33
34 PROGRAM STUDI AKUAKULTUR
35 JURUSAN AKUAKULTUR
36 FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
37 UNIVERSITAS TADULAKO
38 PALU
39 2021
i
40 PENERAPAN TEKNOLOGI PENGGUNAAN RUMPUT
41 LAUT SEBAGAI BIOFILTER ALAMI AIR TAMBAK
42
43
44 KAJIAN PUSTAKA
45
46
47 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
48 Mata Kuliah Seminar Pustaka pada Program Studi Akuakultur
49 Jurusan Akuakultur Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako
50
51 Oleh
52
53
54
55 ASRI RAHMA
56 O 271 16 014
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
74
73
ii
81 HALAMAN PENGESAHAN
87
88
89
90 Palu, 27 Februari 2021
91
92
93
94
95
Menyetujui,
96 Pembimbing Utama
97
98
99
100
101 Ir. Achmad Rizal, M.App.Sc., Ph.D
102 Nip. 196206271988031003
Disahkan oleh,
Ketua Jurusan Akuakultur
iii
103 KATA PENGANTAR
104 Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
106“Penerapan Teknologi Pengunaan Rumput Laut Sebagai Biofiilter Alami Air Tambak”
107dengan baik. Kajian pustaka ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
108mata kuliah seminar pustaka di Jurusan Akuakultur Fakultas Peternakan dan Perikanan
109Universitas Tadulako.
110 Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
111besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian kajian pustaka ini,
112terutama kepada yang terhormat : Ir. Achmad Rizal, M.App.Sc., Ph.D selaku dosen
114 Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan kajian pustaka
115ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Olehnya itu
116dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritikan dan saran yang sifatnya
118pembacanya. Amin.
iv
119 ABSTRAK
120 Penerapan Teknologi Pengunaan Rumput Laut Sebagai Biofilter Alami Air
121Tambak. Asri Rahma. O27116014. Dibimbing oleh Achmad Rizal. Budidaya air
122payau memiliki potensi sumberdaya yang sangat besar. Tingkat pemanfaatan lahan
123masih rendah sehingga diperlukan upaya pemanfaatan agar produksi perikanan
124budidaya dapat terus ditingkatkan. Produksi budidaya pada tambak dapat ditingkatkan
125dengan penerapan teknologi budidaya secara intensif. Penerapan teknologi budidaya
126secara intensif pada tambak untuk meningkatkan produksi berdampak negatif berupa
127limbah. Penumpukan limbah dari tambak dapat dihindari dengan penerapan teknologi
128pengunaan rumput laut sebagai biofilter. Rumput laut merupakan tumbuhan air yang
129dapat berfungsi sebagai biofilter air tambak. Perkembangan budidaya kearah intensif
130menyebabkan penumpukan limbah berupa nitrogen (N), fosfat (F) dan karbon (C) pada
131perairan. Beberapa rumput laut yang dapat digunakan sebagai biofilter yaitu Gracilaria
132sp. dan Sargasum. Penggunaan rumput laut sebagai biofilter dapat dilakukan dengan
133metode budidaya teknologi sederhana.
134Kata kunci: Tambak, Limbah, biofilter dan rumput laut
135
136 ABSTRACT
137
138Application of Seaweed as a Natural Biofilter Pond Water. Asri Rahma.
139O27116014. Supervised by Achmad Rizal. Brackish water cultivation has enormous
140resource potential. The level of land use is still low so that efforts are needed to utilize it
141so that aquaculture production can continue to be increased. Aquaculture production can
142be increased by intensive application of cultivation technology. The intensive
143application of cultivation technology to ponds to increase production has a negative
144impact in the form of waste. Waste accumulation from ponds can be avoided by the
145application of seaweed usage technology as biofilter. Seaweed is an aquatic plant that
146can function as a pond water biofilter. The development of intensive cultivation led to
147the accumulation of waste in the form of nitrogen (N), phosphate (F) and carbon (C) in
148the waters. Some seaweeds that can be used as biofilter are Gracilaria sp. and
149Sargasum. The use of seaweed as a biofilter can be done with simple technology
150cultivation methods..
