Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI

Diagram Sebab-Akibat dan Diagram Pareto

Disusun oleh :

Nama : Azizil Tasya Bighoiri (061830400291)


Siti Nada Salsabilah (061830400305)
Kelas : 4 KB
Kelompok :2
Dosen Pengampu : Ir. Jaksen M. Amin, M.Si.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

ii
ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami masih
diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun makalah pengendalian mutu produksi tentang
diagram sebab akibat dan diagram pareto . Makalah ini dibuat untuk memahami pengertian
diagram pareto dan diagram sebab akibat, manfaat, prinsip, langkah-langkah membuat dan
contoh dari diagram tersebut. Makalah ini disusun dari berbagai sumber. Makalah ini berisi
tentang uraian–uraian yang berhubungan dengan pengertian, manffat, prinsip, langkah-langkah
membuat diagram terusbut dan contoh dari diagram tersebut. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi yang membacanya.

Sesuai pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, kami pun menyadari
bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, karena kami maih
dalam tahap pembelajaran, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca
demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.

Pelembang, 13 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar isi..............................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah ..............................................................................................1
1.2. Rumusan masalah.........................................................................................................2
1.3. Tujuan penulisan...........................................................................................................2
BAB II Pembahasan
2.1. Diagram Fishbone.........................................................................................................3
2.1.1 Konsep dan Pengertian Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)........................3
2.1.2 Tujuan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)..................................................4
2.1.3 Manfaat Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)................................................5
2.1.4 Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams).............6
2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)..................10
2.2 Diagram Pareto..............................................................................................................10
2.2.1 Konsep dan Pengertian Diagram Pareto.....................................................................10
2.2.2 Manfaat Diagram Pareto.............................................................................................12
2.2.3 Prinsip Diagram Pareto...............................................................................................14
2.2.4 Cara Membuat Diagram Pareto..................................................................................15
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Diagram Sebab Akibat (diagram fishbone)..............................................19
3.1. Kesimpulan Diagram Pareto.........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi saat ini, dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu program
kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang
menyeluruh atau rencana yang komprehensif dan holistik. Perencanaan kesehatan adalah
kegiatan yang perlu dilakukan di masa yang akan datang dan jelas tujuannya. Kegiatan
perencanaan di bidang kesehalan sama halnya dengan perencanaan dalam manajemen
operasional yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu analisis situasi, penentuan prioritas
masalah, identifikasi penyebab masalah, penentuan solusi terbaik dan implementasi.
Setiap tahapan memiliki metode untuk mempermudah penetapan hasilnya. Untuk analisis
situasi, metode yang digunakan lebih cenderung pada metode yang digunakan untuk
manajemen strategi seperti SWOT, IE, EFE-IFE, dan sebagainya. Dalam tahapan
menganalisis masalah, dapat menggunakan metode MCUA, CARL, teknik komparasi dan
matriks USG. Setelah mengidentifikasi masalah, tahapan selanjutnya adalah mencari
penyebabkan masalah tersebut.
Dalam bidang kesehatan tentunya tidak terlepas dari suatu masalah dan untuk mengetahui
penyebab masalah tersebut dalam perencanaan progam kesehatan terdapat beberapa cara,
salah satunya adalah dengan menggunakan diagram Fishbone dan diagram pareto. Diagram
Fishbone (Tulang Ikan) yang ditemukan oleh Ishikawa merupakan metode yang sangat
populer dan dipakai di seluruh penjuru dunia untuk membantu dan memampukan setiap
orang atau organisasi dalam mengidentifikasi faktor penyebab masalah dan menyelesaikan
masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Dengan diagram ini, semua kemungkinan
penyebab dapat dilihat dan dicari akar permasalahan sebenarnya. Apabila masalah dan
penyebabnya sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih
mudah dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki kinerja dan mutu. Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai diagram Fishbone dan diagram
pareto, untuk membantu dalam menganalisis berbagai penyebab dari prioritas masalah yang
telah ditentukan.

