Anda di halaman 1dari 8

1.

Sebutkan dan jelaskan fluida pemboran underbalanced sekaligus keuntungan dan


kerugiannya.
Underbalanced drilling (UbD) adalah metode drilling dengan menggunakan mud
weight yang SG nya lebih kecil daripada tekanan formasi. Adapun fungsinya adalah
untuk mencegah atau mengurangi infiltrasi mud ke formasi yang dapat merusak formasi
atau pembentukan skin pada formasi.
Underbalanced Drilling pada dasarnya mengebor sumur dengan menggunakan fluida,
dimana densitasnya menghasilkan tekanan hidrostatis di dalam sumur yg lebih kecil
daripada tekanan di formasi. Tujuan utamanya adalah meminimalkan “skin” atau
formation damage, sehingga diharapkan produksi hidrokarbon akan lebih baik. Fluida yg
umum digunakan bisa yang incompressible (air) atau yang compressible (angin, foam,
aerated diesel, dsb).
I. Analisa Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan
Metoda Underbalanced Drilling (UBD) mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
pemboran overbalance yang menggunakan fluida pemboran dengan gradien tekanan lebih besar
dibanding dengan tekanan formasi. Kelebihan-kelebihan tersebut adalah :
 Mencegah terjadinya hilang lumpur (loss circulation).
 Meningkatkan laju penembusan pahat.
 Mencegah terjadinya pipa terjepit (differential pipe sticking).
 Mencegah terjadinya kerusakan formasi (formation damage).
 Meningkatkan hasil penilaian formasi.
 Biaya penggunaan lumpur pemboran relatif berkurang.

b. Kerugian
Selain mempunyai beberapa keuntungan, teknik underbalanced drilling juga mempunyai
beberapa aspek yang merugikan dalam penggunaannya (D.B. Bennion, and F.B. Thomas., 1994)
yaitu :
1. Aspek Keamanan
Karena tekanan fluida pengeboran lebih rendah daripada tekanan formasinya, maka
penggunaan teknik underbalanced drilling ini mempunyai resiko yang besar terhadap
terjadinya kebakaran, blow out dan ledakan. Khususnya pada reservoir minyak atau
reservoir gas yang mengandung gas H2S.
2. Aspek Biaya
Penggunaan teknik underbalanced drilling kadang bisa menjadi lebih mahal daripada
overbalanced drilling bila menggunakan nitrogen untuk mengurangi berat dari lumpur
pemborannya, terutama pada sumur horisontal atau formasi yang keras sehingga laju
penetrasinya menjadi rendah atau karena adanya masalah teknis pada saat proses
pemboran dilakukan. Alternatif lain yang lebih murah adalah dengan menggunakan
udara, akan tetapi haruslah diperhatikan dengan sebaik-baiknya dalam menentukan dan
memonitor udara dan aliran hidrokarbon agar tidak terjadi ledakan dan kebakaran.
3. Aspek Kerusakan
Metode pemboran underbalance tidak bisa menghilangkan (mengeliminasi) kerusakan-
kerusakan pada semua reservoir, karena setiap reservoir mempunyai mekanisme
kerusakan tersendiri yang unik. Metode pemboran underbalance dapat menjadi bahaya
pada beberapa kondisi, disebabkan kurangnya filter penahan mud cake dari formasi yang
impermeabel untuk mencegah invasi, jika kondisi underbalance tidak dipertahankan.
Imbibisi countercurrent spontaneous filtrat dasar air (pada water-wet dan media Sw i
rendah) dan filtrat dasar minyak (pada oil-wet, media So i rendah) juga digambarkan
sebagai daerah yang potensial terjadi kerusakan walaupun jika kondisi underbalance
total secara rutin dipertahankan.

