Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Diagram Alir ( Flow Chart )

Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out

(FWKO) ke pump suction diberikan pada Gambar 3.1

Mulai

Perumusan Masalah

Penyiapan data

Penghitungan

Analisa Tegangan
dengan Caesar II

Hasil Tidak

Ya

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1. Diagram Alir langkah-langkah studi perencanaan jalur perpipaan

dari free water knock out (FWKO) ke pump suction.

26
3.2. Tinjauan Perencanaan

Perencanaan dan konstruksi jalur pipa harus mengacu pada aturan-aturan

yang terdapat dalam standard atau code yang bersifat mengikat, artinya setiap

perusahaan yang akan merancang jalur pipa harus mengikuti aturan-aturan

tersebut. Dalam perancangan dan pembuatan jalur pipa dari free water knock out

(FWKO) ke pump suction mengacu pada aturan-aturan yang terdapat pada

standard ASME B 31.3 Petroleum Refinery Piping (panitia seksi pipa

pengilangan).

Hal-hal yang diatur dalam ASME CODE B 31.3 adalah :

a. Referensi spesifikasi material dan komponen-komponen yang digunakan.

b. Hal-hal yang harus dipenuhi dalam desain komponen dan pemasangannya.

c. Hal-hal yang harus dipenuhi untuk tegangan, gaya-gaya reaksi dan pergerakan

akibat temperatur, tekanan dan lain-lain.

d. Tuntunan untuk memilih material, komponen dan sistem sambungan.

e. Hal-hal yang harus dipenuhi untuk fabrikasi, pemasangan dan installasi.

f. Hal-hal yang harus dipenuhi untuk pemeriksaan, inspeksi dan pengujian sistem

pipa.

g. Prosedur yang aman untuk pengoperasian dan perawatan bagi publik.

Standard / code ASME B 31.3 ini, bukan suatu buku desain bagi

perancang jalur pipa, namun suatu pedoman yang berisi tentang segala hal yang

berkaitan dengan proses perancangan yang akan dilakukan oleh perusahaan

tersebut dan berisi tentang aturan-aturan yang membatasi ruang lingkup suatu

perancangan guna mendapatkan hasil perancangan yang ideal. Sehingga segala

27
aturan perencanaan suatu jalur perpipaan harus memenuhi ketentuan-ketentuan

yang telah diatur dalam ASME B 31.3.

3.3. Proses yang Terjadi Pada Sistem

Proses pada system perpipaan dari free water knock out (FWKO) ke pump

suction diperlihatkan pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Diagram Aliran proses pada free water knock out (FWKO)

Cracking gas gas yang berasal dari upstream equipment (FWKO) akan di

pisahkan antara gas dan liquidnya di FWKO. Pemisahan ini menggunakan

internal device yang akan membuat gas dan velocity menabrak internal vessel,

lalu gas dan gas jatuh kebawah.

3.4. Penentuan Material Pipa

Pemilihan material pipa didasarkan pada dua jenis standar material pipa

yang digunakan, yaitu ASTM (American Society of Testing Materials) dan API

28
(American Petroleum Institute). Untuk standar ASTM dan API beserta batas

kekuatan tariknya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jenis Pipa Carbon Steel menurut Standar ASTM


Spec. No. Grade Tipe SMYS, psi
API 5L A25 BW, ERW, Smls, 25.000
API 5L A ERW, Smls, DSA 30.000
API 5L B ERW, Smls, DSA 35.000
API 5L X42 ERW, Smls, DSA 42.000
API 5L X46 ERW, Smls, DSA 46.000
API 5L X52 ERW, Smls, DSA 52.000
API 5L X56 ERW, Smls, DSA 56.000
API 5L X60 ERW, Smls, DSA 60.000
API 5L X65 ERW, Smls, DSA 65.000
API 5L X70 ERW, Smls, DSA 70.000
API 5L X80 ERW, Smls, DSA 80.000
ASTM A 53 A ERW, Smls 30.000
ASTM A 106 B ERW, Smls 35.000
ASTM A 106 A Smls 30.000
ASTM A 106 B Smls 35.000
ASTM A 153 C Smls 40.000
ASTM A 153 A ERW 30.000
ASTM A 134 B ERW 35.000

