SYARAT LOKASI
Gurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di
sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat
juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl
pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl
pertumbuhannya agak lambat.
Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan kualitas air sesuai kemauan
gurami. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu 25- 28C. Meskipun demikian,
ia sangat peka terhadap perubahan suhu. Lokasi yang memiliki
perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang baik untuk gurami.
Apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-ubah bisa menyebabkan
ikan stres.
Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar
limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga.
PENGISIAN AIR
Kolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah
mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang,
seperti kotoran ayam (postal) sebanyak 500 g/m2. Tujuannya untuk
menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari
agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.
TABUR BENIH
Pilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan
renangnya lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran
seragam. Benih kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan
pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh
lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet.
Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat itu cuaca redup
sehingga penyesuaian berlangsung lebih cepat dan menghindari benih
stres. Secara perlahan-lahan kantung benih dimasukkan ke air.
Biarkan beberapa saat agar suhu di kantung sama dengan air kolam.
Buka kantung lalu tuang ke air. Biarkan benih berenang sendiri.
PERAWATAN BERTAHAP
a. Pembenihan
Pembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm.
Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan
akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.
B. Pendederan
Pendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku
ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2
memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan
debit air 10 liter/menit.
Seminggu atau 10 hari setelah tebar benih belum diberi pakan buatan.
Di samping ukuran mulut belum mampu menelan pelet, pakan alami yang
tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke-11 pelet baru boleh
diberikan.
Ketika cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan
stres sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya, ketika suhu
dingin di musim hujan tinggi air dikurangi.
Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya
pH air turun. Kondisi seperti itu bisa mengundang kehadiran
penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan garam secukupnya.
Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada permintaan benih,
proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan ikan dikurangi
menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari diperoleh benih
ukuran wadah korek atau 7-8 cm.
C. Pembesaran
Tahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm.
Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan
tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih
sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk ke
kolam 15 20 liter/menit.
Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per
kilo dibutuhkan waktu 75 -100 hari. Benih sebesar itu sudah bisa
dipanen dan dijual. Atau dipindah ke kolam lain untuk dibesarkan
hingga ukuran konsumsi.
Benih sebesar itu sudah agak tahan serangan penyakit. Namun, perlu
diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatan dan pengontrolan
setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap
bulan untuk mencegah munculnya penyakit.
Pelet bisa diberikan sekali pada pagi hari, sore daun sente. Ini
dilakukan agar pengeluaran tidak mcmbengkak.
sumber : http://www.mail-
archive.com/agromania@yahoogroups.com/msg01835.html
1. PENDAHULUAN
Dalam mengembangkan usaha tani yang berorientasi agribisnis, perlu dipilih dan.
ditetapkan komoditas prioritas yang mempunyai keunggulan komparatif wilayah dan
kompetitif komoditas. Salah satu komoditas perikanan yang cukup prospektif adalah
lkan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.).
Ikan Gurame merupakan salah satu. komoditas unggulan dalam usaha budidaya
ikan air tawar. Permintaan pasar relatif konstan, bahkan cenderung meningkat dengan
harga diatas harga Ikan Mas. Keunggulan harga Ikan Gurame adalah disebabkan
tekstur dagingnya yang lebih kompak sehingga disukai konsumen, disamping
pengadaan dan pasokannya yang terbatas.
Ikan Gurame dikenal sangat gurih dan lezat, ini belum banyak dibudidayakan secara
intensif. Dibeberapa daerah penghasil Gurame seperti Jawa Barat pada umumnya
hanya dipelihara secara tradisional, dengan demikian untuk mendapatkan Gurame
ukuran berat 1 kg/ekor membutuhkan waktu pemeliharaan cukup lama. Dari
pengalaman dan percobaan-percobaan yang ada, ternyata, ikan Gurame ini dapat
dibudidayakan secara intensif.
Membudidayakan Ikan Gurame secara intensif dapat dilakukan dalam skala besar
ataupun Skala kecil.. Pada garis besarnya usaha budidaya, Ikan Gurame meliputi 3 hal,
yakni ; di usaha pembenihan, pendederan dan pembesaran atau secara, khusus, hanya,
usaha pembenihan atau pendederan ataupun pernbesarannya saja, karena dari
masing-masing jenis usaha ini juga dapat mendatangkan keuntungannya masing-
masing.
