Rumus Kimia
CH3COOH
H2C6H6O6
C7H5O2H
H2CO3
CHCOOH
H2SO3
H3PO4
H2S
H3C6H5O7
Ph larutan B = - log H+
5 = - log H+
6 = - log H+
H+ = 1 x 10-5
H+ = 1 x 10-6
Perbandingan konsentrasi ion H+ larutan A dan larutan B dirumuskan :
Konsentrasi ion H+ larutan A : konsentrasi ion H+ larutan B
1 x 10-5 : 1 x 10-6
masing-masing ruas dikalikan 1 x 105 sehingga diperoleh :
1 x 10-5 . 1 x 105 : 1 x 10-6 . 1 x 105
Maka hasilnya diperoleh :
1 : 0,1
Jadi, jawabannya adalah A.
4. Suatu indikator menunjukkan warna merah dalam larutan kapur sirih.
Indikator ini juga akan berwarna merah dalam
A. Air jeruk
D. Larutan gula
B. Air sabun
E. Larutan garam dapur
C. Larutan cuka
Penyelesaian :
Kapur sirih memiliki rumus kimia yaitu kalsium oksida (CaO) yang bersifat
basa. Ini berarti indikator tersebut akan berwarna merah jika berada dalam
zat yang bersifat basa. Air jeruk bersifat asam, air sabun bersifat basa,
larutan cuka (CH3COOH) bersifat asam, larutan gula bersifat netral, dan
larutan garam dapur (NaCl) bersifat netral.
Jadi, jawabannya adalah B.
5. Kimiawan yang mengemukakan definisi asam dan basa sekaligus
mengembangkan istilah pasangan asam-basa konjugasi adalah
A. Svante August Arrhenius
B. Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry
C. Gilbert Newton Lewis
D. Joseph Louis Gay-Lussac
E. Antoine Laurent Lavoisier
Penyelesaian :
Svante August Arrhenius mendefinisikan asam sebagai zat yang melepas
ion H+ dalam air, dan basa sebagai zat yang menghasilkan ion OH- dalam air.
Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry (Bronsted-Lowry)
adalah kimiawan yang mengajukan konsep asam-basa berdasarkan
pemindahan proton (H+), dan membuka istilah baru atas pasangan asambasa konjugasi. Gilbert Newton Lewis memberikan pengertian asam-basa
berdasarkan serah terima pasangan elektron. Joseph Louis Gay-Lussac
adalah ilmuwan yang menyimpulkan asam berdasarkan penetralan alkali.
Sedangkan, Antoine Laurent Lavoisier mengemukakan asam mengandung
unsur oksigen (O2).
Jadi, jawabannya adalah B.
Valensi basa adalah jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu
molekul basa. Dengan kata lain, koefisien OH- itulah yang dinamakan
valensi basa. Dari reaksi tersebut, koefisien OH- berjumlah 3.
Jadi, jawabannya adalah C.
11. Kimiawan yang mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi
ion H+ adalah
A. Antoine Laurent Lavoisier
D. Sorensen
B. Sir Humphry Davy
E. Joseph Louis Gay-Lussac
C. Svante August Arrhenius
Penyelesaian :
Sorensen (1868 1939), seorang ahli kimia dari Denmark, yang
mengusulkan konsep pH (Power of Hydrogen) untuk menyatakan
konsentrasi H+, yaitu sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+,
yang dirumuskan sebagai :
pH = - log [H+]
Dari rumus tersebut dapat disimpulkan beberapa persamaan baru yaitu :
Jika [H+] = 1 x 10-n, maka pH = n
Jika [H+] = x x 10-n, maka pH = n log x
Jadi, jawabannya adalah D.
12. Jika suatu larutan memiliki pH 3,7 , maka konsentrasi ion H+-nya
adalah M
A. 1 x 10-4
D. 2 x 10-4
B. 3,7 x 10-1
E. 3,7 x 10-3
C. 2 x 10-3
Penyelesaian :
Diketahui ph = 3,7 [H+]= 1 x 10-3,7
- log [H+] = 3,7
- log [H+]= 4 0,3
- log [H+] = 4 log 2
[H+] = 2 x 10-4 M atau [H+] = 1 x 10-3,7
Jadi, jawabannya adalah D.
13. Larutan dengan pH = 13 adalah kali lebih basa dari larutan dengan pH
= 11.
A. 1
D. 20
B. 2
E. 50
C. 10
Penyelesaian :
Semakin tinggi pH, semakin bertambah sifat basa. Selisih pH 0,1 berarti 1 kali
lebih asam atau lebih basa. Maka, larutan dengan pH = 13 akan 20 kali lebih
basa dari larutan dengan pH = 11, sebab selisih pH-nya adalah 2,0 (20 kali).
