Megawati
A251 15 054
PROPOSAL
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar (PBM) sangat memerlukan peran aktif guru dalam
peserta didik yang berhasil dan siap untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam
dari hasil belajar merupakan suatu kecakapan nyata (actual ability) atau juga
efektif dan efesien dengan mengacu pada proses belajar mengajar di sekolah. Dan
sarana pembelajaran yang memadai. Sementara di sisi lain pemerintah dalam hal
yang tersedia .
kimia disekolah idealnya mengajarkan teori dan praktek laboratorium yang dapat
dengan praktikum atau eksperimen . hal ini karena kurangnya sarana maupun
peralatan dan zat-zat yang dibutuhkan dalam percobaan. Kendala ini sangat sering
dialami oleh siswa apalagi siswa yang ada di sekolah-sekolah yang berada pada
daerah pedesaan.
mampu menyajikan materi kimia lebih menarik dan kreatif sehingga anggapan
yang keliru selama ini bahwa kimia merupakan mata pelajaran sulit bagi siswa
akan hilang dari benak para siswa. Salah satu cara untuk menyajikan materi kimia
sekarang ini ada suatu software yang sering di sebut dengan laboratorium virtual.
Menurut Sutrisno (2012) praktikum kimia secara virtual artinya, kita melakukan
percobaan berbantuan komputer yang telah tersedia software yang siap untuk di
tersebut. Menurut peneliti dari Labshare, berikut ini adalah kelebihan dari lab
membuat laboratorium. Akan tetapi, selain banyak manfaat yang bisa dipetik dari
siswa.
Dari kondisi dan keadaan yang demikian penulis merasa perlu untuk
TOLITOLI”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagi guru
2. Bagi siswa
3. Bagi peneliti
4. Bagi sekolah
Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Getaran dan Gelombang kelas VIII SMPN 1
Alas Barat tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
dapat dijelaskan bahwa proses belajar mengajar fisika materi pokok getaqran dan
untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Suasa kelas menjadi
lebih hidup dan siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran,
SMK.
virtual lab.
peroleh hasil penelitian yaitu hasil belajar siswa sebelum diajar menggunakan
media laboratorium virtual rata-rata sebesar 6,80, hasil belajar siswa setelah diajar
software yang dijalankan oleh sebuah komputer, semua peralatan yang di perlukan
di Max Planck Institute for the History of Science. Proyek ini bertujuan untuk
menjelaskan interaksi antara ilmu kehidupan, seni, arsitektur, media dan teknologi
kini tidak hanya mengacu pada the virtual laboratory (Journal). Akan tetapi ini
mahal atau berbahaya, yang kadang tidak dapat dilakukan pada kondisi rill,
para siswa atau mahasiswa dapat melakukan praktikum atau ekperimen seolah
www.chemcollectife.org,oxford9www.chem.ox.ac.uk/vrchemistry), dll.
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk dapat menghadapi problema hidup dan
kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif mencari
(Anwar,2004).
1) Konsentrasi
3) Suhu
Reaksi akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
4) Katalis
zat itu tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak dikonsumsi atau tidak
Katalis homogen, merupakan katalis yang memiliki fase sama dengan pereaksi.
pereaksi. Misal serbuk V2O5 pada proses kontak pembuatan asam sulfat.
sebagai berikut :
V = k [A]x[B]y
dengan : v
Teori tumbukan
Hanya tumbukan yang memiliki energi cukup serta arah yang tepat yang
Menurut teori keadaan transisi, terdapat suatu keadaan yang harus dilewati
pada materi kimia. Akibat dari kesulitan-kesulitan yang ada diharapkan para guru
kimia mampu menyajikan materi kimia lebih menarik dan kreatif sehingga
anggapan yang keliru selama ini bahwa kimia merupakan mata pelajaran sulit bagi
siswa akan hilang dari benak para siswa. Salah satu cara untuk menyajikan materi
menarik minat siswa dan tujuan pembelajaran dapat di capai dengan baik.
