190-197
ABSTRAK
Well X adalah salah satu sumur milik PT Pertamina EP Assest 4 Field Cepu. Untuk
meningkatkan produksi maka dilakukan pengujian sumur untuk mengetahui kondisi reservoir pada
sumur X. Pada pengembangan produksi sumur X maka dibutuhkan analisa yang bertujuan untuk
mendapatkan laju produksi optimum. Salah satu metode yang akan digunakan penulis pada analisa
ini adalah Modified Isochronal Test. Adapun cara pengambilan data menggunakan metode Pressure
Build Up (PBU). Berdasarkan hasil penelitian uji deliverabilitas sumur X dengan software Ecrim
V4.02 dan Pipesim 2011, diperoleh harga n (bilangan eksponen) sebesar 0,554979 yang menunjukkan
bahwa aliran sumur X adalah Turbulen. Sedangkan untuk nilai AOFP (Absolute Open Flow
Potensial) yaitu 95,4743 MMscfd pada tekanan atmosfir. Dengan menggunakan Pipesim, maka hasil
analisanya didapatkan laju optimum sumur X sebesar 8 MMscf/d dengan menggunakan ukuran tubing
2,875 inci dan ukuran choke 24/64 inci.
1. PENDAHULUAN
Salah satu tujuan dari pengujian sumur terutama pada sumur gas adalah untuk
mendapatkan suatu nilai deliverabilitas dari sumur tersebut. Deliverabilitas merupakan suatu
performa dari reservoir dalam mengalirkan gas kepermukaan melewati media yang berpori
dapat dinyatakan dalam bentuk grafik hubungan tekanan dengan rate produksi. Uji
deliverabilitas ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tekanan yang terjadi pada dasar
sumur yang berhubungan terhadap laju alir produksi konstan di kepala sumur. Ada tiga
metode yang dapat digunakan untuk melakukan uji deliverbalitas, yaitu : Back Pressure,
Isochronal, dan Modified Isochronal(2). Dari ketiga metode tersebut terdapat beberapa
kekurangan dan kelebihan dalam menganalisa nilai deliverabilitasnya. Dikarenakan
kekurangan dari metoda Back Pressure dan Isochronal yang harus menunggu alirannya stabil,
tentunya hal itu membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan nilai stabil, maka metoda
yang di kembangkan oleh Katz ini, yaitu Modified Isochronal yang tidak memerlukan nilai
suatu laju alirannya mencapai stabil(1). Maka dari itu penulis mengambil judul yang sesuai
dengan kegiatan di atas yaitu “Analisa PBU (Pressure Build Up) – MIT (Modified
Isochronal Test) Sumur X Lapangan Y untuk Menentukan Laju Produksi Optimum ”.
2. METODE
190
Een Sunarman, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 190-197
• Data uji sumur. Data ini berisikan data tekanan, temperatur dan waktu yang
didapatkan dari data BHP dan BHT pada EMR (Electric Memory Recording).
Yang di gunakan untuk mengisi load data pada Software Ecrin 4.02. Selain data
EMR juga di butuhkan data test yang berupa laju alir produksi, Pwf dan Pws
yang di dapatkan dari hasil analisa output load data EMR.
• Data sumuran. Data yang berisi dari data tubing, mulai dari ukuran tubing,
kedalaman tubing, kedalaman perforasi, yang akan digunakan untuk
mendapatkan tubing intake menggunakan Software Pipesim.
2.2 Diagram Penelitian
191
Een Sunarman, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 190-197
3. PEMBAHASAN
192
Een Sunarman, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 190-197
193
Een Sunarman, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 190-197
300
200
100
3790
Pressure [psia]
3770
3750
0 20 40 60 80 100 120
Dari gambar diatas kita bisa menganalisa grafik tersebut untuk medapat nilai dari
Pws dan Pwf yang akan digunakan dalam analisa selanjutnya, sehingga mendapat hasil
seperti Tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Data Pws dan Pwf Sumber, Output Ecrin 4.02
Q Pwf Pws Pwf^2 Pws^2 Pws^2-Pwf^2
mmscfd Psia Psia Psia Psia Psia
5.69 3804.71 3814.87 14475818 14553233 77414.9328
8.11 3795.57 3814.99 14406352 14554149 147797.0752
9.98 3786.84 3814.99 14340157 14554149 213991.5145
12.51 3773.15 3814.98 14236661 14554072 317411.4779
7.75 3797.47 3814.74 14420778 14552241 131462.8667
194
Een Sunarman, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 190-197
Hasil dari grafik pada Gambar 3 di atas dapat dijelaskan pada Tabel 4 dibawah ini.
Dari Gambar 3 dan Tabel 4 di atas, didapatkan nilai AOFP sebesar 95,4743 MMscfd
yang mana memiliki arti bahwa sumur X bisa memproduksi gas dengan maksimal
sebesar 95,4743 MMscfd. Juga nilai C sebesar 10,1577 Mscf/d/psia, serta nilai n sebesar
0,554979, yang kemudian menghasilkan nilai skin sebesar 3,3 dan nilai permeabilitas
sebesar 78,3 mD. Dengan demikian kita bisa melanjutkan ke analisa berikutnya yaitu
menentukan kurva IPR dari sumur X.
