• Well Equipment
• Pemasangan Secara Cepat Compact Wellhead
• Chrismast Tree
• Pig Receiver dan Pig Launcher
• Separator
• Gas Scrubber
• Gas Dehidration
Well Equipment
a. Gate valve
b. Plug valve
c. Ball valve
d. Disk valve
Scraper
Soft
Abrasive
Receiver
dengan :
V = volume separator
FR = flowrate
Sebagai contoh, sebuah separator mempunyai volume
60 m3 dan flowrate fluida yang amsuk separator 30
m3/menit, dari hasil perhitungan akan diperoleh waktu
residen selama 1 menit, lihat Gambar 15.
Telah dijelaskan semuanya bahwa flowrate dan
tekanan akan mempengaruhi efek pemisahan fluida.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah
temperatur. Umumnya dengan turunnya temperatur
operasi akan meningkatkan perolehan cairan di dalam
reservoir bila sebagai gas kondensat. Dengan
menurunkan tekanan pada fluida, pemisahan model
flash akan terjadi.
Gambar 15
Separator Residence Time
Prinsip Pemisahan (lanjutan)
a. viskositas fluida
b. densitas minyak dan air
c. type peralatan dalam separator
d. kecepatan alir fluida
e. diameter dari titik-titik air
Prinsip Pemisahan
Type-type Separator
a. Separator vertikal
b. Separator horizontal
c. Separator bulat
Prinsip Pemisahan (Lanjutan)
Separator Vertikal
Kelebihan (Gambar 16) :
• Pengintrolan level cairan tidak terlampau rumit
• Dapat mengandung pasir dalam jumlah yang besar
• Mudah dibersihkan
• Mempunyai kapasitas surge cairan yang besar
• Sedikit sekali kecenderungan akan penguapan
kembali dari cairan
Prinsip Pemisahan (Lanjutan)
Kelemahan :
• Lebih mahal
• Bagian-bagian lebih sukar pengapalan (pengiriman)
• Membutuhkan diameter yang lebih besar untuk
suatu kapasitas gas tertentu
Gambar 16
Skema Separator Vertikal
Prinsip Pemisahan (Lanjutan)
Separator Horizontal
Separator Bulat
Kelemahan :
• mempunyai ruang pemisah dan kapasitas surge
yang lebih kecil
• pengontrolan level cairan rumit
Gambar 18
Skema Separator Bulat
Prinsip Pemisahan (Lanjutan)
Weir
Centrifugal Device
Vortex Breaker
Coalescing Plates
Straightening Vanes
Float Shield
P oi
i xi
Pr
dengan :
i = fraksi mol komponen i dalam sistem gas
xi = fraksi mol komponen i dalam sistem cairan
Poi = tekanan uap murni komponen i
Pt = tekanan total, atau bubble pressure
Jika :
zi = fraksi mole zat ke i dalam fasa gas maupun
cair
xi = fraksi mole zat ke i dalam fasa cair
yi = fraksi mole zat ke i dalam fasa gas
n = jumlah total mol dalam sistem
nl = jumlah fasa mol dalam fasa cair
nv = jumlah total mol dalam fasa gas
Maka :
zi = mol dari komponen ke i dalam sistem
xi nl = mol dari kompoenen ke i dalam fasa cairan
yi nv = mole komponen ke i dalam fasa gas
Flash Calculation (lanjutan)
Jadi :
zi = xi nl + yi nv
zi n = xi nl + Ki xi nv
Dan
i nl
Zi n yi nv
ki
tetapi nl = n – nv dan nv = n – nl, maka dari persamaan-
persamaan di atas diperoleh :
zi n zi n
Xi dan Yi
nl k i nv nv nl k i
Flash Calculation (lanjutan)
Z Xi = x1 + x2 + ... + xn = 1
Z Yi = y1 + y2 + ... + yn = 1
Sehingga :
zi zi
xi *)
dan r yi * *)
nl ki nv nv nl ki
P1
P2 Ps R n 1
R
P2
P3 Ps R n 2
R
Separator Design (lanjutan)
dengan :
R = ratio tekanan bertingkat P1/P2 = P2/P3 = ...
