OLEH
KELOMPOK 10
YONDRIADI
2. UTARI NOVITRIA
JURUSAN KIMIA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami mengucapkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Garam Kompleks
dan Garam Rangkap dengan sebaik mungkin.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Garam dapat terdiri atas garam kompleks dan garam rangkap. Garam kompleks
dapat diartikan sebagai garam yang mengandung ion-ion kompleks ,misalnya heksamin
kobalt (III) klorida Co (NH3)6Cl3 dan tetra amin tembaga (II) sulfat monohidrat
Cu(NH3)4SO4. H2O. Garam kompleks memiliki perbedaaan dengan garam rangkap. Garam
rangkap dapat diartikan sebagai garam yang dibentuk dari dua garam yang mengkristal
secara bersama-sama, contoh garam rangkap misalnya ammonium tembaga (II) sulfat
heksahidrat Cu(SO4)2 (NH4)2. 6H2O.
Garam rangkap merupakan suatu garam yang terbentuk dari kristalisasi larutan
campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu, misalnya
FeSO4(NH4)SO4.6H2O dan K2SO4Al2(SO4)3.24H2O. Garam rangkap terbentuk
apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu.
Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur
garam komponennya.
Garam kompleks merupakan suatu garam yang terbentuk dari suatu anion atau
kation kompleks, misalnya [Co(NH3)6]3+ dan [Fe(CN)6]3-, atau dikenal sebagai senyawa
koordinasi, misalnya heksaminkobalt(III) klorida atau [Co(NH3)6]Cl3 dan kalium
heksasianoferat(III) atau K3[Fe(CN)6].
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Dimana M = ion logam, dan L = ligan yang memiliki pasangan elektron (Rivai, 1995).
Senyawa koordinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompleks netral dan
ion yang dalam hal ini paling sedikit satu dari ion tersebut harus merupakan ion kompleks.
Salah satu karakteristik karakteristik senyawa kompleks ialah bahwa ion kompleks atau
kompleks netral yang menyusun senyawa tersebut masih seringkali mempertahankan
identitasnya dalam larutan. Meskipun dapat terjadi disosiasi parsial. Misalnya senyawa
yang semula ditulis 2 KBr.HgBr 2 sebetulnya mengandung ion tetrahedral [HgBr4]2- dalam
padatan Kristal dan ion ini tetap mempertahankan keutuhannya jika dimasukkan dalam
larutan dan harga disosiasi menjadi kecil (Day dan Selbin, 1993).
Garam adalah suatu zat yang dihasilkan jika logam (atau kumpulan atom yang
bertindak sebagai logam) menggantikan satu atau lebih atom hidrogen pada asam. Contoh:
Natrium sulfat Na2SO4, adalah garam yang berasal dari asam sulfat, H 2SO4, dengan
menggantikan 2 atom hidrogen dengan 2 atom Na. Yang disebut garam dalam istiah sehari-
hari adalah natrium klorida, NaCl.
Garam rangkap, Garam yang mengandung lebih dari satu ion logam atau ion sisa
asam dalam rumusnya. Contoh: KMgCl 3 (Kalium Magnesium Klorida) mengandung dua
+ 2+
ion logam, yaitu K dan Mg . KMgSO4Cl (Kalium Magnesium Sufatklorida)
+ 2+ 2- -
mengandung dua ion logam, yaitu K dan Mg dan dua ion sisa asam, yaitu SO 4 dan Cl .
Garam kompleks. Garam yang mengandung ion-ion kompleks. Contoh: K 3Fe(CN)6, tri
kalsium heksa siano ferat atau kalium feri sianida. Garam ini, jika dilarutkan dalam air,
+ -
akan terurai menjadi ion K dan ion kompeks Fe(CN)6 (Hadiat.2004).
Garam rangkap adalah garam yang terdiri dari dua kation yang berbeda dengan
sebuah anion yang sama dalam satu kisi kristalnya. Garam rangkap biasanya lebih mudah
membentuk kristal besar dibandingkan dengan garam tunggal penyusunnya. Kation garam
rangkap umumnya terdiri kation logam transisi yang bergabung kation logam alkali atau
ion ammonium Ciri-ciri khas ligan. Di antara ciri-ciri khas ligan yang umum diketahui
sebagai mempengaruhi kestabilan kompleks dalam mana ligan itu terlibat, adalah (i)
kekuatan basa dari ligan itu, (ii) sifat-sifat penyepitan itu (jika ada), dan (iii) efek-efek
sterik ruang.
(Basset. 1994).
(Chang. 1994).
