0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan22 halaman
Budidaya ikan nila di keramba jaring apung memiliki beberapa keuntungan seperti tidak membutuhkan lahan, perawatan dan pemberian pakan yang seragam serta produksi yang lebih tinggi. Namun juga memiliki tantangan seperti perawatan yang lebih intensif, risiko kerusakan keramba, dan kecurian. Syarat utama budidaya adalah kualitas air yang baik dan pembuatan keramba yang sesuai prosedur.
Budidaya ikan nila di keramba jaring apung memiliki beberapa keuntungan seperti tidak membutuhkan lahan, perawatan dan pemberian pakan yang seragam serta produksi yang lebih tinggi. Namun juga memiliki tantangan seperti perawatan yang lebih intensif, risiko kerusakan keramba, dan kecurian. Syarat utama budidaya adalah kualitas air yang baik dan pembuatan keramba yang sesuai prosedur.
Budidaya ikan nila di keramba jaring apung memiliki beberapa keuntungan seperti tidak membutuhkan lahan, perawatan dan pemberian pakan yang seragam serta produksi yang lebih tinggi. Namun juga memiliki tantangan seperti perawatan yang lebih intensif, risiko kerusakan keramba, dan kecurian. Syarat utama budidaya adalah kualitas air yang baik dan pembuatan keramba yang sesuai prosedur.
Kelebihan keramba jaring apung daripada keramba kolam • Tidak perlu ada biaya pembelian lahan tanah • Tidak diperlukan ada sistem pergantian air selama budidaya • Bibit atau anak ikan lebih seragam, memudahkan untuk pemeliharaan dan pemberian pakan • Pembesaran ikan berjenjang dan teratur dalam waktu pemanenan • Memudahkan dalam penangkapan saat akan pemanenan • Produksi ikan lebih tinggi dalam setiap meter persegi Kekurangan keramba jaring apung • Perlu perhatian lebih serius dan pengawasan yang lebih sering dilakukan • Pemberian pakan berbeda berdasarkan ukuran ikan di setiap peta keramba • Resiko kecurian dibandingkan sistem kolam • Keramba atau jaring mudah rusak bila terjadi banjir / arus terlalu deras • Biaya pembuatan keramba lebih tinggi dibandingkan sistem kolam Syarat perairan untuk budidaya ikan Nila di Keramba Jaring Apung • Kondisi air tidak tercemar atau sesuai baku mutu untuk budidaya • Kedalam air minimal 3-5 meter dari dasar jaring • Suhu air 23-30 derajat dan ph 6,5-8,5 • Kecerahan air minimal 3 meter atau tidak keruh Pembuatan Keramba Jaring Apung ukuran 3 x 3 m2 • Bahan –bahan : 1. Kayu ulin ukuran 4cm x 8cm panjang 4 meter, sebanyak 8 batang 2. Baut 3 hun panjang 16 cm, 18 batang 3. Papan ulin ukuran disesuaikan, 8 keping 4. Paku 2” sebanyak 1 kg 5. Waring ukuran 3x3x1,20 mtr 6. Tali pengikat 4” sepanjang 20 mtr 7. Drum plastik ukuran 4 ring, sebanyak 4 buah • Peralatan Pembuatan keramba 1. Gergaji biasa 2. Palu 3. Pahat 4. Kunci pas Tahapan pembuatan keramba jaring apung • Rangka keramba dibuat sesuai dengan ukuran 3x3 mtr, untuk satu unit keramba bisa terdiri dari 2 petak atau 4 petak • Pelampung dari drum plastik diletakan pada sudut petak, agar posisi kontan drum diikat dengan tali yang mengait pada kerangka keramba • Setelah kerangka dan pelampung selesai terkait, papan yang digunakan sebagai pijakan badan kolam pun segera dipasang. Pemasangan dilakukan di dalam air. Panjangnya disesuaikan dengan panjang rangka • Setelah proses intaslasi kolam selesai dilakukan pemasangan jangkar. Jangkar yang digunakan terbuat dari batu kali yang di bungkus karung diikat dengan tali plastik Æ 20 mm • Jaring dipasang dengan mengikatkan tali dari tiap ujung jaring dengan pengait yang pada tiap sudut bagian dalam kolam Penyiapan benih ikan nila yang baik • Ciri-ciri benih yang bagus - ukuran seragam - kondisi badan ikan tidak luka / tergores - mampu berenang dengan kuat / sempurna ukuran benih - ukuran 5-8 cm harus dideder hingga 8-12 cm selama 20 hari - ukuran 10-12 cm bisa langsung pembesaran di keramba hingga panen. Pensortiran benih saat berumur 22 hari
• Saat dilakukan pada pagi hari
