Anda di halaman 1dari 36

82

BAB III
PERSAMAAN DASAR ALIRAN GAS

3.1. Aliran Gas Dalam Reservoir


Ketidaksetimbangan tekanan dalam reservoir akan terjadi ketika
memproduksikan suatu sumur yang menghubungkan permukaan dengan reservoir
gas tersebut. Gradient tekanan yang ditimbulkannya akan menyebabkan fluida
(dalam hal ini gas) dalam media berpori tersebut mengalir kea rah sumur. Gas yag
mengalir ini mempunyai sifat yang khas, yaitu bersifta dapat dimampatkan
(compressible). Sifat khas ini serta rendahnya harga viskositas menyebabkan pola
aliran gas kemungkinan tidak murni laminer (aliran viscous), melainkan
dipengaruhi oleh unsur inersia dan turbulensi. Hal ini terutama terjadi pada laju
produksi yang tinggi atau pada gradien tekanan yang tinggi, seperti aliran di dekat
lubang sumur.

Pwf

Konstan
transient

Transient

mantap
lanjut

Semi

0 t

Gambar 3.1.
Perubahan Harga Pwf
(Abdassah, Doddy, Ir. Ph.D.;“Teknik Eksploitasi Gas Bumi”;1985)
Seketika setelah sumur dibuka, dimana sebelumnya berada dalam
lingkungan yang stabil, maka akan timbul impuls perubahan tekanan di dekat
sumur tersebut. Impuls ini akan merambat menjauhi sumur sebagai fungsi waktu.
Kecepatan merambat ini dipengaruhi oleh sifat batuan berpori dan fluida
pengisinya. Parameter-parameter aliran yang dapat diamati di dalam sumur,
seperti laju produksi dan tekanan alir dasar sumur (Pwf), tergantung pada seberapa
jauh perambatan impuls (transient) itu berlangsung. Pada suatu saat impuls ini
akan mencapai batas yang kedap aliran (no-flow boundary). Perubahan harga Pwf
selama aliran berlangsung dapat dibagi atas tiga periode, yaitu: transient, transient
lanjut, dan semi mantap (pseudo steady state). Perubahan ini diperlihatkan pada
Gambar 3.1. dimana pada periode semi mantap penurunan tekanan terhadap

waktu adalah tetap


δp
δt(=konstan
.
)
3.1.1. Persamaan Aliran Gas
3.1.1.1. Aliran Mantap (Steady State Flow)

A. Aliran Laminer
Gambar 3.2 memperlihatkan tekanan dan distribusi aliran yang terjadi
secara radial, yaitu aliran steady state ke dalam sumur. Distribusi tekanan ini akan
menjadi konstan selama radius yang sedang dialirkan sumur konstan.
Hukum Darcy untuk aliran dalam media berpori:

k dp kA dp
v=− q=vA=−
μ dx atau μ dx ………………………………….(3-1)
keterangan :
v = Fluid velocity.
q = Volumetric flow rate.
k = Effective permeability.
 = Fluid viscosity.
dp/dx = Pressure gradient in the direction of flow.
Gambar 3.2. Aliran Radial Steady State
(Beggs, Dale. H.;”Gas Production Operation”,1995)
Untuk aliran radial dimana jarak dinyatakan sebagai positive moving dari
sumur, persamaannya menjadi :
k ( 2 π rh ) dp
q=
μ dr ……………………………………………………..(3-2)
keterangan :
r = Jarak radial.
h = Ketebalan reservoir.
Hukum Darcy menerangkan bahwa kehilangan tekanan karena viscous
shear terjadi dalam fluida yang mengalir. Apabila formasinya tidak horizontal,
energi hidrostatik atau potensialnya harus diperhitungkan juga. Hal ini biasanya
tidak diperhatikan untuk aliran gas dalam reservoir. Persamaan 3-2 adalah
persamaan differensial dan harus diintegrasikan untuk mengaplikasikannya.
Sebelum diintegrasikan persamaan aliran harus dikombinasikan dengan
persamaan keadaan dan persamaan kontinuitas. Persamaan kontinuitas adalah :
ρ1q1 = ρ2q2 = konstan ………………………………………………….(3-3)
Persamaaan keadaan untuk gas nyata :
pM
=
ρ zRT ……………………………………………………………….(3-4)
Laju aliran untuk gas biasanya pada beberapa kondisi dari tekanan dan
temperatur, Psc dan Tsc. Dengan menggunakan kondisi ini dalam Persamaan 3-3
dan mengkombinasikan antara Persamaan 3-3 dengan Persamaan 3-4 didapat :
ρq = ρsc qsc ……………………………………………………………(3-5)
atau :
pM p M
q =q sc sc
zRT z sc RT sc ………………………………………………… (3-6)
Penyelesaian qsc digabungkan dengan Persamaan 3-2 :
pT sc 2 π rhk dp
q sc =
p sc zT μ dr …………………………………………………(3-
7)
Pengelompokan variabel-variabel dan mengintegrasikannya :
P̄ e q sc p sc T μ̄ g z̄ re dr
∫P w
pdp=
T sc 2 π Kh
∫r w r
………………………………………….(3-8)

[ ]
p 2− p qsc p sc T μ̄ z̄ re
e w2
= Ln
2 T sc 2 π kh rw
………………………………………..(3-
9)
atau :
π khT sc ( p 2 − p 2 )
e w
q sc =

( )
re
psc T μ̄ z̄ Ln
rw
……………………………………………..(3-10)
Pada penurunan ini, diasumsikan bahwa g dan Z tidak tergantung dengan
tekanan, sehingga dapat dievaluasikan pada temperatur dan tekanan reservoir rata-
rata dalam areal pengurasan sebagai berikut:
pe + p w
p=
2 ………………………………………………………….(3-11)
Persamaan 3-10 dapat diaplikasikan pada beberapa unit satuan lapangan, sehingga
persamaannya menjadi :
0 . 007027 kh ( p 2 −p 2 )
e w
q sc =

( )
re
μ̄ z̄ T log
rw
………………………………………….(3-12)
0 . 000305 kh ( p 2 −p 2 )
e w
q sc =

