bahan pengemas. Teknologi lingkungan akan memperhatikan aspek-aspek
pengembangan sustainable development dalam mengatasi berbagai masalah lingkungan
khususnya pada penanggulangan limbah industri dan pelestarian lingkungan hidup.
Program teknologi kimia dan lingkungan lainnya dirancang untuk membentuk keunggulan
melalui pemanfaatan bahan baku local dan memanfaatkan senyawa aktif untuk membentuk
keunggulan pada produk baru. Produk-produk yang akan dikembangkan terutama yang berbahan
baku empon-empon, mengkudu, daun sirih, bunga cranberry, pengembangan minyak atsiri dan
bahan alam potensial lain. Produk-produk tersebut diolah secara kimia untuk memanfaatkan
senyawa bioaktif yang terkandung didalamnya. Produk yang mengandung senyawa bioaktif
tersebut, sangat bermanfaat bagi industri obat, pangan dan kosmetika. Senyawa bioaktif tersebut
telah diketahui mempunyai efek antibacterial, antiviral, antifungal, antioxidant, anticancer dan
mempunyai kemampuan aksi-farmakologi yang lain.
Tujuan pada Program Teknologi Kimia dan Lingkungan yaitu :
1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas proses teknologi kimia untuk menaikkan nilai tambah
bahan baku local.
2. Mengembangakan proses teknologi kimia dengan memperhatikan dampak lingkungan.
3. Mengoptimalkan bahan alam local yang berpotensi sebagai biofuel, biofertilizer, biopeptisida
dan biofarmaka yang memiliki nilai komersial dan bermanfaat untuk masyarakat.

48

6.8. Laboratorium yang ada di UPT BPPTK LIPI


Laboratorium yang ada di UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul diantaranya adalah:
1. Laboratorium Pangan
UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul memiliki laboratorium pangan yaitu tempat untuk
memproduksi makanan dengan cara pengalengan seperti: Tempe Kari, Gudeg Bu Tjitro, Sarden,
Rebung, Sayur Lombok Ijo, Mangut Lele, dan Rendang Mangun Ria. Proses pengalengan
dilakukan secara higienis dengan menggunakan peralatan modern yang telah menerapkan Good
Manufacture Process atau cara produksi pangan yang baik. Sehingga, produk yang dihasilkan
bisa terjamin secara kesehatan. Adapun proses pengalengan gudeng kaleng adalah sebagai
berikut:
-

Gudeg yang telah dihasilkan difortifikasi (ditingkatkan zat gizinya) dengan asparagus

(sayuran) untuk meningkatkan kandungan asam folatnya (vitamin).


Bahan-bahan Gudeg yang telah siap diisikan ke dalam kaleng kemasan menggunakan kaleng

ukuran 301 x 205 mm.


Proses berlanjut pada pengisian larutan media.
Setelah itu, Gudeg dalam kaleng masuk ke dalam alat penghampaan udara.
Berlanjut pada proses sterilisasi digunakan teknologi hampa udara dengan suhu melebihi 121
derajat Celcius dengan tekanan dua atmosfer. Sehingga pada kondisi tersebut bakteri pengurai

akan mati.
Terakhir tahap pendinginan.

Gambar 6.7.1. Hasil Produksi Makanan Kaleng LIPI Gunung Kidul

2. Laboratorium Pakan
Laboratorium pakan UPT BPPTK LIPI adalah tempat yang digunakan LIPI untuk
memproduksi pakan unggas yang terbuat dari bahan-bahan alami berbasis bahan baku lokal
seperti: Biomix, Lemofit, imuno-Chick, dan Herbal Mix. Disini mempunyai bahan dasar dari
pembuatan Lemofit, imuno-Chick dan Herbal Mix yaitu mikroba dari rumen sapi dan singkong
yang sudah di proses sedimikian hingga sehingga tercapai pakan hewan yang bernutrisi.
49

(a) Lemofit
(b) Silase Pakan Komplit
Gambar 6.7.2. Produk Pakan LIPI Gunung Kidul

3. Laboratorium Teknologi Kimia Analis


UPT BPPTK LIPIjuga mempunyai Laboratorium teknologi kimia analis yang digunakan
untuk memproduksi produk-produk herbaldan menyehatkan. Diantaranya adalah: Sabun herbal
(sirih, bengkoang, Rosella, mengkudu), Jamur Lingzhi (Ekstrak, Teh, Kopi, Tepung dan Obatobatan), Rosella (Java Cranberry), Manggis (serbuk manggis, teh manggis, ekstrak kulit manggis
dan obat-obatan), dan tepung BMC tempe.

Gambar 6.7.2. Produk Sabun Sirih LIPI Gunung Kidul

Proses pembuatan Sabun Sirih adalah sebagai berikut :


- Pengenceran Zat Dasar
Pengenceran ini menggunakan bahan dasar pembuatan sabun, yakni minyak kelapa dan
NaOH yang disesuaikan, kemudian diberikan bahan dasar seperti ekstrak sirih serta aromatic
untuk menambah daya tarik bau yang dihasilkan.
-

Pembekuan
Pembekuan ini menggunakan alat berbentuk tabung dan digunakan untuk mencetak zat

yang akan dikeraskan, biasanya digunakan pipa. Proses pengeringan ini memakan waktu sampai
1 hari 1 malam.
-

Pemotongan
50

Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong yang sudah disesuaikan


ukurannya dengan kuantitas produk yang diinginkan
-

Pengemasan
Langkah terakhir adalah pengemasan produk yang sudah dipotong untuk dipasarkan.

6.9. Pengolahan Limbah Kotoran Sapi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai
Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) Gunung Kidul, Yogyakarta telah
memunculkan suatu sistem pertanian terintegrasi atau terpadu tersebut. Sistem Pertanian Terpadu
ini berangkat dari pengembangan peternakan sapi yang menghasilkan kotoran melimpah, diolah
dengan alat biogas untuk menopang kebutuhan pertanian. Alat biogas itu dibuat dengan ukuran
nominal penampung gas diameter 3 meter dan tinggi 2,4 m. Volume tersebut diasumsikan untuk
menampung kotoran sapi sebanyak 9 ekor. Bahan pembuatan digester menggunakan beton
bertulang, saluran pengumpan dan efluen-nya (saluran sampah) dari pipa PVC diameter 4 inchi.
Selain itu, bak pengumpan dan efluen berasal dari pasangan bata batako dengan
diameter 300 cm, tinggi 240 cm dan kapasitas tampungnya 15.000 liter. Sistem kerja alat biogas
bermula dari pengumpanan digester dilakukan dengan pengglontoran dan pengenceran kotoran
sapi. Pengenceran dilakukan melalui penyampuran kotoran dengan air sehingga berbentuk
lumpur. Lumpur kotoran dialirkan melalui parit yang dilengkapi jeruji pada posisi dekat lubang
pemasukan digester (alat biogas) untuk memisahkan sisa pakan. Dengan adanya jeruji pemisah
tersebut, sisa pakan akan tertahan sedangkan lumpurnya masuk ke dalam digester.

Gambar 6.8.1. Alat Biogas LIPI Gunung Kidul

Alat biogas akan memproses lumpur dan menghasilkan gas yang disalurkan ke
perumahan dan digunakan sebagai bahan bakar kompor dan generator set (genset) berbahan
bakar gas dengan kapasitas 750 watt 220 volt. Bahan bakar gas yang diharapkan adalah CH 4 atau
gas metana. Namun bahan bakar yang dihasilkan tidak murni mengandung metana, didalamnya
51

juga masih terkandung uap air. Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka digunakan alat filter
biogas yang bertujuan sebagai filter untuk meningkatkan performa biogas dengan pemurnian.

52

BAB VII
PABRIK GULA MADUKISMO
7.1. Sejarah Singkat
PG PS Madukismo adalah satu-satunya Pabrik Gula dan Pabrik Alkohol/Spiritus di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program
pengadaan pangan nasional, khususnya gula pasir. Sebagai perusahaan padat karya banyak
menampung tenaga kerja dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan ini berdiri pada
tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang telah diresmikan oleh Presiden
RI pertama Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958.
Diatas lokasi Bangunan Pabrik Gula Padokan (satu diantara dari 17 Pabrik Gula di Daerah
Istimewa Yogykarta yang dibangun oleh Pemerindah Belanda, tetapi dibumihanguskan pada
masa Pemerintahan Jepang), yang terletak di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
7.2. Visi dan Misi
Visi
Visi dari PG PS Madubaru adalah PT. Madubaru menjadi perusahaan Agro Industri yang
unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.
Misi
Misi dari PG PS Madubaru adalah
a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitasuntuk memenuhi permintaan
masyarakat dan industri di Indonesia.
b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan,
dikelola secara professional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada
pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.
c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
d. Menempatkan karyawan dan stake holders lainnya sebagai bagian terpenting dalam
proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian share holders values.

7.3. Struktur Organisasi


53

Struktur organisasi PT. Madu Baru adalah struktur organisasi fungsional yaitu sistem
organisasi yang wewenang pimpinan dilimpahkan kepada bagian-bagian organisasi yang ada
dibawahnya dalam bidang kerja tertentu. Pimpinan tiap bidang berhak memerintah semua
pelaksana yang ada, sejauh masih ada pada bidang kerjanya. Pimpinan tertinggi dipegang oleh
direksi yang mempunyai bawahan langsung yaitu General Manager (Administratur). Dalam
pelaksanaan tugas administratur dibantu oleh 4 orang kepala bagian, yaitu: Kabag. Tanaman,
Kabag. Pabrikasi, Kabag. Instalasi dan Kabag. Spiritus dan Alkohol.
Masing-masing jabatan memiliki tugas dan tanggung jawab. Fungsi dan tugas masingmasing jabatan adalah sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
- Mengawasi jalannya perusahaan dan kebijaksanaan yang diambil dalam operasional
perusahaan.
- Komisaris berhak memeriksa pembukuan, surat dan alat bukti lainnya.
- Memeriksa dan mencocokkan keadaan uang khas dan lain-lain.
2. Direktur
- Melakukan manajemen yang meliputi keseluruhan kegiatan termasuk keputusan dan
kebijaksan yang telah ditetapkan oleh dewan direksi.
54

- Bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produksi.


- Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya.
3. General Manager (Administatur)
- Menetapkan strategi untuk mencapai sasaran perusahaan.
- Melaksanakan kebijakan dan pedoman peyusunan anggaran tahunan.
- Merumuskan kegiatan-kegiatan dalam koordinasi kegiatan kepala bagian dan unit-unit
organisasi yang ada dibawahnya.
- Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya.
4. Kepala Bagian Pemasaran
- Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang pembelian dan penjualan.
- Bertanggung jawab terhadap administratur.
5. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan
- Bertanggung jawab terhadap administratur di bidang keuangan perusahaan dan pengadaan
barang.
- Mengkoordinir administrasi tebu rakyat dan timbangan tebu.
- Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keuangan, anggaran dan biaya produksi
serta kegiatan penjualan.
6. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)
- Megkoordinasi penyediaan tenaga kerja bagian tenaga kerja bagian produksi dan bagian
lainnya.
- Memberi pelatihan kepada pegawai.
- Bertanggung jawab kepada kepala administrasi dan keuangan di bidang umum.
- Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang penggunaan kendaraan.
- Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keamanan.
7. Kepala Bagian Tanaman
- Bertanggung jawab kepada direktur di bidang tanaman (penyediaan tebu).
- Mengkoordinir rencana penyesuaian areal tanaman untuk periode mendatang.
- Menyusun komposisi tanaman mengenai luas, letak, masa tanam dan jenis varietas
sehingga penyediaan bahan baku selama musim giling dapat tersedia secara
berkelanjuatan.
- Mengawasi dan mengadakan evaluasi pembiayaan pada bidang tanaman, tebang da
angkut.
- Merencanakan kebun-kebun percobaan dan penelitian.
8. Kepala Bagian Pabrikasi
- Bertanggung jawab kepada direktur di bidang pabrikasi.
- Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bagian pabrikasi.
- Meningkatkan efisiensi proses dan menjaga kualitas produk (gula).
9. Kepala Bagian Instalasi
- Bertanggung jawab kepada direktur di bidang instalasi atau mesin.
- Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bagian instalasi.
- Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan proses.
7.4. Proses Pengolahan di PG. Madukismo
55

Proses pengolahan tebu menjadi gula pasir melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Pemerahan Nira (Extraction)
Tebu setelah ditebang, dikirim ke Stasiun Gilingan (ekstraksi) untuk dipisahkan antara bagian
padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah) melalui alat-alat
berupa unigrator mark IV digabung dengan 5 gilingan, masing-masing terdiri dari 3 rol
dengan ukuran 36 x 64.
Ampas yang diperoleh sekitar 30% tebu untuk bahan bakar di Stasiun Ketel (pusat tenaga),
sedangkan nira mentah akan dikirim ke Stasiun Pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk
mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi di Stasiun Gilingan.
b. Pemurnian Nira
PG. Madukismo menggunakan system sulfitasi. Nira mentah ditimbang, dipanaskan 70 C
75 C, direaksikan dengan susu kapur dalam Defekator, dan diberi gas SO2 dalam peti
Sulfitasi sampai pH 7.00 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100 C 105 C. Kotoran
yang dihasilkan diendapkan dalam peti pengendap (Door Clarifier) dan disaring
menggunakan Rotary Vacum Filter (alat penapis hampa). Endapan padatnya (blotong)
digunakan sebagai pupuk organic. Kadar gula dalam blotong ini dibawah 2.00%. Nira
jernihnya dikirim ke Stasiun Pengendapan.
c. Penguapan Nira
Nira jernih dipekatkan didalam pesawat penguapan dengan system Quadruple effect, yang
disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan
padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap
dikristalkan di Stasiun Kristalisasi / Stasiun Masakan.
Total luas bidang pemanas 5.990 m VO. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas SO2
sebagai bleaching/pemucatan, dan siap untuk dikristalkan.
d. Kristalisasi
Nira kental dari Stasiun Penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan Kristalisasi sampai lewat
jenuh hingga timbul Kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula
produk, gula C dan D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian dilebur untuk dimasak lagi.
Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan vacuum sebesar 65cmHg, sehingga suhu
didihnya hanya 65 C, jadi sakarosa tidak rusak akibat kena panas tingi. Hasil masakan

56

merupakan campuran Kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum dipisahkan di Stasiun
Puteran, gula lebih dahulu didinginkan didalam palung pendingin (kultrog).
e. Puteran Gula (Centrifuge)
Alat ini bertugas memisahkan gula dengan larutannya (stroop) dengan gaya centrifugal.
Puteran gula yang tersedia:
- 3 buah Broadbent untuk gula A
- 6 buah Batch Sangerhausen untuk gula A
- 2 buah Broadbent untuk gula SHS
- 3 buah Batch Sangerhausen induk gula SHS
- 1 buah BMA K 1100 untuk gula C
- 2 buah FC 1000 untuk gula C
- 2 buah WS CC5 untuk gula D1
- 1 buah WS CC6 untuk gula D1
- 1 buah BMA K 850 untuk gula D1
- 1 buah BMA K 2300 untuk gula D1
- 3 buah BMA K 850 untuk gula D2
f. Penyelesaian dan Gudang Gula
Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan antara gula halus, gula
kasar dan gula normal dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastic
(polipropoline), kapasitas 50 kg netto. Produksi gula perhari tergantung dari rendemen
gulanya, kalau rendemen 8% maka pada kapasitas 3.000 tth diperoleh gula 2.400 ku atau
4.800 sak.
g. Pembangkit Tenaga Uap / Tenaga Listrik
Sebagai penghasil tenaga uap digunakan 5 buah ketel pipa air New Mark @ 6 ton/jam
masing-masing 440 m2 VO dengan tekanan kerja 15 kg/cm dan satu buah ketel Cheng Chen
kapasitas 40 ton/jam. Uap yang dihasilkan dipakai untuk menggerakkan alat-alat berat,
memanaskan dan menguapkan nira dalam pan penguapan, serta untuk pembangkit tenaga
listrik.
Sebagai bahan bakar dipakai ampas tebu yang mengandung kalori sekitar 1.800 kkal/kg dan
kekurangannya ditambah dengan BBM (FO).
h. Kualitas Produksi Gula
57

Kualitas Gula Produksi PG. Madukismo masuk klasifikasi SHS IA, dengan nilai remisi
direduksi diatas 70. Gula PG. Madukismo semuanya dibeli Bulog sebelum tahun 1977,
kemudian mulai tahun 1997 dipasarkan bebas termasuk bagian gula petani.
Tabel Analisa Gula
ANALISA
PG. MADUKISMO
Nilai remisi direduksi
70.20
Besar Jenis Butir (mm)
1.05
Kadar air (%)
0.08
Polarisasi
99.96
7.5. Proses Pengolahan di Pabrik alcohol / Spiritus

STANDAR P3GI
70.00
0.9 1.10
0.10
99.80

Pabrik Spiritus dan alkohol Madukismo (PS.Madukismo )didirikan bersama sama dengan
PG.Madukismo pada tahun 1955,dengan kontraktor dari Jerman Timur, dan mulai berproduksi
tahun 1959 PS.Madukismo merupakan satu-satunya pabrik spiritus dan alkohol yang ada di
Yogyakarta.
PS. Madukismo menghasilkan spiritus dan alkohol dari bahan dasar tetes tebu yang
merupakan hasil samping dari PG.Madukismo. Spiritus adalah alkohol teknis dengan kadar
94% yag dimethylasi (ditambah racun methanol, minyak tanah dan pewarna methylen blue).
Spiritus adalah bahan bakar alternatif ter-baru-kan, murah dan aman, serta tidak pernah habis
sampai kapanpun.
Akohol yang diproduksi PS.Madukismo adalah alkohol murni dengan kadar minimal 95%
yang

biasa

digunakan

dalam

industri

kosmetik

dan

industri

farmasi.

Hasil samping dari proses pengolahan alcohol tersebut yaitu Minyak Fusel (amyl alcohol) yang
biasa digunakan untuk bahan baku pembuatan essence (amilacetat).
Kapasitas produksi rata rata perhari 25.000 liter terdiri dari 22 .000 Alkohol murni, 3.000
liter

Spiritus

atau

total

produksi

pertahun

sebanyak

8juta

liter.

Proses yang dipakai oleh Pabrik Spiritus Madukismo adalah sistem Fermentasi, dengan melalui 3
tahap proses produksi yaitu Masakan, Peragian, dan Penyulingan. Setiap penjualan alkohol dan
pembuatan spiritus selalu dibawah pengawasan Bea & Cukai.
7.6. Pabrik Alkohol & Spiritus Madukismo (PS.Madukismo)
Pabrik Spiritus dan alkohol Madukismo (PS.Madukismo )didirikan bersama sama dengan
PG. Madukismo pada tahun 1955, dengan kontraktor dari Jerman Timur, dan mulai berproduksi
tahun 1959 PS.Madukismo merupakan satu-satunya pabrik spiritus dan alkohol yang ada di
Yogyakarta. PS. Madukismo menghasilkan spiritus dan alkohol dari bahan dasar tetes tebu yang
58

merupakan hasil samping dari PG.Madukismo. Spiritus adalah alkohol teknis dengan kadar
94% yag dimethylasi (ditambah racun methanol, minyak tanah dan pewarna methylen blue).

Gambar 7.6.1. PG Madukismo

Akohol yang diproduksi PS.Madukismo adalah alkohol murni dengan kadar minimal 95%
yang

biasa

digunakan

dalam

industri

kosmetik

dan

industri

farmasi.

Hasil samping dari proses pengolahan alcohol tersebut yaitu Minyak Fusel (amyl alcohol) yang
biasa digunakan untuk bahan baku pembuatan essence (amilacetat). Kapasitas produksi rata rata
perhari 25.000 liter terdiri dari 22 .000 Alkohol murni, 3.000 liter Spiritus atau total produksi
pertahun sebanyak 8 juta liter.

59

Gambar 7.11.1. Diagram Alir Pembuatan Gula

60

Gambar 7.12.1. Diagram Alir Pembuatan Spirtus

61

BAB VIII
KEWIRAUSAHAAN
8.1. Cihampelas, Bandung
Cihampelas Walk (Ciwalk) adalah salah satu pusat perbelanjaan mewah di Kota Bandung.
Mall ini berdiri pada tahun 2004. Mall ini merupakan tempat berbelanja yang berbeda, bersih dan
nyaman. Ini memang dikondisikan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung agar
lebih nyaman berbelanja.
Berjalan-jalan di Cihampelas pada siang, sore dan malam hari akan berbeda suasananya.
Lampu dari tiap gerai dan bangunan utama pada malam hari akan memberikan atmosfer yang
berbeda, belum lagi juntaian dan lilitan lampu hias yang digantungkan di pohon-pohon sekitar
outdoor Ciwalk.
Pada tahun 2009 Ciwalk memberikan variasi baru untuk pengunjung. Yaitu dengan CX
Cihampelas Walk Extension yang terdiri dari butik, hotel, dan skywalk. Ciwalk extention
merupakan terobosan baru yang akan hadir melengkapi kawasan belanja Cihampelas Walk.
Di Ciwalk terdapat sebuah hotel baru yaitu Sensa Hotel dengan standar bintang 4 dengan
jumlah 128 kamar, sehingga bagi para custemer yang menginap di Ciwalk hotel merasa lebih
privat dan eksklusif. Selain desain hotel yang unik menyerupai kupu-kupu di kompleks Ciwalk
inipun akan dibangun skywalk.
Kehadiran hotel di tengah-tengah Ciwalk yang sudah beroperasi pada tahun 2009 akan
menambah lengkap Ciwalk.
Manajakan diri Anda dan keluarga atau teman-teman di kawasan wisata belanja khusus jins
yang sudah terkenal di kalangan wisatawan mancanegara, Cihampelas. Popularitas Cihampelas
sebagai kawasan perdagangan jins dalam beberapa tahun terakhir berubah menjadi kawasan FO.
Tak heran apabila setiap libur panjang atau akhir pekan, warga Jabodetabek yang berdatangan ke
Cihampelas bukan lagi bermaksud memburu busana berbahan jins yang kualitasnya bagus dan
harga terjangkau, melainkan memburu beragam pakaian jadi sisa ekspor yang ada di sejumlah
FO di sana.
Perubahan-perubahan di kawasan Cihampelas memang drastis dalam satu dasawarsa
terakhir. Bila sepuluh tahun lalu Kawasan Cihampelas hanya diwarnai tempat perdagangan
busana jins, kini selain hotel dan kafe, mal-mal yang dilengkapi tempat-tempat wisata kuliner
juga bermunculan di daerah utara Kota Bandung itu.
62

