Anda di halaman 1dari 142

RANCANGAN AKHIR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Alloh SWT karena berkat


rahmat-Nya Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan
Pangan (DKP) Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 telah selesai
disusun.
Perubahan Renstra diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
serangkaian proses perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan, dengan harapan agar program dan kegiatan DKP
Kabupaten Bogor dapat lebih terarah dan terukur.
Kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyusunan
Perubahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor Tahun
2018-2023 disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas
dedikasi yang optimal, demi terwujudnya visi dan misi Pemerintah
Kabupaten Bogor serta Tujuan dan Sasaran DKP Kabupaten Bogor,
dalam upaya akselerasi perekonomian masyarakat melalui
penyelenggaraan pembangunan yang mengikhtiarkan ketahanan
pangan di Kabupaten Bogor.

Kepala Dinas,

DEDI ADE BACHTIAR


NIP. 196201221985031004
ii

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ........................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................. ii
Daftar Tabel ............................................................................ iv
Daftar Gambar ........................................................................ v
Bab I. Pendahuluan ............................................................. I – 1
1.1. Latar Belakang .................................................... I – 1
1.2. Landasan Hukum ............................................... I – 4
1.3. Maksud dan Tujuan ............................................ I – 8
1.4. Sistematika Penulisan......................................... I – 8
Bab II. Gambaran Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor ....................................................... II – 1
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi .............. II – 1
2.2. Sumberdaya ....................................................... II – 11
2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah ................. II – 13
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan Perangkat Daerah .............................. II – 19
Bab III. Permasalahan dan Isu-isu Strategis Dinas
Ketahanan Pangan .................................................... III – 1
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas
dan Fungsi Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan III – 1
3.2. Tinjauan terhadap Visi dan Misi Kepala Daerah
Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih...................... III – 6
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra DKPP
Provinsi Jawa Barat .......................................... III – 10
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis .................... III – 15
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis ............................... III – 18
Bab IV. Tujuan dan Sasaran................................................... IV – 1
4.1. Tujuan ............................................................... IV – 1
4.2. Sasaran ............................................................. IV – 4
Bab V. Strategi dan Arah Kebijakan ...................................... V – 1
iii

Halaman
Bab VI. Rencana Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan
Serta Pendanaan ........................................................ VI – 1
Bab VII. Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan.................... VII – 1
Bab VIII. Penutup ..................................................................... VIII – 1
iv

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1.A. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Tahun 2019-2020 .............................................. II – 15
Tabel 2.1.B. Kinerja Pelayanan Anggaran Perangkat Daerah
Tahun 2019-2020 .............................................. II – 16
Tabel 2.2. Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan PD Sampai Dengan Tahun 2023 ....... II – 30
Tabel 3.1. Perumusan Permasalahan, Isu Strategis,
Strategi dan Arah Kebijakan PD .......................... III – 3
Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah .............. IV – 7
Tabel 5.1. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan ... V – 3
Tabel 6.1.A. Rencana Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan
serta Pendanaan Perangkat Daerah
Tahun 2019-2020 .............................................. VI – 17
Tabel 6.1.B. Rencana Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan
serta Pendanaan Perangkat Daerah
Tahun 2021-2023 ............................................... VI – 38
Tabel 7.1. Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang
Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ....... VII – 2
v

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar II.1. Struktur Organisasi DKP Kabupaten Bogor ........ II – 11
BUPATI BOGOR
PROVINSI JAWA BARAT

~~
PERATURAN BUPATI BOGOR
NOMOR 90 TAHUN 2021

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 33 TAHUN 2019 TENTANG


RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2018-2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOGOR,
Menimbang bahwa dengan adanya kebijakan nasional dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah, serta
mempertimbangkan kondisi ekonomi makro yang
berimplikasi pada pembangunan di Kabupaten Bogor, telah
dilakukan perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Dacrah Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Bogor Nomor 4 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023;
bahwa dalam rangka menyinergikan perubahan
perencanaan pembangunan jangka menengah daerah tahun
2018-2023 dengan perencanaan jangka menengah pada
perangkat daerah tahun 2018-2023, perangkat dacrah wajib
menyusun Perubahan Rencana Strategis Perangkat Daerah
tahun 2018-2023;
bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 123 ayat (1) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah, Rencana Strategis Perangkat
Daerah ditetapkan dengan peraturan Kepala Daerah;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf ¢, perlu membentuk
Peraturan Bupati tentang Perubahan atas Peraturan Bupati
Bogor Nomor 33 Tahun 2019 tentang Rencana Strategis
Perangkat Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023;

Mengingat:...
~
2
Mengingat ; Undang Undang Nomor 14 Tahun 1950
Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan
tentang

Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia


Tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten
dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);

10. Undang-Undang....
10. Undang-Undang Nomor
3 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Dacrah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Dacrah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
12. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan


Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Dalam
Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perckonomian Nasional ~dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6516);
13. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4575);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6042);

17. Peraturan....
4.
17: Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah

~~
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6321);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6402);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6045);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang
Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 305, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6173);
21, Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 225, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6133);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 2,
Indonesia Nomor 6178);
Tambahan Lembaran Negara Republik

23. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang


Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6206);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang
Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6219);

25. Peraturan ...


BE:

25. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang


Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai
Wakil Pemerintah Pusat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 109, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6224);

~~
26. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
27, Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6323);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam
Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional ~dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6514), scbagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam
Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional ~dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 186,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6542);
29. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 136);
30. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33) schagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
63);
31. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 182);
32. Peraturan
...
igs
32. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-
2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 10);
33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Dacrah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1312);
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2018
tentang Reviu atas Dokumen Perencanaan Pembangunan
dan Penganggaran Daerah Tahunan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Tahun 462);
35. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman
Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Tahun 412);
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018
tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Tahun 1540);
37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019
tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);
38. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019
tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
39. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);
40. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor
8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008 Nomor 45) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 236);
41; Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 64);
42. Peraturan ...
rs
42. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 237)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 8 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-
2023 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2021
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 252);
43. Peraturan Dacrah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2003
tentang Pembentukan Kecamatan (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2003 Nomor 127);
44. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009
tentang Pokok-Pokok ~Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Dacrah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37);
8,
45. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2016-2036
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 95);
46. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Dacrah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 12,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 96)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2020 Nomor 2);
47. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2019
tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Dacrah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2019 Nomor 3);
48. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2019 Nomor 4) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Dacrah Kabupaten Bogor Nomor 3
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2018-
2023 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2021
Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 112);
49. Peraturan Bupati Bogor Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga (Berita Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 46);
50. Peraturan ...
Hs
50. Peraturan Bupati Bogor Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Berita Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 47);
_ Peraturan Bupati Bogor Nomor 48 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Keschatan (Berita Daerah Kabupaten Bogor
Tahun 2016 Nomor 48);
_
Peraturan Bupati Bogor Nomor 49 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Sosial (Berita Daerah Kabupaten Bogor
Tahun 2016 Nomor 49);
53. Peraturan Bupati Bogor Nomor 50 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016
Nomor 50);
54. Peraturan Bupati Bogor Nomor 51 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 51);
55. Peraturan Bupati Bogor Nomor 52 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
(Berita Dacrah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 52);
56. Peraturan Bupati Bogor Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja (Berita Daerah Kabupaten
Bogar Tahun 2016 Nomor 56);
57. Peraturan Bupati Nomor 59 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(Berita Dacrah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 59)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Bogor
Nomor 95 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Nomor 59 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Berita Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2020 Nomor 96);
58. Peraturan Bupati Bogor Nomor 60 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Perhubungan (Berita Daerah Kabupalen
Bogor Tahun 2016 Nomor 60);
59. Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan (Berita Dacrah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 61);

60. Peraturan ...


9.
60. Peraturan Bupati Bogor Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016
Nomor 62);
61. Peraturan Bupati Bogor Nomor 63 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Perikanan dan Peternakan (Berita Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 63);
62. Peraturan Bupati Bogor Nomor 64 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup (Berita Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 64);
63. Peraturan Bupati Bogor Nomor 65 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Arsip dan Perpustakaan [Berita Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 65);
64. Peraturan Bupati Bogor Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Berita Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 66);
65. Peraturan Bupati Bogor Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organtsasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran (Berita Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 67);
66. Peraturan Bupati Bogor Nomor 69 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(Benta Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 69);
67. Peraturan Bupati Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Kecamatan (Berita Daerah Kabupaten Bogor
Tahun 2016 Nomor 72) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bupati Bogor Nomor 98 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 72 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Kecamatan (Berita Daerah Kabupaten Bogor
Tahun 2020 Nomor 99);
68. Peraturan Bupati Bogor Nomor 69 Tahun 2017 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian
dan Pengembangan Daerah (Berita Daerah Kabupaten Bogor
Tahun 2017 Nomor 69);
69. Peraturan Bupati Bogor Nomor 41 Tahun 2019 tentang
Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2019 Nomor 41);
70. Peraturan Bupati Bogor Nomor 56 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Berita
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2020 Nomor 57);
71. Peraturan ...
-10-
TL Peraturan Bupati Bogor Nomor 57 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Inspektorat (Berita Daerah Kabupaten Bogor
Tahun 2020 Nomor 58);
72. Peraturan Bupati Bogor Nomor 89 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Sekretariat Daerah (Berita Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2020 Nomor 90);
73. Peraturan Bupati Bogor Nomor 90 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Dinas Pendidikan (Berita Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2020 Nomor 91);
74. Peraturan Bupati Bogor Nomor 91 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
(Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2020 Nomor 92);
75. Peraturan Bupati Bogor Nomor 92 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Berita
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2020 Nomor 93);
76. Peraturan Bupati Bogor Nomor 93 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika (Berita Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2020 Nomor 94);
2. Peraturan Bupati Bogor Nomor 94 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2020
Nomor 95);
78. Peraturan Bupati Bogor Nomor 97 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Berita
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2020 Nomor 98);
79. Peraturan Bupati Bogor Nomor 100 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2020
Nomor 101);
80. Peraturan Bupati Bogor Nomor 110 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2020
Nomor 111);
81. Peraturan Bupati Bogor Nomor 70 Tahun 2021 tentang
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2021 (Berita Daerah Kabupaten Bogor Tahun
2021 Nomor 70);

MEMUTUSKAN: ...
ef
MEMUTUSKAN:
PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS
Menetapkan
PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 33 TAHUN 2019
TENTANG RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2018-2023.

~~
Pasal |
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Bogor Nomor 33
Tahun 2019 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 (Berita Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2019 Nomor 33), diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Daerah
adalah Daerah Kabupaten Bogor.
2. Daerah Provinsi yang selanjutnya disebut Daerah
Provinsi adalah Pemerintah Dacrah Provinsi Jawa Barat.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
‘menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Bogor.
5. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bogor.
6. Kepala Perangkat Daerah yang sclanjutnya disebut
Kepala PD adalah Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bogor.
7. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah yang selanjutnya disebut
Bappedalitbang adalah Badan Perencanaan
Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kabupaten Bogor.
8. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian
dan Pengembangan Daerah yang selanjutnya disebut
Kepala Bappedalitbang adalah Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah Kabupaten Bogor.
9. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan
tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan
pilihan, yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumber daya yang ada dalam jangka waktu tertentu di
Daerah.

10. Rencana ...


“12
10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Bogor, yang selanjutnya disebut RPJPD
Kabupaten Bogor adalah dokumen perencanaan
pembangunan Kabupaten Bogor untuk periode 20
tahunan.
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Bogor, yang selanjutnya disebut RPJMD
Kabupaten Bogor adalah dokumen perencanaan
pembangunan Kabupaten Bogor untuk periode 5 (lima)
tahunan.
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional,
yang selanjutnya disingkat RPJMN, adalah dokumen
perencanaan pembangunan nasional untuk periode
lima tahunan.
13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat, yang selanjutnya disebut RPJMD
Provinsi adalah dokumen perencanaan pembangunan
Provinsi untuk periode 5 (lima) tahunan.
14. Rencana Kerja Pemerintah yang selanjutnya disingkat
RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk
periode(satu) tahun.
1

. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat,


yang selanjutnya disebut RKPD Provinsi Jawa Barat
adalah dokumen perencanaan Provinsi Jawa Barat
yang untuk periode 1 (satu) tahun.
16. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor
yang selanjutnya disebut RKPD Kabupaten Bogor,
adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1

i
(satu) tahun.
Rencana Strategis Perangkat Daerah, yang selanjutnya
disebut Renstra PD, adalah dokumen perencanaan
Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahunan.
18. Rencana Kerja Perangkat Daerah, yang sclanjutnya
disebut Renja PD adalah dokumen perencanaan
Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
19. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah, yang selanjutnya disingkat RKA SKPD adalah
dokumen yang memuat rencana pendapatan dan
belanja SKPD atau dokumen yang memuat rencana
pendapatan, belanja, dan pembiayaan Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang melaksanakan fungsi
bendahara umum dacrah yang digunakan sebagai
dasar penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
20. Isu Strategis adalah kondisi atau hal-hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan daerah karena dampaknya yang
signifikan bagi dacrah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan
menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan
dacrah dimasa yang akan datang.
21. Strategi ...
-13-
2. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-
program sebagai prioritas pembangunan dacrah/
perangkat daerah untuk mencapai sasaran.
22. Arah Kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau
kerangka kerja untuk menyelesaikan permasalahan
pembangunan dan mengantisipasi isu strategis
Daerah/Perangkat Daerah yang dilaksanakan secara
bertahap sebagai penjabaran strategi.
23. Kebijakan Daerah adalah arah/tindakan yang diambil
oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.
24. Prioritas Pembangunan Dacrah adalah suatu tema atau
agenda pembangunan tahunan daerah yang telah
ditetapkan dan merupakan benang merah/tonggak
dalam mencapai sasaran lima tahunan dalam RPJMD
melalui program pembangunan daerah tahunan.
25, Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang
berisi 1 (satu) atau lebih kegiatan yang dilaksanakan
oleh satuan kerja perangkat dacrah atau masyarakat
yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah untuk
mencapai sasaran dan tujuan pembangunan Daerah.
26. Kegiatan adalah bagian dari program yang
dilaksanakan oleh (satu) atau beberapa satuan kerja
1

perangkat daerah sebagai bagian dari pencapaian


sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari
sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik
yang berupa personil atau sumber daya manusia,
barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana,
atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber
daya tersebut, sebagai masukan untuk menghasilkan
keluaran dalam bentuk barang/jasa.
27. Sub Kegiatan adalah bentuk aktivitas kegiatan dalam
pelaksaaan kewenangan Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
28. Kinerja adalah capaian keluaran/hasil/dampak
dari kegiatan/program/sasaran sehubungan dengan
penggunaan sumber daya pembangunan.
29. Indikator Kinerja adalah tanda yang berfungsi
sebagai alat ukur pencapaian kinerja suatu kegiatan,
program atau sasaran dan tujuan dalam bentuk
keluaran (output), hasil (outcome),
dampak (impact).
30. Keluaran (outpuf) adalah suatu produk akhir
berupa barang atau jasa dari serangkaian proses atas
sumber daya pembangunan agar hasil (outcome) dapat
terwujud.
31. Hasil (outcome) adalah keadaan yang ingin dicapai
atau dipertahankan pada penerima manfaat dalam
periode waktu tertentu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran dari beberapa kegiatan dalam
satu program.
32. Dampak
1d
32. Dampak (impact) adalah kondisi yang ingin diubah
berupa hasil pembangunan/layanan yang diperoleh
dari pencapaian hasil (outcome) beberapa program.

2. Ketentuan Pasal 3 huruf b diubah, sehingga Pasal 3


berbunyi sebagai berikut:
Pasal 3
Renstra sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, memuat:
PD

a. tujuan dan sasaran PD;


b. program, kegiatan, sub kegiatan, lokasi dan kelompok
sasaran yang disertai dengan indikator kinerja dan
pendanaan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap PD;
dan
c. pendanaan dan sumber pendanaan.

3. Ketentuan ayat (2) Pasal 4 diubah, sehingga Pasal 4 berbunyi


sebagai berikut:
Pasal 4
(1) Sistematika dokumen Renstra PD Kabupaten Bogor
Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
BABII GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT
DAERAH
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH
BABIV TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT
DAERAH
BABV STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA
PENDANAAN
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG
URUSAN
BAB VIII PENUTUP
(2) Isi beserta uraian dokumen Renstra PD Kabupaten
Bogor Tahun 2018-2023 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran 1
sampai dengan
Lampiran LXXII Peraturan Bupati ini.

4. Ketentuan ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Pasal 5 diubah,
sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5 ...
15-

Pasal 5

(1) Kepala PD melakukan pengendalian dan evaluasi


terhadap kebijakan perencanaan strategis PD.
2) Kepala PD menyampaikan laporan hasil evaluasi
perumusan kebijakan perencanaan kepada Bupati
melalui Kepala Bappedalitbang,
@) Kepala Bappedalitbang melakukan evaluasi terhadap
laporan hasil cvaluasi perumusan kebijakan
perencanaan strategis PD.
4) Kepala PD menyampaikan hasil tindak lanjut
perbaikan /penyempurnaan kepada Kepala
Bappedalitbang.

Ketentuan ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Pasal 6 diubah,
schingga Pasal 6 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 6
1) Kepala PD melakukan pengendalian dan evaluasi
terhadap pelaksanaan Renstra PD.
@) Kepala PD melaporkan pengendalian dan evaluasi
Renstra PD kepada Bupati melalui Kepala
Bappedalitbang.
3) Kepala Bappedalitbang menggunakan laporan hasil
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Renstra PD,
sebagai bahan evaluasi pelaksanaan RPIMD.
“@ Kepala PD menyampaikan hasil tindak lanjut
perbaikan/penyempurnaan pelaksanaan Renstra PD
kepada Bupati melalui Kepala Bappedalitbang.

Pasal II ..
LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI BOGOR
NOMOR : 90 TAHUN 2021
TANGGAL : 6 OKTOBER 2021
TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN
BUPATI NOMOR 33 TAHUN
2019 TENTANG RENCANA
STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2018-2023.

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS KETAHANAN PANGAN


KABUPATEN BOGOR TAHUN 2018-2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan Tahun
2018-2023 merupakan dokumen perencanaan untuk periode lima
tahun yang memuat tujuan, sasaran, program, kegiatan dan sub
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas
Ketahanan Pangan yang disusun berpedoman kepada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor
Tahun 2018-2023.

Adanya perubahan pada Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun
2019 tentang Perubahan Atas Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023, berimplikasi
pada perubahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan, terutama dalam
hal substansi program, indikator, dan target kinerja Dinas Ketahanan
Pangan yang tercakup dalam substansi Perubahan RPJMD. Dengan
demikian, substansi Renstra Dinas Ketahanan Pangan diubah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan memedomani substansi Perubahan RPJMD.

Di sisi lain, Perubahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan


menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas
I-2

Ketahanan Pangan tahun 2021-2023. Dengan demikian, diharapkan


terwujud sinkronisasi perencanaan daerah dan perangkat daerah yang
tertuang dalam seluruh dokumen perencanaan.

Seiring dengan perjalanan pelaksanaan seluruh perencanaan


pembangunan, baik perencanaan daerah maupun perangkat daerah,
diawali dari akhir tahun 2019 hingga pertengahan tahun 2020, terjadi
perubahan-perubahan kebijakan nasional dan kasus pandemi covid-
19 yang berkonsekuensi pada perlunya daerah melakukan perubahan
pada dokumen RPJMD, serta perlunya perangkat daerah melakukan
perubahan pada Renstra. Dengan demikian, bersamaan dengan
dilakukannya perubahan pada RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2018-
2023, dilakukan pula perubahan pada Renstra Dinas Ketahanan
Pangan tahun 2018-2023.
Tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang akan disusun
dalam dokumen perubahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan tahun
2018-2023, selain tetap fokus mendukung terhadap pencapaian visi
dan misi Pemerintah Kabupaten Bogor juga fokus terhadap pemulihan
ekonomi masyarakat akibat pandemi covid-19. Penyusunan dokumen
Perubahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan tahun 2018-2023 juga
tidak terlepas dari diberlakukannya Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah yang
selanjutnya dimutakhirkan melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 50-3708 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi
Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah. Aturan ini membakukan
penggunaan nomenklatur program, kegiatan dan sub kegiatan dalam
dokumen perencanaan secara nasional. Dengan demikian, di dalam
Perubahan Renstra harus dilakukan pemetaan program sehingga
sesuai dengan nomenklatur program yang telah dibakukan pada
aturan baru tersebut.
Perubahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2018-2023
disusun tetap berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018-2023 yang telah ditetapkan
melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2019
I-3

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun


2018-2023 dan dokumen Perubahan RPJMD yang saat ini juga sedang
disusun. Sehingga penyusunan dokumen perubahan Renstra Dinas
Ketahanan Pangan Tahun 2018-2023 tetap mendukung visi misi
Pemerintah Kabupaten Bogor dimana visi Pemerintah Kabupaten
Bogor Tahun 2018-2023 adalah “Terwujudnya Kabupaten Bogor
Termaju, Nyaman dan Berkeadaban”. Upaya-upaya yang akan
dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bogor dalam rangka
mewujudkan visi tersebut dituangkan ke dalam 5 Misi dimana Dinas
Ketahanan Pangan mendukung Misi ke-1 Pemerintah Kabupaten
Bogor Tahun 2018-2023, yaitu Mewujudkan Masyarakat yang
Berkualitas. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor turut
berperan terhadap proses pencapaian Prioritas Pembangunan :
Terwujudnya masyarakat Bogor sehat, dengan Indikator Tujuan nya
yaitu Indeks Kesehatan. Sedangkan Fokus Pembangunan nya
diarahkan pada Meningkatnya ketahanan pangan daerah, dengan
Indikator Sasaran nya yaitu Skor Pola Pangan Harapan.
Penyusunan Perubahan Rencana Strategis Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Bogor Tahun 2018 – 2023 telah dilaksanakan
secara partisipasif dengan melibatkan unsur pimpinan, pejabat
kunci dan Staf yang mampu memberikan masukan serta
pemangku kepentingan lainnya. Selain itu Penyusunan Perubahan
Renstra telah mempertimbangkan keterkaitan/keselarasannya dengan
Renstra Kementrian Pertanian dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan
serta Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa
Barat. Dengan demikian perubahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor tahun 2018 – 2023 dapat menjadi acuan dalam
penyusunan Rencana Kerja (Renja) yang merupakan dokumen
perencanaan periode 1 (satu) tahunan Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor untuk tahun 2022 sampai dengan Tahun 2023
dengan memperhatikan evaluasi tahunan dan perkembangan
kebijakan dan kebutuhan masyarakat.
I-4

1.1. Landasan Hukum


1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem
Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman
yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6485);
5. Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan
Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Dan/Atau Dalam
Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan
Pangan dan Gizi;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6056);
I-5

8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi


Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 225,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6133);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6322);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan
dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam
Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19)
dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 131);
12. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136);
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2019
tentang Satu Data Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 112);
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 10);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
I-6

Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang
Sistem Informasi Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2019 Tentang Laporan Dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 288);
20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50-3708 Tahun 2020
tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah;
21. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
259/Kpts/RC.020/M/05/2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pertanian tahun 2020-2024;
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 64);
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 27 Tahun 2010
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2012
tentang Kemandirian Pangan Daerah;
I-7

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2019


tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
(Lembar Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 7,
Tambahan Lembar Daerah Nomor 236);
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 8 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 237);
27. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Rencana Strategis Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun
2016-2036 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016
Nomor 95, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor
95 Tahun 2016);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 12,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 96)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Bogor Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2020 Nomor 2);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2019
tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025;
31. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 6 Tahun 2019
tentang Ketahanan Pangan Daerah;
32. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2021
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019
I-8

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Tahun 2018-2023;
33. Peraturan Bupati Bogor Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan Perdesaan;
34. Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata
Kerja Dinas Ketahanan Pangan; dan
35. Peraturan Bupati Bogor Nomor 48 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Bupati Bogor Nomor 23 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyelenggaraan Cadangan Pangan Daerah.

1.2. Maksud dan Tujuan


Penyusunan Perubahan Renstra DKP Kabupaten Bogor Tahun
2018-2023 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka
menengah yang menjabarkan perubahan RPJMD Kabupaten Bogor
Tahun 2018-2023 akibat adanya perubahan kebijakan pemerintah
pusat dan daerah maupun situasi dan kondisi yang terjadi sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada DKP
Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah.
Sedangkan tujuan penyusunannya adalah untuk dijadikan
landasan/pedoman dalam penyusunan Renja DKP, penguatan peran
para stakeholders dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan
daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas
kinerja tahunan dan lima tahunan DKP Kabupaten Bogor.

