Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DESAIN PENELITIAN
ACARA IV
UJI NON PARAMETRIK (GOODNESS OF FIT TEST)

Disusun Oleh:

Nama : Jidhan Humaid

NIM : 21/477605/KT/09545

Kelompok : Gaharu

Co.Ass : Duta Cahya Alam

LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
ACARA IV
UJI NON PARAMETRIK (GOODNESS OF FIT TEST)

I. TUJUAN
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum acara 4 ini, yaitu mahasiswa mampu memahami
fungsi dan penggunaan dari uji keselarasan untuk mendukung kegiatan penelitian di bidang
kehutanan

II. LANGKAH PENGERJAAN


1. Data yang berada dibuku petunjuk praktikum diolah di Excel dengan ditambah NIF
sebesar 0,45, tetapi hanya nilai biomassa aja yang ditambahkan. Seperti ini:

2. Aplikasi SPSS dibuka, kemudian pilih menu Variable View dan masukkan data yang
sudah ditulis di Microsoft Excel, dimana pada kolom nama dimasukkan variabel “No
pohon, Site A, Site B, Site C, Site D, dan Site E”. Lalu pada kolom measure diganti
semua dengan scale dan pada bagian decimal pada baris “No pohon” diubah ke angka 0.
3. Pada menu Data View dipilih dan masukkan data dari tabel Excel yang sudah dibuat,
selanjutnya pilih Analyze – Nonparametric tests – Legacy Dialogs – 1-Sample K-S.

4. Input variable Site A sampai Site E ke Test Variable List. Kemudian checklist normal
dan pilih ok
5. Ouput data sebagai berikut

III. PEMBAHASAN
Berdasarkan pertanyaan pada buku panduan praktikum, seorang peneliti ingin
mengetahui pola distribusi diameter dari berbagai Kawasan hutan yang terletak di 5 lokasi
berbeda. Lakukan analisis apakah pola sebaran diameter tersebut sesuai dengan pola
distribusi normal. Dihasilkan analisis data pada hasil uji analisis tersebut, yaitu:

a. Tabel 1. Distribusi Diameter


Diameter (cm)
No Pohon
Site A Site B Site C Site D Site E
1 89.2 88 91.5 89.2 68.2
2 62.5 91.2 91.2 70.5 74.3
3 67.6 86.4 89.6 103.9 60.9
4 102.3 96.6 85.1 85.1 66
5 81.6 83.2 85.1 87 70.5
6 92.4 89.9 65.4 67.3 68.2
7 103.9 70.5 79.7 88.3 75.9
8 60 61.6 98.5 77.5 71.1
9 71.4 54.5 92.7 56.1 71.4
10 78.4 99.1 88.6 90.8 69.8
11 57.7 84.5 90.2 82.6 71.1
12 97.5 66.6 83.8 102.9 67.6
13 95.9 75.9 96.2 77.8 66
14 88.6 60.3 81.9 84.8 74.3
15 58.7 55.8 81.9 80 71.4
16 110.6 88.9 85.4 94.7 70.5
17 95.6 85.1 80.3 61.2 75.2
18 79.7 81.3 83.5 99.4 74.3
19 89.6 83.5 100.7 89.9 74.6
20 93.7 57.7 62.8 86.4 74.9
21 95 58.1 60.6 90.5 77.8
22 98.8 80.3 58.4 70.5 74.3
23 91.8 76.2 61.2 95.9 68.2
24 100.4 61.6 89.2 76.2 77.8
25 86.4 79.1 69.1 73.3 65.4
26 79.7 82.6 61.9 101.3 70.5
27 90.8 90.2 92.1 82.6 73.6
28 88 86.7 80 80.7 64.7
29 105.2 86.7 67.9 68.9 74.3
30 88.9 77.1 65.7 91.8 72.7

b. Metode analisis yang digunakan adalah I-Sample-Kolmogorov-Smirnov dengan uji


hipotesis penelitian sebagai berikut:
H0: Sampel dalam data yang mengikuti pola distribusi normal, Sig > 0.05
Ha: Sampel dalam data yang tidak mengikuti pola distribusi normal. Sig < 0.05
c. Uji Statistik
Tabel 2. Data Hasil Uji K-S untuk Diameter Site A sampai Site E.
One -S am ple Ko lm o g o ro v -Sm irno v Te s t

