Anda di halaman 1dari 30

4.

3 Aliran Fluida Dalam Pipa

 Aliran fluida nyata lebih rumit daripada aliran fluida ideal, sehingga
persamaan-persamaan diferensial parsial yang biasa digunakan untuk
menghitung aliran ideal (persamaan Euler) tidak mempunyai
persamaan umum. Untuk menjawab soal-soal aliran fluida nyata
digunakan cara-cara semi empiris dan hasil percobaan.

 Ada dua jenis aliran mantap dari fluida-fluida nyata yang harus
dipahami dan diselidiki. Aliran-aliran itu disebut aliran laminer dan
aliran turbulen. Kedua jenis aliran tersebut diatur oleh hukum-hukum
yang berbeda.
 Aliran Laminer (Re ≤ 2000)

Dalam aliran laminer partikel-partiel fluidanya bergerak di sepanjang


lintasan-lintasan lurus, sejajar dalam lapisan-lapisan atau laminer.
Besarnya kecepatan-kecepatan dari laminae yang bedekatan tidak
sama. Aliran laminer diatur oleh hukum yang menghubungkan
tegangan geser ke laju perubahan bentuk sudut, yaitu hasil kali
kekentalan fluida dan gradien kecepatan atau τ = µ dv/dy. Kekentalan
fluida tersebut dominan dan karenanya mencegah setiap
kecenderungan menuju kondisi-kondisi turbulen.

 Aliran Turbulen (Re > 2000)

Dalam aliran turbulen partikel-partikel bergerak secara serampangan


ke semua arah. Tidaklah mungkin untuk menjejaki gerakan sebuah
partikel tersendiri.
 Bilangan Reynolds

Untuk pipa – pipa bundar dengan aliran penuh,

ud ρ u d u (2 r0 )
Bilangan Reynolds, Re = atau = ........(5.4)
µ v v

Dimana, u = kecepatan rata – rata dalam m / s


d = garis tengah pipa dalam m,
r0 = jari – jari pipa dalam m,
υ = kekentalan kinematik fluida dalam m2/s
ρ = rapat massa fluida dalam kg/m3
µ = kekentalan mutlak dalam Pa s
Untuk irisan – irisan penampang yang tidak bundar
Perhitungan bilangan Reynold didasarkan pada jari – jari hidraulik, R
yaitu perbandingan luas irisan penampang terhadap keliling yang
terbasahi. A
R=
Keliling

u (4 R)
sehingga : Re = ..............(5.5)
v

υ = kekentalan kinematik fluida (SI adalah m2 /s)


u = kecepatan fluida (m/s)

Kecepatan Kritis
Kecepatan kritis adalah kecepatan dimana semua turbulensi diredam
oleh kekentalan fluidanya. Telah ditemukan bahwa batas atas aliran
laminer yang mempunyai arti penting dinyatakan oleh suatu bilangan
Reynold sebesar kira – kira 2000
Contoh Soal 1
 Tentukan kecepatan kritis pada aliran laminer Re = 2000 untuk (a)
minyak bakar medium pada 15, 60C (kekentalan kinematik adalah 4, 41
x 10-6 m2/s) yang mengalir melalui sebuah pipa 152,4 mm, (b) air pada
15, 60C (kekentalan kinematik adalah 1,13 x 10-6 m2/s ) yang mengalir
dalam pipa 152, 4 mm

 Jawab

a. Untuk Minyak bakar,


2000 = Re = uc .
d
= uc .
(0,1524 )
v (4, 410 x10−6 )
uc = 0,058 m / s
b. Untuk air,
(0,1524)
2000 = uc uc = 0,0149 m / s
(1,130 x 10 −6 )
Contoh Soal 2
Tentukan jenis aliran yang terjadi dalam sebuah pipa 305 mm bila (a)
air pada 15, 60 C mengalir pada kecepatan 1, 067 m/s (υ = 1,13x10-6) dan
(b) minyak bakar berat (kekentalan kinematik adalah 205 x 10-6 m2/s)
pada 15,60 C mengalir pada kecepatan yang sama.

