Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No.

1, Februari 2013

KLASIFIKASI JENIS KAYU DENGAN GRAY-LEVEL CO-OCCURRENCE


MATRICES (GLCMs) dan K-NEAREST NEIGHBOR
Jaenal Arifin1, Yuliana Melita2
1.. STMIK ASIA Malang, 2.. iSTTS
e-mail : jaenalarif19@gmail.com, ymp@softwareinovasi.com

ABSTRAKSI
Kayu sebagai hasil hutan sekaligus sumber kekayaan alam merupakan bahan dasar
yang dimanfaatkan perusahaan manufaktur untuk pembuatan barang rumah tangga
seperti: bufet, almari, kursi, meja dan masih banyak lagi kegunaan kayu untuk
kebutuhan manusia. Banyaknya jenis kayu yang mempunyai tekstur hampir sama dapat
menyulitkan perusahaan untuk mengelompokan kayu berdasar jenisnya.
Sebagai alternatif sistem untuk pengelompokan (clasification) jenis kayu dapat
dilakukan dengan memanfaatkan kamera digital yang selanjutnya akan diproses secara
otomatis oleh sistem, dari sinilah jenis kayu dikenali. Dengan adanya teknologi
pengolahan citra, maka data yang berupa gambar dapat diambil informasinya dan
dikenali. Citra tersebut diambil nilai cirinya dengan metode Gray-Level Co-Occurrence
Matrices, ciri-ciri yang diperoleh dari kontras, korelasi, homogenitas dan ASM.
Hasil dari proses tersebut akan diklasifikasikan dengan algoritma K-Nearest
Neightbor yang dicari jaraknya dari data latih, dengan tujuan mengambil keputusan
untuk mengenali jenis kayu. Dalam sistem yang dibuat menghasilkan nilai error terkecil
pada inputan k=1 yaitu 7%, disebabkan karena citra terdekat dengan citra uji tersebut
adalah citra uji itu sendiri yang telah ada pada database sehingga memiliki jarak
terdekat dan error terbesar pada k=7 yaitu 27% disebabkan karena pencarian dalam
database semakin besar dengan jenis kayu lebih kecil sama dengan nilai k=7.

Kata Kunci: Klasifikasi, Manufaktur, Gray-Level Co-Occurrence Matrices, , K-Nearest


Neighbor
ABSTRACT
Wood as forest result all at once natural resources source is ingredient base that
maked use manufacturing business to household goods maker likes: buffet, cupboard,
chair, table and still many again wood use for human need. Wood kind quantity that has
texture much the same to can menyulit company to mengelompo wood based on the
kind.
Alternatively system to clasification wood kind can be done with make use digital
camera later on be processed automatically by system, from here wood kind is
identified. With image processing technology existence, so data shaped picture can be
taken the information and identified. Image taken the characteristic value with gray
level co-occurrence matrix method , feature that got from contrast, correlation,
homogeneity and ASM.
The result will classified with algorithm k-nearest neightbor that looked for the
distance from data practises, with a purpose to take decision to identified wood kind. In
system that made to produce value error smallest in input k=1 that is 7%, caused
because image closest with test image itself test image that is on database so that has
distance closest and error biggest in k=7 that is 27% caused because livelihood in ever
greater database with smaller wood kind equal to 7.

Keywords: Classification, Manufacturing, Gray-Level Co-Occurrence Matrices, K-Nearest


Neighbor.

