Anda di halaman 1dari 31

TEKNIK EKSPLOITASI

GAS BUMI
Sifat Gas Alam
Gas Alam merupakan sumberdaya alam yang terdiri dari
senyawa hidrokarbon (CnH2n+2) dan komponen non
hidrokarbon lainnya seperti N2 , CO2 , dan H2S.

Gas bumi yang dihasilkan dipermukaan dapat


dikelompokkan dalam dua golongan , yaitu :

Sebagai produk ikutan dari minyak dikenal


sebagai associated gas.
Gas Sebagai produk utama dikenal sebagai non-
associated gas.
Diagram Fasa Sistem Hidrokarbon
Retrograde Gas
Critical point far down
left side of phase
envelope
Contain less heavy
hydrocarbons than oils
Reservoir temperature
between critical
temperature and
cricondentherm
Gas at initial condition
– Liquid condenses
but does not flow
during production
Retrograde Gas Identification
Producing GOR  3300 scf/STB
– Up to about 150000 scf/STB
– GOR > 50000 scf/STB can be treated as wet gas
GOR increases below dew point
Stock Tank Liquid gravity between 40-60 oAPI.
– Increases below dew point
Light colored – brown, orange, greenish or clear.
Mole fraction of C7+ < 12.5%
Wet Gas
Reservoir temperature
greater than
cricondentherm
– Liquid never condenses
in reservoir
– Condensation in
wellbore
Surface liquid called
“condensate”
“Wet” refers to hydrocarbon
liquid, not water
Wet Gas Identification

Liquids with same range of properties as


condensate gas reservoirs
GOR remains constant
– > 50000 scf/STB
Liquid API gravity remains constant
Dry Gas
Primarily methane with
some intermediates
Reservoir, flowline and
separator conditions
are outside of two-
phase envelope
No hydrocarbon liquids
– “dry”
Water is produced with
gas
KOMPOSISI GAS ALAM

Persen molekul
Komposisi Simbol
Associated gas Wet Gas Dry Gas
Methane C1 27.52 59.52 97.17
Ethane C2 16.34 05.36 01.89
Propane C3 29.18 04.71 00.29
i-Butane i-C4 05.37 02.03 00.13
n-Butane n-C4 17.18 02.39 00.12
i-Pentane i-C5 02.18 01.80 00.07
n-Pentane n-C5 01.72 01.61 00.05
Hexane C6 00.47 02.60 00.04
Heptanes Plus C7+ 00.04 19..98 00.24
GAS
Terdiri dari sejumlah partikel yang disebut MOLEKUL
Fluida homogen
Memp  dan  rendah
Volume tak-tentu
Mengisi seluruh wadah

GAS IDEAL
Volume molekul tidak GAS NYATA
sebanding dg vol. ruang Dipengaruhi P, T dan
Tidak ada Gaya Tarik– Komposisi Gas
Menarik antar molekul Menyimpang thd Hukum
Tumbukan antar molekul Gas Ideal
bersifat elastis sempurna PV = Z n R T
(Kondisi P & T standart semua gas
Contoh : Gas Alam
berkelakuan sbg Gas Ideal)

PV =C’ T PV = n R T
Hukum-hukum yang berlaku untuk Gas :
  Gas Ideal :
Hk Boyle : Volume gas berubah dan berbanding
terbalik dengan tekanan gas
C  V  C VP V
PV  C V    2  2 
T
P T  P T P P P

Hk Charles : Volume gas berubah dan berbanding lurus


dengan suhu mutlaknya
 V  V
  C 
 T  P T
Hk Gay Lussac : Tekanan gas berubah dan berbanding
lurus dengan suhu mutlaknya
 V   V 
V  f P, T  V    P    T
 T T  dT  P
Bila pers. Boyle dan pers. Charles disubstitusikan kedalam
pers. Gay Lussac, akan diperoleh :
ln V + ln P = ln T PV = C’ T

Hukum Avogadro :
# Gas ideal pada P dan T yang sama, memiliki jumlah
molekul yang sama
# Gas ideal dalam gram mol yang sama, akan memiliki volume
yang sama apbl diukur pada P dan T yang sama
PV = n RT
  Gas Nyata :
 a 
Hukum Van der Waals :  P  2 
V  nb   nRT
 V 
Hukum Keadaan Berhubungan : PV = Z n RT
GAS ALAM

Merupakan sumberdaya alam yang terdiri dari :


• senyawa hidrokarbon (CnH2n+2)
• komponen non hidrokarbon (N2 , CO2 , H2S dsb).