 Jawab :
a. Re = u . d = (1, 067 ). (0, 305) = 288. 000 (> 2000) → aliran turbulen
υ (1,130 x10 )
−6

b. Minyak Bakar

Re =
u .d
=
(1, 067 ). (0, 305) = 1580 (< 2000) → aliran laminer
υ (205 x10 ) −6
Contoh Soal 3

 Untuk syarat – syarat aliran laminer, berapakah ukuran pipa yang akan
mengalirkan 5, 67 x 10-3 m3/s minyak bakar menengah pada 4, 40 C?
( υ = 6, 08 x 10-6 m2/s)

Q Q 4Q
 Jawab : u= = =
A d2 (πd 2 )
(π )
4
u .d 0, 02268  d 
Re = , 2000 =   → d = 0, 593 m
υ π d 2  6, 08 x 10 −6 

Gunakan sebuah pipa patokan yang bergaris tengah 600 mm


 Aliran fluida meliputi benda
Dalam teknik sering dijumpai perisriwa fluida mengalir meliputi
sebuah atau banyak benda. Benda tsb dapat berupa padatan,
tetes cairan atau gelembung gas. Pendekatan analisa thd ketiga
jenis benda tsb sama sepanjang bentuknya tetap dan permukaan
antar fasanya tidak bergerak. Benda – benda tsb merupakan
hambatan thd aliran yg diatasi fluida. Hambatan itu bersumber
pada dua peristiwa, yaitu gesekan fluida pada permukaan benda
(hambatan gesekan) dan bentuk geometri benda (hambatan
bentuk). Keduanya bersama – sama menimbulkan hambatan
keseluruhan. Adanya hambatan itu dinyatakan dg sebuah
koefisien hambatan (Cd), yg diberi batasan sbb:

F = Cd . A.½.ρ .u 2 ................(5.6)
Gaya thd benda (F) dianggap terdiri dari hasi kali energi kinetik, luas
benda A dan suatu koefisien hambatan CD.

Luas benda diambil penampang terbesar dari benda yg tegak lurus


pada daeah alir, adalah kecepatan nisbi antara benda dan aliran fluida.
Jika benda itu sendiri bergerak oleh adanya gaya dari luar sistem (gaya
gravitasi, gaya sentriugal, gaya magnit, gaya listrik atau gaya apung).
Maka hambatan itu akan menentukan kecepatan akhir yg dicapai oleh
benda.

Dibawah ini akan diturunkan analisa untuk benda yg berbentuk bola.


Benda (padatan, cairan atau gas) diandaikan berbentuk bola dg
permukaan yg tidak bergerak dan bentuk tetap.

Gambaran ttg aliran fluida disekitar benda tergantung pada besarnya


bilangan Reynold ( & adalah sifat fluida yg mengalir, kecepatan nisbi
dan d diameter bola).
 Untuk benda yg tidak berbentuk bola, maka diambil diameter setara,
yg didefenisikan sbg diameter bola yg mempunyai volume sama
dgbenda tersebut.
De = 4 R (5 – 7)
π 2
de
Luas Penampang A
R= = 4 = ¼ de (untuk bola)..........(5.8)
Keliling yang dibasahi π de
Re < 0, 4 hambatam gesekan 103 < Re < 10

Jika kecepatan fluida rendah sekali (Re < 0, 4), fluida akan mengalir
sejajar dg permukaan bola, dan bertemu lagi disebelah belakang bola
(lihat gambar 5.1). Dalam daerah dg bilangan Reynold sangat rendah
ini hanya ada hambatan gesekan dan kecepatan menjadi tetap. Dalam
daerah ini berlaku hukum Stokes.

F = 3 . π . µ. d . u (5 – 9)
Gambar 5.1 Aliran meliputi bola
 Jika hukum Stokes ditulis dalam bentuk persamaan (5 – 6), maka
diperoleh

24 µ πd 2 ρ
F= (5 – 10a)
2
. .½. u
ρdu 4
atau 24 (5 – 10b)
Cd =
Re

Jika bilangan Reynold Re bertambah besar, maka pengaruh


hambatan gesekan makin kecil. Kecepatan akhir (ut) benda
– benda yang bergerak dalam fluida dapat ditentukan
dengan membuat neraca gaya yang bekerja pada benda itu,
yaitu gaya hambatan dipersamakan dengan gaya
dorong gerakan ( = berat semu benda atau gaya apung)
π
 Berat semu benda =   (dp 3 ) (ρp − ρ ) g (5 – 11)
6