48 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

PENDAHULUAN analisis citra tekstur kayu menggunakan


Kayu sebagai hasil hutan sekaligus metode Gray-Level Co-Occurrence
hasil sumber kekayaan alam, Matrices dan K-Nearest Neighbor pada 4
merupakan bahan mentah yang jenis kayu yaitu: kayu jati, kayu akasia,
diproses untuk dijadikan barang rumah kayu mahoni, dan kayu balau.
tangga seperti: Bufet, almari, kursi, meja
dan lain-lain. Karena begitu banyaknya KAJIAN TEORI
jenis kayu yang mempunyai corak atau 1. Pengertian Klasifikasi
bentuk tekstur yang hampir sama, hal Klasifikasi merupakan
ini akan menyulitkan manusia dalam penyederhanaan terhadap objek yang
mengenali jenis kayu terutama bagi berjumlah besar dan beragam. Secara
industri pengolah kayu yang kurang umum klasifikasi dapat diartikan
mengetahui jenis-jenis kayu yang akan sebagai suatu proses pengelompok-an
di olah. berdasarkan aturan-aturan tertentu.
Pada perusahaan manufaktur, 2. Pengertian Kayu
proses penyortiran bahan baku secara Kayu sebagai hasil hutan sekaligus
visual berperan penting terhadap hasil sumber kekayaan alam,
kualitas suatu produk yang akan merupakan bahan mentah yang
dihasilkan. Perkembangan Industri diproses untuk dijadikan barang sesuai
manufaktur kayu yang makin pesat dengan kemajuan teknologi. Secara
memaksa produsen kayu untuk umum, kayu merupakan bahan organik
menyediakan bahan baku kayu dengan yang diproduksi sebagai xylem
kualitas yang baik agar diterima oleh sekunder yang berasal dari dalam
customer. hutan tanaman, terutama pohon-
Di Indonesia, umumnya industri pohon dan tanaman lainnya
yang menggunakan kayu sebagai bahan
baku utamanya, pemilahan kayu 3. DefinisiCitra
berdasarkan jenis tertentu yang Citra adalah suatu representasi
mengacu pada tampilan tekstur dan (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari
warna, sebagian besar masih dilakukan suatu objek. Citra sebagai keluaran
oleh manusia. Keterbatasan kemampuan suatu sistem perekaman data dapat
manusia dalam menganalisis kayu bersifat optik berupa foto, bersifat
secara penglihatan pada umumnya analog berupa sinyal-sinyal video
kurang begitu peka terhadap seperti gambar pada monitor televisi,
perubahan-perubahan kecil yang terjadi atau bersifat digital yang langsung dapat
secara bertahap. disimpan pada suatu media
Untuk mengatasi hal ini, penyimpanan.
pemanfaatan teknologi yang dapat
membantu manusia dalam menganalisis 4. PengolahanCitra
tekstur kayu untuk membedakan jenis Pengolahan citra (image processing)
kayu akan sangat penting. Mengingat merupakan suatu sistem dimana proses
pada industri kayu dengan volume dilakukan dengan masukan citra
produk yang dihasilkan cukup besar (image) dan hasilnya juga berupa citra
maka sedikit peningkatan pada kualitas (image).
akan memberikan banyak laba dan Sesuai dengan perkembangan
penghematan pada perusahaan karena computer vision pengolahan citra
kayu dengan kualitas terbaik tentu lebih mempunyai dua tujuan, yaitu:
berharga dibandingkan dengan kayu a. Memperbaiki kualitas citra, dimana
berkualitas rendah. citra yang dihasilkan dapat
Pada penelitian ini akan dilakukan menampilkan informasi secara jelas