Produksi gas alam dipermukaan dapat merupakan :


• Produk utama (non-associated gas), atau
• Produk ikutan dari minyak bumi (associated gas)

Gas alam merupakan gas nyata, shg berlaku teori keadaan berhubungan
:

PV = Z n RT

Z merupakan faktor penyimpangan gas yang merupakan fungsi dari P r &


Tr (reduced) yang merupakan ratio P & T terhadap nilai kritisnya, dan
merupakan fungsi dari komposisi gas alam.
Karena gas alam merupakan fluida multi-komponen,
Key (1936) merubah konsep reduced (Pr & Tr)
menjadi pseudo reduced (Ppr & Tpr) yang merupakan
fungsi fraksi-mol dari komposisi gas alam, sehingga

P T
Ppr  T pr 
Ppc T pc

Ppc   yi Pci T pc   yi Tci


i i

yi = fraksi mol komponen ke i


Pci & Tci = Tekanan dan Temperatur kritis
komponen ke i
Ppc & Tpc = Pseudo critical P & T
SIFAT FISIK GAS ALAM
FAKTOR PENYIMPANGAN GAS (Z-Factor) :
Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa Z-faktor
merupakan fungsi dari pseudo reduced P & T (Ppr & Tpr)
yang merupakan fungsi dari komposisi dan fraksi molekul
gas.
T pc   yi Tci Ppc   yi Pci
i i

P T
Ppr  T pr 
Ppc T pc

yi = fraksi mol komponen ke i


Pci & Tci = Tekanan dan Temperatur kritis komponen ke i
Ppc & Tpc = Pseudo critical P & T
Harga Pc dan Tc tiap komponen adalah sbb :

Komposisi Simbol yi MW Tci,oR Pci, psi


Methane CH4 16.04 344 673
Ethane C2H6 30.07 549 712
Propane C3H8 44.09 666 617
i-Butane i-C4H10 58.12 758 542
n-Butane n-C4H10 58.12 766 551
i-Pentane i-C5H12 72.15 830 485
n-Pentane n-C5H12 72.15 847 483
Hexane C6H14 86.17 914 435
Heptane C7H16 100.20 972 397
Oktane C8H18 114.22 1024 362
Nitrogen N2 28.02 227 492
C-Diokside CO2 44.01 548 1073
Dengan harga Ppr dan Tpr, harga Z-factor ditentukan
secara Grafis misalnya dari Standing & Katz (1942).
Untuk menentukan harga Z-factor secara langsung dapat
digunakan persamaan korelasi seperti dari Hall-
Yarborough (1973), Dranchuk-Pervis-Robinson (1974),
Dranchuk-Abu Kassem (1975) dsb,
Adanya impurities dalam gas harus dikoreksi, misal dengan
korelasi Carr-Kobayashi-Burrows (1954) atau Wichert-
Aziz (1972) untuk mendapatkan pseudo critical P & T
terkoreksi : '
'
P T
pc pc
'
T pc  T pc   P 
pc
 
T pc   B  B 2

  120A0.9  A1.6   15B 0.5  B 4 


Dimana, A = fraksi mol CO2 + H2S
B = fraksi mol H2S
Grafik Z-factor dari Standing & Katz
(”Gas Production Operation”, H. Dale Baggs – OGCI)
DENSITAS GAS (g) :

Massa gas (m, lb) tiap satu satuan volume (V, cuft)
m PM wa m
g   n M wa   yi M wi
V ZRT M wa

Berat Jenis gas (SGg) merupakan ratio densitas gas


terhadap densitas gas standard (udara), sehingga
g
SGg 
 ud
yang pada kondisi standard densitas gas ≈ berat
molekulnya, sehingga
M w gas M w gas M wa
SGg   SGg 
M w ud 28.96 28.96

SGg yang keluar dari reservoir (Gf) :


Rgc G g  458 Gc
Gf 
Rg  132800 Gc / M c
KOMPRESIBILITAS GAS (Cg) :

Perubahan fraksi volume per unit perubahan tekanan


1 1 dV
C g , ( psi )  
V dP T

Untuk gas ideal : nRT


V
P
1  nRT   P   nRT  1
Cg    2      2  
V  P   nRT   P  P
Z
Untuk gas nyata : V  nRT
P

 P  nRT  dZ  1 1 dZ
C g    2  P  Z    
 nRTZ  P  dP  P Z dP
KELARUTAN GAS (Rs) :
Kelarutan Gas dalam Air (Rsbw) : Rsbw  f P, T , Salinites , scf / stb
 XY 
Rsbw  Rspw 1  4 
 10 
Y = salinitas air, ppm
X = faktor koreksi sbg fungsi temperatur
3.471 Temp, oF X
X  0.837 100 0.074
T 150 0.050
200 0.044