1
1.2 Tujuan
a. Tujuan dari makalah mengenai diagram Fishbone yaitu:
1. Mengetahui konsep pengertian dari diagram Fishbone.
2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari diagram Fishbone.
3. Mengetahui langkah-langkah pembuatan diagram Fishbone.
4. Mengetahui contoh cara menggunakan diagram Fishbone dalam studi kasus.
b. Tujuan dari makala mengebai diagram Pareto yaitu
1. Mengetahui konsep pengertian dari diagram pareto.
2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari diagram pareto.
3. Mengetahui langkah-langkah pembuatan diagram pareto.
4. Mengetahui contoh cara menggunakan diagram pareto dalam studi kasus.

1.3 Rumusan Masalah


a. Rumusan masalah mengenai diagram Fishbone yaitu:
1. Bagaimanakah konsep pengertian dari diagram Fishbone?
2. Apa tujuan dan manfaat dari diagram Fishbone?
3. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan diagram Fishbone?
4. Bagaimana contoh cara menggunakan diagram Fishbone dalam studi kasus?
b. a. Rumusan masalah mengenai diagram pareto yaitu:
1. Bagaimanakah konsep pengertian dari diagram pareto?
2. Apa tujuan dan manfaat dari diagram pareto?
3. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan diagram pareto?
4. Bagaimana contoh cara menggunakan diagram pareto dalam studi kasus?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DIAGRAM FISHBONE (TULANG IKAN)


2.1.1 Konsep dan Pengertian Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)
Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) merupakan konsep analisis sebab akibat
yang dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk mendeskripsikan suatu permasalahan
dan penyebabnya dalam sebuah kerangka tulang ikan. Fishbone Diagrams juga dikenal
dengan istilah diagram Ishikawa, yang diadopsi dari nama seorang ahli pengendali statistik
dari Jepang, yang menemukan dan mengembangkan diagram ini pada tahun 1960-an.
Diagram ini pertama kali digunakan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk manajemen kualitas di
perusahaan Kawasaki, yang selanjutnya diakui sebagai salah satu pioner pembangunan dari
proses manajemen modern.
Watson (2004) dalam Illie G. Dan Ciocoiu C.N. (2010) mendefinisikan diagram
Fishbone sebagai alat (tool) yang menggambarkan sebuah cara yang sistematis dalam
memandang berbagai dampak atau akibat dan penyebab yang membuat atau berkontribusi
dalam berbagai dampak tersebut. Oleh karena fungsinya tersebut, diagram ini biasa disebut
dengan diagram sebab-akibat.
Illie G. Dan Ciocoiu C.N (2010) mengutip dari Basic Tools for Process Improvement
(2009) bahwa diagram Fishbone (Ishikawa) pada dasarnya menggambarkan sebuah model
sugestif dari hubungan antara sebuah kejadian (dampak) dan berbagai penyebab
kejadiannya. Struktur dari diagram tersebut membantu para pengguna untuk berpikir secara
sistematis. Beberapa keuntungan dari konstruksi diagram tulang ikan antara lain membantu
untuk mempertimbangkan akar berbagai penyebab dari permasalahan dengan pendekatan
struktur, mendorong adanya partisipasi kelompok dan meningkatkan pengetahuan anggota
kelompok terhadap proses analisis penyebab masalah, dan mengidentifikasi wilayah
dimana data seharusnya dikumpulkan untuk penelitian lebih lanjut.

3
Gambar 2.1 Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) atau Diagram Ishikawa

Desain diagram Ishikawa terlihat seperti tulang ikan. Representasi dari diagram
tersebut sederhana, yakni sebuah garis horizontal yang melalui berbagai garis sub
penyebab permasalahan. Diagram ini dapat digunakan juga untuk mempertimbangan risiko
dari berbagai penyebab dan sub penyebab dari dampak tersebut, termasuk risikonya secara
global.

