Anda di halaman 1dari 42

Biro Perencanaan

Sekretariat Jenderal
Kementerian Perindustrian
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-1-

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) Biro Perencanaan Tahun 2015 - 2019


merupakan pedoman bagi Biro Perencanaan untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya selama 5 (lima) tahun ke depan. Renstra disusun berdasarkan Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Perindustrian 2015 - 2019, Rencana Strategis
(Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian 2015 - 2019, hasil
evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan 2010 - 2014 serta tugas dan fungsi Biro Perencanaan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pimpinan dan jajaran staf
Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian harus menunjukkan komitmen
yang kuat dalam melaksanakan amanat Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015 - 2019 ini secara akuntabel dan berorientasi pada
peningkatan kineija secara berkesinambungan. Untuk menjamin keberhasilan
dalam mencapai visi, misi, dan tujuan Biro Perencanaan tahun 2015 - 2019,
dipandang perlu untuk melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan
Rencana Strategis (Renstra) Biro Perencanaan
2015 - 2019. Apabila diperlukan dan dengan memperhatikan kebutuhan dan
perubahan lingkungan strategis, dapat dilakukan perubahan/revisi beberapa
bagian dalam Rencana Strategis (Renstra) Biro Perencanaan 20 1 5 -2 0 1 9 ini.

Jakarta, September 2018


Rerxcana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-2-

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... 1
DAFTAR IS I................................................................................................................................ 2
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................................. 4
1.1 KONDISI UMUM.................................................................................................................. 4
A. KINERJA BIRO PERENCANAAN TAHUN 2010-2014.................................................4
B. KEDUDUKAN RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN.....................................7
1.2 ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS................................................................................ 10
BAB II. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI BIRO PERENCANAAN.................... 12
11.1 VISI BIRO PERENCANAAN................................................................................................ 12
11.2 MISI BIRO PERENCANAAN............................................................................................... 13
11.3 TUJUAN BIRO PERENCANAAN......................................................................................... 13
11.4 SASARAN BIRO PERENCANAAN.......................................................................................13
A. PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN................................................................ 13
B. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL...................................................................14
C. PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI.............................................................14
BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN BIRO PERENCANAAN..................................................................18
111.1 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI TAHUN 2015-2019..............................18
A. INDUSTRI PRIORITAS............................................................................................... 18
B. PERWILAYAHAN INDUSTRI..................................................................................... 18
C. PEMBANGUNAN SUMBERDAYA INDUSTRI........................................................... 20
D. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI......................................20
E. PEMBANGUNAN INDUSTRI HIJAU..........................................................................20
F. PENGEMBANGAN IKM............................................................................................ 20
111.2 ARAH KEBIJAKAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019................................. 21

111.3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIRO PERENCANAANTAHUN 2015 -2019............. 22


111.4 PROGRAM....................................................................................................................... 22
111.5 KEGIATAN.........................................................................................................................22
111.6 KERANGKA KELEMBAGAAN ........................................................................................... 27
A. STRUKTUR ORGANISASI BIRO PERENCANAAN.....................................................27
B. MANAJEMEN SDM APARATUR BIRO PERENCANAAN..........................................29
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-3-
BAB IV. TARGET KINERJA DAN PENDANAAN....................................................................... 33
IV.1 TARGET KINERJA..............................................................................................................33
IV.2 KERANGKA PENDANAAN...............................................................................................33
BAB V. PENUTUP....................................................................................................................35
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-4-

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 KONDISI UMUM

A. KINERJA BIRO PERENCANAAN TAHUN 2010-2014

Keberhasilan Kementerian Perindustrian dalam melaksanakan program dan


kegiatan prioritas tahun 2010 - 2014 tidak terlepas dari upaya peningkatan
kualitas sistem perencanaan program dan penganggaran. Peningkatan kualitas
perencanaan dilakukan melalui : 1) penyempumaan substantif rencana
pengembangan industri jangka panjang; 2) penyempumaan substantif rencana
pengembangan industri jangka menengah; 3) penyempumaan tahapan dan
proses penyusunan rencana jangka pendek (Rencana Kerja Pemerintah atau RKP)
dan Rencana Keija Kementerian/Lembaga atau Renja K/L;
4) penyempumaan proses koordinasi penyusunan program antara Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) dengan Rencana Strategis Satuan
Keija Perangkat Daerah (Renstra SKPD); 5) penyempumaan proses sinkronisasi
penyusunan program antara Renja K/L dengan Renja SKPD. Disamping itu,
penyempumaan juga dilakukan pada tahap pengendalian pelaksanaan rencana
dan tahap evaluasi kineija sebagai berikut : 1) evaluasi kineija Kementerian
Perindustrian; dan 2) evaluasi kinerja sektor industri. Keberhasilan peningkatan
kualitas sistem perencanaan diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:

1. Persentase maksimal anggaran yang diblokir (tanda bintang) dari pagu


defenitif Kementerian Perindustrian;
2. Tingkat ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan;
3. Persentase maksimal revisi DIPA dari pagu Kemenperin tahun beijalan;
4. Persentase minimal realisasi anggaran Kementerian Perindustrian.

Target dan realisasi dari Indikator Kineija Utama (IKU) dari perencanaan
yang berkualitas dapat dilihat pada Tabel 1-1.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-5-

Tabel 1-1 Capaian IKU dari Terwujudnya Sistem Perencanaan dan


Pengendalian Industri yang Handal

2010 20 1 1 2012 2013 2014

R e a llis a s i
R e a llis a s i

R e a llis a s i
R e a llis a s i
R e a llis a s i
IN D 1K A T O R K IN E R J A

T arget
T a rg e t
T a rg e t
T a rg e t
T a rg e t
S atu an
U T A M A (IK U )

Maksimal anggaran yang


diblokir dari pagu defenitif 15 12 15 20 10 10 10 24 9 10 Persen
Kemenperin

Tingkat ketepatan waktu 85,65 85 95,55 Persen


- - - - - - 85
pelaksanaan kegiatan
—.—-------------i--------■
—-----------------
Maksimal revisi DIPA dari
Pagu Kemenperin tahun 15 11,6 15 19,64 10 10 10 10 9 9 Persen
berjalan

Minimal realisasi anggaran


80 87,22 80 84,06 85 98 85 83,9 90 91,53 Persen
Kemenperin

Berdasarkan Tabel 1-1 di atas, realisasi IKU persentase maksimal anggaran


yang diblokir (tanda bintang) dari pagu defenitif Kementerian Perindustrian
terlihat fluktuatif yang mana anggaran terblokir terbanyak teijadi di tahun 2013
yaitu 24 persen sementara ditargetkan sebesar 10 persen, dan anggaran terblokir
paling sedikit teijadi di tahun 2010 yaitu sebesar 12 persen sementara ditargetkan
sebesar 15 persen. Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mendukung
pencapaian IKU ini antara lain adalah dengan melakukan penilaian terhadap
program dan kegiatan yang diusulkan unit kerja di lingkungan Kementerian
Perindustrian serta memfasilitasi pelaksanaan reviu oleh Inspektorat Jenderal.

Untuk IKU mengenai tingkat ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan,


ditetapkan dan diukur mulai dari tahun 2013. Hal ini disebabkan pada tahun
2012 belum diterapkan Aplikasi Laporan Kegiatan Internal (ALKI), sehingga
pengukurannya belum dapat dilakukan. Pada tahun 2014, realisasi IKU tingkat
ketepatan w aktu pelaksanaan kegiatan m elebihi target ya n g telah ditetapkan,

yaitu mencapai 95,55 persen sementara target tahun 2014 sebesar 85 persen.

