Anda di halaman 1dari 27

STRATEGI ADAPTASI PENDIDIKAN 4.

0
DEPARTEMEN KIMIA
FMIPA UGM

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan karuniaNya kepada
Tim Adhoc Disrupsi Departemen Kimia FMIPA UGM 2018 yang telah berhasil menyusun
strategi adaptasi pendidikan 4.0, adaptasi penelitian dan adaptasi pengabdian kepada
masyarakat Departemen Kimia dalam menghadapi tantangan di era Industri 4.0. Tim ini
bekerja berdasarkan SK Dekan FMIPA UGM Nomor 0126/J01.1.28/HK.01.30/2018.
Tiada gading yang tak retak maka masukan dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan
demi sempurnanya dokumen ini.

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 3


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
BAB II INDUSTRI 4.0 DAN PENDIDIKAN TINGGI ..................................................................... 5
BAB III DEPARTEMEN KIMIA ....................................................................................................... 7
III.1 Profil Lulusan Departemen Kimia...................................................................................... 7
III.1.1 Profil lulusan Program Studi Sarjana kimia .............................................................. 7
III.1.2 Profil lulusan Program Studi Magister Ilmu Kimia .................................................. 7
III.1.3 Profil lulusan Program Studi Doktor Ilmu Kimia ..................................................... 8
III.2 Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) .............................................................................. 8
III.2.1 Capaian pembelajaran lulusan Program Studi Sarjana Kimia ................................ 8
III.2.2 Capaian pembelajaran lulusan Program Studi Magister Ilmu Kimia ................... 14
III.2.3 Capaian pembelajaran lulusan Program Studi Doktor Kimia ............................... 15
III.3 Kompetensi Lulusan Program Studi Sarjana Kimia ...................................................... 16
BAB IV ADAPTASI PENDIDIKAN 4.0 DI DEPARTEMEN KIMIA .......................................... 21
IV.1 Adaptasi Proses Penerimaan Mahasiswa ......................................................................... 21
IV.2 Adaptasi Sarana dan Prasarana........................................................................................ 21
IV.2.1 Real co-working space .................................................................................................. 21
IV.2.2 Virtual co-working space .............................................................................................. 22
IV.2.3 Akses literatur .............................................................................................................. 23
IV.2.4 Instrumen kimia dengan teknologi mutakhir ........................................................... 23
IV.3 Adaptasi Proses Pembelajaran Kimia .............................................................................. 23
IV.3.1 Student-centered learning ............................................................................................ 23
IV.3.2 Outcome-based education............................................................................................. 25
IV.3.3 Unit startup industri berbasis bahan kimia ............................................................... 25
IV.3.4 Kuliah mayor dan minor............................................................................................. 26
IV.4 Adaptasi Pengabdian Kepada Masyarakat ...................................................................... 26
IV.5 Adaptasi Riset ..................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

Revolusi industri generasi keempat (Revolution of Industry 4.0) ditandai dengan


kemunculan superkomputer, big data, kecerdasan buatan, robot pintar, digital ekonomi dan
perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan
fungsi otak. Hal inilah yang disampaikan oleh Klaus Schwab, Founder dan Executive
Chairman of the World Economic Forum dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution
(Schwab, 2016). Pola baru pada revolusi industri generasi keempat yaitu adanya teknologi
disruptif (disruptive technology) yang bercirikan kecepatan proses (pemrosesan cepat) yang
potensial mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent.
Sebagaimana tercatat dalam sejarah, setiap revolusi industri selalu menelan korban
dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Oleh sebab itu, pada setiap era revolusi
industri, perusahaan/institusi harus peka dan melakukan introspeksi/evaluasi diri utamanya
mengenali posisinya di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Departemen kimia FMIPA UGM sebagai salah satu unit terkecil penyelenggara
pendidikan kimia perlu menyiapkan strategi pembelajaran yang robust untuk menghasilkan
lulusan yang bisa menjadi pemimpin masa depan (leader of tomorrow). Metode
pembelajaran harus dibenahi dimana peserta didik bisa berperan aktif untuk melihat
permasalahan masyarakat, memanfaatkan peluang, dan menghadapi tantangan. Lulusan
departemen kimia harus mahir dalam memecahkan masalah bangsa terkait dengan ilmu
kimia. Lulusan departemen kimia, baik S1, S2 dan S3 harus diberikan bekal yang cukup kuat
untuk menjadi pelopor dalam perubahan menuju kemakmuran bangsa. Secara mental
(attitude) mereka harus rela berkorban demi memperjuangkan kemandirian bangsa. Sudah
saatnya kita menjadi bangsa yang mandiri dalam ilmu kimia dan terapannya.
Lulusan departemen kimi harus memiliki karakter yang bisa membawa kemajuan
bangsa. Jika sebuah perguruan tidak mampu menghasilkan lulusan yang mampu membawa
negaranya mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia, maka sudah selayaknya kita
sebagai pendidik bertanya kepada diri kita. Apakah kita mendidik dengan benar? Mengapa
lulusan perguruan tinggi kita tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menjawab
tuntutan masyarakat? Apakah lulusan kita benar-benar sudah bisa mandiri? Dan sederet
pertanyaan lainnya.