( )
re
μ̄ z̄ T ln
rw
………………………………………….(3-13)
keterangan :
qsc = Mscf/day.
k = Permeabilitas, md.
h = Ketebalan lapisan formasi, ft.
pe = Tekanan pada re, psia.
pw = Tekanan lubang sumur pada rw, psia.
 = Viscositas gas, cp.
Persamaan-persamaan ini berdasarkan pada tekanan dan temperatur pada
keadaan standar, yaitu :
psc = 14,7 psia
Tsc = 60°F = 520°R
Laju aliran gas secara langsung sebanding dengan pseudo-pressure.
Pseudo-pressure didefinisikan sebagai:

p
2∫ dp
pref μz
ψ(p) = ………………………………………………….(3-14)
Pada persamaan 3-14, pref merupakan tekanan referensi. Pada tekanan
referensi, pseudo-pressure diberikan data angka nol. Sehingga persamaan 3-12
dan 3-13 dalam bentuk pseudo-pressure menjadi:
0 . 007027 kh [ ψ ( p̄ R )−ψ ( p w ) ]
q sc =

( )
re
T ln
rw
…………………………………….(3-15)
0 . 000305 kh [ ψ ( p̄ R )−ψ ( pw ) ]
q sc =

( )
re
T log
rw
…………………………………….(3-16)
p2 dan ψ(p) memiliki nilai yang sama sampai dengan tekanan 2500 psia. Di atas
2500 psia, p2 dan ψ(p) memberikan nilai yang berbeda. Jadi, di bawah tekanan
2500 psia salah satunya p2 atau ψ(p) dapat digunakan. Di atas tekanan 2500 psia,
harus menggunakan persamaan ψ(p). Pseudo-pressure gas, ψ(p), yang ditunjukan
oleh persamaan 3-14 dipertimbangkan menjadi:
p̄ pw
pdp pdp
ψ ( p̄ ) −ψ ( p w )=2 ∫ −2 ∫
p ref μg z p μg z
ref

B. Aliran Turbulen
Persamaan aliran steady state di atas menganggap tidak ada aliran turbulen
dalam formasi dan tidak ada kerusakan formasi/skin disekitar sumur. Sedangkan
untuk pengaruh turbulensi dan skin seperti dibawah ini. Walaupun aliran steady
state dalam reservoir gas jarang tercapai, kondisi di sekitar lubang bor dapat
mendekati steady state. Persamaan steady state dengan pengaruh turbulensi
adalah :

1422Tμ zq sc Ln
( )
re

[ ]
rw 3. 161 x 10−12 βγ g zq sc T 1 1
p 2− p 2= + −
e w kh h2 r w re
……….(3-17)
Di sebelah kanan tanda sama dengan adalah penurunan tekanan dari aliran
laminer atau aliran Darcy, sedangkan terminologi kedua memberikan penambahan
penurunan tekanan sampai mengalami turbulen. Jika karakteristik fluida dan
permeabilitas diketahui dari beberapa sumber seperti drawdown test, maka
pengaruh turbulensi dapat dihitung dengan menggunakan hasil test tersebut. Hal
ini nantinya akan membedakan antara kerusakan formasi nyata dan turbulensinya.
Harga koefisien kecepatan  dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
10
2. 33 x10
β=
k 1 .2 ………….……………………………………………(3-18)
dengan k dalam milidarcy (md).

3.1.1.2. Aliran Semi Mantap (Pseudo Steady State Flow)


Gambar 3-4 memperlihatkan distribusi tekanan dan laju alir untuk system
aliran tidak mantap yang sama kecuali bahwa dalam hal ini laju alir pada sumur
qw, dipertahankan konstan.

Gambar 3.3.
Koefisien Kecepatan Gas
(Beggs, Dale. H.;”Gas Production Operation”,1995)

Ketika t = 0, tekanan di seluruh reservoir adalah seragam pada tekanan p i.


Kemudian setelah berproduksi dalam waktu yang singkat t 1, dengan laju alir yang
konstan, hanya sebagian kecil reservoir mengalami penurunan tekanan, dan
sebagai konsekwensi reservoir hanya akan mengalir sejauh r1. Karena produksi
melanjut dengan laju alir konstan, seluruh bagian reservoir akan mengalami
penurunan tekanan yang signifikan seperti ditunjukkan pada t2. Tidak lama setelah
seluruh reservoir telah terpengaruh, perubahan tekanan terhadap waktu di setiap
tempat di dalam reservoir menjadi seragam sedemikian sehingga distribusi
tekanan pada waktu berikutnya adalah paralel seperti digambarkan oleh distribusi
tekanan t3, t4 dan t5. Situasi ini akan berlanjut dengan perubahan konstan tekanan
terhadap waktu di seluruh reservoir dan dengan distribusi tekanan yang paralel
sampai reservoir tidak lagi mampu menjaga laju alir yang konstan di lubang
sumur. Ini akan terjadi ketika tekanan pada sumur, pw, telah mencapai batas fisik
terendahnya.
Aliran semi mantap terjadi di reservoir setelah reservoir diproduksi pada
laju alir yang konstan dalam waktu yang cukup lama untuk menyebabkan suatu
perubahan yang konstan tekanan di seluruh reservoir, menghasilkan distribusi
tekanan paralel dan menyesuaikan dengan distribusi laju alir yang tetap. Aliran
semi mantap adalah sebuah kasus yang khusus dari aliran tidak mantap dan
kadang-kadang disebut sebagai aliran yang stabil.
Persamaan aliran pseudo steady state dapat diturunkan menjadi :
−6
703 x 10 kh ( p 2− p 2 )
R w
q sc =

( )
0 . 472r e
Tμ ZLn
rw

………………………………………(3-
19)
Walaupun waktu tidak muncul secara eksplisit dalam Persamaan 3-19,
harus diingat bahwa kedua pr dan pw akan menurun pada laju yang sama untuk q
konstan saat gangguan tekanan telah tercapai pada batas reservoirnya.

