BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan mendasar yang sangat diperlukan pada saat ini.
seiring dengan perkembanga teknologi dari tahun ke tahun kebutuhan akan
energi semakin meningkat, hal ini juga bisa dikarenakan kebutuhan manusia
yang semakin beragam. Sampai saat ini indonesia masih berusaha untuk
memenuhi kebutuhan energi nasional, dimana kebutuhan akan energi yang ada
di indonesia belum bisa di bilang terpenuhi dengan baik. PT. Pertamina
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas yang ada di
indonesia. Namun pada perkembanganya, PT. Pertamina melakukan ekspansi
tidak hanya bergerak dalam bidang minyak dan gas saja melainkan juga muai
bergerak di bidang energi. Perluasan sektor kerja PT. Pertamina ini menjadikan
perusahaan ini memiliki ruang gerak yang lebih luas, mengingat bidang energi
mencakup banyak hal, mulai dari sumber energi yang berbasis fosil hingga
sumber energi non fosil / EBT ( Energi baru terbarukan ).
Produk yang dihasilkan berupa produk BBM dan non-BBM, seperti premium,
minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, pelumas, aspal, Liquefied Petrolium
Gas ( LPG ), Paraxylene dan lain sebagainya. PT pertamina ( Persero ) Refinery
Unit IV Cilacap merupakan unit yang memiliki kapasitas produksi terbesar di
indonesia, yaitu sejumlah 348.000 barrel /hari. Dengan jumlah ini PT pertamina (
Persero ) Refinery Unit IV Cilacap memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau
60 % kebutuhan BBM untuk Pulau jawa. Seiring dengan meningkatnya
kebutuhan dan permintaan produk BBM dan non-BBM di indonesia, maka
optimalisasi produksi pun akan turut ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen di indonesia.
Untuk meningkatkan produksi PT pertamina ( Persero ) Refinery Unit IV
Cilacap harus juga diimbangi dengan sarana dan sarana penunjang yang
memadai, salah satunya kebutuhan akan motor. Salah satu jenis motor yang di
1
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
pakai yaitu motor sinkron. Karena jenis motor ini memiliki kelebihan putaran
yang stabil. Aplikasi motor sinkron yang sering dipakai dalam bidang minyak dan
gas yaitu dalam hal pompa pompa fluida dan kompresor. Oleh karena itu
penggunaan motor sinkron yang benar dan sesuai sangat diperlukan dalam
proses kalancaran produksi di PT pertamina ( Persero ) Refinery Unit IV Cilacap.
Pada laporan kerja Prakrik ini akan dibahas tentang metode starting
motor sinkron yang ada di PT pertamina ( Persero ) Refinery Unit IV Cilacap,
dikarenakan pada praktiknya masih terdapat kesalahan dalam starting motor
sinkron yang ada di PT pertamina ( Persero ) Refinery Unit IV Cilacap.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada laporan Kerja praktik ini yaitu, tentang
permasalahan motor sinkron yang terdapat di PT. Pertamina (Persero) RU IV
Cilacap.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dari laporan kerja praktik ini berupa studi permasalahan
kegagalan starting motor sinkron 014-K-102 AM di PT. Pertamina (Persero)
RU IV Cilacap.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari Kerja Praktik ini antara lain :
1. Mendekatkan civitas akademik dalam dunia kerja
2. Mengimplementasikan ilmi yang di dapat di bangku kuliah dalam duia
kerja
3. Pembelajaran bagi civitas akademik untuk menghadapi dunia kerja
nantinya
4. Mempelajari permasalahan yang berkaitan dengan bidang electrical
engineering yang ada di PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktik ini dilaksanakan dalam kurun waktu lebih kurang 1 bulan,
terhitung mulai tanggal 5 juni 2017 hingga 7 Juli 2017. Tempat pelaksanaan
2
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
kerja praktik ini berada si seluruh area PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
secara umum, dan pada bidang electrical and instrument secara khusus.
