Anda di halaman 1dari 12

Pengolahan air limbah secara fisik merupakan pengolahan awal (primary treatment) air

limbah sebelum dilakukan pengolahan lanjutan, pengolahan secara fisik bertujuan untuk
menyisihkan padatan-padatan berukuran besar seperti plastik, kertas, kayu, pasir, koral, minyak,
oli, lemak, dan sebagainya.

Pemisahan padatan-padatan dari cairan atau air limbah merupakan tahapan pengolahan
yang sangat penting untuk mengurangi beban dan mengembalikan bahan-bahan yang bermanfaat
serta mengurangi risiko rusaknya peralatan akibat adanya kebuntuan (clogging) pada pipa, valve,
dan pompa. yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap biaya operasi dan perawatan
peralatan.

Proses pengolahan yang termasuk pengolahan fisika antara lain pengolahan dengan
menggunakan screen, sieves, dan filter; pemisahan dengan memanfaatkan gaya gravitasi
(sedimentasi atau oil/water separator); serta flotasi, adsorbsi, dan stipping.

1. Screening

Screening biasanya merupakan tahap awal proses pengolahan air limbah. Proses ini
bertujuan untuk memisahkan potongan-potongan kayu, plastik, dan sebagainya. “Screen” terdiri
dari atas batangan-batangan besi yang berbentuk lurus atau melengkung dan biasanya dipasang
dengan tingkat kemiringan 750– 900 terhadap horizontal.

Pembersihan screen dapat dilakukan secara manual (menggunakan garpu tangan) atau
dengan menggunakan alat pembersih mekanis yang dilengkapi dengan motor elektrik. Bar screen
mekanik otomatis sering kali dilindungi dengan pre-screening, yang dipasang pada jarak 100 mm
dari sistem by pass untuk mengatasi kemungkinan tidak beroperasinya screen utama.

Memilih Screen yang Tepat


Beberapa pertimbangan dalam pemilihan screen yaitu (huberforum.net):
1) Kecepatan aliran maksimum dan minimum air limbah yang akan melewati screen
2) Debit air limbah saat ini dan di masa yang akan dating
3) Besarnya celah yang diperlukan
4) Headloss yang melewati screen
5) Penanganan material yang tertahan pada screen hingga pembuangannya
6) Ketersediaan ruang
7) Pola debit harian
8) Karakteristik air limbah (dalam hal ini jenis/ukuran material yang akan melewati screen)
9) Biaya instalasi dan operasional
10) Lokasi pemasangan (indoor atau outdoor)
11) Mekanisme pemantauan operasional screen
12) Potensi timbulnya bau
13) Bentuk dan model screen
14) Material screen
Macam-macam screening yaitu:

No. Cara Kerja Gambar


1 Bar Screen dengan Bar Screen pengolahan air limbah fisika
Pembersihan dengan cara pembersihan manual sering
digunakan dalam IPAL ( Instalasi
Manual Pengolahan Air Limbah ) kapasitas kecil.

2 Curved Screen Pembersihan dilakukan dengan satu atau


lebih sikat pembersih yang salah satu
ujungnya diikat pada posisi horizontal.
Scrapper membuang padatan hasil
screening ke samping, yakni ke dalam bak
penampungan yang dapat dipindah-
pindahkan atau kedalam ban berjalan yang
bergerak dan membawa padatan hasil
screening ke bak penampungan (kontainer).
3 Straight Screen Bagian atas bar disambungkan dengan besi
Otomatis atau beton. Sistem penggarukan bekerja
secara reciprocating, mengangkat padatan
dan membuangnya ke dalam bak
penampungan di bawahnya. Sistem ini biasa
disebut system pembersihan dari muka atau
upstream cleaning system. Sistem
pembersihan yang lain adalah
downstreaming cleaning system. Pada
system ini, pada bagian belakang bar
terdapat rantai yang bergerak dengan tenaga
motor elektrik yang memiliki gigi-gigi
pembersih.

4 Basket Screen Bahan-bahan yang tertahan di dalam basket


diambil dengan cara menaikan basket.
Selama proses pembersihan penyaringan
dilakukan oleh Bar Screen pengolahan air
limbah fisika sementara.

