Anda di halaman 1dari 174

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2016

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA AIR

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2016
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA AIR

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
i
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

ii Kata Pengantar
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Ringkasan Eksekutif

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) merupakan salah satu unit
kerja dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR). Tugas Puslitbang SDA adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan
di bidang sumber daya air yang terutama mendukung pelaksanaan tugas pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum bidang sumber daya air. Bentuk dukungan yang diberikan Puslitbang SDA berupa
hasil penelitian dan pengembangan, advis teknis, dan layanan pengujian laboratorium. Pusat Litbang
SDA diberikan kewenangan dalam hal penggunaan sumber daya organisasi berupa anggaran, sumber
daya manusia, dan sarana prasarana untuk dapat mencapai target dan sasaran yang telah ditetapkan,
termasuk memberikan kontribusi pencapaian sasaran program dan sasaran strategis pada jenjang
diatasnya, yaitu Badan Litbang dan Kementerian PUPR. Sebagai wujud akuntabilitas dalam hal
penggunaan sumber daya tersebut, maka setiap tahun Pusat Litbang SDA harus
mempertanggungjawabkan pengelolaannya dibandingkan dengan penetapan kinerja yang telah
diperjanjikan dalam Laporan Kinerja. Atas dasar tersebut, Puslitbang SDA menyusun Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban berupa laporan evaluasi secara
mandiri.

Sasaran dan realisasi Indikator Kinerja Program yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) sekaligus
kontribusi Pusat Litbang SDA (Eselon II) untuk outcome Badan Litbang (Eselon I) tahun 2016 adalah
sebagai berikut:

 Meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh stakeholders berupa Jumlah teknologi yang


termanfaatkan dapat sepenuhnya tercapai sebanyak 6 unit (capaian: 100%)
 Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada stakeholders berupa Indeks kepuasan pelanggan
terhadap: 1) Layanan advis teknis dapat tercapai 89,33% dari target sebesar 74% (tingkat capaian:
121%); 2) Layanan Uji Laboratorium dapat tercapai 76,62% dari target sebesar 72% (capaian:
106,42%); sedangkan 3) Proses sertifikasi yang diterbitkan, belum dilakukan pengukuran
kepuasan pelanggannya.

Adapun dalam hal Indikator Kinerja Kegiatan atau kinerja skala output Pusat Litbang SDA pada tahun
2016, dari 22 (duapuluh dua) indikator yang dikelompokkan ke dalam 5 (lima) sasaran kegiatan, 19
(sembilan belas) indikator dapat memenuhi target (100%). Adapun 3 (tiga) indikator lainnya adalah
sebagai berikut:

 Jumlah Perumusan SPM (R-3) dapat tercapai 12 Naskah dari target sebanyak 10 (tingkat capaian:
120%);
 Jumlah Advis Teknis dan Pendampingan Teknis dapat tercapai 82 Rekomendasi Teknis dari target
sebanyak 34 (tingkat capaian: 241,18%); sementara
 Jumlah Penerimaan PNBP, hanya dapat tercapai sebesar Rp1.647.058.372,- dari target
Rp2.292.675.000,- (tingkat capaian: 71,84%)

Ringkasan Eksekutif iii


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Capaian Pusat Litbang SDA dihasilkan dengan penyerapan anggaran sebesar Rp152.253.220.000 atau
91,63% dari alokasi pagu Rp166.175.206.000 dengan komposisi sebagai berikut:

- Kegiatan Litbang sebesar Rp81.644.611.000 (49,13%) dapat terserap 85,92% (2015: 97,20%);
- Kegiatan Non-Litbang sebesar Rp20.763.635.000 (12,50%) dapat terserap 96,25% (2015:
97,33%); dan
- Kegiatan Layanan Perkantoran sebesar Rp63.766.960.000 (38,37%) dapat terserap 97,40%
(2015: 97,75%).

Berdasarkan pelaksanaan dan pencapaian kinerja tahun 2016, terdapat sejumlah permasalahan /
kendala yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kinerja, diantaranya sebagai berikut:

- Terjadinya kerusakan pada sejumlah peralatan yang mendukung kegiatan penelitian dan
pengembangan;
- Terdapat kegiatan litbang yang mengadopsi teknologi baru yang didorong untuk menjadi
prototip dengan anggaran hasil refocussing pada bulan April. Teknologi tersebut sebelumnya
harus melalui beberapa tahap penelitian, namun uji model fisik skala laboratorium, desain dan
pembuatan prototip dilaksanakan pada tahun yang sama.
- Kegiatan yang bersumber dari pinjaman luar negeri (loan) baru dipastikan pada pertengahan
tahun anggaran (APBN-P) dan perpanjangan loan agreement masih dalam proses, sehingga
menghambat proses pelaksanaan lelang.

Adapun rekomendasi yang diharapkan dapat ditindaklanjuti pada pelaksanaan kinerja kedepan
diantaranya adalah sebagai berikut:

- Tahun 2017 perencanaan kegiatan litbang bidang sumber daya air harus lebih banyak
diarahkan pada penerapan-penerapan teknologi terbatas (pilot project);
- Perencanaan untuk target penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) perlu lebih
dioptimalkan;
- Pelaksanaan kegiatan yang terkait langsung dengan penelitian dan pengembangan harus
dapat didorong penyelesaiannya dengan batas waktu paling lambat bulan Oktober, sehingga
pada bulan November dan Desember difokuskan pada penyusunan Laporan dan Output
Kegiatan, serta persiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tahun 2018.

iv Ringkasan Eksekutif
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif ............................................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................................................. v
Daftar Tabel .......................................................................................................................................... vii
Daftar Gambar ....................................................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ............................................................................... 2
1.2.1 Tugas dan Fungsi ...................................................................................................... 2
1.2.2 Struktur Organisasi................................................................................................... 3
1.3 Isu Strategis ........................................................................................................................ 5
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ............................................................................................................ 9
2.1 Perencanaan Strategis........................................................................................................ 9
2.1.1 Visi dan Misi ............................................................................................................. 9
2.1.2 Tujuan .................................................................................................................... 10
2.1.3 Sasaran Strategis, Program dan Kegiatan .............................................................. 11
2.2 Rencana Kinerja Tahun 2016 ............................................................................................ 15
2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ......................................................................................... 16
2.4 Metode Pengukuran Kinerja ............................................................................................ 20
2.4.1 Formulasi Pengukuran Kinerja Output ................................................................... 20
2.4.2 Formulasi Pengukuran Kinerja Outcome ............................................................... 21
BAB 3 KAPASITAS ORGANISASI ........................................................................................................... 23
3.1 Sumber Daya Manusia ..................................................................................................... 23
3.2 Sarana dan Prasarana ....................................................................................................... 26
3.2.1 Aset Barang Milik Negara (BMN) ........................................................................... 26
3.2.2 Kapasitas Laboratorium ......................................................................................... 28
3.3 Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) ....................................................................... 29
BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA.......................................................................................................... 31
4.1 Capaian Kinerja Pusat Litbang SDA .................................................................................. 31
4.1.1 Pengukuran Kinerja Outcome ................................................................................ 31
4.1.2 Pengukuran Kinerja Output.................................................................................... 32
4.1.3 Pengukuran Kinerja Periodik (per bulan) ............................................................... 33

Daftar Isi v
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

4.1.4 Permasalahan dan Tindak Lanjut (per Triwulan) ................................................... 43


4.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Outcome ............................................................... 44
4.2.1 Sasaran Program Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi
Kebijakan .......................................................................................................................... 45
4.2.2 Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis kepada Stakeholders .. 60
4.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Output................................................................... 62
4.3.1 Sasaran Kegiatan Teknologi Terapan ..................................................................... 63
4.3.2 Sasaran Kegiatan Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan IPTEK ................... 107
4.3.3 Sasaran Kegiatan Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) ......................... 110
4.3.4 Sasaran Kegiatan Layanan Teknis dan Alih Teknologi .......................................... 112
4.3.5 Sasaran Kegiatan Layanan Dukungan Manajemen .............................................. 127
4.4 Capaian Kinerja Terhadap Rencana Jangka Menengah .................................................. 142
4.5 Realisasi Anggaran .......................................................................................................... 144
4.5.1 Perbandingan Kinerja Keuangan .......................................................................... 144
4.5.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pencapaian Kinerja Keuangan ............................. 145
4.6 Analisis Efisiensi dan Efektivitas Kinerja ......................................................................... 146
4.7 Penghargaan ................................................................................................................... 149
4.8 Tindak Lanjut Atas Rekomendasi LKIP Tahun 2015 ........................................................ 150
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................................ 153
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 153
5.2 Rekomendasi .................................................................................................................. 153
Daftar Pustaka ..................................................................................................................................... 155
Lampiran ............................................................................................................................................. 156

vi Daftar Isi
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Dukungan Pusat Litbang SDA terhadap Sasaran Strategis Ditjen SDA ............................... 5
Tabel 1.2 Kegiatan Prioritas tahun 2016 ............................................................................................ 6
Tabel 2.1 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Program / kontribusi
Outcome) .......................................................................................................................... 13
Tabel 2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan / Output) Awal
.......................................................................................................................................... 13
Tabel 2.3 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan / Output)
Revisi ................................................................................................................................ 14
Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program / kontribusi
Outcome) .......................................................................................................................... 15
Tabel 2.5 Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) ........ 15
Tabel 2.6 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (PK) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program / kontribusi
Outcome) .......................................................................................................................... 17
Tabel 2.7 Lingkup Lembaga Inspeksi Puslitbang Sumber Daya Air yang Sudah Terakreditasi ........ 18
Tabel 2.8 Perjanjian Kinerja (PK) Revisi Pusat Litbang SDA Tahun 2016 (Sasaran Kegiatan / Output)
.......................................................................................................................................... 19
Tabel 2.9 Kriteria Pemenuhan Outcome Teknologi Termanfaatkan................................................ 21
Tabel 3.1 Aset Barang Milik Negara Pusat Litbang SDA Tahun 2016 ............................................... 27
Tabel 3.2 Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA dan Lingkup Layanan Pengujiannya ..... 28
Tabel 3.3 DIPA Pusat Litbang SDA Tahun Anggaran 2016 ............................................................... 30
Tabel 3.4 Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA Tahun 2015-2017 ............................................. 30
Tabel 4.1 Pengukuran Kinerja Program (Kontribusi Outcome) Pusat Litbang SDA Tahun 2016 ...... 32
Tabel 4.2 Pengukuran Kinerja Kegiatan (Output) Pusat Litbang SDA Tahun 2016 .......................... 32
Tabel 4.3 Pengukuran Kinerja Bulan Januari Sampai Dengan Bulan April Berbasis Data Capaian
Fisik e-Monitoring............................................................................................................. 34
Tabel 4.4 Pengukuran Kinerja Bulan Mei Sampai Dengan Bulan Agustus Berbasis Data Capaian
Fisik e-Monitoring............................................................................................................. 37
Tabel 4.5 Pengukuran Kinerja Bulan September Sampai Dengan Bulan Desember Berbasis Data
Capaian Fisik e-Monitoring............................................................................................... 40
Tabel 4.6 Permasalahan dan Tindak Lanjut per Triwulan Dalam Rangka Pencapaian Kinerja Tahun
2016 .................................................................................................................................. 43
Tabel 4.7 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor . 47
Tabel 4.8 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Lining Saluran dan Box Tersier Berbahan
Ferosemen ........................................................................................................................ 50
Tabel 4.9 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Bangunan Pengendali Paras Muka Air di
Lahan Gambut (Drainpile) ................................................................................................ 52
Tabel 4.10 Strategi Revitalisasi Danau Tempe ................................................................................... 53
Tabel 4.11 Rencana Revitalisasi Danau Tempe (3 Tahap) oleh BBWS Pompengan Jeneberang ....... 54
Tabel 4.12 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Revitalisasi Danau ..................................... 55

Daftar Tabel vii


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Tabel 4.13 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pengaman Pantai dengan Blok Beton 3B .. 58
Tabel 4.14 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambut ..... 59
Tabel 4.15 Layanan PULSA Pusat Litbang SDA tahun 2015-2016 ...................................................... 60
Tabel 4.16 Tabulasi dan Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Layanan Advis Teknis .................... 61
Tabel 4.17 Tabulasi dan Pengolahan Data Persepsi Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji
Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA tahun 2016 ........................................... 62
Tabel 4.19 Upaya-Upaya yang Perlu Dilakukan Dalam Implementasi Pengembangan Irigasi di Setiap
Kelas Potensi................................................................................................................... 108
Tabel 4.20 Daftar Penyelenggaraan Pameran Pusat Litbang SDA Tahun 2016 ............................... 112
Tabel 4.21 Daftar Layanan Advis Teknis oleh Puslitbang SDA tahun 2016 ...................................... 113
Tabel 4.22 Daftar Layanan Pendampingan Teknis oleh Puslitbang SDA tahun 2016 ...................... 114
Tabel 4.23 Daftar Layanan Home Doctor oleh Puslitbang SDA tahun 2016 .................................... 116
Tabel 4.24 Kronologis Revisi DIPA Satuan Kerja di Lingkungan Pusat Litbang SDA Tahun 2016 ..... 128
Tabel 4.25 DIPA Pusat Litbang SDA Tahun 2017 .............................................................................. 128
Tabel 4.26 Pemantauan dan Evaluasi Kandidat Outcome 2016 Bidang SDA ................................... 130
Tabel 4.27 Daftar Paten dan Proses Paten Hasil Litbang SDA sampai Tahun 2016 ......................... 135
Tabel 4.28 Capaian Kinerja Outcome Terhadap Rencana Strategis 2015-2019............................... 142
Tabel 4.29 Capaian Kinerja Output Terhadap Rencana Strategis 2015-2019 .................................. 142
Tabel 4.30 Perbandingan Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA 2014-2016 (Berdasarkan Jenis
Belanja) ........................................................................................................................... 145
Tabel 4.31 Realisasi Keuangan dan Fisik Satuan Kerja (e-Monitoring) Tahun 2016 ........................ 145
Tabel 4.32 Perbandingan Input, Output, dan Harga setiap Output pada RKT, PK dan Capaian /
Realisasi Pusat Litbang SDA tahun 2016 ......................................................................... 147
Tabel 4.33 Tindak Lanjut Rekomendasi LKIP 2015 ........................................................................... 150

viii Daftar Tabel


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air .................. 4
Gambar 1.2 Struktur Organisasi UPT / Balai di Lingkungan Pusat Litbang SDA .................................. 4
Gambar 2.1 Prosedur Layanan Advis Teknis ..................................................................................... 18
Gambar 3.1 Grafik Jumlah Pegawai di Lingkungan Pusat Litbang Sumber Daya Air ......................... 23
Gambar 3.2 Grafik Perbandingan Jumlah Pegawai Laki-Laki dan Perempuan di Pusat Litbang SDA ....
....................................................................................................................................... 24
Gambar 3.3 Grafik Sebaran Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan .. 24
Gambar 3.4 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Golongan ........................................... 25
Gambar 3.5 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Jabatan Fungsional ............................ 25
Gambar 4.1 Alat Pengukur Rekahan Tanah (Ekstensometer) Dipasang dengan Logger Dan Modem
GSM Pada Blok Longsoran di Desa Cibangkong, Kab. Banyumas .................................. 45
Gambar 4.2 Alat Pemantau Banjir (AWLR) dan Alat Penakar Hujan (ARR) Dipasang dengan Logger
Dan Modem GSM Pada Blok Longsoran di Desa Cibangkong, Kab. Banyumas ............. 46
Gambar 4.3 Parameter Keadaan Kritis pada Sistem Peringatan Dini Longsor dan Banjir ................. 46
Gambar 4.4 Alur Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor............................................................... 47
Gambar 4.5 Sistim Tulangan Ferosement (Balai Irigasi, 2012) dan Karakteristik terhadap lentur ... 48
Gambar 4.6 Proses Pembuatan dan Pemasangan Saluran Pembawa Sistim Pra Cetak.................... 49
Gambar 4.7 Proses Pemasangan Bangunan Bagi Tersier (Box Tersier) ............................................. 49
Gambar 4.8 Kondisi Bangunan Bagi Tersier dan Saluran Pembawa Pra Cetak (Kondisi 2016) ......... 49
Gambar 4.9 Desain Final Drain pile Sei Ahas dengan Material Beton ............................................... 51
Gambar 4.10 Drain Pile Sei Ahas yang Terbangun dengan Material Beton Tahun 2013 / 2014 ......... 51
Gambar 4.11 Kondisi Drain pile / Canal Blocking Sei Ahas pada Tahun 2016 ..................................... 51
Gambar 4.12 Peta Layout Revitalisasi Danau Tempe (Galian dan Pulau Buatan / DED Ditjen SDA)... 54
Gambar 4.13 Denah dan Potongan Melintang Tepian Rencana Pulau Buatan di Danau Tempe (DED
Ditjen SDA) ..................................................................................................................... 55
Gambar 4.14 Blok Beton 3B yang telah Dicetak dan Disusun ............................................................. 56
Gambar 4.15 Blok Beton 3B di Pantai Banyupoh, Kab. Buleleng ........................................................ 57
Gambar 4.16 Kondisi Blok Beton 3B dan Tepian yang terlindungi / Tidak Terlindungi di Pantai
Banyupoh, Kab. Buleleng (2016).................................................................................... 58
Gambar 4.17 Instalasi Pengolahan Air Baku dan Sampel Hasil Pengolahan ....................................... 59
Gambar 4.18 Kondisi Instalasi Pengolahan Air Baku (2016)................................................................ 59
Gambar 4.19 Uji Model Fisik Teknologi Pengendali Sedimen (Sabo Jangkar) Q=51,79 l/s dan Q=103,3
l/s ................................................................................................................................... 63
Gambar 4.20 Prediksi Kekeringan dengan Hujan Prediksi ECMWF tanggal 30 oktober 2015 ............ 64
Gambar 4.21 Perbandingan Debit Observasi Dari TRMM dan Debit Prediksi dari ECMWF dengan
Batasan Debit Andalan 80 dan 90 Untuk Tanggal 26 September – 27 November 2015
....................................................................................................................................... 64
Gambar 4.22 Ilustrasi Revitalisasi Waduk, Situ dan Danau ................................................................. 65