2.1.2 Tujuan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)


Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) adalah diagram sebab-akibat yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi potensi masalah kinerja. Diagram tulang ikan
menyediakan struktur untuk diskusi kelompok sekitar potensi penyebab masalah tersebut.
Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah untuk menggambarkan secara grafik cara
hubungan antara penyampaian akibat dan semua faktor yang berpengaruh pada akibat ini.
Fishbone Diagrams adalah alat analisis yang menyediakan cara sistematis melihat
efek dan penyebab yang membuat atau berkontribusi terhadap efek tersebut. Karena fungsi
diagram Fishbone, dapat disebut sebagai diagram sebab-akibat (Watson, 2004). Fungsi
dasar diagramtulang ikan adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-

4
penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar
penyebabnya.

2.1.3 Manfaat Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)


Dengan adanya diagram tulang ikan ini sebenarnya memberi banyak sekali
keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi
perhatian penting perusahaan, masalah-masalah klasik yang dapat diselesaikan di industri
antara lain:
a. Keterlambatan proses produksi.

b. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi.

c. Mesin produksi yang sering mengalami masalah.

d. Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya rencana produksi.

e. Produktivitas yang tidak mencapai target.

f. Komplain pelanggan yang terus berulang.


Namun, pada dasarnya diagram tulang ikan dapat dipergunakan untuk kebutuhan-
kebutuhan berikut:
1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah dari suatu masalah.

2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.

3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.

4. Mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan hasil yang diinginkan.

5. Membuat issue secara lengkap dan rapi.

6. Menghasilkan pemikiran baru.


Beberapa manfaat lainnya dari membangun diagram tulang ikan adalah membantu
menentukan akar penyebab masalah atau karakteristik kualitas menggunakan pendekatan
terstruktur, mendorong partisipasi kelompok dan memanfaatkan pengetahuan kelompok
proses, serta mengidentifikasi area dimana data harus dikumpulkan untuk studi lebih lanjut
(Balanced Scorecard Institute, 2009).

5
2.1.4 Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)
Diagram tulang ikan atau sebab akibat merupakan pendekatan terstruktur yang
memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-
penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Gasversz (1997:
112)). Terdapat 6 langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis dengan diagram
tulang ikan yaitu:
1) Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan diungkapkan bahwa masalah
tersebut merupakan suatu pernyataan masalah (problem statement).
Masalah merupakan perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang
diinginkan (W. Pounds, 1969 dalam Robbins dan Coulter, 2012). Pada langkah pertama
ini, harus dilakukan kesepakatan terhadap sebuah pernyataan masalah (problem
statement). Pernyataan masalah tersebut kemudian diinterpretasilan sebagai “effect”
atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”. Selanjutnya menuliskan
problem statement disebelah kanan diagram dan menggambar sebuah kotak yang
mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan membuat panah horizontal
panjang menuju ke arah kotak.

2) Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin.

6
Identifikasi ini dilakukan dengan metode brainstorming. Menurut Scarvada (2004),
penyebab permasalahan dapat 7 dikelompokkan dalam enam kelompok yaitu materials

(bahan baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya
manusia), methods (metode), mother nature/environment (lingkungan), dan
measurement (pengukuran). Gaspersz dan Fontana (2011) mengelompokkan penyebab
masalah menjadi tujuh yaitu manpower (SDM), machines (mesin dan peralatan),
methods (metode), materials (bahan baku), media, motivation (motivasi), dan money
(keuangan). Kelompok penyebab masalah ini ditempatkan di Diagram Fishbone pada
sirip ikan. Pada tahap kedua ini, dilanjutkan dengan pengisian penyebab masalah yang
disepakati seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.3 Identifikasi penyebab masalah

3) Identifikasi kategori penyebab.


Dimulai dari garis horizontal utama, membuat garis diagonal yang menjadi cabang.
Setiap cabang mewakili sebab utama dari masalah yang ditulis. Sebab ini
diinterpretasikan sebagai cause, secara visual dalam fishbone seperti tulang ikan.
Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal
dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain:
a. Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
1. Machine (mesin atau teknologi)
2. Method (metode atau proses)
3. Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi)

7
4. Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran:
kaizen, saran, dan sebagainya)
5. Measurement (pengukuran atau inspeksi)
6. Milieu / Mother Nature (lingkungan)

b. Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:


1. Product (produk/jasa)
2. Price (harga)
3. Place (tempat)
4. Promotion (promosi atau hiburan)
5. People (orang)
6. Process (proses)
7. Physical Evidence (bukti fisik)
8. Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas)
c. Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa:
1. Surroundings (lingkungan)
2. Suppliers (pemasok)
3. Systems (sistem)
4. Skills (keterampilan)
5. Safety (keselamatan)
Kategori di atas hanya sebagai saran, bisa digunakan kategori lain yang dapat
membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 sampai
dengan 6 kategori.