IKU Revisi DIPA dari Pagu Kemenperin dilakukan setiap tahun dengan
persentase perubahan pagu tahun beijalan terbesar teijadi di tahun 2011 yaitu
sebesar 19.64 persen yang melampaui target sebesar 15 persen dan perubahan
pagu tahun berjalan terendah teijadi di tahun 2014 yaitu sebesar 9 persen sesuai
target yang direncanakan.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-6-

Perbaikan kualitas DIPA dilihat dari keberhasilan Kementerian


Perindustrian dalam meraih predikat Kementerian Terbaik dalam bidang Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2014 yang penghargaannya
diserahkan oleh Presiden RI pada tanggal 10 Desember 2013. Penghargaan ini
berdasarkan penilaian yang dilakukan terhadap 5 (lima) kriteria :
(1) Memperoleh nilai hasil Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) minimal 6 (enam)
dari Komisi Pemberantasan Korupsi; (2) Mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan selama dua tahun berturut-turut; (3)
Penyerapan anggaran minimal sebesar 85 persen selama dua tahun berturut-
Turut; (4) Selama dua tahun mendapatkan reward; dan (5) Pagu anggaran yang
dikelola lebih dari Rpl triliun.

Realisasi anggaran Kementerian Perindustrian terbesar terjadi di tahun 2012


yaitu sebesar 98 persen yang berada di atas target awal sebesar 85 persen.
Realisasi anggaran terendah terjadi di tahun 2013 yaitu sebesar 83,9 persen yang
berada di bawah dari target sebesar 85 persen.

Dalam rangka peningkatan kualitas implementasi Sistem Akuntabilitas


Kineija Instansi Pemerintah (SAKIP), yang merupakan sistem perencanaan dan
pengendalian manajemen kineija Sekretariat Jenderal melaksanakan kegiatan
pembinaan dan evaluasi akuntabilitas kinerja di lingkungan internal Kementerian
Perindustrian. Upaya-upaya ini juga berdampak pada hasil penilaian
implementasi SAKIP di tingkat Kementerian Perindustrian oleh Kementerian PAN
dan RB, sebagaimana disajikan padaTabel 1-2.

Tabel 1-2 Hasil Penilaian SAKIP di Tingkat Kementerian Perindustrian

IN D IK A T O R K IN E R J A T A H U N K IN E R J A
SATUAN
U T A M A (IK U )
2011 2012 2013
Nilai SAKIP Nilai 60,75 69,21 73,11
Kemenperin Predikat CC B B+

Berdasarkan evaluasi dengan menggunakan indikator perencanaan kineija,


pengukuran kinerja, pelaporan kineija, evaluasi kinerja, dan capaian kineija,
diperoleh nilai SAKIP Kementerian Perindustrian yang semakin membaik. Hal ini
dapat dilihat dari predikat SAKIP Kementerian Perindustrian untuk kinerja tahun
2011 yaitu Predikat CC dan meningkat menjadi Predikat B+ untuk kineija tahun
2013.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-7-

B. KEDUDUKAN RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN

Rencana Strategis (Renstra) Biro Perencanaan disusun berdasarkan


Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perindustrian 2015 - 2019, Rencana
Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian 2015-2019,
serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Biro
Perencanaan 2010 - 2014 serta tugas dan fungsi Biro Perencanaan

1) Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019

a) Visi dan Misi Kementerian Perindustrian

Visi Kementerian Perindustrian tahun 2015 - 2019 adalah “Mewujudkan


Indonesia menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur
Industri yang Kuat berbasiskan Sumber Daya Alam”.

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam


bentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian
sebagai berikut:

1. Pemerataan Pembangunan Industri Melalui Pengembangan Perwilayahan


Industri Ke Luar Pulau Jawa Guna Memperkuat dan Memperkukuh
Ketahanan Nasional;
2. Peningkatan Populasi Industri Untuk Memperkuat dan Memperdalam
Struktur Industri Nasional;
3. Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas Industri untuk Mewujudkan
Industri Nasional yang Mandiri, Berdaya Saing, Maju, dan Berwawasan
Lingkungan;

b) Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian

Perspektif Pemangku Kepentingan

Sasaran Strategis (SS) 1 : Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

Sasaran Strategis (SS) 2: Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor

Industri

Perspektif Proses Internal

Sasaran Strategis (SS) 1: Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang

efektif
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-8-

Sasaran Strategis (SS) 2: Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang

perindustrian yang adil, berdaya saing dan

berkelanjutan

Sasaran Strategis (SS) 3: Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan

industri secara profesional dan partisipatif

Perspektif Pembelajaran Organisasi

Sasaran Strategis (SS) 1: Terwujudnya ASN Kemenperin Yang Kompeten,

Profesional 8s Berkepribadian

Sasaran Strategis (SS) 2: Tersedianya Sistem Informasi Yang Andal Dan

Mudah Diakses

Sasaran Strategis (SS) 3: Terwujudnya Birokrasi Kementerian Perindustrian

Yang Efektif, Efisien, Dan Berorientasi Pada Layanan

Prima

Sasaran Strategis (SS) 4: Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara Efisien

8s Akuntabel

Gambar 1-1 Peta Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019


Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-9-

2) Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019

a) Visi dan Misi Sekretariat Jenderal

Visi Sekretariat Jenderal tahun 2015 - 2019 adalah “Menjadi Penggerak


Utama Terwujudnya Visi Kementerian Perindustrian”.

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam


bentuk misi yang sesuai dengan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Sebagai
berikut: Mewujudkan tata laksana pemerintahan dan layanan yang terintergrasi,
transparan, dan tepat waktu bagi pada stakeholders.

b) Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal

Perspektif Pemangku Kepentingan

Sasaran Strategis (SS) 1: Mewujudkan Manajemen Kementerian Perindustrian


yang Andal dan Profisional

Perspektif Proses Internal

Sasaran Strategis (SS) 1: Mewujudkan Perencanaan yang Berkualitas

Sasaran Strategis (SS) 2: Layanan Administrasi yang Profesional dan Akuntabel

Sasaran Strategis (SS) 3: Layanan Hukum dan Organisasi yang Andal

Sasaran Strategis (SS) 4 : Tatakelola BMN Kementerian yang Efektif dan Efisien

Sasaran Strategis (SS) 5 : Meningkatnya Daya Saing SDM Industri dan Kinerja
ASN

Sasaran Strategis (SS) 6 : Informasi Industri yang Mudah Diakses dan Relevan

Perspektif Pembelajaran Organisasi

Sasaran Strategis (SS) 1 : Meningkatkan Kinerja ASN Setjen

Sasaran Strategis (SS) 2 : Meningkatkan Efektifitas Organisasi Setjen

Sasaran Strategis (SS) 3 : Meningkatkan Kualitas Sarana Prasarana Setjen


Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-10-

Gambar 1-2 Peta Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019

1.2 ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

Berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis Biro Perencanaan dengan


menggunakan strengths, weaknesses, opportunities, and threats (SWOT Analysis),
dan dengan mempertimbangkan pemangku kepentingan dalam bidang
perencanaan sebagaimana disajikan pada Gambar 1-1, maka diperoleh hasil
analisis sebagaimana disajikan padaTabel 1-1.