1.3. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan Perubahan Renstra DKP Kabupaten
Bogor Tahun 2018-2023, terdiri dari :

BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan
hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.
I-9

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN


KABUPATEN BOGOR
Pada bab ini menjelaskan mengenai tugas, fungsi dan
struktur organisasi, sumberdaya, kinerja pelayanan, serta
tantangan dan peluang pengembangan pelayanan.
BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS
KETAHANAN PANGAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai identifikasi
permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan
Perangkat Daerah, telaahan visi, misi dan program kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan Renstra
K/L dan Renstra provinsi, telaahan rencana tata ruang
wilayah dan perubahan kajian lingkungan hidup strategis,
dan penentuan isu-isu strategis.
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai tujuan dan sasaran
jangka menengah yang akan dicapai melalui pelaksanaan
program dan kegiatan.
BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai strategi atau langkah-
langkah yang akan dilakukan serta arah kebijakan yang akan
diambil dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran PD.
BAB VI. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN
SERTA PENDANAAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan
lokalitas PD, program lintas PD dan program kewilayahan
disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif yang direncanakan.
BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai uraian indikator kinerja
yang akan dicapai sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran pada RPJMD Kabupaten
Bogor.
I - 10

BAB VIII. PENUTUP


Pada bab ini menjelaskan mengenai catatan penting yang
perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaan
maupun pembiayaanya, maupun kaidah pelaksanaan serta
rencana tindak lanjutnya.
II-1

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN BOGOR

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi


Sebelum membahas tentang Tugas Pokok dan Fungsi
(Tupoksi) serta struktur organisasi DKP Kabupaten Bogor, guna
lebih memperjelas sudut pandang sekaligus mensinergikan
kesamaan tujuan dan sasaran serta gerak langkah segenap
stakeholders pembina ketahanan pangan, maka perlu
disampaikan agar dapat dipahami bersama bahwa Ketahanan
Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah
tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik
jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi,
serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dimana Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor mempunyai tugas
membantu Bupati dalam menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah bidang ketahanan
pangan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan, dengan fungsi yang melekat yaitu :
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis
bidang ketahanan pangan;
2. Penyelenggaraan pemberian dukungan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah bidang ketahanan pangan meliputi
kesekretariatan, kelembagaan dan infrastruktur, ketersediaan
dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan,
serta distribusi dan harga pangan; dan
3. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD).
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor merupakan
unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah,
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati. Adapun struktur
organisasinya terdiri dari :
II - 2

1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Program dan Pelaporan
c. Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahi :
a. Seksi Ketersediaan Pangan
b. Seksi Kerawanan Pangan
4. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahi :
a. Seksi Distribusi dan Harga Pangan
b. Seksi Cadangan Pangan
5. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan,
membawahi :
a. Seksi Konsumsi Pangan
b. Seksi Penganekaragaman dan Promosi Pangan
6. Bidang Keamanan Pangan, membawahi :
a. Seksi Pengawasan Keamanan Pangan
b. Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan
7. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun uraian tupoksi dari masing-masing unit kerja
berikut dengan gambar struktur organisasi, sebagai berikut :
1. Sekretariat
Secara umum Sekretariat mempunyai tugas membantu
dan bertanggung-jawab kepada Kepala Dinas dalam
melaksanakan pengelolaan kesekretariatan dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Pengkoordinasian penyusunan program, monitoring,
evaluasi dan pelaporan dinas;
b. Pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian
dinas;
c. Pengelolaan keuangan dinas;
d. Pengkoordinasian penyusunan rancangan produk hukum;
e. Penyusunan kebijakan penataan organisasi Dinas;
f. Pengelolaan situs web dinas; dan
II - 3

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai


bidang tugasnya.
Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan dan
penyusunan program dan pelaporan dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian Program dan
Pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program,
monitoring, evaluasi dan pelaporan dinas;
b. Pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat;
c. Pengelolaan penyusunan anggaran dinas;
d. Pengelolaan situs web dinas; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan
rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha dinas;
b. Pengelolaan barang/jasa dinas;
c. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan
organisasi dinas;
d. Penyiapan bahan penyusunan rancangan produk hukum;
e. Pengelolaan layanan administrasi kepegawaian dinas; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dinas.
Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian
Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penatausahaan keuangan dinas;
b. Penyusunan laporan keuangan dinas; dan
c. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
II - 4

2. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan


Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi
ketersediaan dan kerawanan pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Bidang Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis
ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi ketersediaan dan penanganan
kerawanan pangan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
pelaporan ketersediaan dan penanganan kerawanan
pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Ketersediaan Pangan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan
koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan,
pematauan dan evaluasi peningkatan ketersediaan pangan
dan penyediaan infrastruktur dan sumberdaya pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Ketersediaan
Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
ketersediaan pangan dan penyediaan infrastruktur dan
sumberdaya pangan;
b. Pelaksanaan teknis pengembangan dan fasilitasi dan
penyediaan infrastruktur serta sumberdaya pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Ketersediaan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
II - 5

Seksi Kerawanan Pangan mempunyai tugas membantu


Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi,
pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan,
dan evaluasi penanganan kerawanan pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Kerawanan Pangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis
penanganan kerawanan pangan;
b. Pelaksanaan teknis dan fasilitasi penanganan kerawanan
pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Kerawanan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
3. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan
Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
pendampingan serta pemantauan dan evaluasi kegiatan
distribusi dan cadangan pangan. Untuk menyelenggarakan
tugas dimaksud, Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan
mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis
distribusi, harga dan cadangan pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi distribusi, harga dan cadangan
pangan;
c. Penyelenggaraan pelayanan distribusi dan cadangan
pangan;
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
pelaporan distribusi dan cadangan pangan; dan
e. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Distribusi dan Harga Pangan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan
koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan
II - 6

kebijakan, pemantauan serta pemberian pendampingan,


pemantauan dan evaluasi distribusi dan harga pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Distribusi dan
Harga Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
distribusi dan harga pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dan fasilitasi distribusi dan
harga harga pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Distribusi dan Harga Pangan ; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Cadangan Pangan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi,
pengkajiaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemantapan, serta pemberiaan pendampingan, pemantauan,
dan evaluasi cadangan pangan. Untuk menyelenggarakan
tugas dimaksud, Seksi Cadangan Pangan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
cadangan pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dan fasilitasi cadangan
pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Cadangan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
4. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi
konsumsi dan penganekaragaman pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Bidang Konsumsi dan
Penganekaragaman Pangan mempunyai fungsi :
II - 7

a. Penyelenggaraan perencanaan program peningkatan


konsumsi pangan, promosi penganekaragaman pangan dan
pengembangan pangan lokal;
b. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis
peningkatan konsumsi pangan, promosi
penganekaragaman pangan dan pengembangan pangan
lokal;
c. Penyelenggaran fasilitasi peningkatan konsumsi pangan,
promosi penganekaragaman pangan dan pengembangan
pangan lokal ;
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
pelaporan konsumsi dan penganekaragaman pangan; dan
e. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Konsumsi Pangan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi,
pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan,
dan evaluasi konsumsi pangan. Untuk menyelenggarakan
tugas dimaksud, Seksi Konsumsi Pangan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
peningkatan konsumsi pangan;
b. Pelaksanaan teknis dan fasilitasi peningkatan konsumsi
pangan ;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Konsumsi Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Penganekaragaman Pangan dan Promosi Pangan
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian
pendampingan, pemantauan, dan evaluasi promosi
penganekaragaman konsumsi pangan serta
penganekaragaman pangan lokal. Untuk menyelenggarakan
II - 8

tugas dimaksud, Seksi Penganekaragaman Pangan


mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
peningkatan penganekaragaman pangan dan promosi
pangan serta pengembangan pangan lokal;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dan fasilitasi peningkatan
penganekaragaman dan promosi pangan serta
pengembangan pangan lokal;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Penganekaragaman dan Promosi Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
5. Bidang Keamanan Pangan
Bidang Keamanan Pangan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta
pemantauan dan evaluasi keamanan pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Bidang Keamanan
Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis
keamanan pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi keamanan pangan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
pelaporan keamanan pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Pengawasan Keamanan Pangan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan
koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan,
pemantauan dan evaluasi pengawasan keamanan pangan dan
kelembagaan pangan. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Seksi Pengawasan Keamanan Pangan mempunyai
fungsi sebagai berikut :
II - 9

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis


perencanaan dan program pengawasan keamanan pangan
serta kelembagaan pangan;
b. Pelaksanaan teknis pengembangan dan fasilitasi
pengawasan keamanan pangan serta kelembagaan pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Pengawasan Keamanan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian
pendampingan, pemantauan dan evaluasi kerja sama dan
informasi keamanan pangan. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
perencanaan dan program kerjasama dan informasi
keamanan pangan;
b. Pelaksanaan teknis pengembangan dan fasilitasi kerjasama
dan informasi keamanan pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Kerja Sama dan Informasi Keamanan
Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
6. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 35 Tahun
2018 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Pengujian Mutu Pangan Segar Kelas A Pada
Dinas Ketahanan Pangan, UPT mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan teknis operasional pengujian mutu
pangan segar. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud, UPT mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan ketatausahaan UPT;
II - 10

b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengujian


pangan segar;
c. Penyusunan petunjuk teknis pengujian pangan segar;
d. Pelaksanaan pengambilan sampel, pengujian, analisa
dan penyusunan laporan hasil pengujian pangan segar;
e. Pelaksanaan kerjasama dan/atau koordinasi pengujian
pangan segar;
f. Pemeliharaan sarana dan prasarana UPT;
g. Pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium;
h. Pengoordinasian pelaksanaan tugas pokok dengan
Perangkat Daerah yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja; dan
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai bidang tugasnya.
7. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam
berbagai kelompok sesuai bidang keahlian;
b. Setiap kelompok sebagaimana dimaksud, dipimpin oleh
seorang yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada
di lingkungan dinas; dan
c. Nama dan jumlah jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud, ditentukan berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan
dan beban kerja yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati tersendiri.
II - 11

Gambar II.1. Struktur Organisasi DKP Kabupaten Bogor

2.2. Sumberdaya
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga alih
daya/tenaga kontrak (Outsourcing) yang bertugas di Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor sebanyak 95 orang. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

No Status Pegawai Jumlah (Orang) %


1 PNS 38 40,00
2 Outsourcing 57 60,00
Jumlah 95 100,00

Tabel diatas menunjukkan bahwa belum seluruh pegawai


berstatus PNS, sehingga uraian selanjutnya tentang kondisi
pegawai difokuskan pada PNS sebanyak 38 orang.
a. Jumlah pegawai berdasarkan formasi
Pengisian formasi struktural terdiri dari eselon II, III, IV dan
non eselon sebanyak 38 orang dimana dari jumlah pegawai
tersebut, terdapat formasi jabatan fungsional tertentu yaitu 1
orang analis ketahanan pangan dan 1 orang penyuluh
pertanian pertama. Sementara itu terdapat jabatan eselon III
II - 12

yang masih kosong yaitu sebanyak 1 orang karena sudah


purna tugas pada bulan Agustus 2020. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

No Formasi Jumlah (Orang) %


1 Eselon II 1 2,63
2 Eselon III 4 10,53
3 Eselon IV 13 34,21
4 Non Eselon 18 47,37
5 Penyuluh Pertanian 1 2,63
6 Analis Ketahanan Pangan 1 2,63
Jumlah 38 100,00

b. Jumlah pegawai berdasarkan golongan


Dari 38 orang pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Bogor masih didominasi oleh pegawai berstatus golongan III
sebanyak 71,05% yang menandakan bahwa rata-rata latar
belakang pendidikan dan atau pengalaman kerja, umumnya
sudah mencukupi syarat yang dibutuhkan dalam upaya
optimalisasi kinerja. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
No Golongan Jumlah (Orang) %
1 IV 9 23,68
2 III 27 71,05
3 II 2 5,26
Jumlah 38 100,00

c. Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan


Apabila dilihat dari tingkat pendidikan pegawai Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, maka status pendidikan
dengan Strata 1 (S1) lebih mendominasi yaitu sebesar
50,00%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No Pendidikan Jumlah (Orang) %
1 Strata 2 (S2) 14 36,84
2 Strata 1 (S1) 19 50,00
3 D III 3 7,89
4 SMU 2 5,26
Jumlah 38 100,00
II - 13

2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Pelayanan publik yang diemban oleh Dinas Ketahanan


Pangan Kabupaten Bogor adalah sesuai dengan tupoksi Dinas
Ketahanan Pangan yaitu pelayanan bidang pangan, meliputi :
1) Ketersediaan, yang diartikan bahwa pangan tersedia cukup
untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah
maupun mutunya serta aman;
2) Distribusi Pangan, adalah pasokan pangan yang dapat
menjangkau keseluruh wilayah sehingga harga stabil dan
terjangkau oleh rumah tangga; dan
3) Konsumsi Pangan, adalah setiap rumah tangga dapat
mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola
konsumsi yang beragam, bergizi dan seimbang serta
preferensinya.
Berdasarkan Undang Undang Nomor : 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, urusan pangan yang menjadi dasar
pelayanan publik yang dapat dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Bogor, yaitu:
1. Penyelenggaraan Pangan Berdasarkan Kedaulatan Dan
Kemandirian :
a. Penyediaan infrastruktur dan seluruh pendukung
kemandirian pangan pada berbagai sektor sesuai
kewenangan Daerah kabupaten/kota.
2. Penyelenggaraan Ketahanan Pangan
a. Penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau pangan
lainnya sesuai dengan kebutuhan Daerah kabupaten/kota
dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan.
b. Pengelolaan cadangan pangan Kabupaten/Kota.
c. Penentuan harga minimum daerah untuk pangan lokal
yang tidak ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah Provinsi.
d. Pelaksanaan pencapaian target konsumsi pangan
perkapita/tahun sesuai dengan angka kecukupan gizi.
3. Penanganan Kerawanan Pangan
a. Penyusunan peta kerentanan dan ketahanan pangan
Kecamatan.
II - 14

b. Penanganan kerawanan pangan Kabupaten/Kota.


c. Pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran cadangan pangan
pada kerawanan pangan yang mencakup dalam daerah
Kabupaten/Kota.
4. Keamanan Pangan
a. Pelaksanaan pengawasan keamanan pangan segar.
Target indikator kinerja pada tingkat outcome secara
keseluruhan pada tahun 2019 dan 2020 telah tercapai, hanya
ada beberapa indikator kinerja yang belum tercapai sesuai
dengan target yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor tahun 2018-2023
(sebelum perubahan). Dibandingkan dengan tahun 2019, ada
kenaikan tingkat capaian indikator kinerja pelayanan Dinas
Ketahanan Pangan pada tahun 2020. Beberapa target indikator
kinerja yang belum tercapai pada tahun 2020 adalah
ketersediaan protein perkapita dan juga indikator pengawasan
dan pembinaan keamanan pangan. Faktor utama yang
mempengaruhi dari ketercapaian indikator kinerja diantaranya
keterbatasan anggaran, menurunnya daya beli masyarakat dan
meningkatnya jumlah pengangguran akibat covid 19.
Adapun penjelasan secara rinci tentang Pencapaian Kinerja
tahun 2019-2020 diuraikan pada tabel 2.1.A serta tentang
Anggaran dan Realisasi tahun 2019-2020 diuraikan pada
tabel 2.2.B berikut ini :
II-15

TABEL 2.1 A
KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH TAHUN 2019-2020

URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
BIDANG URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN
PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN

TARGET KINERJA REALISASI RASIO CAPAIAN (%)


NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2019 2020 2019 2020 2019 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 =( 6/4)*100 9 = (7/5)*100

TUJUAN
Penanganan Daerah Rawan Pangan % 4,37 9,20 4,37 9,20 100,00 100,00
SASARAN
Penanganan Desa Rawan Pangan desa 19 40 19 40 100,00 100,00
OUTCOME
1 Ketersediaan Energi Per Kapita % 102,50 102,80 104,11 103,90 101,57 101,07
2 Ketersediaan Protein Per Kapita % 144,00 144,30 141,70 127,95 98,40 88,67
3 Ketersediaan Pangan Utama % 38,33 37,63 43,88 58,00 114,48 154,13
4 Skor Angka Kecukupan Energi % 105,60 105,00 107,10 108,60 101,42 103,43
5 Skor Angka Kecukupan Protein % 111,10 111,30 115,40 119,51 103,87 107,38
6 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan % 91,50 92,00 81,13 74,21 88,67 80,66
7 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan % 91,50 92,00 85,71 92,86 93,67 100,93
8 Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah % 100,00 100,00 95,70 100,00 95,70 100,00
9 Keamanan Pangan Segar yang Diuji % NA 88,00 NA 89,93 NA 102,19
II - 16

TABEL 2.1 B
KINERJA PELAYANAN ANGGARAN PERANGKAT DAERAH TAHUN 2019-2020

URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
BIDANG URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN
PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN

TARGET KINERJA (Rp) REALISASI (Rp) RASIO CAPAIAN (%)


NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2019 2020 2019 2020 2019 2020
1 2 3 4 5 6 7 8 =( 6/4)*100 9 = (7/5)*100

TUJUAN
Penanganan Daerah Rawan Pangan %
SASARAN
1 Penanganan Desa Rawan Pangan desa
2 Ketersediaan Energi Per Kapita %
3 Ketersediaan Protein Per Kapita %
4 Ketersediaan Pangan Utama %
5 Skor Angka Kecukupan Energi %
6 Skor Angka Kecukupan Protein %
7 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan %
8 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan %
9 Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah %
10 Keamanan Pangan Segar yang Diuji %
II - 17

TARGET KINERJA (Rp) REALISASI (Rp) RASIO CAPAIAN (%)


NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
2019 2020 2019 2020 2020 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 =( 6/4)*100 9 = (7/5)*100
OUTCOME
1 - Ketersediaan Energi Per Kapita % 896.235.000 1.465.391.000 834.209.177 1.293.090.250 93,08 88,24
- Ketersediaan Protein Per Kapita %
- Ketersediaan Pangan Utama %
2 - Skor Angka Kecukupan Energi % 1.897.904.000 2.159.778.000 1.857.042.902 2.138.832.773 97,85 99,03
- Skor Angka Kecukupan Protein %
3 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan % 2.153.539.000 881.797.000 2.119.271.439 837.643.175 98,41 94,99
4 - Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan % 1.844.028.000 5.815.540.000 1.822.374.655 5.749.098.050 98,83 98,86
- Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah %
5 Keamanan Pangan Segar yang Diuji % 0 229.200.000 0 226.521.275 0,00 98,83
JUMLAH 6.791.706.000 10.551.706.000 6.632.898.173 10.245.185.523 97,66 97,10
II-18

Dari tabel 2.1.A. dapat dilihat bahwa pada tahun 2020


secara umum terjadi peningkatan outcome (capaian program)
dibandingkan tahun 2019, tetapi ada beberapa outcome yang
rasio capaiannya kurang dari 100% yaitu:
1. Ketersediaan protein per kapita.
Pemenuhan ketersediaan pangan di Kabupaten Bogor
dihasilkan dari produksi dalam daerah atau penambahan
pasokan dari luar daerah. Capaian ketersediaan protein per
kapita mengalami penurunan pada tahun 2020 dibandingkan
tahun 2019. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya
daya beli masyarakat terhadap pangan sumber protein hewani
akibat terjadinya pandemi covid-19 sehingga meningkatnya
angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Bogor.
2. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
Selain kualitas konsumsi pangan, aspek keamanan pangan
sangat penting. Dengan terbukanya pasar terhadap amsuknya
produk pangan dari luar daerah maupun dari luar negeri,
masalah dan tantangan keamanan pangan semakin kompleks.
Target indikator tidak tercapai pada tahun 2020 dan terjadi
penurunan jika dibandingkan tahun 2019, hal ini
dikarenakan anggaran kegiatan difokuskan pada pemulihan
ekonomi masyarakat akibat pandemi covid-19 dan pengadaan
sarana prasarana pendukung Kesehatan sehingga jumlah
sampel yang diuji serta kontinuitas pengawasan dan
pembinaan menurun.
Pada tabel 2.1.B. terlihat bahwa rasio antara realisasi dan
target anggaran relatif baik, karena setiap tahun penyerapan
anggaran termasuk kategori tinggi atau rata-rata berada di atas
90%. Sedangkan pertumbuhan anggaran terlihat meningkat
dibandingkan tahun 2019 dimana peningkatan anggaran pada
tahun 2020 difokuskan pada program untuk penanganan
ketersediaan pangan dan pemulihan ekonomi masyarakat akibat
pandemi Covid-19.
II - 19

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas


Ketahanan Pangan
1. Uraian analisis terhadap Renstra K/L
Memperhatikan visi Kementerian Pertanian RI yaitu
“Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern untuk Terwujudnya
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong” melalui berbagai misi yang telah
ditetapkan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor
berkontribusi terhadap pencapaian misi ke – 1 yaitu
“Mewujudkan Ketahanan Pangan”.
Memperhatikan pula visi Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian RI yaitu “Terwujudnya Ketahanan Pangan
yang berlandaskan Kedaulatan dan Kemandirian Pangan” melalui
berbagai misi yang telah ditetapkan, Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor berkontribusi terhadap pencapaian seluruh
misi nya yaitu :
1. Memantapkan ketersediaan dan penanganan kerawanan
pangan;
2. Meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pangan;
3. Mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan
masyarakat berbasis sumber daya, kelembagaan dan budaya
lokal; dan
4. Mewujudkan pangan segar yang aman dan bermutu.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, masih terdapat
berbagai permasalahan pelayanan umum yang harus segera
diatasi. Permasalahan mendasar tersebut adalah penduduk
miskin dan pengangguran yang jumlahnya masih cukup banyak,
serta semakin menurunnya daya beli masyarakat akibat
terjadinya covid-19.
Beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor dalam mendukung misi
tersebut antara lain adalah masih rendahnya prevalensi
ketersediaan pangan terhadap jumlah penduduk Kabupaten
Bogor dimana jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun
2019 sebanyak 5.965.410 jiwa (BPS, 2020), belum ditetapkannya
peraturan daerah tentang lahan pertanian pangan berkelanjutan
II - 20

(LP2B) sehingga dapat berdampak terhadap alih fungsi lahan


produktif, dan masih terdapatnya penduduk di beberapa desa
yang mengalami stunting akibat kerawanan pangan. Untuk itu,
dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Bogor akan melakukan beberapa
pengembangan pelayanan yaitu penguatan cadangan pangan di
masyarakat melalui pembangunan lumbung pangan masyarakat,
mempertahankan areal pertanian yang potensial di Kabupaten
Bogor melalui perda LP2B dan pengembangan pekarangan
pangan lestari (P2L) di setiap desa agar dapat menjaga ketahanan
pangan keluarga dan meningkatkan ekonomi keluarga.

2. Uraian analisis terhadap Perubahan Renstra Perangkat Daerah


Provinsi
Memperhatikan rancangan akhir dokumen perubahan
renstra Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi
Jawa Barat tahun 2018-2023 memiliki tujuan yaitu “Pemenuhan
ketersediaan pangan”. Pernyataan tujuan yang telah dirumuskan
tersebut, selanjutnya dijabarkan kedalam sasaran. Sasaran
adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya
tujuan, berupa hasil pembangunan daerah yang diperoleh dari
pencapaian hasil (outcome) program Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Sasaran Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat periode tahun 2018-
2023 adalah:
1) Meningkatkan serta Mempertahankan Kuantitas dan
Kualitas Pangan Dan Gizi;
2) Meningkatnya Produksi Peternakan; dan
3) Terpenuhinya dukungan manajemen perkantoran.
Sejalan dengan sasaran DKPP Provinsi Jawa Barat
dimaksud, DKP Kabupaten Bogor turut berperan dan mendukung
sasaran “Meningkatkan serta Mempertahankan Kuantitas dan
Kualitas Pangan Dan Gizi “ melalui program kegiatan yang akan
dirancang dalam dokumen perubahan renstra ini.
II - 21

3. Uraian analisis terhadap pelayanan Perangkat Daerah dengan


Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
Pemanfaatan ruang di Kabupaten Bogor sepenuhnya
mengacu pada Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bogor sesuai dengan Perda Kabupaten Bogor Nomor
11 Tahun 2016 tentang RTRW Tahun 2016-2036. Tujuan
penataan ruang Kabupaten Bogor adalah “Mewujudkan tata
ruang wilayah yang bekualitas, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan yang bertumpu pada kegiatan pariwisata,
pemukiman, industri dan pertanian dalam rangka mendorong
perkembangan wilayah yang merata dan berdaya saing menuju
Kabupaten Bogor termaju dan sejahtera”.
Sebagai upaya pengendalian terhadap perijinan
pemanfaatan ruang, disusun Kriteria Lokasi dan Standar Teknis
Pemanfaatan Ruang yang menetapkan secara rinci aturan teknis
berdasarkan jenis kegiatan dan peruntukan ruang di lokasi yang
akan dimanfaatkan.
Kebijakan dan strategi penataan ruang di Kabupaten Bogor
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 tahun
2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
Tahun 2016-2036 meliputi :
a) perwujudan kawasan lindung dalam rangka optimalisasi
fungsi perlindungan regional;
b) pengembangan wisata alam, wisata budaya dan wisata
buatan sesuai dengan potensi alam dan budaya
setempat yang memiliki daya tarik wisatawan
mancanegara dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup;
c) penyediaan lingkungan permukiman perkotaan yang
berkualitas, aman, nyaman dan terkoneksi dengan pusat
kegiatan di wilayah Jabodetabek;
d) pengembangan kawasan peruntukan industri yang
bertumpu pada potensi sumber daya lokal yang mampu
menghasilkan produk bernilai jual internasional dengan
tetap memperhatikan kualitas lingkungan;
II - 22

e) perwujudan areal pertanian tanaman pangan dan penataan


pusat permukiman pedesaan sebagai simpul distribusi
hasil pertanian dalam rangka mendukung upaya ketahanan
pangan berkelanjutan;
f) penataan sistem pusat kegiatan dan pelayanan sarana
prasarana wilayah secara berjenjang dan sinergis; dan
g) perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten sesuai dengan
kepentingan wilayah dan berdaya saing.
Berdasarkan kebijakan dan strategi penataan ruang di atas,
yang berkaitan dengan pelayanan Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor adalah perwujudan areal pertanian tanaman
pangan dan penataan pusat permukiman pedesaan sebagai
simpul distribusi hasil pertanian dalam rangka mendukung
upaya ketahanan pangan berkelanjutan
Pola pemanfaatan ruang di Kabupaten Bogor mencakup
pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya. Kawasan
peruntukan pertanian tanaman pangan diarahkan meliputi 20%
dari luas Kabupaten Bogor yang tersebar di hampir semua
kecamatan. Sehingga peluang pengembangan pelayanan Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor pada tahun-tahun
mendatang dapat diarahkan pada semua kecamatan tersebut
Pemanfaatan ruang kawasan pertanian dikembangkan
dalam rangka mencapai tujuan sebagai berikut :
a. Tetap terjaganya kualitas lingkungan;
b. Terciptanya pertumbuhan perekonomian wilayah yang
berbasiskan perekonomian lokal; dan
c. Pengembangan kualitas dan kuantitas produksi pertanian
agar dapat mencapai optimal.