151Key words: Pond, waste, biofilter, and seaweed
v
152 DAFTAR ISI
153HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................III
154KATA PENGANTAR...........................................................................................IV
155ABSTRAK............................................................................................................V
156DAFTAR ISI.........................................................................................................VI
157DAFTAR TABEL.................................................................................................VII
158DAFTAR GAMBAR.............................................................................................VIII
1591. PENDAHULUAN..........................................................................................1
1602. TAMBAK.......................................................................................................1
1613. RUMPUT LAUT SEBAGAI BIOFILTER................................................4
162 3.1 RUMPUT LAUT GRACILARIA........................................................5
163 3.2 RUMPUT LAUT SARGASUM...........................................................6
1644. LIMBAH PADA TAMBAK BUDIDAYA...................................................3
1655. PEMANFAATAN RUMPUT LAUT SEBAGAI BIOFILTER................4
166 5.1 FILTER UNSUR KARBON (C) DENGAN RUMPUT LAUT.............7
167 5.2 FILTER LOGAM BERAT DENGAN RUMPUT LAUT......................10
1686. GAGASAN DESAIN BIOFILTER PADA TAMBAK................................11
1697. SIMPULAN/SARAN/REKOMENDASI.......................................................15
170DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
171
vi
172 DAFTAR TABEL
173Tabel 1 Batasan sistem budidaya udang di tambak Tahun 2007 (Darmawan 2008)..2
174
vii
175 DAFTAR GAMBAR
178Gambar 3 desain dan tata letak tambak biofiter serta padat penebaran
179 komoditas yang digunakan pada petakan biofilter (Pantjara, dkk.
180 2010)...................................................................................................11
182Gambar 5 Aplikasi sistem biofiltrasi dengan rumput laut pada perairan budidaya
183 (Komarawidjaja 2003)........................................................................13
viii
1861. PENDAHULUAN
187 Budidaya air payau memiliki potensi sumberdaya yang sangat besar. Lahan
189pemanfaatannya baru sekitar 21,9% atau seluas 650.509 ha. Tingkat pemanfaatan lahan
191budidaya dapat terus ditingkatkan (DJPB, 2019). Produksi budidaya pada tambak dapat
193 Penerapan teknologi budidaya kearah intensif untuk meningkatkan produksi tambak
195ditandai dengan menurunnya kualitas perairan. Padat tebar yang tinggi dan adanya
197(Dewi dan Tjahjo., 2013). Kelebihan pakan dan hasil metabolisme dari organisme
199 Penumpukan limbah dari tambak dapat dihindari dengan penerapan teknologi
200pengunaan rumput laut sebagai biofilter. Menurut Nurhidayat (2009) bahwa tumbuhan
201air yang dapat digunakan sebagai biofilter yaitu diantaranya jenis rumput laut
202Glacilaria sp. dan sargassum. Kemampuan rumput laut dapat menggabsorbpsi berbagai
203senyawa, baik organik maupun non organik (Nurhidayat, 2009). Oleh karena itu perlu
204dilakukan kajian pustaka mengenai penerapan teknologi rumput laut sebagai biofilter
2062. TAMBAK
207 Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan yang biasanya dibangun pada daerah
208pantai. Menurut Darmawan (2008) bahwa istilah tambak berasal dari bahasa jawa yaitu
1
2
210pada tambak yaitu ikan, rumput laut, udang, serta kerang. Penyebutan tambak ini
211biasanya dihubungkan dengan air payau. Keberhasilan budidaya ikan, udang, kerang-
212kerangan dan lain sebagainya ditentukan oleh faktor penggunaan air di tambak itu
213sendiri. Penggunaan yang baik menghasilkan produksi yang baik begitu pula
214sebaliknya.