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 49


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

atau dengan kata lain manusia dapat Setelah matriks intensitasco-


melihat informasi yang diharapkan occurrence terbentuk, maka tiap
dengan menginterprestasikan citra elemen matriks p(i1, i2) perlu
yang ada. dinormalisasi dengan membagi tiap
b. Mengekstrasi informasi ciri yang elemen dengan bilangan yang
menonjol pada suatu citra, dimana merupakan jumlah total dari pasangan
hasilnya adalah manusia piksel.
mendapatkan informasi ciri dari citra Pengukuran nilai tekstur
secara numerik atau dengan kata lain didasarkan pada persamaan Harralick
komputer (mesin) melakukan yang didefenisi-kan sebagai berikut:
interprestasi terhadap informasi yang 1. Kontras (Contrast)
ada pada citra melalui besaran data Menunjukkan ukuran penyebaran
yang dapat dibedakan secara jelas (MomentInertia) elemen-elemen
(besaran-besaran ini berupa besaran matrik citra.
numerik). Con-= ∑i∑j ( i – j )2 Pd ( i,j )
2. Korelasi (Correlation)
1. Ekstraksi Fitur Menunjukkan ukuran ketergantungan
Ekstrasi fitur (feature extraction) linear derajat keabuan citra sehingga
merupakan bagian fundamental dari dapat memberikan petunjuk adanya
analisis citra. Fitur adalah karakteristik struktur linear dalam citra
unik dari suatu objek. ∑ ∑ ( ) ( )
Cor
2. Co-Occurrence Matrices 3. Momen Selisih Terbalik (Inverse
Co-Occurrence Matrices adalah Difference)
matriks yang dibangun menggunakan Disebut juga homogenitas. Menunjukan
histogram tingkat kedua. Co-Occurrence kehomogenan citra. IDM = ( ) Pd
Matrices merupakan matriks berukuran ( i,j )
LxL (L menyatakan banyaknya tingkat 4. Momen Angular Kedua (Angular
keabuan) dengan elemen-elemen Scond Moment) atau Energy
P(x1,x2) yang merupa-kan distribusi Menunjukkan ukuran sifat
probabilitas bersama (joint probability homogenitas citra. Dengan
distribution) dari pasangan pixel dengan persamaan berikut:
tingkat keabuan x1 yang beralokasi pada ASM = ∑∑jPd(i, j)2
koordinat (j,k) dengan x2 yang Dimana:
beralokasi pada koordinat (m,n). Pd ( i,j ) : Co-Occurrence Matrices
Koordinat pasangan pixel tersebut ternormalisasi
berjarak r dengan sudut θ. : nilai rata-rata elemen kolom
Langkah-langkah untuk pada matriksPd ( i,j )
membuat Co-Occurrence Matrices : nilai rata-rata elemen baris pada
(matriks co-ocurrence) adalah : matriksPd ( i,j )
1) Membuat area kerja matriks. : nilai standart deviasi elemen
2) Menentukan hubungan spasial kolom pada matriks
piksel referensi dengan piksel : nilai standart deviasi elemen
tetangga. baris pada matriks
3) Menghitung jumlah kookurensi dan
mengisikannya pada area kerja. 3. Euclidean Distance
4) Menjumlahkan matriks kookurensi Euclidean distance adalah suatu
dengan transposenya untuk metode stastika yang digunakan untuk
menjadikan-nya simetris melakukan pengelompokan suatu data
5) Normalisasi matriks

50 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

dengan jarak tertentu terhadap mean terlibat dalam konflik, tentukan jarak
data tersebut sehingga diperoleh suatu di antara x dengan kelas ώi
penyebaran data yang memiliki pola berdasarkan E tetangga terdekat yang
terhadap nilai mean. Rumus dari ditemukan pada kelas ώi.
Euclidean distance adalah sebagai 7. Jika pola pelatihan ke-m dari kelas ώi
berikut: yang terlibat dalam konflik maka
jarak antra x dengan kelas ώi adalah:
( ) √∑( ) di= ∑ (