Laju reaksi merupakaan pokok bahasan dalam kimia yang mencakup teori
dan praktik. Materi laju reaksi ini sangat bermanfaat untuk dipelajari karena erat
hubungannya dengan persoalan sehari-hari, seperti penggunaan katalis dalam
industri kimia. Materi laju reaksi merupakan salah satu materi kimia yang sangat
zat-zat, di pedesaan materi laju reaksi tidak di lakukan dengan praktikum atau
eksperimen. Hal ini karena kurangnya sarana maupun prasarana milik sekolah
kimia sering terkendala karena mahalnya peralatan praktikum dan zat-zat yang di
perlukan serta karena sulitnya mendapatkan peralatan praktikum dan zat-zat yang
di perlukan dalam percobaan. Kendala ini sangat sering di alami oleh siswa
apalagi siswa yang ada di sekolah-sekolah yangt berada pada daerah pedesaan.
Materi laju reaksi terdapat sub pokok materi tentang teori tumbukan yang
dalam software tersebut. Melalui laboratorium vitual, simulasi suatu kondisi yang
kompleks, terlalu mahal atau berbahaya, yang kadang tidak dapat dilakukan pada
METODE PENELITIAN
sampel penelitian. Menurut Solso & MacLin (2012), penelitian eksperimen adalah
penelitian eksperimen erat kaitannya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka
laboratorium virtual pada mata pelajaran Laju Reaksi. Bentuk penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design yang bertujuan
untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari
adanya perlakuan terttentu. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah adanya
percobaan atau trial. Percobaan ini berupa perlakuan atau intervensi terhadap
terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-
ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau
atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Bentuk penelitian ini dipilih
karena objek penelitian ini adalah siswa, sehingga tidak mungkin untuk membuat
kondisi objek sama, artinya ada variabel yang kondisinya tidak mungkin dibuat
penelitian hanya dilakukan pada satu kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol
sehingga tidak ada kontrol yang ketat terhadap variabel ekstra (Sukardi, 2003).
Desain pre-eksperimen dengan model pendekatan one group pretest and post-test
O1 X O2
Keterangan:
O1: Pre-test
O2: Post-test
Peneliti memilih sekolah tersebut karena tidak tersediannya sarana dan prasarana
materi Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yakni antara bulan agustus –
september 2018.
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecakapan siswa pada materi laju
reaksi.
3.5.1. Populasi
ini yaitu seluruh siswa kelas X IPA di MA DDI Tolitoli yang terdaftar pada tahun
3.5.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan cara Simple
Random Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel secara acak
dengan pernyataan (Sugiarto, 2017) tehnik ini dikatan simple (sederhana) karena
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, cara ini digunakan apabila
Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data
primer yang diperoleh dari hasil prepost dan posttest. Menurut Sugiyono (2017)
sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sehingga dalam penelitian ini data yang diperoleh dari prepost
posttes secara langsung yang dilakukan terhadap sampel pada materi laju reaksi.
wawancara, tes dan analisis dokumen. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh
1) Pedoman Observasi
Dalam penelitian ini pedoman observasi berisi kegiatan siswa selama proses
kecil untuk mendapatkan data hasil belajar afektif siswa. Dalam penelitian ini
pedoman observasi diisi oleh peneliti sendiri sebagai observer. Hal ini dilakukan
agar penelitian terhadap ranah afektif dalam penelitian ini dapat dilakukan sendiri
oleh para guru di sekolah yang ingin melakukan penilaian terhadap ranah afektif
siswa, karena dalam praktiknya para guru di sekolah menilai sendiri semua
2) Tes Tertulis
Tes tertulis yang digunakan untuk pretest dan post-test digunakan untuk
mengukur penguasaan konsep siswa pada materi laju reaksi sebelum dan setelah
pembelajaran menggunakan lab Virtual. Soal pada pretest dan posttest berupa soal
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Statistik
parametris dan non parametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang aka
memberikan nilai untuk setiap aspek afektif siswa sesuai dengan rubrik penilaian
yang telah ditentukan, kemudian merubah nilai yang diperoleh ke dalam nilai
Skor = x 100 %
∑ nilai maksimal
Setelah mendapat nilai presentase skor selanjutnya nilai presentase skor tersebut
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 kurang
(Arikunto, 2008)
sebagai berikut:
1) Menghitung skor mentah pada keseluruhan jawaban tes tertulis (pretest dan
post-test) sesuai dengan rubrik penilaian yang telah dibuat. Rubrik penilaian
persentase.