215 Tambak dapat digolongkan menjadi tiga berdasarkan letak tambak terhadap muara
216sungai yaitu: tambak lanyah, biasa dan darat (Darmawan 2008). Intensitas budidaya
218budidaya di tambak memiliki beberapa faktor dalam tingkat intensitas budidaya seperti
219pakan, pengolahan air, padat penebaran, ukuran petak tambak dan produksi (Suyono
221Tabel 1. Batasan intensitas budidaya udang di tambak Tahun 2007 (Darmawan 2008)
222
223 Berdasarkan Tabel 1. bahwa tambak intensif memiliki padat tebar yang tinggi
224sehinga pakan buatan yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Aktifitas pemberian pakan
226dan Edy 2018). Permasaalahan ini dapat dicegah dengan penerapan teknologi biofilter
227secara biologis menggunakan tumbuhan air. Tumbuhan air yang dapat digunakan
230 Intensitas pembudidayaan ikan umumnya ditingkatkan tahap demi tahap, dengan
234sangat ditentukan oleh mutu pakan yang tersedia, jumlah pakan, frekuensi pemberian
235pakan, temperature, stabilitas mutu air dan minimum harian serta rat-rata, keefektifan
236sistem pembuangan limbah, metabolik secara biologi , fisik dan atau mekanik, besaran
2392.2.2.1 Ekstensif
241diserahkan kepada alam atau tergantung terhadap alam baik kualitas air maupun pakan.
242Ikan yang dipelihara dalam suatu wadah atau kolam dalam sistem ini mempunyai
243pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan sangat memerlukan waktu yang lama dalam
244prosesnya, sistem ini melakukan padat penebaran yang rendah, biaya produksi yang
246 Pemberian pakan secara ekstensif juga memilki ciri-ciri pemberian pakan secara
247ekstensif adalah dengan kualitas dan kuantitas kurang dari optimum ditambahkan bagi
248konsumsi langsung ikan untuk mensuplemen pakan alami, nutrisi pakan biasanya tidak
249komplit pakan dan tidak seimbang, lingkungan dimodifikasi sehingga pengeringan air
250dan pemanenan ikan dapat dilakukan, pengontrolan air secara kualias dan kuantitas
251tidak sempurna, komposisi, ukuran spesies ikan serta jumlahnya dalam spesies
254 Budidaya ikan air tawar semi intensif ialah sistem budidaya yang masih
255tergantung pada produktivitas alami, contohnya pada budidaya ikan nila pada kolam air
256tenang masih tergantung terhadap pakan alami dan bubuatan (pelet), menjaga kualitas
2592.2.1.3 Intensif
260 Sistem budidaya ikan air tawar dengan menggunakan sistem intensif merupakan
262penebaran yang tinggi dan pengontrolan yang ketat terhadap factor lingkungan oleh
263peleksanaannya . contohnya tangki, kolam terpal, kolam air tenang, tambak, dan lain-
266
268 pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat atau kompone lain ke dalam
269air, sehingga kualitas air menurun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air
271air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. Berkembangnya kegiatan
274 Budidaya merupakan kegiatan usaha penghasila limbah dalam perairan dengan
275jumlah besar (Erlania, 2010). Limbah pada tambak budidaya dihasilkan dari pemberian
5
277relatif besar baik dalam bentuk padat yang langsung mengendap menuju dasar perairan.
278Limbah organik yang paling banyak mencemari lingkungan perairan yaitu budidaya
279udang dengan sistem intensif. Menurut Syah dkk. (2014) bahwa sisah pakan merupakan
280faktor kunci yang mempengaruhi penurunan kualitas air tambak. Sisah pakan yang
281menggendap di dasar tambak harus segerah dibuang untuk menjaga stabilitas kualitas
282air dalam kondisi yang baik bagi kehidupan dan pertumbuhan organisme (Syah dkk.
2832014).
284 Berikut ini beberapa literatur penelitian yang berhubungan dengan limbah-limbah
285yang dihasilkan tambak. Menurut Mulatsih dan Nurjanah (2015) bahwa beberapa unsur
286organik pada kondisi yang tidak dapat ditoleransi organisme dapat menjadi limbah di
287perairan. Unsur organik berasal dari sisah pakan dan aktifitas metabolisme organisme.
288Unsur organik tersebut dapat berupa Nitrogen (N), Posfor (P), dan C organik.
289 Parameter kualitas air ini menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam menilai
290baik atau buruknya perairan tambak. Berdasarkan penelitian Syah dkk. (2014) bahwa
291beban limbah pada tambak supra intensif udang kaki putih (Penaeus vannamei) berupa
292Nitrogen (N), Posfor (P), dan C organik. Menurut Rahmaningsih (2012) bahwa unsur
293organik yang dapat menjadi salah satu limbah pada tambak berupa konsentrasi NO 3.