Daftar Gambar ix
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.23 Rencana (awal) dan Perubahan (Aktual) Lokasi Pemasangan Modular di Pantai
Candidasa ....................................................................................................................... 67
Gambar 4.24 Pemodelan Perletakan Pada Angkur Mooring ............................................................... 67
Gambar 4.25 Proses Pemasangan Prototip JIAT Skala Demplot ......................................................... 68
Gambar 4.26 Prototip JIAT Skala Demplot yang Terpasang (1) ........................................................... 68
Gambar 4.27 Prototip JIAT Skala Demplot yang Terpasang (2) ........................................................... 69
Gambar 4.28 Boks Tersier Precast pada Saluran Cilempung, Cilamaya Wetan, Kab. Karawang......... 69
Gambar 4.29 Mesin Press (kiri) dan Cetakan (Die) Beserta Pintu Air Karet yang Diproduksi dan
Pengujian Hidarulik Pintu Air Berbahan Karet ............................................................... 70
Gambar 4.30 Green House Balai Litbang Irigasi untuk menerapkan teknologi irigasi tetes tipe
regulating stick (PCJ Dripper) dan hidroponik NFT ........................................................ 71
Gambar 4.31 Sirkulasi Aliran Air Laboratorium Outdoor Eksisting ...................................................... 71
Gambar 4.32 Tampilan Awal Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) dan Rancangan Sistem
Manajemen Operasi Irigasi ............................................................................................ 72
Gambar 4.33 Peredam Gelombang Untuk Restorasi Tanaman Pelindung Pantai............................... 72
Gambar 4.34 Gambar 3D pompa tenaga gelombang dan Perakitan di Lapangan .............................. 74
Gambar 4.35 Potensi Ketersediaan Air di DAS Bian, Kumbe, dan Maro berdasarkan Studi Pola ....... 75
Gambar 4.36 Peta Hasil Review Sabo Plan di Kawasan Sinabung ....................................................... 77
Gambar 4.37 Pembagian Area Poligon yang Digunakan dalam Estimasi Curah Hujan Wilayah pada
Periode Ulang 2-1000 Tahun di Wilayah Kajian Gunungapi Sinabung, Kelud, dan
Gamalama ...................................................................................................................... 78
Gambar 4.38 Peta Risiko DAS Bengawan Solo Hilir (Kala Ulang Q10, Q25 dan Q50) .......................... 81
Gambar 4.39 Lokasi Ambang Alam yang dikaji di Sungai Serayu ........................................................ 81
Gambar 4.40 Foto Pola Aliran Seri-IV (Q.25th) .................................................................................... 82
Gambar 4.41 Foto Pola Aliran Seri-IV (Q.25th) .................................................................................... 83
Gambar 4.42 Denah dan Potongan Bak Ekoteknologi ......................................................................... 84
Gambar 4.43 Identifikasi Lokasi Oxbow Citarum Hulu ........................................................................ 85
Gambar 4.44 Penataan Oxbow Daraulin ............................................................................................. 85
Gambar 4.45 Konsep River Amenity Sungai Citarum .......................................................................... 87
Gambar 4.46 Erosi Lahan Tahunan Kondisi Good Management (kiri) dan Bad Manaement (kanan) ....
....................................................................................................................................... 88
Gambar 4.47 Lokasi Usulan Check Dam Di Lokasi Citarum - Majalaya................................................ 89
Gambar 4.48 Kapasitas Cek Dam dan Potensi Volume Sedimen pada Alur Sungai ............................ 90
Gambar 4.49 Peta Rekomendasi Penambangan pada Cek Dam ......................................................... 91
Gambar 4.50 Basic Desain Sabodam Mikro dan Desain Rencana Jaring Serabut Kelapa .................... 91
Gambar 4.51 Pengumpulan Data Hidrologi ......................................................................................... 93
Gambar 4.52 Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Hidrologi ........................................................ 94
Gambar 4.53 Komponen Kalibrator AWLR .......................................................................................... 95
Gambar 4.54 Hasil Uji Coba Injeksi Grouting Kimia Dan Grouting Semen .......................................... 96
Gambar 4.55 Lokasi Zona Encong Gondok Yang Dapat Diterapkan Waduk Rawapening ................... 97
Gambar 4.56 Prototipe IPAL di Danau Rawapening ............................................................................ 97
Gambar 4.57 Hasil Simulasi : Perubahan morfologi akibat erosi dan sedimentasi pada kondisi awal
reklamasi di Cengkareng Drain dan Banjir Kanal Barat (BKB) ........................................ 99
Gambar 4.58 Alternatif layout desain tanggul; tegak lurus (atas), paralel (tengah), eksisting (bawah),
untuk mengetahui dampak dari Tsunami ...................................................................... 99

x Daftar Gambar
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Gambar 4.59 Desain Tanggul Laut Tipe Dinding Tegak / Spoon Pile ................................................. 100
Gambar 4.60 Kontur Amblesan Dengan Skenario Steady Air Tanah Di Jakarta Utara Proyeksi Sampai
Tahun 2175 .................................................................................................................. 100
Gambar 4.61 Proyeksi Spasial dengan Skenario Kombinasi Tahun 2050 .......................................... 101
Gambar 4.62 Lokasi rencana pintu air di Kali Sentiong ..................................................................... 101
Gambar 4.63 Contoh Grafik Lengkung Debit di Pos Kali Cakung-Duta Kranji ................................... 102
Gambar 4.64 Kegiatan Model Hidraulik Fisik 2 Dimensi dan 3 Dimensi ........................................... 103
Gambar 4.65 Hasil Uji Coba eksisting konsentrasi parameter COD di Kali Angke............................. 103
Gambar 4.66 Rencana Pengembangan IPAL Waduk Melati (Modifikasi) ......................................... 104
Gambar 4.67 Hasil Foto Udara Waduk Melati................................................................................... 104
Gambar 4.68 Causal Loop Diagram (CLD) Ketersediaan Pangan-Konversi Sawah ............................ 105
Gambar 4.69 Halaman Depan Web Site NCICD (Organisasi, Sejarah, Pemangku Kepentingan,
Program dan Rencana) ................................................................................................ 105
Gambar 4.70 Diskusi Tim NCICD PUPR dengan Konsultan KOICA (Korea) ........................................ 106
Gambar 4.71 Langkah Pemetaan Zonasi Pengembangan Irigasi....................................................... 107
Gambar 4.72 Kriteria yang digunakan dalam pemetaan ................................................................... 108
Gambar 4.73 Komponen Bangunan PATH......................................................................................... 110
Gambar 4.74 Alat Pemantau Lingkungan, Sumur Resapan, dan Alat Pemantau Kebisingan............ 111
Gambar 4.75 Advis Teknis Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai Karya Tani, Kabupaten
Lampung Timur, Provinsi Lampung ............................................................................. 114
Gambar 4.76 Pendampingan Teknis Banjir Bandang dan Longsor Batang Mahat, Batang Bangko dan
Batang Kuranji, Provinsi Sumatera Barat ..................................................................... 116
Gambar 4.77 Home Doctor Review Desain Pembangunan Bendung DI. Krueng Pase, Kabupaten Aceh
Utara ............................................................................................................................ 119
Gambar 4.78 Penelitian Kualitas Air pada Layanan Laboratorium .................................................... 121
Gambar 4.79 Kegiatan Pelatihan Petugas Laboratorium .................................................................. 122
Gambar 4.80 Ruang Crisis Center Balai Litbang Sabo........................................................................ 126
Gambar 4.81 Grafik Target dan Realisasi Penerimaan PNBP Tahun 2015-2016 ............................... 127
Gambar 4.82 Kolokium Gabungan Pusat Litbang SDA dalam Lingkup Badan Litbang Tahun 2016 .. 129
Gambar 4.83 LKIP Pusat Litbang SDA 2015 ....................................................................................... 129
Gambar 4.84 Pelaksanaan Evaluasi 2 (dua) Bulanan Balai Litbang: Irigasi, Pantai, Sabo, Rawa, Sungai,
HITA, LK dan BHGK....................................................................................................... 130
Gambar 4.85 Penandatanganan Kesepakatan Bersama / MoU dengan Pusat Data Informasi dan
Hubungan Masyarakat BNPB, Labmath Indonesia, dan Deltares................................ 134
Gambar 4.86 Pengadaan PC Balai Litbang Irigasi Tahun 2016 .......................................................... 140
Gambar 4.87 Saluran Pembagi Debit Laboratorium Balai Litbang Sungai (Tampak depan dan
Samping) ...................................................................................................................... 141
Gambar 4.88 Grafik Pagu dan Realisasi Tahun 2011-2016................................................................ 144
Gambar 4.89 Penghargaan kepada Satuan Kerja Pusat Litbang SDA dari Kementerian Keuangan pada
Tahun 2016 .................................................................................................................. 149
Gambar 4.90 Penghargaan Dutch Engineering Award ...................................................................... 150
Gambar 4.91 Penghargaan kepada Balai Litbang Teknologi Irigasi (Bekasi) dari Kementerian
Keuangan dan dari Kementerian PUPR pada Tahun 2016 .......................................... 150

Daftar Gambar xi
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

xii Daftar Gambar


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus
peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self assesment”
oleh masing-masing instansi pemerintah, ini berarti instansi pemerintah secara mandiri
merencanakan, melaksanakan, mengukur, dan memantau kinerja serta melaporkannya kepada
instansi/jenjang yang lebih tinggi. Evaluasi akuntabilitas ini adalah evaluasi yang ditujukan untuk
mengukur kinerja instansi. Tujuan akuntabilitas kinerja instansi adalah untuk: 1) menilai akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah; 2) memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan
penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; dan 3) memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil
evaluasi periode sebelumnya (Kajian Terhadap Evaluasi Pembangunan, Bappenas, 2014).

Dalam Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
disebutkan bahwa setiap Instansi Pemerintah wajib mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur. Adapun dasar peraturan utama
terkait SAKIP ini diantaranya adalah sebagai berikut:

- Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan
- Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan Permen PAN dan RB 53 tahun 2014 tersebut, tujuan dari pelaporan kinerja ini adalah
memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan
seharusnya dicapai, serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi pemerintah untuk
meningkatkan kinerjanya.

Maka penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi suatu kewajiban yang melekat
terhadap institusi/instansi untuk menggambarkan tentang akuntabilitas pelaksanaan tugas, fungsi dan
tanggung jawabnya, dalam hal ini termasuk pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Air (Pusat Litbang SDA).

Sebagai unit kerja pada jenjang eselon II, maka diperlukan dasar acuan yang digunakan sebagai
landasan dalam pelaksanaan kegiatannya, yaitu Rencana Strategis (Renstra) Puslitbang SDA tahun
2015-2019 sebagai hasil rasionalisasi teknis dari Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan

PENDAHULUAN 1
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Litbang) dan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Renstra
Kementerian PUPR itu sendiri tidak terlepas pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2015-2019 yang menjadi tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

RPJPN 2005–2025 memberi arahan dalam upaya menciptakan, menguasai dan memanfaatkan IPTEK
dasar/terapan/sosial/humaniora hasil litbang; Peningkatan kemampuan dan Kapasitas IPTEK;
Pengembangan sumber daya; sinergi kebijakan; agenda riset yang selaras pasar; dan mekanisme
intermediasi; penguatan sistem inovasi untuk mendorong ekonomi berbasis ilmu pengetahuan; 6
(enam) bidang fokus (pangan, energi, ICT , transportasi, pertahanan dan kesehatan).

Dalam penyelenggaraannya, Kementerian PUPR memiliki Badan litbang yang berperan sebagai the
technostructure atau scientific backbone. Hal ini memiliki arti bahwa litbang dapat berfungsi untuk
memberikan saran atau masukan maupun pertimbangan ilmiah dalam perumusan kebijakan-
kebijakan kementerian. Bidang dari litbang tersebut diantaranya adalah sumber daya air yang
didelegasikan pelaksanaan teknis, tugas dan fungsinya kepada Pusat Litbang SDA. Pembagian tugas,
fungsi, kewenangan dan tanggung jawab tersebut setiap jenjangnya adalah sebagaimana tertuang
dalam peraturan berikut:

- Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;


- Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
- Peraturan Menteri PUPR Nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dan
- Peraturan Menteri PUPR Nomor 20 tahun 2016 (menggantikan Permen PUPR Nomor 34 tahun
2015) tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR.

1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi


1.2.1 Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusat Litbang SDA) mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya air (Pasal 1143).

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut, Pusat Litbang Sumber Daya
Air menyelenggarakan fungsi (Pasal 1144) :

1. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang
sumber daya air;
2. pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pelayanan uji laboratorium dan lapangan,
sertifikasi, inspeksi, kalibrasi, dan advis teknis di bidang sumber daya air;
3. pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil penelitian dan pengembangan di bidang sumber
daya air;
4. pelaksanaan urusan peningkatan kapasitas sumber daya manusia penelitian dan
pengembangan di bidang sumber daya air;

2 PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
5. pelaksanaan pengelolaan sarana kelitbangan;
6. pelaksanaan urusan keuangan, ketatausahaan, dan umum;
7. penyiapan penyusunan standar dan pedoman; dan
8. pelaksanaan diseminasi dan kerja sama penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya
air.

Untuk melaksanakan Fungsi tersebut Pusat Litbang SDA didukung oleh unit kerja setingkat eselon III
sebagai unit kerja pendukung administrasi dan manajemen kelitbangan yang terdiri dari :

1. Bagian Keuangan dan Umum;


2. Bidang Program dan Evaluasi;
3. Bidang Sumber Daya Kelitbangan;
4. Bidang Standardisasi dan Kerjasama;

Di samping Unit Kerja yang ada, Pusat Litbang Sumber Daya Air memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dan Kelompok Jabatan Fungsional yang merupakan kelompok fungsional tertentu yang ada di UPT/
Balai-balai. Hal itu ditetapkan selanjutnya melalui Peraturan Menteri PUPR Nomor 20 / PRT / M / 2016
(menggantikan Permen PUPR Nomor 34 / PRT / M / 2015) tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian PUPR. UPT merupakan Balai-balai yang secara umum melaksanakan
penelitian dan pengembangan teknologi di bidang sumber daya air. Berikut adalah balai yang ada di
lingkungan Pusat Litbang Sumber Daya Air, yaitu:

1. Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan di Bandung;


2. Balai Lingkungan Keairan di Bandung;
3. Balai Hidrologi dan Tata Air di Bandung;
4. Balai Litbang Pantai di Buleleng;
5. Balai Litbang Sungai di Surakarta;
6. Balai Litbang Rawa di Banjarmasin;
7. Balai Litbang Irigasi di Bekasi; dan
8. Balai Litbang Sabo di Yogyakarta.

1.2.2 Struktur Organisasi

Pusat Litbang Sumber Daya Air merupakan Instansi Pemerintah setingkat Eselon II di bawah Badan
Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pusat Litbang
Sumber Daya Air terdiri 6 (enam) Satuan Kerja dengan 12 (dua belas) unit kerja Eselon III, yaitu 1 (satu)
Bagian, 3 (tiga) Bidang dan 8 (delapan) Balai yang masing-masing mempunyai 2 (dua) unit eselon IV
untuk balai di dalam kantor pusat (kanpus) dan 3 (tiga) unit eselon IV untuk balai di luar kanpus. Kepala
Pusat Litbang Sumber Daya Air juga secara langsung membawahi Kelompok Jabatan Fungsional (KJF)
yang terdiri dari Peneliti, Perekayasa, Pengendali Dampak Lingkungan (Pedal), Arsiparis, Kehumasan
dan Litkayasa.