4
BAB II
INDUSTRI 4.0 DAN PENDIDIKAN TINGGI

Kehadiran internet dan teknologi terkait, seperti internet of things, cloud computing,
cryptocurrencies dan bentuk-bentuk emerging technologies lain dalam beberapa dasawarsa
ini telah berdampak secara signifikan dan memberi efek domino terhadap pola kehidupan
manusia dalam berinteraksi, bertransportasi, berkomunikasi dan bertransaksi. Sebagai contoh
sederhana adalah munculnya fenomena layanan transportasi Uber, suatu fitur aplikasi jasa
transportasi yang mampu menggeser pasar taksi konvensional, meskipun owner Uber
tersebut tidak memiliki armada transportasi, keberadaan media sosial seperti instagram dan
facebook telah mempengaruhi cara manusia untuk berkomunikasi, dari face to face
communication menjadi mediated communication, dan berbagai berbagai fitur-fitur inovasi
lainnya yang secara disruptif akan dan sedang datang untuk mempengaruhi kehidupan
manusia.
Dalam Kimia 4.0 terdapat beberapa pendorong utama dan tantangan yang dapat
dikembangkan seperti penggantian raw materials, energi terbarukan serta digitalisasi dan
konektivitas. Oleh karena itu, diperlukan riset-riset fundamental dalam hal rekayasa material
guna memastikan adanya pasokan raw materials dengan harga terjangkau. Dalam hal
digitalisasi, analisis data besar dan metode statistika diperlukan untuk mendesain material
baru dan menaikkan efisiensi proses kimia (von Knop, 2016).
Kehadiran teknologi disruptif yang memicu munculnya Era Industri 4.0 ini perlu
diantisipasi secara disruptif dan inovatif juga oleh semua elemen masyarakat. Perguruan
tinggi sebagai bagian sistem yang terlibat dan terdampak dari munculnya bentuk teknologi
baru ini harus mampu merespon dan memberi solusi terhadap gangguan ini melalui
pendekatan akademik. Gagasan untuk memperkuat “driving force” disruptive innovation di
Perguruan Tinggi berupa penguatan Resources, Processes and Value (RPV) melalui review
terhadap implementasi aspek-aspek Tri Dharma -yang meliputi Edukasi, Riset dan
Pengabdian kepada Masyarakat- menjadi strategi krusial agar perguruan tinggi mampu
mempersiapkan civitas akademikanya menghadapi datangnya Era Industri 4.0.
Gagasan ini ke depan secara pasti akan memaksa perguruan tinggi untuk beradaptasi
dengan Era Industri 4.0 dalam hal recruitment mahasiswa dan staf, perumusan kurikulum

5
pendidikan, termasuk metode pengajaran, penciptaan atmosfer kerja, penjaminan kualitas
lulusan serta output riset dan pengabdian kepada masyarakat. Strategi seperti penyelenggaran
Massive Open Online Course (MOOC), talent hunting, penyediaan virtual and real
co-working space, penguatan peran Perguruan Tinggi sebagai creative-hub dan
penyelenggaraan riset-riset berbasis nanomaterial serta green material, eksistensinya menjadi
suatu keniscayaan agar Perguruan Tinggi tidak tergagap dalam menghadapi era industri baru
ini. Di dalam ilmu kimia, penelitian yang bisa memanfaatkan teknologi informasi antara lain:
1. Simulasi sistem kimia dalam komputer (ion dalam larutan, proses adsorpsi di permukaan,
mekanisme reaksi kimia dan lain-lain) dengan pendekatan sistem realistis (ribuan-
puluhan ribu atom).
2. Drug design pada level molekuler, misalnya obat anti malaria, antibiotik, antipiretik dan
lain-lain dengan memanfaatkan modelling meggunakan program komputer.
3. Pengembangan metode kimia komputasi dengan memanfaatkan superkomputer.
4. Pemanfaatan metode statistika dengan data besar (big data) untuk desain dan optimasi
proses reaksi kimia, reaksi secara serempak (concerted reaction) serta desain material
cerdas.
5. Aplikasi kimia dalam ketahanan pangan dan energi.

6
BAB III
DEPARTEMEN KIMIA

III.1 Profil Lulusan Departemen Kimia

Dalam Era Industri 4.0, perubahan Profil Lulusan tidak diperlukan, yang perlu
dilakukan adalah menambahkan kompetensi lulusan yang mampu menjadi leader of
tomorrow di bidang kimia dan dapat beradaptasi dengan baik dengan Era Industri 4.0
(sebagai object perubahan) dan mampu menginisiasi perubahan yang disruptif pada era
tersebut (sebagai perencana dan pelaku aktif setiap perubahan).

III.1.1 Profil lulusan Program Studi Sarjana kimia

Sesuai dengan Dokumen Akademik Kurikulum 2016, Profil Lulusan Prodi S1 Kimia
meliputi
1. Asisten Peneliti
2. Ahli madya dalam kontrol kualitas produk industri kimia
3. Pengelola pada industri pengolahan limbah
4. Konsultan Lingkungan
5. Pembelajar lanjut ke jenjang lebih tinggi (ke jenjang S2)
6. Supervisor industri
7. Teknisi/Laboran
8. Pegawai pemerintah
9. Wirausahawan

III.1.2 Profil lulusan Program Studi Magister Ilmu Kimia

Profil Lulusan Prodi S2 Kimia meliputi


1. Peneliti
2. Dosen/akademisi
3. Ahli dalam kontrol kualitas produk industri kimia
4. Ahli dalam pengelolaan limbah industri
5. Konsultan lingkungan hidup
6. Pembelajar lanjut (ke jenjang S3)

7
7. Supervisor industri kimia
8. Pegawai pemerintah
9. Wirausahawan

III.1.3 Profil lulusan Program Studi Doktor Ilmu Kimia

Profil Lulusan Prodi S3 Kimia meliputi


1. Peneliti
2. Dosen/akademisi
3. Ahli dalam kontrol kualitas produk industri kimia
4. Ahli dalam penanganan limbah industri
5. Konsultan lingkungan hidup
6. Supervisor industri kimia
7. Pegawai pemerintah
8. Wirausahawan

III.2 Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)

III.2.1 Capaian pembelajaran lulusan Program Studi Sarjana Kimia

Setiap lulusan program sarjana kimia memiliki capaian pembelajaran minimal sebagai
berikut:

CPL-1: Menginternalisasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kewarganegaraan,


kebangsaan, ketaatan hukum, etika akademik, profesional dan jiwa kemandirian.