Kelarutan Gas dalam Minyak (Rso) :


Banyaknya cuft gas yang berada dalam 1 stb crude oil
pada kondisi standart ketika keduanya masih berada
pada kondisi reservoir.
Rs  f P, T , komposisi , cuft / stb
Kelarutan Air dalam Gas :
Jumlah uap air yang terkandung dalam gas alam akan
berhubungan dengan terjadinya Gas Hydrates


Ws  Wsp 1  2.87 x10 8 Y 1.266 
dimana, WS = kandungan air formasi (brine), lb/MMScf
WSP = kandungan air murni (H2O), lb/MMScf
Y = salinitas air, ppm
Gas Hydrates : kristal yang terbentuk akibat adanya
reaksi antara gas alam dgn air pada tekanan tertentu
pada suhu diatas Titik Beku Air atau temperatur gas
dibawah temperatur hidratnya
Gas Hydrates dapat menyebabkan penyumbatan di tubing,
flow-line, peralatan permukaan, bahkan di reservoir.
Kandungan H2S dan CO2 akan menaikkan temperatur
hidrat atau meningkatkan kemungkinan terjadinya hidrat
Korelasi Kandungan Air dalam gas
(”Engineering Data Book”, Natural Gas Processors Association)
FAKTOR VOLUME FORMASI GAS (Bg) :

Perbandingan volume gas pada kondisi reservoir terhadap


kondisi permukaan (standart : P = 14.7 psi dan T = 60 oF).
ZT ZT
Bg  0.02827 , cuft / scf Bg  0.005035 , bbl / scf
P P

VISKOSITAS GAS (g) :


Ratio shear force per unit area terhadap gradien kecepatan
lokal
g
 f P, T 
 g 1atm  f M wa , T   g 1atm

Viskositas gas sulit ditentukan melalui percobaan, shg untuk


engineering ditentukan secara empiris dgn korelasi :
Carr-Kobayashi-Burrows (1954), Lee- Gonzalez-Eakin (1966)
Grafik Korelasi Viskositas 1 atm dari Carr dkk.
(”Gas Production Operation”, H. Dale Baggs – OGCI)
Grafik korelasi Rasio Viskositas dari Carr dkk.
(”Gas Production Operation”, H. Dale Baggs – OGCI)
ENTHALPI GAS (H) :
Kandungan panas gas yang merupakan fungsi kapasitas
panas gas tsb., sehingga perubahan enthalpi akbt P &
T:
  V  
H  C p T  V  T    P
  T  p 

 H   RT 2  Z 
    
 P T P  T  P
Dimana, Cp = spesifik panas, Btu/lbmol oR
P = tekanan absolut, psia
T = Temperatur absolute, oR
V = volume sistem, cuft
R = konstanta gas ~ 1.986 Btu/lbmol oR
Z = Z-factor (faktor penyimpangan gas)
Enthalpi Komponen murni :

H  Ho  Ho  H  
H o

 H  RTc H  H / RTc o
   w H
0 o

 H / RTc 
1

H = enthalpi termaksud, Btu/lbm oR


Ho = enthalpi pada keadaan gas ideal, Btu/lbm oR
w = acentric factor komponen
H o

 H / RTc 
0
= pengaruh tekanan thd enthalpi ‘simple fluid’

H o

 H / RTc 
1
= koreksi penyimpangan enthalpi ‘simple fluid’
akibat pengaruh tekanan
Enthalpi Campuran :


H m  H mo  H o  H  m

H o
H m  o
 
0
 RTcm H  H / RTc  wm H  H / RTc  o
 
1

Enthalpi campuran gas pada keadaan ideal dihitung dengan


fraksi mol rata-rata dari komponen murninya :
H mo   xi H io
i

Acentric factor campuran gas juga dihitung terhadap fraksi mol


rata-rata komponen murninya

wm   xi wi
i
kondisi pseudoreduced digunakan untuk mendapatkan harga
dan
H
o 0
 H / RTc  o 1
H 
 H / RTc 
Pengaruh tekanan thd enthalpi ‘simple fluid’
(”Engineering Data Book”, Natural Gas Processors Association)
koreksi penyimpangan enthalpi ‘simple fluid’
akibat pengaruh tekanan
(”Engineering Data Book”, Natural Gas Processors Association)

Anda mungkin juga menyukai