Wisatawan lainnya menuturkan, sensasi Cihampelas bisa dilihat dari tampilan busana jins
yang ditawarkan. Selain bervariasi dan kualitasnya bagus, harganya juga terjangkau. Bahkan di
antaranya ada dekorasi toko yang sengaja memasang tokoh-tokoh kartun jagoan dunia seperti
Superman dan Spiderman. Pemasangan tokoh-tokoh itu tiada lain sebagai daya tarik bagi para
pengunjung.
Lokasi: Sepanjang Jalan Cihampelas
Koordinat : 6 53' 47" S, 107 36' 14" E
8.2. Cibaduyut, Bandung
Cibaduyut adalah sebuah daerah di sekiar kota Bandung bagian selatan. Daerah ini terkenal
dengan kerajinan sepatunya. Hasil produksi sepatunya biasanya dipasarkan langsung di
pinggiran jalan Cibaduyut Raya dengan banyaknya kios dan toko sepatu. Sedangkan produksinya
ada di gang-gang belakang jalan Cibaduyut.
Untuk mencapai kawasan industri sepatu Cibaduyut, bisa dilakukan dengan banyak cara.
Apabila dari Stasiun dapat langsung naik angkot ke Cibaduyut. Demikian juga jika dari terminal
Cicaheum maupun dapat ditempuh dengan angkut jurusan Leuwi Panjang.
Sebenarnya, Cibaduyut dekat dengan terminal Leuwi Panjang, jika dari sana tinggal jalan
kaki saja sekitar 300 meter sudah sampai kawasan Cibaduyut.
Kualitas sepatu Cibaduyut lumayan bagus, namun ada juga produk yang dijual murah di
Cibaduyut, namun produk berasal dari luar kota semisal sandal dan sepatu murah dari Tasik
maupun Ciomas Bogor.
Kawasan Cibaduyut ini lumayan padat dan parkir relative sulit serta kondisi jalan yang
tidak begitu lebar. Jadi anda mesti ekstra sabar untuk mendapatkan parkir.
Jika anda ingin beli sepatu, gunakan penawaran terbaik. Sepatu yang dijual di Cibaduyut
sistemnya tawar menawar, meskipun kadang sudah dibandrol.
Mengenai puncak kunjungan, biasanya terjadi saat liburan sekolah atau hari Sabtu-Minggu
dimana orang banyak berlibur ke Bandung. Jadi pada kondisi tersebut, jelas Cibaduyut biasanya
macet.

63

8.3. Pantai Parangtritis, Yogyakarta

Daerah Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek
wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di
sekitar pantai.
Disepanjang jalan masuk menuju bibir pantai Parangtritis, banyak kios-kios yang
menawarkan souvenir khas Parangtritis. Begitu pula penjaja kacamata dan aksesoris khas pantai
lainnya.
Di pantai ini meskipun pengunjung dilarang berenang, di pinggir pantai ada persewaan
ATV (All-terrain Vechile), tarifnya sekitar Rp. 50.000 per setengah jam. Motor beroda 4 ini akan
melesat melintasi gundukan pasir pantai.
Disamping menawarkan wisata pantai, Warga sekitar juga menawarkan berbagai macam
persewaan dan layanan, seperti layanan mandi dan cuci baju yang telah dipatok dengan harga
berkisar antara Rp 1.000,- sampai Rp 3.000,8.4. Pusat oleh-oleh khas Jogja, Yogyakarta
Bakpia Djava
Sejarah Singkat Bakpia
Lahir di kampung Pathuk pada tahun 1970-an, bakpia pada mulanya hanyalah industri
rumahan. Seluruh proses produksi dilakukan dengan sederhana, mulai dari pemilihan bahan,
proses pembuatan, hingga pengemasan, semua dilakukan secara manual dengan kapasitas
produksi terbatas.
Makanan asal daratan tiongkok ini, pada saat itu masih dijajakan dengan cara berkeliling
kampung dan orang perorang. Seiring berjalannya waktu, kemudian bakpia semakin populer,
serta makin banyak dikenal oleh masyarakat luas, ditambah dengan akulturasi budaya
menjadikan makanan yang memiliki nama asli Tou Luk Pia ini tidak saja dibeli warga keturunan
tionghoa, tapi juga digemari masyarakat jawa yang tinggal di Yogyakarta.
64

Hingga kemudian kelezatan bakpia terdengar sampai ke berbagai penjuru tanah air, serta
mampu mengundang para pelancong untuk datang dan berkunjung. Baik dari hanya melirik,
mencicipi hingga kemudian membeli makanan ini, dan kemudian dijadikan sebagai oleh-oleh
khas dari Yogyakarta.

65

Bakpia Djava
Pada tahun 2000, Bakpia Djava kemudian mendirikan sebuah toko di Kp. Pathuk dan
beralamat di Jl. KS. Tubun no. 93, yang disebabkan oleh banyaknya permintaan makanan ini dari
berbagai pihak, hingga akhirnya membuat Bakpia Djava menghentikan penjualan bakpia secara
mengelilingi kampung.
Berbeda dengan toko lain yang merahasiakan dapurnya, Bakpia Djava justru membuka
lebar pintu dapur bagi para pembeli. Sebagai raja, pembeli bisa dapat melihat seluruh proses
pembuatan hingga akhirnya bakpia tersaji dalam kemasan.
Dengan mempertahankan resep tradisional tempo dulu yang merupakan ciri khas dari
Bakpia Djava sekaligus menjaga citra rasa, membuat Bakpia Djava semakin diburu baik oleh
perorangan, keluarga, wisatawan serta instansi-instansi pemerintahan.
Dikarenakan ingin selalu dapat memuaskan konsumen, maka pada tahun 2008 Bakpia
Djava kemudian membangun sebuah toko baru yang beralamat di Jalan Laksda Adi Sucipto
kilometer 8,5.
Berdiri tak jauh dari ring road utara dan berada di jalur utama menuju bandara, Bakpia
Djava kini memberi kemudahan kepada para pembeli yang memiliki keterbatasan waktu.
Sedangkan bagi wisatawan, toko inipun memberikan kenyamanan karena tempatnya yang luas,
sehingga wisatawan perorangan, keluarga, serta rombongan dapat lebih leluasa dalam memilih
oleh-oleh yang akan meraka pilih.
Untuk wisatawan rombongan secara periodik, Bakpia Djava memberi sambutan yang unik,
beragam tradisi yang menjadi penanda ke-istimewaan kota Yogyakarta pun tampil di sini, mulai
dari prajurit keraton hingga kesenian tradisional bergantian menyambut dan menemani para
wisatawan yang berkunjung. Bertujuan bukan sekedar untuk menghibur, namun memang Bakpia
Djava selalu melibatkan pelaku seni tradisi dalam berbagai acara karena memiliki komitmen
untuk menjaga agar seni tradisi tidak punah.
Menjadi produsen bakpia, menempatkan Bakpia Djava sebagai pilar utama penjaga
makanan khas sekaligus ikon kota Yogyakarta, tugas ini diperankan Bakpia Djava dengan
mengenalkan bakpia kepada anak-anak dari sejak dini.
Bakpia Djava memberikan kesempatan kepada sekolah untuk menjadikan toko sebagai
kelas, tempat bagi siswa belajar mengenal, membuat, dan memasarkan bakpia. Harapannya agar

66

sejak dini anak-anak telah mengenal bakpia, dan terus mencintainya sebagai makanan khas kota
Yogyakarta.
Bakpia Djava dan Rekor Muri
Pada tanggal 12 Juni 2010 yang lalu, Bakpia Djava membuat bakpia raksasa dengan
diameter 2,6 meter dengan garis lingkar 8,25 meter dan memiliki berat dua ton. Acara ini
diselenggarakan di monumen serangan umum satu maret, pembuatan bakpia raksasa ini
melibatkan 29 juru masak dengan oven yang dirancang khusus.
Berbagai komunitas dan warga turut meramaikan acara ini hingga akhirnya Museum Rekor
Indonesia (MURI) menganugerahi karya ini dengan mencatatnya di buku rekor sebagai bakpia
terbesar pertama di indonesia. Selain itu, MURI juga mencatat rekor makan bakpia massal
dengan jumlah terbanyak, yakni 1300 orang yang dilakukan pada saat bersamaan dengan
pembuatan bakpia raksasa.
Toko Baru Bakpia Djava
Hingga kini sebuah toko baru pun didirikan lagi, berada tak jauh dari toko sebelumnya,
Jalan Laksda Adi Sucipto kilometer 8,5. Dengan lokasi yang lebih besar dari sebelumnya yakni
mampu menampung 20 bus dan 10 mobil pribadi, selain itu toko ini juga dilengkapi puluhan
toilet pria dan wanita.
Menjadikan berbelanja semakin istimewa dengan suguhan suasana tradisional yang tidak
dapat ditemukan di tempat lain, diantaranya seluruh juru masak menggunakan pakaian jawa dan
siap mendampingi para pengunjung yang tertarik untuk membuat bakpia bersama, mulai dari
adonan, hingga memanggang di oven dan pelangganpun dapat membawa pulang bakpia
buatannya sebagai buah tangan istimewa untuk keluarga tercinta.
-

Bakpia Pathuk 25

Sejarah Bakpia
Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya
adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai diproduksi di kampung Pathuk
Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas
dalam besek tanpa label, peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga
mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.

67

Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah,
diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer berlainan. Demikian pesatnya
perkembangan "kue oleh-oleh" itu hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992.
Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bp Arlen Sanjaya adalah
generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal dari bisnis keluarga) setiap
harinya tidak tetap karena produk yang kami buat "Selalu Baru dan Hangat",untuk hari-hari biasa
bakpia yang dibuat mencapai 5-7 adonan. Bahkan jika pasaran sedang ramai atau hari-hari libur
produksinya mencapan 10-15 adonan, setiap satu adonan menghabiskan 15 kg tepung terigu.
Perusahaan Bakpia Pathuk "25" mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di jalan
AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto
(jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi
dengan merek dagang 25.
Pada tahun-tahun pertama, perusahaan menggunakan oven dengan bahan bakar arang.
Setelah usaha beliau semakin sukses menambah lagi jumlah oven dengan bahan bakar gas.
Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya dibantu oleh + 68 karyawan pria dan wanita.
Pegawai wanita yang biasanya bertugas sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan
pegawai pria biasanya bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi / kumbu, pengoven serta
pemasar ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
Proses Produk
Proses Produk Bakpia Pathok "25" terdiri dari beberapa tahap. Semuanya memberikan rasa
yang lebih untuk para pelanggan. Sekarang saatnya kami, Bakpia Pathok "25" membeberkan
proses produksi kami.
Adapun langkah-langkahnya dibagi menjadi 7 langkah utama yaitu:
1. Menjemur kacang hijau untuk menghilangkan kutu dan seleksi kacang. Memisahkan
kacang dengan kulit kacang hijau.
2. Dipecah menjadi 2 bagian dan dicuci bersih. Lalu Direndam untuk pemisahan kacang
hijau.
3. Pengukusan.
4. Digiling sampai lembut. Dimasak dalam mixer, dicampur dengan gula pasir secukupnya.