3
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
4
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
BAB II
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP
5
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Kapasitas
Nama Refinery Unit (RU)
(Barel Per Steam Day)
(sudah tidak beroperasi sejak tahun
RU I Pangkalan Brandan 5000
2006)
RU II Dumai 170.000 BDBS
RU III Plaju dan Sungai Gerong 132.500 BDBS
RU IV Cilacap 348.000 BDBS
RU V Balikpapan 253.500 BDBS
RU VI Balongan, Indramayu 125.000 BDBS
RU VII Kasim, Sorong 10.000 BDBS
TOTAL 1.039.000 BDBS
6
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
7
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
8
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
9
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
- warna yang berani. Hal ini menunjukan langkah besar kedepan yang
diambil PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih
positif dan dinamis. Warna – warna tersebut yaitu :
Biru : mencerminkan handal, dapat dipercaya, dan
bertanggung jawab
Hijau : mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan
lingkungan
Merah : keuletan, ketegasan, dan keberanian menghadapi
berbagai macam keadaan
2.2.4 Sistem Organisasi
Refinery Unit IV Cilacap dipimpin oleh seorang General Manager
yang membawahi :
1. Manager Engineering and Development
2. Manager legal and General Affairs
3. Manager Health and Safety Environment
4. Manager Procurement
5. Manager Reability
6. Senior Manager Operation and Manufacturing
7. OPI Coordinator
8. Manager Human Recources Area ( Hirarki ke pusat )
9. IT RU IV Cilacap Area Manager ( Hirarki ke pusat )
10. Director of Pertamina Hospital ( Hirarki ke pusat )
11. Manager Marine Regional IV
12. Manager Refinery Internal Audit Cilacap
10
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
11
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
12
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
13
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
14
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
15
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
2.5.6 Marine
Bertugas untuk mengatur lalu lintas kapal-kapal tanker dan
mendukung bongkar muat minyak mentah serta produk kilang yang
terletak di area kilang.
16
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
17
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
18
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
19
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
20
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
21
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
22
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
23
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
24
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
25
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
2.7.3 Substation
Substation merupakan pusat penyaluran tenaga listrik yang akan
disalurkan ke beban. Substation mendapatkan suplai listrik dari feeder yang
terhubung dengan machine bus pada pusat pembangkit. Untuk menjaga
kontinuitas penyaluran tenaga listrik ke peralatan, maka setiap substation
disuplai oleh dua feeder yang berbeda. Sebelum masuk ke substation,
tegangan 13,8 kV dari feeder tersebut masing-masing diturunkan menjadi
3,45 kV oleh dua buah trafo penurun tegangan (step down) (13,8 kV/3,45
kV). Keluaran dari trafo langsung ditampung oleh penampung daya
(switchgear) 3,45 kV untuk mensuplai motor-motor listrik bertegangan
tinggi 3,45 kV. Sedangkan sebagian lagi didistribusikan ke switchgear 400
Volt melalui trafo penurun tegangan 3,45 kV/400 V untuk mensuplai beban
dan motor tegangan rendah (400 V).
Peralatan yang ada di substation antara lain:
1. Trafo 13,8 kV/ 3,45 kV dan trafo 3,45 kV/400 V
2. Switchgear 3,45 kV dan switchgear 400 V
3. Relay pengaman dan metering
4. Circuit breaker 3,45 kV dan circuit breaker 400 V
26
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
27
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Macam-macam Motor
3.1.1 Motor Sinkron
Motor sinkron merupakan jenis motor yang memiliki
karakteristik yang cukup unik. Dimana pada motor ini kecepatan medan putar
stator dan kecepatan putar rotor memiliki kecepatan yang sama atau sinkron.
Oleh karena itu jenis motor ini dinamakan motor sikron. Prinsip kerja dari
motor ini berawal dari eksitasi DC di rotor ( If ). Eksitasi DC pada rotor akan
menimbulkan medan magnet yang tetap ( Br ). Kemudian stator pada motor
sinkron akan disuplai sumber tegangan 3-fasa yang menyebabkan stator akan
menhasilkan perputaran medan magnet yang berbeda ( Bs ).
28
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
29
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
30
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
31
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Gambar 3.7 stator winding pada motor induksi ( Courtesy of MagnetTek, Inc. )
32
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Gambar 3.9 salah satu jenis rotor, cage rotor ( Courtesy General Electric
Company ).
33
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
34
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
35
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Pada gambar (b) ketika t = 1/240 s, pada kondisi waktu yang singkat ini
shuft motor sudah mulai bergerak. Dalam kondisi ini medan magnet stator
( Bs ) berada si sebelah kiri medan magnet rotor ( BR ). Sehingga torsi
induksi yang dihasilkan berlawana dengan arah jarum jam
(Counterclockwise). Pada gambar (c) ketika t = 1/120 s, medan magnet
stator (Bs) dan medan magnet rotor (BR) memiliki arah yang berlawanan.
