IMAGE PROCESSING
KAPITA SELEKTA – A6
KELOMPOK 7
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penyusun
II
DAFTAR ANGGOTA TIM
III
DAFTAR ISI
IV
BAB I
PEMBAHASAN
Citra atau image adalah angka, dari segi estetika, citra atau gambar
adalah kumpulan warna yang bisa terlihat indah, memiliki pola, berbentuk
abstrak dan lain sebagainya. Citra dapat berupa foto udara, penampang lintang
(cross section) dari suatu benda, gambar wajah, hasil tomografi otak dan lain
sebagainya. Dari segi ilmiah, citra adalah gambar 3-dimensi (3D) dari suatu
fungsi, biasanya intensitas warna sebagai fungsi spatial x dan y. Di komputer,
warna dapat dinyatakan, misalnya sebagai angka dalam bentuk skala RGB.
Karena citra adalah angka, maka citra dapat diproses secara digital. Citra
merupakan gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi) sedangkan dilihat
dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinu dari intensitas
cahaya pada bidang dwimatra. Representasi citra dari fungsi kontinu menjadi
nilai-nilai diskrit disebut sebagai digitalisasi atau citra digital.
A. Citra Analog
Citra analog adalah citra yang bersifat continue, seperti gambar pada
monitor televisi, foto sinar X, foto yang tercetak di kertas foto, lukisan,
pemandangan alam, hasil CT scan, gambar-gambar yang terekam pada pita
kaset, dan lain sebagainya. Citra analog tidak dapat direpresentasikan
dalam komputer, sehingga tidak bisa diproses di komputer secara
langsung.
Oleh sebab itu, agar ini dapat diproses di komputer, proses konversi
analog ke digital harus dilakukan terlebih dahulu. Citra analog dihasilkan
dari alat-alat analog, seperti video kamera analog, kamera foto analog,
cam, CT scan, sensor rontgen untuk foto thorax, sensor gelombang pendek
pada sistem radar, sensor ultrasound pada sistem USG, dan lain-lain.
B. Citra Digital
Citra digital merupakan representatif dari citra yang diambil oleh mesin
dengan bentuk pendekatan berdasarkan sampling dan kuantisasi. Sampling
menyatakan besarnya kotak-kotak yang disusun dalam baris dan kolom.
Dengan kata lain, sampling pada citra menyatakan besar kecilnya
ukuran pixel (titik) pada citra, dan kuantisasi menyatakan besarnya nilai
tingkat kecerahan yang dinyatakan dalam nilai tingkat keabuan (grayscale)
sesuai dengan jurnlah bit biner yang digunakan oleh mesin, dengan kata
lain kuantisasi pada citra menyatakan jumlah warna yang ada pada citra.
2
I.3 Jenis – Jenis Citra Digital
Ada banyak cara untuk menyimpan citra digital di dalam memori. Cara
penyimpanan menentukan jenis citra digital yang terbentuk. Beberapa jenis
citra digital yang sering digunakan adalah citra biner, citra grayscale dan citra
warna.
- Dilasi
- Filling Holes
3
- Erosi
4
adalah matrik yang menyatakan derajat kecerahan untuk warna hijau,
dan B-layer adalah matrik yang menyatakan derajat kecerahan untuk
warna biru. Ketiga warna dicampur membentuk warna yang lain
1. Kecerahan (Brightness)
2. Kontras (Contrast)
Kontras menyatakan sebaran terang dan gelap dalam sebuah citra. Pada
citra yang baik, komposisi gelap dan terang tersebar secara merata.
3. Kontur (Contour)
4. Warna
5. Bentuk (Shape)
5
6. Tekstur (Texture)
6
Dalam perkembangan lebih lanjut, image processing dan computer
vision digunakan sebagai mata manusia, dengan perangkat input image
capture seperti kamera dan scanner dijadikan sebagai mata dan mesin
komputer (dengan program komputasinya) dijadikan sebagai otak yang
mengolah informasi. Sehingga muncul beberapa pecahan bidang yang
menjadi penting dalam computer vision, antara lain: pattern recognition
(pengenalan pola), biometric pengenalan identifikasi manusia berdasarkan
ciri-ciri biologis yang tampak pada badan manusia), content based image and
video retrieval (mendapatkan kembali citra atau video dengan informasi
tertentu), video editing, dan lain-lain
7
1. Image enhancement
- Operasi Titik
Intensity Adjusment
8
Intensity adjusment bekerja dengan cara melakukan
pemetaan linear terhadap nilai intensitas pada histogram
awal menjadi nilai intensitas pada histogram yang baru.