5 Screening Press alat ini sering digunakan bersama Step


Screen Pengolahan Air Limbah Fisika,
untuk memadatkan padatan hasil screening
pada tekanan 100 bar shingga volume
padatan turun menjadi 70% dari volume
awal
6 Compact Screen Air limbah mengalir melalu celah didepan
dengan Kombinasi screen basket bar. Padatan akan tertahan di
Screening Press dalam basket selanjutnya, padatan
dipindahkan dari air limbah dan diambil
oleh screen conveyor.Pembersihan
dilakukan dengan penyemprotan air atau
dengan menggunakan sikat,
2. Grit Chamber (Pemisah Pasir)

Keberadaan bahan padat seperti pasir dalam air limbah merupakan suatu permasalahan
dalam pengolahan air limbah karena pasir dapat menghambat kerja peralatan pompa,
menghambat aliran dalam perpipaan dan mempengaruhi volume bak,Pemisahan padatan seperti
pasir dalam air limbah dapat dilakukan dengan unit operasi grit chamber.

Grit removal digunakan untuk mengambil padatan-padatan yang memiliki ukuran


partikel lebih kecil dari 0,2 mm. Macam - macam grit yaitu:

No Macam-Macam Grit Cara Kerja Gambar


Chamber
1 Grit Removal didasarkan pada kecepatan
Sederhana horizontal air yang melalui
saluran.

2 Circular Grit Grit masuk kedalam grit


Removal removal dari bagian sampinng
dan mengendapkan ditengah-
tengah tangki. Grit yang
berada ditengah-tengah bak
diambil degnan menggunakan
pompa atau air lift untuk
dipindahkan ke tempat
pengeringan.
3 Aerated Grit Air yang megalami
Chamber aerasi akan menyebabkan
terjadinya arus perputaran
pada air limbah sehingga
kecepatan pada bagian
bawah grit chamber
constan. Dengan
demimkian, tidaka akan
terjadi pengendapan zat-zat
organik.
3. Pemecah/Grinding (comminution)

Pemecah atau grinding (comminution) merupakan unit operasi yang diaplikasikan untuk
memecah padatan yang berukuran besar menjadi partikel yang mempunyai ukuran yang kecil
dan seragam. Pada umumnya unit operasi ini dipergunakan untuk memecah padatan yang
tertahan pada screen dan padatan ini dapat dikembalikan kedalam aliran air limbah atau dibuang.
4. Sieves

Berbeda dengan screen yang menggunakan bar, strainer menggunakan anyaman kawat
logam atau plastik, ataupun pelat berlubang (perforated plate). Ukuran bukaan biasanya berkisar
antara 0,02 mm atau lebih kecil. Peralatan ini biasa digunakan untuk mengembalikan bahan-
bahan yang masih bermanfaat.

5. Equalisasi

Dalam rangka mengatasi permasalahan kualitas dan kuantitas air limbah, dibutuhkan suatu
unit operasi seperti “equalisasi (equalization)”. Equalisasi berfungsi untuk penyeragaman
kondisi air limbah, dan pengendali aliran, dalam equalisasi dapat dilakukan proses pengadukan
untuk menjaga homoginitas, injeksi udara yang bertujuan agar limbah tidak bersifat septik atau
anaerobic. Disamping itu, equilasasi juga bermanfaat untuk mengurangi ukuran dan biaya. Pada
dasarnya equilisasi dibuat untuk meredam fluktuasi air limbah sehingga dapat masuk kedalam air
IPAL secara konstan.
Secara ringkas, hal-hal penting dalam proses equilisasi adalah sebagai berikut.

a. Lokasi equilisasi tergantung pada jenis pengolahan dan karakteristik air limbah, biasanya
sebelum bak pengendapan awal dan aerasi
b. Dalam pelaksanaan equilisasi dibutuhkan pengadukan untuk mencegah pengendapan dan
aerasi untuk menghilangkan bau.
c. Equlisasi biasanya dilaksanakan bersamaan dengan netralisasi.

6. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan unit operasi yang sering dipergunakan dalam proses pengolahan
air atau air limbah seperti pemisahan partikel tersuspensi pada awal proses pengolahan air
limbah, proses pemisahan partikel flok pada proses pengolahan air limbah secara kimia, dan
proses pemisahan mikroorganisme (sludge) pada proses pengolahan air limbah secara biologi.

Proses sedimentasi partikel dapat diklasifikasikan menjadi empat (4) peristiwa yaitu :

1. Partikel Diskrit, sedimentasi partikel terjadi pada konsentrasi padatan rendah dimana partikel
mengendap secara individu serta tidak terjadi interaksi dengan partikel yang lainnya. Peristiwa
ini terjadi pada pemisahan partikel pasir pada air limbah.