Sebagai lembaga litbang, Pusat Litbang Sumber Daya Air menerapkan pola organisasi fungsional yang
berciri fleksibel, adaptif, multi disiplin dan terus dikembangkan melalui keterkaitan jejaring keahlian,

PENDAHULUAN 3
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

serta ditunjang oleh beragam keahlian seperti teknik sipil, teknik geologi, teknik sumber daya air,
teknik lingkungan, hidrologi dan lain-lain.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

Adapun terkait struktur organisasi UPT / Balai tersebut diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor
20 / PRT / M / 2016 (menggantikan Permen PUPR Nomor 34 / PRT / M / 2015) tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR, adalah sebagai berikut:

Struktur Organisasi UPT/Balai di Bandung: Struktur Organisasi UPT/Balai:


1. Litbang Lingkungan Keairan 1. Litbang Irigasi di Bekasi
2. Litbang Bangunan Hidrolik dan Geoteknik Keairan 2. Litbang Sungai di Surakarta
3. Litbang Hidrologi dan Tata Air 3. Litbang Sabo di Yogyakarta
4. Litbang Pantai di Buleleng
5. Litbang Rawa di Banjarmasin
Gambar 1.2 Struktur Organisasi UPT / Balai di Lingkungan Pusat Litbang SDA

4 PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
1.3 Isu Strategis

Dalam rangka mendukung terciptanya mutu penyelenggaraan infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang andal, Puslitbang Sumber Daya Air, Badan Litbang, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat berperan sebagai scientific backbone dan sebagai leader dalam bidang
infrastruktur dan bertanggung jawab dalam memberikan masukan dalam perumusan kebijakan dan
penyelesaian masalah pembangunan infrastruktur bidang Sumber Daya Air. Hal tersebut dilaksanakan
dengan melakukan inovasi teknologi (IPTEK siap pakai), advis teknis, pelatihan teknis tenaga terampil,
yang dalam pelaksanaannya diharapkan lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan sustainable.

Dengan demikian, keberadaan Pusat Litbang SDA sekurang-kurangnya dapat mendukung


pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA)
di lingkungan internal Kementerian PUPR. Isu Utama Kegiatan Litbang Puslitbang SDA Renstra 2015-
2019 didasarkan pada sasaran strategis Ditjen SDA adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Dukungan Pusat Litbang SDA terhadap Sasaran Strategis Ditjen SDA

No Isu Stretegis Rencana Strategis


1 Konservasi SDA - Pembangunan 65 Buah bendungan
- Rehabilitasi/peningkatan bendungan/waduk sebanyak 46 Buah
- Restorasi sungai 55 Buah, revitalisasi danau 17 Buah dan
konservasi rawa 29 Buah.
- Pembangunan bangunan pengendali sedimen (check dam)
sebanyak 180 Buah.
2 Pendayagunaan SDA - Peningkatan fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air
baku sebesar 67,52 m3/detik
- Peningkatan layanan jaringan irigasi seluas 1 juta Ha
- Rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3 juta Ha
- Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi 3,9 juta Ha
3 Pengendalian Daya Rusak Air - Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana dan
prasarana pengamanan pantai sepanjang 530 Km.
- Normalisasi sungai dan pembangunan/peningkatan tanggul
sepanjang 3.080 Km.
- Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari daya rusak air
seluas 200 ribu Ha
4 Peningkatan Kapasitas - Penyusunan dan penerapan pola dan rencana pengelolaan SDA
kelembagaan, Tata Kelola dan terpadu yang berbasis wilayah sungai
Keterpaduan Pengelolaan SDA
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019

Berdasarkan tugas dan fungsinya yang dihadapkan dengan kondisi dan tantangan pembangunan
melalui penelitian dan pengembangan bidang sumber daya air, serta selaras dengan sasaran strategis
Ditjen SDA, maka terdapat peran strategis bagi Pusat Litbang SDA yang harus dipenuhi. Adapun dalam
menindaklanjuti peran tersebut, maka pada tahun 2016 tercermin dalam kegiatan prioritas sebagai
berikut:

PENDAHULUAN 5
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Tabel 1.2 Kegiatan Prioritas tahun 2016


Dukungan Agenda
Kegiatan Unit Kerja
Prioritas
Ketahanan Pangan - Pengembangan Teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah Balai Litbang
- Studi Awal Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Irigasi
(Bendungan Bawah Tanah)
- Pengembangan dan Penerapan Teknologi Bendungan
Bawah Tanah
- Pengembangan Teknologi Irigasi Hemat Air*
- Penerapan Teknologi Irigasi Mikro Skala Laboratorium
- Pengembangan Data Spasial Zonasi Pengembangan Lahan
Irigasi
- Pengembangan Lahan Irigasi di Papua Balai Litbang
- Audit Tata Air* Rawa
- Pedoman Pengembangan Lahan Rawa Gambut untuk
Pertanian di Indonesia*
Ketahanan Air - Pengembangan Aplikasi Grouting Kimia dan Teknologi Balai BHGK
Vakum Konsolidasi pada bangunan Air
- Pengembangan Pondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
- Pengembangan dan Penerapan Teknologi Peta Gempa
- Konservasi Danau/Situ Kritis Rawapening*
- Pengembangan Model Monitoring Kekeringan Balai HITA
Menggunakan Data Satelit*
- Penelitian dan Pengembangan Kendali Mutu Data
Hidrologi
- Pengembangan Model Dinamika Sistem untuk
Harmonisasi Perencanaan Sumber Daya Air dengan
Penataan Ruang Wilayah*
- Restorasi Kualitas Air Sungai Citarum Hulu* Balai LK
- Kajian Potensi Pemanfaatan Bekas Sudetan Sungai
- Pedoman Pemanfaatan Sumber Air Daerah Pantai Balai Litbang
Pantai
- Peningkatan Kapasitas SDM dan Tata Kelola Lembaga Balai Litbang
Pengelola Wilayah Sungai Sungai
Kedaulatan Energi - Penerapan Teknologi Hidropower di Infrastruktur Sumber Balai BHGK
Daya Air
- Penerapan Teknologi Pumping Storage
RAN - MAPI (Global
Didukung juga dengan 11 (sebelas) Kegiatan dengan tanda (*)
Warming)
Pengendalian Daya - Jaringan Hidrologi Nasional secara Real Time untuk Balai HITA
Rusak (Mitigasi Monitoring dan Peramalan Banjir*
Bencana) - Pengembangan Kalibrator AWLR
- Penerapan Delft-FEWS sebagai Sistem Peramalan Banjir*
- Hujan Rencana untuk Perhitungan Banjir Rencana Akibat
Pengaruh Perubahan Iklim*
- Penelitian Erosi dan Sedimentasi Dalam Rangka Untuk
Mengurangi Laju Sedimentasi Di Sungai Akibat Perubahan
Iklim dan Tata Guna Lahan
- Teknologi Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di DAS
Citarum Hulu
- Pengembangan Teknologi Pengaman Pantai Balai Litbang
- Pengembangan Teknologi Sistem Modular Apung Pantai
- Studi Hidrodinamika dan Morfologi Daerah Tambah Lorok
- Review Desain Tanggul Tambak Lorok
- Sistem Drainase Tambak Lorok (RAWA)

6 PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Dukungan Agenda
Kegiatan Unit Kerja
Prioritas
- Desain Tata Air Polder Tambak Lorok (HITA)
- Basic Design Sabo Jangkar Balai Litbang Sabo
- Pengembangan Model Rekonstruksi Kawasan Terdampak
Erupsi
- Pengembangan Percepatan Aliran Dalam Sistem Balai Litbang
Pengendalian Banjir Sungai
- Kajian Teknologi Pembuatan Peta Risiko Banjir (Studi
Kasus DAS Krueng Aceh dan DAS Bengawan Solo Hilir)*
- Teknologi Kajian Dampak Ambang Alam Sungai Terhadap
Morfologi Sungai Dengan Uji Hidraulik Fisik
- NCICD: Seluruh Balai +
- Sistem Tata Air Phase B Bidang Progrev
- Kajian Perilaku Air Tanah terkait Pembangunan Tanggul
Laut Jakarta
- Pemodelan Kualitas Air dan Pengembangan Teknologi
Terpilih Untuk Mendukung Pembangunan Great Sea Wall
- Morphologi dan Bangunan Pantai
- Teknologi Penanganan Perubahan Morpologi Sungai
Akibat Adanya sea wall
- UMH Sudetan
- Kajian Kelestarian Lahan Sawah Irigasi Teknis Mendukung
Pengembangan Kawasan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara
dan Ketahanan Pangan Nasional
- Kajian Penyelidikan Amblesan (Subsidence) di Kawasan
Jakarta Dukungan PTPIN-NCICD
- Identifikasi Perubahan Morfologi Muara Sungai Akibat
Sea Dike dan Reklamasi
- Kajian Teknologi Perbaikan Kualitas Air

PENDAHULUAN 7
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

8 PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA

2.1 Perencanaan Strategis

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), Rencana Strategis (Renstra) sebagai bentuk dari perencanaan strategis
merupakan landasan penyelenggaraan dalam SAKIP. Adapun penyelenggaraan SAKIP tersebut
dilaksanakan oleh entitas akuntabilitas kinerja secara berjenjang dengan tingkatan Satuan Kerja
(Eselon II/III), Unit Organisasi (Eselon I) dan Kementerian/Lembaga.

Petunjuk teknis penyusunan Renstra tersebut mengacu pada Peraturan Menteri PPN/Kepala
Bappenas Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019. Di dalamnya (Subbab 5.2 Kaidah Khusus
Pelaksanaan, hal. 74) disebutkan bahwa pedoman penyusunan tersebut hanya ditujukan untuk
penyusunan renstra pada tingkat K/L, sementara pada tingkat dibawahnya (eselon I dan eselon II),
maka ketentuan proses penyusunannya harus diatur lebih lanjut oleh masing-masing K/L. Terkait hal
itu Kementerian PUPR sendiri tidak mengatur lebih lanjut perihal penyusunan renstra untuk unit
organisasi eselon I maupun unit kerja eselon II. Dengan demikian, rancangan Rencana Strategis Pusat
Litbang SDA menyesuaikan secara sistematika dan substansinya dengan Rencana Strategis Badan
Litbang dan Rencana Strategis Kementerian PUPR tahun 2015-2019.

2.1.1 Visi dan Misi

Mengacu pada visi dan misi Presiden/Pemerintah, Renstra Kementerian PUPR, dan Renstra Badan
Litbang, maka penjabaran kedalam visi Pusat Litbang SDA sesuai dengan tugas dan fungsinya adalah
sebagai berikut:

Termanfaatkannya Teknologi Terapan Dan Rekomendasi Kebijakan Bidang Sumber Daya Air Untuk
Mendukung Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Yang Handal Dalam
Mendukung Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

Sesuai dengan visi Pusat Litbang SDA tersebut, maka penjabaran kedalam misi yang harus dijalankan
pada periode 2015-2019 adalah sebagi berikut:

1. Meneliti dan mengembangkan teknologi terapan bidang sumber daya air guna mempercepat
pembangunan infrastruktur sumber daya air, termasuk sumber daya maritim untuk mendukung
ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi;
2. Menyusun Standar Pedoman dan Manual (SPM), dan Naskah Kebijakan bidang sumber daya air
untuk menjamin mutu infrastruktur dan pengelolaan sumber daya air yang berkeadilan dan
berkelanjutan;

PERENCANAAN KINERJA 9
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

3. Memberikan Layanan Teknis berupa advis teknis, uji laboratorium, sertifikasi, serta penyediaan
data dan informasi bidang sumber daya air untuk mendukung terselenggaranya infrastruktur
bidang sumber daya air yang berkualitas; dan
4. Melaksanakan peningkatan tata kelola sumber daya organisasi Pusat Litbang Sumber Daya Air
yang meliputi Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN), Sumber Daya Manusia (SDM) dan
Sarana Kelitbangan, Program, Monitoring dan Evaluasi, serta Administrasi Standardisasi,
Diseminasi dan Kerjasama.

2.1.2 Tujuan

Tujuan Pusat Litbang SDA selaras dengan tujuan Badan Litbang PUPR dan bersifat lebih teknis
operasional. Tujuan ini mencerminkan arah pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta
penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Litbangrap IPTEK) dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
untuk menunjang tercapainya tujuan yang lebih luas, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

Tujuan Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan


rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka Konservasi Sumber Daya Air;
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan
rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka Pendayagunaan Sumber Daya Air;
3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan
rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka Pengendalian Daya Rusak Terkait Air;
4. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan, penyusunan SPM dan
rekomendasi kebijakan, serta layanan teknis dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan,
ketatakelolaan dan keterpaduan Pengelolaan Sumber Daya Air; dan
5. Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi Pusat Litbang Sumber Daya Air untuk
mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat
yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Tujuan tersebut mengandung pengertian bahwa pilihan IPTEK yang handal dengan inovasi lebih baik,
lebih cepat, lebih murah dan sustainable. Handal diartikan sebagai tingkat dan kondisi ketersediaan,
keterpaduan serta kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahana
Rakyat yang produktif, cerdas, berkeselamatan, mendukung kesejahteraan masyarakat,
menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta bekelanjutan berasaskan gotong
royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.

Kegiatan Litbangrap IPTEK juga harus dapat menghasilkan konsep SPM (R-0) untuk dinilai
kelayakannya menjadi SNI maupun pedoman. SNI dan Pedoman yang disetujui melalui Peraturan
Menter harus segera disosialisasikan supaya penerapannya berkesesuaian.

Pemberian advis teknis untuk meminimalisir masalah infrastruktur yang diperkirakan muncul atau
telah benar-benar terjadi, harus diberikan oleh Puslitbang Sumber Daya Air, Badan Litbang PUPR,
dengan memanfaatkan IPTEK yang dihasilkan melalui litbang. Sementara itu, kualitas pembinaan dan

10 PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
dukungan administrasi serta manajemen yang dilaksanakan oleh unit pendukung operasional harus
terus ditingkatkan kualitasnya agar kegiatan dan hasil Litbangrap IPTEK selalu meningkat kualitasnya.

2.1.3 Sasaran Strategis, Program dan Kegiatan

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi serta mengantisipasi potensi maupun permasalahan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang sumber Daya Air pada periode lima
tahun mendatang, disusunlah Sasaran Kegiatan Puslitbang Sumber Daya Air yang selaras dengan
sasaran strategis Balitbang PUPR lima tahun kedepan (2015 - 2019) yaitu : Meningkatnya inovasi teknis
terapan bidang Sumber Daya Air.

Dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut, sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan
penganggaran serta perencanaan kinerja, maka ditetapkan 1 (satu) program pada level eselon I dan
masing-masing 1 (satu) kegiatan pada level eselon II. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, definisi Program dan Kegiatan adalah
sebagai berikut:

- Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga atau SKPD dalam bentuk
upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang
disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi kementerian
negara/lembaga atau SKPD.
- Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja
pada Kementerian Negara/Lembaga atau unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian
sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya
tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa.

Oleh karena itu, sesuai dengan arsitektur perencanaan dan pengganggaran sebagaimana dimuat
dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, maka Pusat Litbang SDA mendukung: “Program Penelitian
dan Pengembangan” yang melekat pada Unit Organisasi Eselon I Badan Litbang, Kementerian PUPR.
Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan Pusat Litbang SDA untuk mendukung program tersebut adalah
“Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air.”

Adapun Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Balitbang PUPR sebagaimana dimaksud pada
program diatas adalah: Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi Kebijakan, dengan
indikatornya yang menjadi Indikator Kinerja Utama Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya pemanfaatan IPTEK dan Rekomendasi Kebijakan, dengan indikator berupa:


a. Jumlah teknologi yang termanfaatkan;
b. Jumlah rekomendasi kebijakan yang termanfaatkan.
2. Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Stakeholders, dengan indikator berupa:
c. Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan advis teknis;
d. Indeks kepuasan pelanggan terhadap proses sertifikasi yang diterbitkan;
e. Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan uji laboratorium.

PERENCANAAN KINERJA 11
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Dalam rangka mendukung program, sasaran program dan indikator kinerja program tersebut diatas,
Pusat Litbang Sumber Daya Air memberikan kontribusi berupa kegiatan yang dijabarkan kedalam
Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagaimana berikut:

1. Teknologi Terapan
a. Jumlah Teknologi (dari komponen teknologi : Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik,
Prototype, R-0)Jumlah prosiding diseminasi, sosialisasi, pelatihan (TOT)
2. Rekomendasi dan Pemanfaatan Teknologi
a. Jumlah Naskah Kebijakan
b. Jumlah Dokumen Kebijakan
c. Jumlah Perumusan SPM (R-3)
3. Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project)
- Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas
4. Layanan Teknis dan Alih Teknologi
a. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran
b. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis
c. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium
d. Jumlah Layanan Data dan Informasi
e. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP)
5. Layanan Dukungan Manajemen
a. Jumlah Penyusunan Program Jangka Menengah
b. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan
c. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
d. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan
e. Jumlah Pengelolaan BMN
f. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kehumasan
g. Jumlah Pengembangan SDM
h. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
i. Jumlah Penyelenggaraan Organisasi dan Tata Laksana
j. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama
k. Jumlah Fasilitasi Pengembangan Standar, Pedoman, Manual
l. Jumlah Fasilitasi Layanan Teknis dan Hukum
m. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI
n. Jumlah Administrasi Kesatkeran
o. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang
p. Jumlah Layanan Perkantoran
q. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor
r. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan

Dari 28 indikator tersebut, Puslitbang SDA diberikan target oleh Badan Litbang untuk melaksanakan
target pada 23 (duapuluh tiga) indikator, namun khusus tahu 2015 masih 16 indikator (konversi ke 22)
dan tahun 2016 masih sebanyak 22 indikator kinerja output.

