Anda di halaman 1dari 9

PRINSIP HUKUM BOYLE

Alat yang menggunakan prinsip hokum boyle


Penerapan Hukum Boyle terdapat pada prinsip kerja pompa. Pompa adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan gas atau zat cair. Berdasarkan prinsip kerja ini, pompa dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu pompa hisap dan pompa tekan.

Perlatan Dengan Prinsip Hukum Boyle


Saat penghisap ditarik, maka volume udara dalam pompa membesar dan udara tidak dapat
masuk ke ban sebab harus masuk melalui katup (ventil) dari karet. Jika pengisap ditekan maka
volume udara dalam pompa mengecil dan udara dapat masuk ke ban melalui ventil karena
tekanannya membesar.
Penghembus udara (Pompa)
Prinsip kerja pompa udara ini sama dengan suntikan tadi yaitu menggunakan hukum Hukum
Boyle. Hukum boyle bekerja berdasarkan komposisi udara dan besar ruangan. Bila ruangan
udara diperkecil (volume udara diperkecil), maka tekanannya akan bertambah besar. Demikian
sebaliknya, bila ruangan udara diperbesar (volume diperbesar), maka tekanannya akan
bertambah kecil.
Prinsip kerjanya adalah ketika tungkai pengisap ditarik ke atas maka ruang udara di bawahnya
bertambah besar. Udara di atas pengisap tertekan masuk melalui bagian karet pengisap. Ketika
pengisap ditekan ke bawah, ruang udara menjadi kecil dan tekanannya menjadi besar. Tekanan
udara ini keluar melalui pipa pande besi dan menghembuskan api ke arang atau batu bara.

JARUM SUNTIK

Jarum suntik bekerja pada prinsip tekanan udara dalam ruang tertutup, seperti kita ketahui
silinder jarum suntik adalah ruang tertutup, sehingga kita dapat mengatur besar-kecil tekanan
dalam silinder jarum suntik. Jika piston jarum suntik ditekan maka cairan di dalamnya akan
keluar, hal itu disebabkan karena tekanan dalam silinder lebih besar daripada tekanan diluar.
Seperti kita ketahui jarum suntik memiliki ukuran silinder yang berbeda-beda, berikut
perhitungan jika luas silinder/luas penampang pada jarum suntik memiliki ukuran yang
berbeda-beda dan diberikan gaya yang sama.
tekanan pada jarum suntik
Semakin besar bidang sentuh atau luas penampang maka semakin kecil tekanan yang
dihasilkan, demikian juga sebaliknya. Konsep ini lah yang diterapkan pada jarum suntik. Pada
jarum suntik, jarum memiliki bidang sentuh yang sangat kecil sehingga bisa menghasilkan
tekanan yang cukup besar untuk menembus kulit.
MANOMETER

Digunakan untuk mengukur tekanan gas yang sangat tinggi. Adapun prinsip kerjanya adalah
sebagai berikut; Jika manometer Bourdon dihubungkan dengan tangki gas yang akan diukur
tekanannya, gas tersebut masuk ke pipa logam. Hal ini menyebabkan pipa logam yang
melengkung berusaha untuk meluruskan diri. Semakin besar tekanan gas yang mas uk ke pipa,
semakin besar usaha pipa untuk meluruskan diri. Usaha yang dilakukan pipa tersebut
menyebabkan jarum penunjuk bergerak ke arah skala yang lebih besar searah jarum jam. Jadi,
semakin besar usaha pipa untuk meluruskan diri, semakin besar pula skala yang ditunjuk oleh
jarum penunjuk. Skala yang ditunjuk itulah yang menyatakan besar tekanan gas dalam ruang.
Di bengkel-bengkel mobil, kita sering melihat orang mengukur tekanan udara dalam ban mobil
dengan alat pengukur tekanan ban. Alat ini termasuk manometer logam. Adapun prinsip
kerjanya adalah Jika lubang pada alat tersebut ditempelkan pada pentiI ban kemudian ditekan,
pentil ban terbuka. Akibatnya, udara dalam ban masuk ke alat tersebut. Hal ini menyebabkan
silinder berskala pada alat tersebut tersodok (terdorong) keluar. Semakin besar tekanan gas
yang masuk ke alat tersebut, semakin panjang bagian silinder skala yang tersodok kelua.
Besarnya tekanan gas dalam ban ditunjukkan oleh nilai skala yang berimpit dengan tepi tabung
alat tersebut.
Regulator Oxygen

Regulator Oxygen atau disebut juga sebagai O2 Gas Pressure Regulator adalah alat pengaturan
yang dipasang pada katup dan pada sumber oksigen (Oxgen) untuk disalurkan ke
pasien, Regulator Oxygendiperlukan untuk pengaturan keluarnya oksigen sesuai dengan
kebutuhan dari masing masing pemakai. Setiap kebutuhan masing masing pemakaian atau
pasien adalah berbeda, oleh karena itu Regulator Oxygensangat diperlukan untuk pengaturan
agar aman untuk oksigen yang masuk ke dalam pernapasan.