4) Menemukan sebab potensial


Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi
brainstorming. Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana sebab
tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan dibawah kategori
yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan. Sebab-sebab ditulis dengan garis
horizontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal. Pertanyakan
kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang” lebih kecil (sub-sebab) keluar dari

8
garis horizontal tadi. Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut
berhubungan dengan beberapa kategori.

5) Mengkaji kembali
Setelah menemukan penyebab potensial dari setiap penyebab yang mungkin,
kemudian dikaji kembali urutan penyebab hingga ditemukan akar penyebabnya. Setelah
itu tempatkan akar penyebab masalah tersebut pada cabang yang sesuai dengan kategori
utama sehingga membentuk seperti tulang-tulang kecil dari ikan. Selanjutnya adalah
menginterpretasikan dan mengkaji kembali diagram sebab akibat tersebut mulai dari
masalah awal hingga ditemukannya akar penyebab tersebut.

6) Mencapai kesepakatan
Setelah proses interpretasi dengan melihat penyebab yang muncul secara berulang,
didapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab itu, sehingga sudah dapat
dilakukan pemilihan penyebab yang paling penting dan dapat diatasi. Selanjutnya
adalah memfokus perhatian pada penyebab yang terpilih melalui konsensus tersebut
untuk hasil yang lebih optimal. Penerapan hasil analisis dengan menggunakan diagram
tersebut adalah dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan
korektif, serta memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang
dilakukan itu efektif dengan hilangnya penyebab masalah yang dihadapi.
Gasversz (1997, 112:114) juga mengungkapkan tentang 7 langkah penggunaan
diagram Fishbone yaitu:
1. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan diungkapkan masalah itu
sebagai suatu pertanyaan masalah (problem question).
2. Bangkitkan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan teknik
brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide-ide berkaitan dengan
masalah yang sedang dihadapi.
3. Gambarkan diagram dengan pertanyaan masalah ditempatkan pada sisi kanan
(membentuk kepala ikan) dan kategori utama seperti material, metode, manusia,
mesin, pengukuran, dan lingkungan ditempatkan pada cabang-cabang utama
(membentuk tulang-tulang besar dari ikan). Kategori utama ini bisa diubah sesuai
dengan kebutuhan.

9
4. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan menempatkan
pada cabang yang sesuai.
5. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan ”mengapa?” untuk menemukan
akar penyebab, kemudian daftarkan akar-akar penyebab masalah itu pada cabang-
cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang kecil dari
ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita dapat menggunakan teknik bertanya
5W.
6. Interpretasikan diagram sebab akibat itu dengan melihat penyebab-penyebab yang
muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang
penyebab itu. Selanjutnya fokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui
konsensus itu.
7. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat itu dengan cara
mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta memonitor
hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan itu efektif
karena telah menghilangkan akar penyebab dari masalah yang dihadapi.

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)


Kelebihan Fishbone diagrams adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi
dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin
menjadi penyebab masalah tersebut. Sedangkan kekurangan Fishbone diagrams adalah
opinion based on tool dan didesain membatasi kemampuan tim/pengguna secara visual
dalam menjabarkan masalah yang mengunakan metode “level why” yang dalam, kecuali
bila kertas yang digunakan benar-benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
tersebut. Serta biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin
yang terdaftar pada diagram tersebut.

