SIFAT-SIFAT GAS
Gas terdiri dari molekul-molekul yang bergerak menurut jalan-jalan yang lurus ke segala
arah,dengan kecepatan yang sanagat tinggi.Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukan dengan
molekul-molekul yang lain atau dengan dinding bejana.Tumbukan terhadap dinding bejana ini
yang menyebabkan adanya tekanan.
Volume dari molekul-molekul gas sangat kecil bila di bandingkan dengan volume yang
ditempati oleh gas tersebut,sehingga sebenarnya banyak ruang yang kosong antara molekul-
molekulnya.Karena molekul-molekul gas selalu bergerak ke segala arah,maka gas yang satu
mudah bercampur degan gas yang lain (diffusi), asal keduanya tidak bereaksi.Misalnya N dan O 2 2
2. HUKUM-HUKUM GAS
Sifat-sifat gas dapat dipelajari dari segi eksperimen dan dari segi teori hukum-hukum berikut
diperoleh dari hasil-hasil eksperimen di bagian lain akan dibicarakan sifat-sifat gas dari segi teori.
1. Hukum Boyle (1662)
Dalam batas-batas kesalahan percobaan percobaan pada tahun 1662 mendapatkanbahwa :
Volume dan sejumlah tertentu gas pada temperatur tetap,berbanding terbalik dengan tekanannya.
Secara matematis dapat ditunjukkan :
V : 1P
V : k1P
PV = K 1
atau
P1P2 = V1V2
Untuk sejumlah gas tertentu, grafik P terhadap V pada tiap-tiap temperatur merupkan suatu
hyperboladan disebut grafik isoterm (gambar 1.1)
P(atm)
Pada tahun 1787 charles mendapatkan bahawa gas-gas H ,udara,CO dan O berkembang
2 2, 2,
dengan jumlah volume yang sama pada pemanasan antara 0 - 80 pada tekanan tetap.Pada tahun
0C
1802 Gay Lussac mendapatkan bahwa semua gas pada pemanasan dengan tekanan
tetap,volumenya bertambah 1273 X volumenya pada 0 C atau lebih tepat 1273,15. Bila V =
0
0
V = V + t273,15 V
0 0
=V (1 + t273,15) = V ( 273,15+t273,15)
0 0
Bila (273,15 + t) dan 273,15 masing-masing diberi symbol baru T dan T yaitu derajat
0,
V = V (TT0)
0
atau
VV0 = TT0
atau
V2V1 = T2T1 V = K .T 2 2 .
Jadi, volume sejumlah tertentu gas pada tekanan tetap berbanding lurus dengan temperatur
absolutnya.
V (liter)
Kita tentu sering melihat balon yang ditiup. Meniup balon berarti menambah jumlah partikel. Pada
saat itu volume benda akan bertambah. Berarti jumlah partikel sebanding dengan volumenya.
Contoh kedua adalah saat memompa ban dalam roda sepeda atau mobil. Saat dipompa berarti
jumlah partikelnya bertambah. Pertambahan itu dapat memperbesar tekanan sedangkan volume
dan suhu tetap. Dari penjelasan itu terlihat bahwa sebanding dengan jumlah partikelnya.
Pembandingnya dinamakan konstanta Stefan-Boltzmann, dan disimbolkan k.
PV = n KT
Dengan :
P = tekanan gas (N/m atau Pa)
2
V = volume gas (m ) 3
K= nR
atau
PV = n RT
Persamaan ini disebut persamaan gas ideal. Satuan R berbeda-beda, tergantung satuan dari P dan V,
tetapi semua merupakan satuan tenaga.
Contoh :
Suatu gas mempunyai volume 2 liter pada tekanan 720 mmHg,dan 25 C. Berapa volume gas
0
T = 273,15 K T = 25 C = 298,15 K
o
0
2
0 0
Tekanan parsial gas ialah tekanan dari gas tersebut bila sendirian ada di dalam ruangan.Bila
untuk masing-masing gas dalam campuran dikenakan hukum gas ideal,maka diperoleh :
Volume parsialnya gas di dalam campuran ialah volume gas tersebut, bila sendirian dalam
ruang, pada temperatur dan tekanan campuran. Sesuai dengan hokum Dalton, disini dapat
dinyatakan bahwa :
V1V2 = √d2d1
Pada tekanan dan temperatur sama, dua gas mempunyai volume molar sama :