Hukum Charles
Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Robert Boyle, Jacques Charles (1747-1823)
menggerakkan piston namun parameter yang dibuat konstan adalah tekanan gas. Dari hasil
percobaannya, Charles memperoleh kesimpulan bahwa “Jika gas dalam ruang tertutup
tekanannya dijaga konstan maka volume gas dalam jumlah tertentu berbanding lurus dengan
temperature mutlaknya. Selain itu Charles juga telah mampu menentukan hubungan antara
suhu dan volume secara kuantitaf. Berikut adalah persamaan matematis untuk
menggambarkan hubungan kedua variabel tersebut :

dimana :
T1 = suhu awal (K)
T2 = suhu akhir (K)
V1 = volume awal (m³)
V2 = volume akhir (m³)
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara suhu dan volume gas jika
tekanan gas dijaga konstan.
Gambar 2.3 Grafik Hubungan antara Suhu dan Volume gas pada Tekanan tetap
Peristiwa yang ditunjukkan pada grafik dan persamaan dapat dilihat secara langsung melalui
balon yang ditempatkan pada mulut botol yang direndam air panas (lihat gambar 2.4).
Gambar 2.4 menunjukkan semakin tinggi suhu gas dalam botol maka volume gas juga
membesar.

Gambar 2.4 Balon Membesar Saat Botol Direndam Air Panas

Hukum Boyle-Gay Lussac

Hukum Boyle-Gay Lussac merupakan sintesis dari Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac,
sehingga kedua rumus tersebut dapat disatungan menjadi:

P.V/T = konstan, atau


P1.V1/T1 = P2.V2/T2

Sedangkan dalam kondisi ideal, rumus persaamaan gas ideal menurut Hukum Boyle-Gay
Lussac adalah:

p.V = N.k.T

Dimana:
k = konstanta Boltzmann (1,38 . 10-23 J.K-1)
N = jumlah partikel gas

Persamaan Umum Gas Ideal

Gas ideal adalah gas teoretis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara acak
dan tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat berguna karena memenuhi hukum gas
ideal, sebuah persamaan keadaan yang disederhanakan, sehingga dapat dianalisis
dengan mekanika statistika.
Berdasarkan Hukum gas yang disampaikan dalam Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac, maka
didapatkan persamaan umum gas ideal sebagai berikut:

p.V = n.R.T

Dimana:
p = tekanan gas
V = volume gas
n = jumlah mol gas
R = tetapan gas = 8,314 kJ.mol-1.K-1 = 0,08205 liter.atm.mol-1.K-1
T = suhu gas (K)
gambar ilustrasi hukum gas ideal, pada suhu yang sama, tekanan gas berbanding terbalik
dengan volume gas
Penerapan sederhana gas ideal yang terjadi di dalam kehidupan secara tidak di sengaja.
Ban motor menjadi kempes jika lama tidak digunakan
Ketika anda sering menggunakan motor, motor akan mejadi panas. Bukan hanya pada mesin
saja yang panas, namun juga terjadi pada body dan juga pada ban. ban motor malah sering
bersentuhan dengan aspal yang tentunya panas sekali. Ketika suhu meningkat otomatis
tekanan di dalam ban juga ikut meningkat juga. Sesuai dengan formula gas ideal di atas.
Ketika motor lama tidak anda gunakan menyebabkan suhu pada motor menjadi dingin, begitu
juga dengan ban. bila anda menyimpan motor anda di rumah di lantai batu maka ban akan
lebih dingin lagi. Hal ini menyebabkan suhu pada ban menurun. Ketika suhu ban ini turun
otomatis tekanan di dalam ban berkurang. Hal inilah yang menyebabkan ban motor anda
kempes setelah lama tidak di gunakan.

Botol menjadi kempes setelah di masuki air panas


Pernahkan anda memasukkan air panas kedalam botol? Misalnya anda pergi kekebun dengan
membawa sebuah kopi dan kopi tersebut anda masukan ke dalam sebuah botol. Tanpa anda
sadari botol yang berisi air kopi hangat itu mengalami kempes, seperti tersedot bukan? Jika
anda tidak mengetahui itu tentu saja anda akan mengabaikan begitu saja. Bila anda penasaran
kenapa hal itu bisa terjadi? Ternyata ini bisa di jelaskan di dalam teori gas ideal.
Pada saat anda memasukkan kopi hangat pada botol kemudian menutupnya segera dan pergi
kekebun. Selama anda di perjalanan suhu pada kopi hangat anda sedikit-sedikit akan turun
menyesuaikan dengan lingkungan di sekitarnya. Turunnya suhu pada kopi ini menyebabkan
rumus gas ideal bekerja. Yaitu adalah ketika suhu turun menyebabkan tekanan di dalam botol
menjadi turun.