2.2 DIAGRAM PARETO

2.2.1 Konsep dan Pengertian Diagram Pareto


Diagran Pareto adalah sebuah proses stratifikasi dan penentuan tingkatan berdasarkan
data yang ada. Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari

10
Italia yang bernama Vilfredo Frederigo Samoso pada tahun 1897 merupakan pendekatan
logis dari tahap awal pada proses perbaikan suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk
histogram yang dikenal sebagai konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan
menyebab utamanya.
Kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran secara luas dalam kegiatan kendali mutu
untuk menangani kerangka proyek, proses program, kombinasi pelatihan, proyek dan
proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam
meningkatkan mutu pekerjaan.
Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk
mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan dianggap sebagai
suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta
sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks.
Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri
ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu
menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi)
sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).
Diagram pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab yang merupakan
kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan
mengetahui penyebab-penyebab yang dominan (yang seharusnya pertama kali diatasi)
maka kita akan bisa menetapkan prioritas perbaikan. Perbaikan atau tindakan koreksi pada
faktor penyebab yang dominan ini akan membawa akibat atau pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan penyelesaian penyebab yang tidak berarti. Prinsip Pareto adalah
“sedikit tapi penting, banyak tetapi remeh”. 
Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi
proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan
terhadap proses.
Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20% penyebab
bertanggungjawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya. Kedua aksioma
tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur yang terletak di bagian
kiri diagram Pareto daripada mencoba untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang

11
terletak di sebelah kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat
menghasilkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa.
Keberhasilan penggunaan diagram Pareto sangat ditentukan oleh partisipasi personel
terhadap situasi yang diamati, dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan
situasi dan penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan
membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari penyederhanaan
pemecahan.
Diagram pareto yang digunakan untuk analisis dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Diagram pareto mengenai fenomena
Yaitu yang berkaitan dengan hasil-hasil yang tidak diinginkan dan digunakan untuk
mengetahui masalah utama yang ada. Misalnya:
- Kualitas      : kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan, dll
- Biaya          : jumlah kerugian, ongkos pengeluaran, dll
- Delivery      : penundaan delivery, keterlambatan pembayaran, dll
- Keamanan  : kecelakaan, kesalahan, gangguan, dll
2.Diagram pareto mengenai penyebab
Yaitu yang berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk
mengetahui apa penyebab utama dari masalah yang ada. Misalnya:
- Operator               : umur, pengalaman, keterampilan, sifat individual, dll
- Mesin                    : peralatan, instrumen, dll
- Bahan baku           : pembuatan bahan baku, macamnya, dll
- Metoda operasi     : kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan, dl

2.2.2 Manfaat Diagram Pareto


Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk
mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap
sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu
terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks. Diagram
Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan
menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan
permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan

12
yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).  Selain itu, Diagram Pareto juga
dapat digunakan untuk mem¬bandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses,
sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses
Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20% penyebab
bertanggung jawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya. Kedua aksioma
tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur yang terletak di bagian
kiri diagram Pareto daripada mencoba untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang
terletak di sebelah kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat
menghasilkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa.
Keberhasilan penggunaan diagram Pareto sangat ditentukan oleh partisipasi personel
terhadap situasi yang diamati, dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan
situasi dan penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan
membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari penyederhanaan
pemecahan.
Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data ciri gugus
kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan sebelumnya dan
mengelompokkan sesuai dengan periodenya, membentuk histogram evaluasi dari kondisi
awal permasalahan yang ditemui, melakukan rencana dan pelaksanaan perbaikan dari
evaluasi awal permasalahan yang ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan
yang telah ditetapkan dan menentukan tema selanjutnya.
Adapun kegunaan dari diagram pareto antara lain:
1. Untuk menganalisa suatu fenomena, agar dapat diketahui hal-hal yang prioritas dari
fenomena tersebut.
2. Untuk dapat menentukan"pangkal persoalan”.
3. Sebagai alat interpretasi dalam menentukan frekuensi atau tingkat kepentingan relatif
dari berbagai persoalan atau sebab.
4. Menfokuskan pada pokok persoalan vital dengan cara mengurutkan berdasarkan
kepentingan.
5. Menunjukkan hasil perbaikan. Sesudah dilakukan tindakan koretif berdasarkan prioritas,
kita dapat mengadakan pengukuran ulang dan membuat diagram pareto baru. Apabila