68

5. Pembuatan kulit. Bahan yang digunakan adalah, tepung terigu, gula pasir, air, minyak
goreng. Diaduk dalam mixer. Proses ini dinamakan proses rolling, proses ini dilakukan
sampai kalis. semakin lama semakin baik.
6. Proses pemanggangan.
7. Terakhir proses packing / pengemasan.
Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu bahan baku dilakukan dengan cara penyimpanan pada kondisi yang
sesuai untuk mempertahankan kualitas bahan baku. Selain itu pihak perusahaan juga dapat
memilih bahan baku yang baik untuk digunakan. Sedangkan untuk pengawasan mutu selama
proses dilakukan pengontrolan setiap tahapan produksi terutama tentang keseragaman bentuk
Bakpia.
"Pengawasan produk jadi dilakukan dengan cara sortasi terhadap bakpia yang tidak memenuhi
syarat atau standart. Untuk sortasi ini biasanya dilakukan dengan melihat bakpia yang tidak
gosong, kenampakan menarik dan tidak cacat atau pecah
Toko OngkoJoyo berada diJl. AIP II KS Tubun 65 Yogyakarta.Toko OngkoJoyo ini
berlokasi sangat strategis karena berada dibelakang kawasan malioboro yang merupakan
kawasan yang paling dikenal oleh masyarakat kita sejak jaman dahulu.Jika anda berada
dikawasan malioboro silakan mengunjungi Toko Kamu OngkoJoyo,jika anda belum mengetahui
lokasi Toko kami silakan anda bertanya dengan Para Tukang Becak dan Andong dikawasan
Malioboro dimana Lokasi Bakpia Pathok 25
Toko Pasar Pathok Berlokasi di Kios Pasar Pathok 14-18 Yogyakarta.Tempat yang sangat
strategis berada dibelakang kawasan Malioboro dan tepat dibelakang Ramai Family Mall.Jika
anda berkesampatan mengunjungi kawasan Malioboro dan Ramai Mall Silakan mengunjungi
toko kami.Jika anda belum mengetahui lokasi toko kami silahkan bertanya kepada para Tukang
Becak dan Andong dikawasan Malioboro maka mereka dengan senang hati akan mengantarkan
anda ketoko kami
8.5. Keraton Jogja, Yogyakarta
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi
bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi
69

sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi
kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota
Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi
milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan
gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa
yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.

Sejarah

Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan
pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah
pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iringiringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri.
Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada
di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I
berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil
Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton,
Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul
(Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang
berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta
juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah
mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta.
70

Dan untuk itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan
untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.
Tata Ruang dan Arsitektur Umum
Arsitek kepala istana ini adalah Sultan Hamengkubuwana I, pendiri Kesultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat. Keahliannya dalam bidang arsitektur dihargai oleh ilmuwan
berkebangsaan Belanda, Theodoor Gautier Thomas Pigeaud dan Lucien Adam yang
menganggapnya sebagai "arsitek" dari saudara Pakubuwono II Surakarta"[6]. Bangunan pokok
dan desain dasar tata ruang dari keraton berikut desain dasar landscape kota tua Yogyakarta [7]
diselesaikan antara tahun 1755-1756. Bangunan lain di tambahkan kemudian oleh para Sultan
Yogyakarta berikutnya. Bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil
pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono VIII (bertahta tahun
1921-1939).
Tata Ruang
Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di utara
sampai di Plengkung Nirboyo di selatan. Bagian-bagian utama keraton Yogyakarta dari utara ke
selatan adalah: Gapura Gladag-Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan
Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil Ler,
Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks
Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil Kidul (sekarang disebut
Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa
disebut Plengkung Gadhing.
Bagian-bagian sebelah utara Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh dikatakan simetris.
Sebagian besar bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara dan di sebelah
selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah Kedhaton sendiri bangunan
kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun demikian ada bangunan yang menghadap ke
arah yang lain.
Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian yang
lain. Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto Wijayan,
Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana Putra Mahkota (mulamula Sawojajar kemudian di nDalem Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan di dalamnya
terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar
71

dinding tersebut ada beberapa bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih,
Gedhong Krapyak, nDalem Kepatihan (Istana Perdana Menteri), dan Pasar Beringharjo.
Arsitektur Umum
Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan pasir dari
pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami pohon tertentu.
Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang cukup tinggi dan dihubungkan
dengan Regol yang biasanya bergaya Semar Tinandu. Daun pintu terbuat dari kayu jati yang
tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut
Renteng atau Baturono. Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Bangunan-bangunan Keraton Yogyakarta lebih terlihat bergaya arsitektur Jawa tradisional.
Di beberapa bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing seperti Portugis, Belanda, bahkan
Cina. Bangunan di tiap kompleks biasanya berbentuk/berkonstruksi Joglo atau derivasi/turunan
konstruksinya. Joglo terbuka tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup
dinding dinamakan Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan yang berupa kanopi beratap
bambu dan bertiang bambu yang disebut Tratag. Pada perkembangannya bangunan ini beratap
seng dan bertiang besi.
Permukaan atap joglo berupa trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah,
maupun seng dan biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh tiang utama
yang di sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan, serta tiang-tiang lainnya.
Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam dengan ornamen berwarna
kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain. Untuk bagian bangunan lainnya yang
terbuat dari kayu memiliki warna senada dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu
(misal Manguntur Tangkil) memiliki ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah,
Muhammad, dan Alif Lam Mim Ra, di tengah tiangnya.
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen berwarna emas.
Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun dinding pemisah kompleks. Lantai
biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari
halaman berpasir. Pada bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi. Pada
bangunan tertentu dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat
menempatkan singgasana Sultan.
Tiap-tiap bangunan memiliki kelas tergantung pada fungsinya termasuk kedekatannya
dengan jabatan penggunanya. Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan
72

dalam kapasitas jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah dibandingkan
dengan kelas dibawahnya. Semakin rendah kelas bangunan maka ornamen semakin sederhana
bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain ornamen, kelas bangunan juga dapat dilihat
dari bahan serta bentuk bagian atau keseluruhan dari bangunan itu sendiri.

73

Kompleks Depan
Gladag Pangurakan
Gerbang utama untuk masuk ke dalam kompleks Keraton Yogyakarta dari arah utara
adalah Gapura Gladhag dan Gapura Pangurakan yang terletak persis beberapa meter di sebelah
selatannya. Kedua gerbang ini tampak seperti pertahanan yang berlapis. Pada zamannya konon
Pangurakan merupakan tempat penyerahan suatu daftar jaga atau tempat pengusiran dari kota
bagi mereka yang mendapat hukuman pengasingan/pembuangan.
Versi lain mengatakan ada tiga gerbang yaitu Gapura Gladhag, Gapura Pangurakan nJawi,
dan Gapura Pangurakan Lebet. Gapura Gladhag dahulu terdapat di ujung utara Jalan Trikora
(Kantor Pos Besar Yogyakarta dan Bank BNI 46) namun sekarang ini sudah tidak ada. Di
sebelah selatannya adalah Gapura Pangurakan nJawi yang sekarang masih berdiri dan menjadi
gerbang pertama jika masuk Keraton dari utara. Di selatan Gapura Pangurakan nJawi terdapat
Plataran/lapangan Pangurakan yang sekarang sudah menjadi bagian dari Jalan Trikora. Batas
sebelah selatannya adalah Gapura Pangurakan Lebet yang juga masih berdiri. Selepas dari
Gapura Pangurakan terdapat Kompleks Alun-alun Ler.
Alun alun Lor
Alun-alun Lor adalah sebuah lapangan berumput di bagian utara Keraton Yogyakarta.
Dahulu tanah lapang yang berbentuk persegi ini dikelilingi oleh dinding pagar yang cukup tinggi.
Sekarang dinding ini tidak terlihat lagi kecuali di sisi timur bagian selatan. Saat ini alun-alun
dipersempit dan hanya bagian tengahnya saja yang tampak. Di bagian pinggir sudah dibuat jalan
beraspal yang dibuka untuk umum.
Di pinggir Alun-alun ditanami deretan pohon Beringin (Ficus benjamina; famili Moraceae)
dan di tengah-tengahnya terdapat sepasang pohon beringin yang diberi pagar yang disebut
dengan Waringin Sengkeran/Ringin Kurung (beringin yang dipagari). Kedua pohon ini diberi
nama Kyai Dewadaru dan Kyai Janadaru. Pada zamannya selain Sultan hanyalah Pepatih Dalem
yang boleh melewati/berjalan di antara kedua pohon beringin yang dipagari ini. Tempat ini pula
yang dijadikan arena rakyat duduk untuk melakukan "Tapa Pepe" saat Pisowanan Ageng sebagai
bentuk keberatan atas kebijakan pemerintah. Pegawai /abdi-Dalem Kori akan menemui mereka
untuk mendengarkan segala keluh kesah kemudian disampaikan kepada Sultan yang sedang
duduk di Siti Hinggil.
Di sela-sela pohon beringin di pinggir sisi utara, timur, dan barat terdapat pendopo kecil
yang disebut dengan Pekapalan, tempat transit dan menginap para Bupati dari daerah
74