Dalam rangka mengoptimalkan skenario pengembangan


wilayah Kabupaten Bogor kedepannya serta memberikan arahan
dalam penyusunan struktur ruang wilayah kabupaten, maka
dilakukan penetapan pusat-pusat pelayanan yang juga
didasarkan kepada kebijakan struktur ruang di atasnya serta
hasil analisis pengembangan wilayah kedepannya. Adapun pusat-
pusat pelayanan di wilayah Kabupaten Bogor berikut fungsi
II - 23

pelayanan yang diembannya selama 20 tahun kedepan dapat


dilihat pada uraian berikut :
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yaitu Kawasan Perkotaan
Jabodetabekpunjur
2. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) yaitu PKWp Perkotaan
Cibinong
3. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) meliputi Kecamatan
Cigudeg, Parung Panjang, Parung, Caringin dan Cileungsi
4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), meliputi :
a. PPK Perkotaan Jasinga;
b. PPK Perkotaan Leuwiliang;
c. PPK Perkotaan Ciampea;
d. PPK Perkotaan Dramaga;
e. PPK Perkotaan Ciomas;
f. PPK Perkotaan Tenjo;
g. PPK Perkotaan Gunung Sindur;
h. PPK Perkotaan Kemang;
i. PPK Perkotaan Ciawi
j. PPK Perkotaan Cigombong
k. PPK Perkotaan Jonggol
l. PPK Perkotaan Cariu; dan
m. PPK Perkotaan Sukamakmur.
5. Pusat Pelayanan Lokal kota (PPLk), meliputi :
a. PPLk Karadenan, Nanggewer dan Cirimekar di Kecamatan
Cibinong;
b. PPLk Susukan di Kecamatan Bojonggede;
c. PPLk Tajurhalang di Kecamatan Tajurhalang;
d. PPLk Gununggeulis dan Cijujung di Kecamatan Sukaraja;
e. PPLk Citaringgul dan Babakan Madang di Kecamatan
Babakan Madang;
f. PPLk Puspanagara di Kecamatan Citeureup;
g. PPLk Limusnunggal dan Mekarsari di Kecamatan Cileungsi;
h. PPLk Kembangkuning di Kecamatan Klapanunggal;
i. PPLk Wanaherang di Kecamatan Gunung Putri;
j. PPLk Bantarkuning di Kecamatan Cariu;
k. PPLk Jampang di Kecamatan Kemang;
II - 24

l. PPLk Sukamulya di Kecamatan Rumpin;


m. PPLk Singabangsa dan Tenjo di Kecamatan Tenjo;
n. PPLk Cisarua di Kecamatan Cisarua;
o. PPLk Cipayung Girang di Kecamatan Megamendung;
p. PPLk Ciomas Rahayu di Kecamatan Ciomas;
q. PPLk Wargajaya di Kecamatan Sukamakmur;
r. PPLk Sibanteng di Kecamatan Leuwisadeng;
s. PPLk Cimanggu II di Kecamatan Cibungbulang; dan
t. PPLk Sukamantri di Kecamatan Tamansari.
Sistem pusat permukiman perdesaan dilakukan dengan
membentuk pusat pelayanan desa secara hirarkis. Selain itu
sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk Pusat Pelayanan
Lokal desa (PPLd) yang dihubungkan dengan sistem jaringan
jalan dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk pengembangan
perdesaan, meliputi :
1. PPLd Desa Batok dan Tapos di Kecamatan Tenjo;
2. PPLd Desa Sukamulih dan Desa Sukajaya di Kecamatan
Sukajaya;
3. PPLd Desa Banyuasih, Cintamanik dan Bangunjaya di
Kecamatan Cigudeg;
4. PPLd Desa Cikuda di Kecamatan Parung Panjang;
5. PPLd Desa Cijujung di Kecamatan Cibungbulang;
6. PPLd Desa Pabangbon dan Karacak di Kecamatan
Leuwiliang;
7. PPLd Desa Ciasmara dan Gunung Picung di Kecamatan
Pamijahan;
8. PPLd Desa Ciampea Udik di Kecamatan Ciampea;
9. PPLd Desa Sirnagalih di Kecamatan Tamansari;
10. PPLd Desa Cidokom dan Kampung Sawah di Kecamatan
Rumpin;
11. PPLd Desa Cibitung Tengah, Tapos II dan Gunung Malang di
Kecamatan Tenjolaya;
12. PPLd Desa Parakanmuncang dan Cisarua di Kecamatan
Nanggung;
13. PPLd Desa Parigimekar di Kecamatan Ciseeng;
14. PPLd Desa Pasir Gaok di Kecamatan Rancabungur;
II - 25

15. PPLd Desa Setu, Koleang dan Pangradin di Kecamatan


Jasinga;
16. PPLd Desa Cipelang di Kecamatan Cijeruk;
17. PPLd Desa Ciderum dan Lemah Duhur di Kecamatan
Caringin;
18. PPLd Desa Cibedug di Kecamatan Ciawi;
19. PPLd Desa Sukamaju di Kecamatan Megamendung;
20. PPLd Desa Sukadamai di Kecamatan Sukamakmur;
21. PPLd Desa Sirnagalih dan Singasari di Kecamatan Jonggol;
22. PPLd Desa Cikutamahi di Kecamatan Cariu; dan
23. PPLd Desa Buana Jaya, Selawangi, Tanjungrasa, Sirnarasa
dan Pasirtanjung di Kecamatan Tanjungsari.
Pengembangan sumberdaya air di Kabupaten Bogor
merupakan salah satu hal yang paling penting dilakukan
mengingat masih banyak terdapat lahan sawah yang masih
belum optimal terjangkau oleh sistem pengairan yang ada, selain
itu juga pola penanganan jaringan sumberdaya air ini sangat
berpengaruh terhadap wilayah lainnya. Sistem jaringan
sumberdaya air terdiri atas :
1. Wilayah Sungai (WS)
a. WS strategis nasional yaitu WS Citarum mencakup DAS
Citarum; dan
b. WS lintas provinsi, meliputi : WS Cidanau – Ciujung –
Cidurian mencakup DAS Cidurian dan Ciujung,
WS Ciliwung – Cisadane mencakup DAS Cimanceuri,
Cisadane, Angke, Ciliwung dan Bekasi, serta WS Citarum
mencakup DAS Citarum.
2. Daerah Irigasi (DI)
a. DI kewenangan Pemerintah Pusat, terdiri atas : DI Lintas
Provinsi yaitu DI Cipamingkis seluas 1.371 Ha.
b. DI kewenangan Pemerintah Provinsi, terdiri atas :
1) DI Lintas Kabupaten/Kota meliputi : DI Cisadane
Empang seluas 789 Ha, DI Parakanjati seluas 49 Ha, DI
Ciliwung/Katulampa seluas 122 Ha, DI Cibanon seluas
473 Ha, DI Bantarjati seluas 20 Ha, DI Karanji seluas
53 Ha dan DI Cibalok seluas 63 Ha.
II - 26

2) DI Utuh Kabupaten meliputi : DI Sasak seluas 1.088 Ha


dan DI Cihoe Cikumpeni seluas 1.486 Ha.
c. DI kewenangan Pemerintah Kabupaten yang ditetapkan
dengan keputusan Bupati.
d. Pengembangan sistem jaringan irigasi dilakukan melalui :
1) Optimalisasi penggunaan air irigasi untuk
meningkatkan produktivitas pertanian;
2) Perbaikan saluran irigasi;
3) Perbaikan bangunan air;
4) Peningkatan jaringan sampai ke wilayah yang belum
terjangkau sesuai dengan kebutuhan peningkatan
sawah irigasi teknis dan nonteknis serta wilayah sungai
yang potensial dikembangkan; dan
5) Peningkatan saluran dari sistem irigasi setengah teknis
dan sederhana menjadi irigasi teknis.
3. Cekungan Air Tanah (CAT)
a. CAT Lintas Provinsi yaitu CAT Serang – Tangerang;
b. CAT Lintas Provinsi yaitu CAT Jakarta;
c. CAT Lintas Kabupaten/Kota yaitu CAT Bogor; dan
d. CAT Lintas Kabupaten/Kota yaitu CAT Bekasi Karawang.
4. Prasarana air baku untuk air minum
a. Pemanfaatan air permukaan Waduk Cijurey di Kecamatan
Sukamakmur;
b. Pemanfaatan air permukaan Waduk Cidurian di
Kecamatan Nanggung;
c. Pemanfaatan air permukaan Waduk Pongkor dan Situ
Kemang;
d. Pemanfaatan air permukaan Waduk Situ Gede, Lido,
Cikaret, Ciawi, Narogong, Genteng, Sodong, Tanjung dan
Parung Badak;
e. Embung di Kecamatan Cisarua, Cariu, Jonggol dan
Megamendung; dan
f. Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan air tanah
dangkal.
5. Sistem pengendalian banjir dan erosi/longsor
a. Normalisasi sungai;
II - 27

b. Pembangunan dan pengembangan tembok penahan tanah


(tanggul);
c. Pembangunan dan pengembangan pintu air;
d. Pembangunan lubang-lubang biopori di permukiman;
e. Penyediaan embung atau pond pengendali banjir di setiap
kawasan permukiman mandiri; dan
f. Penanaman pohon di sempadan sungai, rawa dan lahan-
lahan kritis.

RTRW ini diharapkan menjadi pedoman bagi semua


pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di
berbagai sektor/bidang, serta mengakomodasikan pembagian
peran dengan kabupaten/kota dan bersifat saling melengkapi dan
selaras, serta sebagai matra spasial bagi RPJMD, RPJPD serta
rencana pembangunan lainnya.
Hal ini terjadi karena pengaruh kegiatan ekonomi seperti
kegiatan investasi industri, jasa maupun pemukiman,
perkembangan penduduk maupun kondisi sosial budaya. Alih
fungsi lahan di Kabupaten Bogor terutama terjadi pada
berubahnya fungsi hutan baik primer maupun sekunder menjadi
fungsi perkebunan bahkan semak belukar, berubahnya fungsi
sawah menjadi fungsi permukiman dan budidaya lainnya. Alih
fungsi yang terjadi umumnya mengabaikan rencana tata ruang
yang telah direncanakan sebelumnya. Sebagai akibatnya produksi
dan produktivitas pertanian semakin menurun dan kondisi
lingkungan juga menurun.
Mengingat sektor pertanian dan lingkungan alam masih
menjadi keunggulan Kabupaten Bogor khususnya dalam lingkup
wilayah Jabodetabek, maka kondisinya yang semakin menurun
akan mengancam ketahanan pangan di Kabupaten Bogor. Kondisi
ini menuntut DKP untuk semakin kreatif dalam merancang
berbagai upaya perlindungan dan pengamanan terhadap lahan
pertanian produktif agar tidak dialihfungsikan untuk kepentingan
lain yang merugikan pembangunan pertanian.
Peningkatan pembangunan aksesibilitas jalan secara
berlebihan akan mempengaruhi aktivitas pertanian di
II - 28

Kabupaten Bogor. Semakin banyak jaringan jalan yang ada, maka


kegiatan pertanian akan semakin terdesak akibat berkurangnya
lahan pertanian, oleh karenanya DKP turut memberikan
masukan tentang wilayah mana saja yang disarankan untuk
dilakukan pembangunan jalan, khususnya mengedepankan
pembangunan jalan produksi yang didasarkan pada potensi
produksi yang ada didalamnya. Pemanfaatan air bersih secara
berlebihan juga dapat mengakibatkan menurunnya kuantitas dan
kualitas sumber air khususnya air tanah.
Sebagai respon atas berbagai isu lingkungan hidup
tersebut, maka DKP perlu merancang berbagai rencana
pembangunan yang tentunya ramah lingkungan. Sebagai
implikasinya maka peningkatan kompetensi SDM di DKP tentang
lingkungan hidup perlu ditingkatkan. Selanjutnya perumusan
rencana pembangunan berwawasan lingkungan perlu melibatkan
berbagai sektor, sehingga kuantitas dan kualitas koordinasi juga
perlu ditingkatkan. Elemen penting lainnya dalam perencanaan
berwawasan lingkungan adalah ketersediaan data dan informasi
yang lengkap dan akurat tentang kondisi degradasi lingkungan,
sehingga ke depan perancangan sistem data dan informasi
lingkungan hidup semakin penting.

4. Uraian analisis terhadap pelayanan Perangkat Daerah dengan


Perubahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan, Kementerian Dalam Negeri
menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tahun
2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). KLHS RPJMD
dimaknai sebagai analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan
pembangunan berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD. KLHS
RPJMD yang disusun sebelum dirumuskannya RPJMD
difokuskan pada pencapaian target TPB dan mengakomodir isu
II - 29

strategis TPB yang mencakup isu lingkungan hidup, ekonomi,


sosial, serta hukum dan tata kelola.
Dalam rangka penyusunan Perubahan RPJMD tahun 2018-2023,
Pemerintah Kabupaten Bogor juga menyusun KLHS untuk
perubahan RPJMD tersebut. Berdasarkan hasil kajian tersebut,
daya dukung ketahanan pangan di Kabupaten Bogor tersebar di
15 Kecamatan, yaitu Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng,
Pamijahan, Tenjolaya, Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Jonggol,
Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Jasinga, Tenjo dan Parung Panjang.
Sementara itu jumlah penduduk Kabupaten Bogor diproyeksikan
terus meningkat dimana pada tahun 2022 di proyeksi mencapai
6,662.936 jiwa sedangkan luas lahan sawah dan jumlah produsi
akan semakin menurun akibat terjadinya alih fungsi lahan
produktif sehingga berpotensi terjadinya rawan pangan. Arahan
kebijakan untuk pembangunan berkelanjutan bidang ketahanan
pangan antara lain Peningkatan penguatan cadangan pangan dan
penganekaragaman pola konsumsi pangan serta Gerakan Bogor
Bebas Stunting. Lokasi yang direkomendasikan untuk
pelaksanaan kegiatan diversifikasi pertanian adalah di Kecamatan
Tamansari, Cijeruk, Cigombong dan Caringin. Sementara itu
untuk lokasi Lumbung Pangan direkomendasikan di Kecamatan
Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari dan Jonggol.
Berdasarkan beberapa hasil analisis di atas, pemenuhan
kebutuhan pangan menjadi tantangan tersendiri bagi
pengembangan pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Bogor. Beberapa tantangan dan peluang pengembangan pelayanan
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor dapat dilihat pada
Tabel. 2.2 berikut.
II-30

TABEL 2.2
TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
SAMPAI DENGAN TAHUN 2023

NO TANTANGAN PELUANG PENGEMBANGAN

1 Masih rendahnya prevalensi ketersediaan pangan Penguatan cadangan pangan di masyarakat


dengan jumlah penduduk Kabupaten Bogor
2 Rendahnya rata-rata kepemilikan lahan oleh petani Pengembangan budidaya pertanian modern (Vertikultur, Hidroponik, dsb)

3 Belum ditetapkannya Perda Lahan Pertanian Pangan Potensi areal pertanian di Kabupaten Bogor cukup luas
Berkelanjutan (LP2B)
4 Kurangnya Infrastruktur pendukung kemandirian pangan Adanya kelembagaan tani yang perlu di fasilitasi
5 Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pola Adanya lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang konsen terhadap masalah
konsumsi pangan yang ideal pertanian di Kabupaten Bogor
6 Semakin meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap Potensi komoditas pangan lokal yang beragam di Kabupaten Bogor dan
makanan siap saji Pembentukan model pengembangan sentra pangan lokal

7 Meningkatnya industri pangan olahan yang Terdapatnya lembaga pengawasan pangan olahan dan industri di wilayah
menggunakan zat aditif non BTP (Bahan Tambahan Kabupaten Bogor (BPPOM)
Pangan)
8 Masih adanya penduduk stunting Pengembangan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di setiap desa di Kabupaten
Bogor
9 Semakin meningkatnya permintaan pangan segar yang Adanya petani (produsen) pangan segar asal tumbuhan yang menerapkan sistem
aman dikonsumsi pertanian yang sehat
III-1

BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DINAS KETAHANAN PANGAN

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan

Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun


2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dimana Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor mempunyai tugas
membantu Bupati dalam menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah bidang ketahanan
pangan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan

Dalam menjalankan Tupoksi nya DKP Kabupaten Bogor


tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang timbul, yaitu :
1. Masih terdapatnya desa rawan pangan yang disebabkan salah
satunya adalah belum optimalnya sinergitas kinerja diantara
Perangkat Daerah terkait dalam ikhtiar penanganan 7 kategori
kerawanan pangan, yang terdiri dari rawan : Ketersediaan
Pangan, Rumah Tangga Miskin, Akses Jalan, Akses Listrik,
Gizi Kurang, Akses Air Bersih dan akses fasilitas kesehatan;
2. Belum optimalnya kelembagaan dan sumberdaya aparatur
beserta sarana dan prasarana pendukung kinerja yang
memadai di tingkat wilayah binaan, dalam proses
berkesinambungan pengawasan dan pembinaan keamanan
pangan baik di tingkat produsen maupun konsumen;
3. Belum optimalnya penyediaan cadangan pangan daerah;
4. Belum terpenuhinya kebutuhan infrastruktur pendukung
ketahanan dan kemandirian pangan;
5. Masih terdapat alih fungsi lahan produktif usaha sektor
pertanian, peternakan dan perikanan menjadi sektor
pembangunan lainnya, sebagai faktor berpengaruh terhadap
stabilitas dan pemerataan ketersediaan, distribusi dan akses
pangan; dan
III - 2

6. Belum optimalnya hubungan kerjasama dalam transfer inovasi


teknologi dengan lembaga penelitian, perguruan tinggi dan
praktisi usaha profesional, serta koordinasi pembinaan
kelompok masyarakat bersama dengan pemerintahan tingkat
kecamatan dan desa dalam pengembangan pola konsumsi dan
penganekaragaman pangan.

Permasalahan-permasalahan utama yang dihadapi oleh


Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor ditinjau dari
berbagai aspek dapat dilihat pada Kertas Kerja 3.1 berikut.
III-3

KERTAS KERJA 3.1


PERUMUSAN PERMASALAHAN, ISU STRATEGIS, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PERANGKAT DAERAH

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH ISU STRATEGIS STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tinjauan terhadap Visi Tinjauan terhadap Visi Tinjauan terhadap Visi dan Tinjauan terhadap Visi Tinjauan terhadap Visi dan Tinjauan terhadap Visi
dan Misi dan Misi Misi dan Misi Misi dan Misi
Peningkatan pola
Infrastruktur Pendukung Meningkatkan penguatan
Masih rendahnya konsumsi pangan Penyediaan Infrastruktur
Pengelolaan cadangan Kemandirian Pangan kurang cadangan pangan dan
1 ketahanan pangan masyarakat yang ideal Pendukung Kemandirian
pangan kurang memadai memadai (lumbung, lantai penganekaragaman pola
daerah (beragam, bergizi, Pangan
jemur) konsumsi pangan
seimbang dan aman)
Pengelolaan cadangan
Kurangnya ketersediaan data pangan, stabilisasi
rumah tangga penerima bantuan pasokan dan harga serta
cadangan pangan pencapaian target
konsumsi pangan
Mekanisme distribusi pangan Meningkatkan pengawasan Pengawasan Keamanan
kurang optimal Keamanan Pangan Pangan Segar

Tinjauan terhadap Tinjauan terhadap Tinjauan terhadap


Tinjauan terhadap Program Tinjauan terhadap Program Tinjauan terhadap
Program Prioritas Program Prioritas Program Prioritas
Prioritas Daerah Prioritas Daerah Program Prioritas Daerah
Daerah Daerah Daerah
Belum optimalnya penanganan Peningkatan pola Pengelolaan cadangan
Masih rendahnya
pola konsumsi dan konsumsi pangan Meningkatkan penanganan dan pangan, stabilisasi
Masih rendahnya skor kesadaran masyarakat
1 penganekaragaman pangan masyarakat yang ideal pengembangan konsumsi dan pasokan dan harga serta
PPH untuk menerapkan pola
yang beragam, bergizi, (beragam, bergizi, penganekaragaman pangan pencapaian target
konsumsi pangan lokal
seimbang dan aman seimbang dan aman) konsumsi pangan
III - 4

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH ISU STRATEGIS STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tinjauan terhadap Tinjauan terhadap Renstra Tinjauan terhadap Renstra Tinjauan terhadap Renstra Tinjauan terhadap Renstra Tinjauan terhadap Renstra
Renstra K/L K/L K/L K/L K/L K/L
Masih rendahnya
Belum optimalnya Membangun penyediaan
prevalensi ketersediaan Belum optimalnya
pengendalian Ketersediaan Peningkatan ketersediaan pangan yang berasal dari Penyediaan pangan
1 pangan dengan jumlah pengelolaan pangan
dan pendistribusian pangan pangan strategis produksi lokal dan cadangan berbasis sumber daya lokal
penduduk Kabupaten berbasis sumberdaya lokal
masyarakat pangan pemerintah daerah
Bogor
menjaga stabilitas pasokan
Belum stabilnya pasokan pangan melalui pengelolaan
pangan cadangan pangan
pemerintah daerah
Kurang optimalnya merevitalisasi sistem
Memperkuat dan memfasilitasi
pengelolaan kelembagaan Peningkatan keterjangkauan kelembagaan LPM menjadi
pengembangan sistem
Lumbung Pangan dan pemanfaatan pangan sistem cadangan pangan
distribusi pemasaran
Masyarakat (LPM) masyarakat
Mempromosikan
diversifikasi konsumsi
Belum optimalnya
pangan dengan gerakan
diversifikasi konsumsi
percepatan konsumsi
pangan masyarakat
pangan beragam, bergizi
seimbang dan aman
III - 5

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH ISU STRATEGIS STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tinjauan terhadap
Tinjauan terhadap RTRW Tinjauan terhadap RTRW Tinjauan terhadap RTRW Tinjauan terhadap RTRW Tinjauan terhadap RTRW
RTRW
Belum tercukupinya
Masih rendahnya produksi Terbatasnya luas/areal Peningkatan ketersediaan Meningkatkan pengembangan Pengembangan sentra
1 ketersediaan pangan
pangan lokal produksi pangan lokal pangan strategis pangan lokal pangan lokal
untuk masyarakat Bogor

Tinjauan Terhadap
Tinjauan Terhadap Tinjauan Terhadap Tinjauan Terhadap Tinjauan Terhadap Tinjauan Terhadap
Rekomendasi
Rekomendasi Perubahan Rekomendasi Perubahan Rekomendasi Perubahan Rekomendasi Perubahan Rekomendasi Perubahan
Perubahan Kajian
Kajian Lingkungan Hidup Kajian Lingkungan Hidup Kajian Lingkungan Hidup Kajian Lingkungan Hidup Kajian Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) Strategis (KLHS) Strategis (KLHS) Strategis (KLHS) Strategis (KLHS)
Strategis (KLHS)
Produksi tanaman pangan,
Masih rendahnya hortikultura dan perkebunan Meningkatkan penguatan
Masih rendahnya daya Peningkatan ketersediaan dan
ketersediaan dan cadangan di Kabupaten Bogor tahun Peningkatan kesejahteraan cadangan pangan
1 dukung ketahanan diversifikasi konsumsi pangan
pangan yang ada di 2020 cenderung mengalami masyarakat dan penganekaragaman
pangan yang aman
masyarakat penurunan di beberapa unit pola konsumsi pangan
produksi
III - 6

3.2. Telahaan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
A. Pernyataan Visi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan
bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap
konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif.
Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan
kemana organisasi akan dibawa dan membantu
mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan.
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Visi
adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan.
Dengan mempertimbangkan arah dan tahapan
pembangunan jangka panjang daerah, hasil-hasil yang sudah
dicapai pada tahap sebelumnya dan permasalahan yang
dihadapi serta isu-isu strategis yang berkembang, maka
pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Bogor
Tahun 2018-2023 adalah “Terwujudnya Kabupaten Bogor
Termaju, Nyaman dan Berkeadaban”.
Adapun makna pernyataan Visi Pemerintah
Kabupaten Bogor dimaksud adalah :
 Kabupaten Bogor adalah batas administrasi
Kabupaten Bogor di Provinsi Jawa Barat yang didalamnya
berkumpul sejumlah manusia atau masyarakat dalam arti
seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang
mereka anggap sama.
 Termaju adalah bahwa perolehan pembangunan
Kabupaten Bogor memiliki laju yang massif. Bisa
menandingi laju pencapaian pembangunan di tingkat Jawa
Barat maupun Nasional.
 Nyaman adalah Kabupaten Bogor dapat menjadi
Kabupaten yang nyaman untuk beraktivitas, nyaman
sebagai tempat hunian dan ramah untuk berinvestasi.
 Berkeadaban adalah masyarakat Kabupaten Bogor
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
III - 7

melestarikan budaya. Menjadi parameter di Indonesia


sebagai wilayah sebagai wilayah yang mampu menjadi
simbol masyarakat Indonesia yang ramah, toleran dan
berakhlakul karimah.

B. Pernyataan Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau
dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran
visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi
diharapkan seluruh anggota organisasi dan stakeholders dapat
mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi
pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu
instansi harus jelas dan sesuai dengan Tupoksi.
Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh
instansi pemerintah. Sedangkan menurut Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Misi adalah rumusan umum
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi.
Dalam rangka pencapaian visi dimaksud di atas dengan
tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada
serta tantangan ke depan serta memperhitungkan peluang
yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi Pemerintah
Kabupaten Bogor berikut dengan penjelasan yang terkandung
didalamnya serta keselarasannya dengan rumusan misi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut :

1. Mewujudkan Masyarakat yang Berkualitas


Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten
Bogor untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Misi ini terkait dengan Misi Pertama Pemerintah Provinsi
Jawa Barat, yaitu Membentuk manusia Pancasila yang
bertakwa melalui peningkatan peran masjid dan tempat
ibadah sebagai pusat peradaban dan Misi Kedua, yaitu
Melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia
III - 8

dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang


inovatif.
2. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing
dan Berkelanjutan
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten
Bogor dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat
terutama kesejahteraan di bidang ekonomi yang dicapai
melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan
berkelanjutan serta meningkatkan kemandirian yang
berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-
nilai keadilan, kepentingan sosial, dan berwawasan
lingkungan. Misi ini terkait dengan Misi Ketiga Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, yaitu Mempercepat pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata
ruang yang berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas
wilayah dan penataan daerah dan Misi Keempat, yaitu
Meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat
yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi
digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta
pelaku pembangunan.
3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten
Bogor dalam menjaga cita-cita dalam pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan yang mengedepankan
partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas, serta
berorientasi pada penegakan supremasi hukum sebagai
sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban
masyarakat. Misi ini terkait dengan Misi Kelima Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, yaitu Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang inovatif dan kepemimpinan kolaboratif
antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
4. Mewujudkan Pembangunan Daerah yang Merata,
Berkeadilan, dan Berkelanjutan
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten
Bogor dalam menciptakan pembangunan yang merata
diwilayah Kabupaten Bogor. Misi ini terkait dengan Misi
III - 9

Ketiga Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Mempercepat


pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis
lingkungan dan tata ruang yang berkelanjutan melalui
peningkatan konektivitas wilayah dan penataan daerah dan
Misi Keempat, yaitu Meningkatkan produktivitas dan daya
saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui
pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-
pusat inovasi serta pelaku pembangunan.
5. Mewujudkan Kesalehan Sosial
Misi ini merupakan upaya Kabupaten Bogor dalam
rangka membangun sumberdaya manusia yang sehat dan
cerdas yang pada gilirannya akan menjadi manusia yang
produktif, kompetitif, dan dilandasi akhlak mulia sebagai
kunci dari keberhasilan pelaksanaan misi yang lainnya.
Misi ini terkait dengan Misi Pertama Pemerintah Provinsi
Jawa Barat, yaitu Membentuk manusia Pancasila yang
bertakwa melalui peningkatan peran masjid dan tempat
ibadah sebagai pusat peradaban.