13
terdapat perubahan dalam diagram pareto yang baru itu, maka tindakan korektif tersebut
ada dampaknya.
6. Menyusun data menjadi informasi yang berguna. Dengan menggunakan diagram pareto
sejumlah data yang besar dapat disaring menjadi informasi yang signifikan
FUNGSI
Fungsi dari penggunaan Diagram Pareto dalam 7 tools, yaitu sebagai berikut:
1. Menunjukkan persoalan utama;
2. Menyatakan perbandingan masing- masing persoalan terhadap keseluruhan;
3. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah adanya tindakan perbaikan;
4. Menunjukkan perbandingan masing- masing persoalan sebelum dan setelah perbaikan.

2.2.3 Prinsip Diagram Pareto


Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20% dari
pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat
diterapkan pada hampir semua hal, seperti: 80% dari keluhan pelanggan timbul 20% dari
produk atau jasa, 80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari kemungkinan penyebab
penundaan, 20% dari produk atau account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda, 20%
dari-tenaga penjualan menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda, atau 20% dari
cacat sistem penyebab 80% masalah nya.
Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah mengingatkan untuk fokus pada
20% hal-hal yang materi, tetapi tidak mengabaikan 80% masalah. Berikut Hukum Pareto
dalam bentuk visual:

Umumnya Diagram Pareto merupakan diagram batang tempat batang tersebut


diurutkan mulai dari yang terbanyak sampai terkecil.  Diagram Pareto memiliki banyak

14
aplikasi dalam bisnis dan pekerjaan. Demikian halnya Diagram Pareto dapat diaplikasikan
dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, dan salah satu alat utama
yang digunakan dalam pengendalian kualitas total dan Six Sigma.Satu persatu masalah di
breakdown berdasarkan kategori masing – masing. item Diagram Pareto yaitu :
1. Apa (what). Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut,
2. Kapan (when).Kapan masalah tersebut paling sering muncul,
3. Dimana (where). Dimana masalah tersebut paling sering muncul,
4. Siapa (who).Siapa orang atau kelompok yang mengalami paling banyak masalah,
5. Mengapa (why). Mengapa masalah tersebut banyak terjadi,
6. Bagaimana (how). Bagaimana masalah tersebut bisa terjadi,
7. Berapa biayanya (how much),
8. Masalah mana yang biayanya paling besar? / atau berapa besar biasa yang sudah
ditimbulkan?

2.2.4 Cara Membuat Diagram Pareto


Langkah dibawah ini adalah langkah yang bisa lakukan untuk membuat diagram
pareto:
1. Buka Microsoft Office excel yang kamu miliki. Secara garis besar cara ini bisa
dilakukan di office seri manapun bisa office 2003, 2007. atau 2013.
2. Buatlah tabelnya terlebih dahulu ,karena grafik adalah gambaran dari sebuah tabel.
Dibawa ini adalah contoh tabel yang menyebutkan sebuah daftar defek suatu produksi
dengan presentase dan comulatif presentase. Presentase dihitung dari jumlah setiap
defek dibagi total defek dikali 100 dan comulatif defek adalah total dari presentase
defek sebelumnya. Rumus yang digunakan pada tabel contoh adalah;

Total defek (=sum(D5:D9)) ,

Presentase (=(D5/$D$10)*100) ,

total presentase (=SUM(E5:E9)) ,

com.presentase (=F5+E6) dimulai dari data baris ke-2.

15
Rumus diatas disesuaikan dengan posisi kamu membuat tabel, jadi nama dari kolom
bias berbeda

3. Blok pada ketiga kolom yaitu defek, jumlah dan com.presentase tidak sampai total

4. Klik insert dan pilih tab grafik clustered 2-D

16
5. Setelah muncul grafik , klik pada grafik warna merah dan pilih Format Data
Series dan rubah Primary Axis menjadi Secondary Axis.

6. klik kanan pada grafik warna merah, pilih Change Series Chart Type dan pilih
grafik Line With Markers.