Mancanegara Kesultanan. Bangunan ini sekarang sudah banyak yang berubah fungsi dan
sebagian sudah lenyap. Dahulu dibagian selatan terdapat bangunan yang sekarang menjadi
kompleks yang terpisah, Pagelaran.
Pada zaman dahulu Alun-alun Lor digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara dan
upacara kerajaan yang melibatkan rakyat banyak. Di antaranya adalah upacara garebeg serta
sekaten, acara watangan serta rampogan macan, pisowanan ageng, dan sebagainya. Sekarang
tempat ini sering digunakan untuk berbagai acara yang juga melibatkan masyarakat seperti
konser-konser musik, kampanye, rapat akbar, tempat penyelenggaraan ibadah hari raya Islam
sampai juga digunakan untuk sepak bola warga sekitar dan tempat parkir kendaraan.
Mesjid Gedhe Kesultanan
Kompleks Mesjid Gedhe Kasultanan (Masjid Raya Kesultanan) atau Masjid Besar
Yogyakarta terletak di sebelah barat kompleks Alun-alun utara. Kompleks yang juga disebut
dengan Mesjid Gedhe Kauman dikelilingi oleh suatu dinding yang tinggi. Pintu utama kompleks
terdapat di sisi timur. Arsitektur bangunan induk berbentuk tajug persegi tertutup dengan atap
bertumpang tiga. Untuk masuk ke dalam terdapat pintu utama di sisi timur dan utara. Di sisi
dalam bagian barat terdapat mimbar bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, mihrab (tempat imam
memimpin ibadah), dan sebuah bangunan mirip sangkar yang disebut maksura. Pada zamannya
(untuk alasan keamanan) di tempat ini Sultan melakukan ibadah. Serambi masjid berbentuk joglo
persegi panjang terbuka. Lantai masjid induk dibuat lebih tinggi dari serambi masjid dan lantai
serambi sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan halaman masjid. Di sisi utara-timur-selatan
serambi terdapat kolam kecil. Pada zaman dahulu kolam ini untuk mencuci kaki orang yang
hendak masuk masjid.
Di depan masjid terdapat sebuah halaman yang ditanami pohon tertentu. Di sebelah utara
dan selatan halaman (timur laut dan tenggara bangunan masjid raya) terdapat sebuah bangunan
yang agak tinggi yang dinamakan Pagongan. Pagongan di timur laut masjid disebut dengan
Pagongan Ler (Pagongan Utara) dan yang berada di tenggara disebut dengan Pagongan Kidul
(Pagongan Selatan). Saat upacara Sekaten, Pagongan Ler digunakan untuk menempatkan
gamelan sekati Kangjeng Kyai (KK) Naga Wilaga dan Pagongan Kidul untuk gamelan sekati KK
Guntur Madu. Di barat daya Pagongan Kidul terdapat pintu untuk masuk kompleks masjid raya
yang digunakan dalam upacara Jejak Boto[26] pada upacara Sekaten pada tahun Dal. Selain itu
terdapat Pengulon, tempat tinggal resmi Kangjeng Kyai Pengulu di sebelah utara masjid dan
pemakaman tua di sebelah barat masjid.
75

Kompleks Inti
Kompleks Pagelaran
Bangunan utama adalah Bangsal Pagelaran yang dahulu dikenal dengan nama Tratag
Rambat. Pada zamannya Pagelaran merupakan tempat para punggawa kesultanan menghadap
Sultan pada upacara resmi. Sekarang sering digunakan untuk even-even pariwisata, religi, dan
lain-lain disamping untuk upacara adat keraton. Sepasang Bangsal Pemandengan terletak di sisi
jauh sebelah timur dan barat Pagelaran. Dahulu tempat ini digunakan oleh Sultan untuk
menyaksikan latihan perang di Alun-alun Lor.
Sepasang Bangsal Pasewakan/Pengapit terletak tepat di sisi luar sayap timur dan barat
Pagelaran. Dahulu digunakan para panglima Kesultanan menerima perintah dari Sultan atau
menunggu giliran melapor kepada beliau kemudian juga digunakan sebagai tempat jaga Bupati
Anom Jaba. Sekarang digunakan untuk kepentingan pariwisata (semacam diorama yang
menggambarkan prosesi adat, prajurit keraton dan lainnya). Bangsal Pengrawit yang terletak di
dalam sayap timur bagian selatan Tratag Pagelaran dahulu digunakan oleh Sultan untuk melantik
Pepatih Dalem. Saat ini di sisi selatan kompleks ini dihiasi dengan relief perjuangan Sultan HB I
dan Sultan HB IX. Kompleks Pagelaran ini pernah digunakan oleh Universitas Gadjah Mada
sebelum memiliki kampus di Bulak Sumur..
Siti Hinggil Ler
Di selatan kompleks Pagelaran terdapat Kompleks Siti Hinggil. Kompleks Siti Hinggil
secara tradisi digunakan untuk menyelenggarakan upacara-upacara resmi kerajaan. Di tempat ini
pada 19 Desember 1949 digunakan peresmian Univ. Gadjah Mada. Kompleks ini dibuat lebih
tinggi dari tanah di sekitarnya dengan dua jenjang untuk naik berada di sisi utara dan selatan. Di
antara Pagelaran dan Siti Hinggil ditanami deretan pohon Gayam (Inocarpus edulis/Inocarpus
fagiferus; famili Papilionaceae).
Di kanan dan kiri ujung bawah jenjang utara Siti Hinggil terdapat dua Bangsal Pacikeran
yang digunakan oleh abdi-Dalem Mertolulut dan Singonegoro sampai sekitar tahun 1926.
Pacikeran barasal dari kata ciker yang berarti tangan yang putus. Bangunan Tarub Agung terletak
tepat di ujung atas jenjang utara. Bangunan ini berbentuk kanopi persegi dengan empat tiang,
tempat para pembesar transit menunggu rombongannya masuk ke bagian dalam istana. Di timur
laut dan barat laut Tarub Agung terdapat Bangsal Kori. Di tempat ini dahulu bertugas abdiDalem Kori dan abdi-Dalem Jaksa yang fungsinya untuk menyampaikan permohonan maupun
pengaduan rakyat kepada Sultan.
76

Bangsal Manguntur Tangkil terletak di tengah-tengah Siti Hinggil di bawah atau di dalam
sebuah hall besar terbuka yang disebut Tratag Sitihinggil. Bangunan ini adalah tempat Sultan
duduk di atas singgasananya pada saat acara-acara resmi kerajaan seperti pelantikan Sultan dan
Pisowanan Agung. Di bangsal ini pula pada 17 Desember 1949 Ir. Soekarno dilantik menjadi
Presiden Republik Indonesia Serikat. Bangsal Witono berdiri di selatan Manguntur Tangkil.
Lantai utama bangsal yang lebih besar dari Manguntur Tangkil ini dibuat lebih tinggi. Bangunan
ini digunakan untuk meletakkan lambang-lambang kerajaan atau pusaka kerajaan pada saat acara
resmi kerajaan.
Bale Bang yang terletak di sebelah timur Tratag Siti Hinggil pada zaman dahulu digunakan
untuk menyimpan perangkat Gamelan Sekati, KK Guntur Madu dan KK Naga Wilaga. Bale
Angun-angun yang terletak di sebelah barat Tratag Siti Hinggil pada zamannya merupakan
tempat menyimpan tombak, KK Suro Angun-angun.
Kamandhungan Lor
Di selatan Siti Hinggil terdapat lorong yang membujur ke arah timur-barat. Dinding selatan
lorong merupakan dinding Cepuri dan terdapat sebuah gerbang besar, Regol Brojonolo, sebagai
penghubung Siti Hinggil dengan Kamandhungan. Di sebelah timur dan barat sisi selatan gerbang
terdapat pos penjagaan. Gerbang ini hanya dibuka pada saat acara resmi kerajaan dan pada harihari lain selalu dalam keadaan tertutup. Untuk masuk ke kompleks Kamandhungan sekaligus
kompleks dalam Keraton sehari-hari melalui pintu Gapura Keben di sisi timur dan barat
kompleks ini yang masing-masing menjadi pintu masing-masing ke jalan Kemitbumen dan
Rotowijayan.
Kompleks Kamandhungan Ler sering disebut Keben karena di halamannya ditanami pohon
Keben (Barringtonia asiatica; famili Lecythidaceae). Bangsal Ponconiti yang berada di tengahtengah halaman merupakan bangunan utama di kompleks ini. Dahulu (kira-kira sampai 1812)
bangsal ini digunakan untuk mengadili perkara dengan ancaman hukuman mati dengan Sultan
sendiri yang yang memimpin pengadilan. Versi lain mengatakan digunakan untuk mengadili
semua perkara yang berhubungan dengan keluarga kerajaan. Kini bangsal ini digunakan dalam
acara adat seperti garebeg dan sekaten. Di selatan bangsal Ponconiti terdapat kanopi besar untuk
menurunkan para tamu dari kendaraan mereka yang dinamakan Bale Antiwahana. Selain kedua
bangunan tersebut terdapat beberapa bangunan lainnya di tempat ini.
Sri Manganti
77

Kompleks Sri Manganti terletak di sebelah selatan kompleks Kamandhungan Ler dan
dihubungkan oleh Regol Sri Manganti. Pada dinding penyekat terdapat hiasan Makara raksasa.
Di sisi barat kompleks terdapat Bangsal Sri Manganti yang pada zamannya digunakan sebagai
tempat untuk menerima tamu-tamu penting kerajaan. Sekarang di lokasi ini ditempatkan
beberapa pusaka keraton yang berupa alat musik gamelan. Selain itu juga difungsikan untuk
penyelenggaraan even pariwisata keraton.
Bangsal Traju Mas yang berada di sisi timur dahulu menjadi tempat para pejabat kerajaan
saat mendampingi Sultan dala menyambut tamu. Versi lain mengatakan kemungkinan tempat ini
menjadi balai pengadilan. Tempat ini digunakan untuk menempatkan beberapa pusaka yang
antara lain berupa tandu dan meja hias. Bangsal ini pernah runtuh pada 27 Mei 2006 akibat
gempa bumi yang mengguncang DIY dan Jawa Tengah. Setelah proses restorasi yang memakan
waktu yang lama akhirnya pada awal tahun 2010 bangunan ini telah berdiri lagi di tempatnya.
Di sebelah timur bangsal ini terdapat dua pucuk meriam buatan Sultan HB II yang
mengapit sebuah prasasti berbahasa dan berhuruf Cina. Di sebelah timurnya berdiri Gedhong
Parentah Hageng Karaton, gedung Administrasi Tinggi Istana. Selain itu di halaman ini terdapat
bangsal Pecaosan Jaksa, bangsal Pecaosan Prajurit, bangsal Pecaosan Dhalang dan bangunan
lainnya.
Kedhaton
Di sisi selatan kompleks Sri Manganti berdiri Regol Donopratopo yang menghubungkan
dengan kompleks Kedhaton. Di muka gerbang terdapat sepasang arca raksasa Dwarapala yang
dinamakan Cinkorobolo disebelah timur dan Bolobuto di sebelah barat. Di sisi timur terdapat pos
penjagaan. Pada dinding penyekat sebelah selatan tergantung lambang kerajaan, Praja Cihna.
Kompleks kedhaton merupakan inti dari Keraton seluruhnya. Halamannya kebanyakan
dirindangi oleh pohon Sawo kecik (Manilkara kauki; famili Sapotaceae). Kompleks ini
setidaknya dapat dibagi menjadi tiga bagian halaman (quarter). Bagian pertama adalah Pelataran
Kedhaton dan merupakan bagian Sultan. Bagian selanjutnya adalah Keputren yang merupakan
bagian istri (para istri) dan para puteri Sultan. Bagian terakhir adalah Kesatriyan, merupakan
bagian putra-putra Sultan. Di kompleks ini tidak semua bangunan maupun bagiannya terbuka
untuk umum, terutama dari bangsal Kencono ke arah barat.
Di bagian Pelataran Kedhaton, Bangsal Kencono (Golden Pavilion) yang menghadap ke
timur merupakan balairung utama istana. Di tempat ini dilaksanakan berbagai upacara untuk
keluarga kerajaan di samping untuk upacara kenegaraan. Di keempat sisi bangunan ini terdapat
78