Jadi, jawabannya adalah D.
14. Bila konsentrasi ion H+ = 1 x 10-5, maka konsentrasi ion OH- adalah
A. 1 x 10-7
D. 1 x 10-5
B. 1 x 10-8
E. 1 x 10-2
C. 1 x 10-9
Penyelesaian :
Diketahui konsentrasi ion H+ = 1 x 10-5. Untuk menghitung nilai konsentrasi
ion OH-, gunakan tetapan kesetimbangan air (Kw) yang bernilai 1 x 10-14.
Rumus persamaan dituliskan sebagai berikut :
Kw = [H+] x [OH-]
1 x 10-14 = 1 x 10-5 x [OH-]
[OH-] =
[OH-] = 1 x 10-9
Jadi, jawabannya adalah C.
15. Konsentrasi ion OH- dalam air murni jika diketahui konsentrasi ion H+
sebesar 1 x 10-5 adalah
A. 1 x 10-7
D. 1 x 10-1
B. 1 x 10-9
E. 1 x 10-4
C. 1 x 10-5
Penyelesaian :
Berikut ini beberapa kesimpulan mengenai hubungan [H+] dan [OH-] :
Dalam larutan berair berlaku persamaan :
[H+] x [OH-] = Kw
Dalam larutan netral (air murni) berlaku persamaan :
[H+] = [OH-]
Dalam larutan asam berlaku hubungan :
[H+] > [OH-]
Dalam larutan basa berlaku hubungan :
[H+] < [OH-]
Diketahui konsentrasi ion H+ = 1 x 10-5
Dalam kasus ini, diketahui zat dalam larutan netral (air murni) sehingga
menggunakan persamaan :
[H+] = [OH-]
Karena, konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH- maka diperoleh
bahwa konsentrasi ion OH- tersebut adalah 1 x 10-5.
Jadi, jawabannya adalah C.
16. Suatu larutan memiliki konsentrasi ion OH- sebesar 2 x 10-3. Maka , pH
larutan tersebut adalah
A. 2,7
D. 11,3
B. 3,7
E. 12,3
C. 1,7
Penyelesaian :
Diketahui konsentrasi ion OH- adalah 2 x 10-3. Maka, gunakan persamaan
berikut untuk menentukan nilai pOH.
pOH = - log [OH-]
pOH = - log 2 x 10-3
pOH = 3 - log 2
pOH = 2,7
Diperoleh pOH = 2,7 , selanjutnya gunakan persamaan atas tetapan pKw yang
bernilai 14 untuk menentukan nilai pH.
pH + pOH = pKw
pH + 2,7 = 14
pH = 14 2,7
pH = 11,3
Jadi, jawabannya adalah D.
17. Asam klorida (HCl) memiliki nilai derajat ionisasi
A. = 0
D. 0 < < 1
B.
E.
>1
C. 0
yaitu
Penyelesaian :
Derajat ionisasi adalah perbandingan antara jumlah zat yang mengion
dengan jumlah zat mula-mula. Jika zat mengion sempurna, maka nilai
derajat ionisasinya adalah 1. Sedangkan bila zat tidak ada yang mengion,
maka nilai derajat ionisasinya adalah 0. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
batas nilai derajat ionisasi adalah 0
.
Diketahui HCl tergolong asam kuat, sehingga zat tersebut akan mengion
sempurna, dan diperoleh nilai derajat ionisasinya adalah 1.
Jadi, jawabannya adalah B.
18. Berikut ini adalah daftar tetapan ionisasi asam (Ka) beberapa zat.
No.
Nama Zat
Rumus Kimia
Nilai Ka
1.
Asam Asetat
CH3COOH
1,8 x 10-5
2.
Asam Benzoat
C6H5COOH
6,5 x 10-5
3.
Asam Format
HCOOH
1,8 x 10-4
4.
Asam Sianida
HCN
4,9 x 10-10
5.
Asam Fluorida
HF
6,8 x 10-4
Dari data tersebut, asam yang paling kuat adalah nomor
A. 1
D. 4
B. 2
E. 5
C. 3
Penyelesaian :
Nilai Ka mencerminkan kekuatan asam. Semakin besar Ka, semakin kuat asam
tersebut. Dari kelima asam di tabel tersebut, yang memiliki nilai Ka paling
besar adalah Asam Fluorida (HF) yang bernilai 6,8 x 10-4.
Jadi, jawabannya adalah E.
Catatan :
Hati-hati dalam menentukan nilai yang memiliki pangkat negatif. Semakin
besar pangkat negatif, semakin kecil nilainya. Semakin kecil pangkat negatif,
semakin besar nilainya. Contohnya, mana yang lebih besar dari 10-2 dan 10-3?