d = jarak data uji terhadap tehadap


data sampel ke i
xi = data sampel ke i
i = indeks variable
n = jumlah variable
y = data uji
4. K-Nearest Neighbor
(a)Model KNN awal (b) model KNN
K-Nearest Neighbor (KNN)
pemecahan konflik
adalah suatu metode pengklasifikasian
Gambar 1. Ilustrasi Aturan Pemilihan
yang disupervisi, dimana hasil dari
KNN
query akan di klasifikasikan
berdasarkan mayoritas dari kategori. PEMBAHASAN
Algoritma ini bertujuan untuk meng- 1. Analisis dan Perancangan Sistem
klasifikasi objek baru berdasarkan Dalam proses pembuatan suatu
atribut dan training sample. Diberikan sistem mutlak dilakukan analisis
suatu titik query, selanjutnya akan terhadap sistem yang akan dibangun,
ditemukan sejumlah K terdekat ke titik analisis yang dilakukan untuk
query. Nilai prediksi dari query instance membangun aplikasi pengklasifikasian
akan ditentukan berdasarkan klasifikasi jenis kayu dengan menggunakan
ketetanggaan. metode Gray-Level Co-Occurrence
Langkah penyelesaian masalah Matrices dan K-Nearest Neighbor akan
meng-gunakan metode KNN adalah dijelaskan dalam subbab-subbab ini.
sebagai berikut: 1.1 Analisis masalah yang akan
1. Menentukan nilai parameter K timbul dalam pengklasifikasian
(jumlah tetangga terdekat) jenis kayu adalah tingkat akurasi
2. Menghitung jarak setiap sample data pengenalan terhadap citra
dengan data yang duji. keabuan berdasarkan tekstur
3. Mengurutkan data berdasarkan jarak yang akan dikenali.
dari yang terkecil hingga yang 1.2 Analisis Proses akan menjelaskan
terbesar. mengenai proses yang digunakan
4. Mengamati jumlah keputusan yang dalam aplikasi pengklasifikasian
terbanyak untuk K data yang diambil. jenis kayu dengan menggunakan
5. Jika tedapat dua atau lebih kelas ώi Co- Gray-Level Co-Occurrence
yang merupakan tetangga terdekat Matrices dan K-Nearest Neighbor.
dari data uji x, maka terjadilah 1. Image processing meliputi
kondisi seimbang (konflik) dan proses grayscale.
digunakan strategi pemecahan 2. Ektraksi fitur dengan Gray-
konflik. Level Co-Occurrence Matrices.
6. Untuk masing-masing kelas yang 3. Klasifikasi K-Nearest Neighbor

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 51


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

Mulai

2 Deskripsi Perancangan Sistem


Menjelaskan langkah-langkah Pemilihan
citra

dalam perancangan sistem dari


program aplikasi komputer yang akan Konversi

dibangun. Dengan perancangan system


Grayscale

ini diharapkan program aplikasi yang


dibuat akan sesuai dengan Ekstrasi Ciri

perancangannya.
2.1 Contex Diagram Tentukan
Nilai K
Admin menginputkan citra latih
(acuan) kedalam sistem, kemudian
user menginputkan data berupa Klasifikasi K-NN

gambar jenis kayu sebagai citra uji ke


dalam sistem kemudian sistem akan Hasil
mengidentifikasi citra uji tersebut dan Klasifikasi

menampilkan hasil dari klasifikasi.


Selesai

Input citra uji


User

Konfirmasi Data admin


Gambar 4. Diagram Alir Utama
Data admin

Hasil Klasifikasi Sistem


Admin
2.4 Diagram Alir Proses Ekstraksi
Diagram alir untuk proses
Klasifikasi Kayu
Input citra latih

Hasil ekstraksi ekstraksi dalam penelitian ini


ditunjukkan pada gambar 5
Hasil Klasifikasi

Gambar 2. Contex Diagram


Mulai

2.2 DFD Level 0


Untuk DFD Level 0 pada penelitian Citra
grayscale

ini dapat ditunjukkan pada gambar


3. Ekstrasi Citra
konfirmasi data admin

username & password


data admin
1.
Admin konfirmasi T.Admin
Login
Orientasi 0,
90,
User

input data kayu


Perhitungan
2. data ekstraksi Ciri
tampilkan data kayu
Pengolahan T.Ekstraksi
Data Latih

Simpan Ciri
Tekstur
data ekstraksi

3. input data kayu


Pengolahan
Data Uji tampilkan data kayu
Selesai

Gambar 3. DFD Level 0


Gambar 5. Diagram Alir Proses Ekstraksi
2.3 Diagram Alir Proses Utama
Diagram alir dari semua proses
klasifikasi jenis kayu ditunjukkan
2.5 Diagram Alir Proses KNN
pada gambar 4.
Diagram alir untuk proses KNN
dapat ditunjukkan pada gambar 6.