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Persentase Skor Siswa = ∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100 %
kelompok tinggi berdaskan skor tes tertulis (pretest dan post-test). Kelompok
tinggi = Skor tes > rata-rata skor tes + standar deviasi Kelompok sedang =
Rata-rata skor tes + standar deviasi > skor tes > rata-rata skor tes – standar
deviasi Kelompok rendah = Skor tes < rata-rata skor tes – standar deviasi
berikut:
5) Menghitung gain aktual setiap butir soal pada tes tertulis (pretest dan post-test).
Gain adalah selisih antara skor pretest dan skor post-test. Secara matematis
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
(Arikunto, 2009)
sekolah.
antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat
𝑇𝑓−𝑇𝑖
<g>=
𝑆𝐼−𝑇𝑖
Keterangan:
<g> = N-Gain
Tf = Skor post-test
Ti = Skor pretest
13) Menganalisis persentase jawaban benar siswa untuk setiap butir soal pada
hasil post-test.
14) Mengolah data secara statistik untuk menguji signifikansi pengaruh Lab
konsep siswa materi laju reaksi dari data pretest dan post-test secara
sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
menganalisis data. Hasil uji normalitas ini berhubungan dengan jenis statistik
yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian ini bertujuan untuk melihat
normal atau tidaknya suatu data. Bila data yang diperoleh terdistribusi normal,
nonparametrik. Karena sampel < 50, maka uji normalitas menggunakan uji
adalah :
Jika nilai (Sig.) ≥ 0,05 maka nilai pretest dan post-test berasal
Jika nilai (Sig.) < 0,05 maka nilai pretest dan post-test berasal
dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
dan sesudah (before and after design), mengetahui efektivitas suatu perlakuan,
serta digunakan sebagai alternatif pengganti uji Paired Sample T-Test jika data
berikut.
Hipotesis Sementara:
Jika nilai (Sig.) ≥ 0,05 maka tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai
Jika nilai (Sig.) < 0,05 maka terdapat perbedaan signifikan antara nilai pretest
dan post-test.
jawaban benar yang masih di bawah KKM baik KKM yang ditentukan
dan posttes pada kedua kelas sampel dengan menggunakan uji N-gain dengan
Kategori :
dengan menggunakan uji-t dua pihak dengan uji prasyarat sebagai berikut:
Kriteria pengujian:
(Riduwan, 2012).
2
(Oi Ei )
E i
2 = chi kuadrat
Uji Hipotesis
Pengukuran hipotesis digunakan untuk melihat seberapa jauh hipotesis
siswa
Ho : ml = m2
Ha : ml ≠ m2
Dimana:
Pengujian hipotesis hasil belajar siswa pada materi larutan elektrolit dan
non elektrolit di kelas X MIA SMA Negeri 3 Palu dilakukan menggunakan uji t
(Sugiyono, 2011).
X1 X 2
t=
(n1 n 2 )S12 (n 2 1)S22 1 1
n1 n 2 2 n1 n 2
dilakukan pada taraf signifikansi = 0,05. Jika –ttabel ≤ thitung ≤ +ttabel maka Ho
materi praktikum dengan kimia skala kecil pada penelitian ini, materi yang
tes tertulis
penelitian.
laju reaksi yang terdapat dalam kit praktikum kimia skala kecil (Lampiran A.2)
g) Melaksanakan ujicoba penuntun dan kit praktikum yang akan digunakan dalam
penelitian.
h) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP (Lampiran A.1) yang
b) Melakukan analisis data yang didapat dari instrumen yang telah diisi.
Setelah semua tahap dilakukan dan diperoleh data penelitian yang sudah
sebagai berikut
1. Kontribusi adalah mempunyai andil, mempunyai sumbangan (Kamus Besar
bahan yang lebih sedikit dan alat yang lebih kecil dari pada alat dan bahan
yang biasa digunakan dalam praktikum kimia biasa dengan skala makro