Perancangan jalur pipa dari free water knock out (FWKO) ke pump suction

ini akan megacu pada code ASME B 31.3. Standar yang digunakan adalah ASTM

dan akan dipilih material pipa ASTM A106 GR B CS STD WT.. Sesuaai dengan

spesifikasi material yang telah ditentukan. Mengingat tegangan maksimum (σa)

hasil perhitungan karena siklus yang berulang-ulang sebesar 44600 Psi, maka jika

dilihat pada Tabel 3.1 jenis pipa yang memenuhi standar dari Tabel tersebut

adalah ASTM A106 GR B. Tetapi untuk mempertinggi faktor keamanan, maka

perusahaan mengisya-ratkan penggunaan material ASTM A106 GR B. yang

memiliki kekuatan sekitar 35.000 Psi jenis seamless. Hal ini dilakukan untuk

melindungi fasilitas migas yang ada di sekitar jalur yang akan dibangun.

29
Sedangkan untuk menentukan jenis rating flange yang akan digunakan dapat

dilihat pada Piping Material Class Specification yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Tabel pemilihan jenis flanges berdasarkan suhu dan tekanannya.

PRESSURE-TEMPERATURE RATING FOR CARBON STEEL FLANGES


ALLOWABLE PRESSURE (PSIG)
TEMPERATURE ANSI ANSI ANSI ANSI ANSI ANSI
F C 150# 300# 600# 900# 1.500# 2.500#
-20 to 100 -20 to 38 285 740 1.480 2.220 3.705 6.170
200 93 260 675 1.350 2.025 3.375 5.625
300 149 230 655 1.315 1.970 3.280 5.470
400 204 - 635 1.270 1.900 3.170 5.280
500 260 - 600 1.200 1.795 2.995 4.990
HYDROTEST PRESSURE
ANSI B31.3 428 1.110 2.220 3.330 5.558 9.255
ANSI B31.4 357 925 1.850 - - -

Desain pressure pada jalur pipa diperkirakan sebesar 270 0F sedangkan

besar temperatur pada saat beroperasi kurang dari 200 0F dan operating pressure

sebesar 108 Psi. sehingga bila dilihat dari Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa

pemakaian flanges pada kondisi tersebut cukup memakai jenis flange dengan

rating 150# .

Berdasarkan ketentuan pemakaian material dari spec 1B di dapatkan

berbagai macam pemilihan material pendukung lainnya yang digunakan pada jalur

pipa tersebut, beberapa jenis material tersebut antara lain :

- Pipa menggunakan material ASTM A106 GR B

- Fitting menggunakan material ASTM A234 GR WPB

- Flanges menggunakan material ASTM A105

- Stud bolts & Nuts menggunakan material A-193 Gr.B7/ASTM A-194 GR 2H

30
3.5. Penentuan Diameter dan Ketebalan Pipa

Diameter dan ketebalan pipa adalah salah satu unsur penting dalam

merencanakan sistem perpipaan, sehingga harus diperhatikan, agar aliran fluida

yang akan melalui pipa dapat mengalir dengan debit yang diinginkan dan sistem

perpipaan terjamin keamanannya dari tekanan fluida yang mengalir didalamnya.

3.5.1. Penentuan Diameter

Perhitungan diameter pipa dilakukan untuk memastikan bahwa aliran

fluida yang akan melalui pipa, dapat mengalir dengan debit dan kecepatan yang

diinginkan.

Data fluida yang didapat adalah :

V = 1 m/s (kecepatan minimum menurut kode standar API RP14)

Q = 45.8 m3/hr = 0.0127 m3/s

Luas penampang dalam pipa ( A ) adalah :

Q = Volume flow
A = V

0.0127 m 3 / s
A =
1m / s

A = 0.0127 m2

Diameter luar pipa ( d ) adalah :


2
A = π.d m2
4
0.0127 x 4
d2 = π

d = 0.12716 m = 127.16 mm

31
Dari tabel mengenai ukuran standar pipa bahwa untuk pipa dengan ukuran

127.16mm nominal terdekatnya adalah pipa dengan diameter 10 inch memiliki

diameter 273 mm. Dari analisa perhitungan untuk mendapatkan diameter pipa

hasilnya sudah sesuai dengan spesifikasi material pipa yang digunakan.

