Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Matematika merupakan sebuah ilmu pengetahuan pasti yang mempelajari tentang


besaran, ruang dan perubahan. Menurut Susilo Ilmu Matematika bukan hanya kumpulan
angka serta rumus yang tidak ada hubungannnya dalam kehidupan sehari-hari. Namun
sebaliknya, ilmu Matematika tumbuh dan beakar dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
ilmu matematika di ajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Salah satu ilmu matematika yang diajarkan dalam dunia pendidikan adalah “logaritma”.
Materi logaritma ini erat kaitannya dengan materi eksponen, yang biasanya diajarkan terlebih
dahulu sebelum diajarkan meteri logaritma. Sejarah penemuan logaritma sendiri dalam ilmu
matematika dimulai dari hal yang sangat sederhana. John Napier yang merupakan seorang
ilmuan penemu logaritma menemukan logaritma menggunakan progresi geometrik dan
integral secara bersamaan. Diambilah sebuah bilangan tertentu yang mendekati angka 1.
Napier menggunakan 1-107 (atau 0,99999) sebagai bilangan untuk mencapai keseimbangan
dan menghindari terjadi bilangan desimal, maka bilangan dikalikan dengan 107. Sehingga, N
= 107(1 – 1/107)L, dimana L adalah logaritma Napier. Berdasarkan formula tersebut, maka
logaritma dari 107 sama dengan nol, yaitu: 107 (1-1/107) = 0,9999999 adalah 1 dan
seterusnya. Apabila bilangan tersebut dan logaritma dibagi 107, akan ditemukan - secara
virtual – sistem logaritma sebagai basis 1/e, untuk (1-1/107)107 mendekati Lim n→∞ (1 –
1/n)n = 1/e. Meskipun penemuan ilmu matematika khususnya logaritma sangat sederhana
namun penggunaan ilmu tersebut sangat beragam.

Ilmu matematika merupakan ilmu yang sangat penting sebab matematika selalu
dilibatkan dan dibutuhkan oleh seluruh bidang keilmuan dan segala aspek kehidupan
termasuk dalam ilmu fisika, kimia, biologi, ekonomi, sosiologi dan sebagainya. Hubungan
matematika dengan berbagai ilmu tersebut dapat diibaratkan sebagai hubungan antara “anak
dan ibu”, dimana seorang anak selalu bersandar dengan ibunya untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupannya. Seperti contohnya penggunaan matematika untuk
menyelesaikan masalah dalam penentuan derajat keasaman larutan dalam ilmu kimia.
Penerapan matematika dalam penetuan derajat keasaman suatu larutan merupakan salah satu
penerapan materi logaritma dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan materi tersebut akan
dijelaskan lebih lanjut dalam makalah ini.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana penerapan logaritma dalam menghitung derajat keasaman suatu larutan (air)?

PEMBAHASAN

Penentuan PH larutan menggunakan Logaritma

Jeruk nipis dan asam cuka sama asam, akan tetapi tingkat keasamaannya tidak sama.
Pembawa sifat asam adalah ion H+. Jadi derajat atau tingkat keasaman larutan tergantung
pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semaking besar konsentrasi ion H+ maka makin asam
larutan. Sorensen (1868-1939) seorang ahli kimia dari Denmark, mengusulkan konsep pH
untuk menyatakan konsentrasi ion H+ yaitu sama dengan negative logaritma konsentrasi ion
H+. secara matematika diungkapkan dengan persamaan:
pH = - log [H+]

Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh soal berikut :


1. Menyatakan hubungan pH dengan [H+]

Berapa pH larutan jika konsentrasi ion H+ sebesar :


a. 1 x 10-3 ? b. 5 x 10-6
Jawab :
Soal ini menyajikan nilai konsentrasi ion H+ dalam berbagai bentuk.
a. [H+] = 1 x 10-3pH = - log (1x10-3)
=3
b. [H ] = 5 x 10 pH = - log (5x10-6)
+ -6

= 6 – log 5
= 6 – log 10/2
= 6 – (log 10 - log 2)
= 5 + log 2
= 5,3
2. Suatu larutan H2O (air) memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 10-7 M. pH-nya adalah ...
Jawab:
pH = -log [H+]
pH = - log (10-7)
pH =7

KESIMPULAN
Penentuan derajat keasaman dalam bidang ilmu kimia merupakan salah satu
penggunaan logaritma dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam ilmu kimia. Penerapan
ilmu logaritma tidak hanya dalam ilmu kimia saja melainkan juga ilmu pengetahuan yang
lain.

Anda mungkin juga menyukai