Gambar 3.4.
Aliran Radial Unsteady State dengan Laju Produksi Pseudo Steady State t2
Sampai t5 Konstan,
(Beggs, Dale. H.;”Gas Production Operation”,1995)
Pengaruh dari kerusakan skin dan turbulensi kadang-kadang dimasukkan,
seperti terlihat dari Persamaan 3-20.
703 x 10−6 kh ( p 2− p 2 )
R w
q sc =
TμZ Ln
[ ( 0. 472r e
rw )
+ s + Dq sc
]
……………………………………….(3-20)
keterangan :
s = Dimensionless skin factor.
D = Koefisient turbulensi.
Sehingga untuk mencari kehilangan tekanan dengan q sc diketahui, maka
Persamaan 3-20 menjadi :

p̄ 2 − p 2 =
R w
1422T μ̄ z̄ qsc
kh [( ln
0 . 472 r e
rw ) + s+ Dq sc
]
………………(3-21)
Persamaan 3-21 dapat ditulis sebagai berikut:
p̄ 2 − p 2 = Aqsc + Bq 2sc
R w

…………………………………………………….(3-22)
Dimana:

1422T μ̄g z̄
kh [( ln
0 . 472 r e
rw ) +s
] 1422 μ̄ g z̄ T
kh
D
A= dan B =
Ini merupakan hal yang sangat mudah untuk menetapkan suatu hubungan
antara kedua parameter yang menandakan adanya tingkat turbulensi yang terjadi
pada reservoir gas. Parameter-parameter ini adalah koefisien kecepatan, β dan
koefisien turbulensi, D. Persamaan 3-22 dapat ditulis untuk aliran pseudo-steady-
state sebagai berikut:
[(
p̄ 2 − p 2 =1422 T μ̄ g z̄ ln
R w
0 . 472 r e
rw ) ]
+ s qsc +
3 . 161×10−12 γ g z̄ Tβ
r w h2
q2sc

……(3-23)

Bentuk persamaan diatas mengasumsikan bahwa re >> rw. Dengan menyamakan


dan mengalikan qsc2 persamaan 3-22 dan 3-23 menjadi:
−12
3
1 , 422×10 μ̄ g z̄ T 3 , 161×10 γ g z̄ T
D 2
β
kh = rwh

−15
2 , 22×10 γ g k
β
D =
μg hr w

3.1.1.3. Aliran Tidak Mantap (Unsteady State Flow)


Aliran ini stabil agak cepat dimana sumur mengalir dalam unsteady state
atau transient sampai gangguan tekanan tercapai pada batas reservoirnya atau
sampai interferensi dari sumur lain mempengaruhinya. Walaupun kapasitas sumur
yang diinginkan untuk pseudo steady state atau kondisi stabil, banyak informasi
yang berguna dapat dihasilkan dari transient test. Informasi ini meliputi
permeabilitas, skin faktor, koefisien turbulensi dan tekanan rata-rata reservoir.
Persamaan diffusivitas dapat diturunkan dengan mengkombinasikan
persamaan kontinuitas unsteady state dengan Hukum Darcy dan persamaan
keadaan, persamaannya adalah :
2 2 2 2
δ p 1 δp φμ C δp
+ =
δr 2 r δr k δt ……………………………………………..(3-24)
Gambar 3.4. menunjukkan distribusi tekanan dan laju untuk sistem radial
dengan berbagai waktu pada reservoir tertutup (tidak ada aliran di re). Dalam
masalah ini, selama produksi adalah akibat dari ekspansi fluida dalam reservoir.
Hal ini menyebabkan laju pada re menjadi nol dan laju bertambah sampai
maksimum pada jari-jari sumur, rw. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.5.
dalam plot dari q pada t1 laju re nol dan bertambah dengan reduksi dalam radius
sampai laju maksimum di reservoir tercapai sampai rw. Distribusi tekanan dan laju
pada t1 kembali muncul segera dan distribusi tekanan dan laju berpindah sampai
posisi ini dengan segera, sebagaimana produksi berlanjut terus menerus
mempengaruhi reservoir. Laju q pada t2 mengindikasikan bahwa laju alir pada
saat ini meluas sepanjang reservoir ketika semua reservoir telah dipengaruhi dan
sudah mempunyai pressure drop yang berarti. Laju pada sumur telah menurun
dari t1 ke t2 sampai pressure drop (pi–pw) sama, lebih tepatnya pada volume
reservoir yang besar. Suatu waktu tekanan dalam reservoir telah dipengaruhi,
maka tekanan akan menurun terus sebagaimana produksi berlanjut terus dan
distribusi tekanan ditunjukkan sebagai p pada t3. Laju tersebut akan menurun
selama t1 ke t2 akan bertambah dalam radius yang melewati dimana aliran terjadi,
dan akan berlanjut menurun dari t2 ke t3, penurunan total pressure drop dari re
sampai rw (pe – pw).

Gambar 3.5.
Aliran Radial Unsteady state dengan Tekanan Sumur Konstan
(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)

Penurunan dari waktu t = 0 sampai waktu t2, ketika pressure drop akhirnya
dipengaruhi seluruh reservoir, distribusi tekanan dan laju alir tidak akan
dipengaruhi oleh ukuran reservoir atau posisi dari jari-jari pengurasan terluar (re).
Selama waktu ini reservoir dikatakan tidak terbatas (infinite acting) karena selama
periode ini jari-jari pengurasan terluar, re, secara matematis tidak terbatas
(infinite). Sama pada sistem reservoir yang didominasi oleh aliran steady-state,
pengaruh perubahan laju alir dan tekanan sumur pada sumur tersebut akan
diselesaikan oleh persamaan aliran unsteady-state sampai hasil perubahan interval
waktunya telah cukup untuk mempengaruhi seluruh reservoir dan reservoarnya
telah mencapai kondisi steady-state.
Persamaan 3-24 di atas dapat digunakan untuk tekanan sebagai fungsi dari
laju alir dan waktu, tetapi pemecahan dan aplikasinya menjadi sederhana apabila
persamaan diffusivitas ditulis dalam bentuk tanpa dimensi (dimensionless).
Parameter-parameter berikut ini digunakan dalam menghitung harga
dimensionless pada Tabel III-1:
k = mD. C = psi-1.
t = Jam. r = ft.
 = cp. T = 0R.
qsc = Mscfd. h = ft.
p = psia.
Tabel III-1
Variabel Tak Berdimensi
Dimensionless
Symbol Definition
Variables
−4
2.64 x10 kt
Time tD
φ μC r 2
r
Radius rD
rw
1422Tq sc Z μ
Flow rate qD khp 2
i
2
p
Pressure pD p 2 qD
i
p 2− p 2
Pressure drop Δ pD i
p 2 qD
i
Persamaan diffusivitas tanpa satuan menjadi :
2
δ Δp D 1 δΔp D δΔp D
+ =
δr 2 r D δr D δt D
D ………………………………………….(3-25)

3.1.1.4. Non-Circular Reservoir


Semua persamaan yang dikemukakan di atas adalah berdasarkan aliran
suatu sumur reservoir circular (bundar), dimana jarang ditemui. Kelakuan tekanan
dari suatu reservoir adalah tergantung pada bentuk reservoir dan letak dari sumur-
sumur yang berdekatan batas pengurasannya. Waktu untuk mencapai aliran stabil
atau pseudo steady state juga tergantung pada faktor-faktor di atas.
. Persamaan-persamaan dengan variabel tak berdimensi di atas
dimodifikasi oleh Dietz apabila sumur masih tidak terbatas (infinite acting),
sebagai berikut
Tabel III-2
Faktor Geometri Berbagai Bentuk Reservoir untuk Aliran Pseudo Steady
State

