Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hukum Charles, yakni hukum gas ideal,
disebut gas ideal. Namun, didapatkan bahwa gas yang kita jumpai, yakni gas nyata,
tidak secara ketat mengikuti hukum gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada
temperatur tetap, semakin kecil deviasinya dari perilaku ideal. Semakin tinggi tekanan
gas, atau dengan kata lain, semakin kecil jarak intermolekulnya, semakin besar
deviasinya. Paling tidak ada dua alasan yang menjelaskan hal ini. Peratama, definisi
temperatur absolut didasarkan asumsi bahwa volume gas real sangat kecil sehingga bisa
diabaikan. Molekul gas pasti memiliki volume nyata walaupun mungkin sangat kecil.
Selain itu, ketika jarak antarmolekul semakin kecil, beberapa jenis interaksi
antarmolekul akan muncul.
Keterangan :
P = tekanan
V = volume
n = jumlah mol zat
Vm = V/n = volume molar, volume 1 mol gas atau cairan
T = temperatur (K)
R = tetapan gas ideal (8.314472 J/(molK))
a dan b adalah nilai yang ditentukan secara eksperimen untuk setiap gas dan disebut
dengan tetapan van der Waals. Semakin kecil nilai a dan b menunjukkan bahwa
perilaku gas semakin mendekati perilaku gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini juga
berhbungan denagn kemudahan gas tersebut dicairkan.
Gas nyata menyimpang dari gas ideal disebabkan karena volume molekul dan
antar aksi molekul, sehingga volum dan tekanan gas untuk gas nyata perlu dikoreksi
dari gas ideal. Volum wadah, V, harus terdiri atas volum gas dan volum bebas untuk
gerak molekul.
nRT
V = nb + (1.32)
Pideal
Dengan b adalah suatu tetapan sebagai korreksi terhadap volum, yang nilainya
tergantung pada jenis gas. Penyusunan ulang persamaan (1.32) menghasilkan
nRT
Pideal = (1.33)
V-nb
Tekanan gas nyata dikoreksi terhadap gas ideal. Tekanan gas nyata lebih rendah dari
tekanan gas ideal.
n2
P = P ideal - a (1.34)
V
dengan a adalah suatu tetapan yang nilainya tergantung pada jenis gas, sehingga
persamaan (1.34) menjadi
nRT an2
P = (1.35)
V nb V2
n2a
P + (V nb) = nRT (1.36)
V2
Persamaan (2.7) ini adalah persamaan gas nyata yang dikenal sebagai
Persamaan Keadaan Gas Van der Waals. Tetapan a dan b bergantung pada jenis gas.
Beberapa nilai a dan b untuk gas-gas tertentu ditunjukkan dalam dalam tabel 2.1.
merubah 'a' ke dalam atm L2/mol2 harus dikalikan dengan 0.986 atm/bar
merubah 'a' ke dalam kPa L2/mol2 harus dikalikan dengan 100.0 kPa/bar
He 0,0035 23,70
H2 0,0247 26,61
N2 0,1408 39,13
O2 0,1378 31,83
NO 0,1358 27,89
Tekanan bergantung baik pada frekuensi tabrakan dengan dinding maupun pada gaya
setiap tabrakan berkurang akibat gaya tarik. Akibatnya persamaan vand er wallsnya:
Persamaan ini sering ditulis dalam istilah volume molar Vm2= V/n sebagai
Istilah a/Vm disebut tekanan internal gas. Persamaan Van der Waals ditulis dalam
bentuk persamaan gas akan menjadi :
Isoterm gas sempurna diperoleh pada temperature tinggi dan volume molar
besar
Cairan dengan gas berada bersama-sama jika efek kohesi dan disperse berada
dalam keseimbangan
Gas nyata berbeda dengan gas sempurna dimana gas nyata tidak mematuhi hukum gas
ideal. Deviasi yang terjadi di dalam gas nyata akan mempengaruhi mudah atau sulitnya
gas tersebut untuk digunakan. Di dalam gas nyata terdapat interaksi molekuler yang
terdiri atas gaya repulsif dan gaya atraktif
Gaya repulsif merupakan gaya yang ada ketika gas mengalami kompresi dimana pada
saat pengompresian volume akan berkurang dan atom atom akan saling tolak menolak ,
semakin besar gaya repulsif suatu senyawa gas maka akan sulit untuk ditekan.