3.5.2. Penentuan Ketebalan Pipa

Penentuan ketebalan pipa adalah suatu proses dimana akan ditentukan

schedule pipa yang akan digunakan. Diameter pipa sudah ditentukan, namun

untuk menentukan ketebalan ternyata terdapat bermacam-macam schedule yang

ketebalannya berbeda-beda. Misalkan untuk standar ketebalan pipa 10 inch pada

ada tujuh jenis ketebalan yang tersedia. Adapun untuk menentukan ketebalan pipa

yang diperlukan menggunakan rumus sebagai berikut :

P.D
tm = ( )+C (2.1)
2(σE + PY)

tm : tebal dinding pipa (mm)

P : tekanan internal disain (N/mm2)

D : diameter luar (mm)

σ : stress pada temperatur disain (N/mm2)

E : faktor efisiensi sambungan

Y : faktor bahan (Tabel 2.1)

C : corrosion allowance

Data-data yang digunakan pada study perencanaan sistem perpipaan dari free

water knock out (FWKO) ke pump suction adalah sebagai berikut :

P = 75 psig = 270 Mpa (N/mm 2 ) (Tekanan desain pada free water knock out

(FWKO )

32
D = 273. mm (pipa 10 inch)

σ= Tegangan maximum yang diijinkan

= 35000 Psi = 241,317 MPa (N/mm 2 ) Dari Tabel A-1 ASME B31.3 untuk

material pipa smls ASTM A106 GR B CS STD WT.

E = 1 (untuk pipa smls, pada standar ASME B 31.3)

Y = 0,4 (untuk t kurang dari D/6)

C = 3

P.D
tm = ( )+C
2(σE + PY)

tm = ( 0.51711 x 273 . ) + 3 mm
2(241.317 x 1 + 1.862x0,4
t m = 4.414 mm

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh ketebalan dinding pipa 4.414

mm. Selanjutnya dicari pada Tabel 3.4 untuk ukuran pipa dengan diameter 273

mm (10 inch) dan ketebalannya 4.414 mm. Dari Tabel 3.4 terlihat bahwa ukuran

pipa yang mendekati adalah pipa dengan diameter luar (OD) 10 inch (273 mm)

dan ketebalan dinding 9,3 mm (sch.std).

Dibandingkan dengan hasil perhitungan diatas. Pemilihan ketebalan pipa pada

perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out (FWKO) ke pump suction

jauh lebih aman karena di rekomendasikan untuk menggunakan pipe 10” Sch Std.

hal ini dilakukan karena fluida yang mengalir masih mengandung pasir yang

dikhawatirkan terjadinya pengikisan dari dalam pipa. Sehingga ketebalan pipa

sengaja dipilih dengan ketebalan yang lebih besar.

Data-data yang dapat diketahui dari hasil studi perencanaan jalur pipa dari

free water knock out (FWKO) ke pump suction ditentukan pada Tabel 3.5

33
Tabel 3.3. Data-data perencanaan jalur pipa.

NO ITEMS DATA UNITS


1.0 SIZING
1.1 Outside Diameter 273 mm
1.2 Wall Thickness 9.3 mm
1.3 Corrosion Allowance 3 mm
2.0 MATERIAL
2.1 Grade A 106B
2.1 Yield Strength 65,000 Psi
3.0 PRESSURE
3.1 Design 270 Psi
3.2 Operating 108 Psi
3.3 Hydrotest 405 Psi
4.0 TEMPERATURE
4.1 Design 200 deg F
4.2 Operating 140 deg F
4.3 Hydrotest AMB
5.0 APLICATION CODE ASME B 31.3

Penentuan pemakaian ketebalan pipa juga didasarkan kepada material

yang ada di pasaran. Hal ini perlu dipertimbangkan karena akan menyangkut pada

biaya dan waktu yang diperlukan dalam konstruksi, karena apabila material

tersebut tidak biasa ada di pasaran maka harus dilakukan pemesanan terlebih

dahulu sehingga dibutukan waktu yang lebih lama.

Jenis material pipa dan ketebalannya selalu diberikan dalam bentuk tabel

oleh suplaiyer dan terkadang setiap suplaiyer yang berbeda memiliki perbedaan

ketebalan. Contoh dari table tersebut seperti terlihat pada Tabel 3.4. di bawah.