2. Apa yang saudara ketahui tentang teknologi casing drilling , sebutkan batasa, keuntungan
dan kerugiannya jika dilakukan casing drilling?
Pemboran migas dengan menggunakan casing (Casing drilling) merupakan suatu
teknologi baru dalam dunia perminyakan. Pemboran ini menggunakan casing sebagai
pengganti drill pipe dan drill collar untuk bor formasi. Dengan digunakannya casing
sebagai rangkaian pemboran, diharapkan dapat dicapai tujuan sebagai berikut :
mengurangi waktu dan biaya pemboran, lebih sedikit unscheduled events akibat trip, ROI
yang lebih cepat dan meningkatkan faktor keamanan dalam well control.
Konsep dari Casing drilling adalah sederhana : yaitu daripada menggunakan drill pipe,
bor lubang dengan menggunakan casing yang kemudian juga akan secara permanen disemen.
Ketika casing point dicapai, posisi casing langsung telah ada di dasar sumur, sehingga akan
mengurangi waktu untuk trip rangkaian yang biasa dilakukan dengan pemboran konvensional.
Jika sumur tidak bagus, rangkaian casing bisa di recover kembali. Hasilnya adalah lebih sedikit
kendala yang tidak diinginkan terjadi, operasi lebih aman, dan penyelesaian sumur yang lebih
cepat.
Pengalaman lapangan sebelumnya menunjukkan bahwa pemboran dengan casing adalah suatu
pilihan yang menguntungkan. Pengembangan yang berkelanjutan terhadap peralatan dan prosedur telah
meningkatkan potensi penerapannya baik untuk formasi keras maupun lunak, baik di darat maupun di laut
(off shore).
Dengan mengurangi waktu untuk trip, pemboran dengan casing dapat memotong waktu yang
dibutuhkan untuk membor sumur 20 – 30 %. Tanpa trips, unscheduled event yang dapat terjadi karena
cabut-masuk rangkaian dapat dihilangkan seperti kicks, sidetrack yang tidak disengaja, swab, surge, dan
reaming.
Pada dasarnya ada dua metoda untuk membor dengan casing yaitu :
1. Pemboran casing dengan retrieveable BHA : yaitu digunakan suatu BHA tambahan di dalam
casing yang dapat di”retrieve”. BHA ini biasanya terdiri dari mud motor, under reamer dan bit
konvensional.
2. Pemboran casing tanpa retrieveable BHA : yaitu dengan menggunakan casing itu sendiri sebagai
BHA yang diputar langsung dan disemen di dasar.
Pada paper ini tulisan akan lebih difokuskan pada metoda pemboran casing dengan mengunakan
casing sebagai BHA, karena metoda ini yang dilakukan di sumur TGB 36.
PDC Drill Shoe III
Pahat konvensional dibuat dari material yang tidak dapat dibor kembali (non-drillable material).
Pada pemboran casing diharapkan pemboran dilakukan dengan satu kali run (single run), sehingga
diharapkan tanpa memerlukan penarikan kembali rangkaian apapun dari dasar lubang. Kebutuhan untuk
tidak mencabut kembali rangkaian pada pemboran casing mendorong pengembangan suatu pahat yang
dapat dibor (drillable bit) tetapi mempunyai kemampuan membor formasi yang baik.
Hal ini dimungkinkan karena penggunaan Drill Shoe. Drill shoe adalah suatu pahat yang dipasang
pada casing yang dapat dibor kembali (drillable). Drill shoe didesain agar mempunyai kinerja yang dapat
menyamai pahat konvensional, tetapi dapat dibor (drillable). Pada awalnya suatu cutting structure dari
tungsteen carbide digunakan dan dilekatkan pada suatu pahat dengan dasar alumunium. Selain tungsteen
carbide digunakan juga material thermally stable diamond (TSD) disk. Tetapi pahat-pahat ini mempunyai
kendala hanya dapat untuk membor formasi yang sangat lunak.
DS III dikembangkan dengan menggabungkan antara PDC cutting structure seperti pada standar
PDC bit dan kemampuan pahat untuk membuka / memposisikan cutting blade PDC yang tidak dapat
dibor ke annulus. Setelah pemboran mencapai Total Depth maka PDC cutting structure pada DS III akan
didorong oleh suatu piston sehingga akan memaksa posisinya berada di annulus (Gambar 1). Proses ini
meninggalkan hanya bagian yang dapat dibor di bagian tengah seperti nozzle dan inner piston core.
Bagian tengah ini dapat dibor karena terbuat dari soft alloy.
Penyemenan langsung dapat dilakukan setelah mencapai TD seperti halnya penyemenan
konvensional. Sehingga setelah itu dapat dilakukan pemboran trayek berikutnya baik dengan pahat
reguler maupun drill shoe trayek berikutnya.
Namun kelemahan pemakaian Drill Shoe adalah pahat ini harus dapat mengebor sampai TD.
Kegagalan dalam fase ini akan menyebabkan casing harus ditarik kembali ke permukaan atau diset
pada kedalaman yang lebih dangkal. Sehingga penggunaan Drill Shoe ini membutuhkan pemahaman
yang baik terhadap lithology yang akan ditembus agar dapat dipastikan kompabilitas Drill Shoe
dengan formasi. Selain itu metoda ini adalah hanya dapat dilakukan untuk sumur lurus karena tidak
bisa digunakkannya BHA directional seperti Mud motor dan MWD.
Keuntungan lain dengan sistem casing drilling ini tidak perlu dilakukan modifikasi terhadap Rig
Yang ada.
Casing Drive System
Sama seperti halnya pemboran konvensional, pemboran dengan casing juga membutuhkan suatu
sistem pemutar. Pemutaran rangkaian casing membutuhkan suatu sistem untuk menghubungkan antara