Histogram Equalization
Thresholding
- Operasi Spasial
Neighborhood Averaging
Median Filtering
9
High-Pass Filtering
- Operasi Transformasi
2. Image restoration
10
sebelumnya telah diketahui menjadi gambar seperti pada kondisi awal,
karena adanya gangguan yang menyebabkan penurunan kualitas
gambar, misalnya mengalami suatu degradasi. Degradasi dalam hal ini
maksudnya, gambar menjadi agak kabur (blur) sehingga menurunkan
kualitas gambar. Blur dapat terjadi karena banyak factor. Bisa karena
misalnya pergerakan selama pengambilan gambar oleh alat optik
seperti kamera, penggunaan alat optik yang tidak fokus, pengguanaan
lensa dengan sudut yang lebar, gangguan atmosfir, pencahayaan yang
singkat sehingga mengurangi jumlah foton yang ditangkap oleh alat
optik, dan sebagainya. Citra yang tertangkap oleh alat-alat optik
seperti mata, kamera, dan sebagainya sebenarnya merupakan citra
yang sudah mengalami degradasi. yang dalam hal ini jika f(x, y)
adalah citra asli dan g(x, y) adalah citra terdegradasi, maka g(x, y)
adalah perkalian f(x, y) dengan operator distorsi H ditambah dengan
derau aditif n(x, y): g(x, y) = Hf(x, y) + n(x, y)
11
4. Wavelet dan multiresolution processing
5. Image compression
Ada dua tipe utama kompresi data, yaitu kompresi tipe lossless dan
kompresi tipe lossy. Kompresi tipe lossy adalah kompresi dimana
terdapat data yang hilang selama proses kompresi. Akibatnya kualitas
data yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada kualitas data asli.
Sementara itu, kompresi tipe lossless tidak menghilangkan informasi
setelah proses kompresi terjadi, akibatnya kualitas citra hasil kompresi
juga tidak berkurang.
12
- Resolusi
- Kedalaman bit
- Redundansi
6. Morphological processing
13
7. Segmentation
8. Object recognition
14
proses yang akan memberikan label ke suatu objek berdasarkan
deskriptornya.
15
BAB II
PENUTUP
II.1. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Permata Sari, Sabilal rasyad, Evelina, “Identifikasi Huruf Braille Berbasis
image proseccing Secara Real Time,” Seminar Rekayasa dan Teknologi,
November2017
Chaerur Rozikin, Aries Suharso, kusnadi, Ultach Enti, Dhea Indahsari, “Pelatihan
Penggunaan aplikasi Pengendali Mutu dalam Pengemasan Air minum dalam
Botol Berbasis Image Processing,” Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH
Thamrin, vol.4(1), Maret 2022
Arif Ainur rafiq, Sugeng Dwi Riyanto, Bagas Dwi Aprilas, Rizki Priya pratama,
“Image Proseccing untuk Deteksi Objek pada Daerah Bencana,” Jurnal Inovasi
dan Teknologi, vol.20 (2), 2020
https://rifqimulyawan.com/blog/pengertian-image-
processing/#Pengertian_Image_Processing
https://ndoware.com/image-processing.html
https://www.kajianpustaka.com/2016/04/pengolahan-citra-digital.html
17
GLOSARIUM
18
HASIL DISKUSI
1. Pembukaan
2. Penyajian
3. Tanya jawab
19
SOAL TANYA JAWAB
Jawaban: citra analog terbentuk dari sinyal continue, sedangkan citra digital
terbentuk dari sinyal diskrit.
20
8. Jelaskan teknik-teknik dalam pengolahan citra digital!
- Image restoration
- Image Compression
- Morphological proseccing
- Segmentasion
- Object recognition
10. Teknik apa saja yang dapat dilakukan untuk melakukan proses image
enchancement?
Jawaban: Kompresi tipe lossy adalah kompresi dimana terdapat data yang
hilang selama proses kompresi. Akibatnya kualitas data yang
dihasilkan jauh lebih rendah daripada kualitas data asli. Sementara
itu, kompresi tipe lossless tidak menghilangkan informasi setelah
21
proses kompresi terjadi, akibatnya kualitas citra hasil kompresi
juga tidak berkurang.
12. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses kompresi gambar?
22