CPL-2: Menguasai konsep teoritis secara mendalam struktur, reaksi dan energetika, isolasi,
purifikasi, identifikasi, karakterisasi, metrologi atom dan molekul, makromolekul
dan supramolekul, serta prinsip sustainabilitas kimia.

CPL-3: Menguasai konsep teoritis dan aplikasi kimia dalam bidang kimia material, kimia
hayati, kimia lingkungan, kimia industri dan kimia komputasi.

CPL-4: Kemampuan untuk melakukan penelitian, baik eksperimen atau


simulasi/komputasi, menganalisis data, dan menafsirkan hasil, serta menuliskan
dalam bentuk white paper atau grey literature (skripsi, prosiding, karya ilmiah)
dengan mengikuti kaidah dan etika akademik yang berlaku.

8
CPL-5: Kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dalam mendukung
pekerjaan dalam bidang kimia.

CPL-6: Kemampuan untuk menerapkan keilmuan kimia dalam kehidupan sehari-hari,


menangani bahan kimia berbahaya, dan menerapkan prinsip sustainabilitas dalam
kimia.

CPL-7: Kemampuan bekerja secara profesional.

CPL-8: Kemampuan berkomunikasi

CPL-9: Kemampuan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat

Pemetaan CPL S1 Kimia dengan kompetensi disruptif dan OBE


SETIAP LULUSAN PROGRAM SARJANA KIMIA
MEMILIKI CAPAIAN PEMBELAJARAN MINIMAL SEBAGAI BERIKUT:

1. SIKAP:

CPL-1: menginternalisasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kewarganegaraan,


kebangsaan, ketaatan hukum, etika akademik, profesional dan jiwa kemandirian.
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,
moral, dan etika;
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain;
f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat
dan lingkungan;
g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
i. menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara

9
mandiri; dan
j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

2. PENGETAHUAN:

CPL-2: menguasai konsep teoritis secara mendalam struktur, reaksi dan energetika,
isolasi, purifikasi, identifikasi, karakterisasi, metrologi atom dan molekul,
makromolekul dan supramolekul, serta prinsip sustainabilitas kimia.
a. menguasai konsep teoretis kimia secara mendalam, khususnya struktur atom,
ikatan kimia, sifat kimia, dan perubahan pada energi maupun kinetik molekul;
b. menguasai konsep teoretis reaksi transformasi dan sintesis molekul secara
mendalam;
c. menguasai konsep teoretis, prinsip, metoda, dan teknik identifikasi, karakterisasi,
isolasi (pemisahan), dan analisis kereaktifan molekul;
d. menguasai konsep dan prinsip pelestarian lingkungan secara umum;
e. menguasai konsep umum, prinsip, metode, teknik, dan pengetahuan operasional
lengkap tentang fungsi, cara mengoperasikan instrumen kimia yang umum;
f. menguasai konsep dan metode analisis data dan informasi yang dihasilkan dari
percobaan (eksperimen) kimia;
g. menguasai konsep umum, prinsip, dan teknik aplikasi piranti lunak untuk analisis
dan sintesis pada bidang kimia yang umum dan minimal pada satu bidang yang
lebih spesifik yaitu bidang kimia: organik, biokimia, analitik, kimia fisik, atau
anorganik
h. menguasai pengetahuan faktual tentang teknologi mutakhir di bidang analisis dan
sintesis molekul, makromolekul, dan supramolekul;
CPL-3: menguasai konsep teoritis dan aplikasi kimia dalam bidang kimia material,
kimia hayati, kimia lingkungan, kimia industri dan kimia komputasi.
a. Menguasai penerapan ilmu kimia dalam bidang kimia hayati, termasuk di
dalamnya kimia bahan alam, obat-obatan, pangan dan bioteknologi
b. Menguasai penerapan ilmu kimia dalam bidang industri, meliputi prinsip industri
kimia, konsep penjaminan mutu, energi, katalisis dan industri kosmetika.

10
c. Menguasai penerapan ilmu dalam bidang kimia lingkungan, meliputi
kemodinamika lingkungan, kimia bahan berbahaya dan beracun dan
pengelolaannya, metode analisis lingkungan, dan prinsip kimia hijau
d. Menguasai penerapan ilmu kimia dalam bidang material, yang meliputi sintesis
dan karakterisasi material komposit, nanomaterial, oilmer anorganik, design dan
rekayasa material serta material katalis
e. Menguasai penerapan ilmu kimia dalam rekayasa molekul dan perancangan obat
melalui pemodelan dan simulasi molekuler

3. KETERAMPILAN KHUSUS:

CPL-4: Kemampuan untuk melakukan penelitian, baik eksperimen atau


simulasi/komputasi, menganalisis data, dan menafsirkan hasil, serta menuliskan
dalam bentuk white paper atau grey literature (skripsi, prosiding, karya ilmiah)
dengan mengikuti kaidah dan etika akademik yang berlaku.
a. mampu melakukan percobaan (eksperimen) identifikasi, analisis, isolasi,
transformasi dan sintesis molekul kimia secara bertanggung jawab, menganalisis
data dan informasi yang diperoleh dari eksperimen, dan menghasilkan simpulan
yang tepat sesuai dengan standar etika ilmiah;
b. mampu menyelesaikan masalah identifikasi, analisis, isolasi, transformasi, dan
sintesis molekul melalui penerapan pengetahuan struktur, sifat, perubahan molekul
baik energi maupun kinetikanya, metode analisis dan sintesis pada bidang kimia
spesifik, serta penerapan teknologi yang relevan;
c. mampu melakukan analisis terhadap berbagai alternatif solusi yang tersedia dalam
penyelesaian masalah identifikasi, analisis, isolasi, transformasi, dan sintesis bahan
kimia dan menyajikan simpulan analisis untuk pengambilan keputusan yang tepat;
d. mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk
skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
CPL-5: Kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dalam mendukung
pekerjaan dalam bidang kimia.