294Selain itu limbah logam berat non esensial juga didapatkan pada perairan budidaya yang
295berasal dari penggunaan CuSO4 sebagai desinfektan. Senyawa ini mengalami akumulasi
296di media dasar karena efek kenaikan suhu, sehingga logam ini menjadi Cu yang toksik
299 Manfaat rumput laut sebagai biofilter yaitu mampu meningkatkan kualitas
300tambak. Berdasarkan hasil penelitian mulatsih dan Nurjanah (2015) bahwa keberadaan
301rumput laut mampu meningkatkan kualitas air dengan peranan biofilter dimana hasil
302penyerapan kandungan Nitrogen (N), phosphor (P) dan unsur C organik yaitu
303berturut-turut 0,08%, 0,01 % dan 0,07 %. Beberpa dari jenis rumut laut mampu
304berperan sebagai biofilter pada perairan tambak diantaranya rumput laut Gracilaria
307 Rumput laut merupakan salah satu kelompok tumbuhan laut yang tidak dapat
308dibedakan antara batang, akar dan daun namun keseluruhan bagian tumbuhan ini
309disebut talus (Eti dkk. 2014 dalam Gultom dkk. 2019). Menurut Kamlasi (2008) bahwa
310bentuk talus rumput laut ada bermacam-macam yaitu bulat seperti tabung, pipih,
311gepeng, bulat seperti kantog, rambut dan lain sebagainya. Sifat substansi thallus juga
312berenaka ragam yaitu lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau mengandung
313zat kapur (calcareous) dan sebagainya (Soegiaeto dkk., 1978 dalam Kamlasi 2008).
314 Beberapa rumput laut dapat berfungsi sebagai biofilter biologi dalam perairan.
315Penelitian Gultom dkk. (2019) menggunakan rumput laut (Eucheuma cottonii) sebagai
316biofilter pada perairan pantai. Penelitian Pantjara dkk. (2010) mengunakan rumput laut
317Gracilaria sp. sebagai biofilter pada tambak udang windu dengan metode polikultur
318bersama ikan bandeng, dan tiram. Menurut Prayogi (2017) bahwa rumput laut dapat
320(2018) tentang pemanfaatan sargasum sp., pasir, kerikil dan aerasi dalam penurunan
322 Menurut Rahmaningsih (2012) bahwa keberadaan rumput laut dalam tambak
323selain meningkatkan potensi ekonomis juga berperan sebagai biofilter alami. Hasil
324penelitian Pantjara dkk. (2010) bahwa pemanfatan biofilter untuk budidaya udang windu
327dan Nurjanah (2015) bahwa model optimasi pengolahan kualitas lingkungan melalui
330 Gracilaria sp. merupakan rumput laut yang termasuk dalam golongan alga merah
333gracilariaceae, genus gracilaria, dan species Gracilaria sp. Rumput laut Gracilaria sp.,
335dan Nirwani, 2007). Sebagaimana alga pada umumnya, Gracilaria sp., tidak memiliki
336perbedaan antara akar, batang dan daun. Tanaman laut ini berbentuk batang yang
338
341 Rumput laut Gracilaria sp. umumnya terdapat di daerah dengan kondisi tertentu
342(Alifatri, 2012). Rumput laut Gracilaria sp., tumbu secara alami di daerah pasang surut
343yaitu pada substrat pasir berlumpur, perairan subur dengan temperatur tinggi dan
344merupakan daerah sedimentasi (Ashari, 2016). Rumput laut selalu terendam dalam air
345(subtidal) melekat pada benda padat seperti batu gamping, karang mati, dan cangkang
348 Sargasum sp., merupakan rumput laut yang termasuk dalam kelas Phaeophyceae
349dan genus terbesar dari famili Sargassaceae. Sebaran rumpur laut Sargassum sp. di
350indonesia luas dan bervariasi (Ardinsyah 2017). Rumput laut ini terdistribusi secara luas
351di perairan indonesia. Rumput laut Sargassum sp. dapat diklafikasikan kedalam; divis
352thallophyta, kelas phaeophyceae, ordo fucale, famili sargassaceae, genus sargassum, dan
354
357 Rumput laut memiliki banyak manfaat salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai
358biofilter. Rumput laut yang dapat dimanfaaatkan sebagai biofilter diantaranya rumput
359laut Sargassum sp., dan Gracilaria sp. Menurut Mulatsih dan Nurjanah (2015) bahwa
9
361tambak terutama kandungan bahan organik unsur N dan P dibandingkan dengan tambak
362yang tidak ditanami rumput laut. Hal dapat membantu eksistensi tambak yang
363berkelanjutan melalui peran biofilter rumput laut. Adapun unsur yang dapat difilter
366 Hasil pengujian kemampuan Gracilaria sp. dalam memanfaatkan limbah tambak
367udang, dilaporkan oleh Nelson dkk. (2002) bahwa Gracilaria sp., dapat dikembangkan
368di tambak udang, khususnya pada kolam pembuangan. Integrasi rumput laut Gracilaria
369sp., sebagai upaya pemulihan kualitas air, akibat pencemaran ekosistem perairan payau,
370khususnya di perairan budidaya dapat dilakukan dengan berbagai jenis teknologi, dari
371sederhana hingga kompleks. Menurut penelitian Msuya (2002), Gracilaria sp., memiliki
372kemampuan menyerap nitrogen dan Posfor dalam air tercemar bahan organik mencapai
373konsentrasi 0,4 gram N/m2/hari. Menurut Jones et al. (2003), rumput laut Gracilaria sp.,
374dengan cepat mampu mereduksi kandungan nutrien terlarut dalam air buangan tambak
375budidaya.
376 Penyisihan nitrogen oleh 500 gram rumput laut segar Gracilaria sp.,
377menunjukkan penurunan rata-rata konsentrasi nutrien N-total dari 1,2 mg/L menjadi 0,4
378mg/L. Menurut Nelson dkk. (2002) nitrogen tersebut akan disimpan di dalam selnya
379dalam thalus. Peningkatan konsentrasi N dalam thalus dari 1,3% menjadi 3,1% setelah
383merupakan kondisi saat rumput laut mengakumulasikan N dalam selnya atau sebagai
10
384indikator bahwa lingkungan perairan mengandung kadar N yang tinggi. Oleh karena itu,
385rumput laut jenis Gracilaria sp. disebut “Nitrogen starved Gracilaria” yang berarti
386semua N dalam air akan terus diserap dan disimpan di dalam sel, sehingga
387konsentrasinya berlipat. Gracilaria sp. menyerap nitrogen dari kolom air tambak dalam
388bentuk nitrat. Sisa pakan yang mengandung kadar protein tinggi, akan segera
389membentuk amonia (NH3) yang sangat berbahaya bagi udang. Amonia ini akan
390dioksidasi menjadi nitrit (HNO2) oleh bakteri Nitrosomonas atau Nitrosococcus yang
391telah ada secara alami di tambak udang. Nitrit merupakan senyawa antara dan akan
392teroksidasi dibantu oleh bakteri Nitrobacter (ada secara alami di tambak udang) menjadi
393nitrat (HNO3). Oleh karena itulah, Gracilaria sp. dapat dimanfaatkan sebagai penyaring
394(biofilter).
396 Melimpannya unsur organik di perairan seperti unsur N dan P karena akumulasi
397dari limbah tambak sehingga membutuhkan tanaman air seperti rumput laut sebagai
398biofilter. Selain sebagai biofilter disisi lain rumput laut membutuhkan N yang cukup
399untuk pertumbuhan (Komarawidjaja 2003). Unsur utama bagi pertumbuhan rumput laut
400yaitu unsur karbon (C). Unsur ini dapat di peroleh dari karbondioksida (CO2) yang
401sangat banyak terlarut dalam air. Karbondioksida yang yang tinggi menyebabkan pH air
403 Karbondioksida adalah senyawa kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon dan 2
404atom oksigen yang mudah larut dalam air dingin. Karbondioksida merupakan senyawa
405kimia tidak berbau dan tidak berwarna (Afandi, 2009). Karbondioksida lebi berat dari
406pada udara dan larutan dalam air. Menurut Nybakken (1998) dalam Purba dan
412kecil yakni 0,03 % dari semua gas-gas yang terlarut (Purba dan Alexander 2010).