Top Drive dan casing. Sistem ini selain dapat memutar casing juga harus dapat menahan fluida selama
pemompaan berlangsung (sirkulasi).
Pada awal pelaksanaan pemboran dengan casing digunakan suatu water bushing (cross over sub)
untuk menghubungkan Top drive dengan casing. Alat sederhana ini efektif tapi membutuhkan waktu
penyambungan yang lama. Pengembangan lebih lanjut dari sistem putar untuk pemboran casing
menghasilkan suatu modifikasi dari suatu fishing spear konvensional. Fishing spear ini memiliki grapple
yang digunakan untuk memegang bagian dalam casing sehingga casing dapat diputar. Fishing spear
grapple dimasukkan ke dalam casing teratas, diputar seperempat putaran ke kanan dan kemudian
diangkat. Untuk membebaskan ikatan fishing spear grapple pada casing dilakukan seperempat perputaran
ke kiri pada beban normal.
Kelemahan sistem ini adalah fishing spear grapple yang menempel pada dinding bagian dalam
casing dapat merusak bagian dalam casing apabila pemboran berjalan lambat. Selain itu pemakaian alat
ini dibatasi oleh kedalaman, karena semakin dalam pemboran semakin besar pula torsi yang timbul.
Gaya radial pada spear hanya didistribusikan pada area kecil pada dinding casing. Untuk dapat
mempertahankan gaya beban yang dapat ditahan, sekarang sedang dikembangkan internal grapple dengan
slip area yang lebih besar (Gambar 2).
Sedangkan untuk mengisolasi fluida dan menahan tekanan pemompaan digunakan suatu Packer
element di atas casing spear grapple. Tekanan pompa pada saat sirkulasi akan mengaktifkan packer
element ini untuk mengisolasi aliran dan menahan tekanan pompa.
Kekuatan Rangkaian
Pada pemboran dengan casing bagian terlemah adalah sambungan casing (casing coupling).
Walaupun ada beberapa koneksi yang mempunyai kekuatan hampir sama dengan badan casing, tetapi hal
ini tidak umum. Koneksi paling umum yang dipakai saat ini adalah Buttress standar. Koneksi ini ternyata
pada hampir semua aplikasi menunjukkan hasil yang baik. Untuk membantu kekuatan koneksi casing
terhadap torsi dapat dipasang Inside stop ring pada setiap koneksi casing (Gambar 3).
Kecepatan Annular dan Erosi Lubang
Pemboran dengan casing tak dapat dihindarkan mempunyai ruang annulus yang lebih kecil
dibandingkan pemboran konvensional. Jika semua dianggap sama, maka kecepatan annulus akan menjadi
lebih besar daripada kecepatan pemboran konvensional. Tergantung pada kondisi, konsekuensi memiliki
ruang annulus yang lebih kecil dapat memiliki faktor negatif atau positif.
Pada pemboran umumnya kecepatan di annulus minimal harus melebihi kecepatan untuk
mengangkat cutting dari dasar lubang ke permukaan. Di mana kecepatan ini pada clearance diamater yang
kecil (casing ke casing / Open hole) sebenarnya juga dapat menyebabkan erosi pada lubang. Jika membor
dengan casing menyebabkan permasalahan dengan kebutuhan ini maka sebaiknya pemboran dengan
casing perlu dipertimbangkan ulang.
Hole Problems
Pada pemboran konvensional, pipa terjepit, hilang sirkulasi dan kondisi well control dapat secara
dramatis meningkatkan biaya sumur. Industri melaporkan “indicate flat time” – waktu dimana tidak
dilakukan pemboran – mencapai 44% s/d 86% dari total well time pada pemboran konvensional.
Unscheduled event, pemasangan casing dan cabut-masuk rangkaian mencapai 34% - 58% dari waktu total
tersebut.
Pada 2001, suatu study pada sumur-sumur Lobo trend south Texas, sebagai contoh menunjukkan
37% dari masalah pemboran selama pemboran konvensional disebabkan oleh pipa terjepit dan 39% oleh
hilang sirkulasi. Tetapi pada 14 sumur pertama yang dibor dengan casing, tidak ada waktu yang hilang
karena pipa terjepit atau situasi well control. Masalah hilang sirkulasi dapat diabaikan.
Pada beberapa pengalaman ternyata pemboran dengan casing juga memberikan fenomena yang
lain, yaitu berkurangnya hilang sirkulasi. Pada lebih dari 300 pemboran dengan casing yang telah
dilakukan tidak ada satu kasus hilang sirkulasi yang dilaporkan terjadi, walaupun beberapa pemboran
dilakukan pada zona bertekanan lemah. Dan kita tahu bahwa dengan semakin kecilnya annulus antara
rangkaian dan lubang sumur maka akan menaikkan ECD.
Shepard et al melaporkan bahwa proses pemboran dengan casing dapat secara mekanis membantu
pembentukan dan mempertahankan filter cake pada dinding lubang. Filter cake ini akan membentuk suatu
efek “Plastering” yang akan menhisolasi zona permeable sehingga mengurangi hilang sirkulasi.
Suatu bentuk lain yang penting dari pemboran casing khususnya dengan semakin kompleknya
konfigurasi sumur dan kondisi reservoir, adalah keuntungannya dari segi well control. Insiden well
control kebanyakan terjadi pada saat cabut masuk rangkaian pipa bor. Pemboran dengan casing
menghilangkan well control incidents yang disebabkan cabut-masuk rangkaian karena selalu
menempatkan rangkaian casing di posisi paling baik yaitu di dasar , sehingga dapat dilakukan sirkulasi
menghilangkan infux.