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah


Kabupaten Bogor dimaksud, permasalahan utama yang dihadapi
oleh pemerintah Kabupaten Bogor dan juga DKP adalah masih
rendahnya ketahanan pangan daerah. Permasalahan utama ini
dapat dilihat dari masih kurangnya insfrastruktur pendukung
kemandirian pangan di Kabupaten Bogor, ketersediaan data
penerima bantuan pemerintah terutama cadangan pangan masih
kurang dan kurang optimalnya distribusi pangan secara merata
akibat wilayah Kabupaten Bogor yang luas.
Sementara itu isu strategis Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor dalam rangka mengatasi permasalahan utama
di atas adalah peningkatan pola konsumsi pangan masyarakat
yang ideal (beragam, bergizi, seimbang dan aman) melalui
Penyediaan Infrastruktur Pendukung Kemandirian Pangan,
Pengelolaan cadangan pangan, stabilisasi pasokan dan harga
serta pencapaian target konsumsi pangan dan Pengawasan
Keamanan Pangan Segar.
III - 10

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra DKPP Provinsi Jawa Barat
Pada proses pembinaan ketahanan pangan yang
diselenggarakan oleh DKP Kabupaten Bogor mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, tentunya
tidak dapat terlepas dari tujuan, sasaran, program dan kegiatan
yang terdapat pada lembaga koordinatif sinergis horisontal di
tingkat Pemerintah Kabupaten Bogor saja, akan tetapi berkaitan
pula secara vertikal di tingkat pusat khususnya dengan
Kementerian Pertanian RI yang didalamnya terdapat Badan
Ketahanan Pangan (BKP) pusat, maupun di tingkat provinsi
seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi
Jawa Barat.
Oleh karenanya, perlu diuraikan lebih lanjut tentang
korelasi dan kontribusi peran dan fungsi DKP Kabupaten Bogor
terhadap pencapaian kinerja lembaga vertikal sebagaimana
dimaksud, agar keselarasan pelayanan kinerja di tiap tingkatan
pemerintahan dapat tercipta sekaligus berlangsung dengan
harmonis dalam upayanya guna memfasilitasi terwujudnya
kondisi ideal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Secara geografis, wilayah Kabupaten Bogor berada didaerah
metropolitan yang berbatasan langsung dengan ibukota negara
dan juga Kawasan industri. Sehingga wilayah Kabupaten Bogor
merupakan magnet tersendiri bagi masyarakat luar wilayah
Jabodetabek untuk tinggal dan mencari pekerjaan. Sehingga
jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2019 mencapai
5.965.410 jiwa (BPS, 2020). Sementara itu pemenuhan pangan
Kabupaten Bogor baru mencapai 63% sisanya masih dipasok dari
luar Kabupaten Bogor sehingga prevalensi antara ketersediaan
pangan dengan jumlah penduduk masih rendah. Permasalahan
tersebut dsebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah Belum
optimalnya pengelolaan pangan berbasis sumberdaya lokal,
Belum stabilnya pasokan pangan, Kurang optimalnya pengelolaan
kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dan Belum
optimalnya diversifikasi konsumsi pangan masyarakat. Sehingga
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor perlu melakukan
langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu
III - 11

Penyediaan pangan berbasis sumber daya lokal, menjaga


stabilitas pasokan pangan melalui pengelolaan cadangan pangan
pemerintah daerah, merevitalisasi sistem kelembagaan LPM
menjadi sistem cadangan pangan masyarakat dan
Mempromosikan diversifikasi konsumsi pangan dengan gerakan
percepatan konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan
aman.
Faktor penghambat dan faktor pendorong dari pelayanan
perangkat daerah yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
perangkat daerah ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra
K/L diuraikan sebagai berikut
 Faktor - faktor penghambat :
1. Terbatasnya lahan pertanian
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi menuntut terjadinya
transformasi dalam kegiatan-kegiatan perekonomian di
Kabupaten Bogor. Terjadinya transformasi ekonomi dapat
memberikan konsekuensi terhadap meningkatnya kebutuhan
lahan untuk sektor non pertanian. Di sisi lain, luas lahan di
suatu wilayah cenderung tetap, sehingga peningkatan permintaan
lahan untuk suatu sektor ekonomi tertentu hanya dapat dipenuhi
dengan melakukan alih fungsi pada penggunaan lahan di sector
lainnya seperti sektor pertanian. Tingginya laju alih fungsi lahan
sawah memberikan implikasi terhadap menurunnya ketersediaan
pangan bagi penduduk sehingga akan berdampak pada
penurunan produksi pangan khususnya pangan pokok yang
dapat memebrikan ancaman bagi ketahanan pangan penduduk.
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang semakin meningkat
menuntut ketersediaan pangan dan produksi pangan yang
semakin tinggi ditenagh terjadinya alih fungsi lahan.
2. Tingginya konsumsi masyarakat terhadap pangan berbahan
baku beras dan terigu
Konsumsi pangan hendaknya memperhatikan ketentuan
ketentuan zat gizi yang cukup berimbang, sesuai dengan
kebutuhan bagi pembentukan manusia yang sehat, kuat, serdas
dan produktif. Dalam konsumsi pangan terdapat aspek penting
yaitu diversifikasi yang dimaksudkan untuk memperoleh
III - 12

keragaman zat gizi sekaligus melepas ketergantungan masyarakat


atas satu jenis pangan pokok tertentu yaitu beras.
Ketergantungan yang tinggi dapat memicu ketidakstabilan jika
pasokan terganggu dan sebaliknya jika masyarakat menyukai
alternative lain maka ketidakstablina akan dapat dijaga.

 Faktor - faktor Pendukung :


1. Program kegiatan pemanfaatan lahan tidur dan lahan
pekarangan
Mencapai ketahanan pangan merupakan masala yang harus
ditangani secara bersama. Tidak hanya mengandalkan
pemerintah, namun harus didukung dengan keikutsertaan secara
aktif dari masyarakat dimulai dari keluarga. Oleh karenanya
penguatan ketahanan keluarga secara signifikan akan mampu
mengatasi permasalahan ketahanan pangan secara umum.
Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari merupakan salah satu
konsep pemanfaatan lahan pekarangan baik di pedesaan maupun
di perkotaan untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan
dengan memberdayakan potensi pangan lokal. Pekarangan bukan
hanya untuk mencipakan keindahan dan kesejukan saja, tetapi
lebih daripada itu adalah untuk meningkatkan perekonomian
keluarga masing-masing.
2. Pengembangan pangan sebagai substitusi pangan pokok
Penganekaragaman konsumsi pangan khususnya konsumsi
karbohidrat harus didukung oleh penyediaan sumber pangannya.
Minat masyarakat untuk mengkonsumsi sumber karbohidrat non
beras berkurang manakala ketersediaanya kurang dan harganya
relative mahal. Oleh karena itu untuk meningkatkan konsumsi
pangan sumber karbohidrat non beras perlu didukung upaya
pengadaanya yaitu melalui kegiatan pengembangan pengolahan
pangan lokal. Pemanfaatan paangan lokal yang bersumber dari
aneka umbi sudah banyak dikembangkan dengan dijadikan
tepung. Ke depan diharapkan aneka tepung ini dapat diolah
sebagai pangan pokok mensubstitusi beras dan terigu sebagai
sumber karbohidrat. Melalui teknologi pengolahan pangan dapat
dikembangkan berbagai olahan pangan yang dapat disandingkan
III - 13

dengan beras sebagai menu makanan sehari-hari serta


mendorong dan mengembangkan penganekaragaman pangan
berbasis sumber daya lokal.
Sementara itu, faktor penghambat dan faktor pendorong dari
pelayanan perangkat daerah yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan perangkat daerah ditinjau dari sasaran jangka
menengah Renstra DKPP Provinsi Jawa Barat diuraikan sebagai
berikut
 Faktor - faktor penghambat :
1. Masih kurangnya infrastruktur pendukung ketahanan pangan
Ketahanan Pangan dan gizi merupakan satu kesatuan konsep
dalam rangka pembangunan manusia yang berkualitas.
Pembanguanan pada bidang pangan harus seiring dengan upaya
pemenuhan konsumsi gizi masyarakat berdasarkan kaidah
beragam, bergizi, seimbang dan aman. Implementasi pendekatan
ini merupakan rangkaian kegiatan lintas sector, mulai dari
penyiapan infrastruktur dan faktor produksi usaha pangan,
proses produksi dan pengolahan, distribusi, pemasaran dan
perdangangan hingga peningkatan pola konsumsi pangan.
Dampak dari rendahnya infrastruktur berpengaruh pada semakin
mahalnya biaya logistik. Efisiensi pemasaran dpengaruhi oleh
ketersediaan infrastruktur yang tersedia, sehingga biaya
distribusi dan logistic di seluruh wilayah dapat lebih murah.
2. Belum adanya gerakan masyarakat berkaitan dengan
konsumsi B2SA
Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oelh
ketrsediaan sumberdaya manusia yang berkualiats, yaitu memilki
fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima serta
cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa kualiats SDM sangat
ditentukan oleh status gizi yang baik, yang secara langsung
ditentukan oleh factor konsumsi pangan. Pengankeraaman
konsumsi pangan merupakan upaya memantapkan atau
membudayakan pola konsumsi pangan yang beranekaragam dan
seimbang dalam jumlah dan komposisi yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang dapat mendukung hidup sehat,
aktif dan produktif. Mengkonsumsi pangan yang beranekaragam
III - 14

akan dapat memenuhi kebutuhan gizi manusia secara seimbang.


Indikator untuk mengukur tingkat keanekaragaman dan
keseimbangan konsumsi 11 pangan masyarakat adalah dengan
skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang ditunjukkan dengan nilai
100. Skor tersebut bisa didapatkan apabila pemberdayaan dan
peningkatan kesadaran masyarakat akan perlunya konsumsi
pangan dengan prinsip B2SA.

 Faktor – faktor pendorong :


1. Terbentuknya kelompok masyarakat yang bergerak di sektor
ketersediaan pangan
Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari
hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan pemerintah
sert aimport apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi
kebutuhan. Ketersediaan pangan ini diharapkan dapat
mewujudkan kemandirian pangan dan pada akhirnya ketahanan
pangan. Untuk mewujudkannya dibutuhkan peran aktif dari
masyarakat, perwujudan masyarakat dalam rangak kemandirian
pangan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat di daerah
rawan pangan dengan infrastruktur pendukung ketersediaan
pangan yang rendah. Strategi pemberdayaan yang dilakukan
melalui jalur ganda yaitu membangun ekonomi berbasis
pertanian dan pedesaan untuk menyediakan lapangan kerja dan
pendapatan dan memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat
miskin di wilayah rentan rawan pangan melalui pemberdayaan
dan pemberian bantuan pemerintah sebagai stimulant. Kegiatan
yang dapat dilakukan diantaranya adalah melalui desa mandiri
pangan, model pengembangan sentra pangan lokal dan desa
tematik ketahanan pangan. Diharapkan kegiatan tersebut dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga ketersediaan
pangan dapat terwujud.
2. Tersedianya media untuk penyampaian pola konsumsi yang
baik
Karakterisik masyarakat Kabupaten Bogor yang beranekaragam
mengakibatkan pola konsumsi yang beragam juga. Untuk itu
dibutuhkan media untuk menyampaikan pentingnya pola
III - 15

konsumsi yang baik sesuai dengan kaidah B2SA. Dibutuhkan


sosialisasi terhadap semua lapisan masyarakat dengan
menyesuaikan karakteristik masyarakat sasaran.
Sejalan dengan arah pembangunan lembaga pusat dan provinsi
dimaksud, dalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun
2018-2023 DKP Kabupaten Bogor turut berperan terhadap proses
pencapaian Prioritas Pembangunan : Terwujudnya masyarakat
Bogor sehat, dengan Indikator Tujuan nya yaitu Indeks
Kesehatan. Sedangkan Fokus Pembangunan nya diarahkan pada
Meningkatnya ketahanan pangan daerah, dengan Indikator
Sasaran nya yaitu Skor Pola Pangan Harapan.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Perubahan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis
Cakupan pelayanan umum penataan ruang secara detail
disusun dan dilaksanakan oleh Kabupaten Bogor. Proporsi Ruang
Terbuka Hijau (RTH) di daerah perkotaan sebesar 30% yang
terdiri dari 20% RTH Publik, dimana pemerintah yang harus
mengadakan baik pembebasan lahannya maupun komponen
penunjangnya. Kemudian yang 10% dilaksanakan oleh privat
yaitu lahan RTH yang ada di kawasan pemukiman atau lahan
pekarangan rumah. Pemerintah daerah juga diarahkan untuk
mempunyai inisiasi membuat RTH di pemukiman padat dengan
perhitungan tertentu, karena selain berfungsi sebagai paru-paru
kota juga untuk menjaga estetika dan tempat bersosialisasi
masyarakat sekitar.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan


kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas
konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhirarki satu sama lain
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten
terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan di wilayah
kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi
masyarakat di wilayah kabupaten. Sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi,
energi, telekomunikasi dan sumberdaya air yang
III - 16

mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi


kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Berdasarkan
pertimbangan RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2016-2036,
rencana struktur ruang Kabupaten Bogor meliputi rencana sistem
pusat kegiatan dan rencana sistem jaringan prasarana wilayah.
Program dan kegiatan Dinas Ketahanan Pangan juga harus
menganut pada peraturan RTRW yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Bogor. Sinkronisasi telaahan Rencana
Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Bogor dengan kendala yang
dialami oleh Dinas Ketahanan Pangan dapat dilihat pada Kertas
Kerja 3.1 di atas.
Faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan
perangkat daerah yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
perangkat daerah ditinjau dari implikasi RTRW dapat dilihat pada
uraian berikut :
Faktor- faktor penghambat :
1. Pengembangan wilayah untuk pemukiman
Pembangunan kedaulatan pangan tidak terlepas dari
ketersediaan lahan. Dalam RTRW telah disebutkan kawasan
peruntukan pertanian yaitu wilayah budidaya pertanian
pangan dan hortikultura pada kawasan lahan pertanian
basah maupun kering. Namun pada kenyataanya semakin
tingginya pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bogor
mengakibatkan tingginya aktivitas. Hal ini akan berkorelasi
positif terhadap pertumbuhan pemukiman, area industri,
perdagangan dan kegiatan ekonomi lainnya serta juga pada
meningkatnya pemenuhan pangan. Akibat dari hal tersebut
adalah terjadinya peningkatan kebutuhan lahan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan tersebut. Kebutuhan lahan
untuk memenuhi semua keinginan tersebut, pada akhirnya
akan mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan, terutama
lahan pertanian, khususnya lahan pesawahan, baik yang
produktif maupun kurang produktif menjadi lahan non
pertanian. Hal ini tentu dapat menurunkan produksi pangan
yang berakibat tidak tercapainya kemandirian pangan di
Kabupaten Bogor. Hingga saat ini Kabupaten Bogor tidak
III - 17

dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, sehingga


banyak produk pangan yang dipasok dari luar daerah. Hal
ini sangat disayangkan karena potensi Kabupaten Bogor
untuk dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri masih
sangat besar.
2. Kepemilikan lahan pertanian yang relatif sempit
Pertanian memiliki peranan yang sangat penting dilihat dari
keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang
diprediksikan akan terus bertambah setiap tahunnya.
Namun permasalahan yang muncul pada sektor pertanian
adalah ketersediaan lahan pertanian yang terus mengalami
penurunan kualitas dan kuantitas, selain itu juga
kepemilikan lahan petani yang sempit sehingga hasil
produksinya hanya dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
Karena itu ketersediaan dan kemandirian pangan tidak
kunjung tercapai.
Faktor – faktor pendukung :
1. Perda LP2B
Lahan merupakan faktor utama dalam pengembangan
pertanian. Sektor pertanian menjadi salah satu tumpuan
pembangunan, khususnya dalam penyediaan pangan.
Pasokan pangan lokal menjadi tumpuan bagi penyediaan
pangan nasional. Namun, seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk, peningkatan aktivitas ekonomi, serta
peningkatan kebutuhan pangan menyebabkan upaya
mencapai ketahanan pangan nasional di masa mendatang
menjadi semakin berat. Pembangunan yang terus
dilaksanakan menyebabkan banyak lahan pertanian yang
harus beralih fungsi menjadi non-pertanian. Alih fungsi
lahan semakin massif terjadi di wilayah perkotaan. Semakin
meningkatnya daerah perkotaan di Kabupaten Bogor tentu
berakibat pada pengurangan lahan pertanian setiap
tahunnya sehingga hasil produksi pertanian tidak dapat
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Untuk
melindungi penggunaan lahan dibutuhkan regulasi yang
dapat mengatur penggunaan lahan. Regulasi yang dibentuk
III - 18

adalah peratuaran mengenai Lahan Pertanian Pangan


Berkelanjutan. Pada Perda LP2B ini alih fungsi lahan hanya
dapat dilakukan untuk kepentingan publik saja sedangkan
alih fungsi lainnya tidak diperkenankan.
2. Penetapan zona pembangunan pertanian
Peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tata ruang
wilayah menjadi salah satu dasar dalam pengendalian
pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat
dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang. Upaya pengembangan wilayah
secara terpadu melalui penyusunan rencana tata ruang
harus diarahkan pada pemecahan masalah utama di daerah
tersebut, dalam hal tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan
ekonomi. Penetapan zona pembangunan zona pertanian
diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan untuk
memenuhi kebutuhan.
3. Pembentukan model pengembangan sentra pangan lokal
Pasokan pangan lokal menjadi tumpuan bagi penyediaan
pangan nasional. Namun, seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk, peningkatan aktivitas ekonomi. Hingga
saat ini penyediaan pangan lokal bemum mampu memenuhi
permintaan pangan nasional. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya permintaan dan turun naiknya produksi dan
produktifitas pangan. Untuk itu dibutuhkan kegiatan yang
dapat meningkatkan produksi pangan diantaranya adalah
sentra pengembangan pangan lokal. Sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan menunjang penganekaragaman
pangan.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis


Permasalahan pokok pelayanan perangkat daerah yang
dapat disimpulkan dari identifikasi permasalahan berdasarkan
tugas dan fungsi pelayanan perangkat daerah antara lain :
1. Masih rendahnya ketahanan pangan daerah.
2. Masih rendahnya skor Pola Pangan Harapan (PPH).
III - 19

3. Masih rendahnya prevalensi ketersediaan pangan dengan


jumlah penduduk Kabupaten Bogor.
4. Belum tercukupinya ketersediaan pangan untuk masyarakat
Bogor.
5. Masih rendahnya daya dukung ketahanan pangan.
Perumusan isu-isu strategis didasarkan pada analisis
terhadap lingkungan internal dan eksternal yaitu peluang dan
ancaman serta memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada
DKP Kabupaten Bogor dalam melaksanakan Tupoksinya. Dari
uraian di atas isu-isu strategis yang akan ditangani oleh
perangkat daerah dalam tahun 2021-2023 antara lain :
1. Peningkatan pola konsumsi pangan masyarakat yang ideal
(beragam, bergizi, seimbang dan aman);
2. Peningkatan ketersediaan pangan strategis;
3. Peningkatan keterjangkauan dan pemanfaatan pangan; dan
4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan
cadangan pangan dan penganekaragaman pola konsumsi
pangan.
IV- 1

BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun mendatang.
Tujuan Strategis ditetapkan dengan mengacu pada isu-isu dan
analisis lingkungan strategis, sehingga dapat mengarahkan
perumusan sasaran, program dan kegiatan. Berdasarkan tujuan
yang ditetapkan, maka DKP Kabupaten Bogor akan dapat
mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun waktu 1
sampai 5 tahun ke depan dengan mempertimbangkan
sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Sedangkan Indikator Tujuan
adalah tanda yang berfungsi sebagai alat ukur pencapaian
tujuan.
Tujuan strategis Dinas Ketahanan Pangan dirumuskan
guna mendukung Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kepala Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 yang tertuang dalam RPJMD
Tahun 2018-2023. Visi Pemerintah Kabupaten Bogor adalah
“Terwujudnya Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman dan
Berkeadaban” dengan Misi ke-1 yaitu “Mewujudkan Masyarakat
Yang Berkualitas”. Dalam rangka mewujudkan misi tersebut,
tujuan dan sasaran strategis pemerintah Kabupaten Bogor yang
terkait dengan ketahanan pangan adalah “Terwujudnya
Masyarakat Bogor Sehat” dengan Sasaran “Meningkatnya
Ketahanan Pangan Daerah”. Sasaran strategis Pemerintah
Kabupaten Bogor inilah yang menjadi tujuan dari Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor dengan indikator tujuan
adalah “Penanganan Daerah Rawan Pangan”. Sementara itu
dalam Perubahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2018-
2023 terdapat perubahan tujuan dan sasaran sesuai dengan
dokumen Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023
yang telah ditetapkan, dimana tujuan Dinas Ketahanan Pangan
mulai tahun 2021 berubah menjadi “Meningkatnya ketersediaan
IV - 2

dan diversifikasi konsumsi pangan yang aman” dengan indikator


tujuan yaitu :

1) Tingkat Kecukupan Energi Per Kapita (%)


 Definisi :
Merupakan suatu nilai untuk menentukan banyaknya
asupan makanan yang seimbang dengan pengeluarannya
sesuai dengan susunan dan ukuran tubuh, tingkat
kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan mampu
menjalankan tugas kehidupan secara ekonomis dalam
jangka waktu lama, dengan rata-rata per kapita per hari
untuk energi sebesar 2.100 Kkal/Kapita/Hari (WNPG,
2018).
 Rumus perhitungan :
Tingkat Angka Kecukupan Energi (%) =
Kecukupan Energi masing-masing (kkal) x 100
2.100 kkal

 Kecukupan Energi Bayi (0 – 12 bulan)


AKEIi = (129 – 9,4 Ui + 0,62 Ui2) (Bi)
 Kecukupan Energi Anak-anak (1 – 9 tahun)
AKEIi = (AKEi) (Bi)
 Kecukupan Energi Remaja (10 – 19 tahun)
- Pria
AKEI = (17,5 Bi + 651) (FKi)
- Wanita
AKEI = (12,2 Bi + 746) (FKi)

 Kecukupan Energi Dewasa (20 – 60 tahun)


Pria (Tahun) Wanita (Tahun)
20 – 29 30 – 59 60 20 – 29 30 – 59 60
15,3 B + 11,6 B + 13,5 B + 14,7 B + 8,7 B + 10,5 B+
679 (FKi) 879 (FKi) 487 (FKi) 496 (FKi) 829(FKi) 596 (FKi)
IV - 3

 Kecukupan Energi Wanita Hamil dan Menyusui


- Umur < 19 tahun
AKEI = (12,2 B + 746) FK + EH
- Umur 20 – 29 tahun
AKEI = (14,7 B + 496 ) FK + EH
- Umur 30 tahun
AKEI = ( 8,7 B + 829) FK + EH
 Keterangan :
1) AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi bayi
pada umur Ui (kal/org/hari);
2) Ui = Umur bayi (bulan);
3) Bi = Berat badan bayi pada umur Ui (kg);
4) AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi anak
umur – I (Kal/org/hari);
5) AKEi = Angka Kecukupan Energi bagi anak umur – i
(Kal/kg B/hr);
6) Bi = Berat badan sehat anak umur – i;
7) Bi = Berat badan sehat (kg);
8) EMB = Energi Metabolisme Basal;
9) Fki = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung
kecukupan energi pada umur – i menurut jenis
kelamin;
10) B = Berat badan sehat wanita sebelum hamil (kg);
11) EH = Tambahan energi wanita hamil (Kal/org/hari),
yaitu :
- 285 Kal untuk kerja berat
- 245 untuk kerja sedang
- 200 Kal untuk kerja ringan
12) FK = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung
kecukupan energi wanita; dan
13) Kkal = Kilo Kalori.
IV - 4

2) Tingkat Kecukupan Protein Per Kapita (%)


 Definisi :
Merupakan suatu nilai untuk menentukan kecukupan
rata-rata protein dalam sehari berdasarkan golongan
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas fisik,
genetik dan keadaan fisiologis untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal, dengan rata-rata per kapita per
hari untuk protein sebesar 57 Gram/Kapita/Hari (WNPG,
2018).
 Rumus perhitungan :
Tingkat Angka Kecukupan Protein (%)
AKP = Kecukupan Protein masing-masing (gram) x 100
57 gram

Perubahan indikator tujuan ini dilakukan agar Dinas


Ketahanan Pangan lebih fokus dan terarah mendukung tujuan
dan sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Bogor sehingga visi
dan misi Bupati Bogor terpilih diharapkan dapat tercapai pada
akhir periode.