Gambar 1-3 Pemangku Kepentingan Biro Perencanaan

Organisasi
Internasional
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-11-

Tabel 1-3 Matriks Analysis SWOT Biro Perencanaan

Perspektif Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman/Tantangan

Kurangnya Implementasi UU Nomor Dukungan anggaran


implementasi 3 Tahun 2014 dan Kemenperin tergantung
evidence-based peraturan turunannya pada Political Will
practices di internal Kegagalan menyeluruh
Biro atau parsial
implementasi rencana
program/kegiatan ddi
Perspektif Unit-Unit Es 1
Stakeholder Kemenperin
(Perencanaan, Kemampuan Adanya Budaya Terbangunnya jaringan Kurangnya implementasi
Penganggaran, berprestasi mempertahankan dengan perguruan tinggi evidence-based practices
sudah terbukti status quo dan terbaik di Indonesia, di Unit-Unit Es 1
dan Evaluasi)
menolak perubahan BUMN, lembaga riset Kemenperin
dan kajian non- Penganggaran pada
pemerintah, asosiasi kegiatan yang tidak
industri dan pengusaha, prioritas di Unit-Unit Es
dan lembaga pemerintah I Kemenperin
yang cukup kuat; Pelanggaran kontrak
kinerja
Kualitas perencanaan Reformasi Birokrasi dan Rendahnya partisipasi
relatif masih belum Peraturan tentang stakeholder dalam
memadai Penyelenggaraan Sektor FGD /Rakor/ dan
Publik sejenisnya
Adanya Budaya Terbangunnya jaringan
mempertahankan dengan perguruan tinggi
UU Nomor 3 status quo dan terbaik di Indonesia,
Perspektif
Tahun 2014 menolak perubahan BUMN, lembaga riset Rendahnya Kepatuhan
Proses Bisnis dan Peraturan dan kajian non- pada Pedoman
Internal Turunannya pemerintah, asosiasi Perencanaan
industri dan pengusaha,
dan lembaga pemerintah
yang cukup kuat;
Adanya UU tentang
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Sebagian besar Adanya Budaya Reformasi Birokrasi dan Rendahnya minat
SDM internal mempertahankan Peraturan tentang menjadi FP di unit-unit
sudah status quo dan Penyelenggaraan Sektor Es I Kemenperin
menempuh menolak perubahan Publik
pendidikan Adanya beberapa Perkembangan IPTEK Akuisisi data dari unit
pada pegawai akan terutama di bidang TI eselon I di lingkungan
perguruan memasuki BUP Kemenperin dan dari
tinggi unit eselon II di
Beban keija bagian- lingkungan Setjen masih
bagian dalam Biro sulit
Sistem Perencanaan tidak
kompensasi seimbang
Perspektif Biro infrastruktur Banyak penyedian Pengetahuan S D M
Pembelajaran Perencanaan pendukung beasiswa gelar dan non- Perencanaan di unit-
dan su dah cu ku p pelaksa.na.an tugas gelar u n it E s I K e m e n p e r in
Pertumbuhan memadai dan fungsi kurang mengenai substansi
memadai perencanaan masih
kurang
Beberapa aktivitas Adanya irisan program Kuota usulan CPNS dan
koordinasi yang dengan Lembaga ODA P3K tidak disetujui
dilakukan oleh Biro
Adanya
Perencanaan bersifat
dukungan dan
mendadak
kepercayaan
Ketersediaan dan Dukungan Bappenas
top
pemanfaatan ruang dalam Manajemen SDM
management;
pustaka dapat Perencana
menjadi sumber
inspirasi dan inovasi.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-12-

BAB II. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI


BIRO PERENCANAAN

II. 1 VISI BIRO PERENCANAAN

Berdasarkan kondisi umum dan analisis lingkungan strategis sebagaimana


yang telah dijelaskan pada Bab I, Biro Perencanaan sesuai dengan tugas dan
fungsinya dituntut untuk dapat bekeija lebih profesional. Untuk itu, maka
disusunlah visi, misi dan tujuan Biro Perencanaan yang akan dicapai melalui
sasaran strategis Biro Perencanaan. Visi dan misi tersebut disusun berdasarkan
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perindustrian dan Sekretariat Jenderal
Kementerian Perindustrian Tahun 2015 - 2019. Adapun visi Biro Perencanaan
tahun 20 1 5 -2 0 1 9 adalah:

“Menjadi Unit Perencana Pembangunan Industri yang Andal dan


Profesional”

Penielasan Visi:

1. Kata “unit perencana” di sini mengacu pada kata “organisasi yang karena core
business-nya bertanggung jawab atas sistem perencanaan” yaitu seluruh
proses/ tahapan perencanaan mulai dari perencanaan/ formulasi rencana,
fasilitasi pelaksanaan rencana, monitoring dan evaluasi, hingga pelaporan
pelaksanaan rencana;
2. Kata “andal” di sini berarti bahwa Biro Perencanaan diharapkan mempunyai
kemampuan dalam menyediakan dokumen perencanaan pembangunan
industri yang akuntabel, berkualitas (dilaksanakan secara bertahap, terukur,
implementatif, dan up-to-date) dan tepat waktu, dan dalam memfasilitasi
terlaksananya arah dan rencana pembangunan industri;
3. Kata “profesional” di sini mengacu pada adanya kapabilitas organisasi dalam
m enyediakan seluruh. dokum en perencanaan. monitoring, evaluasi, pelaporan
pelaksanaan kebijakan dan program/kegiatan pembangunan industri yang
akuntabel, berkualitas dan tepat waktu, serta dalam memfasilitasi
terlaksananya arah dan rencana pembangunan industri.
Rencana Strategis (Renstraj
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-13-

11.2 MISI BIRO PERENCANAAN

Untuk mewujudkan visi terse but di atas, diperlukan tindakan nyata dalam
bentuk 4 (empat) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Perencanaan sebagai
berikut:

1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran pembangunan


industri;
2. Meningkatkan kualitas monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kebijakan dan program/kegiatan pembangunan industri;
3. Meningkatkan kompetensi dan kineija SDM Perencanaan;
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi Biro
Perencanaan.

11.3 TUJUAN BIRO PERENCANAAN

Visi dan misi terse but di atas diterjemahkan ke dalam tujuan Biro
Perencanaan yang akan dicapai hingga tahun 2019 yaitu : “ Terwujudnya
perencanaan yang implementatif serta evaluasi dan pelaporan yang
akuntabeV. Indikator kineija tujuan yang ingin dicapai adalah tingkat kepuasan
pelayanan penyusunan dokumen perencanaan.

11.4 SASARAN BIRO PERENCANAAN

Untuk mencapai visi, misi dan tujuan biro perencanaan maka dibuat
sasaran stragis, antara lain:

A. PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

Strategi 1:

Meningkatnya kualitas, keterkaitan, serta konsistensi perencanaan dan


penganggaran, dengan indikator kineija sasaran strategis sebagai berikut:

1. Tingkat kesesuaian rencana program dan kegiatan dengan dokum en

perencanaan (persen)
2. Nilai SAKIP Sekretariat Jenderal (nilai)
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-14-

B. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

Strategi 2 :

Meningkatnya kualitas perencanaan/ program, penganggaran dan pengendalian,


dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut:

1. Persentase anggaran yang masuk dalam catatan halaman IV DIPA (persen)


2. Nilai SAKIP Biro Perencanaan (nilai)

Strategi 3:

Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan dan laporan hasil evaluasi, dengan


indikator kineija sasaran strategis sebagai berikut:

1. Jumlah dokumen perencanaan yang berkualitas (dokumen)


2. Jumlah laporan monitoring dan evaluasi yang berkualitas (dokumen)

C. PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI

Strategi 4:

Meningkatnya kineija SDM dan Organisasi, dengan indikator kineija sasaran


strategis sebagai berikut:

1. Tingkat kineija rata-rata pegawai Biro Perencanaan (nilai)


2. Tingkat kineija Biro Perencanaan (nilai)

Strategi 5:

Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keija, dengan indikator kineija


sasaran strategis sebagai berikut:

1. Tingkat kepuasan penggunaan sarana dan prasarana keija (skala)

Dari seluruh Indikator Kinerja Sasaran Strategis, yang menjadi Indikator Kineija
Utama (IKU) Biro Perencanaan Tahun 2015-2019 adalah:

1. Tingkat kesesuaian rencana program/kegiatan dengan dokumen


perencanaan
2. Nilai SAKIP Secretariat Jenderal

Keterkaitan antar strategi pada perspektif pemanggung kepentingan, proses bisnis


internal, dan pembelajaran organisasi dapat dilihat pada Gambar II. 1.
Keberhasilan dari visi, misi, dan tujuan Biro Perencanaan tahun 2015-2019
tersebut ditentukan oleh ketercapaian dari sasaran strategi. Adapun penjelasan
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-15-

mengenai sasaran strategi dan indikator sasaran strategi dijelaskan dalam tabel
II.l.