3. A. Jelaskan dan gambarkan profil sumur horizontal beserta BUR dan panjang horizontalnya?
B. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang drilling program?
C. Apa yang saudara ketahui tentang coiled tubing?
Coiled Tubing
Coiled tubing merupakan salah satu penemuan teknologi baru dan sedang mengalami
perkembangan sekarang ini di industri perminyakan.
Coiled Tubing adalah suatu tubing yang dapat digulung dan bersifat plastis, terbuat dari
campuran baja-karbon yang kontinyu (tidak tersambung) dengan diameter antara 1-3 in (OD)
tebal 0.067-0.25 in.
Coiled tubing dapat diapakai dalam operasi produksi, operasi pengeboran dan operasi kerja
ulang.
Pada tahun 1988 Dowel schlumberger mengidentifikasikan bahwa coiled tubing berfungsi
sebagai :
1. Penggunaan konvensional :

 Pembersihan sumur dan kickoff


 Drill Stem Test
 Media untuk injeksi fluida untuk stimulasi
 Untuk memisahkan zona produksi pada squeeze cementing

2. Penggunaan Unconvensional :

 Menurunkan packer dan penataan bridge plugs


 Coiled tubing Conveyed perforating(CTCP)
 Survei tekanan dan temperatur
 Pemasangan gravel pack
 Fishing

3.Penggunaan sebagai wireline :

 Keperluan logging (pada kondisi open hole dan cased hole)


 Perforasi
 Penggambaran metoda produksi
 Test In-situ stress

4. Pengunaan dan keperluan masa depan :

 Untuk keperluan multi zone completion system


 Keperluan survey radioaktif
 Melewatkan tubing
 Down hole traetment dan monitoringnya

Komponen Coiled Tubing Unit


a. Peralatan Di atas permukaan
1. Tubing Injektor Head

Tubing  heads didesain untuk tiga fungsi dasar, yaitu :


a)       Menyediakan/memberikan daya dorong yang dibutuhkan untuk mendorong
tubing masuk ke dalam sumur.
b)      Menanggulangi/mengatasi gesekan dari dinding lubang sumur.
c)       digunakan untuk mengontrol kecepatan masuknya tubing ke dalam sumur
dan kecepatan pada waktu menarik tubing keluar dari sumur serta menahan seluruh berat
rangkain coiled tubing.
Tubing dapat diangkat atau dapat digunakan untuk mengetahui peralatan
downhole maupun keadaan dasar tubing. Tubing injector head digerakkan rantai
menggunakan tenaga kontra rotating hydraulic motor.

