Anda di halaman 1dari 17

Pengaplikasian Ilmu Fisika pada Roller Coaster

Sulthan Ariq Zaidan (140710160017)

Mochammad Rizki Rinaldi (1401710160017)

18 Oktober 2017
Daftar Isi

1 Kajian Teori 5
1.1 Dinamika Gerak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.1.1 Gerak Lurus Beraturan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.1.2 Gerak Lurus Berubah Beraturan . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.1.3 Gerak Melingkar Beraturan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
1.1.4 Gerak Melingkar Berubah Beraturan . . . . . . . . . . . . . . 7
1.2 Gaya Gravitasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1.2.1 Hukum Gravitasi Newton Universal . . . . . . . . . . . . . . . 8
1.3 Energi Mekanik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1.4 Gaya Gesekan dari Luar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1.5 Gaya Sentripetal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

2 Algoritma Penyelsaian 10
2.1 Cara Kerja Roller Coaster . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.1.1 Hubungan Roller Coaster dengan Energi Mekanik dan Gaya
Sentripetal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.1.2 Hubungan Roller Coaster dengan Dinamika Gerak . . . . . . . 13
2.1.3 Hubungan Roller Coaster dengan Gaya Gravitasi . . . . . . . 14
2.2 Algoritma Program . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
2.2.1 Program . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

1
DAFTAR ISI 2

2.2.2 Tampilan Grafik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

3 Implementasi Program 16
Daftar Gambar

2.1 Gambar gerak roller coaster dari A hingga C . . . . . . . . . . . . . . 10


2.2 Arah Percepatan, Berat Sesungguhnya, dan Gaya Berat saat Berada
di Loop . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

3
Daftar Tabel

4
BAB 1

KAJIAN TEORI

Dinamika Gerak

Gerak Lurus Beraturan

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang menempuh
lintasan garis lurus dimana dalam setaip selang waktu yang sama benda menempuh
jarak yang sama. Pada gerak lurus beraturan kecepatan dimiliki benda tetap ( v
= tetap ) sedangkan percepatannya sama dengan nol ( a = 0 ). Kecepatan tetap
artinya baik besar maupun arahnya tetap. Kecepatan tetap yaitu benda menempuh
jarak yang sama untuk selang waktu yang sama.

( st = v)

Dimana:
v=adalah kecepatan(m/s),
s=adalah jarak(m),
t=adalah waktu(s).

Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dengan lin-
tasan garis lurus dan memiliki kecepatan setiap saat berubah dengan teratur. Pa-
da gerak lurus berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau
perlambatan. Gerak benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus beru-
bah beraturan dipercepat, sedangkan gerak yang mengalami perlambatan disebut

5
BAB 1. KAJIAN TEORI 6

gerak lurus berubah beraturan diperlambat. Benda yang bergerak semakin lama
semakin cepat dikatakan benda tersebut mengalami percepatan. Suatu benda me-
lakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu konstan.
Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah).
Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat.
Walaupun besar percepatan suatu benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan
selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan. Demikian juga sebaliknya
jika arah ercepatan suatu benda selalu konstan tetapi besar percepatan selalu ber-
ubah maka percepatan benda tidak konstan. Karena arah percepatan benda selalu
konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus. Arah percepatan konstan =
arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda tidak
berubah = benda bergerak lurus. Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan
bertambah secara konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelaju-
an benda berkurang secara konstan, kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan
konstan. Pada gerakan satu dimensi (gerakan pada lintasan lurus), kata percepatan
digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata perlambatan
digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan. Jika di ketahui v0
adalah kecepatan awal(m/s), vt adalah kecepatan tergantung waktu(m/s), dan a
adalah percepatan(m/s2 ). Maka di ketahui

(v0 = vt + a.t)
(vt2 = v02 + 2.a.s)
s = v0 .t + 21 a.t2 )

Gerak Melingkar Beraturan

Gerak melingkar beraturan (GMB) adalah gerakan dari sebuah benda mem-
bentuk lingkaran dengan kecepatan konstan. Saat benda bergerak dalam lingkaran
arahnya terus berubah dan gerakannya bersinggungan dengan lingkaran. Gerak
BAB 1. KAJIAN TEORI 7

melingkar berubah beraturan adalah gerakan sebuah benda membentuk lintasan


melingkar dengan percepatan sudut konstan. Adapun rumus dalam gerakan me-
lingkar adalah:

2
= T = 2f = T
2r
v= T = r
v2
as = r

Gerak Melingkar Berubah Beraturan

Gerak melingkar berubah beraturan (GMBB) merupakan analogi dari GL-


BB. Pada GMBB, percepatan yang tetap adalah percepatan sudut (). Walaupun
tetap tetapi nilainya tidak sama dengan nol. Setiap saat partikel mengalami dua ma-
cam percepatan, yaitu percepatan sentripetal (as) dan percepatan tangensial (at).
Besar maupun arah kecepatan linear v setiap saat berubah. Peran percepatan sen-
tripetal (as) adalah merubah arah gerak partikel (arah kecepatan linear v) sehingga
partikel dapat menempuh gerak melingkar. Percepatan tangensial (at) berpaeran
merubah besar kecepatan linear (kelajuan linear) partikel. Hubungan antara perce-
patan sudut () dengan percepatan tangensial (at) dinyatakan dengan persamaan
berikut: at = r2 .a Perubahan sudut, kecepatan sudut, dan percepatan sudut dapat

dicari menggunakan pola persamaan GLBB :