Konsep Gerakan Piston dalam mesin


Konsep pada mesin sebenarnya sederhana sekali. Menggunakan teori gas ideal. Dimana bila
volume di perkecil secara otomatis tekanan menjadi besar dan menyebabkan suhu menjadi
naik. Ketika piston bergerak maju mundur melakukan suatu pekerjaan yang berfungsi untuk
mengubah volume tabung / slinder piston agar mendapatkan suhu yang tinggi. pada kondisi
suhu yang tinggi bila di semprotkan kabut minyak minyak solar / bensin dapat menyebabkan
ledakan di dalam tabung piston. Ledakan ini menyebabkan piston bergerak mundur kembali
seperti semula. Pada inti yang sebenarnya adalah hanya untuk menaikkan suhu ruangan agar
dapat terjadi pembakaran, dengan cara mengecilkan volume sehingga mendapatkan tekanan
yang tinggi.

Tembak mainan
Di dalam tembak mainan ada namanya klep dan tabung klepnya. Klep ini seperti halnya piston.
Ketika tembak mainan di tarik kebelakang untuk menambahkan peluru, otomatis klep ini akan
ikut kebelakang. Namun klep akan berhenti karena ada kunci yang menahan, ketika tombol
pada tembak ini ditekan, maka membuka kunci klep tadi dan klep secara cepat kembali ke
posisi semula. Ketika klep bergerak cepat tersebut menyebabkan perubahan volume pada
tabung klep tersebut. Volume menjadi kecil tentu saja tekanan menjadi besar di dalam tabung
kelp. Tekanan ini mendesak peluru sehingga peluru mejadi terbang keluar akibat dari tekanan
udara yang di timbulkan dari klep.
Pompa sepeda
Saat anda memompa sepeda, udara dari dalam pompa di paksa masuk pada ban sepeda anda.
tahukah anda bahwa pentil sepeda itu lubangnya kecil. Saat anda memaksa udara dari pompa
menuju ban menyebabkan udara di dalam pompa menjadi tertekan karena harus bergantian
masuk pada ban melalui lubang pentil yang sempit. Tekanan yang tinggi di dalam pompa ini
menyebabkan udara yang keluar dari mulut pentil sangat cepat hingga menyebabkan ada bunyi
“ngiik” saat anda memompa. Ini juga termasuk salahsatu contoh sederhana dari rumus
Debit (Q = Av). Nah tekanan ini lah yang menyebabkan suhu pada body pompa menjadi naik.

1. Proses Isobarik
* Penerapan Proses Isobarik
Proses isobarik ini dapat dijumpai pada kasus pemanasan air di dalam ketel mesin uap sampai
ke titik didihnya dan diuapkan sampai air menjadi uap, kemudian uap tersebut disuperpanaskan
(superheated), dengan semua proses berlangsung pada suatu tekanan konstan.. Sistem tersebut
adalah H2O di dalam sebuah wadah yang berbentuk selinder. Sebuah pengisap kedap udara
yang tak mempunyai gesekan dibebani dengan pasir untuk menghasilkan tekanan yang
didinginkan pada H2O dan untuk mempertahankan tekanan tersebut secara otomatis. Kalor
dapat dipindahkan dari lingkungan ke sistem dengan menggunakan sebuah pembakar bunsen.
Jika proses tersebut terus berlangsung cukup lama, maka air mendidih dan sebagian air tersebut
diubah menjadi uap. Sistem tersebut bereskpansi secara kuasi statik tetapi tekanan yang
dikerahkan sistem pada pengisap otomatis akan konstan.
2. Proses Isokhorik
* Penerapan Proses Isokhorik
Terjadi pada sebuah kipas dan baterai dalam sebuah wadah tertutup. Kipas bisa berputar
menggunakan energi yang disumbangkan baterai. Untuk kasus ini, kipas, baterai dan udara
yang berada di dalam wadah dianggap sebagai sistem. Ketika kipas berputar, kipas melakukan
kerja terhadap udara yang ada dalam wadah. Pada saat yang sama, energi kinetik kipas berubah
menjadi energi dalam udara. Energi listrik pada baterai tentu saja berkurang karena sudah
berubah bentuk menjadi energi dalam udara. Contoh ini hanya mau menunjukkan bahwa pada
proses isokorik (volume selalu konstan), kerja masih bisa dilakukan terhadap sistem (kerja
yang tidak melibatkan perubahan volume).

3. Proses Isotermal
* Penerapan Proses Isotermal
Penerapan Isotermal ini terjadi pada AC. AC alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara
merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan ruangan yang kita inginkan,
terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan
sekitarnya.

4. Proses Adiabatik
* Penerapan Proses Adiabatik
Penerapan Adiabatik terjadi pada Prinsip Kerja Mesin Diesel.
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal
combustion engine) (simplenya biasanya disebut “mobor bakar” saja). Prosip kerja motor
diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui
proses reakasi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam
silinder (ruang bakar). Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih
tergantung pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak.
Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Prinsip kerja
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak
bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh
poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi
gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu
motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan
siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan
siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses
pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya
loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor
diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat
kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya
akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan motor
bensin disebut spark ignition engine.

Anda mungkin juga menyukai