11
e. mampu menggunakan piranti lunak untuk analisis dan sintesis pada bidang kimia
yang umum dan minimal satu bidang kimia yang lebih spesifik yaitu: organik,
biokimia, analitik, kimia fisik, atau anorganik;
f. mampu menggunakan teknologi informasi dalam konteks pengembangan keilmuan
dan implementasi bidang keahlian;
g. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali
data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiarisme;
h. Mampu mengelola dan memanfaatkan internet of things, berkolaborasi melalui real
dan virtual co-working space dan mengembangkan ilmu secara daring, termasuk di
antaranya pemanfaatan mesin pencari literatur daring (SciFinder, Web of Science)
CPL-6: Kemampuan untuk menerapkan keilmuan kimia dalam kehidupan sehari-
hari, menangani bahan kimia berbahaya, dan menerapkan prinsip sustainabilitas
dalam kimia.
i. mampu memanfaatkan keilmuan kimia dalam kehidupan sehari-hari;
j. memiliki pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan dalam bidang kimia
k. mampu melaksanakan pekerjaan dalam bidang kimia dan menangani bahan kimia
berbahaya sesuai referensi teknis (aturan dan standar) nasional dan internasional,
dan standar Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), serta peraturan
yang berlaku di wilayah kerjanya;
l. mampu mengantisipasi dan mengurangi dampak penggunaan zat kimia berbahaya
terhadap kesehatan dan keamanan lingkungan, sosial, dan ekonomi; dan
m. mampu mengedukasi masyarakat tentang dampak penggunaan zat kimia berbahaya
terhadap kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan secara efektif dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan media komunikasi yang relevan.

4. KETERAMPILAN UMUM:

CPL-7: Kemampuan bekerja secara profesional.

a. menguasai prinsip, metode dan teknik pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja


dan Lingkungan (K3L) di laboratorium dan di lapangan, khususnya penanganan
bahan kimia berbahaya;
b. menguasai konsep integritas akademik secara umum dan konsep plagiarisme secara

12
khusus, dalam hal jenis plagiarisme, konsekuensi pelanggaran dan upaya
pencegahannya.mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif
dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memerhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang
keahliannya;
c. mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
d. mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memerhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi;
e. mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di
bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;
f. mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing,
kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;
g. mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan
supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada
pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;
h. mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di
bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;
i. mampu menegakkan integritas akademik secara umum dan mencegah terjadinya
praktik plagiarisme;
j. Mampu bekerja di dalam lingkungan interdisipliner dan pada tim multi-terampil
CPL-8: Kemampuan berkomunikasi
a. menguasai konsep umum, prinsip, dan teknik komunikasi efektif secara lisan dan
tulis, pada lingkup keilmuan kimia;
b. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik secara tertulis dan lisan
dalam berbagai forum, disiplin dan mampu bekerjasama, dan berorganisasi dalam
tim, serta kemampuan untuk bersaing secara sehat.
c. mampu menggunakan minimal satu bahasa internasional untuk komunikasi lisan
dan tulis.

13
CPL-9: Kemampuan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat

a. menguasai pengetahuan faktual dan metode aplikasi dari referensi teknis (aturan dan
standar) nasional dan internasional, serta peraturan yang berlaku di wilayah
kerjanya untuk melakukan eksperimen kimia;
b. menguasai pengetahuan faktual dari isu kekinian dalam masalah ekonomi, sosial,
ekologi secara umum yang terkait dengan pemanfaatan bahan-bahan kimia oleh
masyarakat.
c. Memiliki daya adaptasi dan fleksibilitas terhadap perubahan yang cepat.
d. mampu beradaptasi, bekerja sama, berkreasi, berkontribusi, dan berinovasi dalam
menerapkan ilmu pengetahuan pada kehidupan bermasyarakat serta mampu
berperan sebagai warga dunia yang berwawasan global

III.2.2 Capaian pembelajaran lulusan Program Studi Magister Ilmu Kimia

(1) Sikap dan tata nilai (Attitude), (2) penguasaan bidang ilmu (Subject Specific Skill), (3)
kemampuan kerja (Generic Skills), dan (4) kemampuan manajerial (Manajemen Skills)

CPL Deskripsi

CPL-01 Sikap dan tata nilai

CPL-02 Memiliki pemahaman yang mendalam tentang fundamental ilmu kimia melalui
penguasaan konsep-konsep kunci dalam empat cabang utama ilmu kimia yaitu
kimia fisik, kimia organik, kimia anorganik dan kimia analitik.

CPL-03 Keahlian (mastering):


1. keahlian di bidang minat Kimia Anorganik
2. keahlian di bidang minat Kimia Fisik
3. keahlian di bidang minat Kimia Organik
4. keahlian di bidang minat Kimia Analitik
5. keahlian di bidang minat Kimia Lingkungan

CPL-04 Mampu memahami peran sentral ilmu kimia dan menggunakannya sebagai
dasar dalam menyelesaikan masalah masyarakat luas yang menuntut inisiatif
dan originalitas terutama terkait dengan penggunaan bahan kimia yang aman,
masalah lingkungan, energi, pangan, dan kesehatan.

CPL-05 Kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan informasi kimia yang

14
handal, merespon dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat, membuat
keputusan yang tepat, memecahkan masalah, dan mengevaluasi tindakan terkait
dengan cabang utama ilmu kimia (analitik, organik, fisik, anorganik) dan
terapannya.