Adapun target Pusat Litbang SDA berdasarkan Rencana Strategis tahun 2015-2019 pada sasaran
program (kontribusi outcome untuk Badan Litbang) adalah sebagaimana tabel berikut ini:

12 PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Tabel 2.1 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome)

No Sasaran Indikator Kinerja Target


Strategis/Program 2015-2019
Meningkatnya Inovasi Teknologi
Terapan Bidang PUPR
Meningkatnya Pemanfaatan Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan 20 Unit
1 Teknologi dan Rekomendasi Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang
-
Kebijakan Termanfaatkan
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap
82%
Layanan Advis Teknis
Meningkatnya Kualitas Layanan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap
2 82%
Teknis Kepada Stakeholder Proses Sertifikasi yang Diterbitkan
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap
82%
Layanan Uji Laboratorium
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019

Adapun target Pusat Litbang SDA berdasarkan Rencana Strategis tahun 2015-2019 pada sasaran
kegiatan (output) adalah sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) Awal

Kegiatan/ Target
No Indikator Kinerja
Sasaran Kegiatan 2015-2019
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Bidang Sumber Daya Air
1. Teknologi Terapan
Teknologi Jumlah Teknologi (dari komponen 20 Unit
teknologi: Naskah Ilmiah, Model Sistem,
Model Fisik, Prototipe, dan R-0)
2. Rekomendasi Kebijakan dan
Pemanfaatan IPTEK
a. Naskah Kebijakan Jumlah Naskah Kebijakan 25 Naskah
b. R-3 Jumlah Perumusan SPM (R-3) 50 Dokumen
3. Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot
Project)
Penerapan Teknologi Terbatas Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas 8 Unit
4. Layanan Teknis dan Alih Teknologi
a. Penyelenggaraan Diseminasi dan Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi 13 Proseding
Sosialisasi dan Sosialisasi DSP
b. Pelayanan Advis Teknis Jumlah Pelayanan Advis Teknis 119
Rekomendasi
Teknis
c. Layanan Pengujian Laboratorium Jumlah Layanan Pengujian 41 Laporan
Laboratorium
d. Pelayanan Data dan Informasi Jumlah Pelayanan Data dan Informasi 60 Dokumen
e. Layanan Jasa Litbang (PNBP) Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) 60 Bulan
5. Layanan Dukungan Manajemen
a. Penyusunan Program dan Anggaran Jumlah Penyusunan Program dan 31 Dokumen
Tahunan Anggaran Tahunan
b. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan 6 Dokumen
Pelaporan
c. Pengelolaan dan Pelaporan Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan 36 Dokumen
Keuangan Keuangan

PERENCANAAN KINERJA 13
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Kegiatan/ Target
No Indikator Kinerja
Sasaran Kegiatan 2015-2019
d. Pengelolaan BMN, Tata Persuratan, Jumlah Pengelolaan BMN, Tata 50 Dokumen
Kearsipan dan Kerumahtanggaan Persuratan, Kearsipan dan
Kerumahtanggaan
e. Pengembangan SDM dan Jumlah Pengembangan SDM dan 75Dokumen
Pengelolaan Administrasi Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
Kepegawaian
f. Penyelenggaraan Kerjasama Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama 5 Dokumen
g. Administrasi Kesatkeran Jumlah Administrasi Kesatkeran 31 Dokumen
h. Pengembangan Sarana dan Jumlah Pengembangan Sarana dan 117 Unit
Prasarana Litbang Prasarana Litbang
i. Layanan Perkantoran Jumlah Layanan Perkantoran 60 Bulan
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019

Berdasarkan revisi Rencana Strategis tahun 2015-2019 pada tahun 2016, maka sasaran kegiatan
(output) Pusat Litbang SDA menjadi sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2.3 Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output) Revisi

No Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Satuan Target

1 Teknologi Terapan
- Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi : Naskah Ilmiah,
Teknologi 49
Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)
2 Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan Teknologi
1. Jumlah Naskah Kebijakan Naskah 6
2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Naskah 51
3 Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project)
- Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Unit 25
4 Layanan Teknis dan Alih Teknologi
1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran Proseding DSP 10
2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis Rekomendasi Teknis 61
3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Laporan Hasil Uji 42
4. Jumlah Layanan Data dan Informasi Data-Informasi 46
5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Miliar Rupiah 13,026
5 Layanan Dukungan Manajemen
1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan Dokumen 32
2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Dokumen 6
3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Dokumen 21
4. Jumlah Pengelolaan BMN Dokumen 15
5. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan
Dokumen 10
Kehumasan
6. Jumlah Pengembangan SDM Dokumen 6
7. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Dokumen 14
8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama Dokumen 5
9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI Dokumen 3
10. Jumlah Administrasi Kesatkeran Dokumen 31
11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Dokumen 55
12. Jumlah Layanan Perkantoran Bulan Layanan 60
13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Unit 54
14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan M2 8,936
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019 (Revisi 2016)

14 PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
2.2 Rencana Kinerja Tahun 2016

Rencana Kinerja Tahunan ini merupakan rencana 1 (satu) tahun sebagai turunan dari rencana strategis
yang berjangka waktu 5 (lima) tahun. Rencana kinerja ini memberikan gambaran lebih rinci mengenai
sasaran dan strategi pencapaiannya, serta menjadi jembatan antara perencanaan jangka menengah
ke dalam rencana jangka pendek. Dokumen ini memuat program dan kegiatan yang dilaksanakan
dalam satu tahun anggaran untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

Sebagaimana telah diuraikan pada Subbab sebelumnya, sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian
PUPR dan Rencana Strategis Badan Litbang 2015-2019, maka Pusat Litbang SDA diarahkan untuk
mendukung 2 (dua) Sasaran Program Badan Litbang yang terbagi kedalam 5 (lima) Indikator Kinerja
Program. Dalam rangka upaya mendukung capaian kinerja program tersebut diatas, maka Pusat
Litbang SDA ditetapkan memiliki 1 (satu) kegiatan dengan 5 (lima) Sasaran Kegiatan yang dibagi
kedalam 22 Indikator Kinerja Kegiatan untuk menjadi output eselon II (tahun 2015 masih 4 Sasaran
dengan 16 Indikator). Hal itu sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Program/kontribusi Outcome)

Sasaran Target
No Indikator Kinerja
Strategis/Program 2016
Meningkatnya Inovasi Teknologi
Terapan Bidang PUPR
1 Meningkatnya Pemanfaatan Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan 4 Unit
Teknologi dan Rekomendasi Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang -
Kebijakan Termanfaatkan
2 Meningkatnya Kualitas Layanan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan 74%
Teknis Kepada Stakeholder Advis Teknis
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses 74%
Sertifikasi yang Diterbitkan
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji 74%
Laboratorium
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019

Sedengkan Rencana Kinerja Tahun 2016 pada sasaran kegiatan / output Pusat Litbang SDA adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.5 Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) Pusat Litbang SDA (Sasaran Kegiatan/Output)

No Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Satuan Target

1 Teknologi Terapan
- Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi : Naskah Ilmiah,
Teknologi 4
Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)
2 Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan Teknologi
1. Jumlah Naskah Kebijakan Naskah 1
2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Naskah 10
3 Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project)
- Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Unit 1
4 Layanan Teknis dan Alih Teknologi
1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran Proseding DSP 2
2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis Rekomendasi Teknis 32
3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Laporan Hasil Uji 8

PERENCANAAN KINERJA 15
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

No Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Satuan Target

4. Jumlah Layanan Data dan Informasi Data-Informasi 13


5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Miliar Rupiah 2,292
5 Layanan Dukungan Manajemen
1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan Dokumen 6
2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Dokumen 1
3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Dokumen 6
4. Jumlah Pengelolaan BMN Dokumen 6
5. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan
Dokumen 1
Kehumasan
6. Jumlah Pengembangan SDM Dokumen 2
7. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Dokumen 6
8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama Dokumen 1
9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI Dokumen -
10. Jumlah Administrasi Kesatkeran Dokumen 6
11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Dokumen 9
12. Jumlah Layanan Perkantoran Bulan Layanan 12
13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Unit 16
14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan M2 109
Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang SDA 2015-2019 (Revisi)

Adapun Indikator kinerja kegiatan Pusat Litbang SDA (tingkat eselon II) berupa output (barang atau
jasa/layanan) yang mendukung indikator program berupa outcome (tingkat eselon I) ditentukan dalam
dokumen RKT untuk kemudian dirasionalisasikan dengan penganggaran untuk menghasilkan
Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis dan dituangkan kedalam
Perjanjian Kinerja. Didalamnya berupa kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu
satu tahun anggaran, dalam hal ini tahun 2016.

Dokumen Perjanjian Kinerja yang mengacu pada Rencana Strategis memuat informasi tentang:

- Sasaran strategis, sasaran program atau sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun yang
bersangkutan;
- Indikator kinerja yang menjadi parameter dalam tingkat kinerja organisasi (sasaran strategis,
sasaran program atau sasaran kegiatan);
- Target Kinerja yang ingin dicapai dalam satuan output yang telah ditetapkan dalam jangka
waktu tertentu.

Sebagaimana telah diuraikan pada Latar Belakang (Bab 1: Pendahuluan), Indikator Kinerja pada level
Kementerian sebagai Indikator Kinerja Sasaran Strategis, pada level Unit Organisasi Eselon I sebagai
Indikator Kinerja (sasaran) Program dan pada Unit Kerja Eselon II sebagai Indikator Kinerja (sasaran)
Kegiatan. Adapun definisi indikator kinerja yang dimuat dalam Perjanjian Kinerja tersebut menurut
Perpres 29 tahun 2014 tentang SAKIP adalah sebagai berikut:

16 PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
- Indikator Kinerja Program adalah ukuran atas hasil (outcome) dari suatu program yang
merupakan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu kementerian negara/lembaga dan
pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh satuan kerja / SKPD.
- Indikator Kinerja Kegiatan adalah ukuran atas keluaran (output) dari suatu kegiatan yang
terkait secara logis dengan indikator Kinerja Program.

Kepala Pusat Litbang SDA memiliki 1 (satu) kegiatan, yaitu penelitian dan pengembangan bidang
sumber daya air yang mendukung 1 (satu) Program Unit Organisasi Eselon I Badan Penelitian dan
Pengembangan dengan sasaran strategis (pada tingkat Kementerian PUPR): “Meningkatnya inovasi
teknologi terapan bidang PUPR”.

Pada tahun 2016, Badan Penelitian dan Pengembangan telah menandatangani Perjanjian Kinerja
terkait pelaksanaan program dan diturunkan kepada kegiatan masing-masing Eselon II. Adapun
Perjanjian Kinerja Kepala Pusat Litbang SDA adalah sebagaimana berikut:

Tabel 2.6 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (PK) Revisi Pusat Litbang SDA (Sasaran Program / kontribusi Outcome)

Sasaran Target
No Indikator Kinerja
Strategis/Program 2016
Meningkatnya Inovasi Teknologi
Terapan Bidang PUPR
46
Meningkatnya Pemanfaatan Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan
Unit
1 Teknologi dan Rekomendasi
Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang
Kebijakan -
Termanfaatkan
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan
74%
Advis Teknis
Meningkatnya Kualitas Layanan Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses
2 74%
Teknis Kepada Stakeholder Sertifikasi yang Diterbitkan
Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji
74%
Laboratorium
Sumber: Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (Revisi November)

6 (enam) teknologi termanfaatkan telah ditetapkan sebagai target yang harus dapat dicapai dalam
Perjanjian Kinerja tahun 2016. Teknologi yang diusulkan untuk diidentifikasi kinerja dan
pemanfaatannya adalah sebagai berikut:

1. Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor


2. Teknologi Lining Saluran dan Box Tersier Berbahan Ferosemen
3. Teknologi Bangunan Pengendali Paras Muka Air di Lahan Gambut (Drainpile)
4. Teknologi Revitalisasi Danau Tempe
5. Teknologi Pengaman Pantai dengan Sistem Modular, dalam pelaksanaannya digantikan
dengan Teknologi Pengaman Pantai dengan Beton Berkait 3B
6. Teknologi Perbaikan Kualitas Air dengan Wetland Apung, dalam pelaksanaannya digantikan
dengan Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambur

Adapun terkait kualitas layanan teknis oleh Pusat Litbang SDA kepada stakeholders yang harus diukur
kinerja layanannya berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan eksternal/internal adalah sebagai
berikut:

PERENCANAAN KINERJA 17
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

- Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis


Kegiatan Advis Teknis (termasuk
Pendampingan Teknis) merupakan
layanan konsultasi teknis oleh para
ahli dari balai-balai yang ada di
Pusat Litbang SDA serta dengan
didukung oleh laboratorium, SPM
dan inovasi teknologi terkini.
Layanan dapat berupa kunjungan
lapangan sesuai permintaan atau
layanan konsultasi teknis di kampus
Puslitbang Sumber Daya Air (Home
Doctor).
Gambar 2.1 Prosedur Layanan Advis Teknis

- Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan


Proses sertifikasi yang diterbitkan adalah terkait pelaksanaan Pusat Litbang SDA sebagai Lembaga
Inspeksi. Lembaga Inspeksi itu sendiri didefinisikan sebagai suatu kegiatan penilaian terhadap
desain produk, produk, proses, atau instalasi serta determinasi kesesuaiannya terhadap
persyaratan tertentu atau persyaratan umum berdasarkan pertimbangan profesional. Pusat
Litbang Sumber Daya Air telah menerapkan Sistem Manajemen Lembaga Inspeksi berdasarkan
SNI ISO/IEC 17020:1999 yang telah terakreditasi oleh KAN dengan nomor LI-054-IDN pada tanggal
18 April 2013.

Lembaga Inspeksi Puslitbang SDA mengelola kegiatan inspeksinya melalui penerapan sistem
manajemen mutu (SNI 19-17020-1999 dan SNI ISO 9001:2008) yang telah tersertifikasi sejak 28
Juli 2011. Keberadaan Lembaga Inspeksi Puslitbang SDA sebagai pihak ketiga yang independen
dalam sistem sertifikasi bertindak sebagai penengah antara produsen dan konsumen dalam
memastikan mutu pekerjaan, rancangan atau spesifikasi tertentu dari suatu objek yang
diinspeksi. Hasil inspeksi berupa Serifikat Inspeksi merupakan rekomendasi dalam menetapkan
kesesuaian atau merupakan rujukan bagi sertifikasi lain.

Tabel 2.7 Lingkup Lembaga Inspeksi Puslitbang Sumber Daya Air yang Sudah Terakreditasi

Bidang Inspeksi Produk/Bahan/Jasa Diinspeksi Jenis Inspeksi


Jaringan Irigasi (Balai Irigasi) Kinerja Jaringan Irigasi
Bidang Pemeliharaan Pos Duga Air (Balai Hidrologi dan Tata Air) Kinerja Pos Duga Air
dan Konstruksi Instalasi Pengelolaan Air Limbah (Balai Lingkungan Kinerja Instalasi Pengolahan
Keairan) Air Limbah
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2014

- Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium


Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air merupakan aset yang sangat
berharga dalam peningkatan hasil penelitian dan pengembangan, supaya mampu menjadi

18 PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
institusi yang dapat bersaing dengan institusi lainnya. Oleh karena itu, mekanisme pengelolaan
Laboratorium harus berlangsung responsif dan akomodatif terhadap semua perkembangan yang
ada sehingga peran Laboratorium benar-benar dapat memberikan competitive value added bagi
institusi. Semua kontribusi, masukan, dan keterlibatan setiap unsur yang menjadi stakeholder
serta pengelola lab yang profesional mutlak di perlukan bagi keberlangsungan laboratorium di
lingkungan Puslitbang SDA kedepan. Dengan demikian, kepuasan pelanggan terhadap layanan uji
laboratorium merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerjanya.