2. Partikel Flokulan, sedimentasi partikel dimana partikel mengalami interaksi dengan partikel
lainnya, pada peristiwa interaksi terjadi penggabungan antar partikel yang mempercepat
kecepatan sedimentasi. Peristiwa ini terjadi pada pemisahan partikel yang telah mengalami
proses koagulasi/flokulasi.

3. Partikel Hindered, sedimentasi partikel terjadi karena partikel berinteraksi dengan partikel
lainnya pada posisi yang sama, dan partikel mengendap terhambat oleh pertikel yang berada
disekelilingnya dan tampaknya terjadi pengendapan secara massal. Persitiwa ini dapat terjadi
pada konsentrasi padatan yang cukup tinggi. Peristiwa ini seperti terjadi pada pemisahan
mikroba (activated sludge) pada pengolahan air limbah secara biologi.

4. Partikel kompresi, sedimentasi partikel terjadi karena partikel mengalami penekanan oleh
partikel yang berada diatasnya, peristiwa ini terjadi pada konsentrasi padatan yang sangat tinggi.
Peristiwa ini terjadi pada pemisahan mikroba (activated sludge) pada pengolahan air limbah
secara biologi.

Tabel 4.4. Data perancangan sedimentasi silinder untuk pengendapan proses kimia dengan
berbagai jenis koagulan

Jenis Koagulan Laju alir limpahan Waktu tinggal (jam)

Gallon/hari.ft2

Alum (Al) 500 – 800 2–8

Besi (Fe) 700-1000 2–8

Kapur-alum 700 - 1500 4-8

SUMBER : George Tchobanoglous, Franklin L. Burton. 1991

7. Filtrasi (Filtration)

Filtrasi merupakan unit operasi yang dioperasikan dalam pengolahan air dan air limbah.
Dalam pengolahan air limbah filtrasi dioperasikan untuk pemisahan partikel (padatan) pada
effluen (pengeluaran) pengolahan air limbah secara kimia maupun biologi serta dapat
diaplikasikan pada awal pengolahan air limbah.

Pemisahan padatan dilakukan dengan mempergunakan media yang disebut “Media Filter”
merupakan bahan padat seperti pasir, batu bara, kerikil dan sebagainya yang tersusun sedemikian
rupa, padatan yang dipisahkan tertahan pada permukaan dan sela-sela (porositas) media filter,
 MEKANISME FILTRASI

Dalam filtrasi terdapat 4 mekanisme dasar filtrasi yaitu :

1. Sedimentasi (sedimentation), filtrasi terjadi karena partikel yang akan dipisahkan mengalami
gaya gravitasi dan kecepatan pengendapan partikel sehingga partikel mengendap dan berkumpul
pada permukaan media filter.

2. Intersep (interception), filtrasi terjadi karena partikel dalam aliran air berukuran besar
sehingga akan terperangkap, menempel dan dapat menutupi permukaan media filter

3. Difusi brownian (brownian diffusion), filtrasi terjadi pada partikel yang berukuran kecil
seperti virus, partikel dalam aliran air bergerak secara random (gerak brown), karena terdapat
perbedaan kecepatan maka partikel tersebut bergesekan dan menempel dalam media filter.
Mekanisme ini hanya terjadi untuk partikel berdiameter < 1 mikron.

4. Inersia (inertia), filtrasi terjadi karena partikel mempunyai ukuran dan berat jenis yang
berbeda sehingga kecepatan partikel dalam aliran air berbeda-beda, akibatnya partikel akan
menempel pada permukaan media karena gaya inersia, mekanisme ini terjadi jika partikel yang
berukuran lebih besar bergerak cukup cepat dan berbenturan serta menempel dalam media filter.

 JENIS FILTER

Berdasarkan jenis filter, flitrasi diklasifikasikan menjadi tiga (3) yaitu :

1. Filtrasi lambat (slow sand filter)

pada filtrasi ini dipergunakan media pasir halus (fine sand) dibagian atas dan dibawahnya kerikil,
pada filtrasi ini padatan yang tersisihkan berada dipermukaan atas pasir yang mengakibatkan
aliran air melewati media filter menjadi lambat. Partikel menumpuk pada bagian atas pasir dan
dibersihkan dengan mensecrap lapisan atas pasir yang mengandung partikel.