2. Coiled Tubing Reel


Coiled tubing reel berfungsi sebagai tempat (wadah) bagi coiled tubing . Coiled 
tubing reel terbuat dari baja yang mempunyai diameter tertentu sesuai dengan ukuran
dari coiled tubing
3. Power Pack
Power pack berfungsi untuk memberikan tenaga hidrolik untuk mengoperasikan dan
mengontrol unit coiled tubing dengan peralatan pengontrol tekanan. Umumnya power
pack terdiri dari diesel engine sebagai penggerak untuk mengatur system dan sirkulasi
suplai pompa hydraulic dengan tekanan dan laju aliran yang dikehendaki
4. Control Consule
Adalah suatau ruangan yang merupakan tempat  dari control console yang berfungsi
untuk mengontrol pengoperasian dan memonitor component coiled tubing unit.
5. Stripper
Berfungsi untuk memberikan tekanan kecil untuk menutup dan mengerakkan coiled
tubing masuk atau keluar dari sumur sehingga tidak terjadi hubungan antara tekanan
sumur dengan tekanan permukaan. Tekanan pada stripper dapat diatur oleh operator
didalam kontrol kabin.
6. BOP Stack
Suatu alat yang melindungi coiled tubing dan mengisolasi tekanan dalam lubang
sumur, melindungi pada saat terjadi situasi darurat (blow out). Terdapat beberapa tipe
BOP Stack :
1.       Shear/seal BOP
2.       Combi BOP
3.       Quad BOP

b. Peralatan di bawah permukaan


1. Connector
Berfungsi untuk menghubungkan bermacam-macam peralatan bawah permukaan
dengan ujung dari coiled tubing.
2. Check Valve
Dihubungkan dengan connector yang berada pada ujung dari coiled tubing yang
berfungsi untuk mencegah masuknya aliran balik fluida sumur ke dalam coiled
tubing.
3. Swivel Joint
Digunakan untuk menyusun agar peralatan peralatan bawah permukaan dapat
dirangkaikan secara berurutan dan dapat digerakkan atau diputar
4. Release Joint
Berfungsi untuk melepas string kerja coiled tubing string
5. Debris Filter
Digunakan bersama dengan peralatan – peralatan Coiled Tubing di bawah permukaan
yang lain dan sangat peka sebagai penyaring material-material tertentu yang
berukuran kecil.
6. Nozzle dan Jetting sub
Salah satu bagian sirkulasi yang pada ujungnya memiliki ukuran yang relatif kecil
dibanding pada bagian lain. Dengan demikian pada bagian yang lebih kecil pancaran
fluidanya akan lebih keras. Biasanya digunakan untuk membersihkan scale yang
lunak.
7. Centralizer
Adalah suatu peralatan bawah permukaan yang berfungsi untuk :
a)      Menjaga agar peralatan coiled tubing tetap ditengah-tengah lubang bor.
b)     Mencegah rintangan dalam lubang bor.
c)      Meminimalkan distorsi
d)     Memeberikan stabilitas ketika operasi pemboran
e)      Memeberikan tempat untuk aliran fluida.

8. Jar
Suatu alat yang menghasilkan sebuah efek kejut (sentakan) ke atas terhadap pipa di
bawah jars bila terjadi stuck (jepitan), dapat dilihat pada.
Tipe Jars :
a)      Tenaga mekanik
b)     Tenaga hidrolik
c)      Fluida (imopact drill)

9. Accelerator
Alat ini digunakan bersama-sama dengan jars dalam operasi pemancingan.

Keuntungan dan kerugian coiled tubing

Keuntungan :
1. Coiled tubing tidak memliki tool joint sehingga dapat digunakan untuk membor
underbalance dengan risiko minimal.
- Sirkulasi dapat dilakukan secara continue karena coiled tubing tidak mempunyai
sambungan (fluida dalam fasa gas seperti udara dan nitrogen) kondisi underbalance
dapat terus dipertahankan.
2. Tekanan sumur dapat dikendalikan dengan tetap memasukkan atau menarik coiled tubing
3. Saat melakukan trip, tidak perlu mematikan sumur. Dapat melakukan sirkulasi selama
tripping, sehingga mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk cleanout trip, reaming dan
mud condition sebelum melakukan coring dan logging.
4. Peralatan coiled tubing unit lebih sedikit daripada rig conventional.

Kerugian :
1. Memerlukan bantuan rig konvensional pada saat persiapan sumur, pemasangan casing
produksi dan liner yang panjang, melepas production packer atau menarik production
tubing untuk pemboran re-entry.
2. Diameter lubang lebih keciil.
3. Umur yang lebih pendek karena :
- Bahan kimia, penyebab = tidak menggunakan material korosif

Anda mungkin juga menyukai