Di lingkungan Pusat Litbang SDA, terdapat 8 (delapan) laboratorium yang disediakan untuk
memberikan layanan pengujian. Masing-masing laboratorium dan jenis layanan pengujiannya
adalah sebagai berikut:

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran program dan outcome tersebut, maka telah diturunkan
dalam kegiatan berupa output-output Pusat Litbang SDA tahun 2016 sebagaimana berikut ini:

Tabel 2.8 Perjanjian Kinerja (PK) Revisi Pusat Litbang SDA Tahun 2016 (Sasaran Kegiatan/Output)

No Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Satuan Target

1 Teknologi Terapan
- Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi : Naskah Ilmiah,
Teknologi 4
Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)
2 Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan Teknologi
1. Jumlah Naskah Kebijakan Naskah 1
2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Naskah 10
3 Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project)
- Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Unit 1
4 Layanan Teknis dan Alih Teknologi
1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan Pameran Proseding DSP 2
2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis Rekomendasi Teknis 34
3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Laporan Hasil Uji 8
4. Jumlah Layanan Data dan Informasi Data-Informasi 13
5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Miliar Rupiah 2,292
5 Layanan Dukungan Manajemen
1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan Dokumen 6
2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Dokumen 1
3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Dokumen 6
4. Jumlah Pengelolaan BMN Dokumen 6
5. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan
Dokumen 1
Kehumasan
6. Jumlah Pengembangan SDM Dokumen 2
7. Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Dokumen 6
8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama Dokumen 1
9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI Dokumen 3
10. Jumlah Administrasi Kesatkeran Dokumen 6
11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Dokumen 9
12. Jumlah Layanan Perkantoran Bulan Layanan 12
13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Unit 18
14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan M2 109
Sumber: Perjanjian Kinerja Tahun 2016 (Revisi November)

Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan
pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan

PERENCANAAN KINERJA 19
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia (UU 18/2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

Rangkaian teknologi itu sendiri mencakup tahapan dan proses dengan komponen sebagai berikut:

- Naskah ilmiah adalah tulisan/telaah ilmiah tentang masalah strategis untuk menunjang
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum yang berkelanjutan. Naskah ilmiah didasarkan
kepada hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan baik perorangan maupun
kelompok, dengan mengikuti kaidah ilmiah.
- Model sistem adalah penyederhanaan dari suatu obyek dalam bentuk non fisik, yang
merepresentasikan keadaan nyata yang bersifat managerial dan kebijakan.
- Model fisik adalah contoh uji yang merupakan penyederhanaan dari suatu obyek dalam
bentuk fisik, dan diupayakan tetap merepresentasikan keadaan nyata, untuk melakukan
pengujian, pengamatan, dan perkiraan kinerjanya dalam rangka menetapkan kriteria desain
fisik.
- Prototip adalah suatu produk litbang dan/atau perekayasaan yang mengikuti kaidah ilmiah,
dibuat dalam skala lapangan, dan kinerjanya harus dipantau supaya aplikasinya optimal.
- R0 adalah output dari kegiatan litbang berupa rancangan awal standar (spesifikasi, metoda,
tata cara), pedoman dan manual, yang disusun oleh peneliti yang akan dibahas oleh gugus
kerja Balai dengan mengundang narasumber dan anggota subpantek.

2.4 Metode Pengukuran Kinerja

Menurut Pedoman Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan (Bappenas, 2009) pengukuran kinerja
merupakan upaya membandingkan tujuan yang ingin dicapai pada waktu yang telah ditentukan
dengan perkembangan pencapaian yang sedang diamati atau pada suatu waktu atas suatu materi
perencanaan yang ditunjukkan oleh suatu indikator. Indikator tersebut mencakup Input, Output,
Outcome dan Impact (dampak).

Dengan demikian, pengukuran kinerja secara umum dilakukan dengan membandingkan target dengan
hasil yang diperoleh dari aktivitas organisasi pada periode waktu tertentu, sebagai upaya untuk
mencapai tujuan atau sasaran strategis organisasi.

2.4.1 Formulasi Pengukuran Kinerja Output

Pengukuran Kinerja output dilakukan dengan membandingkan antara jumlah output yang dapat
dihasilkan pada akhir tahun dengan rencana pada awal tahun atau sesuai dengan penetapan kinerja
yang diperjanjikan (Perjanjian Kinerja) pada tahun bersangkutan (gap analysis). Sedangkan formulasi
yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kinerjanya adalah sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = ( ) × 100
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

20 PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
2.4.2 Formulasi Pengukuran Kinerja Outcome

Metode untuk menentukan tingkat kinerja capaian outcome menggunakan formulasi yang sama
dengan cara menentukan tingkat kinerja capaian output. Namun, sebelumnya perlu dilakukan
penetapan terhadap capaian outcome yang dihasilkan pada tahun bersangkutan. Adapun metode
untuk menentukan 2 (dua) kelompok capaian outcome Pusat Litbang SDA yang menjadi kontribusi
terhadap capaian outcome Badan Litbang adalah sebagai berikut:

2.4.2.1 Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan

Cara untuk menetapkan outcome atas teknologi yang termanfaatkan dilakukan dengan melakukan
identifikasi terhadap teknologi yang dihasilkan oleh Pusat Litbang SDA, terutama teknologi yang
dihasilkan pada periode 2010-2014. Proses identifikasi tersebut dapat berupa pelaporan outcome,
testimoni pemanfaat, informasi/berita media publik, diskusi/wawancara, dan atau survey lapangan.
Kriteria yang ditetapkan bahwa teknologi telah termanfaatkan sebagai outcome adalah dengan salah
satu kondisi sebagai berikut:

1. Teknologi sudah di-replikasi atau diwujudkan/dibangun sepenuhnya oleh stakeholders tanpa


melalui kegiatan dan penggunaan anggaran Pusat Litbang SDA.
2. Output yang dihasilkan langsung melalui kegiatan/anggaran Pusat Litbang SDA berwujud
prototipe atau model fisik/sistem dengan kualitas dan kriteria outcome, yaitu bahwa pada saat
dilakukan pengukuran dapat memenuhi sejumlah kriteria sebagaimana berikut ini:

Tabel 2.9 Kriteria Pemenuhan Outcome Teknologi Termanfaatkan

Syarat
No Kriteria Parameter Minimum
Pemenuhan
1 Kebermanfaatan Prototipe atau model fisik / sistem teknologi dapat Mutlak
memberikan nilai lebih/berguna bagi stakeholders dalam hal:
 Peningkatan kuantitas / kapasitas;
 Peningkatan kualitas; dan
 Penurunan / perlindungan kerusakan.
2 Keberfungsian Prototipe atau model fisik / sistem teknologi masih berfungsi Mutlak
optimal atau laik fungsi sebagaimana tujuan kegunaannya.
3 Keberlanjutan Prototipe atau model fisik/sistem sudah: Mutlak
 diserah terimakan pengoperasian dan pemeliharaannya
atau sudah dikelola oleh stakeholders secara mandiri.
 Dikembangkan / ditingkatkan oleh stakeholders secara
mandiri.
4 Ketercukupan Prototipe atau model fisik / sistem sudah mencukupi Tidak Mutlak
kebutuhan atau menjawab permasalahan stakeholders (terkait tugas, fungsi
dan kewenangan)
sepenuhnya (100%).

2.4.2.2 Indeks Kepuasan Pelanggan

Metode untuk mendapatkan indeks kepuasan pelanggan ini yaitu dengan melakukan pengumpulan
data/informasi layanan berupa advis teknis; proses penerbitan sertifikasi; dan pengujian di
laboratorium. Adapun indeks kepuasan pelanggan diperoleh berdasarkan persepsi pelanggan atau
stakeholders internal/eksternal terhadap layanan tertentu melalui instrumen angket/kuesioner sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam Sistem Manajemen Mutu.

PERENCANAAN KINERJA 21
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Secara umum survey kepuasan pelanggan di lingkungan Pusat Litbang SDA, terutama untuk mengukur
3 (tiga) indikator kinerja outcome terkait, setiap balai atau bidang terkait menggunakan parameter
yang berbeda satu sama lain. Namun, pola pembobotan terhadap masing-masing parameter secara
umum sama dan dapat disetarakan/disejajarkan. Oleh karena itu dalam pengukuran kontribusi
outcome bidang SDA tahun 2016 dalam hal indeks kepuasan pelanggan adalah berdasarkan
perbandingan nilai maksimal dari setiap kuesioner dengan nilai aktual yang menjadi jawaban dari
responden. Formulasi yang digunakan dalam mengukur Indeks Kepuasan Pelanggan adalah sebagai
berikut:

𝑑
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 (%) = ( ) × 100
(𝑎 × 𝑏 × 𝑐

Keterangan:
a = Jumlah Kriteria (Parameter)
b = Nilai Tertinggi setiap Kriteria
c = Jumlah Responden
d = Total Skor Responden

22 PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

BAB 3 KAPASITAS ORGANISASI

3.1 Sumber Daya Manusia

Suatu organisasi harus dapat mengaitkan pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dengan
strategi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja, serta mengembangkan budaya organisasi yang
akan mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas. Hal itu sebagaimana disebutkan oleh Dessler
(1999) yang mendefinisikan manajemen sumber daya manusia pada era informasi ini, yaitu: “Strategic
Human Resource Management is the linking of Human Resource Management with strategic role and
objectives in order to improve business performance and develop organizational cultures and foster
innovation and flexibility”.

Dengan demikian, sumber daya manusia atau dalam pemerintahan disebut dengan sumber daya
aparatur, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau kini disebut sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)
merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan manajemen organisasi pemerintahan. Dalam
rangka mewujudkan good governance, maka organisasi harus didukung oleh sumber daya aparatur
yang profesional dan berkompeten, terutama dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan
untuk memenuhi lingkup akademis dan teknisnya. Oleh karena itul, maka sumber daya tersebut
memegang peran utama dalam menggerakkan dan menentukan keberhasilan organisasi pemerintah
untuk mencapai target atau sasarannya.

Jumlah Sumber Daya Manusia yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) / Aparatur Sipil
Negara (ASN) di lingkungan Pusat Litbang SDA sendiri mengalami tren penurunan, terutama sejak
tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Hal itu disebabkan jumlah PNS yang memasuki masa
purnabakti lebih besar dibandingkan
700
dengan jumlah dan formasi penerimaan
600 649 648 PNS. Adapun memasuki Periode
614
500 Perencanaan Strategis 2015-2019, pada
406 411 akhir tahun 2014 jumlah PNS di
400 369
lingkungan Pusat Litbang SDA adalah
300 243 237 245 sebanyak 406 orang dan pada akhir
200 tahun 2016 mengalami penurunan
menjadi 369 orang, kendatipun pada
100
akhir tahun 2015 sempat sedikit
0 bertambah. Implikasi penurunan
2014 2015 2016
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016
tersebut, diimbangi dengan peningkatan
jumlah Tenaga Bantuan atau Non-PNS
Jumlah Total Pegawai Negeri Sipil Tenaga Bantuan dari 237 orang pada akhir tahun 2015
menjadi 245 orang pada akhir tahun
Gambar 3.1 Grafik Jumlah Pegawai di Lingkungan Pusat Litbang
Sumber Daya Air 2016, walaupun belum dapat

KAPASITAS ORGANISASI 23
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

mengimbangi jumlah penurunan ASN / PNS. Hal itu dipandang perlu mengingat alokasi anggaran dan
beban kerja pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Litbang Sumber Daya Air semakin bertambah.

700 Adapun dari jumlah pegawai tersebut,


sebaran berdasarkan gender berupa
600 649 648
614 perbandingan atau besaran jumlah
500 450 452 pegawai wanita dibandingkan dengan
427
400 jumlah total pegawai berada pada
kisaran 30% pada tahun 2014-2016.
300
199 196 187
200 Pusat Litbang SDA sebagai bagian dari
instansi pemerintah yang diberikan tugas
100
dan fungsi untuk melaksanakan
0 penelitian dan pengembangan perlu
2014 2015 2016
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016
didukung oleh SDM yang berkompeten
dan berkualitas, serta harus dapat
Jumlah Total Pria Wanita mencukupi kebutuhan basis keilmuan
Gambar 3.2 Grafik Perbandingan Jumlah Pegawai Laki-Laki dan
yang bersifat multi disiplin. Upaya
Perempuan di Pusat Litbang SDA peningkatan kualitas SDM terus
dilakukan dengan mendorong dan
mengirim PNS --terutama PNS muda potensial-- untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3,
baik di dalam maupun luar negeri. Adapun komposisinya adalah sebagaimana berikut:

180

160 154
144
140
125
120 108 108
102
100 89

80
64 64
60 51
47

40
21 21 19
17
20 10 10 7 8 7 10

0
SD SMP SMA DIII S1/DIV S2 S3
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016

2014 2015 2016

Gambar 3.3 Grafik Sebaran Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Berdasarkan grafik tersebut, dapat terlihat bahwa jumlah pegawai S1 mengalami peningkatan tahun
2014-2015 dan diantaranya berhasil didorong untuk mendapatkan jenjang lebih tinggi sebagaimana
terlihat di kelompok S2 pada tahun 2016. Sedangkan berdasarkan total jumlah PNS pada tahun 2014-
2016, sebaran tingkat golongan menunjukkan tren penurunan mengikuti jumlah pegawai yang

24 KAPASITAS ORGANISASI
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
300 277
purnabakti / pensiun dan atau mutasi
267
keluar dari lingkungan Pusat Litbang
250 SDA. Tren tersebut nampak pula pada
tabel disamping.
200

Sebagai unit kerja dengan core-


150
bussiness berupa penelitian dan
100 72 81
pengembangan, maka Pusat Litbang
55 47 SDA secara sumber daya manusia
50
12 6 bertumpu pada tenaga fungsional
0 sebagai ujung tombak dalam
Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV melaksanakan riset. Dari total jumlah
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016 SDM aparatur / PNS yang ada pada akhir
tahun 2014, jumlah pegawai yang
2014 2015 2016
menempati jabatan fungsional adalah
Gambar 3.4 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan sebanyak 115 orang, kemudian menjadi
Golongan 125 orang (2015), dan menurun kembali
pada tahun 2016 menjadi 117 orang. Adapun sebaran pejabat fungsional tersebut adalah sebagai
berikut:

PBJ
Pedal
Arsiparis
Pustakawan
Pranata Komputer
Teknik Pengairan
Perekayasa
Peneliti

0 20 40 60 80 100 120
Teknik Pranata
Peneliti Perekayasa Pustakawan Arsiparis Pedal PBJ
Pengairan Komputer
2016 102 9 1 1 1 1 1 1
2015 105 14 1 1 1 1 1 1
2014 92 17 2 1 1 1 1 0

Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016

Gambar 3.5 Grafik Pegawai Pusat Litbang SDA Berdasarkan Jabatan Fungsional

Kondisi dan formasi sumber daya manusia pada akhir tahun 2014 dan dinamikanya sampai dengan
tahun 2016 merupakan input yang menjadi modal organisasi dalam upaya mencapai sasaran kinerja
pada tahun anggaran 2016.

KAPASITAS ORGANISASI 25
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

3.2 Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses. Dengan demikian, sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang
bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak / permanen.

3.2.1 Aset Barang Milik Negara (BMN)

Aset (assets) adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aset
perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu. Sedangkan Barang Milik
Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja
negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (“Barang Negara”).

Berdasarkan pada laporan masing-masing satker di lingkungan Pusat Litbang SDA, dapat diketahui
bahwa pada awal tahun 2016, nilai Aset Puslitbang SDA adalah Rp114.213.727.283,- Pada proses
pelaksanaan kegiatan terjadi penambahan aset sebesar Rp445.936.500,- sementara aset yang
berkurang adalah Rp782.913.235,- Dengan demikian nilai aset Pusat Litbang SDA pada akhir tahun
2016 adalah sebesar Rp113.876.750.548,-

26 KAPASITAS ORGANISASI
Tabel 3.1 Aset Barang Milik Negara Pusat Litbang SDA Tahun 2016

Akun Neraca/ Saldo Per Mutasi Saldo Per


Sub-Sub Kelompok Barang Satuan 1 Januari 2016 Bertambah Berkurang 31 Desember 2016
Kode Uraian Kuantitas Nilai (Rp) Kuantitas Nilai (Rp) Kuantitas Nilai (Rp) Kuantitas Nilai (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
131111 Tanah m2 299.438 334.796.676.608 166 11.184.074.222 302 311.664.000 312.219 345.669.086.830
132111 Peralatan dan Mesin Unit / Buah 12.956 168.593.237.211 446 16.182.116.290 97 1.391.305.900 13.305 183.384.047.601
133111 Gedung dan Bangunan Unit / Buah 606 98.992.014.114 17 2.977.061.432 46 1.293.052.682 577 100.676.022.861
134111 Jalan dan Jembatan M2 6.523 9.061.628.494 1 306.591.000 6.524 9.368.219.494
134112 Irigasi Unit 40 16.005.135.283 2 774.229.400 42 16.779.364.683
134113 Jaringan Unit 30 4.514.018.195 1 203.045.300 31 4.717.063.495
Aset Tetap dalam
135111 1 525.960.000 1 525.960.000
Renovasi
135121 Aset Tetap Lainnya Buah 4.265 24.191.493.410 81 193.764.800 2 787.094.400 4.344 23.598.118.810
Aset Tetap yang Tidak
166112 Unit / Buah 1.734 4.363.207.913 93 251.494.450 290 2.884.820.923 1.537 1.729.881.440
Digunakan
Konstruksi Dalam
136111 1 887.741.000 8.219.961.000 8.219.961.000 887.741.000
Pengerjaan
162151 Software 1 74.112.500 1 74.112.500
Aset Tak Berwujud
162191 1 27.597.240 1 27.597.240
Lainnya
Total 114.213.727.283 445.936.500 782.913.235 113.876.750.548
Sumber: Data Rekapitulasi Aset Barang Milik Negara dari 6 (enam) Satuan Kerja di Lingkungan Pusat Litbang SDA Tahun 2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

3.2.2 Kapasitas Laboratorium

Pusat Litbang SDA memiliki 8 (delapan) Laboratorium dengan fasilitas dan lingkup pengujian sesuai
dengan balai-balainya. Adapun dari kedelapan balai tersebut, 7 (tujuh) diantaranya sudah memiliki
akreditasi dengan lingkup tertentu. Sementara 1 (satu) balai lainnya (Balai Litbang Pantai) masih dalam
proses akreditasi. Secara lengkap, akreditasi dan lingkup pengujian masing-masing laboratorium di
lingkungan Pusat Litbang SDA adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Laboratorium di Lingkungan Pusat Litbang SDA dan Lingkup Layanan Pengujiannya

No Laboratorium Fasilitas / Lingkup Pengujian Lingkup Akreditasi


1. Balai Lingkungan - Laboratorium hidrokimia: Parameter Pengujian Kualitas Air dan Air
Keairan. fisika, kimia air dan uji pengolahan air. Limbah yang mencakup 20
Terakreditasi - Laboratorium kualitas sedimen: parameter pengujian, terdiri dari:
KAN, LP-217-IDN Parameter kualitas sediman, yaituL pH, daya hantar listrik (DHL), Klorida
parameter fisik (pH sedimen, besar (Cl), Sulfat (SO4), logam terlarut:
butir, kadar, sedimen layang dan dasar) tembaga (Cu), besi (Fe), mangan
dan paramter kimia sedimen (Mn), seng (Zn), nikel (Ni), timbal
(kesuburan, logam berat, dan uji TCLP. (Pb), krom (cr), kadmium (Cd), logam
- Laboratorium hidrobiologi: Parameter total: tembaga (Cu), besi (Fe),
mikrobiologi (fecal coli dan total coli), mangan (Mn), seng (Zn), nikel (Ni),
plankton dan bentos. timbal (Pb), krom (cr), kadmium
(Cd).
2. Balai Hidrologi - Laboratorium alat ukur kecepatan Kalibrasi Peralatan Hidrologi,
dan Tata Air aliran: Kalibrasi alat current meter mencakup 3 parameter:
(Kalibrasi propeller. - alat ukur kecepatan;
Peralatan - Laboratorium alat ukur klimatologi: - alat penakar hujan; dan
Hidrologi) Kalibrasi alat thermometer, humidity, - anenometer/ alat ukur
Terakreditasi pressure chamber, wind tunnel, dan kecepatan angin lainnya
KAN, LK-127-IDN rain gauge.

