Anda di halaman 1dari 17

Belanja Di Tengah

Pandemi Covid-19
Realisasi dan Permasalahannya
COVID-19
ANTARA
PENDAPATAN & BELANJA

• Prediksi Pendapatan Akan Mengalami Penurunan


• Prediksi Belanja Akan Mengalami Rasionalisasi
• Antara Menghentikan Kegiatan dan Menjalankan Tetapi
Berhutang
REALISASI BELANJA

REALISASI YANG TIDAK WAJAR


PADA
22,94 SITUASI DAN KONDISI YANG TIDAK WAJAR
%

10,45% 39,02%

BL BTL
Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung
• Belanja Pegawai (BP)
• Belanja Hibah (BH)
• Belanja Bantuan Sosial (BBS)
• Belanja Bantuan Keuangan (BBK)
• Belanja Tidak Terduga (BTT)

BBK BH BP

BTT Belanja Tidak Langsung


Agr 2.663.610.588.754,80
BBS
Real 1.039.420.836.972,00
% 39,02
Realisasi Belanja Tidak Langsung (Data 080720 Jam
21.05)

B. Pegawai

B. Bankeu

B. T. Terduga
B. Bansos
B. Hibah

40,98% 38,47% 5,99% 20,12% 100%


Agr 1.784.338.210.918,00 Agr 151.296.190.850,00 Agr 2.867.000.000,00 Agr 595.120.132.388,00 Agr 129..989.054.598,80

Real 731.300.144.711,00 Real 58.201.952.140,00 Real 171.800.000,00 Real 119.757.885.523,00 Real 129.989.054.598,80
Permasalahan Penyerapan Anggaran
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Realisasi rata-rata sebesar 40,98% disebabkan beberapa hal :
1 - Adanya pegawai yang pensiun dan belum tergantikan dengan
penerimaan pegawai baru,
- Tidak terbayarkannya Gaji ke-13
- Kenaikan TPP yang belum terbayarkan.
- Tunjangan Guru PNSD yang belum terbayarkan

Belanja Hibah
Realisasi rata-rata sebesar 38,47% disebabkan beberapa hal :
2 - Hibah kepada Masyarakat yang masih belum terealisasi
- Hibah dana BOSKAB yang baru terealisasi tahap I saja.
Lanjutan ….

Belanja Bantuan Sosial


3 Realisasi rata-rata sebesar 5,99% disebabkan hanya bansos terencana
saja yang terealisasi. Bansos tidak terencana belum terealisasi

Belanja Bantuan Keuangan


4 Realisasi rata-rata sebesar 20,12% disebabkan adanya perubahan
mekanisme pencairan Dana Desa yang langsung dari RKUN ke Desa
tanpa melalui Kasda, sehingga tidak tercatat realisasinya.

Belanja Tidak Terduga


5 Telah terealisasi sebesar 100% dalam penanganan Covid-19 dan saat
ini fokus dalam pertanggungjawaban keuangan dan fisiknya
Mitigasi Masalah
01
Penyusunan regulasi pengelolaan Dana Desa
terkait mekanisme integrasi ke pelaporan
pemerintah daerah.
02
Pendampingan Pertanggungjawaban Dana
Bos Oleh Dinas Pendidikan untuk percepatan
penyerapan.
03
Perhitungan cermat atas penyesuaian BTL
untuk menghindari kesalahan dalam
pencairan
Realisasi Belanja Langsung

VISI DAN
Belanja Belanja Belanja
MISI
Modal Barjas Pegawa DAERAH
i
Realisasi Belanja Langsung

B. Pegawai B. Barjas B. Modal

Agr 168.676.127.161,1 Agr 1.723.173.942.419 Agr 1.538.468.575.990


This is a sample text. Insert
Real 19.389.950.273,00 Real your desired
288.837.724.946,0
text here. Real 50.280.886.437,00
%-tase 11,50 %-tase 16,76 %-tase 3,27
Permasalahan Penyerapan Anggaran
Belanja Langsung 11,50%

Belum selesainya pertanggungjawaban


BP Belanja Pegawai Pengelola BOS dan BLUD

16,76%
- Belum selesainya pertanggungjawaban
BBJ Belanja Barang dan jasa BOS dan BLUD
- Pergeseran Anggaran akibat ketidakcermatan
perencanaan belanja

- Dari 169 Obyek Belanja Modal, 115 Obyek Belanja


realisasinya 0% dan 25 Obyek Belanja realisasinya
dibawah 5%.
BM - Masih gamangnya pelaksanaan pekerjaan fisik
3,27%
akibat belum finalnya informasi pemotongan
anggaran yang akan dilaksanakan
Mitigasi Masalah
01
Perencanaan Anggaran Kegiatan harus
dioptimalkan dengan Meminimalisir Pergeseran
02
Dibentuk Unit Kerja Khusus di OPD untuk
melakukan Optimalisasi Pelaksanaan Kegiatan
03
Pemisahan urusan perencanaan program dan
urusan keuangan di masing-masing OPD
Usulan Langkah Optimalisasi
RKBMD dan RKPBMD
1 disusun sesuai Kebutuhan Bukan Keinginan
Berbasis Renstra dan Renja OPD

Penetapan PPTK di OPD


3 - Membuat KAK
- Penyusunan RKA
2

4
Penyusunan APBD
KUA & PPAS - SE Pedoman Penyusunan RKA
Sesuai Renja OPD - SSH dan ASB
- Input RKA
& Musrenbang - Asistensi n Perbaikan
- Posting RKA menjadi APBD / DPA
PELAKSANAAN KEGIATAN
Perpres 16 Tahun 2018 Pasal 18 ayat 3 :
01 Perencanaan Pengadaan yang dananya bersumber dari
APBD dilakukan bersamaan dengan proses penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah
(RKA Perangkat Daerah) setelah nota kesepakatan
Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (KUA-PPAS)
Perpres 16 Tahun 2018 Pasal 52 ayat 2 :
02 PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau
menandatangani Kontrak dengan Penyedia, dalam hal
belum tersedia anggaran belanja atau tidak cukup
tersedia anggaran belanja yang dapat mengakibatkan
dilampauinya batas anggaran belanja yang tersedia
untuk kegiatan yang dibiayai APBN/APBD.

Dasar Pelaksanaan Kegiatan Adalah DPA/DPPA


www.free-powerpoint-templates-design.com
ANTARA PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
KETERSEDIAAN KAS Manajemen Kas

Ketersediaan Kas Kegiatan sudah dapat


dilaksanakan setelah Anggaran Kas adalah dokumen
diterbitkannya DPA/DPPA perkiraan arus kas masuk yang
BINGUNG
bersumber dari penerimaan dan
perkiraan arus kas keluar untuk
mengatur ketersediaan dana
yang cukup guna mendanai
pelaksanaan kegiatan dalam
Ketersediaan kas dinyatakan setiap periode.
dengan dokumen Surat (Permendagri 13/2006 Psl 1 Ayt 61)
Penyediaan Anggaran (SPD)
MANAJEMEN KAS MELALUI ANGGARAN KAS

Anggaran kas disusun dengan melihat


rencana pelaksanaan seluruh kegiatan SKPD 01
(Dokumen KAK per Kegiatan)

Anggaran kas disusun menurut skala


kepentingan belanja per triwulan dalam 02
masing-masing kegiatan

Anggaran Kas Pemerintah Daerah


memperhatikan Anggaran Kas SKPD 03
SELAMAT BEKERJA

BEKERJA
SAMA
BUKAN
BERSAMA
BEKERJA

Anda mungkin juga menyukai