4.2 Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu
yang akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka
waktu tertentu. Sasaran adalah salah satu dasar di dalam
penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat
pemicu bagi organisasi terhadap sesuatu yang harus dicapai.
Dalam rangka pencapaian tujuan Dinas Ketahanan Pangan
yang sudah dirubah yaitu “Meningkatnya ketersediaan dan
diversifikasi konsumsi pangan yang aman”, dijabarkan ke dalam
sasaran Dinas Ketahanan Pangan dari yang sebelumnya yaitu
“Meningkatnya Penanganan Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan, penanganan distribusi dan cadangan pangan,
Penanganan Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan dan
Penanganan Keamanan Pangan” dirubah menjadi “Pemenuhan
Ketersediaan Pangan” dengan indikator yaitu:
IV - 5

1) Ketersediaan Energi per kapita (%)


 Definisi :
Ketersediaan Energi Per Kapita merupakan jumlah
pangan yang tersedia di pasar untuk dikonsumsi pada
kurun waktu tertentu dalam bentuk energi per
kg/kapita/hari, dengan rata-rata per kapita per hari
untuk energi sebesar 2.400 Kkal/Kapita/Hari (WNPG,
2012).
 Rumus perhitungan :
o Tingkat Ketersediaan Energi (%) =
Ketersediaan Energi x 100
Tingkat Ketersediaan Energi
Ketersediaan Energi (Kkal/Kapita/Hari) =
Ketersediaan Pangan/Kap/Hr x Kandungan Kalori x BDD
100
 Keterangan :
a. BDD = Bagian yang Dapat Dimakan (Buku Daftar
Komposisi Bahan Makanan/DKBM);
b. Tingkat Ketersediaan Energi rekomendasi Forum
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi WNPG ke X
Tahun 2012 menetapkan tingkat ketersediaan energi
sebesar 2.400 Kkal/Kapita/Hari.
c. Ketersediaan Energi dan Protein didapat dari Software
Neraca Bahan Makanan (NBM).

2) Ketersediaan Protein per kapita (%)


 Definisi :
Ketersediaan Protein Per Kapita merupakan jumlah
pangan yang tersedia di pasar untuk dikonsumsi pada
kurun waktu tertentu dalam bentuk protein per
g/kapita/hari, dengan rata-rata per kapita per hari untuk
protein sebesar 63 Gram/Kapita/Hari (WNPG, 2012).
 Rumus perhitungan :
o Tingkat Ketersediaan Protein (%) =
Ketersediaan Protein x 100
Tingkat Ketersediaan Protein
IV - 6

Ketersediaan Protein =
Ketersediaan Pangan (Gr/Kapita/Hari) x Kandungan (Gr/Kapita/Hari) Protein x BDD
100

 Keterangan :
d. BDD = Bagian yang Dapat Dimakan (Buku Daftar
Komposisi Bahan Makanan/DKBM);
e. Tingkat Ketersediaan Protein rekomendasi Forum
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi WNPG ke X
Tahun 2012 menetapkan tingkat ketersediaan protein
sebesar 63 Gram/Kapita/Hari.
f. Ketersediaan Energi dan Protein didapat dari Software
Neraca Bahan Makanan (NBM).

Untuk lebih lengkapnya, perubahan tujuan dan sasaran


jangka menengah DKP Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 serta
target kinerja yang akan dicapai dapat dilihat tabel 4.1 berikut
ini.
IV- 7

TABEL 4.1
TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH
URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
BIDANG URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN
PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN
TARGET
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN
2019 2020 2021 2022 2023

Tahun 2019-2020
Meningkatnya ketahanan
1 Penanganan Daerah Rawan Pangan % 4,37 9,20
pangan daerah
a Meningkatnya Penanganan Ketersediaan Penanganan Desa Rawan Pangan desa 19 40
dan Kerawanan Pangan, penanganan Ketersediaan Energi Per Kapita % 102,50 102,80
distribusi dan cadangan pangan, Ketersediaan Protein Per Kapita % 144,00 144,30
Penanganan Konsumsi dan Ketersediaan Pangan Utama % 38,33 37,63
Penganekaragaman Pangan dan Skor Angka Kecukupan Energi % 105,60 105,00
Penanganan Keamanan Pangan Skor Angka Kecukupan Protein % 111,10 111,30
Pengawasan dan Pembinaan Keamanan % 91,50 92,00
Pangan
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan % 91,50 92,00
Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah % 100,00 100,00
Daerah
Keamanan Pangan Segar yang Diuji % 87,00 88,00

Tahun 2021-2023
1 Meningkatnya - Tingkat Kecukupan Energi per kapita % 102,80 102,20 101,60
ketersediaan dan
diversifikasi konsumsi - Tingkat kecukupan Protein per kapita % 109,60 109,90 110,20
pangan yang aman
a - Ketersediaan Energi per kapita % 104,20 104,50 104,80
Pemenuhan Ketersediaan Pangan
- Ketersediaan Protein per kapita % 128,25 128,55 128,85
V- 1

BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi merupakan rangkaian tahapan atau langkah-langkah


yang menggambarkan bagaimana tujuan dan sasaran PD akan dicapai.
Adapun kebijakan merupakan langkah teknis untuk mengarahkan
rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan
dan sasaran PD. Strategi akan melahirkan program, sedangkan
kebijakan akan melahirkan kegiatan.
Tujuan dan sasaran Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor
dalam Perubahan Renstra Tahun 2018-2023 berkontribusi secara
langsung dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran Perubahan
RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023. “Meningkatnya
ketersediaan dan diversifikasi konsumsi pangan yang aman”
merupakan tujuan jangka menengah Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 dengan sasaran yaitu “Pemenuhan
Ketersediaan Pangan”.
Berdasarkan Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan
dan Keuangan Daerah yang dimutahirkan melalui Kepmendagri Nomor
50-3708 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi
Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah, terdapat perubahan program dan
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh seluruh Dinas Ketahanan
Pangan tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga juga
mempengaruhi terhadap perubahah strategi dan arah kebijakan Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor. Dalam rangka pencapaian tujuan
dan sasaran di atas, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor
memiliki 2 (dua) strategi pada Perubahan Renstra Tahun 2018-2023,
yaitu :
1. Peningkatan kemandirian pangan dan penganekaragaman pola
konsumsi pangan
Arah kebijakan yang akan diambil dalam mendukung strategi ini
adalah :
V-2

a) Menyediakan Infrastruktur Pendukung Kemandirian Pangan; dan


b) Mengelola cadangan pangan, stabilisasi pasokan dan harga.
2. Peningkatan pengawasan Keamanan Pangan
Arah kebijakan yang akan diambil dalam mendukung strategi ini
adalah Pengawasan Keamanan Pangan Segar.

Perumusan strategi dan arah kebijakan dituangkan dalam tabel


5.1 berikut.
V- 3

TABEL 5.1
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PERANGKAT DAERAH
URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
BIDANG URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN
PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN

Visi : Terwujudnya Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman dan Berkeadaban


Misi : Mewujudkan masyarakat yang berkualitas
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tahun 2019-2020
Meningkatnya Penanganan Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan, penanganan distribusi dan
Meningkatnya ketahanan Pengendalian ketersediaan dan kerawanan Peningkatan dan penanganan ketersediaan dan
cadangan pangan, Penanganan Konsumsi dan
pangan daerah pangan kerawanan pangan
Penganekaragaman Pangan dan Penanganan
Keamanan Pangan
Pemenuhan pola konsumsi dan
Peningkatan konsumsi dan
penganekaragaman pangan yang beragam, bergizi,
penganekaragaman pangan
seimbang dan aman
Pengawasan, pembinaan dan pengujian keamanan
Peningkatan keamanan pangan
pangan
Peningkatan pengawasan keamanan pangan
Pengawasan dan pengujian mutu pangan segar
segar
Pengendalian harga, distribusi dan cadangan
Peningkatan distribusi dan cadangan pangan
pangan

Tahun 2021-2023
Meningkatnya ketersediaan
Peningkatan kemandirian pangan dan Menyediakan Infrastruktur Pendukung Kemandirian
dan diversifikasi konsumsi Pemenuhan Ketersediaan Pangan
penganekaragaman pola konsumsi pangan Pangan
pangan yang aman
Mengelola cadangan pangan, stabilisasi pasokan
dan harga
Peningkatan pengawasan Keamanan Pangan Pengawasan Keamanan Pangan Segar
VI - 1

BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih


kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk
mencapai tujuan dan sasaran serta memperoleh alokasi anggaran, atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
Dengan terbitnya Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan
dan Keuangan Daerah yang dimutahirkan melalui Kepmendagri Nomor
50-3708 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi
Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah, terdapat perubahan nomenklatur
program dan kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor pada
tahun 2021-2023. Berikut disajikan program dan kegiatan DKP
Kabupaten Bogor tahun 2018-2023, yaitu :
A. Program dan Kegiatan Lokalitas PD
1) Tahun 2019
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi pencapaian
optimalisasi pelayanan administrasi perkantoran yang terpadu
dan berkualitas.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik;
2) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan
dinas/operasional;
3) Penyediaan jasa kebersihan kantor;
4) Penyediaan alat tulis kantor;
5) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
6) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor;
7) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan;
8) Penyediaan bahan logistik Kantor;
VI - 2

9) Penyediaan makanan dan minuman;


10) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan keluar
daerah;
11) Penyediaan pelayanan dokumentasi dan arsip SKPD;
12) Penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian;
13) Penyediaan pelayanan administrasi barang; dan
14) Penyediaan pelayanan keamanan Kantor.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi penyediaan
sarana prasarana perkantoran yang mendukung kelancaran,
kenyamanan dan peningkatan kinerja aparatur.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Pembangunan gedung kantor;
2) Pengadaan kendaraan dinas/operasional;
3) Pengadaan peralatan kantor;
4) Pengadaan perlengkapan kantor;
5) Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor;
6) Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor;
7) Pemeliharaan rutin / berkala taman kantor;
7) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
8) Pemeliharaan rutin / berkala peralatan kantor; dan
9) Pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi upaya
peningkatan disiplin aparatur dalam berkontribusi terhadap
peningkatan kinerja PD sebagai hasil akhir.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya; dan
2) Pengadaan Kartu Pengenal.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi upaya
peningkatan kapasitas aparatur guna menyikapi secara pro
aktif perkembangan kebijakan dan mekanisme pelaksanaan
VI - 3

program dan kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan,


sekaligus pembinaan terhadap jasmani dan rohaninya.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Pendidikan dan pelatihan aparatur;
2) Pembinaan mental dan rohani bagi aparatur; dan
3) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan.
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi tercapainya
penilaian dan evaluasi pelaporan capaian kinerja dan keuangan
PD serta peningkatan kinerja aparatur PD pada tahun
mendatang.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD;
2) Penyusunan pelaporan keuangan semesteran;
3) Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun;
4) Penyusunan perencanaan anggaran;
5) Penatausahaan keuangan SKPD;
6) Monitoring, evaluasi dan pelaporan SKPD;
7) Publikasi kinerja SKPD;
8) Penyusunan Rencana Strategis SKPD; dan
9) Penyusunan Rencana Kerja SKPD.
2) Tahun 2020
1. Program Pelayanan Administrasi Umum, Kepegawaian,
Keuangan, Perencanaan dan Pelaporan Perangkat Daerah
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi
pencapaian optimalisasi pelayanan administrasi umum,
kepegawaian keuangan, perencanaan dan pelaporan
perangkat daerah yang terpadu dan berkualitas.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan
listrik;
VI - 4

2) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-


undangan;
3) Penyediaan Bahan Logistik Kantor;
4) Penyediaan Makanan dan Minuman;
5) Pengelolaan Keamanan Kantor;
6) Pengelolaan Kebersihan Kantor;
7) Pengelolaan Legalitas Kendaraan Dinas/Operasional/
Jabatan;
8) Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
Perangkat Daerah;
9) Pembangunan Penunjang Gedung Kantor;
10) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor;
11) Pengadaan Perlengkapan Kantor;
12) Pengadaan Instalasi Jaringan Listrik, Air dan
Telekomunikasi;
13) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Utama Kantor;
14) Pemeliharaan Rutin/Berkala Penunjang Gedung
Kantor;
15) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/
Operasional;
16) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor;
17) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor;
18) Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan
Luar Daerah;
19) Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Kepegawaian
UPT Pengujian Mutu Pangan Segar;
20) Pembinaan Jasmani dan Rohani Aparatur;
21) Pengelolaan Administrasi Kepegawaian;
22) Pengembangan Kapasitas dan Kompetensi Aparatur;
23) Penyusunan Pelaporan Keuangan;
24) Penatausahaan Keuangan Perangkat Daerah;
25) Penyusunan Laporan Capaian Realisasi Kinerja
Perangkat Daerah;
26) Penyusunan perencanaan anggaran;
27) Penyusunan Perencanaan Perangkat Daerah;
28) Penyusunan Profil Perangkat Daerah;
VI - 5

29) Monitoring, evaluasi dan pelaporan Perangkat Daerah;


dan
30) Publikasi Kinerja Perangkat Daerah.

3) Tahun 2021-2023
1. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah. Program ini
dimaksudkan untuk memfasilitasi pencapaian optimalisasi
pelayanan administrasi umum, kepegawaian keuangan,
perencanaan dan pelaporan perangkat daerah yang terpadu
dan berkualitas. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan
pokok sebagai berikut :
1) Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah, dengan Sub Kegiatan yaitu :
a) Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat
Daerah;
b) Koordinasi dan Penyusunan Dokumen RKA-SKPD;
c) Koordinasi dan Penyusunan Dokumen Perubahan
RKA-SKPD;
d) Koordinasi dan Penyusunan DPA-SKPD;
e) Koordinasi dan Penyusunan Perubahan DPA-
SKPD;
f) Koordinasi dan Penyusunan Laporan Capaian
Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD; dan
g) Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah.
2) Administrasi Keuangan Perangkat Daerah, dengan
Sub Kegiatan yaitu :
a) Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN;
b) Pelaksanaan Penatausahaan dan
Pengujian/Verifikasi Keuangan SKPD;
c) Koordinasi dan Pelaksanaan Akuntansi SKPD;
d) Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Akhir Tahun SKPD;
e) Pengelolaan dan Penyiapan Bahan Tanggapan
Pemeriksaan;
f) Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Bulanan/Triwulanan/ Semesteran SKPD; dan
VI - 6

g) Penyusunan Pelaporan dan Analisis Prognosis


Realisasi Anggaran.
3) Administrasi Barang Milik Daerah pada Perangkat
Daerah, dengan Sub Kegiatan yaitu :
a) Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Barang
Milik Daerah SKPD.
4) Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah, dengan
Sub Kegiatan yaitu :
a) Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Atribut
Kelengkapannya;
b) Pendataan dan Pengolahan Administrasi
Kepegawaian;
c) Monitoring, Evaluasi, dan Penilaian Kinerja
Pegawai;
d) Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berdasarkan
Tugas dan Fungsi;
e) Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan; dan
f) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan
Perundang-Undangan.
5) Administrasi Umum Perangkat Daerah, dengan Sub
Kegiatan yaitu :
a) Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor;
b) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga;
c) Penyediaan Bahan Logistik Kantor;
d) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
e) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-undangan;
f) Fasilitasi Kunjungan Tamu;
g) Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi
SKPD;
h) Penatausahaan Arsip Dinamis pada SKPD; dan
i) Dukungan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik pada SKPD.
6) Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah, dengan Sub Kegiatan yaitu :
VI - 7

a) Pengadaan Mebel; dan


b) Pengadaan Sarana dan Prasarana Gedung Kantor
atau Bangunan Lainnya.
7) Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan
Daerah, dengan Sub Kegiatan yaitu :
a) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air
dan Listrik; dan
b) Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Kantor.
8) Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah, dengan Sub Kegiatan yaitu :
a) Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya
Pemeliharaan, Pajak, dan Perizinan Kendaraan
Dinas Operasional atau Lapangan;
b) Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Kantor dan
Bangunan Lainnya;
c) Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana
Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya; dan
d) Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana
Pendukung Gedung Kantor atau Bangunan
Lainnya.

B. Program dan Kegiatan Kewilayahan


1. Tahun 2019
1. Program Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman
Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan konsumsi dan penganekaragaman pangan,
agar upaya mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan
dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pengelolaan pangan beragam, bergizi, seimbang dan
aman (B2SA);
2) Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL);
VI - 8

3) Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Pengembangan


Pangan Pokok Lokal (MP3L);
4) Pembinaan dan Pengembangan Posdaya;
5) Pelatihan Kader Pangan;
6) Penyusunan Regulasi Ketahanan Pangan;
7) Penyusunan Analisis Pola Pangan Harapan (PPH);
8) Promosi pangan lokal pada Hari Pangan Sedunia (HPS);
9) Penyelenggaraan promosi pangan nusantara;
10) Penyusunan analisis capaian SPM ketahanan pangan;
dan
11) Penyelenggaraan Lomba-lomba ketahanan pangan.
2. Program Pengembangan Ketersediaan dan Kemandirian
Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan ketersediaan dan kemandirian pangan, agar
upaya mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penyusunan dan analisis Neraca Bahan Makanan (NBM);
2) Pelatihan Kader Pengembangan Ketersediaan dan
Kemandirian Pangan;
3) Penyelenggaraan Desa Mandiri Pangan (Demapan);
4) Pengembangan Kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi;
5) Penyusunan Master Plan Ketahanan Pangan Kabupaten
Bogor;
6) Model Pengembangan Sentra Pangan Lokal (MPSPL); dan
7) Penyusunan Monografi Ketahanan Pangan.
3. Program Mitigasi dan Penanganan Rawan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
mitigasi dan penanganan rawan pangan, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
VI - 9

Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok


sebagai berikut :
1) Penyusunan Peta Rawan Pangan (FSVA);
2) Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP);
3) Pengentasan rawan gizi pada keluarga miskin;
4) Penyusunan analisis sistem kewaspadaan pangan dan
gizi (SKPG);
5) Pelatihan penyusunan peta kerawanan pangan tingkat
desa; dan
6) Pemberdayaan Keluarga Sangat Miskin peserta PKH.
4. Program Pengembangan Distribusi dan Cadangan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan distribusi dan cadangan pangan, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pembinaan dan pengembangan Lembaga Distribusi
Pangan Masyarakat (LDPM);
2) Penanganan dan Pengendalian Distribusi, Harga dan
Pasokan Pangan;
3) Pembinaan dan Pengembangan Usaha Pangan
Masyarakat (PUPM);
4) Penyediaan Cadangan Pangan Pemerintah;
5) Pembinaan dan Pengembangan kelembagaan Lumbung
Pangan Masyarakat; dan
6) Penyelenggaraan Operasi Pasar Bahan Pangan Utama.
5. Program Pengembangan Pengawasan, Kerjasama dan
Informasi Keamanan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan pengawasan, kerjasama dan informasi
keamanan pangan, agar upaya mengikhtiarkan peningkatan
ketahanan pangan dapat tercapai optimal.
VI - 10

Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok


sebagai berikut :
1) Pengawasan dan Peningkatan Mutu Keamanan Pangan
pada Tingkat Produsen;
2) Pengembangan Jejaring Keamanan Pangan Daerah
(JKPD);
3) Pembinaan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan
(GIAHS/NIAHS);
4) Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan;
5) Pembinaan dan penanganan jajanan pangan
masyarakat; dan
6) Penyelenggaraan UPT Pengujian Mutu Pangan Segar.

2. Tahun 2020
1. Program Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
ketersediaan dan kerawanan pangan, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penanganan dan Analisa Ketersediaan Pangan;
2) Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan; dan
3) Penanganan dan Analisis Kerawanan Pangan.

2. Program Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman


Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan konsumsi dan penganekaragaman pangan,
agar upaya mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan
dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
VI - 11

1) Pengelolaan dan analisa peningkatan konsumsi pangan;


dan
2) Pengembangan Penganekaragaman dan Promosi Pangan.

3. Program Pengembangan Pengawasan, Kerjasama dan


Informasi Keamanan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan pengawasan, kerjasama dan informasi
keamanan pangan, agar upaya mengikhtiarkan peningkatan
ketahanan pangan dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pengawasan, pembinaan keamanan dan kelembagaan
pangan; dan
2) Pengembangan kerjasama dan informasi keamanan pangan.

4. Program Pengawasan dan Pengujian Pangan Segar


Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengawasan dan pengujian pangan segar, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok yaitu :
1) Penyelenggaraan UPT Pengujian Mutu Pangan Segar.

5. Program Distribusi dan Cadangan Pangan


Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
distribusi dan cadangan pangan, agar upaya mengikhtiarkan
peningkatan ketahanan pangan dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penanganan distribusi dan harga pangan; dan
2) Pengelolaan cadangan pangan daerah.
VI - 12

3. Tahun 2021-2023
1. Program Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi untuk
Kedaulatan dan Kemandirian Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengelolaan sumberdaya ekonomi untuk kedaulatan dan
kemandirian pangan, agar upaya mengikhtiarkan peningkatan
ketahanan pangan dapat tercapai optimal. Dalam rangka
melaksanakan salah satu strategi Dinas Ketahanan Pangan
yaitu “Peningkatan kemandirian pangan dan
penganekaragaman pola konsumsi pangan”, dijabarkan dalam
bentuk target yang ingin dicapai Dinas Ketahanan Pangan
pada tahun 2023 yaitu Persentase infrastruktur kemandirian
pangan yang dibangun sebesar 26,25%.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Kegiatan Penyediaan Infrastruktur dan Seluruh Pendukung
Kemandirian Pangan Sesuai Kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai penjabaran dari arah
kebijakan dan mendukung program dalam rangka
ketersediaan pangan dengan target kinerja sampai tahun
2023 adalah dikelolanya 9 jenis sumberdaya ekonomi.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa Sub Kegiatan
antara lain :
a. Penyediaan Infrastruktur Lumbung Pangan;
b. Penyediaan Infrastruktur Lantai Jemur; dan
c. Penyediaan Infrastruktur Pendukung Kemandirian
Pangan Lainnya.

2. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan


Masyarakat
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat,
agar upaya mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan
VI - 13

dapat tercapai optimal. Dalam rangka melaksanakan salah


satu strategi Dinas Ketahanan Pangan yaitu “Peningkatan
kemandirian pangan dan penganekaragaman pola konsumsi
pangan”, dijabarkan dalam bentuk target yang ingin dicapai
Dinas Ketahanan Pangan pada tahun 2023 yaitu Persentase
ketersediaan pangan (Tersedianya cadangan beras sesuai
kebutuhan ) sebesar 30%.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Kegiatan Penyediaan dan Penyaluran Pangan Pokok atau
Pangan Lainnya sesuai dengan Kebutuhan Daerah
Kab/Kota dalam Rangka Stabilitasi Pasokan dan Harga
Pangan.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai penjabaran dari arah
kebijakan dan mendukung program dalam rangka
peningkatan konsumsi, ketersediaan dan distribusi pangan
dengan target kinerja sampai tahun 2023 yaitu Jumlah
informasi pangan pokok dan pangan lainnya yang tersedia
sebanyak 14 komoditas.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa Sub Kegiatan
antara lain :
a. Penyediaan Informasi Harga Pangan dan Neraca Bahan
Makanan;
b. Penyediaan Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal;
c. Koordinasi, Sinkronisasi dan Pelaksanaan Distribusi
Pangan Pokok dan Pangan Lainnya;
d. Pemantauan Stok, Pasokan dan Harga Pangan;
e. Pengembangan Kelembagaan dan Jaringan Distribusi
Pangan; dan
f. Pengembangan Kelembagaan Usaha Pangan Masyarakat
dan Toko Tani Indonesia.
2) Kegiatan Pengelolaan dan Keseimbangan Cadangan Pangan
Kab/Kota.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai penjabaran dari arah
kebijakan dan mendukung program dalam rangka
penguatan cadangan pangan masyarakat dengan target
VI - 14

kinerja sampai tahun 2023 yaitu Persentase penyaluran


cadangan pangan daerah sebesar 80% dari seluruh
pengajuan bantuan ke Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Bogor.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa Sub Kegiatan
antara lain :
a. Koordinasi dan Sinkronisasi Pengendalian Cadangan
Pangan Kab/Kota; dan
b. Pengadan Cadangan Pangan Pemerintah Kab/Kota.

3) Kegiatan Pelaksanaan Pencapaian Target Konsumsi Pangan


Perkapita/Tahun sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai penjabaran dari arah
kebijakan dan mendukung program dalam rangka
diversifikasi konsumsi pangan dengan target kinerja sampai
tahun 2023 yaitu Peningkatan konsumsi sayur dan buah
sebesar 0,4%.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa Sub Kegiatan
antara lain :
a. Penyusunan dan Penetapan Target Konsumsi Pangan
per Kapita per Tahun;
b. Pemberdayaan Masyarakat dalam Penganekaragaman
Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal; dan
c. Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantauan dan Evaluasi
Konsumsi per Kapita per Tahun.

3. Program Penanganan Kerawanan Pangan


Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
penanganan kerawanan pangan, agar upaya mengikhtiarkan
peningkatan ketahanan pangan dapat tercapai optimal. Dalam
rangka melaksanakan salah satu strategi Dinas Ketahanan
Pangan yaitu “Peningkatan kemandirian pangan dan
penganekaragaman pola konsumsi pangan”, dijabarkan dalam
bentuk target yang ingin dicapai Dinas Ketahanan Pangan
VI - 15

pada tahun 2023 yaitu Persentase Desa Rawan Pangan yang


tertangani sebesar 25%.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Kegiatan Penyusunan Peta Kerentanan dan Ketahanan
Pangan Kecamatan.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai penjabaran dari arah
kebijakan dan mendukung program dalam rangka peta dan
sebaran daerah/kecamatan yang berpotensi mengalami
kerentanan dan ketahanan pangan dengan target kinerja
sampai tahun 2023 yaitu Hasil analisa peta kerentanan dan
ketahanan pangan Kecamatan yang disusun sebanyak 3
dokumen peta Food Security and Vunerability Atlas (FSVA).
Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa Sub Kegiatan
antara lain :
a. Penyusunan, pemutakhiran dan Analisis Peta
Ketahanan dan Kerentanan Pangan.
2) Kegiatan Penanganan Kerawanan Pangan Kewenangan
Kab/Kota.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai penjabaran dari arah
kebijakan dan mendukung program dalam rangka
penanganan kerawanan pangan dengan target kinerja
sampai tahun 2023 yaitu Intervensi Kerawanan Pangan di
22 lokasi.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa Sub Kegiatan
antara lain :
a. Koordiansi dan Sinkronisasi Penanganan Kerawanan
Pangan Kab/Kota; dan
b. Pelaksanaan pengadaan, Pengelolaan dan Penyaluran
Cadangan Pangan pada Kerawanan Pangan yang
Mencakup dalam 1 (satu) daerah Kab/Kota.