52 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

Mulai

Data Ektraksi

Pemilihan Nilai
k

Menghitung jarak citra uji


ke citra belajar Gambar 7. Gambar digrayscale
Dari gambar grayscale kemudian
Menentukan citra terdekat
sesuai nilai k
diekstraksi menggunakan metode Co-
Occurrence Matrices kemudian
disimpan dalam database sebagai data
Terjadi konflik latih.
Tidak
Ya

Menghitung jarak rata-rata


setiap kelas yang terlibat
konflik

Menentukan kelas dengan


jarak rata-rata terkecil

Hasil
Klasifikasi

Gambar 8. Gambar Ekstraksi


Seleasi
Untuk data latih yang sudah disimpan
Gambar 6. Diagram Alir Proses KNN dapat ditunjukan pada gambar 9.

3 Implementasi Dan Pengujian


Sistem
Sistem ini dirancang dengan
metode Gray-Level Co-Occurrence
Matrices untuk pengambilan nilai fitur,
ecludian distance untuk mencari jarak,
dan algoritma k-nearest heighbor untuk
proses klasifikasi. Gambar 9. Gambar Tabel Pelatih
1. Proses Pelatihan
Merupakan tahap awal dari 2. Proses Pengujian
klasifikasi jenis kayu dengan metode Merupakan tujuan dari penelitian ini
KNN, sebelum melakukan klasifikasi bagaimana dengan metode k-
perlu dilakukan pelatihan data oleh nearest neighbor (KNN) dapat
admin yang ditunjukkan pada gambar mengklasifikasi-kan jenis kayu.
7. Maka dari itu perlu dilakukan
pengujian dari perbandingan data
yang sudah dilakukan pelatihan.

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 53


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

Tabel 3.1 Pengujian Pada Data Latih


Jenis
K=1 K=3 K=5 K=7
Kayu
Akasi Maho Maho Maho Maho
a1 ni1 ni3 ni3 ni3
Akasi Akasi Balau Balau
Balau
a1.0 a1.0 5 5
Akasi Akasi Balau Balau
Balau
a1.1 a1.1 5 5
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
a2 a2 a3.4 a3 a3
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
a2.0 a2.0 a2.0 a3 a3
Gambar 10. Uji Klasifikasi Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
a2.1 a2.1 a3 a3 a3
Proses untuk mencari nilai, cirinya sama Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
dengan pelatihan. Perbedaannya setelah a2.2 a2.2 a1.1 a1.1 a1.1
diketahui nilai ciri yaitu melakukan Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
klasifikasi dengan menentukan inputan a3.0 a3.0 a1 a1 a1
nilai k (pembanding) untuk mengetahui Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
nilai terdekat dari data uji tersebut. a3.1 a3.1 a1 a1 a1
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
Hasil klasifikasi data tersebut termasuk a3.2 a3.2 a1 a1 a1
dalam jenis yang mana ditunjukkan Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
pada gambar 11. a3.3 a3.3 a1 a1 a1
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
a3.4 a3.4 a3 a3 a3
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
a4 a4 a4.0 a1 a1
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
a4.0 a4.0 a4.0 a1 a1
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
a4.1 a4.1 a4.0 a1 a1
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
a4.2 a4.2 a4.0 a1 a1
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
Gambar 11. Detail Klasifikasi a4.3 a4.3 a4.0 a1 a1
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
3. Pengujian Performa Sistem Pada a5 a5 a4.0 a1 a1
Nilai K Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
Berikut adalah hasil identifikasi citra a5.0 a5.0 a4.0 a1 a1
kayu dari empat jenis yang terdiri Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
dari 25 data sampel dengan inputan a5.1 a5.1 a4.0 a1 a1
nilai K berbeda dapat ditunjukkan Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
pada tabel 1. a5.2 a5.2 a4.0 a1 a1
Akasi Akasi Akasi Akasi Akasi
a5.3 a5.3 a4.0 a1 a1
Balau Balau Balau Balau Balau
Balau Balau
Balau Balau Balau
0 0