Lingkup kalibrasi yang sedang dalam


proses akreditasi:
Barometer/ barograph, thermometer/
thermograph, hygrometer/ hygrograph,
actinograph dan alat pengukur radiasi
matahari lainnya, automatic water level
recorder (AWLR) dan alat ukur fluktuasi
tinggi muka air lainnya, serta automatic
rainfall recorder (ARR).
3. Balai Hidraulik Laboratorium Hidraulik dan laboratorium Uji Triaxial dan Konsolidasi
dan Geoteknik Mekanika Tanah, mencakup: Pengujian (mencakup 3 Parameter pengujian:
Keairan tanah, pengujian batuan, pengujian bahan - Triaxial;
Terakreditasi bangunan, pengujian model hidraulik dan - Konsolidasi;
KAN, LP-456-IDN geosintetik. - Model Fisik 2D; dan
- Model Fisik 3D)
4. Balai Irigasi Laboratorium beton dan aspal; lab. Aspal-beton, mekanika tanah dan
Terakreditasi mekanika tanah; laboratorium hidraulika hidrolika dengan 14 parameter
KAN, LP-637-IDN (indoor dan outdoor), serta perangkat pengujian:
lunak bidang irigasi. Berat jenis semen portland; berat
jenis dan penyerapan agregat halus;
analisa saringan agregat halus;
jumlah bahan dalam agregat yang
lolos saringan no.200; berat isi dan
rongga udara agregat halus; beray

28 KAPASITAS ORGANISASI
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
No Laboratorium Fasilitas / Lingkup Pengujian Lingkup Akreditasi
jenis dan penyerapan air agregat
kasar; abraso dengan mesin Los
Angeles; berat isi dan rongga udara
agregat kasar; kuat tekan beton;
kuat lentur beton normal dengan 2
titik; kuat tekan dengan alat palu
tipe N dan NR; kuat tekan beton inti;
kekentalan beton (slump); dan kuat
tarik baja beton.
5. Balai Sabo Laboratorium beton, laboratorium Pengujian beton dengan 11
Terakreditasi mekanika tanah, laboratorium aliran parameter terakreditas dari 16+
KAN, LP-591-IDN debris serta perangkat lunak bidang sabo. parameter, terdiri dari: berat jenis
dan penyerapan agregat halus/
Pengujian mekanika tanah dengan 8 kasar, analisa saringan agregat
parameter yang sedang diajukan dalam halus/ kasar, kadar air, kuat tekan
rangka perluasan lingkup akreditasi, beton, kuat lentur beton, hammer
mencakup: kadar air tanah, BJ tanah, batas test, bobot isi dan rongga udara
cair tanah, batas plastik (indeks plastisitas dalam agregat, keausan agregat
tanah), batas susut tanah, ukutan butir dengan mesin abrasi Los Angeles,
tanah, kuat tekan tanah. abrasi beton, mixed desain, kadar air
speedy, slump, impac beton, core
drill, dsb.
6. Balai Sungai Laboratorium uji model hidraulik fisik Uji Model Hidraulik fisik dengan
Terakreditasi indoor dan outdoor, laboratorium kalibrasi parameter:
KAN, LP-706-IDN current meter, laboratorium mekanika - pengukuran kecepatan aliran;
tanah, dan laboratorium permodelan - pengujian tinggi muka air;
matematik/ numerik. - pengujian pola aliran; dan
- pengujian sedimentasi.
7. Balai Pantai Laboratorium indoor dan outdoor (saluran Uji Model Fisik 2D, dengan
dalam proses kaca 2D, kolam gelombang 3D, kolam parameter (tanpa SNI):
akreditasi tsunami), peralatan survey bathimetri, - stabilitas bangunan pantai
topografi, dan hidroseanografi (pasang - tinggi rayapan pada bangunan
surut, gelombang arus, sedimen), serta pantai.
perangkat lunak. Uji Model Fisik 3D, dengan
parameter (tanpa SNI):
- transformasi gelombang
- perubahan morfologi pantai
setelah dibangun struktur pantai.
8. Balai Rawa Laboratorium indoor dan outdoor, serta Kualitas Air dengan parameter:
Terakreditasi perangkat lunak. - kadar padatan tanah (total
KAN, LP-944-IDN solid);
- kadar padatan terlarut (total
dissolved solid); dan
- kadar padatan tersuspensi (total
suspended solid)
Sumber: Profil Laboratorium Pusair tahun 2014 (update tahun 2016)

3.3 Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA)

Alokasi anggaran Pusat Litbang SDA yang bersumber dari APBN (rupiah murni) pada tahun 2016 sesuai
dengan alokasi yang tertuang pada Rencana Strategis 2015-2019, yaitu sebesar Rp156.000.000.000.
Namun dalam pelaksanaannya terjadi dinamika perubahan kebijakan yang berimplikasi pada

KAPASITAS ORGANISASI 29
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

perubahan anggaran, sehingga pada APBN Perubahan Tahun 2016, alokasi Anggaran Pusat Litbang
SDA bertambah menjadi sebesar Rp166.175.206.000. Adapun perubahan-perubahan alokasi anggaran
yang disebabkan oleh refocussing / penajaman kegaitan di dalam lingkungan Pusat Litbang SDA sendiri
terjadi beberapa kali perubahan alokasi anggaran diantara Satuan Kerja. Kronologi perubahan APBN
dan APBNP serta perubahan masing-masing Satuan Kerja adalah sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 DIPA Pusat Litbang SDA Tahun Anggaran 2016

DIPA 2016 (Rupiah)


No Satuan Kerja
Awal Akhir
1 Pusat Litbang SDA 89.503.299.000 99.773.758.000
2 Balai Litbang Irigasi 14.295.325.000 14.606.621.000
3 Balai Litbang Sungai 13.644.887.000 13.974.061.000
4 BalaiLitbang Pantai 12.004.141.000 13.434.994.000
5 Balai Litbang Sabo 16.323.968.000 15.383.137.000
6 Balai Litbang Rawa 10.227.380.000 9.002.635.000
Jumlah 156.000.000.000 166.175.206.000
Sumber: Bidang Program dan Evaluasi (2016)

Pada tahun 2016, selain meningkatkan pagu anggarannya, Pusat Litbang SDA berhasil melakukan
penyesuaian komposisi anggaran. Untuk mendukung penelitian dan pengembangan bidang sumber
daya air secara langsung sebagai core-business nya, alokasi anggaran dapat ditingkatkan secara
signifikan, yaitu 66% dari total anggaran dibandingkan 27% (2014) dan 45% (2015). Dengan demikian
alokasi anggaran yang tidak terkait langsung kegiatan litbang dapat ditekan menjadi hanya 34%
(2016), sebagaimana dapat terlihat pada grafik berikut ini:

120,00

100,00
Alokasi Anggaran (Miliar Rupiah)

80,00

60,00

40,00

20,00

-
2015 (Rp149M) 2016 (Rp166M) 2017 (Rencana Rp275M)

Litbang Dukungan Manajemen Layanan Perkantoran

Tabel 3.4 Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA Tahun 2015-2017

30 KAPASITAS ORGANISASI
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA

4.1 Capaian Kinerja Pusat Litbang SDA

Sebagaimana disebutkan dalam Permen PAN dan RB Nomor 53 tahun 2014, maka pada subbab ini
akan disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis (dalam hal
Pusat Litbang SDA adalah sasaran program dan sasaran kegiatan) sesuai dengan hasil pengukuran
kinerja.

Pengukuran kinerja memegang peranan sangat penting dalam penyusunan LKIP, akuntabilitas kinerja
suatu instansi pemerintah tidak dapat dipertanggungjawabkan jika tidak dilengkapi dengan informasi
mengenai hasil-hasil yang diperoleh secara valid. Pengukuran kinerja digunakan untuk:

- Menilai pencapaian secara kuantitatif setiap indikator kinerja sebagai bahan kontribusi bagi
proses penilaian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,
kebijakan, sasaran dan tujuan.
- Memberikan pemahaman bahwa pengukuran kinerja tidak hanya difokuskan kepada indikator
input saja, tetapi yang lebih penting adalah indikator output, outcome, manfaat dan dampak.
- Memberikan dasar pengukuran dan evaluasi kinerja yang lebih sistimatis, terukur dan dapat
diterapkan.

Pengukuran Kinerja yang dilakukan dalam LKIP ini mencakup:

- Pengukuran Kinerja Outcome/Program. Merupakan tingkat pencapaian target (rencana


tingkat capaian) indikator kinerja program dari masing-masing kelompok sasaran program.
Dalam hal Pusat Litbang SDA adalah kontribusi bagi capaian sasaran program Badan Litbang.
- Pengukuran Kinerja Output/Kegiatan. Merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat
capaian) indikator kinerja kegiatan dari masing-masing kelompok sasaran kegiatan.

Atas setiap pernyataan kinerja sasaran program dan sasaran kegiatan tersebut kemudian dilakukan
evaluasi dan analisis capaian kinerjanya.

4.1.1 Pengukuran Kinerja Outcome

Capaian kinerja outcome Pusat Litbang SDA memberikan gambaran kondisi outcome sebelumnya
(baseline) atau rencana/target outcome yang diharapkan (ditetapkan pada awal tahun 2015)
dibandingkan dengan kondisi outcome yang terwujud pada akhir tahun 2015. Adapun hasil
pengukuran kinerja outcome Pusat Litbang SDA pada akhir tahun 2015 berdasarkan masing-masing
kelompok sasaran program (litbang bidang sumber daya air) adalah sebagaimana berikut ini:

AKUNTABILITAS KINERJA 31
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Tabel 4.1 Pengukuran Kinerja Program (Kontribusi Outcome) Pusat Litbang SDA Tahun 2016

Sasaran Target
No Indikator Kinerja Realisasi Capaian
Strategis/Program 2016
Meningkatnya Inovasi
Teknologi Terapan Bidang PUPR
Jumlah Teknologi yang 46
Meningkatnya Pemanfaatan 6 Unit 100%
Termanfaatkan Unit
1 Teknologi dan Rekomendasi
Jumlah Rekomendasi Kebijakan
Kebijakan -
yang Termanfaatkan
Indeks Kepuasan Pelanggan
74% 89,33% 121%
terhadap Layanan Advis Teknis
Indeks Kepuasan Pelanggan
Meningkatnya Kualitas Layanan terhadap Proses Sertifikasi yang 74% - -
2
Teknis Kepada Stakeholder Diterbitkan
Indeks Kepuasan Pelanggan
terhadap Layanan Uji 74% 78,76% 106%
Laboratorium
Sumber: Hasil Pengukuran Kinerja (2016)

4.1.2 Pengukuran Kinerja Output

Capaian kinerja output Pusat Litbang SDA diperoleh dengan cara mengukur dan membandingkan
rencana/target output yang ingin dihasilkan (ditetapkan pada awal tahun 2016 dan atau sesuai
perubahannya) dengan realisasi output yang mampu dihasilkan dan diwujudkan pada akhir tahun
2015. Adapun hasil pengukuran kinerja output Pusat Litbang SDA pada akhir tahun 2016 berdasarkan
masing-masing kelompok sasaran kegiatan adalah sebagaimana berikut ini:

Tabel 4.2 Pengukuran Kinerja Kegiatan (Output) Pusat Litbang SDA Tahun 2016

No Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

1 Teknologi Terapan
- Jumlah Teknologi (Dari Komponen Teknologi :
Naskah Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Teknologi 4 4 100%
Prototype, R-0)
2 Rekomendasi Kebijakan Dan Pemanfaatan
Teknologi
1. Jumlah Naskah Kebijakan Naskah 1 1 100%
2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Naskah 10 12 120%
3 Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project)
- Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas Unit 2 2 100%
4 Layanan Teknis dan Alih Teknologi
1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi,
Proseding DSP 2 2 100%
Publikasi dan Pameran
2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Rekomendasi
34 82 241,18%
Pendampingan Teknis Teknis
3. Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium Laporan Hasil Uji 8 8 100%
4. Jumlah Layanan Data dan Informasi Data-Informasi 13 13 100%
5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Miliar Rupiah 2,292 1,647 71,86%
5 Layanan Dukungan Manajemen
1. Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran
Dokumen 6 6 100%
Tahunan

32 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
No Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Dokumen 1 1 100%


3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Dokumen 6 6 100%
4. Jumlah Pengelolaan BMN Dokumen 6 6 100%
5. Jumlah Penyelenggaraan Tata Persuratan,
Dokumen 1 1 100%
Kearsipan dan Kehumasan
6. Jumlah Pengembangan SDM Dokumen 2 2 100%
7. Jumlah Pengelolaan Administrasi
Dokumen 6 6 100%
Kepegawaian
8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama Dokumen 1 1 100%
9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI Dokumen - - -
10. Jumlah Administrasi Kesatkeran Dokumen 6 6 100%
11. Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana
Dokumen 9 9 100%
Litbang
12. Jumlah Layanan Perkantoran Bulan Layanan 12 12 100%
13. Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana
Unit 18 18 100%
Kantor
14. Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan M2 109 109 100%
Sumber: Hasil Pengukuran Kinerja (2016)

4.1.3 Pengukuran Kinerja Periodik (per bulan)

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014, maka entitas SAKIP harus melaporkan
kinerja interim, yaitu berupa Laporan Kinerja Triwulanan atau Semester. Namun, pada tahun 2016 di
lingkungan Badan Litbang dan Kementerian PUPR dilakukan setiap bulan. Adapun capaian kinerja per
bulan ini diolah berdasarkan rencana aksi dan pemantauannya (monitoring dan evaluasi) setiap bulan
dengan basis data laporan e-Monitoring pada realisasi fisik.