= 0 + at
2 = 02 + 2a 4
BAB 1. KAJIAN TEORI 8

4 = 0t + 21 t2

Gaya Gravitasi

Hukum Gravitasi Newton Universal

etiap benda yang bermassa akan menarik benda lainnya dengan besar ga-
ya yang sebanding dengan massa kedua benda tersebut, serta berbanding terba-
lik dengan jarak antar dua benda. Besarnya gaya tarik antara dua benda dapat
dihitung dengan rumus (F = G m1r2m2 = m1 g). Dimana G adalah konstanta
gravitasi(6.67x10 11mkg 1s 2) , m adalah massa benda(kg) dan g adalah gravita-
si.

Energi Mekanik

Energi mekanik adalah energi dalam sistem mekanis, atau kelompok benda
yang berinteraksi berdasarkan prinsip mekanik dasar. Energi mekanik terdiri dari
energi kinetik dan energi potensial. Dengan rumus:

EM = EP + Ek
EM = mgh + 12 mv 2

Gaya Gesekan dari Luar

Gaya gesek adalah gaya yang menghambat gerakan benda. Gaya gesek be-
kerja di antara permukaan benda yang saling bersentuhan dan arahnya berlawanan
dengan arah gerak benda. Gaya gesek dibedakan menjadi dua macam yaitu gaya
gesek statis (fs) dan gaya gesek kinetis (fk). Gaya gesek statis adalah gaya yang
bekerja pada dua permukaan benda yang masih diam. Jika nilai gaya gesek statis
lebih dari atau sama dengan gaya luar yang diberikan pada benda, maka benda akan
BAB 1. KAJIAN TEORI 9

tetap diam. Sementara itu, gaya gesek kinetis merupakan gaya yang bekerja pada
dua permukaan benda yang bergerak. Besar gaya gesek statis selalu lebih kecil dari
gaya luar yang bekerja pada benda dan nilai koefisien gesekan kinetis selalu lebih
kecil dari koefisien gesekan statis. Rumus yang digunakan dalam gaya gesek adalah:

Fg = FN

Untuk Fg adalah gaya gesek yang bekerja, adalah konstanta gaya gesek dan FN
adalah gaya normal yang bekerja pada setiap benda.

Gaya Sentripetal

Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda bergerak melingkar. Di-
mana rumusnya adalah sebagai berikut:

mv 2
Fs = R

Dimana Fs adalah gaya sentripetal tersebut, dan R adalah jari-jari dari lintasan.
BAB 2

ALGORITMA PENYELSAIAN

Cara Kerja Roller Coaster

Hubungan Roller Coaster dengan Energi Mekanik dan Gaya Sentripetal

Roller coaster merupakan kendaraan tanpa mesin yang menggunakan ban


berjalan (conveyor belt) untuk naik ke puncak bukit A melalu lintasan yang tidak
terlalu curam.

Gambar 2.1: Gambar gerak roller coaster dari A hingga C

Puncak bukit A sengaja dirancang lebih tinggi daripada puncak loop C,


hal tersebut memungkinkan energi potensial di A yang lebih besar sehingga mampu
berjalan melalui lintasan menuju puncak C dengan baik.
Disini kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan
udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada ketinggian titik
A, roller coaster memiliki energi potensial maksimum sedangkan energi kinetiknya
nol, karena roller coaster belum bergerak.

10
BAB 2. ALGORITMA PENYELSAIAN 11

Ketika roller coaster mulai berjalan dari titik A ke B karena adanya gaya
gravitasi, maka terjadi konversi energi dari potensial ke kinetik. Sehingga energi
potensial semakin berkurang sedangkan energi kinetik semakin bertambah, tetapi
energi mekanik selalu konstan di posisi mana saja.
Ketika tiba di titik B, roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga pada
posisi ini energi kinetiknya bernilai maksimum. Oleh karena pada titik B laju roller
coaster maksimum maka ia terus bergerak ke titik C. Pada titik C, roller coaster
tidak berhenti tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik
ini roller coaster masih memiliki sebagian energi kinetik. Sebagian energi kinetik
telah berubah menjadi energi potensial karena roller coaster berada pada ketinggian
maksimum di lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik
paling bawah di lintasan lingkaran.
Pada titik ini, energi kinetik roller coaster kembali bernilai maksimum, se-
dangkan energi potensialnya bernilai nol. Lalu, roller coaster akan terus bergerak
lagi ke lintasan seterusnya. Ketika roller coaster berada di titik tertinggi dari lin-
tasan loop, yaitu di titik C. Gaya sentripetal adalah resultan gaya normal (N) dan
besar gaya berat penumpang (mg), sehingga

