Garam Rangkap II. HARI, TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 26 April 2018 pukul 13.00 WIB III. SELESAI PERCOBAAN :Jumat, 4 Mei 2018 pukul 12.00 WIB IV. TUJUAN PERCOBAAN : Membuat dan mempelajari sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetraammintembaga(II) sulfat monohidrat V. TINJAUAN PUSTAKA Zat padat dapat di bedakan antara zat padat kristal dan amorf. Di dalam kristal, atom atau molekul penyusun kristal mempunyai struktur yang tetap tetapi dalam zat amorf tidak. Zat padat amorf dapat dianggap sebagai cairan yang membeku dengan membutuhkan waktu yang lama dengan viskositas yang sangat besar. Zat padat kristal dan amorf dapat dibedakan dengan berbagai cara misalnya dari titik leburnya. Kristal memilki titik lebur yang pasti, sedangkan zat amorf titik leburnya tidak pasti, tetapi tetap berada dalam suatu interval temperatur Zat padat memiliki volume dan bentuk tetap. Ini disebabkan karena molekul-molekul dalam zat padat menduduki tempat yang gelap dalam kristal. Molekul-molekul zat padat juga mengalami gerakan namun sangat terbatas (Sukardjo, 1985). Reaksi yang membentuk kompleks dapat dianggap sebagai reaksi asam-basa Lewis dengan ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang elektron kepada kation yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom logam pusat dan ligan sering kovalen, tetapi dalam beberapa keadaan interaksi dapat merupakan gaya penarik coulomb. Beberapa kompleks mengadakan reaksi subtitusi dengan sangat cepat, dan kompleks demikian dikatakan labil. Pembentukan senyawa kompleks koordinasi ialah perpindahan satu atau lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam, maka ligan bertindak sebagai pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Akibat dari perpindahan kerapatan elektron ini, pasangan elektron jadi milik bersama antara ion logam dan ligan, sehingga terbentuk ikatan pemberi- penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja terjadi. Namun, jika pasangan elektron itu terikat kuat, maka ikatan kovalen sejati dapat terbentuk (Rivai, 1995). Ketika jumlah setara garam tertentu dicampur dalam larutan berair dan larutan tersebut diuapkan, garam memiliki dua anion kation yang berbeda atau mungkin terbentuk, misalnya FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O di larutan garam berperilaku sebagai campuran dari dua individu. Garam- garam ini adalah disebut garam ganda atau garam rangkap, untuk membedakannya dari garam kompleks, yang menghasilkan kompleks ion dalam larutan (Daintith, 2004). Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, reaksinya ialah reaksinetralisasi. Sejumlah asam dan basa murni ekuivalen yang dicampur dan larutannyadiuapkan, maka akan terdapat zat kristalin yang tertinggal yang disebut dengangaram. Garam tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa, garam terdiri darikation dan anion. Kation dan anion tersebut ada yang merupakan ion kompleks sehingga membentuk senyawa kompleks. Garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks (Wilkinson, 1989). Berdasarkan keadaan-keadaan ketika dilarutkan dalam sebuah pelarut, garam dapat diklasifikasikan menjadi 2 : 1. Garam Rangkap Merupakan garam yang merupakan campuran bermacam-macam ion sederhana yang akan mengion apabila dilarutkan kembali. Garam rangkap terbentuk melalui kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekuivalen atau lebih garam tertentu dengan perbandingan tertentu pula. Bila suatu kompleks dilarutkan, akan terjadi pengionan atau disosiasi, sehingga akhirnya terbentuk kesetimbangan antara kompleks yang tersisa (tidak berdisosiasi). Dua contoh garam rangkap yang sering dijumpai dalam garam alumina, K(SO4)12H2O dan ferroammonium sulfat, Fe(NH3)SO4.5H2O, garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion komponennya. (Arifin, 2011). Semua garam-garam tersebut terbentuk melalui pencampuran (larutan pekat panas dari komponen sulfat), lalu didinginkan. Kristal- kristal alumi, yang mengendap akibat kelarutannya rendah dalam air dingin, dapat dimurnikan lewat kristalisasi karena kelarutannya meningkat secara mencolok dengan meningkatnya suhu. Kristal- kristalnya biasanya berbentuk oktahedral. Proses pembentukan dari garam rangkap terjadi apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya. Kompleks ialah suatu satuan baru yang terbentuk dari satuan-satuan yang dapat berdiri sendiri, tetapi membentuk ikatan baru dalam kompleks itu. Dalam hal ini, kompleks yang terbentuk masing- masing berisi sebuah komponen, tetapi ada pula yang terjadi dari lebih banyak komponen seperti kompleks [Pt(NH3)2Cl4] dan [Pt(NH3)Cl3]. Contoh dari garam rangkap adalah garam alumia, KAI(SO4)2.12H2O dan feroammonium sulfat, Fe(NH3)2(SO4).6H2O (Arifin, 2011). 2. Garam Kompleks Merupakan garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks dalam larutan dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam komplek. misalnya heksamminkobalt(III) klorida Co(NH3)6Cl3 dan kalium heksasianoferat (III) K3Fe(CN)6. Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu atom (ion pusat) dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan kompleks yang stabil nampak mengikuti stokiometri yang sangat tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan di dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-masingnya dapat dihuni satu ligan (Svehla, 1990). Garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion komponennya. Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap. Salah satu tipe reaksi kimia yang dapat merupakan dasar penetapan titrimetri, mencakup pembentukan kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit sekali terdisosiasi. Satu contoh adalah reaksi ion perak dengan ion sianida untuk membentuk ion kompleks Ag(CN)2-yang sangat stabil (Underwood, 1999). Sedangkan garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks yang terbentuk dari satuan- satuan yang dapat berdiri sendiri, tetapi membentuk ikatan baru dalam kompleks itu. Dalam hal ini, kompleks yang terbentuk masing-masing berisi sebuah komponen, tetapi ada pula yang terjadi dari lebih banyak komponen seperti kompleks [Pt(NH3)2Cl4], [Pt(NH3)Cl3], [Co(NH3)6Cl3] dan K3[Fe(CN)6]. Bila suatu kompleks dilarutkan, akan terjadi pengionan atau disosiasi, sehingga akhirnya terbentuk kesetimbangan antara kompleks yang tersisa (tidak berdisosiasi) (Harjadi, 1993). Senyawa yang mengandung ion kompleks (dapat berupa kation kompleks atau anion kompleks 1. Senyawa tersusun dari ion kompleks atau kation kompleks, dan ion atau kation kompleks biasa disebut dengan senyawa kompleks (senyawa koordinasi) atau garam kompleks. Ion kompleks terdiri dari atom pusat (atom logam) dan ligan yang terikat pada atom pusat melalui ikatan koordinasi, sedangkan garam rangkap merupakan bila semua gugus –H dari asam digantikan oleh ion logam tak senama, atau semua gugus –OH dari basa digantikan oleh ion sisa asam tak senama. Garam rangkap berbeda dengan garam kompleks yang menghasilkan ion- ion kompleks dalam larutan. Semua garam-garam tersebut terbentuk melalui pencampuran (larutan pekat panas dari komponen sulfat), lalu didinginkan. Kristal-kristal alumi, yang mengendap akibat kelarutannya rendah dalam air dingin, dapat dimurnikan lewat kristalisasi karena kelarutannya meningkat secara mencolok dengan meningkatnya suhu. Kristal-kristalnya biasanya berbentuk octahedral. (Annisa, 2009). A. Tembaga (Cu) Tembaga adalah merah muda, yang lunak, dapat di tempa, dan liat. Tembaga melebur pada 1038 0C. Karena potensial elektrodanya positif (+ 0,34 V) untuk pasangan Cu atau Cu2+ tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut. Kebanyakan garam tembaga(I) tak larut dalam air, perilakunya mirip perilaku senyawa perak(I). Mereka mudah dioksidasi menjadi senyawa tembaga(II), yang dapat diturunkan dari tembaga(II) oksida CuO hitam. Namun oksidasi selanjutnya menjadi Cu(II) adalah sulit. Garam-garam tembaga dua umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam bentuk larutan air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat(II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Garam-garam tembaga(II) anhidrat, seperti tembaga(II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Dalam larutan air selalu terdapat ion kompleks tetraakuo atau lebih mudah disebut dengan ion tembaga(II) Cu2+saja (Svehla, 1990). Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2 namun hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutan air. Dalam larutan air hampir semua garam tembaga (II) berwarna biru yang karakteristik dari warna ion kompleks koordinasi 6, [Cu(H2O)6]2-. Pengecualian yang terkenal yaitu tembaga II klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion kompleks [CuCl4]2- yang mempunyai bangun geometri dasar tetrahedral atau bujur sangkar bergantung pada kation pasangannya. Dalam larutan encer ia menjadi berwarna biru oleh karena pendesakan ligan Cl- dan ligan H2O. Oleh karena itu, jika warna hijau ingin dipertahankan, ke dalam larutan pekat CuCl2 dalam air ditambahkan ion senama Cl- dengan penambahan padatan NaCl atau HCl pekat atau gas. [CuCl4]2- (aq) + 6H2O (l) [Cu(H2O)6]2- (aq) + 4Cl- (aq)
B. Garam Kompleks Tetraamminecopper(II) sulfate
Tetraamminecopper(II) sulfat adalah senyawa anorganik dengan rumus [Cu(NH3)4(H2O)n]SO4. Senyawa kompleks tersebut berbentuk padat dan berwarna biru gelap serta berbau sedikit berbau ammonia. Struktur Tetraamminecopper(II) sulfate Names IUPAC name Tetraamminecopper(II) sulfate monohydrate Other names Properties Chemical formula [Cu(NH3)4(H2O)n]SO4 Molar mass 245.79 g/mol dark blue-purple solution or Appearance crystals Odor Ammonia Density 1.81 g/cm3 Boiling point 330 °C (626 °F; 603 K) Solubility in 18.5 g/100 g (21.5 °C) water
(Wikipedia, 2016)
C. Manfaat
Pemanfaatan dari CuSO4.5H2O ini sangat luas. Diantaranya yaitu
sebagai fungisida yang merupakan pestisida yang secara spesifik membunuh atau menghambat cendawan akibat penyakit, reagen analisa kimia, sintesis senyawa organik, pelapisan anti fokling pada kapal, sebagai kabel tembaga, elektromagnet, papan sirkuit, solder bebas timbal, dan magneton dalam oven microwave. Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2 (Fitrony dkk., 2013). VI. ALAT DAN BAHAN