413Meskipun demikin karbondioksida memiliki sifat kelarutan yang tinggi (Afandi, 2009).
414Karbondioksida terabsorbsi dengan cepat dari udara ke perairan tetapi sangat lambat
415dari perairan ke atmosfer (Purba dan Alexander 2010). Sifat kelarutan beberapa jenis
416gas dalam air murni pada suhu 100 C dan tekanan 1 Atm yaitu seperti gas
418berbagai karbondioksida yang terdapat di perairan berasal dari sumber yaitu Sebagai
419berikut:
424 Sumber utama karbondioksida dalam air adalah hasil respirasi organisme yang
425terdiri dari ikan, bakteri, dan plankton. Fitoplankton pada siang hari melakukan
426fotosintesis tetapi pada malam hari melakukan respirasi. Menurut Purba (2010) bahwa
427kandungan karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan hasil pembuangan bahan
428organik dari organisme atau hewan yang berada dalam perairan tersebut. Sumber
429karbondioksida yang terdapat di dasar perairan berasal dari penguraian bahan organik
430(Purba dan Alexander 2010). Ikan dapat hidup dengan baik pada konsentrasi CO2 di
431bawah 10 mg/l. Pada konsentrasi 20 mg/l, CO2 dapat mempengaruhi metabolisme ikan.
12
433 Integrasi rumput laut dalam upaya perbaikan kualitas air, akibat pencemaran
435berbagai jenis teknologi sederhana maupun teknologi kompleks (Ashari 2016). Namun
436secara biologi, pengolahan limbah dengan memanfaatkan rumput laut spesis tertentu
437seperti Gracilaria sp. Sargassum sp. dan Eklonia sp (Rahmaningsih 2012). Rumput laut
438dapat memfilter logam berat seperti timbal (Pb) dengan kombinasi biofilter rumput laut
440 Hasil penelitian Ashari (2016) bahwa dengan kombiasi biofilter rumput
441Glacilaria sp. zeolit dan arang aktif dapat memfilter timbak (Pb). Menurut Bambang
442(2006) dalam Ashari (2016) bahwa Glacilaria sp. berpotensi mengatasi kualitas
443perairan laut atau payau secara biologi (biofilter) dalam kegiatan budidaya perikanan.
444Sehingga, menjadikan tanaman ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam
445menyerap logam berat. Berdasarkan hasil penelitian Yulianto dkk., (2006) dalam
446Ashari (2016) bahwa Glacilaria sp. mampu menyerap tembaga yang terlarut dalam air
447laut. Logam berat pada perairan dapat diserap rumput laut secara signifikan dalam
448waktu satu minggu (Alamsjah, dkk. 2005 dalam Alamsjah, dkk. 2010).
449 Penelitian Alamsjah, dkk. (2010) tetang sargasum sp. sebagai biokontrol
450terhadap kandungan logam berat timbal (Pb). Keberadaan Sargassum sp. sebagai
452(Alamsjah, dkk. 2010). Hasil penelitin sargassum sp. sebagai biokontrol memberikan
453pengaruh nyata terhadap jumlah dosis kandungan Pb yang terserab. Hal ini menujukan
454bahwa rumput laut Sargassum sp. memiliki kemampuan sebagai biofilter logam berat
457 Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros, melakukan penelitian pada
458tambak marginal yang memiliiki tanah dasar sulfat masam. Berikut ini desain dan
459tata letak tambak biofiter serta padat penebaran komoditas yang digunakan pada
461
462 Gambar 3 desain dan tata letak tambak biofiter serta padat penebaran komoditas
463 yang digunakan pada petakan biofilter (Pantjara, dkk. 2010)
464 Berikut desain tambak udang yang mengintegrasikan rumput laut sebagai biofilter
466
468 Integrasi rumput laut dalam upaya pemulihan kualitas air, akibat pencemaran
470berbagai jenis teknologi, baik dengan teknologi yang kompleks (Komarawidjaja 2003).