2. Filtrasi cepat (rapid sand filter)

pada filtrasi ini dipergunakan media pasir berukuran besar dibagian atas dan dibawahnya kerikil,
pada filtrasi ini padatan yang tersisihkan berada disela-sela (pori-pori) media filter yang
dilaluinya. Pembersihan partikel dilakukan dengan metode “backwashing” dengan air untuk
mengeluarkan partikel dalam media filter.

3. Multimedia fliter (multimedia filters)

pada filtrasi ini dipergunakan dua atau lebih jenis media yang tersusun sedemikian rupa, media
filter mempunyai berat jenis yang berbeda, biasanya yang dipergunakan antrasit (batu bara),
pasir, dan kerikil.
Perbandingan operasional filtrasi lambat (slow sand filter) dengan filtrasi cepat (rapid sand filter
seperti tercantum dalam tabel 4.5. berikut

Tabel 4.5. Perbandingan operasional slow sand filter terhadap rapid sand filter

Karakteristik Slow sand filter Rapid sand filter

Gravity pressure

Laju filtrasi 2-5 m3/m2.hari 120-360 m3/m2.hari

Ukuran unit filtrasi Besar (2000 m2) Kecil (100 m2)

Tinggi media Kerikil 300 mm dan Kerikil 500 mm, pasir


pasir 1,0 m 0,7-1,0 m

Ukuran pasir efektif 0,35 mm 0,6 – 1,2 mm

Koefisien seragam 2-2,5 1,5-1,7

Hilang tekan <1m <3m

Waktu operasi 20-90 hari 1-2 hari

Metode pembersihan Scrap lapisan atas, Backwashing dengan


pencucian dan air dan udara
pemasangan kembali

Kebutuhan air pencuci 0,2 – 0,6% dari air 3-6 % dari air yang
yang difilter difilter

Konstruksi pake tutup tidak Tergantung/bebas ya

Kemudahan ya ya tidak
operasional

Biaya investasi Tinggi Tinggi Sedang

Biaya operasional Rendah Tinggi Tinggi

Kemampuan supervisi Tidak Membutuhkan Membutuhkan

Penyisihan bakteri 99,99& 90 – 99%

Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam operasional filtrasi yaitu :


 Karakteristik air limbah, karakteristik air limbah yang perlu diperhatikan diantaranya
konsentrasi padatan, distribusi dan ukuran padatan, serta kekuatan padatan atau flok
(untuk proses kimia)
 Karakteristik media filter, pemakaian media filter dengan ukuran terlalu kecil
mengakibatkan terjadinya peningkatan hambatan aliran, dan ukuran media filter terlalu
besar mengakibatkan beberapa padatan yang kecil tidak tertahan (loslos) dari filtrasi
 Laju alir filtrasi, laju alir filtrasi berkaitan dengan luas penampang unit filtrasi yang
dibutuhkan, laju alir filtrasi dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi padatan, dan kekuatan
flok. Berdasarkan pengamatan laju filtrasi yang sesuai : 2 – 8 gallon/(ft2 menit) atau 80 –
320 Liter/(m2. Menit).

8. Flotasi (Flotation)

Flotasi (pengapungan) merupakan suatu unit operasi yang digunakan untuk memisahkan
padatan tersuspensi, cairan (minyak dan lemak) dalam fase cair (air atau air limbah). Peristiwa
flotasi didasarkan atas adanya gelembung gas, biasanya menggunakan udara yang diinjeksikan
kedalam air limbah.

Keuntungan mendasar flotasi dibanding dengan sedimentasi dalam hal pemisahan


padatan tersuspensi yaitu flotasi dapat memisahkan padatan tersupensi yang sangat kecil, ringan,
dan sulit mengendap dalam waktu relatif cepat.