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak dan dapat ditempa. Ia melebur pada
2+
1038C. Karena potensial elektrodanya positif, (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu ), ia tak
larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa
larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga:
2+ -
3Cu + 8HNO3 3Cu + 6NO3 + 2NO +
4H2O Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga:
2+ 2-
Cu + 2H2SO4 Cu + SO4 + SO2 + 2H2O
Kebanyakan garam tembaga (I) tak larut dalam air, perilakunya mirip perilaku senyawa
perak (I). Mereka mudah dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II), yang dapat diturunksn
dari tembaga (II) oksida CuO hitam. Namun, oksidasi selanjutnya menjadi Cu (II) adalah
sulit. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk dalam bentuk
hidrat, padat, maupun dalam bentuk larutan air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk
ion tetraakuokuprat (II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti
tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Dalam larutan air
selalu terdapat ion kompleks tetraakuo atau lebih mudah disebut dengan ion tembaga (II)
Cu2+ saja.
(Svehla, 1985).
BAB III
METEDOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu Pelaksanaan
Corong gelas
Gelas ukur 50 mL
Gelas arloji
Pengaduk gelas
Kertas saring
Aluminium foil
Botol semprot
Pipet tetes
Timbangan Mettler
Pemanas listrik
2. Bahan
CuSO4.5H2O
(NH4)2SO4
KSCN 0,5M
Amonia pekat
Etanol
Akuades
B. Prosedur kerja
1. Pembuatan Garam Kompleks
Larutkan sebanyak x g tembaga(II) sulfat pentahidrat dengan 5,0 mL
akuades dalam gelas kimia 50 mL (nilai x akan diberikan oleh asisten).
Tambahkan amonia pekat tetes demi tetes (sambil diaduk) sampai endapan
yang terbentuk larut kembali (amonia berlebih).
Diamkan larutan tersebut pada suhu kamar.
Tambahkan 20mL etanol dengan pipet tetes secara perlahan melalui dinding
gelas sampai terbentuk dua lapisan (bawah = biru gelap; atas = bening).
Tutup rapat dengan alumunium foil dan biarkan pada suhu ruang, amati
pertumbuhan kristal yang terbentuk pada hari berikutnya.
Saring dan letakkan dalam gelas arloji lalu keringkan kristal dalam oven
pada 60C selama 2 jam, kemudian kristal ditimbang.
3. Uji Kualitatif
Timbang sejumlah massa yang sama dari garam rangkap dan garam
kompleks yang diperoleh kemudian masing masing larutkan dengan 5 mL
akuades.
Reaksikan kedua larutan tersebut dengan 2mL KSCN 0,5M. Amati
perubahan yang terjadi.
BAB IV
A. Tabel Pengamatan
1. Pembuatan Garam Kompleks
Perlakuan Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
es biru tua
4. Kristal yang terbentuk disaring, Kristal mulai terbentuk
kemudian dicuci dengan etanol
secukupnya, setelah itu di timbang Berat kristal = 3,7 gram
B. Perhitungan
1. Pembuatan Garam Kompleks
gram
mol CuSO4.5H2O Mr
2 gram
249,5 gram/mol
0,00801 mol
37 . . 1000 g /kg
M NH3 Mr
19,8 mol/ L
mol NH3 M .V
0,00396 mol
Reaksi :
CuSO4.5H2O + 4 NH3 Cu (NH3)4SO4.H2O + 4H2O
Maka,
Massa Cu(NH3)4SO4.H2O = mol . Mr
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa berat kristal adalah = 1,2 gram
= 61 %
gram
mol CuSO4.5H2O Mr
2 gram
249,5 gram/mol
0,00801 mol
gram
mol (NH4)2SO4 Mr
2 gram
132 gram/mol
0,015 mol
Reaksi :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 Cu(SO4)2(NH4)2.6H2O
Maka,
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa berat kristal adalah = 1,2 gram
= 92,61 %
C. Pembahasan
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Sifat dari garam kompleks yakni jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi
kompleks dan ionnya, sedangkan sifat garam rangkap jika dilarutkan dalam air akan
terionisasi menjadi ion-ion pembentuknya.
2. Kristal garam rangkap kupri ammonium sulfat hidrat CuSO 4(NH4)2SO4.xH2O yang
terbentuk sebanyak 3,7 gram dengan rendemen 92,61 %
3. Kristal garam rangkap kupri ammonium sulfat hidrat Cu(NH3)4SO4.xH2O yang
terbentuk sebanyak 1,2 gram dengan rendemen 61 %
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J.1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Chang, Raymond. 1994. Kimia Dasar Jiid Satu Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Day, M.C dan J. Selbin, 1993, Kimia Anorganik Teori. Yogyakarta : UGM Press
Hadiat, dkk. 2004. Kamus Sains. Jakarta : Balai Pustaka Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan
Kimia Edisi Pertama, UI, Jakarta.