471Namun secara biologi, pengolahan limbah dengan pemanfaatan rumput laut spesies
472tertentu dari jenis Gracilaria sp., dipandang lebih berpeluang, mengigat metode aplikasi
473sangat sederhana, daya adaptasi yang tinggi, mudah pemeliharannya, dan memiliki nilai
474ekonomis. Integrasi rumput laut sebagai biofilter, akan dengan mudah diterimah oleh
476 Pemanfaatan Gracilaria sp. sebagai biofilter, tidak terbatas pada pengelolaan
478upaya pengolahan limbah dari sumber lain, seperti limbah domestik, limbah pertanian
479dan limbah industri (Komarawidjaja 2003). Peluang itu dapat diterapkan dengan
480memanfaatkan lahan kurang produktif untuk dijadikan salah satu tempat proses
483 Selanjutnya integrasi rumput laut dalam budidaya ikan di sekitar perairan payau,
484secara sederhana dapat dilakukan dalam satu kolam, yakni menanam rumput laut
485bersama sama dengan ikan yang dibudidayakan. Namun tidak menutup peluang untuk
488perairan budidaya dengan memanfaatkan rumput laut Gracilaria disajikan pada Gambar
4895.
15
490
491Gambar 5 Aplikasi sistem biofiltrasi dengan rumput laut pada perairan budidaya
492 (Komarawidjaja 2003)
493 Gambar 5 terlihat pond, hal itu merupakan lahan budidaya yang memanfaatkan air
494dari sumber air laut. Pergantian air pond dilakukan, dengan terlebih dahulu mengalirkan
495air pond ke areal yang ditanami rumput laut sebagai biofilter (Komarawidjaja 2003).
496Selanjutnya bersamaan dengan penggelotoran air pond ke areal rumput laut, air dari
497areal rumput laut dialirkan ke luar tambak dan masuk ke perairan payau atau jika
499 Berikut desain pola integrasi budidaya rumput laut pada tambak udang kaki putih
500ditunjukkan pada Gambar 6. Integrasi budidaya rumput laut pada tambak udang bisa
501dilakukan pada tambak budidaya udang kaki putih saja, bisa dilakukan budidaya rumput
502laut pada air buangan saja (pada tandon IPAL saja), atau bisa dilakukan pada tambak
504 Integrasi budidaya rumput laut Gracilaria sp. ini, menjadi solusi masalah air
505tambak alternatif dan ramah lingkungan, karena air budidaya tambak tidak dibuang ke
506laut tetapi bisa dipakai ulang dengan cara resirkulasi air tambak. Sanitasi air tambak
16
507yang baik, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan udang kaki putih. Sehingga
508bisa meningkatkan nilai ekonomis udang vannamei, akibatnya harga udang kaki puih di
509pasaran bisa meningkat. Pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp. juga bisa dijual,
511
512 Gambar 6 Pola integrasi Gracilaria sp. (biofilter) pada tambak budidaya
513 (Komarawidjaja 2005)
5146. SIMPULAN/SARAN/REKOMENDASI
515 Berdasarkan hasi penelusuran beberapa jurnal, buku dan referensi yang relefan
516dengan kajian pustaka tentang penerapan teknologi rumput laut sebagai biofilter alami
5181. Rumput merupakan tanaman air yang dapat di gunakan sebagai biofilter.
5192. Beberapa rumput laut dapat digunakan sebagai biofilter diantaranya rumput laut
5213. Rumput dapat memfilter unsur organik berupa Nitrogen (N), Posfor (P), dan C
522 organik.
17
528Ardiansyah, M.R. 2017, Analisis Kadar Flavonoid Total dari Alga Coklat (Sargassum
529 sp. dan Padina sp.) sebagai Obat Analgesik. SKRIPSI. Ilmu Bedan Mulut
530 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin.