34
Tabel 3.4. Tabel ketebalan pipa.
pipe size O.D Sch Sch Sch Sch Sch Sch Sch Sch Sch Sch Sch
inches mm 10 20 30 std 40 60 xs 80 100 120 140 160 xxs
1/2 21,3 2.8 2.8 3.7 3.7 4.8 7.5
3/4 26,7 2.9 2.9 3.9 3.9 5.6 7.8
1 33,4 3.4 3.4 4.5 4.5 6.4 9.1
1.1/2 48,3 3.7 3.7 5.1 5.1 7.1 10.2
2 60,3 3.9 3.9 5.5 5.5 8.7 11.1
3 88,9 5.5 5.5 7.6 7.6 11.1 15.2
4 114,3 6,0 6,0 8.6 8.6 11.1 13.5 17.1
5 141,3 6.6 6.6 9.5 9.5 12.7 15.9 19,0
6 168,3 7.1 7.1 11,0 11,0 14.3 18.3 21.9
8 219,1 6,4 7,0 8.2 8.2 10.3 12.7 12.7 15.1 18.3 20.6 23,0 22.2
10 273,0 6,4 7.8 9.3 9.3 12.7 12.7 15.1 18.3 21.4 25.4 28.6 25.4
12 323,9 6,4 804 9.5 10.3 14.3 12.7 17.4 21.4 25.4 28.6 33.3 25.4
14 355,6 6,4 7,9 9.5 9.5 11.1 15.1 12.7 19,0 23.8 27.8 31.8 35.7
16 406,4 6,4 7,9 9.5 9.5 12.7 16.7 12.7 21.4 26.2 30.9 36.5 40.5
18 457,2 6,4 7,9 11.1 9.5 14.3 19,0 12.7 23.8 29.4 34.6 39.7 45.2
20 506,0 6,4 9,5 12.7 9.5 15.1 20.6 12.7 26.2 32.5 38.1 44.4 50,0
22 558,8 6,4 9,5 12.7 9.5 22.2 12.7 28.6 34.9 41.3 47.6 54,0
24 609,6 6,4 9,5 14.3 9.5 17.4 24.6 12.7 30.9 38.9 46,0 52.4 59.5
26 660,4 7,9 12,7 9.5 12.7
28 711,2 7,9 12,7 15.9 9.5 12.7
30 762,0 7,9 12,7 15.9 9.5 12.7
32 812,8 7,9 12,7 15.9 9.5 12.7
34 863,6 7,9 12,7 15.9 9.5 12.7
36 914,4 7,9 12,7 15.9 9.5 12.7

3.6. Penentuan Jalur dan Spesifikasi Material

Jalur pipa dari free water knock out (FWKO) ke pump suction ini akan

mengalirkan gas dengan kandungan air yang cukup tinggi (Wet Gas) dengan

tekanan desain 270 Psi dan tekanan pada saat beroperasi berkisar antara 108 Psi,

sedangkan temperatur disain 200 0 F dan temperatur operasional berkisar 140 0 F

dan dengan ketinggian sekitar 20 m diatas permukaan air laut, dengan konstruksi

seperti pada 3D design berikut, dimana jalur pipa dilewatkan melalui sela sela

35
pipa dan equipment yang telah terpasang sebelumnya yang dihubungkan antara

free water knock out (FWKO) ke pump suction seperti pada Gambar 3.3. dan 3.4.

Gambar 3.3. Gambar perencanaan tampak atas dan samping

Pada Gambar 3.3. dan 3.4. terlihat bahwa dalam perancanaan suatu jalur

perpipaan dapat dibuat simetri sehingga akan memudahkan dalam pengoperasian

dan dalam perbaikan. Sehingga memiliki kesamaan dalam routing dan jumlah

material yang digunakan, kecuali panjang pipanya saja yang berbeda. Hal ini

berdampak pada saat melakukan perhitungan secara analisis melalui program

Caesar II akan di dapat hasil perhitungan yang hampir sama pula.

Guna membatasi agar pembahasan tidak terlalu meluas, maka akan

diambil satu jalur perpipaan sebagai contoh dalam perhitungan analisis tegangan

perhitungan material yang digunakan, seperti yang terlihat pada Gambar 3.5.

36
Gambar 3.4. Gambar perencanaan satu jalur pipa pada tampilan 3 dimensi

Tabel 3.5. Kebutuhan material pipa pada Gambar 3.5.