4. Program Pengawasan Keamanan Pangan


Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengawasan dan pengujian pangan segar, agar upaya
VI - 16

mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat


tercapai optimal. Dalam rangka melaksanakan salah satu
strategi Dinas Ketahanan Pangan yaitu “Peningkatan
pengawasan Keamanan Pangan”, dijabarkan dalam bentuk
target yang ingin dicapai Dinas Ketahanan Pangan pada tahun
2023 yaitu Persentase Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
yang tidak terindikasi cemaran zat berbahaya sebesar 75%.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Keamanan Pangan
Segar Daerah Kab/kota.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai penjabaran dari arah
kebijakan dan mendukung program dalam rangka
Pengawasan Keamanan Pangan Segar asal tumbuhan
dengan target kinerja sampai tahun 2023 yaitu Legalitas
keamanan pangan segar yang diterbitkan sebanyak 40
dokumen.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa Sub Kegiatan
antara lain :
a. Penguatan Kelembagaan Keamanan Pangan Segar
Daerah Kab/Kota;
b. Sertifikasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan
Daerah Kabupaten/Kota;
c. Registrasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan
Daerah Kab/Kota;
d. Rekomendasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan
Daerah Kab/Kota; dan
e. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengujian Mutu dan
Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Daerah
Kab/Kota.

Adapun rencana program dan kegiatan serta pendanaan pada


tahun 2019-2020 dan rencana program, kegiatan, sub kegiatan dan
pendanaan pada Perubahan Renstra DKP Kabupaten Bogor yang akan
dilaksanakan pada tahun 2021-2023, tersaji secara rinci pada tabel
6.1.A. dan 6.1.B. berikut ini.
VI - 17

TABEL 6.1 A
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN, SERTA PENDANAAN PERANGKAT DAERAH
URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
BIDANG URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN
PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN
CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE
TARGET
PROGRAM / AWAL (2023)
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
KEGIATAN 2018 2019 2020
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp

Meningkatnya Penanganan Daerah % 4,37 22.870.418.862 9,20 11.574.017.933 9,20 11.574.017.933


ketahanan pangan Rawan Pangan
daerah
Meningkatnya Penanganan Desa desa NA 19 40 40
Penanganan Rawan Pangan
Ketersediaan dan Ketersediaan Energi % 102,26 102,50 102,80 102,80
Kerawanan Pangan, Per Kapita
penanganan distribusi Ketersediaan Protein % 143,68 144,00 144,30 144,30
dan cadangan pangan, Per Kapita
Penanganan Konsumsi Ketersediaan % 63,00 38,33 37,63 37,63
dan Penganekaragaman Pangan Utama
Pangan dan Skor Angka % 105,80 105,60 105,00 105,00
Penanganan Keamanan Kecukupan Energi
Pangan Skor Angka % 110,90 111,10 111,30 111,30
Kecukupan Protein
Pengawasan dan % 91,00 91,50 92,00 92,00
Pembinaan
Keamanan Pangan
Stabilitas Harga dan % 91,00 91,50 92,00 92,00
Pasokan Pangan
Penguatan % 95,02 100,00 100,00 100,00
Cadangan Pangan
Pemerintah Daerah
Keamanan Pangan % NA 87,00 88,00 88,00
Segar yang Diuji

Program - Skor Angka % 105,80 105,60 4.992.250.000


pengembangan Kecukupan Energi
konsumsi dan - Skor Angka % 110,90 111,10
penganekaragaman Kecukupan Protein
pangan
VI - 18

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Pengelolaan pangan - Jumlah Pemenang Lomba Cipta kec 6 1.295.000.000 Bid. Konsumsi dan
Beragam, Bergizi, Menu Penganekaragaman
Seimbang dan Aman - Jumlah peserta pelatihan Cipta org 200 Pangan/Seksi
(B2SA) Menu B2SA Konsumsi Pangan
- Jumlah peserta Gerakan Ayo org 500
Makan yang Beragam
Pengembangan - Jumlah kelompok KRPL yang klp 72 1.952.000.000 Bid. Konsumsi dan
Kawasan Rumah dibina Penganekaragaman
Pangan Lestari - Jumlah Kelompok Model KRPL klp 2 Pangan/Seksi
(KRPL) - Pelatihan KRPL Penganekaragaman
kali 1 dan Promosi Pangan
Penyelenggaraan Jumlah peserta pelatihan MP3L org 30 73.500.000 Bid. Konsumsi dan
Bimbingan Teknis Penganekaragaman
pengembangan Pangan/Seksi
pangan pokok lokal Penganekaragaman
(MP3L) dan Promosi Pangan
Pembinaan dan - Jumlah Posdaya yang dibina unit 10 210.000.000 Bid. Konsumsi dan
pengembangan - Bimtek Posdaya kali 1 Penganekaragaman
posdaya Pangan/Seksi
Penganekaragaman
dan Promosi Pangan
Pelatihan kader Jumlah kader pangan yang org 80 280.000.000 Bid. Konsumsi dan
pangan mengikuti pelatihan dan Penganekaragaman
pembinaan Pangan/Seksi
Konsumsi Pangan
Penyusunan regulasi Jumlah regulasi ketahanan dok 1 45.000.000 Sekretariat/ Subag
ketahanan pangan pangan yang tersusun Umpeg
Penyusunan analisis Jumlah Analisis Pola Pangan dok 1 262.500.000 Bid. Konsumsi dan
pola pangan harapan Harapan yang disusun Penganekaragaman
(PPH) Pangan/Seksi
Konsumsi Pangan
Promosi pangan Jumlah promosi pangan lokal kali 2 350.000.000 Bid. Konsumsi dan
lokal pada Hari pada HPS Tk. Provinsi dan Penganekaragaman
Pangan Sedunia Nasional Pangan/Seksi
(HPS) Penganekaragaman
dan Promosi Pangan
VI - 19

CAPAIAN TARGET AKHIR


TARGET
AWAL PERIODE (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Penyelenggaraan Jumlah promosi pangan kali 1 225.000.000 Bid. Konsumsi dan
promosi pangan nusantara yang dilaksanakan Penganekaragaman
nusantara Pangan/Seksi
Penganekaragaman
dan Promosi Pangan
Penyusunan analisis Jumlah Dokumen hasil analisis dok 1 89.250.000 Bid. Konsumsi dan
capaian SPM SPM yang disusun Penganekaragaman
ketahanan pangan Pangan/Seksi
Konsumsi Pangan
Penyelenggaraan - Jumlah Lomba yang diikuti lomba 8 210.000.000 Bid. Konsumsi dan
lomba-lomba - Jumlah buku Profil yang Penganekaragaman
ketahanan pangan disusun dok 1 Pangan/Seksi
- Juklak Lomba APN Tingkat Konsumsi Pangan
Kabupaten dok 1
yang disusun

Program - Ketersediaan Energi per % 102,26 102,50 1.671.368.000


pengembangan Kapita
ketersediaan dan - Ketersediaan Protein per % 143,68 144,00
kemandirian pangan Kapita
- Ketersediaan Pangan Utama % 63,00 38,33
Penyusunan dan Jumlah Buku Neraca Bahan buku 40 105.000.000 Bid. Ketersediaan dan
analisis Neraca Makanan yang disusun Kerawanan Pangan/
Bahan Makanan Seksi Ketersediaan
(NBM) Pangan
Pelatihan Kader Jumlah kader peserta pelatihan org 40 472.500.000 Bid. Ketersediaan dan
pengembangan Kerawanan Pangan/
ketersediaan dan Seksi Ketersediaan
kemandirian pangan Pangan
Penyelenggaraan
Penyelengaraan - Jumlah Demapan yang dibina desa 6 210.000.000 Bid. Ketersediaan dan
Desa Mandiri Pangan - Jumlah pelaksanaan rapat Kerawanan Pangan/
(Demapan) evaluasi Demapan kali 1 Seksi Ketersediaan
- Jumlah peserta Bimtek Pangan
Demapan org 150
VI - 20

CAPAIAN TARGET AKHIR


TARGET
AWAL PERIODE (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Pengembangan - Jumlah Kawasan Kemandirian kawasan 2 262.500.000 Bid. Ketersediaan dan
Kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi yang dibina Kerawanan Pangan/
Pangan dan Gizi - Evaluasi kegiatan Seksi Ketersediaan
pengembangan kawasan org 60 Pangan
kemandirian pangan dan gizi
Penyusunan Master - Jumlah Buku Master Plan yang buku 50 420.000.000 Bid. Ketersediaan dan
Plan Ketahanan disusun Kerawanan Pangan/
Pangan Kabupaten - Jumlah Desa Tematik desa 2 Seksi Ketersediaan
Bogor Ketahanan Pangan yang Pangan
dikembangkan
Model Pengembangan Jumlah Kawasan (MPSL) yang lokasi 5 157.500.000 Bid. Ketersediaan dan
Sentra Pangan Lokal dibina Kerawanan Pangan/
(MPSPL) Seksi Ketersediaan
Pangan
Penyusunan - Jumlah Buku Monografi yang buku 50 43.868.000 Sekretariat. Subag
Monografi Ketahanan disusun Prolap
Pangan - Jumlah Buku saku yang buku 75
disusun
- Jumlah Kalender Tahun 2019 eks 20
(Jadwal Kegiatan)

Program Mitigasi Penanganan Desa Rawan desa 19 2.298.421.260


dan Penanganan Pangan
Rawan Pangan
Penyusunan Peta Jumlah peta FSVA yang disusun dok 50 199.500.000 Bid. Ketersediaan dan
Rawan Pangan Kerawanan Pangan/
(FSVA) Seksi Kerawanan
Pangan
Penanganan Daerah Jumlah paket bantuan untuk paket 500 288.750.000 Bid. Ketersediaan dan
Rawan Pangan daerah rawan bencana Kerawanan Pangan/
(PDRP) Seksi Kerawanan
Pangan
Pengentasan Rawan - Jumlah paket bantuan untuk paket 250 885.171.260 Bid. Ketersediaan dan
Gizi pada Keluarga balita yang terindikasi rawan gizi Kerawanan Pangan/
Miskin - Jumlah Data SKPG Bulanan Seksi Kerawanan
Tingkat Kabupaten Pangan
dok 12
VI - 21

CAPAIAN TARGET AKHIR


TARGET
AWAL PERIODE (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Penyusunan Analisis - Jumlah Data SKPG Bulanan dok 8 105.000.000 Bid. Ketersediaan dan
Sistem Kewaspadaan Tingkat Kabupaten Kerawanan Pangan/
Pangan dan Gizi - Jumlah Data SKPG Bulanan Seksi Kerawanan
(SKPG) Tingkat Kecamatan dok 8 Pangan
Pelatihan Penyusunan Jumlah peserta pelatihan org 435 420.000.000 Bid. Ketersediaan dan
Peta Kerawanan penyusunan peta kerawanan Kerawanan Pangan/
Pangan tingkat Desa pangan Seksi Kerawanan
Pangan
Pemberdayaan Jumlah keluarga sangat miskin KK 50 400.000.000 Bid. Ketersediaan dan
Keluarga Sangat peserta PKH Kerawanan Pangan/
Miskin peserta PKH Seksi Kerawanan
Pangan

Program - Stabilitas Harga dan % 91,50 2.682.933.000


Pengembangan Pasokan Pangan
Distribusi dan - Penguatan Cadangan % 100
Cadangan Pangan Pangan Pemerintah Daerah
Pembinaan dan - Rapat Evaluasi LDPM kali 1 105.000.000 Bid. Distribusi dan
Pengembangan - Pembinaan Kelompok LDPM klp 8 Cadangan Pangan/
Lembaga Distribusi - Rapat Asosiasi LDPM Seksi Distribusi dan
Pangan Masyarakat kali 1 Harga Pangan
(LDPM)
Penanganan dan - Jumlah Buku data penggilingan buku 5 447.342.000 Bid. Distribusi dan
Pengendalian - Jumlah Bimtek Survey Stok Cadangan Pangan/
Distribusi, Harga dan Gabah di Penggilingan kali Seksi Distribusi dan
Pasokan Pangan Harga Pangan
Pembinaan dan - Jumlah PUPM yang terbina gapoktan 14 875.000.000 Bid. Distribusi dan
Pengembangan - Jumlah Penumbuhan PUPM gapoktan 4 Cadangan Pangan/
Usaha Pangan - Jumlah Peserta Pelatihan Seksi Distribusi dan
Masyarakat (PUPM) PUPM org 50 Harga Pangan
- Jumlah rehab gudang dan
lantai jemur yang difasilitasi klp 2
- Jumlah Percontohan Toko Tani
Indonesia Kabupaten unit 1
- Jumlah Lomba kelompok
PUPM tk. Kabupaten kali 1
- Jumlah Lomba pendamping
PUPM tk. Kabupaten kali 1
VI - 22

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Penyediaan - Jumlah Ton Cadangan Beras yang ton 53 900.000.000 Bid. Distribusi dan
Cadangan Pangan tersedia Cadangan
Pemerintah - Jumlah dokumen yang digandakan dok 6 Pangan/ Seksi
- Jumlah kecamatan atau warga Cadangan Pangan
yang terdampak bencana yang kec 20
diverifikasi dan diindentifikasi
- Jumlah bantuan beras CPPD ke
Kecamatan atau warga yang ton 50
terdampak bencana yang disalurkan
Pembinaan dan - Jumlah Kelompok Lumbung klp 15 168.210.000 Bid. Distribusi dan
Pengembangan Pangan Masyarakat (LPM) yang Cadangan
Kelembagaan dibina Pangan/ Seksi
Lumbung Pangan - Jumlah lomba LPM tingkat Kab. kali 1 Cadangan Pangan
Masyarakat Bogor
Penyelenggaraan Jumlah komoditas untuk kegiatan komoditas 1 187.381.000 Bid. Distribusi dan
Operasi Pasar Bahan operasi pasar yang dilaksanakan Cadangan
Pangan Utama Pangan/ Seksi
Distribusi dan
Harga Pangan

Program Pengawasan dan Pembinaan % 91,50 3.863.113.600


Pengembangan Keamanan Pangan
Pengawasan,
Kerjasama dan
Informasi Keamanan
Pangan
Pengawasan dan - Jumlah sampel yang diuji sampel 300 954.900.000 Bid. Keamanan
Peningkatan Mutu - Jumlah Kendaraan Operasional unit 1 Pangan/Seksi
Keamanan Pangan Roda 4 untuk Pengujian Keamanan Pengawasan
Pada Tingkat Pangan Keamanan
Produsen - Jumlah Lomba pasar aman pangan kali 1 Pangan
- Jumlah peserta Sosialisasi klp 10
Keamanan pangan di tingkat
produsen
VI - 23

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Pengembangan Jejaring - Jumlah Pelatihan Keamanan kali 2 525.588.600 Bid. Keamanan
Keamanan Pangan Pangan Tingkat Desa Pangan/Seksi
Daerah (JKPD) - Jumlah Peserta Pelatihan org 80 Kerjasama dan
Keamanan Pangan Informasi Keamanan
- Jumlah Temu Kader Keamanan kali 2 Pangan
Pangan
Pembinaan Warisan Jumlah warisan sistem pertanian warisan 2 160.000.000 Bid. Keamanan
Sistem Pertanian dan dan pangan yang dibina budaya Pangan/Seksi
Pangan (GIAHS/NIAHS) Kerjasama dan
Informasi Keamanan
Pangan
Pengembangan Sistem Jumlah Pengembangan Sistem aplikasi 2 527.625.000 Sekretariat/ Subag
Informasi Ketahanan informasi Ketahanan Pangan yang Prolap
Pangan tersedia
Pembinaan dan - Jumlah sampel jajanan Anak sampel 50 1.095.000.000 Bid. Keamanan
Penanganan Jajanan Sekolah yang diuji Pangan/Seksi
Pangan Masyarakat - Jumlah anak Duta Pangan Sekolah anak 100 Kerjasama dan
yang dibentuk Informasi Keamanan
- Jumlah pemenang lomba kantin sekolah 3 Pangan
sekolah sehat
Penyelenggaraan UPT Jumlah UPT Pengujian Mutu UPT 1 600.000.000 UPT Pengujian Mutu
Pengujian Mutu Pangan Pangan Segar yang Pangan Segar
Segar diselenggarakan

Program Pengembangan - Skor Angka Kecukupan Energi % 105.00 1.662.250.000 105.00 1.662.250.000
Konsumsi dan - Skor Angka Kecukupan Protein % 111,30 111,30
Penganekaragaman
Pangan
Pengelolaan dan analisa - Jumlah dokumen Analisis PPH dok 1 805.500.000 1 805.500.000 Bid. Konsumsi dan
peningkatan konsumsi yang dilaksanakan Penganekaragaman
pangan - Jumlah dokumen hasil Analisis dok 1 1 Pangan/Seksi
SPM yang disusun Konsumsi Pangan
- Jumlah Peserta Pembinaan dan org 80 80
pelatihan Kader Pangan
- Jumlah Fasilitasi Lomba sektoral lomba 10 10
dan Lomba ketahanan Pangan
- Jumlah Peserta Gerakan Ayo org 500 500
Makan Menu B2SA
- Jumlah Peserta pelatihan B2SA org 80 80
- Jumlah peserta Lomba Cipta Menu kec 40 40
B2SA
VI - 24

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Pengembangan - Jumlah promosi Pangan lokal pada kali 2 856.750.000 2 856.750.000 Bid. Konsumsi
penganekaragaman HPS dan
dan promosi pangan - Jumlah promosi Pangan lokal pada kali 1 1 Penganekarag
HKP aman
- Jumlah promosi Pangan nusantara kali 2 2 Pangan/Seksi
yang dilaksanakan Penganekarag
- Jumlah promosi Pangan Lokal pada kali 1 1 aman dan
Bogor Fest Promosi
- Jumlah kelompok KRPL yang dibina klp 59 59 Pangan
- Jumlah kelompok KRPL yang replikasi klp 3 3
- Jumlah kelompok Posdaya yang dibina klp 10 10
- Jumlah kelompok MP3L yang dibina klp 12 12

Program Pengawasan dan Pembinaan % 92,00 917.568.000 92,00 917.568.000


Pengembangan Keamanan Pangan
Pengawasan,
Kerjasama dan
Informasi Keamanan
Pangan
Pengawasan, - Jenis/Jumlah sampel pangan segar sampel 345 564.900.000 345 564.900.000 Bid.
Pembinaan dan olahan non industri yang diuji Keamanan
Keamanan dan - Jumlah Lomba pasar aman pangan kali 1 1 Pangan/Seksi
kelembagaan Pangan yang dilaksanakan Pengawasan
- Jumlah peserta Sosialisasi Keamanan klp 10 10 Keamanan
pangan di tingkat produsen Pangan
- Jumlah sampel jajanan Anak Sekolah
yang diuji sampel 100 100
- Jumlah anak Duta Pangan Sekolah -
Jumlah pemenang lomba kantin sekolah anak 320 320
sehat sekolah 3 3
- Jumlah Booth Kantin Sekolah yang
diberikan buah 9 9
- Jumlah pemenang lomba cipta menu
jajanan anak sekolah org 3 3
- Jumlah peserta Bimtek UKM
- Jumlah peserta Bimtek Jajanan anak org 80 80
sekolah yang dilaksanakan org 60 60
VI - 25

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Pengembangan - Jumlah Rakor jejaring keamanan pangan kali 2 352.668.000 2 352.668.000 Bid. Keamanan
Kerjasama dan daerah (JKPD) yang dilaksanakan Pangan/Seksi
Informasi Keamanan - Jumlah Temu kader keamanan pangan Kerjasama dan
Pangan yang dilaksanakan kali 2 2 Informasi
- Jumlah Siaran radio yang dilaksanakan Keamanan
- Jumlah peserta Sosialisasi peraturan kali 4 4 Pangan
perundangan tentang keamanan pangan org 50 50
- Jumlah Promosi keamanan pangan yang
dilaksanakan kali 3 3
- Jumlah Pelatihan edukasi mutu dan
keamanan pangan kali 4 4
- Jumlah perjanjian kerjasama
- Jumlah sosialisasi keamanan pangan dok 3 3
yang dilaksanakan kecamatan 40 40

Program Keamanan Pangan Segar yang Diuji % 88,00 300.000.000 88,00 300.000.000
Pengawasan dan
Pengujian Pangan
Segar
Penyelenggaraan UPT - Jumlah UPT Pengujian Mutu Pangan UPT 1 300.000.000 1 300.000.000 UPT Pengujian
Pengujian Mutu Segar yang diselenggarakan Mutu Pangan
Pangan Segar - Jumlah Bahan Laboratorium yang Jenis 7 7 Segar
diadakan
- Jumlah Pengujian yang dilaksanakan Kali 96 96
- Jumlah Peralatan Laboratorium yang jenis 1 1
tersedia
VI - 26

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Program - Ketersediaan Energi per Kapita % 102,80 2.375.918.000 102,80 2.375.918.000
Ketersediaan dan - Ketersediaan Protein per Kapita % 144,30 144,30
Kerawanan Pangan - Ketersediaan Pangan Utama % 37,63 37,63
Penanganan dan - Jumlah dokumen Neraca Bahan dok 1 588.918.000 1 588.918.000 Bid. Ketersediaan
Analisa Makanan yang disusun dan Kerawanan
Ketersediaan '- Jumlah peserta bimtek Kader org 80 80 Pangan/ Seksi
Pangan pengembangan ketersediaan dan Ketersediaan
kemandirian pangan bagi kader Pangan
ketahanan pangan
'- Jumlah pembinaan Demapan yang lokasi 6 6
dilaksanakan
'- Jumlah Kawasan kemandirian pangan lokasi 2 2
dan Gizi yang dibina
- Jumlah Buku Master Plan yang disusun buku - -
- Jumlah Pembinaan Desa Tematik lokasi 2 2
Ketahanan pangan yang dilaksanakan
'- Jumlah Kawasan Model lokasi 4 4
pengembangan Sentra pangan Lokal
(MPSL) yg dibina 2 2
- Jumlah GIAHS/NIAHS yang dibina lokasi
Pengembangan - Jumlah Pengembangan Sistem Aplikasi 2 134.000.000 2 134.000.000 Bid. Ketersediaan
Sistem Informasi informasi Ketahanan Pangan yang dan Kerawanan
Ketahanan Pangan tersedia Pangan/ Seksi
- Jumlah pelatihan yang dilaksanakan kali 1 1 Ketersediaan
Pangan
Penanganan dan - Jumlah peta FSVA yang disusun buku 0 1.653.000.000 0 1.653.000.000 Bid. Ketersediaan
Analisis Kerawanan '- Jumlah paket bantuan untuk daerah paket 500 500 dan Kerawanan
Pangan rawan pangan Pangan/ Seksi
- Jumlah paket bantuan untuk balita yang paket 1550 1550 Kerawanan
terindikasi rawan gizi Pangan
- Jumlah Data SKPG Bulanan Tingkat dok 12 12
Kabupaten yang disusun
'- Jumlah keluarga sangat miskin peserta KK 50 50
PKH yang dibina
VI - 27

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp

Program Distribusi - Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan % 92,00 1.611.500.000 92,00 1.611.500.000
dan Cadangan - Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah
Pangan Daerah % 100,00 100,00
Penanganan - Jumlah Kelompok LDPM yang dibina klp 8 562.000.000 8 562.000.000 Bid. Distribusi
Distribusi dan Harga - Jumlah Rapat Asosiasi LDPM yang kali 1 1 dan Cadangan
Pangan dilaksanakan Pangan/Seksi
- Jumlah PUPM yang terbina gapoktan 13 13 Distribusi dan
- Jumlah Penumbuhan PUPM gapoktan 3 3 Harga Pangan
- Jumlah peserta Bimtek Manajemen PUPM org 60 60
- Jumlah rehab gudang dan lantai jemur yang gapoktan 3 3
difasilitasi
- Jumlah Percontohan Toko Tani Indonesia unit - -
Kabupaten yang difasilitasi
- Jumlah Lomba Kelompok PUPM tk. kali - 1
Kabupaten yang dilaksanakan
- Jumlah Lomba pendamping PUPM tk. kali - 1
Kabupaten yang dilaksanakan
- Jumlah kegiatan operasi pasar Bahan kali - 3
pangan utama yang dilaksanakan
- Jumlah buku data penggilingan padi yang Buku 5 5
disusun
- Jumlah Bimtek Survey stok gabah dan beras kali 1 1
dipenggilingan yang dilaksanakan
Pengelolaan - Jumlah Cadangan Beras yang tersedia ton 74 1.049.500.000 74 1.049.500.000 Bid. Distribusi
Cadangan Pangan - Jumlah sosialisasi Peraturan Bupati No 48 kec 10 10 dan Cadangan
Daerah Tahun 2018 tentang tatacara Pangan/Seksi
penyelenggaraan Cadangan Pangan Cadangan
Pemerintah Pangan
- Jumlah penyaluran bantuan beras CPPD ke ton 50 50
Kecamatan atau warga yang terdampak
bencana
- Jumlah rehab gudang dan lantai jemur LPM klp 3 3
yang difasilitasi
- Jumlah Kelompok Lumbung Pangan klp 25 25
Masyarakat (LPM) yang dibina
- Jumlah Rapat Koordinasi dan Evaluasi LPM kali 3 3
yang dilaksanakan
- Jumlah lomba LPM tingkat Kab. Bogor yang kali 1 1
dilaksanakan
VI - 28

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Terwujudnya
masyarakat Bogor
maju dan
penyelenggaraan
pemerintahan yang
berkualitas
1. Meningkatnya 1. Nilai AKIP B B
kualitas pelayanan 2. Jumlah Temuan temuan 9 8
publik 3. Persentase Aset % 98,71 98,71
2. Tata kelola
Pemerintahan yang
baik, bersih dan efektif

Program Pelayanan Terwujudnya % 100,00 100,00 2.417.660.250


Administrasi kelancaran pelayanan
Perkantoran administrasi
perkantoran
Penyediaan Jasa Jenis rekening yang 251.375.000 Sekretariat/Subag
Komunikasi, Sumber dibayarkan : Umpeg
Daya Air dan Listrik - Internet/telepon rek 2 2
- Listrik rek 1 1
- Air rek 1 1
- Masa pembayaran bln 12 12
Penyediaan Jasa Jumlah kendaraan 34.350.000 Sekretariat/Subag
Pemeliharaan dan dinas/operasional yang Umpeg
Perizinan Kendaraan dibayar pajaknya :
Dinas/Operasional - Roda 4 unit 11 11
- Roda 2 unit 49 49
Penyediaan Jasa - Jumlah petugas org 8 8 234.352.000 Sekretariat/Subag
Kebersihan Kantor kebersihan yang dibiayai Umpeg
- Jumlah alat kebersihan jenis 28 28
kantor yang tersedia
- Masa pembayaran bln 12 12
Penyediaan Alat Tulis Jumlah Alat Tulis Kantor jenis 32 37 96.098.000 Sekretariat/Subag
Kantor yang tersedia Umpeg
VI - 29