(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)


. Persamaan-persamaan dengan variabel tak berdimensi di atas
dimodifikasi oleh Dietz apabila sumur masih tidak terbatas (infinite acting),
sebagai berikut:

[( ) ]
Δp D =0 .5 Ln
At DA
r 2
w
+0 . 809
………………………………………(3-26)
dengan A adalah luas daerah pengurasan (drainage area). Untuk kondisi pseudo
steady state adalah :

[( ) ]
Δp D =0 .5 Ln
A
r 2C A
w
+ 0. 809 + 2 πt DA
……………………………..(3-27)
Perhitungan tDA didasarkan pada luas daerah pengurasan dan didefinisikan
sebagai berikut :
−4
2.64 x 10 kt
t DA =
φμ CA ……………………………………………………(3-28)
Faktor bentuk CA pada harga tDA yang memenuhi syarat untuk mencapai
kondisi aliran pseudo steady state dapat diperoleh dari Tabel III-2.

3.1.2. Solusi Persamaan Diffusivitas Tanpa Satuan Untuk Kondisi Reservoir


Penyelesaian persamaan difusivitas tergantung pada jenis reservoir dan
kondisi batasnya. Untuk persamaan 3-25 di atas dapat diselesaikan untuk berbagai
kondisi reservoir sebagai berikut:
1. Laju alir sumur konstan, pada reservoir tak terbatas atau infinite acting
reservoir (transient).
2. Laju alir sumur konstan, pada reservoir terbatas atau reservoir tertutup
(finite acting reservoir atau pseudo steady state).
3. Laju alir sumur konstan, tekanan konstan pada batas luar atau outer
boundary (steady state).
4. Tekanan sumur konstan.

3.1.2.1. Laju Alir Sumur Konstan Pada Reservoir Tak Terbatas (Infinite
Acting Reservoir (Transient))
Penyelesaian untuk aliran transien yang sering digunakan adalah
persamaan line source, persamaannya adalah :

Δp D =−0 . 5 E i −
[ ]1
4 tD
……………………………………………….(3-29)
Harga Ei atau bentuk exponential integral sebagai fungsi tD dapat
ditentukan secara matematis.
Ei (−x )=ln ⁡(1,781 x ) untuk x < 0.02
Untuk x ≥10.9 nilai exponential integral kira-kira mendekati nol.
atau dengan menggunakan tabel III-3 untuk 0.02 < x < 10.9.
Akan tetapi pada prakteknya semua fungsi diselesaikan dengan pendekatan
logaritma, yaitu :
Δp D =0 .5 ( Lnt D +0 .809 )
…………………………………………….(3-30)
Salah satu harga dimensionless pressure drop (∆p D) telah dapat ditentukan, harga
tekanan sebenarnya dapat dihitung dengan persamaan dari ∆pD pada Tabel III-1.

Tabel III-3
Exponential Integral, -Ei (-x)
(Chaudhry, Amanat U.:”Gas Well Testing Handbook”2003)

(Lanjutan…)
Tabel III-3
Exponential Integral, -Ei (-x)
Persamaan 3-27 digunakan atau diterapkan untuk harga dimensionless time yang
didasarkan pada jari-jari pengurasan sumur, tDe  0.25. Dimana, sumur masih
tidak terbatas (infinite acting) jika :
−4
2. 64 x 10 kt
t De = <0 . 25
φμ Cr 2
e …………………………………………(3-31)
Batasan lain yang masih memungkinkan menggunakan Persamaan 3-30
adalah tD lebih besar dari 100, jika tD didapat  100, maka harus menggunakan
Persamaan 3-29. Pada kebanyakan kasus di lapangan, umumnya tD lebih besar
dari 100.
Persamaan 3-29 dapat juga digunakan untuk menghitung tekanan pada
bagian lain dari sumur. Dengan demikian r tidak selamanya berarti rw. Agar
penyelesaian memenuhi persyaratan (valid), maka dimensionless time harus
didasarkan pada suatu jari-jari yang harus lebih besar dari 100 yakni :
−4
2 .64 x 10 kt
tD= >100
φμ Cr 2 ………………………………………….(3-32)

3.1.2.2. Laju Alir Sumur Konstan Pada Reservoir Terbatas (Closed


Reservoir) Untuk Pseudo Steady State
Penyelesaian untuk aliran yang mencapai kondisi semi-mantap telah
diberikan oleh Van Everdingen dan Hurst pada tahun 1949. Penyelesaian tersebut
dapat diterapkan untuk menghitung tekanan pada setiap jari-jari bila laju alirannya
diketahui, dimana dapat juga diterapkan untuk menghitung tekanan sumur.
Penyelesaiannya dapat diberikan dalam bentuk grafis maupun persamaan. Harga
∆pD versus tDw diberikan pada Gambar 3.6 untuk berbagai ukuran reservoir, dan
berbagai harga rDe. Bentuk persamaannya adalah :
2t Dw
Δp Dw = +Ln ( 0 . 472 r De )
r
De 2 ………………………………………(3-33)
Dimana
re
r eD =
rw

Gambar 3.6
Harga ∆PD Pada Berbagai Kondisi Batas Reservoir
(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)
3.1.2.3. Laju Alir Sumur Konstan Pada Reservoir dengan Tekanan Konstan
Pada Batas Luarnya (Steady State Conditions)
Kondisi untuk situasi ini adalah:
1. Laju alir sumur konstan.
2. Tekanan pada batas reservoir konstan sepanjang waktu, pe = pi untuk
seluruh harga t.
3. Secara inisial tekanan yang melalui reservoir seragam.
Solusi persamaan diffusivitasnya adalah:
∆pD = ln rDe ……………………………………………………….. (3-34)
Untuk tD > 1.0 r 2eD
Untuk kasus ini tekanan yang digunakan untuk mendefinisikan ∆PD adalah
pe bukan pi, karena pe merupakan tekanan yang konstan pada batas luar.
Mensubtitusikan pengertian dari harga dimensionless akan menghasilkan
Persamaan 3-12 yang diberikan sebelumnya untuk kondisi aliran mantap.