CPL-06 Kemampuan merencanakan dan melaksanakan riset yang berpotensi untuk


publikasi (paten dan jurnal ilmiah)

CPL-07 Kemampuan menghasilkan publikasi ilmiah dari hasil riset

CPL-08 Memiliki keterampilan berpikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah


yang kompleks dalam konteks analisis data dan desain riset, terutama dalam
mengintegrasikan konsep dan keterampilan kerja laboratorium untuk
merumuskan hipotesis, merencanakan dan melaksanakan eksperimen,
mengumpulkan dan mengevaluasi data, menginterpretasi, dan menarik
kesimpulan yang benar.

CPL-09 Memiliki kemampuan dalam mengkomunikasikan ide dan solusi dengan


profesional dengan latar belakang ilmu yang berbeda dan dapat membuka
penemuan baru di bidang kimia maupun di bidang lain yang terkait.

CPL-10 Kemampuan menjadi pembelajar sepanjang hayat

III.2.3 Capaian pembelajaran lulusan Program Studi Doktor Kimia

(1) Sikap dan tata nilai, (2) penguasaan pengetahuan, (3) kemampuan kerja, dan (4)
kemampuan manajerial

CPL Deskripsi

CPL-01 Sikap dan tata nilai

CPL-02 Pengetahuan dasar

CPL-03 Pengetahuan keahlian:


1. keahlian bidang minat Kimia Anorganik
2. keahlian bidang minat Kimia Fisik
3. keahlian bidang minat Kimia Organik
4. keahlian bidang minat Kimia Analitik
5. keahlian bidang minat Kimia Lingkungan

CPL-04 Mampu berkontribusi pada munculnya wawasan ilmiah baru atau inovasi
aplikasi baru dari penelitian di bidang kimia.

CPL-05 Kemampuan untuk mengakses dan menafsirkan informasi, merespon dan


beradaptasi dengan perubahan yang cepat, membuat keputusan yang kompleks,

15
memecahkan masalah, dan mengevaluasi tindakan di bidang dasar kimia
(analitik, organik, fisik, anorganik) dan kimia terapan serta penggunaannya di
dalam masyarakat secara luas.

CPL-06 Kemampuan merencanakan dan melaksanakan riset yang siap untuk publikasi
(paten dan jurnal ilmiah)

CPL-07 Kemampuan menghasilkan publikasi ilmiah dari hasil riset

CPL-08 Understand the ethical, historic, philosophical, and environmental dimensions


of problems and issues facing chemists.

CPL-09 Kemampuan komunikasi ilmiah secara verbal dan tertulis

CPL-10 Kemampuan menjadi pembelajar sepanjang hayat (life-long learning)

III.3 Kompetensi Lulusan Program Studi Sarjana Kimia

Sesuai dengan Dokumen Akademik Kurikulum 2016, Kompetensi Lulusan Prodi S1 Kimia
dikelompokkan dalam:
1. Sikap (Attitute)
2. Pengetahuan (Knowledge)
3. Keterampilan Khusus (Subject Specific Skills)
4. Keterampilan Umum (Generic Skills)
5. Pengembangan Diri (Self Development)
Setiap Profil Lulusan perlu memenuhi kompetensi tertentu untuk menjamin Profil Lulusan
yang kuat (mainstream skills sebagai object perubahan Era Industri 4.0). Untuk mampu
menginisiasi perubahan yang disruptif pada era tersebut (sebagai Subject Aktif perubahan),
Kompetensi Lulusan perlu ditambahkan kompetensi tambahan, yang akan disebut
Kompetensi Disruptif (KD).
1. Sikap

Kode Rumusan Capaian Pembelajaran

S1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religious.

S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas


berdasarkan agama, moral dan etika.

16
S3 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.

S4 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.

S5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan


kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

S6 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap


masyarakat dan lingkungan.

S7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

S9 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang


keahliannya secara mandiri.

S10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

2. Pengetahuan

Kode Rumusan Capaian Pembelajaran

T1 Sains dasar meliputi matematika, fisika, kimia, dan biologi.

T2 Aspek umum dari istilah kimia: tatanama, konversi dan satuan-satuan


dalam ilmu kimia.

T3 Tipe-tipe umum reaksi kimia dan sifat-sifat yang menyertainya.

T4 Prinsip dan prosedur yang digunakan dalam analisis kimia serta


karakterisasi senyawa-senyawa kimia, termasuk spektroskopi.

T5 Sifat perbedaan keadaan materi dan teori-teori yang mendasari.

T6 Prinsip termodinamika dan penggunaannya dalam ilmu kimia.

T7 Kinetika perubahan kimia termasuk di dalamnya interpretasi mekanisme


reaksi kimia dan katalisis.

T8 Teknik separasi dan isolasi senyawa kimia.

T9 Strategi sintesis senyawa kimia.

T10 Hubungan antar individu atom, molekul dan makromolekul terhadap


sifatnya.

17
T11 Isu-isu terbaru dalam kemajuan dan penelitian bidang kimia.

3. Keterampilan Umum

Kode Rumusan Capaian Pembelajaran

TU1 Merencanakan dan melaksanakan pekerjaan laboratorium dalam bidang


sains dasar meliputi matematika, fisika, kimia, dan biologi.

TU2 Menggunakan ilmu kimia untuk penyelesaian masalah di alam baik


kualitatif maupun kuantitatif.

TU3 Menganalisis masalah serta merencanakan strategi untuk memecahkan


masalah.

TU4 Menganalisis, interpretasi dan sintesis dari data dan informasi kimia.

TU5 Menjalankan sistem jaminan kualitas dalam ilmu kimia.

TU6 Mempresentasikan dan memberikan argumentasi secara jelas dan benar


dalam bidang kimia.