Tentu, 10-2 lebih besar daripada 10-3, karena 10-2 = 0,01 sedangkan 10-3 = 0,001.
19.
Penyelesaian :
Kb amonia = 1,8 x 10-5 ; Kb anilina = 4,3 x 10-10. Nilai Kb menentukan tingkat
kekuatan basa. Jika nilai Kb semakin besar, semakin kuat basanya. Jika nilai Kb
semakin kecil, maka semakin kecil basanya. Diketahui nilai Kb amonia lebih
besar daripada nilai Kb anilina, sehingga dapat disimpulkan amonia adalah
basa yang lebih kuat dibandingkan anilina.
Jadi, jawabannya adalah B.
20.
Penyelesaian :
Asam cuka atau asam asetat memiliki rumus kimia CH3COOH.
Molaritas CH3COOH = 0,05 M = 5 x 10-2 M.
Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5.
Karena asam asetat tergolong asam lemah, maka perlu mencari konsentrasi
ion H+ menggunakan persamaan :
[H+] =
[H+] =
[H+] =
[H+] = 3
Diperoleh konsentrasi ion H+ adalah 3
, maka pH larutan asam cuka
dapat dihitung menggunakan persamaan :
pH = - log [H+]
pH = - log 3
pH = 3,5 log 3
pH = 3,02
Jadi, jawabannya adalah A.
21. Larutan Al(OH)3 0,001 M memiliki tetapan ionisasi basa sebesar 1 x 10-5.
Maka, pH larutan tersebut adalah
A. 10,48
D. 4
B. 3,52
E. 10
C. 3
Penyelesaian :
Al(OH)3 atau aluminium hidroksida digolongkan sebagai basa lemah.
Molaritas Al(OH)3 = 0,001 M = 1 x 10-3
Kb Al(OH)3 = 1 x 10-5
Jika dibuat reaksi ionisasi, diperoleh :
Al(OH)3 (aq) Al3+ (aq) + 3OH- (aq)
Perhatikan! Koefisien dari OH- adalah 3. Oleh karena itu, molaritas OH- harus
dikalikan 3. Tapi sebelumnya, tentukan nilai konsentrasi ion OH- terlebih
dahulu dengan menggunakan persamaan :
[OH-] =
[OH-] =
[OH-] =
[OH-] = 1
B. 0,01 mL
C. 100 mL
E. 1,01 mL
Penyelesaian :
Larutan NaOH 0,1 M + larutan 100 mL HCl 0,1 M = larutan pH 3
Diketahui :
VNaOH = ?
VHCl = 100 mL
MNaOH = 0,1 M
MHCl = 0,1 M
pH campuran = 3
Langkah pertama adalah menentukan molaritas NaCl atau konsentrasi ion H+
terlebih dahulu :
[H+] = 10-pH
[H+] = 10-3
[H+] = MNaCl = 10-3 = 0,001 M
Langkah kedua, buat reaksi penggaraman atas campuran kedua larutan :
NaOH + HCl NaCl + H2O
Langkah terakhir, gunakan persamaan jumlah mol NaOH sama dengan jumlah
mol NaCl, dimana diketahui bahwa volume NaCl adalah jumlah kedua volume
larutan yaitu 100 + x (x = volume larutan NaOH).
Mol NaOH = Mol NaCl
VNaOH . MNaOH = VNaCl . MNaCl
VNaOH . 0,1 M = (100 ML + VNaOH) . 0,001 M
0, 1 M . VNaOH = 0,1 mmol + 0,001 M . VNaOH
0,1 M . VNaOH 0,001 M . VNaOH = 0,1 mmol
0,099 M . VNaOH = 0,1 mmol
VNaOH = 1,01 mL
Diperoleh volume NaOH yang dibutuhkan adalah 1,01 mL.
Jadi, jawabannya adalah E.
26. H2SO4 pekat 98% sebanyak 1,8 mL, dengan massa jenis 1,8 kg/L
dilarutkan dalam air sehingga volumenya menjadi 200 mL. Maka, pH
larutan tersebut adalah
(Ar H = 1; S = 34; O = 16)
A. 3 log 6
D. 2 + log 16
B. 1
E. {tidak ada jawaban yang benar}
C. 2 log 16
Penyelesaian :
Diketahui :
= 1,8 kg/L
Mr H2SO4 = (2 Ar H) + (Ar S) + (4 Ar O)
Mr H2SO4 = (2
Mr H2SO4 = 2 + 34 + 64 = 100 g/mol
V1 (volume awal larutan) = 1,8 mL
Diperoleh M1 = 17,64 M.
Langkah kedua, gunakan rumus pengenceran untuk menghitung M2.
