Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

MIKROTEKNIK
PEMBUATAN BIORESIN

Disusun oleh :
Kelompok IV
Pendidikan Biologi I 2016
Puji Lestari 16304241007
Umi Walidatul Fitriyani 16304241039
Reza Kharisma S L 16304244021

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2018
A. Judul
Pembuatan Bioresin
B. Tujuan
Membuat awetan hewan dengan menggunakan cara pembuatan resin
C. Metode
1. Alat dan Bahan
a. Kloroform
b. Resin
c. Aceton
d. Katalis
e. Ikan sapu-sapu
f. Ikan Manfish
g. Mangkuk
h. Toples
i. Cetakan
j. San Poly
k. Amplas kasar
l. Amplas halus
2. Cara Kerja
a. Memasukan ikan sapu-sapu dan ikan Manfish kedalam toples yang berisi
kloroform dan kapas kemudian ditutup. Memastikan bahwa ikan-ikan sudah
tidak sadarkan diri.
b. Meletakan ikan sapu-sapu yang sudah tidak sadarkan diri diatas gabus yang
telah dipotong sesuai ukuran dan diberi jarum pada beberapa sisi untuk proses
merenggangkan bagian-bagian ikan yang memiliki kemungkinan mengekerut.

c. Menutup ikan manfish yang berada di atas gabus lainnya dengan


menggunakan kertas. Sebelumnya, ikan manfish telah direntangkan bagian-
bagiannya.
d. Memasukan ikan sapu-sapu dan ikan manfish kedalam oven selama kurang
lebih 7 hari.

e. Memasukan ikan sapu-sapu dan ikan Manfish kedalam botol yang berisi
aceton setelah ikan dikeluarkan dari oven dan akan akan diresin.

f. Memotong gelas air mineral.


g. Memasukan resin ke gelas mineral yang telah dipotong (disesuaikan
volumenya) ditambah dengan katalis. Dengan perbandingan resin : katalias =
60 ml : 14 tetes.

h. Memasukan resin kedalam wadah cetakan dan menunggu hingga sedikit


mengeras.
i. Meletakan ikan sapu-sapu dan ikan manfish pada masing-masing cetakan,
kemudian menempelkan klasifikasi dan identitas di atas lapisan pertama resin
yang terbentuk dalam cetakan.
j. Memasukan resin yang telah bercampur katalis ke dalam wadah cetakan
hingga seluruh tubuh ikan sapu-sapu terendam

k. Mengamplas resin yang telah jadi dengan menggunakan amplas kasar


kemudian amplas halus.
l. Mengolesi blok resin dengan menggunakan Compound.

m. Mengolesi blok resin dengang menggunakan San Poly.

D. Hasil dan Pembahasan


Praktikum pembuatan resin hewan yang dilaksanakan selama kurang lebh
dilakukan selama dua bulan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Berdasarkan gambar resin tersebut, dapat dilihat bahwa di beberapa sisi tubuh
manfish dijumpai beberapa titik keperakan dengan di beberapa bagian sisi blok
terlihat garis-garis bekas proses pengamplasan.

Sesuai standar yang ada, pembuatan resin dikatakan berhasil apabila tidak ada
gelembung udara, tidak ada pecahan yang ditimbulkan karena terlalu panas atau
terlalu banyak katalis, obyek mengkilat, tata letak atau orientasi obyek atau label
mengandung kreasi seni yang tinggi, serta sudut permukannya halus dan jernih. Dan
dikatakan gagal apabila terlalu bergelembung, pecah-pecah, resin terlalu tebal, tata
letak orientasi obyeknya jelek, obyeknya tampak keruh dan buram, sudutnya tajam,
permukaan kasar dan tidak jernih (Kito, 2016).