3. SELEKSI INDUK
Untuk memperoleh benih dengan lebih. terjamin, haruslah pasangan Ikan Gurame itu
dijodohkan, oleh karena itu. harus diketahui mana Ikan Gurarne Jantan dan mana Ikan
Gurame Betina.
1. Bentuk Tubuh
■ Panjang, berisi dan mulus;
■ Tidak cacat atau luka;
■ Sirip tidak rusak.
2. Warna
■ Kuning bersemu putih;
■ Bersih tidak belang.
3. Umur
■ Umur mencapai 5 tahun lebih;
■ Umur lebih dari lO tahun tak baik lagi menjadi induk, karena telurnya mulai berkurang
dan kurang bagus benihnya.
5. PEMBENIHAN
1. Mengawinkan Induk
Seekor induk jantan yang cukup umur(4 - 5 tahun) dengan berat 6 - 7 kg, dapat
mengawini 4 ekor betina. Induk yang sudah dewasa dan timbul birahinya akan tampak
saling berkejaran, yang jantan akan mengejar induk betina. Biasanya seekor jantan
yang baru mulai birahi bisa. mengawini 2 ekor betina.
h. Siapkan kerangka sarang (sosog) yang dibuat dari bambu, berbentuk kerucut,
panjang 80 cm, garis tengah 30 cm, tiap sarang diisi seekor induk, karena betina yang
akan kita isi ada 3 ekor, maka dibuat 3 buah kerangka (sarang);
i. Pasang kerangka sarang dipinggir kolam dengan jarak agak berjauhan. Pemasangan
kerangka sarang bisa ditancapkan pada tebing tanah kolam, atau bisa juga di antara 3
potong, tiang bambu yang ditancapkan di dasar kolam. Dalamnya dari permukaan air
kolam kurang lebih 15 - 20 cm;
j. Letakkan bahan pembuat sarang yang terdiri dari rumput kering/ijuk/sabut kelapa yang
telah diural. Bahan sarang dipisah agar ikan Gurame mudah mengambilnya dan
membawanya ketempat sarang.
PEMIJAHAN
b. induk betina yang matang telurnya akan tampak mengembung perutnya, warna
badannya lebih terang, sedangkan induk jantannya berwarna gelap;
d. Setelah sarang selesai, ikan akan kawin. Mula-mula ikan jantan akan kawin dengan
betina pertama, pada minggu pertama pula mulut sarang akan tertutup, ini berarti telur
sudah dimasukkan ke dalam sangkar. Induk betina akan menjaga diseki tar sarang;
e. Pada minggu kedua, induk jantan akan kawin lagi dengan induk betina yang kedua,
tapi setelah induk jantan selesai membuat sarang yang lain;
f. Selanjutnya jantan akan kawin lagi dengan induk betina yang ketiga setelah sarang
selesai dibuat oleh si jantan;
g. Untuk membuktikan bahwa ada telur dalam. sarang, maka coba ditusuk dengan lidi
ditengah-tengah sarang telur, bila keluar butiran minyak berarti memang, ada telur di
dalam sarang tersebut;
h. Kalau dibiarkan di kolam pemijahan maka induk jantan akan kawin lagi dengan induk
pertama, kedua dan ketiga. Sebaiknya dibatasi hingga 3 kali, setelah itu diistirahatkan
selama 6 bulan bagi induk betina dan 3 bulan bagi induk jantan. Masa istirahat ini
dimaksudkan agar ikan yang dihasilkan nanti lebih baik.
7. MERAWAT TELUR
❑ Cara tradisional.:
■ Telur dibiarkan saja di kolam pemijahan bersama induk-nya. Biasanya pada hari ke-11
atau ke-12, telur akan menetes sendiri.;
• Sebagai tempat berlindung, Letakkan daun kelapa kering di dekat sarang telur,
tujuannya agar anak Ikan Gurame akan berlindung dibawahnya.
❑ Cara menetaskan:
C. Letakkan baskom di atas air kolam pemijahan (terapung), diatasnya dibuat atap agar
tidak kehujanan.
E. Pindahkan sangkar berisi telur ke dalam baskom, lalu lepas ijuk sampai telur jatuh ke
dalam baskom;
G. Air dalam gentong diganti 2 kali sehari pagi dan sore, gunakan selang plastik, agar
air yang keluar dan masuk tidak terguncang;
1. Telur akan menetas setelah 2 minggu. Setelah menetas, anak Gurame tidak diberi
makan, baru setelah 10 hari anak ikan diberi makanan berupa dedak halus atau cairan
kuning telur.