Hukum Stokes : F = π . d . µ . ut + 2π . d . µ . ut (5 – 12)


F = 3π . d . µ . ut
π 
sehingga didapat : ( )
  dp (ρp − ρ ) g = 3 π . d . µ . ut
3
(5 – 13)
6
Jika ruas kanan diganti dengan bentuk yang memuat Cd (pers 5-6),
maka untuk daerah berlakunya hukum stokes diperoleh :

π 
( ) π 
( )(
  dp (ρp − ρ ) g = Cd   dp 1 / 2 ρ . ut
3 2 2
) (5 – 14)
6 4

 (4 g . dp ) (ρp − ρ ) 
1/ 2

ut =  (5 – 15)

 3 ρ . C d 
CD = 24 / Re, maka :

 (ρp − ρ ) g . d p
1/ 2
2

ut =   . . . . (Re < 0, 4).............(5.16)
 18 µ 

Untuk daerah 103 < Re < 105, dimana Cd tetap = 0, 43 dapat digunakan
rumus praktis :
(ρp − ρ ) g . d p
ut = 0,46 ..........(5.17)
ρ

Untuk daerah 0, 4 < Re < 103 dapat digunakan :

µ Re
ut = .....(5.18)
ρ .d p
 Faktor Gesekan, f

Faktor gesekan f dapat diturunkan secara matematis untuk aliran


laminer, tetapi tak ada hubungan matematis yang sederhana untuk
variasi f dengan bilangan Reynolds yang tersedia untuk aliran turbulen.
Selanjutnya, Nikuradse dan lain – lainnya telah menemukan bahwa
kekasaran relatif pipa (perbandingan ukuran ketidaksempurnaan
permukaan ε terhadap garis tengah sebelah dalam pipa)
mempengaruhi harga f.

a. Untuk aliran laminer disemua pipa untuk semua fluida, harga f adalah

f = 64 / Re (5 – 20)

Untuk aliran laminer , Re maksimum sebesar 2000


b. Untuk aliran turbulen,
banyak ahli hidraulika telah
mencoba menghitung f dari hasil – hasil percobaan.

 Untuk pipa – pipa mulus Blasius menganjurkan untuk bilangan –


bilangan Reynolds antara 3000 dan 100 000,

f = 0. 316 / Re0. 25 …………….(5.22)

 Untuk harga – harga Re sampai kira – kira 3.000.000, persamaan von


karman yang diperbaiki oleh Prandtl adalah

1/ f = 2 log (Re Re ) − 0. 8........................(5.23)


 Untuk pipa – pipa kasar, 1/ f = 2 log r0 / ε (1, 74)....(5.24)

 Untuk semua pipa, lembaga Hidraulik (hydraulic Institute) menganggap


bahwa pers Colebrook bisa dipercaya untuk menghitung f. Persamaannya
adalah :

1  ε 
2, 51
= − 2 log  + ........(5.25)
f  3, 7 d Re f

Haruslah diamati bahwa untuk pipa-pipa mulus dimana harga ε/d sangat
kecil, suku pertama dlm kurung dari (5 -25) dapat dihilangkan; shg (5 – 25)
dan (5 – 23) serupa. Demikian juga, andai kata bilangan Reynolds Re mjd
sangat besar, suku kedua dalam kurung dari (5 – 25) dapat dihilangkan;
dalam hal seperti itu efek kekentalan dapat diabaikan, dan f tergantung
pada kekasaran relatif pipanya, serupa pers (5.24).
Untuk menentukan besarnya faktor gesekan harga f, dapat juga digunakan
diagram Moody yang menggambarkan hubungan antara faktor gesekan f,
bilangan Reynolds Re dan kekasaran relatif ε / d. dapat dilihat pada
diagram A – 1 dalam Apendiks
 Penurunan Head (Head Loss)

Penurunan head untuk aliran laminer dinyatakan oleh persamaan


Hagen Porseuille.

32 (kekentalan µ ) ( panjang L m) (kec. rata − rata u )


Head turun (m) =
(berat satuan ρg ) (diameter d m) 2

32 µ L u 32 υ L u
 h = =
ρ g d2 g d2

 Rumus Darcy – Weisbach.