SiteA SiteB SIteC SiteD SIteE


N 30 30 30 30 30
Normal Parameters
a,b Mean 86.7300 77.9733 80.6733 83.5700 71.1833
Std. Deviation 14.38467 12.84410 12.53646 12.09586 4.09399
Most Extreme Differences Absolute .169 .141 .169 .074 .143
Positive .087 .132 .122 .060 .067
Negative -.169 -.141 -.169 -.074 -.143
Kolmogorov-Smirnov Z .923 .770 .926 .404 .786
Asymp. Sig. (2-tailed) .362 .593 .358 .997 .568
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, diperoleh hasill nilai signifikan > 0.05. Hal
ini menandakan bahwa H0 diterima. Sehingga data pada site A sampai E mengikuti pola
distribusi normal.

Dalam praktikum ini, uji keselarasan dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov. Uji 1
Sampel Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui apakah distribusi nilai-nilai
sampel yang teramati sesui degan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, poisson, dan
eksponensial). Uji Kolmogorov-Smirnov beranggapan bahwa distribusi variabel yang
sedang diuji bersifat kkontinu dan pengambilan sampel secra acak sederhana. Ada beberapa
keuntungan dari uji kesesuaian Kolmogorov-Smirnov yaitu data dalam Uji Kolmogorov-
Smirnov tidak perlu dilakukan kategori dengan begitu semua informasi hasil pengamatan
terpakai. Uji Kolmogorov-Smirnov bisa digunakan untuk semua ukuran sampel serta Uji
Kolmogorov-Smirnov memakai asumsi bahwa distribusi populasi teoritis bersifat kontinu.
Dari hasil praktikum ini, diperoleh seluruh kelompok data (5 site) termasuk dalam data yang
mengikuti pola distribusi normal.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, Prinsip kerja
pada uji keselarasan dan uji koefisien kontingensi adalah dengan menghitung dan
menganalisis antara hasil hitung dengan tabel yang ada. SPSS salah satu perangkat yang
dapatmelakukan analisis tersebut. Berdasarkan praktikum yang telah digunakan, pada uji
keselarasan dengan metode Uji Kolmogorov-Smirnov bahwa seluruh data diameter (5 site)
berdistribusi normaol. Sehingga diperoleh hasil signifikan > 0.05. hal ini mengindikasikan
bahwa H0 diterima.
V. REVIEW JURNAL