Pada proses flotasi, udara diinjeksikan ke dalam tangki sehingga terbentuk gelembung
yang berfungsi untuk mengapungkan padatan sehingga mudah dipisahkan. Dengan adanya gaya
dorong dari gelembung tersebut, padatan yang berat jenisnya lebih tinggi dari air akan terdorong
ke permukaan. Demikian pula halnya dengan padatan yang berat jenisnya lebih rendah dari air.
Hal ini merupakan keunggulan teknik flotasi dibanding pengendapan karena dengan flotasi
partikel yang ringan dapat disisihkan dalam waktu yang bersamaan.
Flotasi pada pengolahan air limbah mempergunakan udara sebagai “Flotation Agent”,
berdasarkan pemanfaatan udara ini, flotasi diklasifikasikan menjadi tiga (3) kategori yaitu

 Dissolved-air flotation (DAF) (ukuran gelembung gas ( 50 μm – 100 μm) )


proses flotasi dimana udara dilarutkan kedalam air limbah, tekanan operasi untuk flotasi
ini biasanya pada tekanan lebih besar dari tekanan atmosfir. Gelembung gas yang
Iebih kecil cenderung mempunyai kemampuan lebih baik untuk menanggulangi padatan
tersuspensi, oli atau minyak.
 Air flotation (( 500 μm -1000 μm))
Proses flotasi dimana udara diinjeksikan secara langsung kedalam air limbah, tekanan
operasi untuk flotasi ini biasanya pada tekanan atmosfir.
 Vacumn flotation, proses flotasi dimana udara dilarutkan kedalam air limbah hingga
mencapai tingkat kejenuhan yang dapat diperoleh dalam tekanan vacumn atau lebih
kecil dari tekanan atmosfir.

9. Adsorpsi (Adsorption)

Adsorpsi (penyerapan) merupakan proses pemisahan atom, ion, biomolekul atau molekul
dalam gas atau cairan dan padatan terlarut dengan mempergunakan media padat

Berdasarkan gaya tarik yang terjadi antara adsorbat dengan adsorben, peristiwa adsorpsi dapat
diklasifikasikan menjadi dua (2) jenis, yaitu :

 Adsorpsi Fisik (Physisorption)

Adsorpsi fisik terjadi karena adanya gaya van der walls dan biasanya adsorpsi ini berlangsung
secara bolak-balik. Ketika gaya tarik-menarik molekul antara zat terlarut dengan adsorben lebih
besar dari gaya tarik-menarik zat terlarut dengan pelarut, maka zat terlarut akan cenderung
teradsorpsi pada permukaan adsorben.
 Adsorpsi Kimia (Chemisorption)

Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia yang kuat antara adsorben dengan adsorbat,
ikatan ini berlangsung searah (irrreversible). Interaksi suatu senyawa organik pada permukaan
adsorben dapat terjadi melalui tarikan elektrostatik atau pembentukan ikatan kimia yang spesifik
misalnya ikatan kovalen.
Perbedaan antara adsorpsi fisik dan kimia seperti terlihat dalam tabel 3.5. berikut.

Tabel 3.5. Perbandingan adsorpsi fisik dan kimia

Adsorpsi fisik (Physisorption) Adsorpsi kimia (Physisorption)

Gaya tarik merupakan gaya Vander Gaya tarik merupakan gaya ikatan kimia
Waals

Enthalpi adsorpsi rendah (20-40 kJ/mole) Enthalpi adsorpsi tinggi (200-400


kJ/mole)

Temperatur proses rendah Temperatur proses tinggi

Terbentuk multilayer pada proses Terbentuk monolayer pada proses

Proses berjalan bolak-balik (reversible) Proses berjalan searah (irreversible)

 Jenis Media Adsorpsi (adsoben)

Berbagai jenis media adsorpsi (adsorben) yang diperkenal dalam proses adsorpsi diantaranya
karbon aktif, batubara aktif, silika gel, zeolit, graphit, polimer, tepung tulang, dan limbah
pertanian (biomass). Beberapa faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi diantaranya

 Keadaan (kondisi) dari adsorbat dan jenis adsorben


1) Keaktifan dari adsorben
2) Luas permukaan adsorben
3) Distribusi ukuran pori adsorben
4) Kondisi operasi yaitu tekanan, temperatur dan sebagainya
http://pengolahanairlimbah.com/pengolahan-air-limbah-fisika/

http://ketutsumada.blogspot.co.id/2012/03/pengolahan-air-limbah-secara-fisik.html

http://pepradewa.blogspot.co.id/2012/02/proses-pengolahan-limbah-secara-fisika.html

http://ekaandrians.blogspot.co.id/2013/04/tehnek-pengolahan-limbah.html

https://limbahbs.wordpress.com/2015/02/01/pengolahan-limbah-secara-fisika-kimia-biologi/

http://ketutsumada.blogspot.co.id/2012/03/pengolahan-air-limbah-secara-fisik.html

Anda mungkin juga menyukai