Dengan terbentuknya warna keperakan pada objek di dalam resin serta garis-
garis bekas amplasan di beberapa bagian blok resin, dapat dijadikan sebagai indikator
bahwa resin yang telah dibuat tidak cukup berhasil untuk memenuhi standar resin
yang baik. Terbentuknya warna keperakan yang ditemukan pada beberapa sisi tubuh
ikan disebabkan karena pada saat proses penuangan, gelembung-gelembung kecil
terbentuk dan terperangkap ketika dilakukan penuangan lapisan berikutnya
(Anastasia, 2013 : 88). Hal ini dapat disiasati dengan menyingkirkan gelembung
dengan bantuan tusuk gigi atau tusuk sate ke tepian. Struktur ikan yang memiliki
banyak rongga menyebabkan banyak gelembung yang terbentuk dan cukup sulit
untuk dikendalikan. Seperti yang terjadi pada resin ikan sapu-sapu, lebih banyak
rongga yang ada pada ikan ini dibanding pada manfish. Hal ini menyebabkan warna
keperakan lebih banyak dijumpai pada resin ikan sapu-sapu.

Lubang yang terbentuk pada sisi atas dekat sirip bagian atas ikan sapu-sapu
terjadi karena adanya udara yang terjebak pada adonan. Udara yang terjebak dalam
adonan akan memebentuk gelembung. Apabila dibiarkan, gelembung akan
membentuk lubang pada perumukaan model ketika adonan resin telah mongering.
Terbentuknya lubang pada sisi atas dekat sirip, muncul akibat gelembung yang
muncul dari sirip bagian atas ikan sapu-sapu yang dibuat resin. Terbentuknya lubang
dapat dihindari dengan menepuk-nepuk adonan menggunakan sumpit ataupun tusuk
sate untuk memecah gelembung. Setelah itu, dilakukan penuangan dari satu sisi agar
adonan mengalir satu arah, sehingga udara tidak terjebak dalam cetakan. Apabila
sudah terlanjur seperti yang terjadi pada hasil resin ikan sapu-sapu, maka hal yang
dapat dilakukan adalah mendempul model dengan adonan resin yang telah dicampur
katalis pada lubang yang terbentuk, untuk kemudian dirapikan menggunakan amplas
ketika sudah kering (Anastasia, 2013 : 88). Karena keterbatasan waktu, proses
pembuatan blok resin ikan sapu-sapu tidak dilanjutkan, sehingga yang bisa
ditampilkan adalah hasil dari resin ikan Manfish.

Goresan-goresan yang terdapat pada beberapa sisi blok resin ikan Manfish
terjadi karena proses pengampalasan dengan amplas kasar yang terlalu dalam. Hal ini
menyebabkan goresan-goresan tersebut tidak hilang ketika dilakukan proses
pengamplasan dengan amplas halus, maupun ketika sudah diberi compound dan San
Poly.

Meskipun demikian, secara umum resin yang telah dibuat sudah cukup baik,
yakni ditandai dengan warna yang mengkilap (tidak keruh), pinggirnya tidak tajam,
penataan sudah proporsional meskipun penamaan terbalik, sehingga kurang nyaman
ketika diamati, serta tidak terlalu tebal.

E. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
pembuatan awetan hewan dengan menggunakan resin dapat dilakukan dengan
mengoven hewan yang akan diresin, dilanjutkan dengan proses peresinan yang
meliputi perendaman objek yang telah kering ke dalam aseton, dilanjutkan dengan
penyiapan campuran resin dan katalis. Menuang adonan yang telah siap ke dalam
cetakan sebagai layer pertama, ketika sudah sedikit mongering, tempatkan objek di
atas lapisan, dilanjutkan dengan penempelan kalsifikasi dan identitas serta penuangan
lapisan selanjutnya hingga semua tubuh objek (ikan) tertutup. Mendiamkan resin
hingga resin mongering, setelah kering (sekitar 2-3 minggu), resin kemudian diamplas
dengan amplas kasar dilanjutkan dengan amplas halus. Setelah halus, tambahkan
Compound dan San Poly untuk mengkilatkan resin.

F. Daftar Pustaka
Anastasia, Jean. 2013. Kupas Tuntas Fiberglass. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Kito, Inan. 2016. “Cara Membuat Bioplastik (Awetan Spesimen di dalam Blok
Plastik” diakses dari https://www.inankito.org/2016/08/cara-membuat-
bioplastik.html pada tanggal 11 November 2018 pukul 21.42 WIB.

Anda mungkin juga menyukai