531Ashari. 2016, Pengaruh kobinasi biofilter Gracilaria sp, zeolit dan arang aktif terhadap
532 logam berat timbal (Pb). SKRIPSI. Fakultas Perikanan dan Kelautan,
533 Universitas Airlangga. Surubaya
534Darmawan, V. 2008, Permintaan Lahan dan Nilai Land Rent Tambak Udang di
535 Kelurahan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan. SKRIPSI. Manajemen
536 Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
537 Institut Pertanian Bogor.
538Dewi, D dan Tjahjo, W., 2013. Rasio Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp pada
539 Skala Laboratorium dan Lapang di Tambak Silvofishery. Jurnal Harpodon
540 Borneo. Perikanan dan Kelautan Fakultas Sains dan Teknik Universitas
541 Jenderal Soedirman. Purwakerto. Vol. 6 (1): 21-25
547Gultom, R.C., I Gusti, N.P.D., dan Ni Luh, P.R.P. 2018, Perbandingan Laju
548 Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dengan Menggunakan Sistem
549 Budidaya Ko-kultur dan Monokultur di Perairan Pantai Geger, Nusa Dua, Bali.
18
550 Jurna Journal Of Marine Research dan Technology. Ilmu Kelautan Fakultas
551 Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, Bali. Vol. 2(1): 8-16
552Hadiwidodo, M., Wihariyanto, O., Alloysius, R.P., Bernadette, N.P dan Ismaryanto, G.
553 2012, Pegolahan Air Lindi dengan Proses Kombinasi Biofilter Anaerob-Aerob
554 dan Wetland. Jurnal Presipitasi. Teknik Lingkungan Fakultas Teknik UNDIP.
555 Semarang.Vol. 9(2): 84-95
559Kamlasi, Y. 2008, Kajian Ekologis dan Biologi untuk Pengembangan Budidaya Rumput
560 Laut (Eucheuma cottonii) di Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang
561 Propinsi Nusa Tenggara Timur. TESIS. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
562 Bogor.
563Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2018. Laporan Tahunan 2018 Sekertariat Jendral
564 Perikanan dan Kelautan. Jakarta
576Nelson, S., Glenn, E., Moore, D., Walsh, T. dan Fitzsimmons, K. 2001. Useof an edible
577 red seaweed to improve effluent from shrimp farms. Environmental Research
578 Laboratory, Univ. Arizona. Tucson. AZ.
583Pantjara, B., Erfan, A.H., dan Hidayat, S.S. 2010, Pemanfaatan Biofilter pada Budidaya
584 Udang Windu di Tambak Marjinal. Prosiding Forum Inovasi Akuakultur. Balai
585 Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Maros.
586Prayogi, D.A. 2017, Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut (Gracilaria sp.,) pada
587 Tambak Udang di Kecamatan Cilebar, Karawang. SKRIPSI. Ilmu dan
588 Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
589 Bogor.
590Purba, N.P., dan Alexander, M.A.K. 2010, Karakateristik Fisika-Kimia Perairan Pantai
591 Dumai pada Musim Peralihan. Jurnal Akuatika. Fakultas Perikanan dan Ilmu
592 Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Vol. 1(1): 69-83
597Setyorini, H.B dan Edy, M. 2018, Pemanfaatan Sargassum sp., Pasir, Kerikil dan Aerasi
598 dalam Penurunan Kandungan Nitrat dan Fosfat Air Tambak Pantai Kuwaru
599 Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jurnal Riset Daerah. Institut Teknologi
600 Yogyakarta. Gedongkuning. Vol. 18 (3): 3146-3166
601Suyanto RS dan M Ahmad. 2001. Budidaya Udang Windu. Jakarta : Penebar Swadaya.
602Syah, R., Makmur dan Muhammad, C.U. 2014, Estimasi Beban Limbah Nutrien Pada
603 Pakan dan Daya Dukung Kawasan Pesisir untuk Tambak Udang Vaname
20
604 Super Intensif. Jurnal Riset Akuakultur. Balai Penelitian dan Pengembangan
605 Budidaya Air Payau. Maros. Vol. 9(3): 439-448
607Yulianto, B., Raden, A dan Agung, T. 2006, Daya Serap Rumput Laut (Gracilaria sp)
608 Terhadap Logam Berat Tembaga (Cu) Sebagai Biofilter. Jurnal Kelautan. Ilmu
609 Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponogoro,
610 Semarang. Vol. 11(2): 72-78