• Setelah di sortir, ikan baru diberi pakan pada sore hari • Ikan dipisahkan dua tempat, ukuran kecil dan ukuran besar • Untuk ukuran kecil diperlakukan dengan pemberian pakan lebih banyak dari ukuran besar hingga 45 hari, hal ini untuk menseragamkan ukuran ikan pada saat pembesaran selanjutnya. Pemberian pakan untuk 1000 ekor • Pada saat benih ukuran 5-8 cm, pemberian pakan 5 kali dalam sehari, sebanyak 10 kg untuk 21 hari. Jenis pakan FF999 • Pada hari 22 hingga hari 45 diberikan 3 kali sehari sebanyak 20 kg pakan, jenis pakan HI- PRO-VITE 781-1 • Pada hari 45-hingga panen diberikan 3 kali sehari, sebanyak 180 kg pakan. Jenis pakan HI-PRO-VITE 781 Pencegahan dan penangulangan penyakit pada ikan nila • Penyakit yang sering menyerang ikan nila, yaitu jamur pada badan dan mulut, tanda-tanda adanya bercak- bercak putih. • Penanggalungan secara herbal dengan menggunakan bahan kunyit dan bawang putih yang dihalukan, kemudian dicampurkan pada pakan FF999 • Pemberiannya pada pagi dan sore, seperti waktu pemberian pakan biasanya. Untuk pencegahan lakukan pada saat hari pertama hingga 21 hari benih dikeramba. • Catatan : penyakit jamur ini menyerang pada benih ikan baru masuk keramba hingga 21 hari. Teknis pemanenan • Pemanen sekaligus Pemanenan ini tidak perlu perlakukan khusus. • Pemanen secara bertahap, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut : - Tidak dianjurkan memanen setelah ikan diberikan pakan, hal ini menghindari stres ikan yang tidak dipanen - Teknis memanenanya, siapkan tali di tengah blok kelamba, tarik talinya secara perlahan hingga terpisah ikan yang akan di panen dengan ikan lainnya. Apabila hanya beberapa ekor saja bisa gunakan pancing saja. Waktu Pemanenan - Pemanenan dilakukan pada bulan ketiga hingga bulan keenam masa budidaya - Berdasarkan berat /ukuran ikan yaitu 3 ekor untuk 1 kg Analisa usaha • Modal Usaha - Pembelian benih ikan untuk 1000 ekor, @ Rp350 x 1000 = Rp350.000 - Pembuatan keramba ukuran 3x3 mtr , Rp2.000.000 - Pembelian pakan FF999 Rp150.000, HIV-PRO-VITE 781-1 Rp220.000 dan HIV-PRO-VITE 781 Rp1.770.000, total pakan Rp2.140.000 - Total modal Rp350.000+Rp2.000.000+Rp2.140.000 = Rp4.490.000 • Nilai Jual ( 1000 benih akan menghasilkan sekitar 200 kg ikan saat panen) 200 kg x Rp28.000 = Rp5.600.000,- • Keuntungan • Rp. 5.600.000 – 4.490.000. • Rp 1.110.000,- pada pemanenan pertama untuk pemanenan kedua hingga seterusnya maka biaya pembuatan keramba tidak ada. - Rp. 5.600.000-2.490.000 - Rp. 3.110.000,- Pembuatan pakan secara mandiri • Keberhasilan budidaya ikan nila ditentukan dengan pemberian pakan secara teratur dan dalam jumlah yang cukup, maka diperlukan ketersediaan stok pakan yang pasti • Petani harus mampu membuat pakan ikan sendiri agar tidak selalu tergantung dari pedagang pakan ikan di pasar • Dengan membuat pakan ikan secara sendiri juga dapat menghemat biaya usaha budidaya ikan • Selain mengurangi biaya usaha, juga memanfaatkan potensi bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar petani Bahan-bahan • Darah sapi ( direbus dulu ) : 1 Kg • Ampas tahu : 1 Kg • Kepala ikan teri/ ikan rusah : 1 Kg • Dedak padi : ½ kg • Tai minyak kepala / bungkil kelapa : ½ kg • Hijauan daun ( terkecuali daun bayam ) : ½ kg • Pecahan mei instan ( indomei ) : ½ kg • Nasi bekas, bekicot, keong mas : ½ kg • Minyak jelantah secukupnya Peralatan : • Baskom / ember • Sendok besar untuk pencampuran • Alat penggiling daging • Loyang / nampan untuk wadah menjemur pakan • Karung untuk menyimpan pakan Cara pembuatan • Campuran pertama : darah sapi + ampas tahu + kepala ikan teri + hijuaan daun,dengan cara digiling • Campuran kedua : dedak padi + tahi minyak kelapa/bungkil kelapa + bahan2 lainnya, dengan cara digiling • Campuranpertama + campuran II digiling secara bersamaan maka terbentuklah pakan ikan siap digunakan. • Sebelum digunakan pakan dijemur hingga kering. Sketsa keramba Sketsa peta keramba Pemasangan drum Bentuk keramba jaring apung Profil Narasumber • Agus Suparatman • TTL : Cirebon, 22 Mei 1963 • Alamat : Jl. Imam Bonjol gg H. Salmah, Pontianak • 9 tahun sebagai petani budidaya ikan air tawar • Penghargaan yang terima : - - -