BAB 2
GAS IDEAL
1. Gas Ideal
d. Volume molekuladalah pecahan kecil yang dapat diabaikan dari volume yang ditempati
oleh gas tersebut.
e. Tidak ada gaya yang cukup besar yang beraksi pada molekul tersebut kecuali selama
tumbukan.
f. Tumbukannya eleastik (sempurna) dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
Jumlah gas di dalam suatu volume tertentu biasanya dinyatakan dalam mol.
Misalkan suatu gas ideal ditempatkan dalam suatu wadah (container) yang berbentuk
silinder
Gambar 5
1
Termodinamika_Tri Isti Hartini
PV = nRT (2.1)
= 8,31 J/mol .K
= 0,0821 Lt . atm/mol.K
Secara mikroskopis, temperatur dari gas dapat diukur dari tenaga kinetik translasi
rata-rata dari molekul gas tersebut, Untuk molekul yang terdiri satu atom, momoatomik,
seperti He, Ne, gas mulia yang lain, tenaga yang diterimanya seluruhnya digunakan untuk
menaikkan tenaga kinetik translasinya,oleh karena itu total tenaga internalnya :
f‘ T + T
Gambar 6
2
Termodinamika_Tri Isti Hartini
Untuk suatu proses volume konstan (i -> f ), usaha yang diakukan gas : W = P
Q = U = 3/2 n R T (2.3)
n cv T = 3/2 n R T
cv = 3/2 R
Seluruh kalor yang diterimanya, digunakan untuk menaikkan tenaga internal sistem. Cv
adalah kalor jenis molar gas untuk volume konstan.
Untuk suatu proses volume konstan (i -> f’ ), usaha yang dilakukan gas W = P dV = P
U = Q – W (2.4)
= n cp T - P V
Karena kedua proses tersebut mempunyai temperatur awal dan akhir yang sama maka U
kedua proses sama.
n cv T = n cp T - P V
n cv T = n cp T - n R T
cp - cv = R (2.5)
= cp / cv = 5/3
Untuk gas diatomik dan poliatomik dapat diperoleh dengan cara yang sama :
3
Termodinamika_Tri Isti Hartini
Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hukum Charles, yakni hukum gas ideal disebut
gas ideal. Namun, didapatkan, bahwa gas yang kita jumpai, yakni gas nyata, tidak secara ketat
mengikuti hukum gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada temperatur tetap, semakin kecil
deviasinya dari perilaku ideal, atau juga sebaliknya.
Paling tidak ada dua alasan yang menjelaskan hal ini. Peratama, definisi temperatur
absolut didasarkan asumsi bahwa volume gas real sangat kecil sehingga bisa diabaikan.
Molekul gas pasti memiliki volume nyata walaupun mungkin sangat kecil. Selain itu, ketika
jarak antarmolekul semakin kecil, beberapa jenis interaksi antarmolekul akan muncul.
a dan b adalah nilai yang ditentukan secara eksperimen untuk setiap gas dan disebut
dengan tetapan van der Waals (Tabel 1). Semakin kecil nilai a dan b menunjukkan bahwa
perilaku gas semakin mendekati perilaku gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini juga berhbungan
denagn kemudahan gas tersebut dicairkan.
gas a b
(atm dm6 mol-2) (atm dm6 mol-2)
He 0,0341 0,0237
Ne 0,2107 0,0171
H2 0,244 0,0266
4
Termodinamika_Tri Isti Hartini
N2 1,39 0,0391
H2 O 5,46 0,0305
CO 1,49 0,0399
Hg 8,09 0,0170
O2 1,36 0,0318
Asumsikan bahwa terdapat sejumlah molekul dengan bilangan Avogadro (misal dalam
mol, n) mengisi volume ruang sebesar b liter. Volume total dari ruang tersebut disimbolkan
dengan V. Kemudian ada molekul individual yang dapat bergerak bebas. Ruang yang tersedia
untuk molekul adalah volume yang terukur (V) dikurangi dengan volume yang terisi molekul
(nb). Jadi volume ‘efektif’ (Veff) adalah
Veff = V – nb (2.7)
𝑛2
𝑃𝑒𝑓𝑓 = 𝑃 + 𝑎 𝑉 2 (2.8)
Sekarang kita dapat membayangkan bahwa gas akan mengabaikan prinsip EoS jika
kita hanya menggunakan konsep volume dan tekanan efektif saja, yaitu :
5
Termodinamika_Tri Isti Hartini
Dengan menguraikan konsep volume dan tekanan dalam persamaan gas ideal maka
kita akan mendapatkan persamaan sbb :
𝑛2
(𝑃 + 𝑎 𝑉 2 ) (𝑉 − 𝑛𝑏) = 𝑛𝑅𝑇 (2.10)