Sehingga torsi induksi yang dihasilkan dalam kondisi ini bernilai 0. Pada
gambar (d) ketika t = 3/240 s. medan magnet stator (Bs) berada di sebelah
kanan medan magnet rotor (BR). Pada konsisi ini torsi induksi yang
dihasilkan searah jarum jam (clockwise). Pada akhirnya pada gambar (e)
ketika t= 1/60 s, posisi medan magnet stator (Bs) dan medan magnet rotor
(BR) berada dalam keadaan semula, yang mana menghasilkan torsi induksi
0. Dari penjelasan tersebut dari kondisi (a) hingga kondisi (d) total torsi
induksi yang dihasilkan bernilai 0. Sehingga motor hanya dalam keadaan
bergetar / tidak bergerak. Apabila hal ini terjadi dalam kondisi yang cukup
lama maka motor akan dalam keadaan overhit. Dan akhirnya bisa merusak
motor itu sen diri.
36
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
ada 3 cara yang bisa digunakan untuk starting motor sinkron dengan aman
antara lain :
1. Mengurangi kecepatan putar medan magnet stator.
2. Menggunakan eksternal primover untuk memebrikan akselerasi pada
rotor untuk mencapai kecepatan sinkronya.
3. Penggunaan dumep winding / amortissuer winding. Untuk menjaga
stabilitas motor sinkron.
3.5 Kelebihan dan kekurangan Motor sinkron dan asinkron
3.3.1 Kelebihan
Motor sinkron memiliki kecepatan konstan walaupun kondisi
beban berubah. Kecepatan sinkron ini dapat konstan mulai dari
kondisi no load hingga load maksimum yang dapat di tanggung oleh
motor.
3.3.2 Kekurangan
Motor sinkron tidak bisa mencapai kondisi sinkron dengan
sendirinya. Sehingga untuk mencapai kecepatan sinkronya motor
ini memerlukan inisiasi / metode starting motor.
37
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Konstruksi Motor Sinkron 014K102AM PT.Pertamina RU IV Cilacap
Stator winding
38
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
39
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
3,45 KV
400 V
40
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
41
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
• PHASE :3
• HERTZ : 50
• VOLT : 3300
• AMPERE : 427
• LOCKED MOTOR KVA CODE : C
Untuk locked motor dengan code C memiliki spesifikasi 3,55 – 4,00
KVA / HP.
• FIELD 80 °C RISE BY RESISTANCE
Angka ini merupakan batas suhu yang dapat ditahan oleh belitan
medan pada motor sinkron, ketika motor ini diberi arus listrik. Yaitu
sebesar 80 °C. Keterangan ini sangat berkaitan dengan insulating class
pada motor.
• ARM 80 °C RISE BY RES
Angka ini merupakan batas suhu yang dapat ditahan oleh armature
winding pada motor ketika motor ini diberi arus listrik. Yaitu sebesar 80
°C. Keterangan ini sangat berkaitan dengan insulating class pada
motor.
• EXCITER FIELD AMPERE 12
Merupakan nilai arus eksitasi maksimal pada belitan medan motor
sinkron.
• EXCITER FIELD VOLT 90
Merupakan nilai tegangan eksitasi pada belitan medan motor sinkron.
• INSULATING CLASS F TYPE SEALED-VPI
Untuk insulating class type F memilki batas suhu 155 °C / 311 °F.
Misalkan : suatu motor memiliki suhu AMB = 40 °C. Dan FIELD 80 °C
RISE BY RESISTANCE, ARM 80 °C RISE BY RES. Maka total suhu
pengoperasian motor seberar 40 °C + 80 °C = 120 °C. Karena masih
dibawa suhu insulating class dari motor ini (155 °C ), maka keadaan ini
masih aman. Namun ketika motor memiiki suhu pengoperasian
42
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
melebihi insulating class dari motor tersebut maka hal ini dapat
merusak motor.
• TIME RISE 80 °C ABOVE 40 °C BY RESISTANCE
• DC EXCITATION :
100 VOLT, DESCRIPTION : FIELD REGMT FOR BRUSHLESS EXC
• SPACE HEATER :
2,2 KW. 220 VOLT, MAX. SHEATH TEMP. 200 °C
1 PHASA 50 HERTZ
SPACE HEATER merupakan pemanas yang ada di dalam motor, dimana
fungsi dari space heater ini untuk menjaga suhu di dalam motor agar
tidak terjadi kelembaban selama proses pengoperasian motor. kondisi
motor yang lembab atau bahkan basah bisa mempengaruhi kekuatan
isolasi dari motor tersebut.