3.1.2.4. Tekanan Sumur Konstan


Ketika sumur gas diproduksikan pada tekanan konstan, laju alirnya tidak
konstan tetapi turun secara kontinyu. Komulatif produksinya adalah
2 T sc pi
G p=2 πϕc r w h ( p −p wf ) Q pD ………………………………(3-35)
T Psc i
Dimana
Gp = Komulatif produksi gas,
Q pD = banyaknya produksi total tak berdimensi
Untuk tD < 0.01

( )
0.5
tD
Q pD=
π
−4.29881+ 2.02566 t D
Untuk tD ≥ 200 atau tD ∝ Q pD=
ln t D
0 . 0002637 kt
tD=
φ μ̄ C̄ r 2
w
Penyelesaian tekanan konstan untuk persamaan diffusivitas dapat
dinyatakan sebagai fungsi dari produksi kumulatif tak berdimensi (dimensionless
cumulative production), QtD. QtD didefinisikan sebagai :
G p ZT
QtD=
0 .111 φ hr C ( p 2− p )
w2 i w2 ……………………………………..(3-36)
Dimana Gp merupakan produksi gas kumulatif dalam Mscf. Harga QtD
sebagai suatu fungsi dari waktu tak berdimensi dan jari-jari dapat diberikan dalam
bentuk grafis maupun dalam bentuk tabel. Gambar 3.7 dan 3.8 memperlihatkan
harga QtD versus tD.

Gambar 3.7
Harga QtD versus tD pada Tekanan Konstan
(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)

3.1.3. Hukum Darcy


Hukum Darcy yang dikemukakan oleh Henry Darcy berdasarkan percobaan
pengaliran air melalui saringan pasir pada tahun 1856, yang berlaku dengan
asumsi aliran laminer, fluida homogen dan kondisi aliran steady state. Untuk laju
aliran rendah dimana terjadi aliran laminer, Darcy mengemukakan hubungan :
Gambar 3.8
Harga QtD versus tD pada Tekanan Konstan
(Beggs, Dale H;“Gas Production Operations”1990)

k ∂p
v=−
μ ∂ x …………………………………………………………….(3-37)
keterangan :
v = Kecepatan aliran fluida, cm/dt.
k = Permeabilitas, darcy.
μ = Viskositas, cp.
∂p
∂ x = Gradient tekanan, atm/cm.
Hubungan matematis di atas menunjukkan bahwa kecepatan aliran fluida
homogen di reservoir berbanding lurus dengan gradien tekanan dan berbanding
terbalik dengan viskositas fluida. Permeabilitas menyatakan besarnya kemampuan
pori-pori batuan reservoir untuk dapat mengalirkan fluida, sedangkan viskositas
menyatakan ukuran besarnya tahanan fluida terhadap aliran. Kecepatan aliran
fluida di reservoir sebanding dengan laju produksi per satuan luas permukaan
bidang batuan yang dilaluinya. Maka persamaan Darcy dapat dinyatakan dengan :
kA ∂ p
q=−
μ ∂x …………………………………………………………..(3-38)
Untuk sistem aliran radial di reservoir, dengan menggunakan anggapan luas
permukaan yang dilalui sama dengan A, dimana A=2πrh , maka persamaan
aliran Darcy untuk aliran radial di reservoir adalah :
kh ( pe− p wf )
q=7 . 08 x 10−3

( )
re
μB g ln +s
rw
……………………………………….(3-39)
zT
=0.0283
dengan Faktor Volume Formasi Gas (Bg) p ……………………..(3-40)
pe− p wf
p=
dan 2 …………………………………………………………….(3-41)
sedangkan untuk laju alir sumur gas dalam Mscf/d, maka Persamaan 3-39 dapat
ditulis :

pe− p wf =7 . 08 x 10−3
(1000/5 . 615)q( Mscf/d ) (0 . 0283) z T̄ μ̄
( ( p e+ p wf )/2 ) kh ( )r
ln e +s
rw
….(3-42)

p 2− p
e wf 2
=
1424q z T̄ μ̄
kh
ln
re
rw ( )
+s
……………………………………(3-43)
sehingga persamaan aliran Darcy untuk aliran radial di reservoir adalah :
kh( p 2− p 2)
e wf
q=703 x 10−6

( )
re
T̄ μ̄ z ln +s
rw
……………………………………….(3-44)
keterangan :
q = Laju alir, Mscfd.
k = Permeabilitas, mD.
h = Ketebalan reservoir, ft.
pe = Tekanan reservoir, psia.
pwf = Tekanan alir dasar sumur, psia.
μ̄ = Viscositas, cp.
T = Temperatur reservoir, oR.
z = Faktor deviasi.
re = Jari-jari pengurasan, ft.
rw = Jari-jari sumur, ft.
Persamaan di atas berlaku dengan anggapan aliran laminer yang terjadi pada
laju aliran rendah. Untuk laju aliran yang cukup tinggi dimana terjadi aliran
turbulen (non-Darcy), maka hukum Darcy dianggap tidak berlaku lagi.

3.1.4. Aliran Non-Darcy


Hukum Darcy tidak cukup untuk menggambarkan aliran gas dengan
kecepatan yang tinggi dalam media berpori, seperti di sekitar lubang sumur.
Forcheimer menemukan suatu hubungan antara penurunan tekanan dengan
kecepatan aliran dalam bentuk persamaan kuadratik seperti berikut ini :
∂ p μu
− = +βρu 2
∂x k ……………………………………………………(3-45)
Untuk beberapa kasus dimana terjadi aliran yang sangat tinggi, maka persamaan
yang digunakan adalah :
∂ p μu
− = +βρu 2 +γρ2 u3
∂x k ……………………………………………(3-46)
keterangan :

u = Kecepatan Darcy = q /2πrh ...…………………………… (3-47)


β = Koefisien kecepatan pertama.
ρ = Densitas.
γ = Koefisien kecepatan kedua.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi aliran gas dalam media berpori adalah
efek Klinkenberg, yaitu :

k a=k 1+( ) b
p ………………………………………………………..(3-48)
keterangan :
k = Permeabilitas absolut (cairan), mD.
ka= Permeabilitas tampak, md.
b = Koefisien slip.

p = Tekanan rata-rata aritmetik, psia.


Efek ini umumnya terjadi pada laju aliran dan tekanan rendah, karena
dalam keadaan demikian terdapat kecenderungan kemampuan molekul-molekul
gas untuk menempel pada dinding pori-pori batuan (gas slip). Gas slip akan
terjadi pada jarak pusat molekul gas sama dengan diameter pori-pori batuan yang
dilalui.