Pembuatan Kurva Deliverabilitas
Ketika nilai AOFP sudah didapatkan, selanjutnya akan dibuat kurva deliverabilitas.
Kurva deliverabilitas gas atau kurva Inflow Performance Relationship (IPR) merupakan
permalan laju alir yang diinginkan dengan tekanan dasar sumur mulai dari tekanan
reservoir hingga kondisi permukaan, yaitu dengan memplot nilai q dengan berbagai
asumsi harga Pwf seperti yang ditabulasikan pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Data Laju Alir Berdasarkan Pwf Asumsi
Pwf (Psia) Qg (MMscfd)
0 95.95576
200 95.80929
400 95.36880
600 94.63101
800 93.59028
1000 92.23840
1500 87.41536
2000 80.27942
2500 70.27543
3000 56.21260
3500 34.48701
3814,74 0
Data yang terdapat pada Tabel 5 digunakan untuk membuat kurva Inflow
Performance Relationship (IPR) dengan cara memplot kedua variable tersebut yaitu Pwf
dan Qg, sehingga menghasilkan kurva seperti pada Gambar 4 berikut ini.
195
Een Sunarman, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 190-197
IPR
5000
Pwf, Psia 4000
3000
2000
1000
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Rate, MMscfd
5.500,00
4.500,00
Pwf, Psia
3.500,00
2.500,00
1.500,00
500,00
-500,00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Rate, Mmscfd
196
Een Sunarman, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 190-197
Setelah di analisa dari sensitivitas choke, hasil yang mendekati dengan data tes yaitu
menggunakan Choke 24/64 inci, dimana dengan laju alir tes sebesar 8,11 MMscf/d
dengan laju optimum sebesar 8 MMscf/d. Dengan demikian jika dibandingkan dengan
laju produksi saat ini, yaitu pada Choke 24/64 inci sebesar 7,5 MMscfd, maka laju
produksinya dadapt dinaikkan menjadi 8 MMscfd dengan menggunakan Choke 24/64
inci.
4. SIMPULAN
Dari hasil penelitian uji deliverabilitas sumur X, di diperoleh harga n sebesar 0,554959
yang menunjukkan bahwa jenis aliran gas yang terbentuk pada sumur X adalah Turbulen.
Dari hasil penelitian ini, harga C atau koefisien performa yang menggambarkan posisi kurva
deliverabilitas yang stabil di peroleh sebesar 10,1577 Mscf/d/psia,
Dari hasil penelitian ini, didapatkan nilai AOFP sebesar 95,4743 MMscfd. Yang mana di
definisikan sebagai kemampuan suatu sumur gas untuk memproduksi gas ke permukaan
dengan laju aliran maksimum pada tekanan dasar sumur sebesar tekanan atmosfir.
Dari hasil penelitian yang menggunakan Software Ecrin 4.02 ini, didapat nilai Skin
sebesar 3,3 yang berarti terjadi kerusakan formasi pada reservoir sumur X dan permeabilitas
sebesar 78,3 mD yang berarti reservoir tersebut memiliki kualitas permeabilitas yang sangat
baik untuk mengalirkan fluida.
Dari hasil penelitian ini, laju optimum sumur X adalah sebesar 8 MMscf/d dengan
menggunakan ukuran tubing 2,875 inci dan ukuran Choke 24/64”.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] D. V Rukmana, Dadang; Kristanto, Dedy, Cahyoko Aji, Teknik Reservoir “Teori dan
Aplikasi”. Yogyakarta: Pohon Cahaya, 2011.
[2] Abdassah, Doddy. 2015. Pressure Transient Analysis (Well testing). Jakarta: Ikatan Ahli
Teknik Perminyakan Indonesia.
[3] C. U Ikoku, Natural Gas Production Engineering. USA: The Pennsylvania State University,
1992.
[4] Bourdet, Dominique., “Well Test Analysis: The Elsevier Science B. V., Amsterdam,
Netherland, 2002
[5] Chaudry, Amanat U. “ Gas Well Testing Handbook”. Elsevier. Chapter 6: Fundamental of
Pressure Build Up Method (Halaman 319-339). 2003.
[6] Prihantini, Agustina. dkk. 2016. “Analisa Laju alir Sumur Produksi Berdasarkan Uji
Deliverabilitas di Sumur “TY-07” Lapangan KAG”. The 2 nd Conference on Innovation and
Industrial Application.
[7] “………… Pipesim User Manual Version 2011.1.2. Petroleum Expert. 2011
[8] “………… Ecrin Version v4.02.04 Manual Book, Kappa Engineering.
[9] ………….. Data Lapangan PT. Pertamina EP Asset 4 pada Sumur “X”.
197