Gambar II-1 Peta Strategi Biro Perencanaan Tahun 2015-2019

SS.1
P e rsp e k tif Meningkatnya kualitas,
Pem angku keterkaitan, serta
Kepentingan konsistensi perencanaan
dan penganggaran

*
SS2
SS.3
Meningkatnya kualitas
P e rsp e ktif P ro ses Meningkatnya kualitas
perencanaan/ program,
In tern al dokumen perencanaan dan
penganggaran dan
laporan hasil evaluasi
pengendaSian

t ♦
P e rsp e ktif SS.4 SS 5
Pem belajaran iJUlftrfcmtyf*
f ( O t f f l g Wa ftcf
f t uy m
a ,nf rliff u
f Oa rj[W
t a Cf% fU i Meningkatnya kualitas
O rganisasi dan Organisasi saranadan prasarana kerja
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-16-

Tabel II-1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
Indikator Kinerja T a rg e tJa n g ka M enengah
Kode Sasaran Strategis Penjelasan Sasaran Satuan
Sasaran Strategis Penjelasan dan Pengukuran IKSS PSW PROG SDISPI EVALAP
SS (SS) Strategis IKSS
(IKSS) 2015 2016 2017 2018 2019
T u ju a n T e r w u ju d n y a T in g k a t k e p u a s a n K e p u a s a n la y a n a n p e n y u s u n a n
p e re n c a n a a n yang p e la y a n a n d o k u m e n p ere n ca n a a n yan g
im p le m e n t a t if p en yu su n an d ib e r ik a n o le h B ir o P e r e n c a n a a n .
s e r ta e v a lu a s i d a n dokum en D iu k u r m e la lu i s u r v e y y a n g *
S k a la 1 -4 3 ,2 3 ,5 3 ,7 3 ,9 4
p e la p o r a n y a n g p e re n ca n a a n d i l a k u k a n 1 k a li d a l a m s e t a h u n
a ku n ta b e l d e n g a n s k a la 1 -4 . R e s p o n d e n :
u n it k e r ja d i k e m e n t e r ia n
p e r in d u s t r ia n

A. Pem angku Kepentingan


S S .l M e n in g k a t n y a M e w u ju d k a n T in g k a t k e s e s u a ia n D iu k u r m e la lu i k e g ia t a n p e n ila ia n
k u a llt a s , p ere n ca n a a n d an re n c a n a p ro g ra m p r o g r a m d a n k e g ia t a n ( s e b e lu m
k e t e r k a it a n , s e rta p e n g a n g g a ra n yan g d a n k e g ia t a n p e n e t a p a n D iP A I n d u k t a h u n *
P e rse n 90 90 90 95 95
k o n s is t e n s i se su ai dengan dengan dokum en y a n g d ir e n c a n a n a k a n ) y a n g
p e re n c a n a a n dan dokum en p e re n ca n a a n d ib a n d in g k a n d e n g a n d o k u m e n
p e n g a n g g a ra n p e re n ca n a a n T r ila t e r a l M e e t in g
N ila i S A K IP N i la i S A K I P S e k r e t a r i a t J e n d e r a l
S e k r e t a r ia t Je n d e r a l d in ila i o le h K e m e n t e r ia n P A N & *
N i la i 70 80 80 80 85
R B . P e n g u k u r a n d i l a k u k a n 1 k a li
d a la m s e ta h u n

B. P erspektif Pro ses Bisnis Internal


S S .2 M e n in g k a t n y a M e w u ju d k a n P e rse n ta se P e rse n ta se A n g g a ra n
k u a lit a s p en yu sun an an g gara n ya n g K e m e n t e r ia n P e r in d u s t r ia n y a n g
p ere n ca n a a n / p ere n ca n a a n yan g m a s u k d a la m d ib in t a n g i d a la m c a t a t a n
p ro g ra m , b e r k u a lit a s d an C a t a la n h a la m a n IV h a l a m a n IV D a f t a r l s i a n
p e n g a n g g a ra n m o n it o r in g D IP A P e la k s a n a a n A n g g a r a n (D IP A )
20 10 5 *
d a n p e n g e n d a lia n p e ia k s a n a a n n y a k a r e n a k e s a ia h a n d a la m P e rse n 15 5
p e r e n c a n a a n . D iu k u r d e n g a n
m e n ju m la h k a n s e lu r u h a n g g a r a n
y a n g d ib lo k ir / d ib in t a n g i d a la m
D I P A I n d u k m a s in g - m a s in g u n it
E s e lo n 1
N i la i S A K I P B i r o N ila i S A K IP B ir o P e r e n c a n a a n
*
P e re n ca n a a n y a n g p e n ila ia n n y a d ila k u k a n 1 N ila i 75 75 80 80 85
k a li d a la m s e t a h u n
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-17-
S S .3 M e n in g k a t n y a M e n in g k a t n y a J u m la h d o k u m e n D o ku m e n p e re n ca n a a n ya n g
k u a lit a s d o k u m e n dokum en p e re n ca n a a n yan g d ih a s i l k a n d a l a m j a n g k a w a k t u 1
p e re n c a n a a n dan p ere n ca n a a n d an b e r k u a lit a s t a h u n y a n g b e r k u a lit a s * * *
D okum en 11 8 8 8 10
la p o r a n h a s il e v a lu a s i y a n g
e v a lu a s i b e r k u a lit a s y a n g
d a p a t d ig u n a k a n o l e h
p im p in a n s e b a g a i J u m la h la p o r a n L a p o r a n m o n it o r in g d a n e v a lu a s i

b a h a n d a la m m o n it o r in g d a n y a n g d ih a s ilk a n d a la m ja n g k a #
D okum en 8 6 6 6 8
p e n g a m b ila n e v a lu a s i y a n g w a k t u 1 t a h u n y a n g b e r k u a lit a s

ke p u tu sa n b e r k u a lit a s

C. Perspektif Pem belajaran O rganisasi

S S .4 M e n in g k a t n y a M e w u ju d k a n S D M N i la i S K P d a n D P 3 R a t a - r a t a N i la i S K P d a n D P 3
k in e r ja S D M d a n y a n g ko m p e te n ra ta -ra ta p ega w a i p e g a w a i B ir o P e r e n c a n a a n
O r g a n is a s i s e h in g g a d a p a t B ir o P e r e n c a n a a n y a n g d iu k u r d e n g a n 3 u n s u r 87 *
N i la i *) *) *) 85
m e n in g k a t k a n p e n ila ia n : u n s u r d is ip lin , u n s u r
k in e r ja S D M d a n S K P , d a n u n s u r p r o d u k t iv it a s
o r g a n is a s i
T i n g k a t k i n e r ja B ir o N i la i k i n e r ja B ir o
P ere n ca n a a n P e re n c a n a a n b e rd a sa rk a n
t in g k a t c a p a ia n p e r ja n jia n k in e r ja
B ir o P e r e n c a n a a n y a n g d iu k u r *
N i la i *) *) *) 96 100
b e rd a sa r w a rn a d a n n ila i:
H ija u : > 9 5
K u n in g : 7 5 > x > 9 5
M e ra h : < 7 5

S S .5 M e n in g k a t n y a K e t e r s e d ia a n s a r a n a T in g k a t k e p u a s a n K e p u a s a n p e g a w a i d a la m
k u a lit a s s a r a n a d a n p r a s a r a n a k e r ja p e n g g u n a a n sa ra n a m e n g g u n a k a n sa ra n a p ra sa ra n a
S k a la ( 1 - *
dan p ra sa ra n a d a la m r a n g k a d a n p r a s a r a n a k e r ja k e r j a y a n g d is e d i a k a n *) *) ’) 8 8 ,5
10)
k e r ja B ir o m e n d u k u n g p ro se s
P e re n ca n a a n k e r ja

*) belum dijadikan indikator kinerja


* penanggung jawab
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-18-

BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN


KERANGKA KELEMBAGAAN BIRO PERENCANAAN

III.l ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI TAHUN 2015-2019

Mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2015 - 2019, Rencana Induk


Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 - 2035, dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Perindustrian 2015 - 2019, maka arah kebijakan dan
strategi pembangunan industri nasional adalah sebagai berikut:

A. INDUSTRI PRIORITAS

Dengan memperhatikan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)


tahun 2009 ditentukan 10 industri prioritas yang akan dikembangkan tahun
2015 - 2019. Kesepuluh industri prioritas tersebut dikelompokkan kedalam 6
(enam) industri andalan, 1 (satu) industri pendukung, dan 3 (tiga) industri hulu
dengan rincian sebagai berikut:

1. Industri Pangan;
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan;
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka;
4. Industri Alat Transportasi;
5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT);
6. Industri Pembangkit Energi;
7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong;
8. Industri Hulu Agro;
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan
10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara).