3.2. Memilih Persamaan Untuk Pengujian dan Analisis Aliran Gas


Berikut ini merupakan korelasi dari solusi persamaan aliran gas dalam
terminologi tekanan, tekanan kuadrat, dan pseudopressure gas nyata.

GAS

Linear
𝛍z

Constant
P2 (p) p

2000 4000

Gambar 3.9.
Data PVT Gas dan Solusi Persamaan Aliran Gas
(__,University of Houston;“Pressure Transient Analysis”2001)
3.2.1. Persamaan Dalam Bentuk P (Pressure Case)
Untuk tekanan yang tinggi (p > 4000 psi) dimana μz/p adalah konstan,
bentuk yang lebih sederhana adalah dengan menggunakan pendekatan tekanan, p.
Persamaan deferensialnya yaitu:
1 δ
r
δ
( )
=
∅μ δp
r δr δr 0.0002637 k δt
……………………………………………(3-

49)
Persamaan difusivitas dalam dimensionless variable menjadi
1 δ
r δ rD[rD
δ
δ rD
( ]
∆ pD ) =
δ
δ rD
(∆ pD) ……………………………………(3-

50)
Dimensionless time, tD

t D=
0.000266337 kt 1
∅ r 2w μc ( ) …..……………………………………………(3-
51)
Akan tetapi definisi ∆ p D berbeda dalam pendekatan ini. Untuk persamaan dalam
bentuk p
pi− p
∆ pD= 4

( )
70.85× 10 T q sc μz ……………………………………………….
kh p
(3-52)

Kedua-duanya baik ( μc1 ) maupun ( μzp ) pada persamaan di atas diperoleh pada (p i

+ p)/2.

3.2.2. Persamaan Dalam Bentuk P2 (Pressure-Squared Case)


Bentuk yang sederhana pendekatan p2 secara umum lebih dipakai untuk
tekanan < 2000 psi, dimana μz adalah konstan terhadap tekanan.
δ 2 p2 1 δp 2 ∅ μc δp2
2
+ = …………………………………………(3-
δ r r δr 0.0002637 k δt
53)
Persamaan difusifitas dalam dimensionless variable menjadi
2
δ ∆ pD 1 δ ∆ pD δ
2
+ ❑ ❑ =
δ tD
( ∆ p D ) ………………………………………….(3-
δr D
rD δ rD
54)
Akan tetapi definisi ∆ p D berbeda dalam pendekatan ini. Untuk persamaan dalam
bentuk p2
p2i − p2
∆ pD=
1.417 ×103 T q sc ……………………………………………….
( μz )
kh
(3-55)

Kedua-duanya baik ( μc1 ) maupun ( μz ) pada persamaan di atas diperoleh pada p .


i

3.2.3. Persamaan Dalam Bentuk (p) (Pseudopressure Case)


Untuk kedua-duanya baik pada tekanan yang rendah maupun tekanan tinggi
menggunakan pendekatan Pseudopressure merupakan yang paling baik.
Pseudopressure ditunjukkan dengan notasi ψ(p), dan didefinisikan dengan
integral berikut
p
p
ψ ( p )=2 ∫ μz
dp ……………………………………………….(3-56)
pbase

Persamaan difusifitas dalam bentuk pendekatan ini yaitu

( )
1 δ δψ ∅ μ cg δψ
r = ……………………………………………(3-
r δr δr 0.0002637 k δt
57)
Persamaan difusifitas dalam dimensionless variable menjadi
1 δ
rD δ r D
rD
[δ ∆ ψ D δ ∆ψ D
δ rD
=
δ rD ] ……………………………………………….

(3-58)
∆ ψ Ddidefinisikan sebagai
ψ i−ψ
∆ ψ D=
1.417× 103 T q sc ……………………………………………………
kh
(3-59)
Seluruh variable di evaluasi pada kondisi inisial.
Aplikasi dari fungsi pseudopressure gas nyata pada aliran gas di dalam
sumur adalah sebagai berikut:
1. Ketika tidak ada turbulensi aliran, drawdown tes memberikan hasil yang
akurat. Namun ketika ada turbulensi aliran, drawdown tes kemungkinan
akan tidak akurat.
2. Build-up tes dapat ditafsirkan dengan akurat bahkan pada kondisi turbulensi
yang ekstrim.
3. Penggunaan p2 pada plot uji sumur sering kali sama dengan metode ∆(p),
ketika tekanan sumur di bawah 2000 psi.
4. Kapasitas alir dapat dihitung dengan akurat dari (p)2 atau plot p, dari pada
menggunakan harga rata-ratanya, yang biasa digunakan perhitungan Slope
dan properti gas.

3.3. Penyimpangan Dari Hal Yang Ideal


Pembicaraan sebelumnya menganggap bahwa aliran mengikuti Hukum
Darcy yang laminer dan media berpori homogen-isotropik. Selain itu,
diasumsikan juga bahwa buka tutup sumur dilakukan di dasar lubang sumur.
Kenyataannya idealisasi ini tidak realistik dan penurunan persamaan dari model
yang ideal terlalu sering dilakukan dan sangat penting jika diabaikan.
Penyimpangan yang hendak dibicarakan adalah kehilangan tekanan yang
disebabkan oleh “skin”, inersia-turbulensi, dan pengaruh “wellbore storage”.

3.3.1. Skin Factor


Selama operasi pengeboran, Komplesi, atau Workover, bahan-bahan
seperti filtrat lumpur, adukan semen, atau partikel clay masuk ke dalam formasi
dan dapat mengurangi permeabilitas di sekitar wellbore, hal tersebut merupakan
bukan suatu yang luar biasa lagi. Efek ini biasanya disebut sebagai “kerusakan
lubang sumur” dan daerah yang mengalami perubahan permeabilitas disebut
dengan “zona skin.” Zona ini dapat meluas dari beberapa inci sampai dengan
beberapa ft dari lubang sumur. Selain itu, banyak sumur-sumur lain yang
distimulasi dengan melakukan pengasaman (acidizing) atau perekahan
(fracturing), yang pada hakekatnya dapat meningkatkan permeabilitas di dekat
lubang sumur. Dengan demikian, permeabilitas di dekat lubang sumur selalu
berbeda dengan permeabilitas yang berada jauh di dalam formasi dimana formasi
belum terpengaruh oleh operasi pengeboran atau stimulasi.
Pengaruh zona skin adalah mengurangi distribusi tekanan di sekitar lubang
sumur. Pada kasus kerusakan di sekitar lubang sumur, zone skin menyebabkan
penambahan kehilangan tekanan di dalam formasi. Sedangkan pada kasus
perbaikan formasi merupakan kebalikan dari kerusakan formasi. Jika ditinjau dari
besarnya kehilangan tekanan di sekitar lubang sumur ∆pskin, gambar 3.11
membandingkan perbedaan kehilangan tekanan akibat skin dengan tiga
kemungkinan yang terjadi.
 ∆pskin > 0, dimana mengindikasikan penambahan kehilangan tekanan akibat
kerusakan di sekitar lubang sumur, atau dengan kata lain kskin < k.
 ∆pskin < 0, dimana mengindikasikan pengurangan tekanan akibat perbaikan
di sekitar lubang sumur, atau dengan kata lain kskin > k.
 ∆pskin = 0, dimana mengindikasikan tidak ada perubahan di sekitar lubang
sumur, atau dengan kata lain kskin = k.
 Menurut everdingen kehilangan tekanan akibat skin dinyatakan
dengan :