54 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

Balau Maho Maho Maho Maho Maho


Jati.0 Jati.0 Jati.0 Jati4.0
1 ni ni ni1 ni1 ni
Balau Balau Maho
Balau Balau Balau Jati.2 Jati.2 Jati.0 Jati4.0
1_0 1_0 ni
Balau Balau Balau Maho
Balau Balau Jati.3 Jati.3 Jati.0 Jati4.0
1_1 1_1 1_3 ni
Balau Balau Balau Maho
Balau Balau Jati1.0 Jati6.0 Jati6.0
1_2 1_2 1_3 ni Jati6.0
Balau Maho Maho
Jati.0 Jati.0 Jati4 Jati4 Jati1.1 Jati1.1 Jati
1_3 ni ni
Balau Balau Balau Maho
Balau Balau Jati1.2 Jati1.2 Jati Jati
2.0 2.0 1_3 ni1
Jenis Jati2 Jati2 Jati Jati Jati
K=1 K=3 K=5 K=7
kayu Jati2.0 Jati2.0 Jati Jati Jati
Balau Balau Balau Jati4 Jati4 Jati Jati Jati
Balau Balau Jati4.0 Jati4.0 Jati Jati Jati
2.1 2.1 1_3
Balau Balau Balau Maho Maho
Balau Balau Jati4.2 Jati4.2 Jati
2.2 2.2 1_3 ni1 ni1
Balau Balau Balau Jati4.3 Jati4.3 Jati.0 Jati4.0 Jati4.0
Balau Balau Jati5 Jati5 Jati.0 Jati4.0 Jati4.0
2.3 2.3 1_3
Balau Balau Balau Jati5.0 Jati5.0 Jati.0 Jati4.0 Jati4.0
Balau Balau Jati5.2 Jati5.2 Jati.0 Jati4.0 Jati4.0
2.4 2.4 1_3
Balau Balau Balau Jati6 Jati6 Jati1.0 Jati6 Jati6.0
Balau Balau Jati6.0 Jati6.0 Jati6.0 Jati6 Jati6
3 3 1_3
Balau Balau Balau Jati6.1 Jati6.1 Jati6.0 Jati6 Jati6
Balau Balau Jati7 Jati7 Jati6.0 Jati6 Jati6
3.0 3.0 1_3
Balau Balau Balau Jati7.0 Jati7.0 Jati6.0 Jati6 Jati6
Balau Balau Jati7.1 Jati7.1 Jati6.0 Jati6 Jati6
3.1 3.1 1_3
Balau Balau Balau Jati8 Jati8 Jati6.0 Jati6 Jati6
Balau Balau Jati8.0 Jati8.0 Jati6.0 Jati6 Jati6
3.2 3.2 1_3
Balau Balau Balau Jati8.1 Jati8.1 Jati6.0 Jati6 Jati6
Balau Balau Maho
3.3 3.3 1_3 maho
Balau ni1. Balau Balau
Jati.0 Jati4 Jati4 Jati4 ni6
4 0 Balau
Balau Balau Maho
Balau Balau Balau maho
4.0 4.0 ni1. Balau Balau
ni6
Balau Balau 1 Balau
Balau Balau Balau Maho
4.1 4.1 maho
Balau Balau ni1. Balau Balau
Balau Balau Balau ni6
5 5 2 Balau
Balau Balau Maho Maho Akasi Akasi Akasi
Balau Balau Balau ni2 ni2 a3 a3 a3
5.0 5.0
Balau Maho Maho
Jati.0 Jati8 Jati6 Jati6 Akasi Akasi
5.1 ni2. ni2. Akasi
a3 a3
Balau Balau 1 1 a3
Balau Balau Balau Maho Maho
5.2 5.2 Akasi Akasi
Balau Balau ni2. ni2. Akasi
Balau Balau Balau a2.0 a3
5.3 5.3 2 2 a3
Maho Maho Maho Akasi Akasi Akasi
Jati Jati Jati.0 Jati4.0 ni3 ni3 a2.0 a3 a3
ni