Judul : Ekosistem Hutan Pegunungan Bawah Taman Nasional Bantimurung


Bulusaraung: Hotspot Keanekaragaman Hayati Burung dan Manajemen Konservasinya.
Publikasi : Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
Volume : Vol 4(2) : 115-128
Tahun 2015
Penulis : Indra A.S.L.P. Putri
Reviewer : Ayma Resti Sagita
Tanggal : 9 November 2022
Pendahuluan (latar belakang) :
Faktor ekosistem hutan pegunungan bawah menjadi areal prioritas bagi konservasi karena
masih sangat kurangnya informasi mengenai ekosistem ini dibanding ekosistem lain yang
terdapat di daerah tropis. Selain itu, informasi mengenai peran hutan pegunungan bawah
sebagai hotspot keanekaragaman hayati burung tergolong masih sangat minim. Salah
satunya yakni pada Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, dengan kekayaan
keanekaragaman hayati burung yang dimilikinya, ekosistem hutan pegunungan bawah
TN
Babul dapat menjadi salah satu hotspot keanekaragaman hayati dan pemegang peran
penting dalam konteks konservasi keanekaragaman hayati. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi ilmiah mengenai hotspot keanekaragaman hayati burung pada
ekosistem hutan pegunungan bawah TN Babul dan manajemen konservasinya. Hasil dari
penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi pelestarian burung dan
pengelolaan ekosistem hutan pegunungan bawah.
Metode penelitian :
Metode pengambilan data: Pengamatan burung dilakukan pada waktu pagi (06.00 –
09.00) dan sore hari (15.30 – 17.00) yang merupakan saat burung sedang aktif, dilakukan
saat cuaca cerah. Pengamatan pada ketiga lokasi dilakukan oleh orang-orang yang sama
untuk menghindari bias. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode point
count, dengan cara berjalan kaki menelusuri transek atau jalur pengamatan dengan arah
memotong kontur. Pada setiap lokasi penelitian terdapat tiga buah jalur pengamatan. Pada
setiap jalur dilakukan pengulangan pengamatan sebanyak tiga kali, untuk melakukan
pencatatan jenis burung yang dijumpai. Pengamatan pada setiap titik dilakukan selama ±
20 menit, menggunakan binokuler.
Metode pengolahan data :
Indeks Nilai Penting (INP) untuk mengetahui komposisi vegetasi penyusun ekosistem
hutan pegunungan bawah. Dilakukan analisis keanekaragaman dengan menggunakan
indeks keanekaragaman burung menggunakan rumus Shannon- Wiener, indeks
kemerataan jenis, indeks dominansi Simpson, indek kekayaan jenis, indeks kesamaan
jenis, dan uji statistic, untuk mengetahui komposisi vegetasi penyusun ekosistem hutan
pegunungan bawah.
Berdasarakan perolehan data : Bila ditinjau dari tingkat endemisitas, maka dapat
dikatakan bahwa hutan pegunungan bawah TN Babul merupakan hotspot
keanekaragaman hayati burung, karena tingkat endemisitas burung yang hidup di areal ini
tergolong tinggi. Sebagian besar atau sekitar 54 jenis (55,102%) burung yang dijumpai
merupakan jenis endemik. Hutan ini juga memiliki nilai konservasi tinggi karena
ekosistem ini juga menjadi habitat bagi banyak jenis burung yang langka dan dilindungi.
Terlihat dari sekitar 26,53% burung yang hidup di kawasan ini tergolong dalam jenis
yang dilindungi. Sembilan belas jenis burung telah dilindungi berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 dan Sembilan belas jenis burung telah termasuk dalam
kategori Appendix II CITES.
Blok hutan Wanuawaru dan Gattarang Matinggi memiliki jumlah individu burung,
jumlah jenis burung, nilai indeks keanekaragaman hayati dan nilai indeks kekayaan jenis
burung yang lebih rendah dibanding blok hutan Tondokarambu. Perbedaan tingkat
gangguan dapat disebabkan karena blok hutan Tondokarambu memiliki medan yang
terjal dan sulit untuk dicapai, sehingga dapat digolongkan sebagai Kawasan hutan yang
relatif jauh lebih sedikit mendapat gangguan, bila dibandingkan kedua blok hutan lain.

Pada Tabel 3, nilai chi-square jumlah spesies burung adalah 0,318. Nilai ini jauh lebih
kecil dibanding nilai chi-square tabel dengan derajat kebebasan dua yaitu 5,789. Hal itu
berarti tidak terdapat perbedaan nyata pada jumlah spesies burung di ketiga lokasi
penelitian. Tetapi bila ditinjau dari hasil analisis statistik terhadap jumlah individu dalam
populasi burung (jumlah individu burung Tondokarambu > Gattarang Mattinggi >
Wanuawaru), maka nilai chi-square jumlah individu burung sebesar 12,307. Nilai ini jauh
lebih besar dibanding nilai chi-square table dengan derajat kebebasan dua yaitu 5,789,
yang berarti adanya perbedaan nyata pada jumlah individu burung yang hidup di ketiga
lokasi penelitian, Upaya konservasi burung akan berhasil jika dibarengi manajemen yang
baik serta dukungan yang memadai dari berbagai pihak, utamanya masyarakat yang
bermukim di dalam dan sekitar kawasan TN Babul. Untuk itu sosialisasi TN Babul
sebagai Kawasan konservasi sangat penting untuk senantiasa dilaksanakan.
Maka kesimpulannya, ekosistem hutan pegunungan bawah TN Babul mempunyai
tingkat keanekaragaman hayati burung yang tinggi. Tingginya tingkat keanekaragaman
hayati menyebabkan ekosistem hutan pegunungan bawah TN Babul merupakan hotspot
keanekaragaman hayati burung. Populasi burung hutan pegunungan bawah berada dalam
kondisi yang di mana tidak ada spesies yang mendominasi dan spesies tersebar merata.
Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan nyata antara jumlah
individu burung yang hidup di lokasi yang minim gangguan dengan lokasi
yang lebih banyak memperoleh gangguan. Dari uji tersebut disimpulkan
bahwa jumlah individu burung pada lokasi yang minim gangguan lebih
banyak dibanding pada lokasi yang mendapat lebih banyak mendapat
gangguan.

Anda mungkin juga menyukai