Gambar 3.10.
Pengaruh Skin di Sekitar Lubang Sumur
(Ahmed, Tarek. McKinley, Paul D.;“Advanced Reservoir Enginnering”,2005)
Gambar 3.11.
Gambaran Positif dan Negatif-nya Harga Skin
(Ahmed, Tarek. McKinley, Paul D.;“Advanced Reservoir Enginnering”,2005)

pskin = S ( 2qkhµ )…………………………………………………(3-60)


Menurut Hawkins, skin faktor dapat dihitung sebagai daerah jarak rskin dengan
permeabilitas kskin, yang didefinisikan sebagai:

(k )
k r skin
s= −1 ln …………………………………………….(3-61)
skin rw
Ada tiga kemungkinan hasil yang diperoleh dalam mengevaluasi faktor
skin yang tergantung pada perbandingan permeabilitas formasi terhadap
permeabilitas skin (k/kskin), dan jika ln(rskin/rw) selalu bernilai positif, yaitu:
1. Faktor skin positif, s > 0: jika terdapat kerusakan di sekitar lubang sumur,
kskin < k sehingga bernilai positif.
2. Faktor skin negatif, s < 0: Ketika permeabilitas di sekitar lubang sumur
lebih besar dari pada permeabilitas formasi (kskin > k) akan diperoleh harga
skin negatif yang mengindikasikan adanya perbaikan di sekitar lubang
sumur.
3. Faktor skin = 0, s = 0: hal ini terjadi ketika tidak terjadi perubahan
permeabilitas di sekitar lubang sumur yang diamati, kskin = k.

3.3.2. Inersia-Turbulensi
Dalam sistem radial, kecepatan aliran makin bertambah besar bila
mendekati sumur, sehingga pengaruh inersia-turbulensi akan semakin terasa.
Pengaruh ini dinyatakan sebagai kehilangan tekanan yang sejenis seperti
kehilangan tekanan akibat “skin”. Kehilangan tekanan ini tidak konstan, tetapi
berbanding lurus dengan laju produksi. Kehilangan tekanan akibat dari inersia-
turbulensi adalah sebagia berikut :
(p)IT = D.qsc …………………………………………………….(3-62)
sehingga tekanan pada sumur :
(p) = pt + (s .D. qsc) ……………………………………………..(3-63)
Kehilangan tekanan di dekat sumur merupakan penjumlahan dari pengaruh “skin”
dan “IT”.
s’ = (pD)skin + (pD)IT = s + D qsc …………………………..(3-64)
Penentuan harga s dan D yang konstan diperoleh dari dua hasil tes produksi yang
berbeda, dengan cara simultan. Harga D juga dapat diperkirakan dari persamaan
analitis, yaitu :

2 ,715 x 10−12 βkMp sc


( )
rd
1
D=
hT sc
∫ μr 2 dr
rw …………………………(3-65)

keterangan :
D = Faktor inersia – turbulensi, MMscfd-1.
k = Permeabilitas reservoir, md.
h = Ketebalan bersih formasi, ft.
 = Vicositas gas,cp.
β = Faktor turbulensi, ft-1.
M = Berat molekul, lb mole.
psc = 14,65 psia.
Tsc = 520°R.
rw = Wellbore radius, ft.
rd = Drainage radius, ft.
3.3.3. Wellbore Storage
Pada waktu sumur dibuka di permukaan, laju produksi pertama yang
diamati bukan berasal dari reservoir, melainkan dari pengembangan fluida dari
dalam tubing. Pada suatu saat laju pengembangan fluida ini menjadi nol, sehingga
laju yang diamati berasal dari reservoir. Jadi dengan mengetahui waktu dimana
“wellbore storage” tidak berperan lagi, maka dapat ditentukan waktu mulai saat
mana pengamatan di permukaan berasal dari reservoar.
Laju pelepasan fluida yang berasal dari tubing persatuan perbedaan tekanan
adalah konstan (Cs) dan dinyatakan oleh persamaan:
Cs = Vws .Cws ……………………………………………………….(3-66)
keterangan :
Vws = Volume dari tubing (ditambah volume annulus bila tidak dipasang
packer)
Cws = Kompresibilitas dari fluida dalam tubing pada harga tekanan dan
temperatur rata-rata dalam tubing.
Lama waktu “wellbore storage” berperan diperkirakan oleh Ramey sebesar :
twsD = 60 CsD ……………………………………………………….(3-67)
keterangan :
kt ws
t wsD=2, 637 x 10−4
φμ cr
w2 ……………………………………….(3-68)
cs
C sD=0 ,159
φ hc r
w2 ………………………………………………(3-69)
sehingga harga tws menjadi :
μV ws C ws
t ws=36177
kh ………………………………………………..(3-70)
keterangan :
tws = Lama waktu wellbore storage, jam.
μ = Viscositas gas, cp.
Vws = Volume dari tubing (ditambah volume annulus bila tidak
dipasang packer), ft3.
Cws = Kompresibilitas dari fluida dalam tubing pada harga tekanan dan
temperatur rata-rata dalam tubing, 1/psi.
k = Permeabilitas reservoir, md.
h = Ketebalan bersih formasi, ft.
Harga tws menjadi patokan lama minimum suatu test produksi dilakukan.