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 55


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

Maho Jumlah K-Nearest Neighbor


Maho Maho Maho
ni3. Jati4
ni3 ni3 ni3 Samp K =1 K = 3 K = 5 K = 7
0
Maho el
Maho Maho Maho
ni3. Jati4
ni3 ni3 ni3 90 7% 20% 22% 27%
1
Maho Maho
ni3. ni3. Jati4 Jati4 Jati4
2 2 PENUTUP
Maho Maho Kesimpulan yang dapat diambil
Jati4 Jati4 Jati4 dari tahapan-tahapan perancangan
ni4 ni4
Maho Maho sistem adalah sebagai berikut:
Maho Maho Maho 1. Analisa tekstur dengan menggunakan
ni4. ni4.
ni3 ni3 ni3 metode Gray-Level Co-Occurrence
0 0
Maho Maho Matrices fitur yang menghasilkan
ni4. ni4. Jati4 Jati4 Jati4 nilai terdiri dari kontras, korelasi,
1 1 homogenitas, ASM, dengan arah
Maho Maho Maho Maho Maho sudut 00 dan 900 menghasilkan nilai
ni4. ni4. ni1. ni1. ni1. yang berbeda.
3 3 0 0 0 2. Dengan hasil ekstraksi metode Gray-
Maho Maho Maho Level Co-Occurrence Matrices dapat
Maho Maho ditemukan nilai setiap tekstur kayu
ni1. ni1. ni1.
ni5 ni5 dan dikelompokkan dengan
0 0 0
Maho Maho Maho Maho Maho menggunakan metode K-Nearest
ni5. ni5. ni1. ni1. ni1. Neightbor dihasilkan ciri jenis kayu
0 0 0 0 0 tertentu.
Maho Maho Maho Maho Maho 3. Pada pengujian citra kayu masing-
ni5. ni5. ni1. ni1. ni1. masing mempunyai jenis lebih dari
1 1 0 0 0 satu. Semakin besar nilai k maka
Maho Maho Maho Maho Maho semakin kecil tingkat pengenalannya.
ni5. ni5. ni1. ni1. ni1. 4. Nilai keakuratan tertinggi pada data
2 2 0 0 0 latih inputan k=1 yaitu 100%. Hal ini
Untuk menghitung performa disebabkan karena citra terdekat
dari masing-masing nilai K yang dengan citra uji tersebut adalah citra
berbeda dalam penelitian ini itu sendiri dan telah ada pada
menggunakan rumus Mean Sequare database sehingga memiliki data
Error (MSE) sebagai berikut: terdekat.
MSE =∑∑ x 100% 5. Nilai error terkecil terletak pada
inputan k=1 yaitu 7% pada data latih.
Sehingga dapat diperoleh rasio
Hal ini disebabkan karena citra
kesalahan dari masing-masing nilai
terdekat dengan citra uji tersebut
K, yaitu seperti ditunjukkan berikut
adalah citra itu sendiri.
ini:
6. Nilai error tetinggi terletak pada
MSE K1 = x 100% = 7% inputan k=7 yaitu 27% pada data
MSE K3 = x 100% = 20% latih. disebabkan karena pencarian
dalam database semakin besar
MSE K5 = x 100% = 22%
dengan jenis kayu lebih kecil sama
MSE K7 = x 100% = 27% dengan nilai k=7.
Tabel 2. Rasio Kesalahan Berdasarkan dari pembahasan
perancangan klasifikasi jenis kayu