Gaya atraktif merupakan kebalikan dari gaya repulsif dimana semakin banyak elekton
yang berinteraksi akan menyebabkan substansi tetap dalam fase gas, dimana atom atom
akan saling tarik menarik.
Diagram yang terbentuk akibat gaya atraktif dan repulsif
Semakin kecil deviasi yang dimiliki oleh gas nyata maka semakin mendekati sifat gas
ideal yang menyebabkan gas tersebut berubah fasa dengan penurunan temperatur,
maupun peningkatan tekanan. Besar kecilnya deviasi ditentukan dengan rumus :
Z = PVmolar/RT
Penentuan Z , yaitu :
Z > 1 (tekanan diturunkan, maka gaya repulsif mendominasi, gas mendekati titik kritis)
Z< 1 (terjadi pada tekanan tinggi ketika molekul bertumbukan, gaya atraktif mengambil
alih). Semakin besar Z, lebih sulit dimampatkan.
Dengan adanya titik kritis dan titik tripel maka berakibat tiap molekul dapat dirubah
menjadi fasa gas dan fasa cairan , mudah atau tidaknya senyawa berubah fasa
dipengaruhi oleh gaya interaksi molekuler yang ada di dalamnya.
Grafik yang didapat menjadi :
Dalam gas nyata terdapat faktor penyesuaian yang disebut dengan koefisien virial yang
dinyatakan dalam
Perhitungan dalam gas nyata melalui perhitungan Van Der Walls dengan faktor koreksi
yang ada , maka hal ini menjadi
Pengamatan pengamatan yang mewujudkan gas gas nyata pada T dan V sama
melakukan tekanan tereduksi yang sama , dan terjadi pada molekul polar pada kondisi
Persamaan Van der Waals muncul ntuk memperbaiki keadaan gas ideal pada suhu dan
tekanan tertentu. Pada tahun 1873, fisiskawan belanda, Johanes diderik Van der Waals
mengusulkan persamaan keadaan gas yang dikenal dengan persamaan Van der Waals.
Ia memodifikasi persamaan gas ideal dengan cara menambahkan faktor koreksi pada
volume dan tekanan.
Videal = Veks nb
Keterangan :
Videal = volume gas ideal
Veks = volume yang terukur pada waktu percobaan
n= jumlah mol gas
b= konstanta Van der Waals
Faktor koreksi yang kedua yaitu pada tekanan
Pada gambar tersebut terlihat perbedaan sifat antara sebuah molekul gas dengan
sebuah molekul lain yang hampir bertumbukan dengan dinding wadah. Gaya tarik
menarik molekul itu sama untuk ke segala arah sehingga akan saling menghilangkan.
Sedangkan molekul yang lain hampir bertubukkan dengan dinding sehingga gaya tarik
menarik antar molekul gas tersebut dengan molekul lain cenderung dapat menurunkan
momentum molekul gas tersebut ketika bertumbukkan dengan dinding, dan akibatnya
akan mengurangi tekanan gas tersebut. Oleh karena itu, tekanan gas tersebut akan lebih
kecil daripada tekanan gas ideal karena pada gas ideal dianggap tidak terjadi gaya tarik
menarik antar molekul.
Makin besar jumlah molekul persatuan volume, makin besar jumlah tumbukan
yang dialami oleh dinding wadah serta makin besar pula gaya tarik menarik yang
dialami oleh molekul-molekul gas yang hampir menumbuk dinding wadah. Karena itu,
faktor koreksi untuk tekanan dapat dihitung dengan rumus : a(n2/V2)
keterangan :
a = konstanta
n = jumlah mol gas.
Dengan memasukkan kedua faktor koreksi tersebut ke dalam persamaan gas ideal,
maka diperoleh persamaan Van der Waals :
Persamaan Van der Waals dapat digunakan pada gas nyata denga besaran suhu dan
tekanan yang lebih besar. Persamaan Van der Waals juga dapat menjelaskan
penyimpangan gas nyata dari gas ideal.