Tratag Bangsal Kencana yang dahulu digunakan untuk latihan menari. Di sebelah barat bangsal
Kencana terdapat nDalem Ageng Proboyakso yang menghadap ke selatan. Bangunan yang
berdinding kayu ini merupakan pusat dari Istana secara keseluruhan. Di dalamnya
disemayamkan Pusaka Kerajaan (Royal Heirlooms), Tahta Sultan, dan Lambang-lambang
Kerajaan (Regalia) lainnya.
Di sebelah utara nDalem Ageng Proboyakso berdiri Gedhong Jene (The Yellow House)
sebuah bangunan tempat tinggal resmi (official residence) Sultan yang bertahta. Bangunan yang
didominasi warna kuning pada pintu dan tiangnya dipergunakan sampai Sultan HB IX. Oleh
Sultan HB X tempat yang menghadap arah timur ini dijadikan sebagai kantor pribadi. Sedangkan
Sultan sendiri bertempat tinggal di Keraton Kilen. Di sebelah timur laut Gedhong Jene berdiri
satu-satunya bangunan bertingkat di dalam keraton, Gedhong Purworetno. Bangunan ini
didirikan oleh Sultan HB V dan menjadi kantor resmi Sultan. Gedung ini menghadap ke arah
bangsal Kencana di sebelah selatannya.
Di selatan bangsal Kencana berdiri Bangsal Manis menghadap ke arah timur. Bangunan ini
dipergunakan sebagai tempat perjamuan resmi kerajaan. Sekarang tempat ini digunakan untuk
membersihkan pusaka kerajaan pada bulan Suro. Bangunan lain di bagian ini adalah Bangsal
Kotak, Bangsal Mandalasana, Gedhong Patehan, Gedhong Danartapura, Gedhong Siliran,
Gedhong Sarangbaya, Gedhong Gangsa, dan lain sebagainya. Di tempat ini pula sekarang berdiri
bangunan baru, Gedhong Kaca sebagai museum Sultan HB IX.
Keputren merupakan tempat tinggal Permaisuri dan Selir raja. Di tempat yang memiliki
tempat khusus untuk beribadat pada zamannya tinggal para puteri raja yang belum menikah.
Tempat ini merupakan kawasan tertutup sejak pertama kali didirikan hingga sekarang.
Kesatriyan pada zamannya digunakan sebagai tempat tinggal para putera raja yang belum
menikah. Bangunan utamanya adalah Pendapa Kesatriyan, Gedhong Pringgandani, dan Gedhong
Srikaton. Bagian Kesatriyan ini sekarang dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan even
pariwisata. Di antara Plataran Kedhaton dan Kesatriyan dahulu merupakan istal kuda yang
dikendarai oleh Sultan.
Kamangangan
Di sisi selatan kompleks Kedhaton terdapat Regol Kamagangan yang menghubungkan
kompleks Kedhaton dengan kompleks Kemagangan. Gerbang ini begitu penting karena di
dinding penyekat sebelah utara terdapat patung dua ekor ular yang menggambarkan tahun

79

berdirinya Keraton Yogyakarta. Di sisi selatannya pun terdapat dua ekor ular di kanan dan kiri
gerbang yang menggambarkan tahun yang sama.
Dahulu kompleks Kemagangan digunakan untuk penerimaan calon pegawai (abdi-Dalem
Magang), tempat berlatih dan ujian serta apel kesetiaan para abdi-Dalem magang. Bangsal
Magangan yang terletak di tengah halaman besar digunakan sebagai tempat upacara Bedhol
Songsong, pertunjukan wayang kulit yang menandai selesainya seluruh prosesi ritual di Keraton.
Bangunan Pawon Ageng (dapur istana) Sekul Langgen berada di sisi timur dan Pawon Ageng
Gebulen berada di sisi barat. Kedua nama tersebut mengacu pada jenis masakan nasi Langgi dan
nasi Gebuli. Di sudut tenggara dan barat daya terdapat Panti Pareden. Kedua tempat ini
digunakan untuk membuat Pareden/Gunungan pada saat menjelang Upacara Garebeg. Di sisi
timur dan barat terdapat gapura yang masing-masing merupakan pintu ke jalan Suryoputran dan
jalan Magangan.
Di sisi selatan halaman besar terdapat sebuah jalan yang menghubungkan kompleks
Kamagangan dengan Regol Gadhung Mlati. Dahulu di bagian pertengahan terdapat jembatan
gantung yang melintasi kanal Taman sari yang menghubungkan dua danau buatan di barat dan
timur kompleks Taman Sari. Di sebelah barat tempat ini terdapat dermaga kecil yang digunakan
oleh Sultan untuk berperahu melintasi kanal dan berkunjung ke Taman Sari.
Kamandhungan Kidul
Di ujung selatan jalan kecil di selatan kompleks Kamagangan terdapat sebuah gerbang,
Regol Gadhung Mlati, yang menghubungkan kompleks Kamagangan dengan kompleks
Kamandhungan Kidul/selatan. Dinding penyekat gerbang ini memiliki ornamen yang sama
dengan dinding penyekat gerbang Kamagangan. Di kompleks Kamandhungan Kidul terdapat
bangunan utama Bangsal Kamandhungan. Bangsal ini konon berasal dari pendapa desa Pandak
Karang Nangka di daerah Sokawati yang pernah menjadi tempat Sri Sultan Hamengkubuwono I
bermarkas saat perang tahta III. Di sisi selatan Kamandhungan Kidul terdapat sebuah gerbang,
Regol Kamandhungan, yang menjadi pintu paling selatan dari kompleks cepuri. Di antara
kompleks Kamandhungan Kidul dan Siti Hinggil Kidul terdapat jalan yang disebut dengan
Pamengkang.
Siti Hinggil Kidul
Arti dari Siti Hinggil yaitu tanah yang tinggi, siti : tanah dan hinggil : tinggi. Siti Hinggil
Kidul atau yang sekarang dikenal dengan Sasana Hinggil Dwi Abad terletak di sebelah utara
alun-alun Kidul. Luas kompleks Siti Hinggil Kidul kurang lebih 500 meter persegi. Permukaan
80

tanah pada bangunan ini ditinggikan sekitar 150 cm dari permukaan tanah di sekitarnya[6]. Sisi
timur-utara-barat dari kompleks ini terdapat jalan kecil yang disebut dengan Pamengkang,
tempat orang berlalu lalang setiap hari. Dahulu di tengah Siti Hinggil terdapat pendapa sederhana
yang kemudian dipugar pada 1956 menjadi sebuah Gedhong Sasana Hinggil Dwi Abad sebagai
tanda peringatan 200 tahun kota Yogyakarta.
Siti Hinggil Kidul digunakan pada zaman dulu oleh Sultan untuk menyaksikan para
prajurit keraton yang sedang melakukan gladi bersih upacara Garebeg, tempat menyaksikan adu
manusia dengan macan (rampogan) dan untuk berlatih prajurit perempuan, Langen Kusumo.
Tempat ini pula menjadi awal prosesi perjalanan panjang upacara pemakaman Sultan yang
mangkat ke Imogiri. Sekarang, Siti Hinggil Kidul digunakan untuk mempergelarkan seni
pertunjukan untuk umum khususnya wayang kulit, pameran, dan sebagainya.
Kompleks Belakang
Alun-alun Kidul
Alun-alun Kidul (Selatan) adalah alun-alun di bagian Selatan Keraton Yogyakarta. Alunalun Kidul sering pula disebut sebagai Pengkeran. Pengkeran berasal dari kata pengker (bentuk
krama) dari mburi (belakang). Hal tersebut sesuai dengan keletakan alun-alun Kidul yang
memang terletak di belakang keraton. Alun-alun ini dikelilingi oleh tembok persegi yang
memiliki lima gapura, satu buah di sisi selatan serta di sisi timur dan barat masing-masing dua
buah. Di antara gapura utara dan selatan di sisi barat terdapat ngGajahan sebuah kandang guna
memelihara gajah milik Sultan. Di sekeliling alun-alun ditanami pohon mangga (Mangifera
indica; famili Anacardiaceae), pakel (Mangifera sp; famili Anacardiaceae), dan kuini (Mangifera
odoranta; famili Anacardiaceae). Pohon beringin hanya terdapat dua pasang. Sepasang di tengah
alun-alun yang dinamakan Supit Urang (harfiah=capit udang) dan sepasang lagi di kanan-kiri
gapura sisi selatan yang dinamakan Wok(dari kata bewok, harfiaf=jenggot). Dari gapura sisi
selatan terdapat jalan Gading yang menghubungkan dengan Plengkung Nirbaya.
Plengkung Nirbaya
Plengkung Nirbaya merupakan ujung selatan poros utama keraton. Dari tempat ini Sultan
HB I masuk ke Keraton Yogyakarta pada saat perpindahan pusat pemerintahan dari Kedhaton
Ambar Ketawang. Gerbang ini secara tradisi digunakan sebagai rute keluar untuk prosesi
panjang pemakaman Sultan ke Imogiri. Untuk alasan inilah tempat ini kemudian menjadi
tertutup bagi Sultan yang sedang bertahta.
81

Bagian Lain Keraton


Pracimosono
Kompleks Pracimosono merupakan bagian keraton yang diperuntukkan bagi para prajurit
keraton. Sebelum bertugas dalam upacara adat para prajurit keraton tersebut mempersiapkan diri
di tempat ini. Kompleks yang tertutup untuk umum ini terletak di sebelah barat Pagelaran dan
Siti Hinggil Lor.
Roto Wijayan
Kompleks Roto Wijayan merupakan bagian keraton untuk menyimpan dan memelihara
kereta kuda. Tempat ini mungkin dapat disebut sebagai garasi istana. Sekarang kompleks Roto
Wijayan menjadi Museum Kereta Keraton. Di kompleks ini masih disimpan berbagai kereta
kerajaan yang dahulu digunakan sebagai kendaraan resmi. Beberapa diantaranya ialah KNy
Jimat, KK Garuda Yaksa, dan Kyai Rata Pralaya. Tempat ini dapat dikunjungi oleh wisatawan.
Kawasan Tertutup
Kompleks Tamanan merupakan kompleks taman yang berada di barat laut kompleks
Kedhaton tempat dimana keluarga kerajaan dan tamu kerajaan berjalan-jalan. Kompleks ini
tertutup untuk umum. Kompleks Panepen merupakan sebuah masjid yang digunakan oleh Sultan
dan keluarga kerajaan sebagai tempat melaksanakan ibadah sehari-hari dan tempat Nenepi
(sejenis meditasi). Tempat ini juga dipergunakan sebagai tempat akad nikah bagi keluarga Sultan.
Lokasi ini tertutup untuk umum. Kompleks Kraton Kilen dibangun semasa Sultan HB VII.
Lokasi yang berada di sebelah barat Keputren menjadi tempat kediaman resmi Sultan HB X dan
keluarganya. Lokasi ini tertutup untuk umum.