43
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
• MANUFACTURER : EM
• CURRENT (RATED VOLT ) : FULL LOAD 427
• LOCKED ROTOR 1700
• LOCKED ROTOR WITHSTAND TIME (COLD START) 12 SECOND
• TORQUE FULL LOAD : 7262
• ACCELERATION TIME (MOTOR ONLY @RATED VOLT ) : 1,5 SECOND
• ACCELERATION TIME (MOTOR & LOAD @85% RATED VOLT) : 2,5
SECOND.
• EXITATION FIELD AMPS @ FULL LOAD & PF RATED : 12
• EXITATION FIELD AMPS :
( MAX : 12 A ) ( MIN : 4.1 ).
Semua keterangan pada nameplate / data sheet bertujuan membantu
dalam pengoperasian mesin. Dengan adanya nameplate motor, diharapkan
pengguna motor dapat menggunakan motor ini dengan optimal.
44
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
45
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Sedangkan untuk kurva torgue dan kecepatan, dapat kita lihat bahwa
nilai starting torque pada motor sinkron bernilai 0,4 X PER UNIT TPRQUE
atau setara dengan 0,4 X 7263 = 2905,2 NM. Ketika motor sudah
mencapai kondisi Pull Up Torque, maka Seiring bertambahnya keceptan
motor sinkron nilai torque juga akan semakin besar, hingga mencapai
nilai breakdown torque. Dari kurva torque dan kecepatan di atas dapat
46
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
kita lihat nilai breakdown torque sebesar 0,78 X PER UNIT TORQUE atau
setara dengan 5665,14 NM. Setelah mengalami breakdown torque,
torque pada motor akan mengalami penurunan hingga mencapai nilai
0,2 X PER UNIT TORQUE atau setara dengan 1452,6 NM. Nilai torsi ini
terjadi ketika nilai arus motor sinkron sudah mencapai 1 X PER UNIT
CURR / 427 A.
Untuk keterangan waktu yang dibutuhkan dari keadaan awal
starting hingga motor mencapai kondisi sinkron disebut dengan
Acceleration Time. Berikut ini merupakan kurva acceleration time motor
sinkron 014K102AM :
Steady
?
47
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
48
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa terdapat jelaga pada
stator winding motor sinkron 014K102AM. Hal ini dapat mengindikasikan
bahwa isolasi dari masing masing inti winding stator mengalami kerusakan.
Hal ini bisa diakibatkan karena stator winding terlalu lama dialiri arus yang
besar. Ketika stator winding dialiri arus starting yang cukup besar dalam
waktu yang cukup lama ( lebih dari 3 detik ) hal ini akan menyebabkan inti
dari stator winding akan panas, dan bisa merusak isolasi dari masing-masing
winding. Sehingga pada akhirnya akan terjadi gangguan phase to ground.
Selanjutnya ditemukan komponen SCR dan dioda yang mengalami
kerusakan / korosif. Berikut ini merupakan gambar komponen dioda dan
SCR yang mengalami korosif :
49
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
50
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Analisa visual yang lainya yang kami dapatkan yaitu kondisi rotor
yang kotor. Kondisi rotor yang kotor juga bisa mempengaruhi nilai
insulasi pada rotor itu sendiri. Sehingga kemampuan isolasinya akan
berkurang, akibat debu atau kotoran yang menempel pada permukaan
rotor. Berikut ini merupakan gambar rotor yang kotor :
51
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
52
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
53
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari analisa yang sudah ada, kegagalan starting motor sikron
014K102AM disebabkan beberapa faktor, antara lain :
1. Nilai insulation resistance test pada lead motor, menunjukan hasil 0
M Ohm. Hal ini bisa disimpulkan bahwa nilai insulation resistance
pada lead motor sudah tidak memenuhi EASA standart minimum
insulation resistance.
2. Kerusakan tahanan isolasi pada stator winding motor sinkron
014K102AM, sehingga motor mengalami gangguan short circuit 3
phasa.
3. Terdapat komponen dioda dan SCR yang mengalami korosif,
sehingga mempengaruhi nilai tegangan kerja pada dioda dan SCR.
4. Kondisi inti rotor yang kotor, sehingga mempengaruhi nilai tahanan
insulasi ( Insulaion Resistance ) dari motor itu sendiri.
5. Kerusakan pada sistem eksitasi DC pada rotor.
6. Kondisi motor yang sudah tua ( beroperasi sejak tahun 1982 ) dan
jarang mengalami perbaikan.
5.2 Saran
Dari permasalahan diatas dapat ditarik sebuah saran / rekomendasi
tentang permasalahan kegagalan starting motor sinkron 014K102AM. Berikut
merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan kegagalan starting motor
sinkron 014K102AM :
54
Laporan Kerja Praktik
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
55