Pembangunan industri prioritas periode tahun 2015-2019 dilaksanakan


dengan mengacu pada rencana aksi yang telah diamanatkan oleh Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 - 2035.

B. PERWILAYAHAN INDUSTRI

Undang-Undang No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian mengamanatkan


bahwa pembangunan industri dilakukan dengan pendekatan sektoral yang
terencana dan pendekatan spasial yang terintegrasi. Pendekatan sektoral yang
terencana dilaksanakan melalui rencana pembangunan industri nasional,
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-19-

sedangkan pendekatan spasial dilaksanakan melalui pengembangan


perwilayahan industri. Cakupan pelaksanaan pengembangan perwilayahan
industri adalah Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan
Peruntukan Industri (KPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil dan
Industri Menengah (Sentra IKM).

Pengembangan perwilayahan industri dilaksanakan dalam rangka


percepatan penyebaran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sasaran pengembangan perwilayahan industri
adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan non-Migas luar Jawa


dibanding Jawa menjadi 29,36% : 70,64% pada tahun 2019;
2. Peningkatan kontribusi investasi sektor industri pengolahan non-Migas di
luar Jawa terhadap total investasi sektor industri pengolahan non-Migas
nasional;
3. Penumbuhan kawasan industri sebanyak 14 kawasan yang diprioritaskan
berada di luar Jawa sampai dengan tahun 2019; dan
4. Pembangunan 22 Sentra IKM baru.

Perwilayahan Industri dilakukan melalui percepatan penyebaran dan


pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia. Percepatan
penyebaran industri dapat dilakukan dengan pembangunan industri di luar Jawa,
atau melakukan relokasi industri eksisting di Jawa ke luar Jawa. Sedangkan,
pemerataan pembangunan industri dapat diperoleh melalui penyebaran industri
yang berdampak pada peningkatan PDRB sektor industri dan penyerapan tenaga
keija secara berimbang antara Jawa dan luar Jawa, termasuk pada daerah
tertinggal. Upaya pemerataan ini erat kaitannya dengan pembangunan pusat-
pusat pertumbuhan industri yang akan menjadi penggerak utama (prime mover)
yang akan membawa kemajuan atau peningkatan bagi daerah sekitamya. Untuk
itu perlu dilakukan penetapan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, termasuk
batas-batasnya.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-20-

C. PEMBANGUNAN SUMBERDAYA INDUSTRI

Sumber daya industri adalah sumber daya yang digunakan untuk


melakukan pembangunan industri yang meliputi: (a) pembangunan sumber daya
manusia; (b) pemanfaatan sumber daya alam; (c) pengembangan dan
pemanfaatan Teknologi Industri; (d) pengembangan dan pemanfaatan kreativitas
dan inovasi; dan (e) penyediaan sumber pembiayaan.

D. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI

Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya


saing perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang
memadai meliputi standardisasi industri, infrastruktur industri (kawasan
industri) dan sistem informasi industri.

E. PEMBANGUNAN INDUSTRI HIJAU

Pembangunan Industri Hijau bertujuan untuk mewujudkan Industri yang


berkelanjutan dalam rangka efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
alam secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelangsungan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
memberikan manfaat bagi masyarakat.

Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya


mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi
masyarakat. Lingkup pembangunan industri hijau meliputi standarisasi industri
hijau dan pemberian fasilitas untuk industri hijau.

Penerapan industri hijau dilaksanakan dengan pemenuhan terhadap


Standar Industri Hijau (SIH) yang secara bertahap dapat diberlakukan secara
wajib.

F. PENGEMBANGAN IKM

IKM memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Hal


tersebut dapat dilihat dari jumlah unit usaha yang beijumlah 3,4 juta unit dan
merupakan lebih dari 90 persen dari unit usaha industri nasional. Peran tersebut
juga tercermin dari penyerapan tenaga ketja IKM yang menyerap lebih dari 9,7
juta orang pada tahun 2013 dan merupakan 65,4 persen dari total penyerapan
tenaga kerja sektor industri non migas. Disamping itu IKM juga memiliki ragam
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-21-

produk yang sangat banyak, mampu mengisi wilayah pasar yang luas, dan
menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat luas serta memiliki ketahanan
terhadap berbagai krisis yang terjadi. Dengan karakteristik tersebut, maka
tumbuh dan berkembangnya IKM akan memberikan andil yang sangat besar
dalam mewujudkan ekonomi nasional yang tangguh, dan maju yang berciri
kerakyatan.

Industri Kecil dan Industri Menengah (IKM) ditetapkan berdasarkan jumlah


tenaga keija dan nilai investasi, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha. Besaran jumlah tenaga kerja dan nilai investasi untuk Industri Kecil dan
Industri Menengah ditetapkan oleh Menteri. Dalam rangka meningkatkan
pengamanan terhadap pengusaha Industri Kecil dan Menengah dalam negeri
ditetapkan bahwa Industri Kecil hanya dapat dimiliki oleh warga negara
Indonesia, dan industri menengah tertentu dicadangkan untuk dimiliki oleh
warga negara Indonesia.

III.2 A RAH KEBIJAKAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019

Mengacu pada arah kebijakan Rencana Strategi (Renstra) Kementerian


Perindustrian 2015 - 2019, dan visi, misi, tujuan, serta strategi Sekretariat
Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2015 - 2019, arah kebijakan
Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2015 - 2019 adalah
sebagai berikut:

1. Mewujudkan perencanaan yang kredibel


2. Menjadikan SDM Aparatur yang terampil, profesional, dan memiliki
kompetensi sesuai dengan tuntutan tugas
3. Mewujudkan tata kelola keuangan dan BMN yang baik dan benar
4. Mewujudkan pelayanan prima di bidang hukum, organisasi, dan tata
laksana
5. M enjadikan institusi p en didikan dan pelatihan ya n g terp ercaya dalam
pengembangan SDM industri profesional
6. Menjadikan instansi pelayanan informasi sektor industri yang prima dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
7. Mewujudkan pelayanan publik yang prima
8. Menyediakan informasi yang lengkap dan akurat
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-22-

111.3 A RAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIRO PERENCANAAN TAHUN


2015 -2019

Berdasarkan Strategi Pembangunan Industri Tahun 2015 - 2019, Strategi


Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2015 - 2019, serta dalam
rangka mencapai visi dan misi Biro Perencanaan, maka ditetapkan arah kebijakan
Biro Perencanaan tahun 2015-2019 sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran pembangunan


industri;
2. Meningkatkan kualitas monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kebijakan dan program/kegiatan pembangunan industri;
3. Meningkatkan kompetensi dan kinerja SDM Perencanaan;
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi Biro
Perencanaan.