82

Kadipaten
Kompleks nDalem Mangkubumen merupakan Istana Putra Mahkota atau dikenal dengan
nama Kadipaten (berasal dari gelar Putra Mahkota: "Pangeran Adipati Anom". Tempat ini
terletak di Kampung Kadipaten sebelah barat laut Taman Sari dan Pasar Ngasem. Sekarang
kompleks ini digunakan sebagai kampus Univ Widya Mataram. Sebelum menempati nDalem
Mangkubumen, Istana Putra Mahkota berada di Sawojajar, sebelah selatan Gerbang
Lengkung/Plengkung Tarunasura (Wijilan). Sisa-sisa yang ada antara lain berupa Masjid Selo
yang dulu berada di Sawojajar.
Benteng Baluwerti
Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta merupakan sebuah dinding yang melingkungi
kawasan Keraton Yogyakarta dan sekitarnya. Dinding ini didirikan atas prakarsa Sultan HB II
ketika masih menjadi putra mahkota pada tahun 1785-1787. Bangunan ini kemudian diperkuat
lagi sekitar 1809 ketika beliau telah menjabat sebagai Sultan. Benteng ini memiliki ketebalan
sekitar 3 meter dan tinggi sekitar 3-4 meter. Untuk masuk ke dalam area benteng tersedia lima
buah pintu gerbang lengkung yang disebut dengan Plengkung, dua diantaranya hingga kini masih
dapat disaksikan. Sebagai pertahanan di keempat sudutnya didirikan bastion, tiga diantaranya
masih dapat dilihat hingga kini.
Bagian lain yang terkait
Keraton Yogyakarta juga mempunyai bangunan-bangunan yang berada di luar lingkungan
Keraton itu sendiri. Bangunan-bangunan tersebut memiliki kaitan yang erat dan boleh jadi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Tugu Golong Gilig
Tugu golong gilig atau tugu pal putih (white pole) merupakan penanda batas utara kota tua
Yogyakarta. Semula bangunan ini berbentuk seperti tongkat bulat (gilig) dengan sebuah bola
(golong) diatasnya. Bangunan ini mengingatkan pada Washington Monument di Washington DC.
Pada tahun 1867 bangunan ini rusak (patah) karena gempa bumi yang juga merusakkan situs
Taman Sari. Pada masa pemerintahan Sultan HB VII bangunan ini didirikan kembali. Namun
sayangnya dengan bentuk berbeda seperti yang dapat disaksikan sekarang (Januari 2008).
Ketinggiannya pun dikurangi dan hanya sepertiga tinggi bangunan aslinya. Lama-kelamaan
nama tugu golong gilig dan tugu pal putih semakin dilupakan seiring penyebutan bangunan ini
sebagai Tugu Yogyakarta.
Panggung Krapyak
83

Panggung krapyak dibangun oleh Sultan HB I dan saat ini merupakan benda cagar budaya.
Gedhong panggung, demikian disebut, merupakan sebuah podium dari batu bata dengan tinggi 4
m, lebar 5 m, dan panjang 6 m. Tebal dindingnya mencapai 1 m. Bangunan ini memiliki 4 pintu
luar, 8 jendela luar, serta 8 pintu di bagian dalam. Atap bangunan dibuat datar dengan pagar
pembatas di bagian tepinya. Untuk mencapainya tersedia tangga dari kayu di bagian barat laut.
Bangunan bertingkat ini disekat menjadi 4 buah ruang. Dahulu tempat ini digunakan sebagai
lokasi berburu menjangan (rusa/kijang) oleh keluarga kerajaan. Berlokasi dekat Ponpes Krapyak,
konon tempat Gus Dur (presiden IV) pernah menimba ilmu, bangunan di sebelah selatan Keraton
ini menjadi batas selatan kota tua Yogyakarta. Namun demikian, bangunan ini lebih mirip dengan
gerbang kemenangan, Triumph dArc. Kondisinya sempat memprihatinkan akibat gempa bumi
tahun 2006 sebelum akhirnya direnovasi. Setelah renovasi bangunan ini diberi pintu besi
sehingga orang-orang tidak dapat masuk kedalamnya.
Kepatihan
Dalem Kepatihan merupakan tempat kediaman resmi (Official residence) sekaligus kantor
Pepatih Dalem. Di tempat inilah pada zamannya diselenggarakan kegiatan pemerintahan seharihari kerajaan. Sejak tahun 1945 kantor Perdana Menteri Kesultanan Yogyakarta ini menjadi
kompleks kantor Gubernur/Kepala Daerah Istimewa dan PemProv DIY. Selain Pendopo
Kepatihan, sisa bangunan lama tempat ini juga dapat dilihat pada Gedhong Wilis (kantor
gubernur), Gedhong Bale Mangu (dulu digunakan sebagai gedung pengadilan Bale Mangu,
sebuah badan peradilan Kesultanan Yogyakarta dalam lingkungan peradilan umum), dan Masjid
Kepatihan. Sekarang tempat ini memiliki pintu utama di Jalan Malioboro.
Pathok Negoro
Mesjid Pathok Negoro yang berjumlah empat buah menjadi penanda batas wilayah
ibukota. Lokasi masjid ini berada di Ploso Kuning (batas utara), Mlangi (batas barat), Kauman
Dongkelan (batas selatan), dan Babadan (batas timur). Pendirian masjid ini juga memiliki tujuan
sebagai pusat penyiaran agama Islam selain masjid raya kerajaan. Kedudukan masjid ini adalah
setingkat dibawah masjid raya kerajaan. Ini dapat dilihat dari kedudukan para imam
besar/penghulu (jw=Kyai Pengulu) masjid ini menjadi anggota Al-Mahkamah Al-Kabirah, badan
peradilan Kesultanan Yogyakarta dalam lingkungan peradilan agama Islam, dimana imam besar
masjid raya kerajaan (Kangjeng Kyai Pengulu) menjadi ketua mahkamah.
Beringharjo
84

Pasar Bering Harjo merupakan salah satu pusat ekonomi Kesultanan Yogyakarta pada
zamannya. Berlokasi di sisi timur jalan Jend. A Yani, pasar Bering Harjo sampai saat ini menjadi
salah satu pasar induk di Yogyakarta. Sekarang pasar ini jauh berbeda dengan aslinya.
Bangunannya yang megah terdiri dari tiga lantai dan dibagi dalam dua sektor barat dan timur
yang dibatasi oleh jalan kecil. Namun demikian pasar yang berada tepat di utara benteng
Vredeburg ini tetap menjadi sebuah pasar tradisional yang merakyat.
Taman Sari, Yogyakarta

Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta adalah situs bekas taman atau
kebun istana Keraton Yogyakarta, yang dapat dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor sebagai
kebun Istana Bogor. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada
tahun 1758-1765/9. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant Garden" ini memiliki
luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian,
jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air.
Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat
daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian
Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja.
Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang
didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi
ke Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung
Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung
Prawirosentiko, besrta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari
pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran
Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun
kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai
benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun
kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.
85

Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah
danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di
sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah
Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian
terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai
tenggara kompleks Magangan.
Bagian pertama merupakan bagian utama Taman Sari pada masanya. Pada zamannya,
tempat ini merupakan tempat yang paling eksotis. Bagian ini terdiri dari danau buatan yang
disebut "Segaran" (harfiah=laut buatan) serta bangunan yang ada di tengahnya, dan bangunan
serta taman dan kebun yang berada di sekitar danau buatan tersebut. Di samping untuk
memelihara berbagai jenis ikan, danau buatan Segaran juga difungsikan sebagai tempat
bersampan Sultan dan keluarga kerajaan. Sekarang danau buatan ini tidak lagi berisi air
melainkan telah menjadi pemukiman padat yang dikenal dengan kampung Taman. Bangunanbangunan yang tersisa dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Pulo Kenongo
Di tengah-tengah Segaran terdapat sebuah pulau buatan, "Pulo Kenongo", yang ditanami
pohon Kenanga (Kananga odorantum, famili Magnoliaceae). Di atas pulau buatan tersebut
didirikan sebuah gedung berlantai dua, "Gedhong Kenongo". Gedung terbesar di bagian pertama
ini cukup tinggi. Dari anjungan tertingginya orang dapat mengamati kawasan Keraton
Yogyakarta dan sekitarnya sampai ke luar benteng baluwarti. Konon Gedhong Kenongo terdiri
dari beberapa ruangan dengan fungsi berbeda. Dari jauh gedung ini seperti mengambang di atas
air. Oleh karenanya tidak mengherankan jika kemudian Taman Sari dijuluki dengan nama "Istana
Air" (Water Castle). Saat ini (Januari 2008) gedung ini tinggal puing-puingnya saja.
Di sebelah selatan Pulo Kenongo terdapat deratan bangunan kecil yang disebut dengan
"Tajug". Bangunan ini merupakan menara ventilasi udara bagi terowongan bawah air.
Terowongan ini merupakan jalan masuk menuju Pulo Kenongo selain menggunakan
sampan/perahu mengarungi danau buatan. Dahulu di bagian barat pulau buatan tersebut juga
terdapat terowongan, namun kondisinya sekarang kurang terawat dibandingkan dengan
terowongan selatan.
Pulo Cemethi dan Sumur Gumuling
Di sebelah selatan Pulo Kenongo terdapat sebuah pulau buatan lagi yang disebut dengan
"Pulo Cemethi". Bangunan berlantai dua ini juga disebut sebagai "Pulo Panembung". Di tempat
86

inilah konon Sultan bermeditasi. Ada juga yang menyebutnya sebagai "Sumur Gumantung",
sebab di sebelah selatannya terdapat sumur yang menggantung di atas permukaan tanah. Untuk
sampai ke tempat ini konon dengan adalah melalui terowongan bawah air. Saat ini bangunan ini
sedang dalam tahap renovasi besar - besaran yang bertujuan untuk merestorasi bangunan bangunan yang masih ada.
Sementara itu di sebelah barat Pulo Kenongo terdapat bangunan berbentuk lingkaran
seperti cincin yang disebut "Sumur Gumuling". Bangunan berlantai 2 ini hanya dapat dimasuki
melalui terowongan bawah air saja. Sumur Gumuling pada masanya juga difungsikankan sebagai
Masjid. Di kedua lantainya ditemukan ceruk di dinding yang konon digunakan sebagai mihrab,
tempat imam memimpin salat. Di bagian tengah bangunan yang terbuka, terdapat empat buah
jenjang naik dan bertemu di bagian tengah. Dari pertemuan keempat jenjang tersebut terdapat
satu jenjang lagi yang menuju lantai dua. Di bawah pertemuan empat jenjang tersebut terdapat
kolam kecil yang konon digunakan untuk berwudu.
Bagian kedua yang terletak di sebelah selatan danau buatan segaran merupakan bagian
yang relatif paling utuh dibandingkan dengan bagian lainnya. Bagian yang tetap terpelihara
adalah bangunan sedangkan taman dan kebun di bagian ini tidak tersisa lagi. Sekarang bagian ini
merupakan bagian utama yang banyak dikunjungi wisatawan.

Gedhong Gapura Hageng


"Gedhong Gapura Hageng" merupakan pintu gerbang utama taman raja-raja pada
zamannya. Kala itu Taman Sari menghadap ke arah barat dan memanjang ke arah timur. Gerbang
ini terdapat di bagian paling barat dari situs istana air yang tersisa. Sisi timur dari pintu utama ini
masih dapat disaksikan sementara sisi baratnya tertutup oleh pemukiman padat. Gerbang yang
mempunyai beberapa ruang dan dua jenjang ini berhiaskan relief burung dan bunga-bungaan
yang menunjukkan tahun selesainya pembangunan Taman Sari pada tahun 1691 Jawa (kira-kira
tahun 1765 Masehi).