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Penyediaan Barang Jumlah barang cetakan dan 53.260.000 Sekretariat/Subag
Cetakan dan penggandaan yang tersedia : Umpeg
Penggandaan - Barang Cetakan jenis 7 7
- Penggandaan lbr 102.246 114.000
Penyediaan Jumlah kebutuhan komponen jenis 10 13 41.260.000 Sekretariat/Subag
Komponen Instalasi instalasi listrik / penerangan Umpeg
Listrik/Penerangan bangunan kantor yang tersedia
Bangunan Kantor
Penyediaan Bahan Jumlah buku Per-UU, surat 55.275.000 Sekretariat/Subag
Bacaan dan kabar dan majalah yang Umpeg
Peraturan tersedia :
Perundang-undangan - Koran nasional eks 480 480
- Koran lokal eks 480 480
Penyediaan Bahan Jumlah bahan logistik kantor jenis 3 3 16.450.000 Sekretariat/Subag
Logistik Kantor yang tersedia Umpeg
Penyediaan Makanan Jumlah orang yang diberikan org 1.105 1.205 100.500.000 Sekretariat/Subag
dan Minuman jamuan makanan dan minuman Umpeg
Rapat-rapat - Jumlah rapat-rapat koordinasi kali 114 283 804.000.000 Sekretariat/Subag
Koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah Umpeg
Konsultasi Ke Dalam - Jumlah rapat-rapat koordinasi kali 518 278
dan Luar Daerah konsultasi ke luar daerah
Penyediaan Jumlah dokumentasi dan arsip arsip - 6.000 75.375.000 Sekretariat/Subag
Pelayanan SKPD yang tertata Umpeg
Dokumentasi dan
Arsip SKPD
Penyediaan - Jumlah Dokumen Administrasi dok 11 11 261.615.250 Sekretariat/Subag
Pelayanan Kepegawaian yang dikelola Umpeg
Administrasi - Jumlah Pegawai org 35 10
Kepegawaian Outsourching
Penyediaan Jumlah dokumen administrasi - 9 78.750.000 Sekretariat/Subag
Pelayanan barang Umpeg
Administrasi Barang
Penyediaan Jumlah Petugas Keamanan org 9 12 315.000.000 Sekretariat/Subag
Pelayanan Kantor Umpeg
Keamanan Kantor
VI - 30

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Program Terwujudnya kecepatan, % 100,00 100 3.757.240.000
Peningkatan Sarana kenyamanan, dan keamanan
dan Prasarana kerja aparatur
Aparatur
Pembangunan Jumlah Gedung Kantor yang 1.043.835.000 Sekretariat/Subag
Gedung Kantor dibangun : Umpeg
- Gudang Arsip unit 1 1
Pengadaan Jumlah kendaraan dinas 502.875.000 Sekretariat/Subag
Kendaraan operasional yang disediakan : Umpeg
Dinas/Operasional - Roda 4 unit
- Roda 2 unit 3
Pengadaan Peralatan Jumlah Peralatan Kantor yang 65.000.000 Sekretariat/Subag
Kantor tersedia : Umpeg
- Komputer unit 4
- Printer unit 3
Pengadaan Jumlah perlengkapan kantor jenis 4 24 418.000.000 Sekretariat/Subag
Perlengkapan Kantor yang tersedia Umpeg
Rehabilitasi Jumlah gedung upt yang gedung - 1 1.000.000.000 Sekretariat/Subag
Sedang/Berat direhabilitasi Umpeg
Gedung Kantor
Pemeliharaan Jumlah gedung kantor yang gedung 1 1 175.875.000 Sekretariat/Subag
Rutin/Berkala Gedung dipelihara : Umpeg
Kantor - DKP
- UPT
Pemeliharaan Jumlah Taman Halaman 129.555.000 Sekretariat/Subag
Rutin/Berkala Taman Kantor yang dipelihara : Umpeg
Kantor - DKP unit 1 1
- UPT unit 1
Pemeliharaan Jumlah Kendaraan Dinas 190.950.000 Sekretariat/Subag
rutin/berkala /Operasional yang dipelihara : Umpeg
kendaraan - Roda 4 unit 11 11
dinas/operasional - Roda 2 unit 49 49
Pemeliharaan Jumlah peralatan gedung 100.480.000 Sekretariat/Subag
Rutin/Berkala kantor yang terpelihara : Umpeg
Peralatan Gedung - LCD Proyektor Unit 5 1
Kantor - AC Unit 10 10
- CCTV Unit 5 8
- Genset unit 1 1
VI - 31

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Pemeliharaan Jumlah Peralatan Kantor yang 130.670.000 Sekretariat/Subag
Rutin/Berkala dipelihara: Umpeg
Peralatan Kantor - Komputer unit 20 20
- Printer unit 20 25
- Notebook unit 20 27

Program Terwujudnya peningkatan % 100,00 137.500.000


Peningkatan Disiplin disiplin aparatur
Aparatur
Pengadaan Pakaian Jumlah pakaian dinas beserta 125.000.000 Sekretariat/Subag
Dinas Beserta perlengkapannya yang Umpeg
Perlengkapannya disediakan :
- Pakaian Dinas Harian stel 55
Aparatur Warna Khaki
- Pakaian Dinas Harian stel 57
Aparatur Batik
- Pakaian Olah raga stel 100
Pengadaan Kartu Jumlah kartu pengenal yang buah 100 12.500.000 Sekretariat/Subag
Pengenal disediakan Umpeg

Program Terwujudnya Peningkatan % 100,00 100,00 561.703.000


Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Pendidikan dan Jumlah aparatur yang org 140 466.578.000 Sekretariat/Subag
Pelatihan Aparatur mengikuti Bimtek peningkatan Umpeg
SDM Aparatur
Sosialisasi Peraturan Jumlah Peserta sosialisasi org 4 30.000.000 Sekretariat/Subag
Perundang-undangan Umpeg
Pembinaan Mental Jumlah Penyelenggaraan kalikali 4424 4424 65.125.000 Sekretariat/Subag
dan Rohani bagi Olahraga dan Pengajian :- Umpeg
Aparatur Olahraga- Pengajian
VI - 32

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUM VOLUME Rp
VOLUME Rp VOLUME Rp
E
Program Tersusunnya perencanaan % 100,00 100,00 488.229.752
Peningkatan dan pelaporan yang
Pengembangan akuntabel
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Penyusunan Laporan Jumlah dokumen laporan dok 4 5 25.547.000 Sekretariat/Subag
Capaian Kinerja dan capaian kinerja dan keuangan Prolap
Ikhtisar Realisasi kantor
Kinerja SKPD
Penyusunan Jumlah dokumen laporan dok 1 1 28.511.600 Sekretariat/Subag
Pelaporan Keuangan keuangan semesteran SKPD Keuangan
Semesteran
Penyusunan Jumlah dokumen laporan dok 1 1 27.735.750 Sekretariat/Subag
Pelaporan Keuangan keuangan akhir tahun SKPD Keuangan
Akhir Tahun
Penyusunan Jumlah dan jenis dokumen dok 3 3 41.659.000 Sekretariat/Subag
Perencanaan perencanaan anggaran yang Prolap
Anggaran tersedia
Penatausahaan Jumlah Dokumen Administrasi dok 12 12 66.920.402 Sekretariat/Subag
Keuangan SKPD Keuangan program/kegiatan Keuangan
Monitoring, Evaluasi Jumlah dokumen hasil 119.687.000 Sekretariat/Subag
dan Pelaporan SKPD monitoring dan evaluasi Prolap
program dan kegiatan :
- Laporan evkin bulanan Dok 12 12
- Laporan evkin triwulanan Dok 4 4
- Jumlah Rapat Pembahasan Kali 1 1
Hasil Monitoring dan Evaluasi
- Laporan hasil Monitoring dan Dok 1 1
Evaluasi kegiatan
- Jumlah rencana umum Dok 2 2
pengadaan / SiRUP
- Jumlah Rakor Dewan Kali 1
Ketahanan Pangan
- Jumlah Rakerda Ketahanan kali 1
Pangan
VI - 33

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Publikasi Kinerja Jumlah Publikasi Media yang media 17 17 100.000.000 Sekretariat/Subag
SKPD terselenggara Prolap
Penyusunan Rencana Jumlah dokumen Renja SKPD dok 2 2 41.952.000 Sekretariat/Subag
Kerja SKPD Prolap
Penyusunan Rencana Jumlah dokumen Renstra dok 1 36.217.000 Sekretariat/Subag
Strategis SKPD SKPD Prolap

Program Pelayanan - Indeks kepuasan layanan % 85,00 4.706.781.933 85,00 4.706.781.933


Administrasi Umum, kesekretariatan
Kepegawaian, - Persentase pemenuhan % 75,00 75,00
Keuangan, sarana dan prasarana yang
perencanaan dan berkualitas untuk seluruh
pelaporan Perangkat pegawai
Daerah - Persentase perencanaan % 85,00 85,00
sesuai target
- Persentase kinerja % 90,00 90,00
keuangan perangkat daerah
sesuai target
- Persentase pelayanan % 85,00 85,00
kepegawaian
Penyediaan Jasa Jenis rekening yang 192.000.000 192.000.000 Sekretariat/Subag
Komunikasi, Sumber dibayarkan : Umpeg
Daya Air dan Listrik - Internet/telepon rek 2 2
- Listrik rek 1 1
- Air rek 1 1
- Masa pembayaran bln 12 12
Penyediaan Bahan Jumlah buku Per-UU, surat 5.760.000 5.760.000 Sekretariat/Subag
Bacaan dan Peraturan kabar dan majalah yang Umpeg
Perundang-undangan tersedia :
- Koran nasional eks 240 240
- Koran Lokal eks 480 480
Penyediaan Bahan Jumlah bahan logistik kantor jenis 3 16.450.000 3 16.450.000 Sekretariat/Subag
Logistik Kantor yang tersedia Umpeg

Penyediaan Makanan Jumlah orang yang diberikan org 1.205 48.200.000 1.205 48.200.000 Sekretariat/Subag
dan Minuman jamuan makanan dan Umpeg
minuman
VI - 34

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
PROGRAM /
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUM VOLUME Rp
VOLUME Rp VOLUME Rp
E
Pengelolaan - Jumlah Petugas Keamanan org 9 239.411.000 9 239.411.000 Sekretariat/Subag
Keamanan Kantor Kantor yang dibiayai Umpeg
- Masa pembayaran bln 12 12
Pengelolaan - Jumlah petugas kebersihan org 8 193.229.000 8 193.229.000 Sekretariat/Subag
kebersihan kantor yang dibiayai Umpeg
- Jumlah alat kebersihan jenis 26 26
kantor yang tersedia
- Masa pembayaran bln 12 12
Pengelolaan Legalitas Jumlah kendaraan 34.350.000 34.350.000 Sekretariat/Subag
Kendaraan dinas/operasional yang Umpeg
Dinas/Operasional/Jab dibayar pajaknya :
atan - Roda 4 unit 13 13
- Roda 2 unit 48 48
Penyusunan Standar - Jumlah standar dok 1 110.000.000 1 110.000.000 Sekretariat/Subag
Operasional dan operasional/prosedur yang Umpeg
Prosedur (SOP) disusun
Perangkat Daerah - Jumlah regulasi ketahanan dok 4 4
pangan yang disusun
Pembangunan Jumlah penunjang Gedung 117.540.933 117.540.933 Sekretariat/Subag
Penunjang Gedung Kantor yang dibangun: Umpeg
Kantor - Pos Stapam unit
- Pagar unit 1 1
Pengadaan Peralatan Jumlah peralatan gedung 132.300.000 132.300.000 Sekretariat/Subag
Gedung Kantor kantor yang tersedia : Umpeg
- AC Unit 6 6
- Rak Arsip Unit 10 10
Pengadaan Peralatan Jumlah Peralatan Kantor yang 158.500.000 158.500.000 Sekretariat/Subag
Kantor tersedia : Umpeg
- Komputer unit 5 5
- Laptop unit 4 4
- Printer unit 4 4
Pengadaan Jumlah perlengkapan kantor 86.978.000 86.978.000 Sekretariat/Subag
Perlengkapan Kantor yang tersedia : Umpeg
- ATK jenis 21 21
- Barang Cetakan jenis 5 5
- Penggandaan lbr 60.946 60.946
VI - 35

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Pengadaan Instalasi Jumlah kebutuhan komponen jenis 15 23.355.000 15 23.355.000 Sekretariat/Subag
Jaringan Listrik, Air dan instalasi listrik / penerangan Umpeg
Telekomunikasi bangunan kantor yang
tersedia
Pemeliharaan Rutin/Berkala Jumlah Gedung yang unit 1 121.325.000 1 121.325.000 Sekretariat/Subag
Gedung Utama Kantor dipelihara Umpeg
Pemeliharaan Rutin/Berkala Jumlah Taman Halaman unit 1 75.330.000 1 75.330.000 Sekretariat/Subag
Penunjang Gedung Kantor Kantor yang dipelihara: Umpeg
- DKP
Pemeliharaan rutin/berkala Jumlah Kendaraan 175.465.000 175.465.000 Sekretariat/Subag
kendaraan Dinas/Operasional yang Umpeg
dinas/operasional dipelihara :
- Roda 4 unit 13 13
- Roda 2 unit 48 48
Pemeliharaan Rutin/Berkala Jumlah peralatan gedung 105.159.000 105.159.000 Sekretariat/Subag
Peralatan Gedung Kantor kantor yang dipelihara: Umpeg
- LCD Proyektor unit 1 1
- AC unit 20 20
- CCTV unit 8 8
- Genset unit 1 1
Pemeliharaan Rutin/Berkala Jumlah Peralatan Kantor yang 55.660.000 55.660.000 Sekretariat/Subag
Peralatan Kantor dipelihara: Umpeg
- Komputer unit 20 20
- Printer unit 25 25
- Laptop unit 27 27
Rapat-rapat Koordinasi dan - Jumlah rapat-rapat kali 300 560.651.000 300 560.651.000 Sekretariat/Subag
Konsultasi Ke Dalam dan koordinasi konsultasi ke Keuangan
Luar Daerah dalam daerah
- Jumlah rapat-rapat kali 305 305
koordinasi konsultasi ke luar
daerah
Pelayanan Administrasi Jumlah admisnistrasi unit 1 220.000.000 1 220.000.000 Sekretariat/UPT
Perkantoran dan perkantoran dan kepegawaian Pengujian Mutu
Kepegawaian UPT UPT yang dilayani Pangan Segar
Pengujian Mutu Pangan
Segar
Pembinaan Jasmani dan Jumlah Penyelenggaraan 27.541.000 27.541.000 Sekretariat/Subag
Rohani Aparatur Olahraga dan Pengajian : Umpeg
- Olahraga kali 44 44
- Pengajian kali 24 24
VI - 36

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Pengelolaan Administrasi - Jumlah Dokumen Administrasi dok 8 1.068.446.000 8 1.068.446.000 Sekretariat/Subag
Kepegawaian Kepegawaian yang dikelola Umpeg
- Jumlah tenaga Administrasi yang
dibiayai org 35 35
- Jumlah kartu pengenal pegawai
yang disediakan bh 100 100
Pengembangan Kapasitas Jumlah aparatur yang mengikuti org 47 150.000.000 47 150.000.000 Sekretariat/Subag
dan Kompetensi Aparatur Pengembangan Kapasitas dan Umpeg
Kompetensi
Penyusunan Pelaporan - Jumlah dokumen laporan dok 1 59.060.000 1 59.060.000 Sekretariat/Subag
Keuangan keuangan semesteran SKPD yang Keuangan
disusun
- Jumlah dokumen laporan dok 1 1
keuangan akhir tahun SKPD yang
disusun
Penatausahaan Keuangan Jumlah Dokumen Administrasi dok 12 66.920.000 12 66.920.000 Sekretariat/Subag
Perangkat Daerah Keuangan program/kegiatan yang Keuangan
disusun
Penyusunan Laporan Jumlah dokumen laporan capaian dok 4 26.825.000 4 26.825.000 Sekretariat/Subag
Capaian Realisasi Kinerja kinerja dan keuangan kantor yang Prolap
Perangkat Daerah disusun
Penyusunan Perencanaan Jumlah dokumen perencanaan dok 3 43.741.000 3 43.741.000 Sekretariat/Subag
Anggaran anggaran yang tersedia Prolap
Penyusunan Perencanaan - Jumlah dokumen Renja SKPD dok 2 370.985.000 2 370.985.000 Sekretariat/Subag
Perangkat Daerah yang disusun Prolap
- Jumlah Forum Renja SKPD kali 1 1
yang dilaksanakan
- Jumlah Rakerda Ketahanan kali 1 1
Pangan yang dilaksanakan
- Jumlah dokumen Renstra SKPD dok 1 1
yang disusun
- Jumlah dokumen Perubahan dok 1 1
Renstra SKPD yang disusun
- Jumlah Forum Renstra SKPD kali 1 1
yang dilaksanakan
- Jumlah Rakor Dewan kali 2 2
Ketahanan Pangan yang
dilaksanakan
VI - 37

CAPAIAN TARGET AKHIR PERIODE


TARGET
AWAL (2023)
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR SATUAN 2018 2019 2020 PENGAMPU
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp
Penyusunan Profil - Jumlah Buku Monografi Dinas buku 50 50.800.000 50 50.800.000 Sekretariat/Subag
Perangkat Daerah Ketahanan Pangan yang disusun Prolap
- Jumlah Buku Saku Dinas buku 100 100
Ketahanan Pangan yang disusun
- Jumlah Kalender Kegiatan Dinas eks 20 20
Ketahanan Pangan yang dibuat
- Jumlah Buku Profil Dinas buku - -
Ketahanan Pangan yang disusun
Monitoring, Evaluasi dan - Jumlah Laporan evkin bulanan dok 12 70.800.000 12 70.800.000 Sekretariat/Subag
Pelaporan Perangkat yang disusun Prolap
Daerah - Jumlah Laporan evkin triwulanan dok 4 4
yang disusun
- Jumlah Rapat Pembahasan Hasil kali 2 2
Monitoring dan Evaluasi yang
dilaksanakan
- Jumlah Laporan hasil Monitoring dok 1 1
dan Evaluasi kegiatan yang
disusun
- Jumlah rencana umum dok 2 2
pengadaan / SiRUP yang disusun
- Jumlah dokumen Hasil Survey dok 1 1
Kepuasan Masyarakat (SKM)
Publikasi Kinerja Perangkat Jumlah Publikasi Media yang media 17 100.000.000 17 100.000.000 Sekretariat/Subag
Daerah terselenggara Prolap
VI - 38

TABEL 6.1 B
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN, SERTA PENDANAAN PERANGKAT DAERAH
URUSAN / : URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN
UNSUR DASAR
BIDANG URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN
PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN
CAPAIAN TARGET KONDISI AKHIR
TARGET
AWAL PERIODE (2023)
SUB
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR SATUAN 2018 2021 2022 2023 PENGAMPU
KEGIATAN
VOLUM VOLUME Rp
VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp
E

Meningkatnya - Tingkat Kecukupan % 102.80 102.20 101.60 101.60


ketersediaan Energi per kapita
dan - Tingkat kecukupan % 109.60 109.90 110.20 110.20
diversifikasi Protein per kapita
konsumsi
pangan yang
aman
Pemenuhan - Ketersediaan Energi % 104,20 16.803.672.000 104,50 20.445.227.106 104,80 17.587.552.070 104,80 54.836.451.176
Ketersediaan per kapita
Pangan - Ketersediaan % 128.25 128.55 128.85 128.85
Protein per kapita
Program Pengelolaan Persentase % 11,25 1.789.354.676 18,75 2.191.922.039 26,25 1.896.231.867 26,25 5.877.508.582
Sumber Daya Ekonomi infrastruktur
untuk Kedaulatan dan kemandirian pangan
Kemandirian Pangan yang terbangun
Kegiatan Penyediaan Pengelolaan Sumber jenis 3 1.789.354.676 3 2.191.922.039 3 1.896.231.867 9 5.877.508.582
Infrastruktur dan Seluruh Daya Ekonomi
Pendukung Kemandirian
Pangan Sesuai
Kewenangan Daerah
Kabupaten/Kota
Penyediaan Lumbung pangan yang unit 4 1.162.319.857 6 1.478.249.002 6 1.315.396.373 3.955.965.232 Bid.Distribusi
Infrastruktur dibangun/direhab 12 dan Cadangan
Lumbung Pangan/Seksi
Pangan Cadangan
Pangan
Penyediaan Lantai jemur yang unit 6 313.144.500 6 158.848.565 6 151.136.918 623.129.983 Bid.Distribusi
Infrastruktur dibangun/direhab 18 dan Cadangan
Lantai Jemur Pangan/Seksi
Cadangan
Pangan
Penyediaan - Kelembagaan pangan lembaga 2 313.890.319 1 554.824.472 1 429.698.576 4 1.298.413.367 Bidang
Infrastruktur yang dibina Ketersediaan
Pendukung - Pembangunan dan Kerawanan
Kemandirian infrastruktur pendukung klp - 7 7 14 Pangan/Seksi
Pangan Lainnya kemandirian pangan Ketersediaan
lainnya Pangan
VI - 39

CAPAIAN TARGET KONDISI AKHIR


TARGET
AWAL PERIODE (2023)
TUJUAN SASARAN PROGRAM / KEGIATAN SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
2018 2021 2022 2023
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp

Program Peningkatan Persentase ketersediaan % 20,00 2.919.285.756 25,00 3.627.820.894 30,00 3.038.813.099 30,00 9.585.919.749
Diversifikasi dan pangan (Tersedianya
Ketahanan Pangan cadangan beras sesuai
Masyarakat kebutuhan )
Penyediaan dan Jumlah pangan pokok dan komoditas 14 758.496.653 14 867.313.045 14 726.859.188 14 2.352.668.886
Penyaluran Pangan pangan lainnya yang
Pokok atau Pangan tersedia
Lainnya sesuai dengan
Kebutuhan Daerah
Kab/Kota dalam Rangka
Stabilitasi Pasokan dan
Harga Pangan
Penyediaan Hasil Analisa Informasi dokumen 2 32.433.800 2 35.678.700 2 30.337.823 6 98.450.323 Bidang
Informasi Harga Harga Pangan dan Neraca Ketersediaan dan
Pangan dan Neraca Bahan Makanan Kerawanan
Bahan Makanan Pangan/Seksi
Ketersediaan
Pangan
Penyediaan Pangan Usaha Mikro pangan lokal usaha 30 115.646.852 35 144.999.618 40 120.935.675 40 381.582.145 Bidang Konsumsi
Berbasis yang dibina mikro dan
Sumberdaya Lokal Penganekaragama
n Pangan/Seksi
Konsumsi Pangan
Koordinasi, - Laporan Hasil Koordinasi dokumen 2 198.020.936 2 238.547.491 2 198.973.218 6 635.541.645 Bidang Distribusi
Sinkronisasi dan dan Sinkronisasi an Cadangan
Pelaksanaan Pelaksanaan Distribusi Pangan/Seksi
Distribusi Pangan Pangan kali 15 15 15 45 Distribusi dan
Pokok dan Pangan - Pelaksanaan Bazar Harga Pangan
Lainnya Pangan Murah/Gelar
Pangan Murah
Pemantauan Stok, Laporan analisis stok, dokumen 2 258.927.478 2 236.839.485 198.072.776 6 693.839.739 Bidang Distribusi
Pasokan dan Harga pasokan dan harga pangan 2 an Cadangan
Pangan Pangan/Seksi
Distribusi dan
Harga Pangan
Pengembangan - Jumlah LDPM yang dibina kelompok 8 37.664.500 8 85.129.350 8 71.690.553 24 194.484.403 Bidang Distribusi
Kelembagaan dan - Jumlah Temu Usaha yang kali 2 2 2 6 an Cadangan
Jaringan Distribusi dilaksanakan Pangan/Seksi
Pangan Distribusi dan
Harga Pangan
Pengembangan - Jumlah PUPM yang dibina kelompok 13 115.803.087 13 126.118.401 17 106.849.143 43 348.770.631 Bidang Distribusi
Kelembagaan Usaha - Jumlah TTI yang dibina unit an Cadangan
Pangan Masyarakat 68 70 72 210 Pangan/Seksi
dan Toko Tani Distribusi dan
Indonesia Harga Pangan
VI - 40

CAPAIAN TARGET KONDISI AKHIR


TARGET
PROGRAM / AWAL PERIODE (2023)
TUJUAN SASARAN SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
KEGIATAN 2018 2021 2022 2023
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp

Kegiatan Pengelolaan Persentase penyaluran cadangan % 80 80 80 80


dan Keseimbangan pangan daerah 501.984.518 1.300.794.536 1.075.477.067 2.878.256.121
Cadangan Pangan
Kab/Kota
Koordinasi dan - Rapat koordinasi dan sinkronisasi Kali 4 47.184.618 4 4 12 Bid.Distribusi dan
Sinkronisasi cadangan pangan 167.898.083 139.138.644 354.221.345 Cadangan
Pengendalian - Sosialisasi Cadangan Pangan Pangan/Seksi
Cadangan Pangan Pemerintah Desa Desa - 160 160 320 Cadangan
Kab/Kota Pangan
Pengadan Cadangan Persentase Pengadaan Cadangan % 100 454.799.900 100 Bid.Distribusi dan
Pangan Pemerintah Pangan Pemerintah Daerah 1.132.896.453 100 936.338.423 100 2.524.034.776 Cadangan
Kab/Kota Pangan/Seksi
Cadangan
Pangan
Kegiatan Pelaksanaan Peningkatan konsumsi sayur dan % 0,2 0,3 0,4 0,4
Pencapaian Target buah 1.658.804.585 1.459.713.313 1.236.476.844 4.354.994.742
Konsumsi Pangan
Perkapita/Tahun sesuai
dengan Angka
Kecukupan Gizi
Penyusunan dan Hasil analisa Konsumsi pangan dokumen 2 148.962.468 2 6 Bidang Konsumsi
Penetapan Target 128.373.368 2 106.755.956 384.091.792 dan
Konsumsi Pangan per Penganekaragam
Kapita per Tahun an Pangan/Seksi
Konsumsi
Pangan
Pemberdayaan - Fasilitasi Lomba Sektoral Kelompok 9 1.171.879.349 9 15 33 Bidang Konsumsi
Masyarakat dalam - Fasilitasi Pekarangan di Desa Desa 15 19 973.091.452 25 832.910.751 59 2.977.881.552 dan
Penganekaragaman Konvergensi Stunting Penganekaragam
Konsumsi Pangan - Fasilitasi Pertanian Masuk Unit 2 2 4 8 an Pangan/Seksi
Berbasis Sumberdaya sekolah Penganekaragam
Lokal - Festival Pangan Lokal Kali - - 1 1 an dan Promosi
- Jumlah peserta bimtek P2L Orang 50 50 50 150 Pangan
- Jumlah Peserta peningkatan Orang 100 200 250 550
edukasi tentang Urban Farming
- Jumlah Promosi Pangan Lokal Kali - 1 2 6
Tk. Provinsi Jawa Barat
- Replikasi Pekarangan Pangan Kelompok - 2 5 7
Lestari (P2L)
Koordinasi dan - Dokumen analisa konsumsi per dokumen 1 337.962.768 1 1 3 Bidang Konsumsi
Sinkronisasi kapita per tahun 358.248.493 296.810.137 993.021.398 dan
Pemantauan dan - Dokumen Rencana Aksi Daerah dokumen 1 0 1 2 Penganekaragam
Evaluasi Konsumsi per Pangan dan Gizi (RADPG) an Pangan/Seksi
Kapita per Tahun - Laporan kader ketahanan pangan dokumen 1 1 1 3 Konsumsi
- Sosialisasi RADPG kali 0 2 0 2 Pangan
VI - 41

CAPAIAN TARGET KONDISI AKHIR


TARGET
PROGRAM / AWAL PERIODE (2023)
TUJUAN SASARAN SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
KEGIATAN 2018 2021 2022 2023
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp

Program Persentase Desa Rawan Pangan % 8,30 715.903.304 16,60 2.033.806.109 25,00 1.759.445.768 25,00 4.509.155.181
Penanganan yang tertangani
Kerawanan Pangan
Kegiatan Hasil analisa peta kerentanan dan dokumen 1 32.982.550 1 81.998.070 1 70.854.475 3 185.835.095
Penyusunan Peta ketahanan pangan yang disusun
Kerentanan dan
Ketahanan Pangan
Kecamatan
Penyusunan, - Hasil analisa peta kerentanan dokumen 1 32.982.550 1 81.998.070 1 70.854.475 3 185.835.095 Bidang
pemutakhiran dan dan ketahanan pangan yang Ketersediaan
Analisis Peta disusun dan Kerawanan
Ketahanan dan - Jumlah Sosialisasi FSVA yang Kali - 40 40 80 Pangan/Seksi
Kerentanan Pangan dilaksanakan Kerawanan
Pangan
Kegiatan Intervensi Kerawanan Pangan Lokasi 5 682.920.754 7 1.951.808.039 10 1.688.591.294 22 4.323.320.087
Penanganan
Kerawanan Pangan
Kewenangan
Kab/Kota
Koordiansi dan Jumlah Rapat koordinasi dan kali 4 130.983.668 4 177.969.295 4 152.907.913 12 461.860.876 Bidang
Sinkronisasi Sinkronisasi Penanganan Ketersediaan
Penanganan Kerawanan Pangan yang dan Kerawanan
Kerawanan Pangan dilaksanakan Pangan/Seksi
Kab/Kota Kerawanan
Pangan
Pelaksanaan - Pemberdayaan Keluarga KK 60 551.937.086 150 1.773.838.744 200 1.535.683.381 410 3.861.459.211 Bidang
pengadaan, Harapan di desa konvergensi Ketersediaan
Pengelolaan dan stunting dan Kerawanan
Penyaluran - Penangan Rawan Gizi pada Orang 100 450 500 1050 Pangan/Seksi
Cadangan Pangan Balita & Ibu Hamil/Menyusui Kerawanan
pada Kerawanan - Pemberdayaan Keluarga KK - 150 200 350 Pangan
Pangan yang Harapan di desa rawan pangan
Mencakup dalam 1 - Penanganan Daerah Rentan Orang 600 1400 1500 3500
(satu) daerah Rawan Pangan Pasca Bencana
Kab/Kota
VI - 42

CAPAIAN TARGET KONDISI AKHIR


TARGET
PROGRAM / AWAL PERIODE (2023)
TUJUAN SASARAN SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
KEGIATAN 2018 2021 2022 2023
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp

Program Persentase Pangan Segar Asal


Pengawasan Tumbuhan (PSAT) Yang Tidak
% 65 1.080.901.024 70 1.678.481.498 75,00 1.452.054.429 75,00 4.211.436.951
Keamanan Pangan Terindikasi Cemaran Zat
Berbahaya
Kegiatan
Pelaksanaan
Pengawasan Legalitas keamanan pangan segar
dokumen 10 1.080.901.024 12 1.678.481.498 18 1.452.054.429 40 4.211.436.951
Keamanan Pangan yang diterbitkan
Segar Daerah
Kab/kota
Penguatan - Penguatan Jejaring Keamanan dokumen 2 316.984.586 2 325.934.926 2 285.000.967 6 927.920.479
Kelembagaan Pangan Daerah yang disusun Bid. Keamanan
Keamanan Pangan - Dokumen Kesepakatan/ dokumen 4 4 4 12 Pangan/Seksi
Segar Daerah Kerjasama yang disusun Kerjasama dan
Kab/Kota - Jumlah Sosialisasi Keamanan kali 14 - - 14 Informasi
Pangan yang Dilaksanakan Keamanan
- Jumlah pembinaan keamanan kali 30 30 60 Pangan
pangan yang dilaksanakan
Sertifikasi Keamanan .- Fasilitasi penerbitan sertifikasi dokumen 1 145.817.566 2 197.610.034 3 179.290.036 6 522.717.636
Pangan Segar Asal Prima 3 UPT Pengujian
Tumbuhan Daerah - Peningkatan Pengawasan kec - 35 35 70 Mutu Pangan
Kabupaten/Kota pangan segar asal tumbuhan di Segar
sentra produksi
Registrasi Keamanan Registrasi PSAT yang diterbitkan register 9 285.273.168 10 574.840.593 15 490.062.349 34 1.350.176.110
UPT Pengujian
Pangan Segar Asal
Mutu Pangan
Tumbuhan Daerah
Segar
Kab/Kota
Rekomendasi - Rekomendasi PSAT yang dokumen 5 206.959.854 5 304.780.620 5 267.571.837 15 779.312.311 Bid. Keamanan
Keamanan Pangan diterbitkan Pangan/Seksi
Segar Asal Pengawasan
Tumbuhan Daerah Keamanan
Kab/Kota Pangan
Penyediaan Sarana - Jenis alat/bahan laboratorium paket 1 125.865.850 1 275.315.325 1 230.129.240 3 631.310.415
dan Prasarana yang diadakan Bid. Keamanan
Pengujian Mutu dan Pangan/Seksi
Keamanan Pangan Pengawasan
Segar Asal Keamanan
Tumbuhan Daerah Pangan
Kab/Kota
VI - 43

CAPAIAN TARGET KONDISI AKHIR


TARGET
PROGRAM / AWAL PERIODE (2023)
TUJUAN SASARAN SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
KEGIATAN 2018 2021 2022 2023
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp

Program Penunjang Terfasilitasinya pelaksanaan tugas % 100 100 100 100


Urusan Pemerintah dan fungsi perangkat daerah
10.298.227.240 10.913.196.566 9.441.006.907 30.652.430.713
Daerah
Kabupaten/Kota
Perencanaan, Dokumen perencanaan dan evaluasi dokumen 32 32 32 96
Penganggaran, dan Perangakat daerah
421.366.504 477.936.206 395.817.153 1.295.119.863
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Penyusunan - Jumlah dokumen Renja PD yang dokumen 2 134.517.318 2 154.994.675 2 127.828.559 6 417.340.552 Sekretariat/
Dokumen disusun Subag
Perencanaan - Jumah dokumen perubahan dokumen 1 1 1 3 Program dan
Perangkat Daerah Renstra PD yang disusun Pelaporan
Koordinasi dan Jumlah dokumen RKA SKPD yang dokumen 1 25.695.800 1 30.446.085 1 25.212.377 3 81.354.262 Sekretariat/
Penyusunan disusun Subag
Dokumen RKA- Program dan
SKPD Pelaporan
Koordinasi dan Jumlah dokumen Perubahan RKA dokumen 1 12.904.750 1 28.852.980 1 23.899.810 3 65.657.540 Sekretariat/
Penyusunan SKPD yang disusun Subag
Dokumen Perubahan Program dan
RKA-SKPD Pelaporan
Koordinasi dan - Jumlah DPA SKPD yang disusun dokumen 1 15.732.350 1 20.661.000 1 17.150.398 3 53.543.748 Sekretariat/
Penyusunan DPA- - Jumlah dokumen Perjanjian Kinerja dokumen 1 1 1 3 Subag
SKPD SKPD yang disusun Program dan
Pelaporan
Koordinasi dan - Jumlah Perubahan DPA SKPD dokumen 1 15.349.550 1 20.497.380 1 17.015.591 3 52.862.521 Sekretariat/
Penyusunan yang disusun Subag
Perubahan DPA- - Jumlah dokumen Perubahan dokumen 1 1 1 3 Program dan
SKPD Perjanjian Kinerja SKPD yang Pelaporan
disusun
Koordinasi dan Jumlah dokumen laporan capaian dokumen 4 31.477.400 4 42.481.420 4 35.128.347 12 109.087.167 Sekretariat/
Penyusunan Laporan kinerja dan keuangan kantor yang Subag
Capaian Kinerja dan disusun Program dan
Ikhtisar Realisasi Pelaporan
Kinerja SKPD
Evaluasi Kinerja - Jumlah dokumen laporan hasil dokumen 1 185.689.336 1 180.002.666 1 149.582.071 3 515.274.073 Sekretariat/
Perangkat Daerah monev yang disusun Subag
- Jumlah dokumen manajemen resiko dokumen 1 1 1 3 Program dan
yang disusun Pelaporan
- Jumlah laporan evkin yang disusun dokumen 16 16 16 48
- Jumlah dokumen hasil survey dokumen 1 1 1 3
kepuasan masyarakat yang disusun
- Jumlah publikasi kinerja perangkat media 5 5 5 15
daerah yang terselenggara
- Jumlah buku monografi dan buku buku 20 20 20 60
saku yang tersedia
VI - 44

CAPAIA TARGET KONDISI AKHIR


TARGET
PROGRAM / N AWAL PERIODE (2023)
TUJUAN SASARAN SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
KEGIATAN 2018 2021 2022 2023
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp

Administrasi Dokumen laporan keuangan dokumen 34 34 34 102


Keuangan perangkat daerah 7.845.800.759 8.349.745.222 7.323.858.978 23.519.404.959
Perangkat Daerah
Penyediaan Gaji dan Jumlah ASN yang difasilitasi Gaji dan orang 35 7.715.540.723 41 8.196.752.386 45 7.197.041.240 121 23.109.334.349 Sekretariat/Su
Tunjangan ASN Tunjangannya bag Keuangan
Pelaksanaan Jumlah pelaksanaan penatausahaan buku 24 22.037.300 24 24.996.100 24 20.722.108 72 67.755.508 Sekretariat/Su
Penatausahaan dan dan verifikasi keuangan bag Keuangan
Pengujian/Verifikasi
Keuangan SKPD
Koordinasi dan Jumlah Dokumen Akuntansi dan dokumen 12 45.718.018 12 47.423.918 12 39.200.495 36 132.342.431 Sekretariat/Su
Pelaksanaan Akuntansi pelaporan keuangan yang disusun bag Keuangan
SKPD
Koordinasi dan Jumlah Dokumen Pelaporan dokumen 1 7.274.250 1 11.494.450 1 9.598.034 1 28.366.734 Sekretariat/Su
Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun yang disusun bag Keuangan
Keuangan Akhir Tahun
SKPD
Pengelolaan dan 7.879.000 1 9.995.800 1 8.363.289 1 26.238.089 Sekretariat/Su
Penyiapan Bahan Jumlah bahan tanggapan bag Keuangan
dokumen 1
Tanggapan pemeriksaan yang disusun
Pemeriksaan
Koordinasi dan Jumlah dokumen Laporan keuangan dokumen 18 42.249.568 18 46.497.868 18 38.437.518 54 127.184.954 Sekretariat/Su
Penyusunan Laporan bulanan/triwulanan/semesteran bag Keuangan
Keuangan SKPD yang disusun
Bulanan/Triwulanan/Se
mesteran SKPD
Penyusunan Pelaporan Jumlah dokumen Laporan Prognosis dokumen 2 5.101.900 2 12.584.700 2 10.496.296 2 28.182.896 Sekretariat/Su
dan Analisis Prognosis yang disusun bag Keuangan
Realisasi Anggaran
Administrasi Dokumen administrasi barang milik dokumen 3 69.399.636 3 71.675.826 3 59.181.759 9 200.257.221
Barang Milik daerah
Daerah pada
Perangkat Daerah
Penyusunan - Jumlah dokumen perencanaan dok 1 69.399.636 1 71.675.826 1 59.181.759 3 200.257.221 Sekretariat/
Perencanaan kebutuhan barang milik daerah Subag Umum
Kebutuhan Barang Milik - Jumlah dokumen Rencana Umum dok 2 2 2 6 dan
Daerah SKPD Pengadaan (RUP) yang disusun Kepegawaian
Administrasi Jumlah layanan kepegawaian layanan 6 250.697.136 6 350.487.549 6 289.534.583 6 890.719.268
Kepegawaian
Perangkat Daerah
Pengadaan Pakaian Jumlah pakaian dinas dan atributnya jenis 1 12.604.850 2 38.677.460 3 31.994.246 6 83.276.556 Sekretariat/
Dinas Beserta Atribut yang tersedia Subag Umum
Kelengkapannya dan
Kepegawaian
VI - 45

CAPAIAN TARGET KONDISI AKHIR


TARGET
PROGRAM / AWAL PERIODE (2023)
TUJUAN SASARAN SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
KEGIATAN 2018 2021 2022 2023
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp

Pendataan dan Jumlah dokumen pendataan dan dokumen 1 87.263.736 1 81.004.981 1 66.868.094 3 235.136.811 Sekretariat/ Subag
Pengolahan pengolahan adiminstrasi yang Umum dan
Administrasi disusun Kepegawaian
Kepegawaian
Monitoring, Evaluasi, Jumlah dokumen hasil monitoring, dokumen 1 22.502.750 1 27.172.695 1 22.515.415 3 72.190.860 Sekretariat/ Subag
dan Penilaian Kinerja evaluasi dan penilaian kinerja Umum dan
Pegawai pegawai yang disusun Kepegawaian
Pendidikan dan - Jumlah Aparatur yang Mengikuti orang 5 46.530.000 10 76.056.075 15 62.790.667 30 Sekretariat/ Subag
Pelatihan Pegawai Pendidikan dan pelatihan 185.376.742 Umum dan
Berdasarkan Tugas Kepegawaian
dan Fungsi
Sosialisasi Peraturan - Jumlah Aparatur yang Mengikuti orang 5 35.456.000 5 59.001.183 5 48.739.059 5 143.196.242 Sekretariat/ Subag
Perundang-Undangan Sosialisasi Umum dan
- Jumlah regulasi Ketahanan Pangan dok 1 1 1 1 Kepegawaian
yang disusun
- Jumlah dokumen Standar dok 1 1 1 1
Operasional/Prosedur (SOP) yang
disusun
Bimbingan Teknis - Jumlah aparatur yang mengikuti orang 30 46.339.800 30 68.575.155 30 56.627.101 90 Sekretariat/ Subag
Implementasi pengembangan kapasitas dan 171.542.056 Umum dan
Peraturan Perundang- kompetensi Kepegawaian
Undangan
Administrasi Umum jumlah layanan administrasi umum layanan 9 366.579.373 9 421.803.696 9 348.675.402 27 1.137.058.471
Perangkat Daerah perangkat daerah
Penyediaan Komponen Jumlah Kebutuhan Komponen jenis 11 4.882.750 15 10.103.330 20 8.451.883 46 23.437.963 Sekretariat/ Subag
Instalasi Instalasi Listrik/Penerangan yang Umum dan
Listrik/Penerangan tersedia Kepegawaian
Bangunan Kantor
Penyediaan Peralatan Jumlah Alat Kebersihan Kantor yang Jenis 26 25.830.250 30 40.972.060 35 33.884.778 91 100.687.088 Sekretariat/ Subag
Rumah Tangga Tersedia Umum dan
Kepegawaian
Penyediaan Bahan Jumlah Bahan Logistik Kantor yang jenis 4 27.910.219 4 34.401.375 4 28.471.159 12 90.782.753 Sekretariat/ Subag
Logistik Kantor Tersedia Umum dan
Kepegawaian
Penyediaan Barang - Jumlah Barang Cetakan yang Jenis 7 21.606.650 7 23.767.450 7 19.709.817 21 65.083.917 Sekretariat/ Subag
Cetakan dan Tersedia Umum dan
Penggandaan - Jumlah penggandaan yang tersedia lembar 12.000 13.000 14.000 39.000 Kepegawaian
- Jumlah publikasi yang tersedia jenis 3 3 3 9
Penyediaan Bahan Jumlah buku PerUU, Surat Kabar Eksemplar 480 4.200.000 480 6.550.000 480 5.524.277 1440 16.274.277 Sekretariat/ Subag
Bacaan dan Peraturan dan Majalah yang tersedia Umum dan
Perundang-undangan Kepegawaian
Fasilitasi Kunjungan Jumlah Orang yang diberikan Orang 200 33.824.268 480 800 56.682.808 1480 159.149.844 Sekretariat/ Subag
Tamu Jamuan Makanan dan Minuman 68.642.768 Umum dan
Kepegawaian
VI - 46

CAPAIAN TARGET KONDISI AKHIR


TARGET
PROGRAM / AWAL PERIODE (2023)
TUJUAN SASARAN SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
KEGIATAN 2018 2021 2022 2023
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp

Penyelenggaraan - Jumlah rapat-rapat koordinasi kali 79 125.360.600 85 137.892.500 90 113.737.995 254 376.991.095 Sekretariat/ Subag
Rapat Koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah Umum dan
Konsultasi SKPD - Jumlah rapat-rapat koordinasi kali 69 75 80 224 Kepegawaian
konsultasi ke luar daerah
Penatausahaan Arsip Jumlah penatausahaan arsip dinamis 6000 39.451.368 6000 43.325.708 6000 35.823.960 18000 118.601.036 Sekretariat/ Subag
Dinamis pada SKPD yang dilaksanakan arsip Umum dan
Kepegawaian
Dukungan Jumlah dukungan Pelaksanaan jenis 3 83.513.268 3 56.148.505 3 46.388.724 9 186.050.497 Sekretariat/ Subag
Pelaksanaan Sistem Sistem Pemerintahan Berbasis Umum dan
Pemerintahan Berbasis Elektronik yang tersedia Kepegawaian
Elektronik pada SKPD
Pengadaan jumlah sarana dan prasarana yang jenis 5 100.112.300 2 99.339.880 2 82.102.007 9 281.554.187
Barang Milik tersedia
Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintah
Daerah
Pengadaan Mebel Jumlah Mebeleur yang disediakan unit 1 12.375.000 1 16.736.820 1 13.917.247 3 43.029.067 Sekretariat/ Subag
Umum dan
Kepegawaian
Pengadaan Sarana dan Jumlah Peralatan dan perlengkapan jenis 4 87.737.300 1 82.603.060 1 68.184.759 6 238.525.119 Sekretariat/ Subag
Prasarana Gedung Kantor yang Tersedia Umum dan
Kantor atau Bangunan Kepegawaian
Lainnya
Penyediaan jumlah layanan jasa penunjang kegiatan 2 669.137.214 2 727.791.194 2 599.886.068 2 1.996.814.476
Jasa urusan pemerintahaan daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah
Penyediaan Jasa Jumlah Rekening yang Dibayarkan rekening 4 219.900.390 4 229.900.455 4 189.543.792 12 639.344.637 Sekretariat/ Subag
Komunikasi, Sumber Umum dan
Daya Air dan Listrik Kepegawaian
Penyediaan Jasa - Jumlah Petugas Kebersihan yang Orang 8 449.236.824 8 497.890.739 8 410.342.276 8 1.357.469.839 Sekretariat/ Subag
Pelayanan Umum Dibiayai Umum dan
Kantor - Jumlah petugas keamanan kantor orang 9 9 9 9 Kepegawaian
yang dibiayai
VI - 47

CAPAIAN TARGET KONDISI AKHIR


TARGET
PROGRAM / AWAL PERIODE (2023)
TUJUAN SASARAN SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PENGAMPU
KEGIATAN 2018 2021 2022 2023
VOLUME Rp
VOLUME VOLUME Rp VOLUME Rp VOLUME Rp

Pemeliharaan jumlah layanan pemeliharaan layanan 4 575.134.318 4 414.416.993 4 341.950.958 4 1.331.502.269


Barang Milik barang milik daerah
Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah
Penyediaan Jasa Jumlah pemeliharanaan dan pajak unit 56 283.242.568 56 276.102.488 56 227.609.869 168 786.954.925 Sekretariat/
Pemeliharaan, Biaya kendaraan dinas operasional yang Subag Umum
Pemeliharaan, Pajak, dan difasilitasi dan
Perizinan Kendaraan Kepegawaian
Dinas Operasional atau
Lapangan
Pemeliharaan/Rehabilitasi - Jumlah Gedung Utama Kantor Unit 1 235.022.750 1 78.544.780 1 64.841.123 3 378.408.653 Sekretariat/
Gedung Kantor dan yang Dipelihara Subag Umum
Bangunan Lainnya dan
Kepegawaian
Pemeliharaan/Rehabilitasi - Jumlah Perlengkapan Gedung jenis 3 46.869.000 3 38.519.725 3 31.864.288 9 117.253.013 Sekretariat/
Sarana dan Prasarana Kantor yang dipelihara Subag Umum
Gedung Kantor atau - Jumlah peralatan Gedung Kantor jenis 4 4 4 12 dan
Bangunan Lainnya yang dipelihara Kepegawaian
Pemeliharaan/Rehabilitasi Jumlah taman halaman kantor M2 50 10.000.000 50 21.250.000 50 17.635.678 150 48.885.678 Sekretariat/
Sarana dan Prasarana yang dipelihara Subag Umum
Pendukung Gedung dan
Kantor atau Bangunan Kepegawaian
Lainnya

JUMLAH 16.803.672.000 20.445.227.106 17.587.552.070 54.836.451.176


VII-1

BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Kontribusi peran pembinaan ketahanan pangan tidak kalah


penting kedudukannya pada salah satu rangkaian pembangunan di
Kabupaten Bogor, untuk itu sesuai dengan tupoksinya Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor harus berkontribusi secara
langsung dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD Kabupaten Bogor, yang ditunjukkan dengan target capaian
indikator kinerja (outcome) program pada tahun 2018-2023,
sebagaimana yang diuraikan pada tabel 7.1. berikut ini.
VII-2

TABEL 7.1
INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
BIDANG URUSAN / UNSUR : URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN
PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN

KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR


NO INDIKATOR PERIODE RPJMD SATUAN
2019 2020 2021 2022 2023 PERIODE (2023)
(2018)

Indikator Tujuan PD
1 Penanganan Daerah Rawan Pangan NA % 4,37 9,20 9,20

Indikator Sasaran/Outcome Program PD


1 Penanganan Desa Rawan Pangan NA desa 19 40 40
2 Skor Angka Kecukupan Energi 105,80 % 105,60 105,00 108,60
3 Skor Angka Kecukupan Protein 110,90 % 111,10 111,30 119,51
4 Ketersediaan Energi per Kapita 102,26 % 102,50 102,80 103,90
5 Ketersediaan Protein per Kapita 143,68 % 144,00 144,30 127,95
6 Ketersediaan Pangan Utama 63,00 % 38,33 37,63 58,00
7 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan 91,00 % 91,50 92,00 92,86
8 Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah 95,02 % 100,00 100,00 100,00
9 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan 91,00 % 91,50 92,00 74,21
10 Keamanan Pangan Segar yang Diuji NA % NA 88,00 89,93
VII - 3

KONDISI AWAL TARGET KONDISI AKHIR


NO INDIKATOR PERIODE RPJMD SATUAN
PERIODE (2023)
(2018)
2019 2020 2021 2022 2023
Indikator Tujuan PD
1 Tingkat Kecukupan Energi per kapita % 102,80 102,20 101,60 101,60
2 Tingkat kecukupan Protein per kapita % 109,60 109,90 110,20 110,20

Indikator Sasaran PD
1 Ketersediaan Energi per kapita % 104,20 104,50 104,80 104,80
2 Ketersediaan Protein per kapita % 128,25 128,55 128,85 128,85

Indikator Outcome Program PD


Persentase infrastruktur kemandirian
1 % 11,25 18,75 26,25 26,25
pangan yang terbangun

Persentase ketersediaan pangan


2 (Tersedianya cadangan beras sesuai % 20,00 25,00 30,00 30,00
kebutuhan )

Persentase Desa Rawan Pangan yang


3 % 8,30 16,60 25,00 25,00
tertangani

Persentase Pangan Segar Asal Tumbuhan


4 (PSAT) yang Tidak % 65,00 70,00 75,00 75,00
Terindikasi Cemaran Zat Berbahaya

Terfasilitasinya Pelaksanaan Tugas dan


5 % 100,00 100,00 100,00 100,00
Fungsi Perangkat Daerah
BAB VIII
PENUTUP

Demikian Perubahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2018-


2023 ini disusun untuk menjadi acuan dalam perencanaan integratif Dinas
Ketahanan Pangan untuk mendukung terlaksananya kewenangan bidang
urusan pangan, sekaligus menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan
dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang
tercantum dalam Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023.

Selanjutnya, Dinas Ketahanan Pangan agar menjadikan dokumen


Renstra ini sebagai pedoman dalam penyusunan Renja Dinas Ketahanan
Pangan sesuai tahun rencana.

Demikian, untuk dipergunakan dan dimanfaatkan sesuai ketentuan.

Anda mungkin juga menyukai