Pn/Ps
n = jumlah antar tingkat atau jumlah tingkat
dikurangi satu
P1 = tekanan separator tingkat pertama, psi
P2 = tekanan separator tingkat kedua, psi
P3 = tekanan separator tingkat ketiga, psi
Ps = tekanan tanki minimum (storage)
Separator Design (lanjutan)
dimana :
S = SG Gas (udara = 1)
P = tekanan, psia
T = temperatur, oR
2. Gunakan Gambar 45 untuk menentukan nilai K
Separator Vertikal 2 Phasa (lanjutan)
T .Z .Qg
d (d504
3. Hitung batasan kapasitas gas 2
) .K
P
dimana
Qg = laju alir gas, MMSCFD
Z = faktor deviasi gas
d = Inch
h
d h
2
d2
dimana :
h = ketinggian liquid, inch
d = gunakan diameter diameter gas, lihat Tabel 3
Separator Vertikal 2 Phasa (lanjutan)
h 76
- Untuk OD 36” Lss
12
dimana :
S = SG Gas (udara = 1)
P = tekanan, psia
T = temperatur, oR
2. Gunakan Gambar 45 untuk menentukan nilai K
Separator Horizontal 2 Phasa (lanjutan)
T .Z .Qg
eff 42
3. Hitung batasan kapasitas gas
d L(d ) .K
P
dimana
Qg = laju alir gas, MMSCFD
Z = faktor deviasi gas
d = Inch
Leff = panjang efektif, ft
dimana :
S = SG Gas (udara = 1)
P = tekanan, psia
T = temperatur, oR
SP
2. Hitung konstanta
T
dimana :
S = SG Gas (udara = 1)
P = tekanan, psia
T = temperatur, oR
T .Z .Qg
4. Hitung batasan kapasitas gas 504
d (d 2
) .K
P
dimana
Qg = laju alir gas, MMSCFD
Z = faktor deviasi gas
Qo
5. Hitung batasan kapasitas minyakd(dmin2
0).0267 .K
SG
dimana
= viskositas minyak, cp
Separator Vertikal 3 Phasa (lanjutan)
tro . Qo trw . Qw
ho hw
0.12.d 2
ho hw 76
Lss
12
- Untuk OD 36”
ho hw d min 40
Lss
12
9. Gunakan tabel yang sama, hitunglah slenderness
ratio :
Slenderness ratio = 12 . Lss/d
Gambar 46
Skema Separator Horizontal
Separator Horizontal 3 Phasa
SP
2. Hitung konstanta
T
dimana :
S = SG Gas (udara = 1)
P = tekanan, psia
T = temperatur, oR
T .Z .Qg
4. Hitung batasan kapasitas gas Leff) 42
d . (d .K
P
dimana
Qg = laju alir gas, MMSCFD
Z = faktor deviasi gas
d = diameter, inch
Leff = panjang efektif, ft
4
Lss . Leff
3
12 . Lss
Slendernes s Ratio
d
tro SG
ho 320
7. Hitung maksimum tinggi minyak (h )max
o max
dimana
tro = retention time untuk minyak, 3 – 30 menit
= viskositas minyak, cp
Separator Horizontal 3 Phasa (lanjutan)
Aw
8. Hitung konstanta luas air terhadap selinder
A
Aw Qw . trw
0 ,5 .
A Q . Tr .
o o w w Q . tr
dimana
trw = retention time untuk air, 3 – 30 menit
Qo = laju alir minyak, BOPD
Qw = laju alir air, BWPD
ho
9. Tentukan nilai dari Gambar 47
d
Separator Horizontal 3 Phasa (lanjutan)
ho max
10. Hitung diameter maksimum (dd max) :
ho d
max
a. Pendinginan
Pendinginan gas akan menurunkan kemampuan uap air
bercampur dalam phase gas. Batasan dari metoda ini adalah
hydrate formation temperatur dari gas. Metoda ini akan
ekonomis untuk sistem dehidrasi cair atau padatan bila
temperatur aliran gas di atas 100 oF (37.7 oC). Penggunaan
udara atau air dingin memungkinkan penurunan ukuran dari
dehydration plant dimana akan dapat menurunkan biaya
pembangunan dan biaya operasi.
d. Proses penyerapan
- Absorpsi :
Berhubungan dengan proses dimana aliran gas yang
melalui fluida tertentu yang mampu menyerap uap air
dari gas. Cairan ini disebut dengan dessicants.
Gambar 49
Low Temperatur Separator
Liquid Dessicant (Absorpsi)
Tipe-tipe Glycol
Hampir sebagian besar unit dehidrasi yang digunakan
pada storage dan pusat-pusat produksi adalah tipe Glycol.