56 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang


Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 7 No. 1, Februari 2013

dengan metode Gray-Level Co- Melalui Iris Mata Menggunakan


Occurrence Matrices maka dapat Jaringan Saraf Tiruan Perambatan
diberikan beberapa saran sebagai Balik Dengan Pencirian Matrik Ko-
berikut: okurensi Aras Keabuan, Tugas Akhir,
1. Perlu dilakukan penelitian lebih Universitas Diponegoro, Semarang.
lanjut dengan menggunakan citra 5. Fathansyah,(1999)Basis Data,
bertekstur yang lain, agar dapat Informatika Bandung.
diketahui keakuratan tingkat
pengenalan dari metode matriks 6. Junita, Asri
kookurensi aras keabuan. Arriawati,(2004)Klasifikasi Citra
2. Perlu dilakukan penelitian lebih Tekstur Menggunakan k-Nearest
lanjut dengan menggunakan citra Neighbour Berdasarkan Ekstraksi
bertekstur yang lain, agar dapat Ciri Metode Matiks Kookurensi,
diketahui keakuratan tingkat Tugas Akhir, Universitas
pengenalan dari metode Gray-Level Diponegoro, Semarang.
Co-Occurrence Matrices. 7. Munir, Rinaldi,(2004)Pengolahan
3. Untuk proses ekstraksi ciri dapat Citra Digital dengan Pendekatan
digunakan metode ekstraksi fitur Algoritmik, Informatika Bandung.
yang lain, seperti histogram jumlah
dan selisih, tapis gabor, wavelet, dan 8. Pahludi, Panji Novia,
metode ekstraksi yang lain. (2004)Klasifikasi Citra Berdasarkan
4. Perlu dilakukan penelitian dengan Tekstur Menggunakan Jaringan
metode klasifikasi yang lain sebagai Saraf Tiruan Perambatan Balik,
perbandingan tingkat hasil yang Tugas Akhir, Universitas
lebih baik, Seperti fuzzy k-nearest Diponegoro, Semarang.
neighbor in every class, k-means dan 9. Putra, Darma, (2010), Pengolahan
metode klasifikasi yang lain. Citra Digital, ANDI.
5. Untuk pengambilan objek gambar
10. Sadeli, Muhammad,(2010), Access
dapat dilakukan dengan cara online,
2010 Untuk Orang Awam, Maxikom.
misalkan dengan webcam atau alat
sensor agar dalam mendapatkan 11. Sucipto, Tito,(2009)Struktur,
hasil proses pengenalan lebih cepat. Anatomi Dan Identifikasi Jenis Kayu,
Universitas Sumatra Utara.
DAFTAR PUSTAKA
12. Sutoyo, T, Mulyanto, Edy,
1. Achmad, Basuki, Palandi, dkk, dkk,(2009),Teori Pengolahan Citra
(2005),Pengolahan Citra Digital, ANDI.
Menggunakan Visual Basic, Graha Widiyadi, Emeraldy, (2009), Penerapan
Ilmu. Tree dalam Klasifikasi dan Determinasi
2. Agustin, Sofiana, dan Prasetyo, Eko, Makhluk Hidup, Tugas Ak
(2001)Klasifikasi Jenis Pohon
Mangga Gadung dan Curut
Berdasarkan Tekstur Daun, Paper,
Institut Teknik Surabaya, Surabaya.
3. Daryanto, (2003),Belajar Komputer
Visual Basic, Rama Media, Bandung.
4. Eskaprianda, Ardianto,(2009),
Deteksi Kondisi Organ Pangkreas

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ASIA Malang 57

Anda mungkin juga menyukai