2
Fs = N + mg = m vr

Syarat kelajuan minimal di titik C adalah N = 0, sehingga diperoleh

2
0 + mg = mv vr

vc min = gR

Ketika roller coaster berada di titik terendah, yaitu titik B:


BAB 2. ALGORITMA PENYELSAIAN 12

EPB = 0
EMB = EMC
EKB + EKB = EPB + EKC
1
2
mvB2 + 0 = 12 mvC2 + mghC
vB2 = vC2 + 2ghC

oleh karena hC = 2R, vc2 = gR, maka persamaan menjadi


vB2 = gR + 4gR

vB = 5gR
Ketika roller coaster berada di titik awal, yaitu titik A;
vA = 0sehinggaEKA = 0
EMA = EMB
EKA + EPA = EKB + EPB
0 + mghA = 12 mvB2 + mghb
2ghA = vB2 + 2ghB
q
vB = 2g(ha hb)
Lintasan loop roller coaster sengaja dibuat seperti tetesan air terbalik. Jika loop
berupa lingkaran penuh, akan diperoleh bobot penumpang 6 kali bobot normalnya
saat roller coaster berada di posisi terendah. Kondisi ini dapat menyebabkan
pusing lalu pingsan. Lintasan loop yang seperti tetesan air hanya memberikan
bobot maksimum 3,7 kali bobot normalnya. Pada bobot tersebut penumpang
masih merasakan kenyamanan.
BAB 2. ALGORITMA PENYELSAIAN 13

Gambar 2.2: Arah Percepatan, Berat Sesungguhnya, dan Gaya Berat saat Berada
di Loop

Hubungan Roller Coaster dengan Dinamika Gerak

Pada dasarnya gerakan pada Roller Coaster di pengaruhi oleh dinamika


energi (seperti yang telah dijelaskan pada bagian di atas). Adapun fungsi dinamika
dalam proses pergerakan benda dari saat ia mulai bergerak hingga melewati loop
adalah:

1. Membuat keseimbangan agar energi kinetik dapat berubah menjadi energi


potensial saat perubahan posisi dari rendah ke tinggi.
BAB 2. ALGORITMA PENYELSAIAN 14

2. Membuat keseimbangan agar energi potensial dapat berubah menjadi energi


kinetik saat perubahan posisi dari tinggi ke rendah, dalam hal ini diperkirakan
agar saat sudah pada posisi rendah, kereta roller coaster memiliki kecepatan
yang cukup untuk loop berikutnya.

3. Adanya faktor dinamika gerak melingkar pada saat roller coaster melakukan
looping , dalam hal ini GMB membantu pembentukan gaya sentripetal.

Hubungan Roller Coaster dengan Gaya Gravitasi

Pada saat menaiki roller coaster, kita tentu mengalami gaya gravitasi. Gaya
gravitasi ini terjadi akibat adanya tarikan massa bumi terhadap massa tubuh kita.
Gaya gravitasi yang dialami tubuh kita selalu mengarah ke pusat bumi. Tubuh kita
pada kenyataannya juga menarik bumi. Namun, massa tubuh kita terlalu kecil bila
dibandingkan dengan massa bumi, sehingga gaya tarik tubuh kita pada bumi dapat
diabaikan.
Gravitasi pada roller coaster berfungsi untuk menetralkan gaya akibat percepatan,
yakni gaya yang membuat penumpangnya terdorong ke depan. Selain itu, gaya gra-
vitasi bekerja pada roller coaster yang membuat roller coaster mengalami perubahan
kecepatan. Saat roller coaster bergerak naik menuju suatu puncak, gravitasi me-
narik roller coaster tersebut dan mengurangi percepatan pada roller coaster. Pada
saat itu energi kinetik akan berubah menjadi energi potensial. Setelah roller coaster
mencapai puncak, energi potensial pada roller coaster akan diubah menjadi energi
kinetik dan gravitasi akan menarik roller coaster ke bawah. Hal ini menyebabkan
roller coaster akan mengalami percepatan.
BAB 2. ALGORITMA PENYELSAIAN 15

Algoritma Program

Program

Tahap yang kami gunakan dalam penyelsaian dengan menggunakan program


adalah sebagai berikut:

1. Mulai

2. Menentukan variabel yang akan di gunakan

3. Menginput variabel yang akan di gunakan dalam rumus

4. Menulis rumus yang akan di gunakan

5. Mencari EP, EK, dan Kecepatan dari setiap posisi

6. Mengatur kondisi dari setiap input

7. Hasil dari setiap kondisi

8. Selsai

Tampilan Grafik

Grafik yang akan di tampilkan terkait kecepatan di setiap posisi, dan terha-
dap energi mekanik. Dari energi mekanik dapat di lihat perubahanya terhadap posisi
atau ketinggian sehingga dapat menghasilkan lintasan roller coaster dari energi serta
kecepatan yang di butuhkan.
BAB 3

IMPLEMENTASI PROGRAM

16

Anda mungkin juga menyukai