4. Keterampilan Khusus
Kode Rumusan Capaian Pembelajaran

TK1 Menyiapkan, memperlakukan dan mengelola bahan kimia dengan benar


dan aman.

TK2 Melakukan kegiatan dalam bidang kimia: sintesis, analisis sistem


anorganik dan organik.

TK3 Melakukan pengamatan dan pengukuran sifat-sifat kimia.

TK4 Melakukan interpretasi data hasil pengamatan laboratorium.

TK5 Mengoperasikan peralatan standar kimia: distilasi, ekstraksi, spektrometri,


elektroanalis, dll.

TK6 Melakukan penelusuran informasi kimia dengan cepat, akurat dan terkini.

TK7 Memanfaatkan mesin pengolah data dan teknologi informasi dalam bidang
kimia.

TK8 Menggunakan bahasa lisan dan tertulis baik untuk Bahasa Indonesia
maupun Bahasa Inggris.

TK9 Menyajikan laporan dan karya ilmiah secara lisan dan tertulis.

18
5. Pengembangan Diri

Kode Rumusan Capaian Pembelajaran

PD1 Berkomunikasi dengan baik secara tertulis dan lisan dalam berbagai forum
ilmiah.

PD2 Disiplin dan mampu bekerjasama dengan tim.

PD3 Berinteraksi dengan orang lain.

PD4 Merencanakan dan melaksanakan penelitian.

PD5 Berorganisasi dengan baik.

PD6 Kemampuan untuk bersaing secara nasional dan internasional.

6. Kompetensi Disruptif (KD)

Kode Rumusan Capaian Pembelajaran

KD1 Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan natural


products asli Indonesia sebagai raw materials baru.

KD2 Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan by


products, waste materials sebagai raw materials untuk produksi base
chemicals yang lebih hijau.

KD3 Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan energi


terbarukan untuk efisiensi penggunaan energi.

KD4 Penguasaan metode pengolahan data besar dan metode statistik untuk
desain material, analisis kimia dan optimasi proses kimia.

KD5 Mampu mengelola dan memanfaatkan internet of thing, berkolaborasi


melalui virtual co-working space dan mengembangkan ilmu secara daring.

KD6 Berpikir kritis dalam hal analisis data dan desain eksperimen.

KD7 Problem-solving skills including the demonstration of self-direction,


initiative and originality

KD8 Memiliki keingintahuan, kreativitas dan daya inovasi yang tinggi.

KD9 Memiliki kemampuan komunikasi, berinteraksi, dan berkolaborasi secara


profesional dengan bidang lain

19
KD10 Memiliki daya adaptasi dan fleksibilitas yang tinggi.

KD11 Mampu bekerja pada lingkungan interdisipliner dan pada tim multi-
terampil

KD12 Memiliki pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan dalam bidang


kimia

20
BAB IV
ADAPTASI PENDIDIKAN 4.0 DI DEPARTEMEN KIMIA

IV.1 Adaptasi Proses Penerimaan Mahasiswa

Calon mahasiswa yang sudah memiliki skill dan prestasi memiliki nilai tambah,
seperti telah mendapat medali olimpiade sains nasional maupun internasional di tingkat SMA
maupun kompetisi non akademik lainnya. Peserta olimpiade sains nasional di bidang kimia
biasanya memiliki cara berpikir kritis karena sudah terbiasa menghadapi soal-soal yang
memiliki banyak variasi, sesuai dengan kompetensi lulusan yang diharapkan.

IV.2 Adaptasi Sarana dan Prasarana

IV.2.1 Real co-working space

Adanya dinding penyekat baik secara fisik maupun virtual inter dan antar
laboratorium menjadi salah satu permasalahan yang harus diatasi, mengingat belakangan ini
trend penelitian sudah bergeser ke arah riset aplikatif dan melibatkan disiplin ilmu yang
beragam, serta pembelajaran sudah ke arah student centered learning.
Dalam konteks penelitian, tidak seperti laboratorium pada umumnya, dimana
laboratorium (dalam konteks kimia adalah laboratorium eksperimen maupun komputasi)
secara fisik dipisah berdasarkan minat, maka ide dari laboratorium terpadu adalah para
peneliti, baik dosen (muda), mahasiswa S1, S2 dan S3 dari berbagai macam minat dan latar
belakang menempati ruang yang sama sehingga para peneliti dapat berdiskusi secara intensif
untuk menyelesaikan permasalah-permasalahan penelitian dari berbagai sudut pandang.
Nama laboratorium/minat tetap ada, dan kepala laboratorium/minat tetap bertanggung jawab
atas laboratorium dan minat yang dipimpinnya.
Selain itu, juga dalam rangka merealisasikan konsep student-centered learning, ruang
kerja (kantor) juga tidak ada sekat antar sivitas akademika sehingga bisa berdiskusi dengan
cukup intensif juga untuk membuat rancangan paten, publikasi dan rencana penelitian ke
depan maupun berdiskusi tentang materi ajar.

21
Dosen dan mahasiswa juga seharusnya bisa bekerja di ruangan yang sama yang bisa
dibuat dengan senyaman mungkin. Menurut Suarez (2014), co-working space meliputi area
untuk bekerja sama (ruang besar terbuka dengan banyak meja kerja), ruang untuk rapat dan
makan dan minum. Kyrö dan Artto (2015) dan Sankari, dkk. (2018) berpendapat bahwa
co-working space untuk dunia akademik meliputi: area untuk untuk presentasi, tempat untuk
rapat dan belajar berkelompok, dapur, ruang terbuka untuk studi dan pertemuan, dan ruang
praktek sesuai dengan bidang keahliannya. Dengan demikian, interaksi yang terjadi
diharapkan dapat memacu riset dan paten yang sudah ada. Hal ini didukung oleh riset yang
dilakukan oleh Bouncken dan Reuschl (2016). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
co-working space dapat meningkatkan keampuhan, komunitas, dan kepercayaan individu.
Sejauh ini Departemen Kimia juga sudah mengadakan acara makan bersama paling
tidak setiap hari Jumat. Di acara makan bersama juga sering timbul interaksi yang
memberikan dampak positif untuk kemajuan Departemen Kimia, FMIPA dan UGM secara
umum.