111.4 PROGRAM

Biro Perencanaan mendukung program Sekretariat Jenderal yaitu Program


Pengembangan SDM Industri Dan Dukungan Manajemen Kementerian
Perindustrian

111.5 KEGIATAN

Dalam rangka mewujudkan visi, misi serta tujuan Biro Perencanaan, maka Biro
Perencanaan melaksanakan kegiatan “Penyusunan Perencanaan, Pemrograman,
Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian serta Koordinasi”. Adapun inisiatif
strategis atau aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh Biro Perencanaan
dalam mencapai sasaran strategis adalah sebagai berikut:
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-23-

Tabel III-l Cascading Inisiatif Strategis Biro Perencanaan Tahun 2015-2019

Indikator Kinerja
Kode Sasaran Inisiatif Strategis/
Sasaran Strategis
SS Strategis (SS) Aktivitas /Kegiatan
(IKSS)

A. Pemangku Kepentingan
SS.l Meningkatnya Tingkat Koordinasi mengenai usulan
kualitas, kesesuaian program dan kegiatan
keterkaitan, rencana kegiatan
serta dengan dokumen Sinkronisasi program terhadap
konsistensi perencanaan dokumen perencanaan (RIPIN,
perencanaan RPJMN, RKP, RENSTRA)
dan
penganggaran Koordinasi penyusunan program
dan RKA-K/L

Penyiapan kelengkapan dokumen


(ADIK, KAK, RAB, dll)

Reviu dan Penelitian program dan


RKA-K/L oleh Biro Perencanaan
dan Inspektorat Jenderal

Finalisasi RKA-K/L dan program

Nilai SAKIP Workshop Permenperin 150


Sekretariat Tahun 2011 tentang Pedoman
Jenderal Penyusunan Dokumen
Akuntabilitas Kineija Instansi
Pemerintah

Diseminasi SAKIP

Pengumpulan dan pengolahan


data dan informasi

Penyusunan dokumen LAKIP


(tahun sebelumnya)

Penyiapan kelengkapan dokumen


pendukung untuk penilaian
SAKIP

Reviu LAKIP Kementerian


Perindustrian
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-24-

Indikator Kineija
Kode Sasaran Inisiatif Strategis/
Sasaran Strategis
SS Strategis (SS) Aktivitas /Kegiatan
(IKSS)

Penyusunan draft dokumen


LAKIP (tahun berjalan)

B. Perspektif Proses Bisnis Internal


SS.2 Meningkatnya Persentase Persiapan (Rapat koordinasi,
kualitas anggaran yang rapat persiapan, dll)
perencanaan/ masuk dalam
program, catatan halaman Penyiapan kelengkapan dokumen
penganggaran IV DIPA
dan Sosialisasi BAS dan PMK
pengendalian 196/2015

Penyusunan dan penelaahan


RKA-K/L

Melaksanakan finalisasi RKA-K/L


Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-25-

Indikator Kineija
Kode Sasaran Inisiatif Strategis/
Sasaran Strategis
SS Strategis (SS) Aktivitas /Kegiatan
(IKSS)

Nilai SAKIP Biro Workshop Permenperin 150


Perencanaan Tahun 2011 ten tang Pedoman
Penyusunan Dokumen
Akuntabilitas Kineija Instansi
Pemerintah

Diseminasi SAKIP

Pengumpulan dan pengolahan


data dan informas

iPenyusunan dokumen LAKIP


(tahun sebelumnya)

Penyiapan kelengkapan dokumen


pendukung untuk penilaian
SAKIP

Reviu LAKIP Biro Perencanaan

Penyusunan draft dokumen


LAKIP (tahun berjalan)
SS.3 Meningkatnya Jumlah dokumen Persiapan (Rapat koordinasi,
kualitas Perencanaan yang rapat persiapan, dll)
dokumen berkualitas
perencanaan Pengumpulan dan pengolahan
dan laporan data dan informasi
hasil evaluasi
Pelaksanaan FGD, rapat
koordinasi, dll

Penyusunan dokumen
perencanaan
Jumlah laporan Persiapan (Rapat koordinasi,
m on itorin g dan rapat persiapan, dll)
evaluasi
Pengumpulan dan pengolahan
data dan informasi

Pelaksanaan FGD, rapat


koordinasi, rapat evaluasi
pelaksaan program dan kegiatan,
dll

Penyusunan laporan monitoring


dan evaluasi
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-26-

Indikator Kineija
Kode Sasaran Inisiatif Strategis/
Sasaran Strategis
SS Strategis (SS) Aktivitas /Kegiatan
(IKSS)

C. Perspektif Pembelajaran Organisasi


SS.4 Meningkatnya Nilai SKP dan DP3 Mengikuti
kinerja SDM pegawai Biro diklat /pelatihan /workshop
dan Perencanaan
Organisasi Pemantauan nilai produktifitas,
SKP, dan absensi pegawai

Melaksanakan peningkatan
kapasitas SDM Biro Perencanaan

Tingkat kineija Melaksanakan Koordinasi Tata


Biro Perencanaan Usaha, Kepegawaian, Dan
Manajemen Kinerja Biro
Perencanaan
SS.5 Meningkatnya Tingkat kepuasan Melakukan perhitungan
kualitas penggunaan kebutuhan sarana dan prasaran
sarana dan sarana dan kerja
prasarana prasarana keija Melakukan pengadaan sarana
kerja Biro dan prasarana keija
Perencanaan Melakukan pemeliharaan sarana
dan prasarana keija
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-27-

III.6 KERANGKA KELEMBAGAAN

A. STRUKTUR ORGANISASI BIRO PERENCANAAN

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mengalami perubahan


dinamis dari waktu ke waktu. Sehingga dinamisasi tersebut juga mendorong
organisasi pemerintah yang membidangi sektor industri dalam hal ini
Kementerian Perindustrian untuk berubah agar dapat menyesuaikan diri dengan
tuntutan perkembangan industri. Sebagai bagian dari Kementerian Perindustrian,
Biro Perencanaan perlu menyesuaikan struktur organisasinya dalam rangka
mewujudkan efektifitas organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang
diamanatkan oleh Permenperin Nomor 107/M-IND/PER/11/2015. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Biro Perencanaan mempunyai fungsi sebagai
berikut:

1. penyiapan koordinasi dan penyusunan perencanaan lintas sektoral dan


perencanaan wilayah;
2. penyiapan koordinasi dan penyusunan program dan anggaran, serta analisis
program dan anggaran;
3. penyiapan koordinasi dan penyusunan perencanaan dukungan sumber daya
industri, investasi industri, dan sarana prasarana industri;
4. penyiapan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan program, evaluasi kinerja
industri, analisis data dan pelaporan; dan
5. pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan
kineija, tata usaha, dan rumah tangga biro.
Untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut di atas, Biro Perencanaan
dibagi ke dalam 4 (empat) bagian yaitu :

1. Bagian Perencanaan Lintas Sektoral dan Wilayah.


2. Bagian Program dan Anggaran.
3. B agian Perencanaan D ukun gan Sum ber Daya, Investasi, dan Sarana

Prasarana Industri.
4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan.

Keempat bagian tersebut disketsakan oleh Gambar III-1 berikut ini.


Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-28-

Gambar III-1 Struktur Organisasi Biro Perencanaan Berdasarkan Permenperin


Nomor I07/M-IND/PER/11/2015

Struktur organisasi tersebut merupakan hasil perubahan di tahun 2015


dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang


mengamanatkan manajemen ASN secara profesional mempersyaratkan
perangkat organisasi yang tepat fungsi;
2. Struktur organisasi Biro Perencanaan dinilai sudah tidak sesuai dengan
tuntutan pembangunan industri dewasa ini. Impelemtasi UU Nomor 3 Tahun
2014 menuntut agar Kementerian Perindustrian tak terkecuali Biro
Perencanaan bekeija lebih baik lagi ke depan. Hal ini dapat dilakukan apabila
didukung oleh desain perangkat organisasi yang tepat;
3. Selama 5 (lima) tahun terakhir, beban keija masing-masing bagian di Biro
Perencanaan sangat bervariasi. Dari 4 (empat) bagian yang ada, terdapat
beberapa bagian yang memiliki beban kerja dan intensitas pekeijaan yang
tinggi sementara beberapa bagian lainnya memiliki beban keija dan intensitas
pekerjaan yang rendah. Sehingga masalah tersebut menuntut pemekaran
bagian yang memiliki beban keija dan intensitas pekeijaan yang tinggi, dan
melakukan penggabungan pada bagian-bagian yang memiliki beban keija dan
intensitas pekeijaan yang rendah.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-29-

Restrukturisasi bagian-bagian yang ada di Biro Perencanaan diharapkan


dapat menjawab tuntutan pembangunan industri ke depan dan dapat
memberikan solusi atas permasalahan keija yang dihadapi selama ini. Struktur
organisasi baru Biro Perencanaan diharapkan dapat menjalankan fungsi sebagai
berikut:

1. Penyiapan koordinasi dan penyusunan perencanaan lintas sektoral dan


perencanaan wilayah;
2. Penyiapan koordinasi dan penyusunan program dan anggaran, serta
analisis program dan anggaran;
3. Penyiapan koordinasi dan penyusunan perencanaan dukungan sumber
daya industri, investasi industri, dan sarana prasarana industri;
4. Penyiapan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan program, evaluasi kineija
industri, analisis data dan pelaporan; dan
5. Pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan
kineija, tata usaha, dan rumah tangga biro.

B. MANAJEMEN SDM APARATUR BIRO PERENCANAAN

Dalam mewujudkan visi dan tujuan Kementerian Perindustrian dan


Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian, secara internal Biro
Perencanaan harus didukung oleh ketersediaan SDM Aparatur yang profesional
dan berintegritas, baik dari segi kuantitas dan kualitas. Biro Perencanaan dalam
menjalankan fungsinya membutuhkan SDM Aparatur yang memiliki kecakapan
dalam melaksanakan koordinasi dan menyusun perencanaan lintas sektoral dan
wilayah, program dan anggaran, perencanaan dukungan sumber daya dan
investasi industri, serta evaluasi dan pelaporan. Pelaksanaan pembangunan
industri.

Implementasi UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)


memberikan angin segar bagi upaya manajemen ASN Biro Perencanaan. Dalam
UU tersebut dijelaskan bahwa manajemen ASN bertujuan untuk menghasilkan
SDM Aparatur yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan pada kualifikasi,


kompetensi dan kinerja tanpa diskriminasi (merit system). Manajemen ASN sendiri
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-30-

terbagi atas Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Manajemen Pegawai
Pemerintah dengan Peijanjian Kerja (PPPK). Manajemen PNS meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kineija, penggajian
dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan
jaminan hari tua, dan perlindungan. Sementara itu, Manajemen PPPK meliputi
penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kineija, gaji dan tunjangan,
pengembangan kompetensi, penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan
peijanjian keija, dan perlindungan.

Pelaksanaan manajemen ASN di lingkungan Biro Perencanaan masih harus


terus ditingkatkan untuk mengoptimalkan dukungan SDM Aparatur terhadap
pencapaian tujuan organisasi. Kineija SDM Aparatur yang optimal akan
menciptakan efektifitas kineija organisasi dalam mendukung pencapaian visi dan
misi Biro Perencanaan. Namun permasalahan pokok yang belum terselesaikan
dalam pelaksanaan manajemen ASN di lingkungan Biro Perencanaan, yaitu :

1. Jumlah SDM saat ini yang belum memadai. Hal ini ditambah dengan kondisi
dimana dalam kurun waktu 2015-2019, beberapa pegawai memasuki masa
pensiun;
2. SDM Biro Perencanaan saat ini belum cukup dibekali dengan skill
perencanaan;
3. Pejabat fungsional perencana di lingkungan Kementerian Perindustrian belum
dikelola dan diberdayakan secara optimal. ; UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) mengamanatkan SDM profesional dan
pengembangan kelompok jabatan fungsional dalam sebagai pilar utama
dalam melaksanakan tugas dan fungsi;
4. Belum tersedianya analisis kebutuhan Diklat SDM Aparatur sesuai dengan
jabatan yang disandangnya akibat belum tersedianya standar kompetensi
jabatan itu sendiri. Analisis kebutuhan Diklat jabatan yang sesuai dengan
kompetensi jabatan sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan pegawai terhadap kinerjanya. Ironi yang sering teijadi adalah
keikutsertaan Diklat yang tidak tepat sasaran, yakni ketidaksesuaian
substansi Diklat dengan tugas dan fungsi yang dilaksanakan di unit keija
pegawai.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-31-

Dalam menghadapi tantangan pembangunan industri tahun 2015-2019,


beberapa hal yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas ASN di lingkungan Biro Perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan dan pemberdayaan pejabat fungsional perencana;


2. Sebagian besar SDM di Biro Perencanaan diwajibkan mengikuti Diklat
Perencanaan dan diusulkan menjadi fungsional perencana sebagai
kelompok jabatan yang menjalankan tugas substansi, sementara sebagian
lainnya akan mengisi jabatan yang melaksanakan tugas pendukung;
3. Perhitungan kebutuhan SDM Aparatur yang tepat sesuai Analisis Beban
Kerja dan Peta Jabatan unit organisasi perlu dilaksanakan secara rutin
setiap tahun untuk mengetahui jumlah pegawai yang ada (bezetting),
pegawai pensiun, mutasi, meninggal dunia, dan untuk mengantisipasi
perubahan organisasi sehingga dapat menggambarkan kekurangan/
kelebihan jumlah pegawai pada setiap jabatan. Perhitungan kebutuhan SDM
Aparatur meliputi pendataan jumlah pejabat struktural, pejabat fungsional,
pelaksana dan PPPK.
4. Analisis kebutuhan Diklat ASN dapat dilakukan dengan menyelenggarakan
Diklat dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Biro
Perencanaan, Biro Perencanaan ke depan akan mengadakan Diklat yang
bertujuan untuk meningkatkan:
a) Kualitas perencanaan dan penganggaran;
b) Kerjasama program dan anggaran pembangunan industri;
c) Efektifitas kineija program;
d) Solidaritas dan team building;
e) Kemampuan dalam menganalisis keekonomian proyek;
f) Kualitas laporan dan evaluasi;
g) Dukungan bagi peningkatan kinerja sektor industri;
h) K u a lita s P e ja b a t F u n g s io n a l P e ren c a n a .

Untuk mewujudkan SDM perencanaan yang kompeten di bidangnya, Biro


Perencanaan dan/atau SDM Biro Perencanaan d a p a t:

1. Menyelenggarakan Diklat secara mandiri;


2. Berpartisipasi pada Diklat non-gelar dan/atau Diklat dengan gelar yang
diselenggarakan oleh Pusdiklat Industri, Bappenas, dan/atau lembaga lain;
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-32-

3. Mengikuti internship/magang pada lembaga penelitian, lembaga


internasional, atau perusahaan industri manufaktur di dalam maupun di
luar negeri.

Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas ASN di lingkungan Biro


Perencanaan diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pencapaian visi-
misi dan tujuan Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal, dan Kementerian
Perindustrian.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-33-

BAB IV. TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

IV. 1 TARGET KINERJA

Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan pada tahun 2015-2019,
Biro Perencanaan akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan arah kebijakan
dan strategi serta struktur organisasi Biro Perencanaan yang telah dijabarkan
pada Bab III. Berikut ini kegiatan Biro Perencanaan tahun 2015-2019.