8. PENDEDERAN.
• Tempat pendederan anak Ikan Gurame bisa di kolam, sawah atau di dalam hapa;
• Anak Ikan Gurame (benih.) yang ditaburkan di kolam urnur 2 minggu sebanyak 200
ekor/ m2;
Penyakit yang banyak menyerang Ikan Gurame diantaranya adalah disebabkan karena
: Saprolegniasis sp.
Penyebab :
• Cendawan
Penyerangan :
■ Luka-luka pada kulit, temperatur dingin.
Gejala klinis :
■ Tubuh ikan ditumbuhi benang - benang halus seperti kapas, berwarna putih;
■ Menyerang tutup insang, kepala sirip;
■ Telur ikan diliputi benang-benang halus seperti kapas.
Pengobatan:
■ Pengobatan terhadap telur yang diserang dengan cara mencelupkan telur ke dalam
larutan Malachite Green Oxalate dengan dosis 60 gr/m3 air, selama 15 menit.
Pencegahan:
■ Menjaga kebersihan kolam dan kwalitas air;
■ Jangan sampai memelihara ikan. yang luka.
sumber : http://hobiikan.blogspot.com/2009/02/pembenihan-ikan-gurame-osphronemus.html
Persyaratan teknis konstruksi suatu kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan
sebaiknya mempunyai :
Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah tanah liat atau liat berpasir.Kedua
jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tanah yang ciricirinya antara lain
memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran
pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman
air kolam, sebaiknya dasar pematang kolam ini ditanam sedalam 20 cm dari permukaan dasar
kolam.
Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua bentuk yaitu
berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak sama kaki. Bentuk pematang
trapesium sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1 (Gambar 2.16),
sedangkan bentuk pematang trapesium tidak sama kaki artinya perbandingan antara
kemiringan pematang 1 : 1,5 (Gambar 2.17).
Cara pengukuran yang mudah untuk mengetahui kemiringan dasar kolam adalah dengan
menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing ujung pintu pemasukan dan pintu
pengeluaran air ditempatkan sebatang kayu atau bambu yang sudah diberi ukuran, yang
paling bagus meteran, kemudian selang kecil yang telah berisi air direntangkan dan
ditempatkan pada bambu, kayu atau meteran. Perbedaan tinggi air pada ujungujung selang
itu menunjukkan perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.
Saluran didalam kolam budidaya ada dua macam yaitu saluran keliling atau caren dan saluran
tengah atau kemalir. Saluran didalam kolam ini dibuat miring ke arah pintu pengeluaran air.
Hal ini untuk memudahkan di dalam pengeringan kolam dan pemanenan ikan (Gambar 2.19).
Ada juga letak pintu pengeluaran dan pemasukan air berada disudut secara diagonal
(Gambar 2.21).
Letak pintu air tersebut ada kelemahannya yaitu air dikedua sudut yang lain tidak
berganti dan memperpanjang saluran pengeringan sehingga penangkapan ikan relatif
berlangsung agak lama.
Pada kolam tanah pintu pemasukan dan pengeluaran air dibuat dari bambu atau pipa paralon.
Bentuk pintu pemasukan diletakkan sejajar dengan permukaan tanggul sedangkan pintu
pengeluaran dapat dibuat dua model yaitu pertama sama dengan pintu pemasukkan
dengan ketinggian sesuai dengan tinggi air kolam dan kedua dibuat dengan model
huruf L (Gambar 2.22).
Gambar 2.23. Pintu pemasukan dan pengeluaran air menggunakan sistem monik
Persyaratan konstruksi teknik dalam membuat bak yang akan digunakan untuk budidaya ikan
secara prinsip hampir sama dengan kolam dimana harus mempunyai pintu pemasukan dan
pengeluaran air tetapi dasar bak pada umumnya adalah rata. Konstruksi pintu dan pemasukan
air pada bak dapat dibuat dengan model pembuatan instalasi air untuk pemasukan air dan
pengeluaran airnya menggunakan pipa paralon(PVC) dengan bentuk huruf L (Gambar 2.24).
Demikian artikel "Konstruksi dan Pembuatan Kolam Budidaya Ikan" ini saya susun teman
teman semoga apa yang telah kita pelajari beberapa saat yang lalu dapat bermanfaat untuk
kita semua, Terutama bagi teman teman yang ingin mempelajari pembuatan kolam budidaya
lebih dalam lagi.
sumber : http://www.sentra-edukasi.com/2011/04/konstruksi-dan-pembuatan-kolam-
budidaya.html