Salah satu ilmu matematika yang diajarkan dalam dunia pendidikan adalah “logaritma”.
Materi logaritma ini erat kaitannya dengan materi eksponen, yang biasanya diajarkan terlebih
dahulu sebelum diajarkan meteri logaritma. Sejarah penemuan logaritma sendiri dalam ilmu
matematika dimulai dari hal yang sangat sederhana. John Napier yang merupakan seorang
ilmuan penemu logaritma menemukan logaritma menggunakan progresi geometrik dan
integral secara bersamaan. Diambilah sebuah bilangan tertentu yang mendekati angka 1.
Napier menggunakan 1-107 (atau 0,99999) sebagai bilangan untuk mencapai keseimbangan
dan menghindari terjadi bilangan desimal, maka bilangan dikalikan dengan 107. Sehingga, N
= 107(1 – 1/107)L, dimana L adalah logaritma Napier. Berdasarkan formula tersebut, maka
logaritma dari 107 sama dengan nol, yaitu: 107 (1-1/107) = 0,9999999 adalah 1 dan
seterusnya. Apabila bilangan tersebut dan logaritma dibagi 107, akan ditemukan - secara
virtual – sistem logaritma sebagai basis 1/e, untuk (1-1/107)107 mendekati Lim n→∞ (1 –
1/n)n = 1/e. Meskipun penemuan ilmu matematika khususnya logaritma sangat sederhana
namun penggunaan ilmu tersebut sangat beragam.
Ilmu matematika merupakan ilmu yang sangat penting sebab matematika selalu
dilibatkan dan dibutuhkan oleh seluruh bidang keilmuan dan segala aspek kehidupan
termasuk dalam ilmu fisika, kimia, biologi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya. Hubungan
matematika dengan berbagai ilmu tersebut dapat diibaratkan sebagai hubungan antara “anak
dan ibu”, dimana seorang anak selalu bersandar dengan ibunya untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupannya. Seperti contohnya penggunaan matematika untuk
menyelesaikan masalah dalam penentuan derajat keasaman larutan dalam ilmu kimia.
Penerapan matematika dalam penetuan derajat keasaman suatu larutan merupakan salah satu
penerapan materi logaritma dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan materi tersebut akan
dijelaskan lebih lanjut dalam makalah ini.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penerapan logaritma dalam menghitung derajat keasaman suatu larutan (air)?
PEMBAHASAN
Jeruk nipis dan asam cuka sama asam, akan tetapi tingkat keasamaannya tidak sama.
Pembawa sifat asam adalah ion H+. Jadi derajat atau tingkat keasaman larutan tergantung
pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semaking besar konsentrasi ion H+ maka makin asam
larutan. Sorensen (1868-1939) seorang ahli kimia dari Denmark, mengusulkan konsep pH
untuk menyatakan konsentrasi ion H+ yaitu sama dengan negative logaritma konsentrasi ion
H+. secara matematika diungkapkan dengan persamaan:
pH = - log [H+]
= 6 – log 5
= 6 – log 10/2
= 6 – (log 10 - log 2)
= 5 + log 2
= 5,3
2. Suatu larutan H2O (air) memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 10-7 M. pH-nya adalah ...
Jawab:
pH = -log [H+]
pH = - log (10-7)
pH =7
KESIMPULAN
Penentuan derajat keasaman dalam bidang ilmu kimia merupakan salah satu
penggunaan logaritma dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam ilmu kimia. Penerapan
ilmu logaritma tidak hanya dalam ilmu kimia saja melainkan juga ilmu pengetahuan yang
lain.