3.4. Penentuan Jari-jari Efektif (rd)


Penentuan jari-jari efektif memiliki beberapa kegunaan di dalam desain
dan analisis uji tekanan transient:
1. Memberikan panduan untuk merancang uji sumur
2. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk pengujian pada kedalaman
tertentu di dalam formasi
3. Memberikan perkiraan lama waktu yang dibutuhkan mencapai kondisi
stabil
2
Persamaan dalam bentuk pD = ln reD, untuk tD lebih besar dari satu r eD ,
merupakan rumus untuk aliran mantap, dari fluida. Penggunaannya pada aliran
stabil, radial silinder, pada laju produksi yang konstan, dari suatu reservoir,
dengan tekanan sebesar pi yang konstan diluar batas reservoirnya sejauh r e. Dalam
bentuk tekanan kuadrat dinyatakan sebagai berikut :
2 2
p i − p wf
Δp D =
p2i q D …………………………………………………….(3-71)
Pada kejadian reservoir yang tidak terbatas, dan reservoir yang tertutup
pada batas luarnya, pada keadaan ini sebenarnya aliran mantap tidak pernah
tercapai, tetapi persamaan diatas dapat digunakan dengan baik, karena tekanan
mula-mula Pi tidak pernah tercapai.
Untuk menggambarkan kondisi aliran seperti diatas dengan rumus yang
mirip persamaan aliran mantap, menurut Jenkins dan Aronofsky, dapat ditulis :
p 2R − p2wf rd
=ln
2
pi qD rw
…………………………………………………...(3-72)
Dengan demikian persamaan aliran mantap ini dapat mewakili tingkah

laku pada keadaan akhir transient, dengan pembatasan


pR dan r .
d

pR adalah tekanan yang didapat dengan jalan menutup sumur, pada

reservoir yang terbatas harga


pR merupakan tekanan reservoir rata-rata secara
volumetrik, hal ini berhubungan dengan material balance terhadap tekanan
Formasi mula-mula pi, dan jumlah dari deplesinya. Istilah rd adalah jari-jari
pengurasan efektif yang didefinisikan sebagai jari-jari yang diharapkan untuk
mendukung pada persamaan aliran mantap.

Pada reservoir tertutup pada keadaan awal alirannya dapat digambarkan


dengan jari-jari efektif rd yang memenuhi persamaan :
1
2( D
Δp D = lnt + 0 ,80907 )
………………………………..………..(3-73)

pada reservoir yang tidak terbatas tidak terjadi deplesi yang berarti p i =
pR ,
sehingga persamaan dapat dinyatakan
rd 1
rw 2 ( D
ln = ln t +0 , 80907 )
…………………………………………(3-74)
persamaan diatas menyatakan bahwa jari-jari efektif keadaan awalnya dimulai
didekat lubang bor kemudian berubah kearah jari-jari batas luar, pada keadaan ini
2
berlaku t d <0 ,25 r eD .

rw rd re

Gambar 3.12.
Ilustrasi jari-jari efektif
(ERCB, “Theory and Practice of the of Gas Wells” 1975)

Pada harga tD yang besar, pengaruh batas reservoir sangat dominan, untuk harga
2
t d >0 ,25 r eD , jumlah dari deplesinya harus dihitung berdasarkan kesetimbangan

massa dengan jalan sebagai berikut :


p
pi - R = depletion term
qt t
pi− p R=
π re2 hφ C …………………………………………………(3-75)
dalam persamaan kuadrat tekanan :
2
q sc T z p sc p i μ kt
pi − p R = 2
π pT sc pi μ kr 2 hφC
e

1 q sc T z p sc μ 2 kt
p i− p R = p
p π kT sc p 2i h i r 2e
φ μ C r 2w
r 2w
2
1 q D pi t D
pi− p R =
p r 2eD

bila harga p diambil harga rata-rata antara pi dan pR, maka persamaan menjadi :
2
1 qD pi t D
pi− p R =
p i + pR r 2eD
2

2 2 2 q D p2i t D
pi −p R =
r 2eD

p2i − p2R 2 t D
2
= 2
pi q D r eD …………………………………………………….(3-76)
Bila diketahui persamaan aliran mantap, untuk reservoir terbatas dengan
laju aliran tetap dan tidak ada aliran pada batas luar, adalah :
2 2
pi − p R 2 tD 3
= +ln r eD −
p2i q D r 2eD 4
………………………………….........…(3-77)
Persamaan (3-76) dikurangkan Persamaan (3-77) :
( p2i −p 2R )−( p 2i − p2wf )
p 2i q D
=
2t D
r 2eD [

2tD
r 2eD
+ln r eD −
3
4 ]
2 2
p R − p wf 3
=ln r eD −
p 2i q D 4
……………………………………………….(3-78)
dari Persamaan (3-63) untuk aliran mantap akan sama dengan Persamaan (3-78),
maka persamaan dapat menjadi (untuk reservoir yang terbatas tekanan mula-mula
tidak tercapai) :
rd 3
ln =ln r eD −
rw 4
rd re
ln =ln +ln 0 , 472
rw rw
rd 0 , 472r e
ln =ln
rw rw
r d 0 , 472 r e
=
rw rw
r d =0,472 r e ………………………………………………………..(3-79)
hal ini menunjukkan bahwa beberapa saat kemudian jari-jari efektif reservoir,
tidak selamanya tergantung dari jari-jari sumur (rw), tetapi jari-jari pengurasan
(re).

3.5. Persamaan Waktu Stabil


Waktu stabil akan tercapai bila “radius of investigation” mencapai batas
reservoir, pengertian “radius of investigation” adalah jari-jari maksimum yang
dapat dicapai oleh impuls tekanan.
Katz mendefinisikan bahwa waktu stabil merupakan kemiringan (slope) dari
kurva pt (pada laju aliran konstan sama dengan ∆ p D) terhadap t D . Untuk reservoir
yang tidak terbatas maupun yang terbatas kemiringannya adalah sama, maka
menurut definisi diatas:
∂tD 2 [ D
∂t D r 2eD]
∂ 1 ( ln t + 0. 80907 ) = ∂ 2t D + ln r − 3
eD
4 [ ]
1 2
= 2
2 t D r eD

2
t D = 0. 25 r eD

kt
t D= ¿ ¿ , maka:
Bila ϕ u C r w , dan t dinyatakan sebagai waktu stabil
2

2
k ts 0.25 r eD
2
= 2
ϕ u C rw rw
2
ϕ uC r e
t s=0.25
k
Dalam satuan lapangan dinyatakan sebagai:
2
ϕ u C re
t s=948 ....................................................................................... (3-80)
k
Keterangan:
ϕ = Porositas, fraksi
u = Viscositas, cp (dievaluasi pada tekanan rata-rata)
C = Kompressibilitas, psia-1
re = Jari-jari pengurasan, ft
k = Permeabilitas, md
ts = Waktu stabil, jam

Anda mungkin juga menyukai