Rumus ini merupakan dasar menghitung head turun untuk aliran
fluida dalam pipa – pipa dan saluran – saluran.
panj. L (m) u2
Head turun (m) = fak.gesekan f x x head kec. (m)
dia. d (m) 2g
h L u2 PENTING
 = f
d 2g
sehingga penurunan head untuk aliran laminer dapat dituliskan
sebagai berikut :
υ L u2 64 L u 2
 h = 64 . . = . .
ud d 2g Re d 2g
 Penurunan head yang lain
Penurunan head yang lain, seperti dalam sambungan – sambungan
pipa, umumnya dinyatakan sebagai berikut :

Head turun, h (m) = K (u2 / 2g)

Tabel penurunan head yang khas dapat dilihat pada tabel 4 dan 5
dalam Appendiks.
Contoh Soal 1

 Minyak dengan kekentalan mutlak 0. 1 Pa.s. dan s.g = 0.850 mengalir


melalui pipa besi tuang (sepanjang 3048 m) berdiameter 305 mm, pada
laju sebesar 44. 4 x 10-3 m3 / s. Berapakah besarnya faktor gesekan yang
terjadi dan berapakah head turun dalam pipa?

 Jawab : Q 44. 4 x 10 −3
u= = = 0. 61 m / s
A (π / 4) (0. 305) 2

ud ρ 0. 61 x 0. 305 x 850
Re = = = 1580
µ 0.1 64 64
berarti terjadi aliran laminer, maka f = f = = 0. 047
Re 1580
L u2
=
3048 (0. 61) = 7,71 m
2

Head turun = d 2 g
f 0 . 0407 x x
0. 305 (2) (9. 81)
Contoh Soal 2
 Tentukanlah head turun dari besi tuang baru (kekasaran pipa, ε = 0,24)
panjang 350 m, berdiameter sebelah dalam 305 mm tanpa selubung,
bila : (a) air pada 15. 60C (v = 1,13x10-6 m2/s) mengalir pada 1525 mm/sec
dan (b)minyak bakar menengah (v = 4,41x10-6 m2/s) pada 15.60C
mengalir pada kecepatan yang sama.

 Jawab :
Untuk suatu diameter sebelah dalam 305 mm dan harga rancangan ε/d
= 0. 24 / 305 = 0. 0008

ud 1,525 (0,305)
Re = = = 411.000 (aliran turbulen)
υ 1.130 x 10 −6
Dari diagram A – 1, untuk ε / d = 0. 0008 dan Re = 411.100
f = 0. 0194

Maka head turun L u2


= f
d 2g

350 (1. 525) 2


= 0,0194 x = 2,3 m
0.305 (2) (9. 81)
Atau dengan menggunakan tabel 3 (untuk air saja) f = 0. 0200

Maka head turun L u2


= f
d 2g

= 0,02
305
x
(1. 525) = 2,36 m
2

0. 305 (2) (9.81)


b. Untuk minyak, gunakan tabel 2, maka :
ud 1525 (0. 305)
Re = = = 105. 000
υ 4. 410 x 10 −6

aliran turbulen, maka dari diagram A-1 didapat harga f = 0.0213

305 (1. 525) 2


Sehingga head turun = 0. 0213 x x = 2,53 m
0. 305 (2) (9. 81)

Catatan :
Bila menggunakan diagram A-1 dan tabel 3 untuk selain permukaan –
permukaan baru, dianjurkan agar angka berarti yang ketiga dari f
dibaca atau dibulatkan sebagai nol atau lima, tanpa ada tuntutan akan
ketelitian yang lebih besar dalam kebanyakan hal yang praktis.
Untuk aliran laminer, untuk sembarang pipa dan fluida, gunakan
f = 64 / Re
VISCOSITY
 Dynamic (absolute) Viscosity, µ
In the SI system the dynamic viscosity units are N s/m2, Pa
s or kg/m s where
1 Pa s = 1 N s/m2 = 1 kg/m s
1 poise = dyne s/cm2 = g/cm s = 1/10 Pa s
 Kinematic Viscosity, υ
ν=μ/ρ
In the SI-system the theoretical unit is m2/s or commonly
used Stoke (St) where
1 St = 10-4 m2/s

Anda mungkin juga menyukai