Tipe Glycol yang sering dipakai adalah :
a. Ethylene glycol
b. Diethylene glycol
c. Triethylene glycol
Liquid Dessicant (Absorpsi) (lanjutan)
Dari ketiga tipe ini hanya triethylene glycol (TEG) yang paling
sering digunakan dalam proses hidrasi. Karena TEG memberikan
hasil yang sangat memuaskan dalam proses penyerapan uap air
dalam gas, karena :
a. absorber
b. glycol/glycol heat exchanger
c. flash tank
d. filter system
e. glycol regenerator
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Glycol Absorber
Absorber seperti tampak pada Gambar 50, yaitu jenis
silinder vertikal yang memiliki sejumlah bubble tray di
dalam peralatan. Glycol bersih (lean glycol) masuk ke
absorber pada bagian puncak dari peralatan jatuh ke satu
tray yang dilanjutkan ke tray berikutnya ke arah bawah.
Glycol Filter
Filter merupakan peralatan yang sangat penting dan berharga
dalam sistem operasi peralatan dehydrator, lihat Gambar 51.
Kegunaan dari filter ini adalah untuk menyaring scale, produk
korosi dan padatan-padatan lainnya yang terdapat dalam aliran
gas yang tidak terpisahkan pada inlet separator. Dengan
hadirnya padatan-padatan di atas akan menyebabkan foaming
pada contactor atau stripper. Foaming akan menyebabkan
peralatan ini rusak, maka padatan ini harus dihindari selama
operasi. Maka dengan adanya filter ini akan menghindari dan
memperlambat terjadinya kerusakan pada sistem peralatan ini,
dengan demikian maka perawatan terhadap filter harus
dilaksanakan secara teratur. Pengamatan indikator tekanan
yang baik akan memberikan indikasi bahwa filter masih dalam
kondisi yang baik. Jika filter sudah tersumbat dan memerlukan
pembersihan, maka back pressure yang terbaca akan mulai naik.
Gambar 51
Glycol Filter
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Regenerator
Unit regenerator seperti tampak pada Gambar 52 yang
dilengkapi dengan stripping gas sistem. Stripping gas
akan membantu pengembalian konsentrasi glycol (TEG)
pada prosentase yang cukup tinggi, sehingga akan
meningkatkan kemampuan penyerapan uap air yang akan
mengembalikan efisiensi dari sistem. Jumlah dari stripping
gas yang harus digunakan bervariasi antara 0.77 sampai
3.86 m3/liter glycol yang disirkulasikan. Ruang
penyulingan (Still Column) juga dilengkapi dengan sistem
refluks, dimana uap air akan terbebaskan ke
udara/atmosfir tetapi uap glycol dikondensasikan dan
jatuh kembali ke circulating.
Gambar 52
Regenerator
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Still Column
Still column (ruang penyulingan) merupakan suatu paket
tersendiri dengan material yang digunakan pada bagian
ini adalah keramik yang disebut dengan “Berl Saddles”
atau “Rasching Ring”. Rasching ring ukurannya bervariasi
berkisar antara ¼ in – ½ in, yang bentuknya mirip dengan
pegangan mug/cangkir. Berl saddle kira-kira dengan
dimensi yang sama dengan rasching ring tetapi dengan
bentuk seperti saddle.
Paket peralatan ini di dalam column didukung oleh
stainless stell di antara tower dan reboiler. Untuk unit-unit
jenis lama biasanya menggunakan carbon steel yang tidak
tahan akan korosi sehingga cepat rusak.
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Accumulator
Accumulator diletakkan di bawah reboiler dan
dihubungkan dengan downcomer dan weir yang disusun
sedemikian rupa sehingga berupa satu paket peralatan.
Beban kontaminan yang terlalu berat dalam larutan akan
berkecenderungan terjadi penyumbatan yang akan
menyebabkan beberapa persoalan serius, seperti
tingginya back pressure pada reboiler yang akan
menghasilkan titik didih yang sangat tinggi yang akan
menyebabkan turunnya efisiensi dehidrasi. Tujuan dari
accumulator adalah sumber suplai lean glycol yang siap
untuk dipompakan kembali ke sistem.