IV.2.2 Virtual co-working space

Virtual co-working space dapat memanfaatkan media berikut:


1. Webex
2. Untuk sarana pertukaran dan pemanfaatan dokumen serta informasi dapat memanfaatkan
Team Drive dari Google Drive yang dilanggan UGM
3. Untuk sarana Meeting/Diskusi Online dapat memanfaatkan Webex, Skype Bisnis dari
Microsoft 365 yang dilanggan UGM
4. Untuk sarana distribusi bahan ajar beserta kolaborasi Tugas dalam proses pembelajaran
dapat memanfaatkan Class Notebook atau Staff Notebook dari Microsoft 365 yang
dilanggan UGM
5. Untuk kolaborasi pengembangan perangkat lunak dan aplikasi maka dapat memanfaatkan
GitHub atau StaffHub dari Microsoft yang free untuk kalangan akademik
Akan lebih baik jika software virtual co-working space dibuat oleh sivitas akademika UGM
sendiri yang ahli di bidangnya.

22
IV.2.3 Akses literatur

Pada era pendidikan dan riset 4.0, informasi seharusnya bisa didapat dengan mudah.
Akan tetapi, masih banyak jurnal elektronik maupun buku yang tidak bisa diakses karena
belum dilanggan oleh lembaga (UGM). Walaupun sekarang ada piranti lunak untuk
mengunduh hampir semua referensi yang ada, tetapi legalitasnya masih dipertanyakan.
Secara naif bisa dikatakan bahwa metode membajak jurnal online merupakan salah satu
bentuk disruptif kepada para penerbit jurnal dimana seharusnya akses yang diberikan adalah
gratis, walaupun ada juga banyak jurnal yang memberlakukan akses terbuka tetapi penulis
harus membayar untuk menerbitkannya Selain itu, mesin pencari literatur juga masih sangat
terbatas. Sejauh ini, untuk mencari literatur hanya mengandalkan mesin pencari gratis seperti
Google Scholar yang tingkat relevansi pencariannya sangat rendah. Oleh karenanya
diperlukan piranti lunak yang lebih canggih seperi SciFinder aau Web of Science yang
mampu mencari lebih spesifik.

IV.2.4 Instrumen kimia dengan teknologi mutakhir

Instrumentasi merupakan tulang punggung dari kimia, baik untuk penelitian maupun
pendidikan. Dengan adanya teknologi mutakhir dari instrumen kimia (termasuk sarana
komputer untuk kimia komputasi), diharapkan dapat membantu pendidikan dan
menghasilkan penelitian-penelitian yang berkualitas.

IV.3 Adaptasi Proses Pembelajaran Kimia

IV.3.1 Student-centered learning

Pengembangan pembelajaran berbasis Student Centered Learning yang memfasilitasi


pemanfaatan Teknologi Informasi (STAR) menjamin tercapainya learning outcomes program
studi yang disusun melalui studi, analisis, dan pemodelan sistem adaptif ke masa depan.
Dalam prakteknya, kimia sebagai ilmu dasar dan ilmu semi-terapan dapat menggunakan
metode pembelajaran sebagai berikut:
1. Collaborative and cooperative learning

23
Metode pembelajaran ini cocok diterapkan di mata kuliah yang cukup dasar, misalkan
antara semester 1-5 prodi Sarjana. Pada prakteknya, mahasiswa diberi tugas untuk
menyelesaikan contoh-contoh soal, baik secara individu maupun berkelompok. Hasilnya
akan didiskusikan dan dipresentasikan. Feedback akan diberikan oleh dosen dan
mahasiswa lain. Soal yang diberikan berupa soal-soal yang jawabannya sudah pasti
maupun masih butuh pemahaman lebih lanjut. Hasil yang diharapkan dari metode
pembelajaran ini adalah (Smith, 1992):
● Peserta didik mendapat pengetahuan dari berbagai sudut pandang dari orang-orang
dengan latar belakang yang beragam.
● Peserta didik belajar berkembang dalam lingkungan dimana interaksi antar peserta
didik terjadi.
● Dalam lingkungan collaborative learning, para peserta didik ditantang secara sosial
dan emosional untuk mendengarkan perspektif yang berbeda, dan dituntut untuk
mempertahankan ide-ide mereka. Dengan demikian, para peserta didik mulai
menciptakan kerangka konseptual unik mereka sendiri dan tidak hanya mengandalkan
dosen dan buku teks. Dengan demikian, dalam pengaturan pembelajaran kolaboratif,
peserta memiliki kesempatan untuk berbicara dengan teman sebaya,
mempresentasikan dan mempertahankan ide, bertukar keyakinan yang beragam,
mempertanyakan kerangka konseptual lainnya, dan terlibat secara aktif.
2. Case-based learning
Metode pembelajaran ini lebih cocok diterapkan di mata kuliah pilihan multidisipliner
(seperti Kimia Lingkungan, dll). Dosen akan memberikan tugas berupa kasus-kasus
terkini di dunia nyata dalam ruang lingkup kimia. Mahasiswa diminta mendiskusikan
kasus-kasus tersebut dan menggunakan pengetahuan yang sudah diperoleh untuk
menyelesaikan kasus tersebut.
3. Problem-based learning
Metode pembelajaran ini mirip dengan case-based learning, bedanya adalah bahwa
masalah yang diberikan kepada mahasiswa bisa memiliki solusi yang beragam, dan
fasilitator (dosen) berperan lebih sedikit dibandingkan dengan case-based learning. Dosen
harus mampu mejadi fasilitator bagi para mahasiswa untuk melatih dirinya dalam studi
kasus dan cara pemecahannya.