7. Lanjut aktifkan pada total defek (angka 45) Klik kanan dan pilih Format
Axis. Pada Axis Option, set nilai maximum dengan nilai Total defect dan
Minimum : 0.Aktifkan presentase (angka 120)  Klik kanan pada angka 120,
pilih Format Axis. Di Axis Option, set nilai maximum : 100,dan minimum
: 0. Jika berhasil, maka secara default hasilnya akan seperti gambar

dibawah.

17
8. Selesai , kamu bisa memodifikasi sesuai kebutuhan contoh :

18
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.1.1 DIAGRAM FISHBONE
Diagram tulang ikan adalah diagram sebab-akibat yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi potensi masalah kinerja. Diagram tulang ikan menyediakan struktur untuk
diskusi kelompok sekitar potensi penyebab masalah tersebut. Tujuan utama dari diagram
tulang ikan adalah untuk menggambarkan secara grafik cara hubungan antara penyampaian
akibat dan semua faktor yang berpengaruh pada akibat ini. Fungsi dasar diagram tulang ikan
adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin
timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya.
Diagram tulang ikan atau sebab-akibat merupakan pendekatan terstruktur yang
memungkinkan untuk dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-
penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada. Terdapat 6 langkah
yang harus dilakukan dalam melakukan analisis dengan diagram tulang ikan yaitu:
1. Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan mengungkapkan bahwa masalah
tersebut merupakan suatu pernyataan masalah (problem statement).
2. Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin, identifikasi ini dilakukan dengan
metode brainstorming.
3. Identifikasi kategori penyebab.
4. Menemukan sebab potensial.
5. Mengkaji kembali.
6. Mencapai kesepakatan.
Kelebihan diagram tulang ikan adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi.
Sedangkan kekurangannya adalah opinion based on tool dan didesain membatasi
kemampuan tim/pengguna secara visual dalam menjabarkan masalah.

3.1.2 DIAGRAM PARETO

19
Analisis diagram pareto dalam perusahaan merupakan modifikasi dari analisis
diagram paerto yang biasanya digunakan untuk menangani permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan ekonomi pada umumnya . Modifikasi analisis pareto dalam dunia
perusahaan tidak lari dari teori dasarnya, karena yang dirubah yaitu pada contoh kasusnya
saja, dimana lebih diarahkan pada permasalahan yang dialami perusahaan.
Jadi dengan menggunakan analisis diagram pareto ini maka akan mempermudah
perusahaan dalam menganalisis permasalahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Kita
dapat menentukan permasalahan yang sering muncul sehingga mempermudah dalam
menetapkan skala prioritas dalam mencari solusi-solusi berkaitan dengan permsalahan
tersebut. Dengan analisis diagram pareto mempersingkat suatu deskripsi data yang banyak
menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami.

20
DAFTAR PUSTAKA
Afandi.2013.Pengertian, Manfaat, dan Contoh Diagram
Pareto.taufikafandii.blogspot.com/2013/10/diagram-pareto-pareto-chart.html. Diakses pada
tanggal 13 Maret 2020
Anonymous.2008.Mengenal Konsep Pareto.ilmusdm.wordpress.com/2008/01/23/mengenal-
konsep-pareto/. Diakses pada tanggal 13 Maret 2020
Anonymous.2013.Membuat Pareto Chart dengan Excel
2007.www.belajarexcel.info/2013/01/membuat-pareto-chart-dengan-excel-2007.html.
Diakses pada tanggal 13 Maret 2020
Modul Pengendalian Mutu Produksi.2020. Diagram Pareti dan diagram Sebab Akibat.
Politeknik Negeri Sriwijaya:Palembang.
https://ipqi.org/pengertian-diagram-pareto-dan-cara-membuatnya/ diakses pada 1 Maret 2020
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Diagram-Pareto diakses pada 1 Maret 2020
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-cause-and-effect-diagram-fishbone-diagram-
cara-membuat-ce/ diakses pada 2 Maret 2020

21

Anda mungkin juga menyukai