Deskripsi Peralatan (lanjutan)
Refluks System
1. Wet gas :
Gas yang mengandung uap air selama kontak dengan
unit absorber
2. Dry gas
Gas yang telah meninggalkan absorber unit
3. Lean solution :
Desiccant dengan kandungan air yang rendah
4. Rich solution
Desiccant dengan kandungan air yang banyak
Dehydration Process (lanjutan)
Phase 1 :
Adalah proses penyerapan, yaitu memisahkan air dari
aliran gas
Dehydration Process (lanjutan)
Phase 2 :
Inlet Scrubber
Qo = Qs (Ct) (Cg)
dimana,
Qo = kapasitas gas contactor pada kondisi operasi, MMscfd
Qs = kapasitas gas contactor pada kondisi standar, (SG gas
= 0.7, 100 oC) MMscfd
Ct = faktor koreksi untuk temperatur operasi (Tabel 4 dan
Tabel 5)
Cg = faktor koreksi untuk specific gravity gas (Tabel 6 dan
Tabel 7)
Gambar 57
Trayed Glycol Gas Contactor
Gambar 58
Packed Glycol Gas Contactor
Tabel 4
Koreksi Temperatur, Trayed Glycol
Operating Temperatur, Correction Factor, Ct
o
F
40 1.07
50 1.06
60 1.05
70 1.04
80 1.02
90 1.01
100 1.00
110 0.99
120 0.98
Tabel 5
Koreksi SG, Trayed Glycol
Gas Specific Gravity Correction Factor, Cg
0.55 1.14
0.60 1.08
0.65 1.04
0.70 1.00
0.75 0.97
0.80 0.93
0.85 0.90
0.90 0.88
Tabel 6
Koreksi Temperatur, Packed Glycol
Operating Temperatur, oF Correction Factor, Ct
50 0.93
60 0.94
70 0.96
80 0.97
90 0.99
100 1.00
110 1.01
120 1.02
Tabel 7
Koreksi SG, Packed Glycol
Gas Specific Gravity Correction Factor, Cg
0.55 1.13
0.60 1.08
0.65 1.04
0.70 1.00
0.75 0.97
0.80 0.94
0.85 0.91
0.90 0.88
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
o
F = inlet gas temp. oF – outlet gas temp. oF
Water Removed
W i Wo q
Wr
24
dimana :
Wr = water removed, lbm/hrs
Wi = kandungan air inlet gas, lb H2O/MMcf
Wo = kandungan air outlet gas, lb H2O/MMcf
q = laju alir gas, MMscfd
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Trayed Contactor
Pemilihan jumlah tray yang dibutuhkan menggunakan
Gambar 59 berdasarkan dew point depression dan
pemilihan laju sirkulasi glycol terhadap air.
i = SGgl x (8.34)
Rich TEG
lean TEG i
1
i
Lw
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
dimana,
i =densitas lean TEG, lbm/gal
SGgal =specific gravity lean TEG pada temperatur
operasi contactor
Rich TEG =konsentrasi TEG dalam rich solution dari
contactor, %/100
Lean TEG =konsentrasi TEG dalam lean solution ke
contactor, %/100
Lw =laju sirkulasi glycol terhadap air, gal TEG/lb H2O
98
97
96
95
Packed Contactor
contactor :
Glycol Reconcentrator
Untuk pendesainan detail, termasuk penentuan dimensi
dari berbagai komponen dari glycol reconcentrator, maka
pertama-tama penentuan laju sirkulasi glycol dengan
menggunakan persamaan :
Lw W i q
L
24
dimana,
L = laju sirkulasi glycol, gal/hrs
Lw = laju sirkulasi glycol air, gal TEG/lb H2O
Wi = kandungan air inlet gas, lb H2O/MMscf
q = laju alir gas, MMscfd
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
Reboiler
Ht = 2000 L
dimana,
Ht = panas total yang diperlukan oleh reboiler,
BTU/hrs
L = laju sirkulasi glycol, gal/hrs
970.3 W i - Wo q
Hw
24
Hr = 0.25 Hw
Ht = Hl + Hw + Hr + Hh
dimana,
Hl = panas sensible yang diperlukan oleh glycol,
Btuh
Hw = patas untuk menguapkan air, Btuh
Hr = panas untuk menguapkan air reflux di stil,
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
dimana,
Hh = kehilangan panas total dari reboiler dan still, Btuh
As = luas permukaan total dari reboiler dan still, ft 2
Tv = temperatur fluida dalam vessel, oF
Ta = temperatur minimum ambient udara, oF
0.24 = hilangnya panas dari permukaan besar dan
diisolasi, Btuh/ft2 oF
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
dimana,
A = luas permukaan total firebox
Ht = panas total yang diperlukan reboiler, Btuh
Penentuan Dimensi Dehydrator (lanjutan)
LT
V
50
dimana,
V = volume settling yang diperlukan separator,
gal
L = laju sirkulasi glycol, gph
T = retention time = 5 menit