Gedhong Lopak-lopak
Di sebelah timur gerbang utama kuno Taman Sari terdapat halaman bersegi delapan.
Dahulu di tengah halaman ini berdiri sebuah menara berlantai dua yang bernama "Gedhong
Lopak-lopak", versi lain menyebut gopok-gopok. Sekarang (Januari 2008) gedung ini sudah
tidak ada lagi. Di halaman ini hanya tersisa deretan pot bunga raksasa serta pintu-pintu yang
menghubungkan tempat ini dengan tempat lainnya. Pintu di sisi timur halaman bersegi delapan
tersebut merupakan salah satu gerbang menuju Umbul Binangun.
87

Umbul Pasiraman
"Umbul Pasiraman" atau ada yang menyebut dengan "Umbul Binangun" (versi lain
"Umbul Winangun") merupakan kolam pemandian bagi Sultan, para istri beliau, serta para putriputri beliau. Kompleks ini dikelilingi oleh tembok yang tinggi. Untuk sampai ke dalam tempat
ini disediakan dua buah gerbang, satu di sisi timur dan satunya di sisi barat. Di dalam gerbang ini
terdapat jenjang yang menurun. Di kompleks Umbul Pasiraman terdapat tiga buah kolam yang
dihiasi dengan mata air yang berbentuk jamur. Di sekeliling kolam terdapat pot bunga raksasa.
Selain kolam juga terdapat bangunan di sisi utara dan di tengah sebelah selatan.
Bangunan di sisi paling utara merupakan tempat istirahat dan berganti pakaian bagi para
puteri dan istri (selir). Di sebelah selatannya terdapat sebuah kolam yang disebut dengan nama
"Umbul Muncar". Sebuah jalan mirip dermaga menjadi batas antara kolam ini dengan sebuah
kolam di selatannya yang disebut dengan "Blumbang Kuras". Di selatan Blumbang Kuras
terdapat bangunan dengan menara di bagian tengahnya. Bangunan sayap barat merupakan tempat
berganti pakaian dan sayap timur untuk istirahat Sultan. Menara di bagian tengah konon
digunakan Sultan untuk melihat istri dan puterinya yang sedang mandi kemudian yang tubuh
telanjangnya paling mengesankan sultan akan di panggil ke menara. Di selatan bangunan
tersebut terdapat sebuah kolam yang disebut dengan "Umbul Binangun", sebuah kolam
pemandian yang dikhususkan untuk Sultan dan Permaisurinya saja. Pada zamannya, selain
Sultan, hanyalah para perempuan yang diizinkan untuk masuk ke kompleks ini. Ini di
mungkinkan karena semua perempuan (permaisuri, istri ( selir ) dan para putri sultan) yang
masuk ke dalam taman sari ini harus lepas baju (telanjang), sehingga selain perempuan di larang
keras oleh sultan untuk masuk ke Taman Sari.

Gedhong Sekawan
Di timur umbul pasiraman terdapat sebuah halaman bersegi delapan. Di halaman yang
dihiasi dengan deretan pot bunga raksasa ini berdiri 4 buah bangunan yang serupa. Bangunan ini
bernama "Gedhong Sekawan". Tempat ini digunakan untuk istirahat Sultan dan keluarganya. Di
setiap sisi halaman terdapat pintu yang menghubungkannya dengan halaman lain.

Gedhong Gapuro Panggung


Di sebelah timur halaman bersegi delapan tersebut terdapat bangunan yang disebut dengan
"Gedhong Gapura Panggung". Bangunan ini memiliki empat buah jenjang, dua di sisi barat dan
dua lagi di sisi timur. Dulu di bangunan ini terdapat empat buah patung ular naga namun
88

sekarang hanya tersisa dua buah saja. Gedhong Gapura Panggung ini melambangkan tahun
dibangunnya Taman Sari yaitu tahun 1684 Jawa (kira-kira tahun 1758 Masehi). Selain itu di
bangunan ini juga terdapat relief ragam hias seperti di Gedhong Gapura Hageng. Sisi timur
bangunan ini sekarang menjadi pintu masuk situs Taman Sari.

Gedhong Temanten
Di tenggara dan timur laut gerbang Gapuro Panggung terdapat bangunan yang disebut
dengan "Gedhong Temanten". Bangunan ini dulu digunakan sebagai tempat penjaga keamanan
bertugas dan tempat istirahat. Menurut sebuah rekonstruksi Taman Sari di selatan bangunan ini
terdapat sebuah bangunan lagi yang sekarang tidak ada bekasnya sedangkan di sisi utaranya
terdapat kebun yang juga telah berubah menjadi pemukiman penduduk.
Bagian ketiga ini tidak banyak meninggalkan bekas yang dapat dilihat. Oleh karenanya
deskripsi di bagian ini sebagian besar berasal dari rekonstruksi yang ada. Dahulu bagian ini
meliputi Kompleks "Pasarean Dalem Ledok Sari" dan Kompleks kolam "Garjitawati" serta
beberapa bangunan lain dan taman/kebun. Pasarean Dalem Ledok Sari merupakan sisa dari
bagian ini yang tetap terjaga. Pasarean Dalem Ledok Sari konon merupakan tempat peraduan
Sultan bersama Pemaisurinya. Versi lain mengatakan sebagai tempat meditasi. Bangunannya
berbentuk seperti U. Di tangah bangunan terdapat tempat tidur Sultan yang di bawahnya
mengalir aliran air. Sebuah dapur, ruang penjahit, ruang penyimpanan barang, dan dua kolam
untuk pelayan begitu pula kebun rempah-rempah, buah-buahan, dan sayur-sayuran diperkirakan
berada bagian ini. Di sebelah baratnya dulu terdapat kompleks kolam Garjitawati. Jika hal itu
benar maka kompleks ini merupakan sisa pesanggrahan Garjitawati dan kemungkinan besar juga
merupakan Umbul Pacethokan yang pernah digunakan oleh Panembahan Senopati.
Bagian terakhir ini merupakan bagian Taman Sari yang praktis tidak tersisa lagi kecuali
bekas jembatan gantung dan sisa dermaga. Deskripsi di bagian ini hampir seluruhnya merupakan
sebuah rekonstruksi dari sketsa serangan pasukan Inggris ke Keraton Yogyakarta pada tahun
1812. Bagian ini terdiri dari sebuah danau buatan beserta bangunan di tengahnya, taman di
sekitar danau buatan, kanal besar yang menghubungkan danau buatan ini dengan danau buatan di
bagian pertama, serta sebuah kebun. Danau buatan terletak di sebelah tenggara kompleks
Magangan sampai timur laut Siti Hinggil Kidul. Di tengahnya terdapat pulau buatan yang konon
disebut "Pulo Kinupeng". Di atas pulau tersebut berdiri sebuah bangunan yang konon disebut
dengan "Gedhong Gading". Bangunan yang menjulang tinggi ini disebut sebagai menara kota
(Cittadel Tower).
89

Kanal besar terdapat di sisi barat laut dari danau buatan dan memanjang ke arah barat serta
berakhir di sisi tenggara danau buatan di bagian pertama. Di kanal ini terdapat dua penyempitan
yang diduga keras merupakan letak jembatan gantung. Salah satu jembatan tersebut berada di
jalan yang menghubungkan kompleks Magangan dengan Kamandhungan Kidul. Bekas-bekas
dari jembatan ini masih dapat disaksikan, walaupun jembatannya sendiri telah lenyap. Di sebelah
barat jembatan gantung terdapat sebuah dermaga. Dermaga ini konon digunakan Sultan sebagai
titik awal perjalanannya masuk ke Taman Sari. Konon Sultan masuk ke Taman Sari dengan
bersampan. Di sebelah selatan Kanal terdapat kebun. Kebun ini berlokasi di sebelah barat
kompleks Kamandhungan Kidul dan Siti Hinggil Kidul. Kini semua tempat itu telah menjadi
pemukiman penduduk. Kebunnya telah berubah menjadi kampung Ngadisuryan sedangkan
danau buatan berubah menjadi kampung Segaran.
8.6. Malioboro

Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta
yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara
keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini
merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Pada tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X nama
dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan Pangeran Mangkubumi menjadi
jalan Margoutomo, dan Jalan Jend. A. Yani menjadi jalan Margomulyo.
Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta,
Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan
Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan
kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg
khas Jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering
90

mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim,
dan lain-lain di sepanjang jalan ini.

91

BAB XI
PENUTUP
9.1. Kesimpulan
Setelah menjalani study excursie mulai dari Pasuruan, Jakarta, Bandung dan Jogjakarta
kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.

Kami dapat melihat secara langsung pengolahan minyak mentah di PUSDIKLAT Migas
Cepu serta dapat mengetahui proses serta tahapan-tahapan yang dilalui dalam produksi
minyak mentah sampai menjadi produk bahan bakar.

2.

Kami dapat membandingkan kurikulum, laboratorium dan bidang minat Teknik Kimia
yang ada di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) dengan Institut Teknologi Nasional
Malang (ITN)

3.

Kami dapat membandingkan kurikulum, laboratorium dan bidang minat Teknik Kimia
yang ada di Universitas Indonesia (UI) dengan Institut Teknologi Nasional Malang (ITN)

4.

Kami dapat melihat secara langsung pabrik madubaru serta dapat mengetahui proses
serta tahapan-tahapan yang dilalui dalam produksi tebu sampai menjadi gula, serta produk
samping dari tebu yaitu alkohol dan spiritus .

5.

Kami dapat melihat museum dan Obyek wisata di bandung yang sangat beraneka ragam
sedangkan

di kota jogjakarta kita dapat melihat peninggalan budaya Kerajaan-kerajaan

Indonesia di masa lampau juga menikmati kekayaan alam di Jogjakarta serta melihat secara
langsung bagaimana masyarakat kita melihat peluang usaha yang ada, berwirausaha dengan
memanfaatkan SDA yang ada di sekitarnya dan juga mengembangkan SDM dengan
kewirausahaan tersebut.
9.2. Saran
Dari kunjungan ke perusahaan dan universitas yang telah kami lakukan, maka kami dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1.

Pada Kunjungan di pabrik gula, sebaiknya perlu diperhatikan untuk


keselamatan kerja karyawan, seperti penggunaan pelindung tubuh mulai dari kacamata,
pelindung telinga, helm bila perlu dan pakaian khusus untuk menunjang kinerja karyawan,
serta di beri gambar simbol khusus untuk area-area tertentu.
92

2.

Perlu dilakukan pergantian serta perbaikan alat laboratorium yang telah


rusak sehingga kegiatan praktikum dapat berlangsung lebih efektif dan efisien serta
bemanfaat.

3.

Tindakan keamanan atau sanksi perlu diterapkan dalam kegiatan


praktikum, terutama dalam praktikum yang memiliki potensi bahaya yang besar.

4.

Dalam melakukan produksi, sebaiknya diperhatikan kualitas output serta


buangan (waste) yang dihasilkan sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi banyak pihak.

5.

Hendaknya memanfaatkan SDA yang ada untuk meningkatkan SDM


masyarakat melalui kegiatan wirausaha.

93

Anda mungkin juga menyukai