Kegiatan Penyusunan, Perencanaan, Pemrograman, Penganggaran, Pemantauan,


Evaluasi dan Pengendalian serta Koordinasi dilaksanakan dengan sasaran
kegiatan, indikator, dan target sebagai berikut:

Tabel V I-1 Sasaran dan Indikator Kegiatan Penyusunan, Perencanaan,


Pemrograman, Penganggaran, Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian serta
Koordinasi Tahun 2015-2019

Target
Kegiatan Sasaran Kegiatan/lndikator Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Penyusunan, Perencanaan/Program, Penganggaran
Dokumen 11 8 8 8 10
Perencanaan, dan Pengendalian
Pemrograman, Persentase Anggaran yang masuk dalam
Persen 20 15 10 5 5
Penganggaran, catatan halaman IV DIPA
Pemantauan, Pemantauan, Analisa, dan Evaluasi Dokumen 8 6 6 6 8
Evaluasi dan
Nilai SAKIP Sekretariat Jenderal Nilai 70 80 80 80 85
Pengendalian
serta Koordinasi Dokumen 8 6 6 6 8
Jumlah laporan monitoringdan evaluasi
Layanan Fungsional Perencana Bulan 12 12 12 12 12

Penambahanjumlah fungsional
perencana di Kementerian Orang 8 8 8 8 8
perindustrian
Layanan Perkantoran Bulan 12 12 12 12 12

Tingkat kepuasan layanan perkantoran Persen 75 80 80 85 85

IV.2 KERANGKA PENDANAAN

Dalam rangka mencapai sasaran strategis Biro Perencanaan tahun 2015-


2019, dibutuhkan pendanaan bagi kegiatan sebagaimana yang dijabarkan di atas.
Kebutuhan pendanaan Biro Perencanaan untuk tahun 2015-2019 adalah sebagai
berikut:
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-34-

Tabel VI-2 Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Biro Perencanaan

PROGRAM/KEGI ALOKASI ANGGARAN (Rp Juta)


NO
ATAN/OUTPUT 2015 2016 2017 2018 2019
A Pengembangan SDM Industri Dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian

1 Kegiatan Penyusunan, Perencanaan, Pemrograman, Penganggaran, Pemantauan,


Evaluasi dan Pengendalian serta Koordinasi
Perencanaan/
Program,
15,433,376 15,960,347 16,153,169 16,367,577 16,458,637
Penganggaran
dan Pengendalian
Pemantauan,
Analisa, dan 3,186,003 3,891,422 2,648,695 3,057,578 3,158,963
Evaluasi
Layanan
Fungsional 594,880 916,930 823,569 850,788 899,255
Perencana
Layanan
1,752,386 1,604,863 1,657,005 1,690,058 1,710,256
Perkantoran
TOTAL 20,966,645 22,373,562 21,282,438 21,966,001 22,227,111

Rincian kineija dan kebutuhan pendanaan untuk masing-masing program dan


kegiatan disajikan pada matriks kinerja dan pendanaan sebagaimana terdapat
pada lampiran rencana strategis ini.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-35-

BAB V. PENUTUP

Rencana strategis Biro Perencanaan tahun 2015-2019 merupakan rencana


keija jangka menengah yang disusun berdasarkan Tugas dan Fungsi Biro
Perencanaan dan UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Rencana strategis tersebut juga merupakan penjabaran
program, kegiatan, sasaran, dan indikator kineija dalam upaya untuk mencapai
visi dan misi Biro Perencanaan selama lima tahun. Penyusunan Renstra
dilakukan secara sistematis, komprehensif, integratif, dan sinergis dengan Peta
Strategi dan Key Performance Indicator (KPI) agar penggunaan sumber daya yang
tersedia dapat dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif. Rencana Strategis
Biro Perencanaan di reviu secara berkala setiap tahunnya dan dilakukan
penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan kebijakan.

Kegiatan-kegiatan tahunan telah disusun dan direncanakan berdasarkan


kondisi lingkungan saat ini. oleh karena itu seiring dengan beijalannya waktu
pelaksanaan, kegiatan-kegiatan tersebut dapat diperkaya sesuai dengan
perubahan lingkungan yang ada ketika menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT).

Renstra Biro Perencanaan ini diharapkan mampu meningkatkan kineija dan


memberikan kejelasan terhadap tahap-tahap pencapaian visi dan misi Biro
Perencanaan secara sistematis sehingga Renstra tersebut dapat dipergunakan
sebagai road map dalam pelaksanaan tupoksi.
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-36-

LAMPIRAN
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-37-

LAM PI RAN 1 : Capaian Kineija Biro Perencanaan Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

IN D IK A T O R K IN E R JA Satuan
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Maksimal anggaran yang


diblokir dari pagu defenitif 15 12 15 20 10 10 10 24 9 10 Persen
Kemenperin
Tingkat ketepatan waktu
- - - - - - 85 85,65 85 95,55 Persen
pelaksanaan kegiatan

Maksimal revisi DIPA dari Pagu


15 11,6 15 19,64 10 10 10 10 9 9 Persen
Kemenperin tahun berjalan

Minimal realisasi anggaran


80 87,22 80 84,06 85 98 85 83,9 90 91,53 Persen
Kemenperin
Rencana Strategis (Renstra)
Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
-38-
LAMPIRAN 2 : Matriks Kinerja dan Pendanaan Biro Perencanaan Tahun 2015-2019
Sasaran Program (Outcom e)/ Sasaran Kegiatan Target Alokasi Anggaran (Rp Juta) Organisasi
Program /Kegiatan Satuan
(Output)/lndikator 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Pelaksana
Pengembangan SDM Industri Sekretariat
Dan Dukungan Manajemen Jenderal
Kementerian Perindustrian Perspektif Pemangku Kepentingan
M eningkatkan kualitas, keterkaitan, serta
konsistensi perencanaan dan penganggaran
Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan
Persen 90 90 90 95 95
dokumen perencanaan
Nilai SAKIP Sekretariat Jenderal Nilai 70 75 80 80 85
Perspektif Bisnis Internal
M eningkatkan kualitas perencanaan/ program,
penganggaran dan pengendalian
Persentase anggaran yang masuk dalam catatan
Persen 20 15 10 5 5
halaman IV DIPA
Nilai SAKIP Biro Perencanaan Nilai 70 75 80 80 85
Perspektif Pembelalaran Organisasi
M eningkatnya kualitas dokum en perencanaan
dan laporan hasil evaluasi
Jumlah dokumen perencanaan yang berkualitas
Dokumen 11 8 8 8 10

Jum lah laporan m onitoring dan evaluasi yang


Dokumen 8 6 6 6 8
berkualitas
Meningkatkan kinerja SDM dan Organisasi
Nilai SKP dan DP3 pegawai Biro Perencanaan Persen 85 90 90 90 90
Tingkat kinerja Biro Perencanaan Persen 85 85 87 87 89
Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana
kerja Biro Perencanaan
Tingkat kepuasan penggunaan sarana dan
Persen 80 80 85 85 90
prasarana kerja
Penyusunan, Perencanaan, Biro
20,966,645 22,373,562 166,660,967 21,966,001 170,354,842
Pemrograman, Perencanaan
Penganggaran, Pemantauan, Perencanaan/Program, Penganggaran dan
Dokumen 11 8 8 8 10 15,433,376 15,960,347 161,531,698 16,367,577 164,586,368
Evaluasi dan Pengendalian Pengendalian
serta Koordinasi Persentase Anggaran yang masuk dalam
Persen 20 15 10 5 5
catatan halaman IV DIPA
Pemantauan, Analisa, dan Evaluasi Dokumen 8 6 6 6 8 3,186,003 3,891,422 2,648,695 3,057,578 3,158,963
Nilai SAKIP Sekretariat Jenderal Nilai 70 75 80 80 85
Jumlah laporan monitoring dan evaluasi Dokumen 8 6 6 6 8
Layanan Fungsional Perencana Bulan 12 12 12 12 12 594,880 916,930 823,569 850,788 899,255
Penambahan jumlah fungsional perencana di
8 8 8 8 8
Kementerian perindustrian
Layanan Perkantoran Bulan 12 12 12 12 12 1,752,386 1,604,863 1,657,005 1,690,058 1,710,256
Tingkat kepuasan layanan perkantoran Persen 75 80 80 85 85

Anda mungkin juga menyukai