=
31,752 = 200M2
M2 = 0,16 M
Diperoleh M2 = 0,16 M atau 16 x 10-2
Langkah terakhir, hitung pH menggunakan persamaan :
pH = - log [H+]
pH = - log 16 x 10-2
pH = 2 log 16
Diperoleh
larutan tersebut adalah 2 log 16.
Jadi, jawabannya adalah C.
27. Larutan 3,7 gram Ca(OH)2 dilarutkan dalam 10 liter air. Maka, pH larutan
tersebut adalah (Ar H = 1; O = 16; Ca = 40)
A. 14
D. 13,7
B. 12,8
E. {tidak ada jawaban yang benar}
C. 13,3
Penyelesaian :
Diketahui :
m (massa zat) = 3,7 gram (harus dalam satuan gram)
V (volume pelarut) = 10 L = 10000 mL (harus dalam satuan mL)
Mr (massa molekul relatif) Ca(OH)2 = (Ar Ca) + (2 Ar O) + (2 Ar H)
Mr Ca(OH)2 = 40 + (2 16) + (2 1)
Mr Ca(OH)2 = 74
Langkah pertama, tentukan konsentrasi ion OH- larutan menggunakan
persamaan berikut :
M=
M = 0,5 M
Diperoleh konsentrasi ion OH adalah 0,5 M atau 5 x 10-1
Langkah kedua, tentukan pOH larutan Ca(OH)2 menggunakan persamaan :
pOH = - log [OH-]
pOH = - log 5 x 10-1
-
pOH = 1 log 5
pOH = 0,3
Langkah terakhir, hitung pH larutan Ca(OH)2 menggunakan persamaan pKw :
pKw = pOH + pH
14 = 0,3 + pH
pH = 13,7
Diperoleh pH larutan adalah 13,7.
Jadi, jawabannya adalah D.
28. Sebanyak 58 gram Mg(OH)2 dilarutkan dalam air hingga volumenya
mencapai 100 mL. Konsentrasi OH- dari larutan itu adalah (Ar Mg = 24;
O = 16; H =1)
A. 0,1 M
D. 0,2 M
B. 1 M
E. 20 M
C. 10 M
Penyelesaian :
Diketahui :
m (massa zat) = 58 gram (harus dalam satuan gram)
V (volume pelarut) = 100 mL (harus dalam satuan mL)
Mr (massa molekul relatif) Mg(OH)2 = (Ar Mg) + (2 Ar O) + (2 Ar H)
Mr Mg(OH)2 = 24 + (2 16) + (2 1)
Mr Mg(OH)2 = 58
Gunakan rumus persamaan molaritas berikut untuk menentukan konsentrasi
ion OH- :
M=
M = 10 M
Diperoleh konsentrasi ion OH- adalah 10 M.
Jadi, jawabannya adalah C.
29. Suatu basa lemah LOH mempunyai pH = 10 + log 5. Bila diketahui Kb LOH
= 2,5 10-5, maka konsentrasi basa tersebut adalah
A. 0,01 M
D. 2 M
B. 0,02 M
E. 1 M
C. 0,03 M
Penyelesaian :
Diketahui :
Ditanya :
Kb = 2,5 10-5
M=?
pH LOH = 10 + log 5
Langkah pertama, tentukan POH larutan LOH terlebih dahulu :
pOH = PKw pH
)2 =
25
= 2,5
M=
M=
Diperoleh konsentrasi basa M adalah
Jadi, jawabannya adalah A.
M atau 0,01 M.
30. Asam sulfat (H2SO4) sebanyak 5 mL dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M.
Bila ternyata diperlukan 10 mL larutan NaOH, maka kemolaran larutan
asam sulfat tersebut adalah
A. 0,1 M
D. 1 M
B. 0,2 M
E. 2 M
C. 0,5 M
Penyelesaian :
Diketahui :
V H2SO4 = V1 = 5 mL
M H2SO4 = M1 = ?
V NaOH = V2 = 10 mL
M NaOH = M2 = 0,1 M
Pertama, tentukan jumlah valensi asam dan basa dengan membuat reaksi
ionisasinya :
H2SO4 2H+ + SO42NaOH Na+ + OHDiketahui bahwa jumlah valensi asam (na) berjumlah 2, sedangkan jumlah
valensi basa (nb) berjumlah 1.
Catatan : Valensi asam diketahui dari koefisien H+, sedangkan valensi basa
diketahui dari koefisien OH-.
Selanjutnya, gunakan rumus titrasi untuk mencari molaritas asam sulfat :
V1 . N1 = V2 . N2
Dimana, V adalah volume larutan, sedangkan N adalah normalitas.
Spesifiknya, N memiliki persamaan yaitu N = M n. Dimana, M adalah
molaritas larutan, sedangkan n adalah jumlah valensi asam atau basa.