No Keterangan Size Sch/Rating Jumlah
1 PIPE SMLS BE A-106 GrB OR API 5L rB 10" 40 10 M
2 90%%D ELBOW STEEL, BW A234 Gr. WPB. 10" 40 5EA
3 EQUAL TEE STEEL, BW A234 Gr. WPB. 10” 40 2EA
4 ECC. RED. (TF) SCH 40 STEEL, BW A234 Gr. WPB. 10”x8” 40 2EA
5 RF. WN. FLANGE SCH. 40 BORE. ASTM A-105 8” 150# 2EA
6 RF. WN. FLANGE SCH. 40 BORE. ASTM A-105 10” 150# 7EA
GASKET SPIRAL WOUND 1/8" THK. CS. RING
7 FLEXITALLIC 8” 150# 2EA
GASKET SPIRAL WOUND 1/8" THK. CS. RING
8 FLEXITALLIC 10” 150# 9EA
3/4"x115 mm LG BOLT & NUT ASTM A-193
9 Gr.B7/A-194 Gr.2H 8” 150# 16EA
7/8"x130 mm LG BOLT & NUT ASTM A-193
10 Gr.B7/A-194 Gr.2H 10” 150# 108EA
11 RF BALL VALVE 10” 150# 3EA
12 RF "Y" STRAINER 10” 150# 2EA

37
3.7. Rentang Pipa (Pipe Span)

Pipa akan mengalami lenturan dan defleksi karena berat pipa itu sendiri

dan berat fluida yang mengalir di dalam pipa. Panjang rentang pipa antara dua

tumpuan untuk pipa lurus dan tidak ada beban luar ( L ) adalah :

8.Z. σa
L = mm (2.2)
1,25W

Untuk pipa 10 inch Sch.std dengan ketebalan 9.3 mm

σa : Tegangan yang diijinkan

: 35.000 Psi = 241.3165 N/mm2 (dari Tabel 3.1)

Z : Modulus section pipa

π ⎛ d 04 - d 14 ⎞
Z = ⎜ ⎟⎟ mm3
32 ⎜⎝ d0 ⎠

π ⎛ 273,0 4 - 154.14 ⎞
Z = ⎜ ⎟⎟ mm3
32 ⎜⎝ 273,0 ⎠

= 490975.9072 mm3

W = Berat pipa + berat fluida di dalam pipa per satuan panjang

= 111.11 kg/m = 1.092 N/mm

8 x 490975.9072x241.3165
L = mm
1,25 x 1.092

L = 26351.313 mm

Setelah di dapat jarak rentang antara dua tumpuan ( L ) maka besar

defleksi ( δ ) yang terjadi dapat dicari dengan rumus bentangan pipa diatas

tumpuan sederhana. Defleksi maksimum terjadi ditengah-tengah antara dua

tumpuan dapat dicari dengan rumus :

38
5 . W . L4
δ = (2.3)
384 . E . I

Di mana :

E : Modulus elastisitas material pipa

= 27.7 psi = 190.9848 = 0.191 N/mm

I : Momen Inertia dari penampang pipa

π
I =
64
(d 4
0 )
- d 14 mm4

π
=
64
(273,0 4
)
- 254.4 4 mm4

= 67018.211 mm4

5 x 1.092 x 26351.313 4
δ = mm
384 x (0.191 x10 5 ) x 67018.211

δ = 3321 mm

Ternyata defleksi yang terjadi adalah terlalu besar, maksimum defleksi yang

diizinkan menurut standar perpipaan yang biasa dipakai adalah 10 mm. Bila harga

ini dimasukkan ke dalam rumus di atas maka didapat jarak rentang pipa antara dua

tumpuan adalah :

5 . W . L4
δ =
384 . E . I

5 x 1.092 x (L) 4
10 =
384 x 0.191 x 67018.211

L = 1082 mm

39
Untuk mengetahui jarak rentang pipa secara lebih detail berdasarkan acuan

dari standar B31.3, kita dapat mencari jarak rentang pipa dari berbagai jenis

ketebalan dan diameter pipa dengan mengacu pada Tabel S-1 Span of horizontal

pipe pada lampiran-3.

3.8. Perhitungan Gaya, Momen dan Tegangan

Perhitungan gaya dan momen dilakukan dengan menggunakan program

Caesar II dengan berdasarkan pada berat pipa dan fluida didalamnya, tekanan,

thermal seismic, beban static dan beban dinamic.

40

Anda mungkin juga menyukai