24
4. Project-based learning
Metode pembelajaran ini lebih cocok diterapkan di mata kuliah pilihan yang ke arah
industri/wirausaha (Kimia Industri). Dosen akan memberikan tugas berupa membuat suatu
proyek yang berhubungan dengan terapan kimia untuk industri atau wirausaha.
5. Research-based learning
Metode pembelajaran ini lebih cocok diterapkan di mata kuliah pilihan multidisipliner
(seperti Kimia Lingkungan, dll), maupun mata kuliah dasar tetapi yang tingkatannya
sudah agak tinggi (seperti Analisis Instrumentasi). Dosen bisa mengambil rujukan dari
penelitian-penelitian terbaru untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran. Mahasiswa
bisa diminta merasionalisasikan relevansi penelitian-penelitian tersebut dengan materi
yang akan diajarkan.
Secara teknis, dosen dan mahasiswa juga dapat memanfaatkan media online yang
sudah dibuat oleh UGM seperti ELISA, ELOK dan “Menara Air UGM” maupun media
seperti Google classroom. Dosen dalam pembelajaran 4.0 hanya perlu berperan sebagai
fasilitator dan pengarah, dimana semua media pembelajaran dapat diakses dari mana saja.
Selain itu, waktu pelaksanaan perkuliahan juga seharusnya tidak terikat waktu dalam 1
semester saja, tetapi bisa lebih fleksibel seperti dalam 1 tahun atau bahkan kurang dari 1
semester. Metode penyampaian materi juga bisa langsung terjun ke lapangan, misalkan
mengikuti summer course berkolaborasi dengan universitas di luar negeri.

IV.3.2 Outcome-based education

Penerapan pembelajaran berbasis luaran (Outcome Based Education) menjadi sebuah


keharusan untuk memberikan ruang dalam merumuskan capaian pembelajaran (learning
outcome), desain ulang kurikulum, pengembangan karakter dan kreativitas mahasiswa,
keselarasan yang konstruktif antara capaian pembelajaran lulusan, metode pembelajaran,
hingga cara pengukuran capaian pembelajaran/sistem penilaian.

IV.3.3 Unit startup industri berbasis bahan kimia

Startup company merupakan salah satu bisnis yang sedang berkembang di era saat
ini. Perusahaan Startup umumnya didominasi dari industri Information, Communication
Technology (ICT). Pada era disruptif pekerjaan akan lebih sukar diperoleh sehingga

25
mahasiswa kimia perlu dibekali pengetahuan kewirausahaan berbasis kimia agar mereka
mampu berkompetisi di Era 4.0 dengan membangun usaha-usaha start-up.

IV.3.4 Kuliah mayor dan minor

Kuliah mayor (kimia) dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan serta


keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh lulusan kimia sesuai dengan CPL. Kuliah
minor memperbolehkan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah-mata kuliah penunjang di
luar program studi atau bahkan lintas fakultas yang dapat melengkapi kuliah mayornya, atau
untuk mengeksplorasi pengetahuan-pengetahuan di luar bidang mayor. Keuntungan dari
mengambil kuliah minor adalah dapat melihat permasalahan dari sudut pandang yang
berbeda sehingga diharapkan dapat menemukan cara alternatif untuk menyelesaikan suatu
masalah.

IV.4 Adaptasi Pengabdian Kepada Masyarakat

Melakukan edukasi masyarakat untuk hidup sesuai prinsip kimia hijau yaitu reduce,
reuse, recycle dalam konteks hemat energi, hemat air, pengelolaan limbah kimia domestik.
Mereka juga harus mendapatkan informasi yang benar mengenai penggunaan bahan kimia
dalam rumah tangga seperti bahan aditif makanan, deterjen, insektisida, pestisida, dan lain-
lain secara benar.

IV.5 Adaptasi Riset

Menyesuaikan tema-tema riset departemen dengan tema-tema riset global yg bersifat


disruptif seperti riset-riset nanosains dan nanoteknologi berbasis green process. Hasil riset
tersebut kemudian dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan swa-sembada fine chemicals dan
sebagai materi kuliah.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bouncken, R.B. and Reuschl, A.J., 2016, “Coworking-spaces: how a phenomenon of the
sharing economy builds a novel trend for the workplace and for entrepreneurship”,
Review of Managerial Science, 12 (1), 1-18.
Kyrö, R. and Artto, K., 2015, “The development path of an academic co-working space on
campus: case energy garage”, Procedia Economics and Finance, 21, 431-438.
Sankari, I., Peltokorpi, A. Nenonen, S., 2018, "A call for co-working – users’ expectations
regarding learning spaces in higher education", Journal of Corporate Real Estate, 20
(2), 117-137.
Schwab, K., 2016, The Fourth Industrial Revolution, World Economic Forum Switzerland
www.weforum.org
Smith, B. L., and MacGregor, J. T., 1992, "What is collaborative learning?" In Goodsell, A.
S., Maher, M. R., and Tinto, V. (Eds.), Collaborative Learning: A Sourcebook for
Higher Education. National Center on Postsecondary Teaching, Learning, &
Assessment, Syracuse University.
Suarez, R., 2014, The Coworking Handbook: The Guide for Owners and Managers, Amazon,
Great Britain.
von Knop, Jan, 2016, Chemistry 4.0 Challenges and Solutions for the Digital
Transformation, Croat. Chem. Acta, 89 (4), 397-402.

27

Anda mungkin juga menyukai