Sesuai dengan terjadinya perubahan atau revisi Perjanjian Kinerja tahun 2016, maka target Perjanjian
Kinerja (PK Awal) dicantumkan dari Bulan Januari sampai dengan Oktober, sementara target baru
Perjanjian Kinerja (PK revisi) dicantumkan dari Bulan November sampai dengan Desember. Adapun
capaian kinerja setiap bulan kegiatan Pusat Litbang SDA pada tahun 2016 adalah sebagaimana berikut
ini:

AKUNTABILITAS KINERJA 33
Tabel 4.3 Pengukuran Kinerja Bulan Januari Sampai Dengan Bulan April Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring

KEUANGAN (%) FISIK (%)


Sasaran Indikator
No Target Januari Februari Maret April Januari Februari Maret April
Kegiatan Kinerja Kegiatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja

1. Teknologi Terapan
Jumlah Teknologi (dari 2 0,59 0,28 4,58 2,17 12,62 9,09 23,94 16,71 1,10 0,31 27,70 5,82 2,73 46,96 14,89 11,18 75,09 26,51 19,57 73,83
komponen teknologi: █ █ █ █
Unit
Teknologi Naskah Ilmiah, Model
Sistem, Model Fisik,
Prototipe, dan R-0)
Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan
2.
IPTEK
Naskah Jumlah Naskah 1 0,75 0,04 3,85 6,97 11,86 21,81 20,65 28,04 0,75 0,04 5,28 3,85 3,31 85,92 12,14 21,81 179,62 20,65 28,04 135,77
a. █ █ █ █
Kebijakan Kebijakan Naskah
Jumlah Perumusan 10 2,20 - 6,66 1,01 16,47 5,05 26,68 17,08 2,20 - - 6,66 0,84 12,56 16,47 5,05 30,68 26,68 17,08 64,03
b. R-3 █ █ █ █
SPM (R-3) Dokumen
Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot
3.
Project)
Penerapan 1 1,05 - 2,03 - 4,69 - 18,94 - 1,05 - - 2,03 0,79 38,92 4,69 0,79 16,84 18,94 0,53 2,79
Jumlah Penerapan █ █ █ █
Teknologi Unit
Teknologi Terbatas
Terbatas
4. Layanan Teknis dan Alih Teknologi
Jumlah 2 0,03 - 1,75 3,06 13,42 11,08 29,27 17,60 0,03 - - 1,75 2,72 155,32 13,42 11,08 82,58 29,27 17,60 60,13
Penyelenggaraa Proseding █ █ █ █
Penyelenggaraan
a. n Diseminasi DSP
Diseminasi dan
dan Sosialisasi
Sosialisasi
32 0,04 - 3,33 13,23 9,17 28,89 21,66 40,50 0,04 - - 3,33 13,23 397,30 9,17 28,89 315,05 21,66 40,50 186,98
Pelayanan Advis Jumlah Pelayanan █ █ █ █
b. Rekomendasi
Teknis Advis Teknis Teknis
Layanan Jumlah Layanan 8 0,48 0,40 9,45 2,68 12,45 10,85 19,83 24,83 0,83 0,40 47,71 9,77 2,76 28,28 13,26 10,96 82,70 21,19 25,06 118,26
█ █ █ █
c. Pengujian Pengujian Laporan
Laboratorium Laboratorium
Pelayanan Data Jumlah Pelayanan 13 0,71 0,18 3,81 2,68 13,52 9,39 21,36 16,15 0,84 0,23 26,94 4,04 2,44 60,40 15,64 9,36 59,86 22,79 16,56 72,67
d. █ █ █ █
dan Informasi Data dan Informasi Dokumen
KEUANGAN (%) FISIK (%)
Sasaran Indikator
No Target Januari Februari Maret April Januari Februari Maret April
Kegiatan Kinerja Kegiatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja
Layanan Jasa Jumlah Layanan Jasa 12 0,33 - 0,53 0,30 2,10 0,50 7,75 2,46 0,33 - - 0,53 0,30 57,21 2,10 0,50 23,60 7,75 2,46 31,74
e. █ █ █ █
Litbang (PNBP) Litbang (PNBP) Bulan
5. Layanan Dukungan Manajemen
Penyusunan 6 0,05 0,30 1,54 16,48 8,67 30,46 14,68 32,76 0,05 0,30 556,88 1,54 16,49 1.071, 8,67 30,55 352,45 14,74 32,82 222,67
Jumlah Penyusunan █ 31 █ █
Program dan Dokumen
a. Program dan Anggaran █
Anggaran
Tahunan
Tahunan
Pemantauan, Jumlah Pemantauan, 1 2,00 - 7,70 7,55 15,34 17,29 24,86 17,16 2,00 - - 7,70 7,55 98,05 15,34 17,29 112,71 24,86 17,16 69,03
Dokumen █ █ █ █
b. Evaluasi dan Evaluasi dan
Pelaporan Pelaporan
Pengelolaan Jumlah Pengelolaan 6 6,99 4,39 9,33 11,35 12,41 21,48 20,41 33,82 6,99 4,42 63,27 9,33 11,43 122,42 12,41 21,66 174,52 20,59 34,06 165,42
Dokumen █ █ █ █
c. dan Pelaporan dan Pelaporan
Keuangan Keuangan
Pengelolaan 7 0,76 2,03 6,08 8,14 8,81 14,84 17,78 19,18 0,76 2,09 275,66 6,08 8,23 135,42 8,81 14,98 170,07 17,70 19,28 108,91
Dokumen █ █ █ █
BMN, Tata Jumlah Pengelolaan
Persuratan, BMN, Tata Persuratan,
d.
Kearsipan dan Kearsipan dan
Kerumahtangga Kerumahtanggaan
an
Pengembangan Jumlah 8 0,53 0,74 5,37 5,32 15,91 15,57 19,53 27,63 0,56 0,78 138,76 5,37 5,34 99,49 9,70 15,63 161,10 24,20 27,69 114,43
Dokumen █ █ █ █
SDM dan Pengembangan SDM
e. Pengelolaan dan Pengelolaan
Administrasi Administrasi
Kepegawaian Kepegawaian
Jumlah 1 0,34 - 0,66 6,85 0,97 18,90 5,18 21,99 0,34 - - 0,66 1,36 206,06 0,97 18,90 1.948, 5,18 21,99 424,52
Penyelenggaraa █ █ 45 █
f. Penyelenggaraan Dokumen
n Kerjasama █
Kerjasama
6 1,15 1,88 5,39 11,87 9,53 19,10 15,73 33,34 1,15 1,91 165,88 4,99 11,98 240,11 9,22 18,70 202,82 15,73 33,46 212,75
Administrasi Jumlah Administrasi █ █ █ █
g. Dokumen
Kesatkeran Kesatkeran
Pengembangan 9 0,54 0,21 3,78 0,86 6,19 5,88 13,90 9,01 0,54 0,21 39,31 3,78 0,86 22,66 6,19 5,88 94,93 13,83 9,01 65,14
Jumlah █ █ █ █
Sarana dan Unit
h. Pengembangan Sarana
Prasarana
dan Prasarana Litbang
Litbang
KEUANGAN (%) FISIK (%)
Sasaran Indikator
No Target Januari Februari Maret April Januari Februari Maret April
Kegiatan Kinerja Kegiatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja
6. Output Tambahan
Layanan Jumlah Layanan 12 3,56 6,69 11,16 13,11 18,89 19,26 26,88 28,96 3,56 6,75 189,66 11,16 13,16 117,90 18,90 19,39 102,61 26,96 29,10 107,95
a. █ █ █ █
Perkantoran Perkantoran Bulan
Perangkat Jumlah Perangkat 6 unit - 8,10 - 11,23 20,58 27,74 39,64 51,28 1,13 8,10 713,61 5,67 13,01 229,31 12,48 27,95 224,02 39,64 53,13 134,03
█ █ █ █
b. Pengolah Data Pengolah Data dan
dan Komunikasi Komunikasi
Peralatan dan 10 unit - - - - 10,46 8,72 44,33 8,72 - - - - - - 10,46 10,46 100,00 44,33 45,87 103,49
Jumlah Peralatan dan █ █ █ █
c. Fasilitas
Fasilitas Perkantoran
Perkantoran
Gedung/ Jumlah Gedung/ 109 m2
d.
Bangunan Bangunan
Tabel 4.4 Pengukuran Kinerja Bulan Mei Sampai Dengan Bulan Agustus Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring

KEUANGAN (%) FISIK (%)


Sasaran Indikator
No Target Mei Juni Juli Agustus Mei Juni Juli Agustus
Kegiatan Kinerja Kegiatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja

1. Teknologi Terapan
Jumlah Teknologi 2 36,31 23,66 46,61 35,62 56,62 43,82 67,19 52,80 38,32 25,20 65,75 50,57 36,13 71,44 61,10 44,78 73,29 71,10 53,34 75,01
(dari komponen █ █ █ █
Unit
teknologi: Naskah
Teknologi
Ilmiah, Model Sistem,
Model Fisik, Prototipe,
dan R-0)
Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan
2.
IPTEK
Jumlah Naskah 1 28,88 37,02 40,11 46,02 54,00 49,97 70,99 60,60 28,88 37,02 128,19 40,11 46,02 114,74 54,00 49,98 92,54 70,99 60,61 85,38
a. Naskah Kebijakan █ █ █ █
Kebijakan Naskah
Jumlah Perumusan 10 35,75 29,79 47,93 36,20 57,69 43,17 67,28 46,09 35,75 29,79 83,34 47,93 36,02 75,54 57,69 43,17 74,83 67,28 46,09 68,50
b. R-3 █ █ █ █
SPM (R-3) Dokumen
Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot
3.
Project)
Penerapan Jumlah Penerapan 1 22,00 13,56 26,08 18,31 29,17 19,92 34,65 34,15 22,00 14,68 66,74 26,08 19,81 75,95 29,17 21,48 73,64 34,65 56,81 163,98
█ █ █ █
Teknologi Terbatas Teknologi Terbatas Unit
4. Layanan Teknis dan Alih Teknologi
Jumlah 2 43,41 42,65 61,83 65,73 74,58 73,14 87,80 75,80 43,41 42,65 98,25 61,83 65,73 106,31 74,58 73,14 98,07 87,80 75,80 86,33
Penyelenggaraan █ █ █ █
Penyelenggaraan Proseding
a. Diseminasi dan
Diseminasi dan DSP
Sosialisasi Sosialisasi
32 37,18 55,80 41,33 78,11 52,17 75,72 67,74 83,56 37,18 55,80 150,08 41,33 78,11 188,99 52,17 75,72 145,14 67,74 83,56 123,35
Pelayanan Advis Jumlah Pelayanan █ █ █ █
b. Rekomendasi
Teknis Advis Teknis
Teknis
Jumlah Layanan 8 28,47 32,90 31,05 34,42 40,24 38,20 50,47 44,21 28,89 33,13 114,69 30,46 34,42 113,00 38,93 38,04 97,69 49,50 44,22 89,33
Layanan Pengujian █ █ █ █
c. Pengujian Laporan
Laboratorium Laboratorium
Pelayanan Data Jumlah Pelayanan 13 34,75 22,46 42,07 27,90 67,02 34,51 83,52 31,74 36,43 22,96 63,02 43,90 29,06 66,21 66,31 36,34 54,80 84,23 33,83 40,16
d. █ █ █ █
dan Informasi Data dan Informasi Dokumen
Layanan Jasa Jumlah Layanan Jasa 12 15,25 4,51 26,08 7,07 37,24 20,90 47,74 23,19 15,25 4,51 29,55 26,08 7,07 27,10 37,24 20,90 56,11 47,74 23,19 48,58
e. █ █ █ █
Litbang (PNBP) Litbang (PNBP) Bulan
KEUANGAN (%) FISIK (%)
Sasaran Indikator
No Target Mei Juni Juli Agustus Mei Juni Juli Agustus
Kegiatan Kinerja Kegiatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja
5. Layanan Dukungan Manajemen
Penyusunan Jumlah Penyusunan 6 23,60 36,86 36,00 38,42 47,32 42,18 56,47 48,54 23,65 36,91 156,07 36,01 38,44 106,73 47,33 42,19 89,15 56,47 48,55 85,98
Dokumen █ █ █ █
a. Program dan Program dan
Anggaran Tahunan Anggaran Tahunan
Pemantauan, Jumlah Pemantauan, 1 34,82 20,37 44,79 30,85 56,82 40,31 72,41 46,12 34,82 20,37 58,50 44,79 30,85 68,88 56,82 40,31 70,94 72,41 46,12 63,69
Dokumen █ █ █ █
b. Evaluasi dan Evaluasi dan
Pelaporan Pelaporan
Pengelolaan dan Jumlah Pengelolaan 6 26,73 41,29 32,47 46,42 49,24 50,91 58,91 57,07 26,91 41,53 154,34 32,54 46,56 143,06 49,31 50,98 103,38 58,91 56,91 96,60
Dokumen █ █ █ █
c. Pelaporan dan Pelaporan
Keuangan Keuangan
27,78 22,73 41,14 36,99 55,57 38,36 66,79 44,45 27,77 22,83 82,20 41,11 37,20 90,50 55,36 38,58 69,69 66,51 44,66 67,16
Pengelolaan BMN, Jumlah Pengelolaan 7
█ █ █ █
BMN, Tata Dokumen
Tata Persuratan,
d. Persuratan,
Kearsipan dan Kearsipan dan
Kerumahtanggaan Kerumahtanggaan
Pengembangan Jumlah 8 34,97 40,81 45,20 53,57 55,14 63,92 66,25 73,37 38,63 40,87 105,78 48,17 53,66 111,40 58,37 64,01 109,65 68,24 73,45 107,64
Dokumen █ █ █ █
SDM dan Pengembangan SDM
e. Pengelolaan dan Pengelolaan
Administrasi Administrasi
Kepegawaian Kepegawaian
Jumlah 1 8,82 28,54 27,64 43,63 31,05 46,68 34,46 53,91 8,82 28,54 323,58 27,64 43,63 157,85 31,05 46,68 150,34 34,46 53,91 156,44
Penyelenggaraan █ █ █ █
f. Penyelenggaraan Dokumen
Kerjasama Kerjasama
6 23,52 45,29 35,88 48,61 50,33 56,74 58,80 63,10 23,64 45,41 192,09 35,97 48,70 135,38 50,41 56,82 112,72 58,88 63,18 107,31
Administrasi Jumlah Administrasi █ █ █ █
g. Dokumen
Kesatkeran Kesatkeran
Jumlah 9 26,39 21,20 32,19 33,96 48,69 36,52 59,15 37,98 26,30 21,20 80,60 32,15 34,32 106,76 48,60 36,87 75,86 59,13 49,02 82,90
Pengembangan █ █ █ █
Pengembangan Unit
h. Sarana dan
Sarana dan Prasarana
Prasarana Litbang Litbang
6. Output Tambahan
Layanan Jumlah Layanan 12 34,71 38,77 44,42 50,12 55,52 59,70 63,70 67,35 34,79 39,08 112,33 44,50 50,35 113,14 55,61 59,96 107,83 63,76 67,88 106,46
a. █ █ █ █
Perkantoran Perkantoran Bulan
KEUANGAN (%) FISIK (%)
Sasaran Indikator
No Target Mei Juni Juli Agustus Mei Juni Juli Agustus
Kegiatan Kinerja Kegiatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja
Perangkat Jumlah Perangkat 6 unit 60,37 46,14 60,37 59,29 74,49 59,29 74,49 88,99 60,37 91,33 151,28 60,37 60,22 99,75 74,49 60,22 80,84 74,49 91,78 123,21
█ █ █ █
b. Pengolah Data dan Pengolah Data dan
Komunikasi Komunikasi
Peralatan dan 10 unit 54,35 58,92 60,38 59,02 77,26 59,02 88,59 89,08 54,35 59,49 109,47 60,38 60,19 99,68 77,26 60,19 77,91 88,59 95,79 108,12
Jumlah Peralatan dan █ █ █ █
c. Fasilitas
Fasilitas Perkantoran
Perkantoran
d. Gedung/ Bangunan
Jumlah Gedung/ 109 m2 78,87 9,46 78,87 89,81 78,87 90,27 78,87 90,27 78,87 46,25 58,64 78,87 94,39 119,69 78,87 94,87 120,29 78,87 94,87 120,29
Bangunan █ █ █ █
Tabel 4.5 Pengukuran Kinerja Bulan September Sampai Dengan Bulan Desember Berbasis Data Capaian Fisik e-Monitoring

KEUANGAN (%) FISIK (%)


Sasaran Indikator
No Target September Oktober November Desember September Oktober November Desember
Kegiatan Kinerja Kegiatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja

1. Teknologi Terapan
Jumlah Teknologi 24 64,31 65,99 73,20 74,96 82,02 69,05 100 82,97 52,21 52,64 79,78 61,09 61,59 82,17 82,75 69,72 84,25 100 86,28 86,28
(dari komponen teknologi: █ █ █ █
Teknologi Unit
Naskah Ilmiah, Model
Sistem, Model Fisik,
Prototipe, dan R-0)
Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan
2.
IPTEK
Jumlah Naskah 1 77,97 77,97 85,52 85,52 95,55 86,32 100 91,11 68,17 68,17 87,43 71,72 72,00 84,19 95,55 90,00 94,19 100 100 100
a. Naskah Kebijakan █ █ █ █
Kebijakan Naskah
Jumlah Perumusan 10 81,41 81,41 90,00 90,00 98,17 83,51 100 98,17 60,58 60,58 74,42 72,91 72,91 81,01 9817 83,51 85,06 100 100 100
b. R-3 █ █ █ █
SPM (R-3) Dokumen
Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot
3.
Project)
Penerapan Jumlah Penerapan 12 46,43 46,43 83,78 83,78 96,64 88,80 100 93,35 37,21 57,89 124,68 79,37 79,37 94,73 96,64 88,80 91,88 100 100 100
█ █ █ █
Teknologi Terbatas Teknologi Terbatas Unit
4. Layanan Teknis dan Alih Teknologi
Jumlah 2 90,76 90,76 93,42 93,42 99,41 93,28 100 97,79 78,72 78,72 86,73 92,36 92,36 98,87 99,41 93,28 93,83 100 100 100
Penyelenggaraan █ █ █ █
Penyelenggaraan Proseding
a. Diseminasi dan
Diseminasi dan DSP
Sosialisasi Sosialisasi
Pelayanan Advis Jumlah Pelayanan 24  34 58,16 58,16 73,31 73,61 84,67 90,29 100 99,35 68,68 76,80 132,05 81,18 81,18 110,29 84,67 90,29 106,64 100 100 100
b. Rekomendasi █ █ █ █
Teknis Advis Teknis
Teknis
Jumlah Layanan 8 79,02 77,88 87,05 86,31 94,52 91,49 100 98,72 76,95 77,06 98,94 84,56 84,67 98,10 94,52 91,49 96,80 100 100 100
Layanan Pengujian █ █ █ █
c. Pengujian Laporan
Laboratorium Laboratorium
Pelayanan Data Jumlah Pelayanan 13 89,86 89,90 94,85 95,05 98,77 58,43 100 89,04 36,93 41,06 45,67 47,36 47,23 49,69 98,77 55,48 58,43 100 92,48 92,48
d. █ █ █ █
dan Informasi Data dan Informasi Dokumen
12 58,57 58,57 70,97 70,97 84,78 38,61 100 71,84 23,38 23,38 39,92 25,22 25,22 35,53 84,78 38,61 45,54 100 74,65 74,65
Layanan Jasa Jumlah Layanan Jasa Bulan  █ █ █ █
e. Rp2,292
Litbang (PNBP) Litbang (PNBP)
Miliar
KEUANGAN (%) FISIK (%)
Sasaran Indikator
No Target September Oktober November Desember September Oktober November Desember
Kegiatan Kinerja Kegiatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja
5. Layanan Dukungan Manajemen
Penyusunan Jumlah Penyusunan 6 71,40 71,40 80,27 80,27 87,18 73,89 100 95,34 55,80 55,89 78,28 67,92 67,98 84,69 87,18 73,89 84,76 100 100 100
Dokumen █ █ █ █
a. Program dan Program dan
Anggaran Tahunan Anggaran Tahunan
Pemantauan, Jumlah Pemantauan, 1 81,53 81,53 88,70 88,70 95,16 74,46 100 94,37 47,57 47,57 58,35 63,55 63,55 71,65 95,16 74,46 78,25 100 100 100
Dokumen █ █ █ █
b. Evaluasi dan Evaluasi dan
Pelaporan Pelaporan
Pengelolaan dan Jumlah Pengelolaan 6 75,54 75,54 82,65 82,65 94,37 87,69 100 98,82 67,86 68,12 90,18 79,95 80,13 96,96 94,21 87,69 93,09 100 100 100
Dokumen █ █ █ █
c. Pelaporan dan Pelaporan
Keuangan Keuangan
Jumlah Pengelolaan 6 68,59 67,95 79,83 79,38 91,68 71,83 100 90,17 51,54 51,65 76,01 65,43 65,51 82,53 93,22 71,83 77,05 100 100 100
d. Pengelolaan BMN █ █ █ █
BMN Dokumen
Jumlah 1 90,00 69,84 100 81,02 90,00 69,84 77,60 100 100 100
Penyelenggaraan █ █
Penyelenggaraan Dokumen
Tata Persuratan,
e. Tata Persuratan,
Kearsipan dan Kearsipan dan
Kerumahtanggaan Kerumahtanggaan
Pengembangan Jumlah 2 84,11 84,11 89,55 90,71 95,51 90,61 100 98,31 81,87 81,65 97,08 86,09 86,13 94,96 98,11 90,61 92,36 100 100 100
f. █ █ █ █
SDM Pengembangan SDM Dokumen
Pengelolaan Jumlah Pengelolaan 6 95,26 87,42 100 96,21 95,26 87,42 91,77 100 100 100
Dokumen █ █
g. Administrasi Administrasi
Kepegawaian Kepegawaian
Jumlah 1 48,68 48,68 77,27 77,27 81,25 80,64 100 99,51 63,72 63,72 130,90 78,05 78,05 101,01 81,25 80,64 99,25 100 100 100
Penyelenggaraan █ █ █ █
h. Penyelenggaraan Dokumen
Kerjasama Kerjasama
6 72,73 72,73 81,45 81,45 89,74 88,72 100 99,32 73,42 73,56 101,14 80,70 81,00 99,45 91,37 88,72 97,10 100 100 100
Administrasi Jumlah Administrasi
█ █ █ █
i. Dokumen
Kesatkeran Kesatkeran
Jumlah 9 70,37 70,38 79,33 79,42 97,44 83,01 100 96,79 64,75 64,75 92,01 74,17 73,97 93,14 97,57 83,01 85,07 100 100 100
Pengembangan █ █ █ █
Pengembangan Unit
j. Sarana dan
Sarana dan Prasarana
Prasarana Litbang Litbang
Layanan Jumlah Layanan 12 Bulan 89,34 92,72 100 97,40 89,84 92,72 103,21 100 100 100
k. █ █
Perkantoran**) Perkantoran
KEUANGAN (%) FISIK (%)
Sasaran Indikator
No Target September Oktober November Desember September Oktober November Desember
Kegiatan Kinerja Kegiatan
Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja Renc Real Kinerja
Pengadaan Sarana 18 unit 98,03 99,62 100 98,49 98,03 99,62 101,62 100 100 100
Jumlah Peralatan dan █ █
l. dan Prasarana
Fasilitas Perkantoran
Kantor**)
Peningkatan 109 m2 100 94,89 100 97,45 100 94,89 94,89 100 100 100
m Jumlah █ █
Gedung/Bangunan
. Gedung/Bangunan
**)
Output Tambahan *)
Jumlah Layanan 12 72,16 72,54 80,59 80,91 76,09 76,56 105,54 85,70 86,55 106,98
a. Layanan Perkantoran
Perkantoran Bulan █ █
Jumlah Perangkat 6 unit 81,78 81,78 100 100 98,40 98,87 120,90 98,58 99,05 99,05
Perangkat Pengolah
b. Pengolah Data dan █ █
Data dan Komunikasi
Komunikasi
Peralatan dan Fasilitas Jumlah Peralatan dan 10 unit 91,50 91,50 90,33 90,33 91,47 96,89 105,88 98,26 99,20 109,81
c. █ █
Perkantoran Fasilitas Perkantoran

Jumlah Gedung/ 109 m2 78,95 78,95 100 100 93,09 94,89 120,19 93,09 94,89 94,89
d Gedung/ Bangunan █ █
Bangunan
Sumber: Dokumen Monitoring dan Evaluasi Berkala (Bulanan) Tahun 2016

Keterangan: S = Sasaran; R = Realisasi; K = Kinerja realisasi terhadap sasaran;


“”= Revisi Target PK; *) Kelompok “Output Tambahan” Hilang dalam Revisi PK dan output-output nya masuk “Dukungan Manajemen”; **) Output hasil revisi pemindahan dari Kelompok “Output Tambahan”
Catatan: Pada laporan penyelenggaraan sarana kelitbangan ada salah satu sub kegiatan yang tercapai outputnya, namun terdapat salah satu lingkup yang tidak tercapai sepenuhnya sehingga fisik tidak tercapai 100%.

NILAI/ANGKA INTERPRETASI
█ 0 - 30 Sangat kurang, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang sangat mendasar
█ 31 - 50 Kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan yang mendasar
█ 51 - 65 Cukup (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar
█ 66 - 75 Baik, perlu sedikit perbaikan
█ 76 - 85 Sangat baik
█ 86 - 100 Memuaskan
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
4.1.4 Permasalahan dan Tindak Lanjut (per Triwulan)

Pelaksanaan kinerja tahun anggaran 2016 dihadapkan dengan sejumlah dinamika hambatan,
tantangan dan permasalahan yang dihadapi (sebagaimana tergambar pada subbab 4.13 Pengukuran
Kinerja Periodik per Bulan). Maka, diantara permasalahan dan tindak lanjut yang telah dilaksanakan
adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Permasalahan dan Tindak Lanjut per Triwulan Dalam Rangka Pencapaian Kinerja Tahun 2016

Periode Permasalahan Tindak Lanjut

Triwulan 1 Penajaman Kegiatan sesuai dengan arahan baru dan Refocussing Rencana Kegiatan dan
tindaklanjut atas perubahan lingkungan strategis Alokasi Anggaran, serta Penambahan
bidang sumber daya air, termasuk mewujudkan Paket Lelang
sejumlah produk fisik hasil Litbang
Kerusakan pada sejumlah komponen utama dan Mengalokasikan anggaran untuk
komponen pendukung pada sistem Peringatan Dini perbaikan komponen yang rusak,
Bencana Longsor optimalisasi kinerja dan penyesuaian
sistem
Kegiatan PNBP dibiayai oleh anggaran yang diterima -
dari jasa litbang dan rekayasa, sehingga apabila
belum ada setoran masuk ke Kas Negara, maka
pencairan anggaran belum bisa dilaksanakan. Batas
Maksimum Pencairan anggaran adalah 98% dari
jumlah setoran yang masuk ke kas Negara.
Sementara belum adanya kontrak baru yang masuk
ke Pejabat Penerimaan PNBP
Triwulan 2 Pada salah satu kegiatan, Terjadi perubahan Mengusulkan pemindahan lokasi dan
kebijakan kerjasama akibat pergantian direksi merubah wujud keluaran hasil
PDAM dan Adanya keberatan pihak pengelola IPAL penelitian dan pengembangannya
Bojongsoang untuk penempatan Wetland apung di (dari model fisik menjadi basic design)
wilayah tersebut dengan sejumlah alasan teknis
Hasil pengukuran Modular Apung saat dipasang Disiapkan alternatif perubahan posisi
nantinya akan terdapat jarak kiritis dengan dasar, Modular, yaitu dengan menjauhi
terutama saat air surut, sehingga berpotensi pantai dan melakukan pengujian
mematahkan sirip modular akibat benturan di modular dengan 3 sirip dan 2 sirip
bawah
Triwulan 3 Terdapat kegiatan di Balai yang memerlukan Melakukan penyewaan untuk alat /
dukungan alat berat, namun peralatan yang dimiliki komponen yang mengalami kerusakan
mengalami kerusakan (diantaranya Backhoe, Roll
Stamp Machine dan Mesin Pompa Air)
Libur dan Cuti Bersama Idul Fitri / Lebaran Kepala Pusat Litbang memberikan
menimbulkan perlambatan penyerapan anggaran instruksi percepatan pelaksanaan
sehingga menimbulkan deviasi kinerja dan kegiatan dan penyerapan anggaran
terutama penyerapan anggaran
Banyaknya kegiatan Litbang dan Advis Teknis Pengetatan jadwal kegiatan dengan
menyebabkan ketatnya jadwal SDM dan percepatan proses running untuk
penggunaan Laboratorium. Hambatan pada satu langsung melakukan analisa, sehingga
kegiatan menimbulkan keterlambatan pada pembongkaran struktur dapat cepat
kegiatan Litbang yang lain dilaksanakan untuk kegiatan lain
Triwulan 4 APBNP tahun 2016 terjadi penambahan alokasi Mendorong langkah koordinasi
anggaran yang bersumber dari Loan (WISMP: Rp5,9 dengan pihak terkait (Bank Dunia dan
miliar dan JUFMP: Rp7 miliar) dan harus dilelang Ditjen SDA)
dengan kriteria/standar bank dunia, sehingga Melakukan percepatan pelelangan
menyebabkan beban rencana penyerapan menjadi paket yang bersumber dari loan:
lebih tinggi pada semester kedua (menyebabkan

AKUNTABILITAS KINERJA 43
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Periode Permasalahan Tindak Lanjut


realisasi anggaran menjadi lebih rendah dari - WISMP dapat terkontrak pada 10
rencana atau menimbulkan deviasi besar) Oktober 2016, walaupun belum
terserap sepenuhnya dan
pelaksanaannya belum selesai
pada tahun 2016.
- JUFMP baru akan dapat terkontrak
pada tahun 2017, sehingga telah
dilakukan upaya pengajuan revisi
anggaran sebanyak 2 (dua) kali
kepada Kementerian Keuangan,
namun ditolak. Oleh karena itu
dilakukan proses perpanjangan
loan agreement.
Belum terjadi kontrak baru yang masuk ke Pejabat
Penerimaan PNBP. Sementara terdapat kontrak
baru yang sebagian angsuran pembayarannya pada
tahun anggaran 2017
Karena permasalahan sebelumnya, yaitu Dilakukan upaya mempercepat proses
pengukuran sedimen, sehingga mengakibatkan pengujian / analisis di laboratorium.
terlambatnya pengujian di laboratorium
Keterlambatan proses desain (Modular Apung) Kontrak diperpanjang selama 50 hari
mengakibatkan proses pekerjaan konstruksi kalender sampai dengan tanggal 19
mengalami keterlambatan dan belum selesai februari terhitung sejak tanggal 31
sampai akhir tahun 2016. desember 2016. dasar perpanjang
kontrak adalah perpres no 4 tahun
2015 pasal 93 ayat 2 tentang
pengadaaan barang / jasa pemerintah.
berdasarkan data E-mon tgl 12 januari
2017 progres pelaksanaan pekerjaan
apung baik fisik maupun keuangan
adalah sebesar 85%. Atas
perpanjangan waktu tersebut, Satker
Balai Litbang Pantai harus
menganggarkan 15% (329 jt) dari
harga kontrak (2,197 M) untuk
membayar sisa pekerjaan yang
dilaksanakan tahun 2017. Pembayaran
setelah pekerjaan dinyatakan selesai
dan setelah mata pembayaran untuk
pekerjaan tersebut tercantum dalam
RKAKL satker Balai Litbang Pantai
(revisi RKAKL).
Sumber: Dokumen Monitoring dan Evaluasi Berkala (Bulanan) Tahun 2016

4.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Outcome

Sebagaimana hasil pengukuran kinerja outcome pada Subbab Capaian Kinerja, maka dilanjutkan
dengan evaluasi dan analisis kinerja outcome pada masing-masing pernyataan sasaran program yang
menjadi kontribusi Pusat Litbang SDA bagi capaian Badan Litbang pada tahun 2015 sebagaimana
berikut ini:

44 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
4.2.1 Sasaran Program Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi dan Rekomendasi
Kebijakan

Sasaran program tersebut hanya mencakup 1 (satu) indikator kinerja yang menunjukkan peningkatan
pemanfaatan IPTEK berupa teknologi yang telah dihasilkan Pusat Litbang SDA.

Adapun teknologi hasil litbang bidang sumber daya air yang didorong untuk dapat dicapai
kebermanfaatannya pada tahun 2016 ini, sebagaimana telah disebutkan dalam Subbab Perjanjian
Kinerja adalah sebanyak 6 (enam) teknologi. Berdasarkan hasil identifikasi pemanfaatannya, maka
untuk masing-masing teknologi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor

Peringatan dini bencana longsor adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana longsor pada suatu tempat
oleh lembaga yang berwenang.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan prabencana dalam situasi terdapat potensi
terjadinya bencana perlu adanya sebuah sistem peringatan dini dimana hal ini dilakukan untuk
pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangi risiko terkena bencana serta
mempersiapkan tindakan tanggap darurat. Oleh karena itu, Pusat Litbang SDA melalui Balai Sabo
mengembangkan sistem peringatan dini terhadap tanah longsor dan banjir debris di Banyumas sejak
tahun 2006 sampai dengan tahun 2009.

Hasil yang telah dicapai pada penelitian tahun 2006 adalah hasil uji laboratorium untuk mengetahui
indek parameter tanah, peta geologi teknik daerah blok longsoran Desa Cibangkong, pemasangan alat
pantau longsoran, bangunan penanggulangan longsoran berupa terasering dan saluran permukaan
sebagai model percontohan, pemasangan rambu tanda bahaya longsor dan jalur evakuasi serta
sosialisasi ke warga dan aparat desa.

Gambar 4.1 Alat Pengukur Rekahan Tanah (Ekstensometer) Dipasang dengan Logger Dan Modem GSM Pada Blok
Longsoran di Desa Cibangkong, Kab. Banyumas

Alat deteksi longsoran yang dipasang didaerah blok longsoran Desa Cibangkong pada tahun 2006
adalah 4 (empat) ekstensometer (2 otomatis dan 2 sederhana) untuk mengukur rekahan tanah, 2

AKUNTABILITAS KINERJA 45
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

(dua) tilt meter untuk mengukur deformasi tanah, dan 1 (satu) alat penakar hujan otomatis untuk
mengukur curah hujan. Sementara pada tahun 2007 terpasang alat pantau longsoran dengan transfer
data berbasis seluler melalui SMS berupa 1 (satu) unit ektensometer dengan sensor dan logger dan
GSM Modem, 1 (satu) unit alat penakar hujan dengan sensor dan logger serta GSM Modem di Desa
Cibangkong, Kec. Pekuncen, Banyumas. serta 1 (satu) unit alat pemantau banjir di K. Setra, Desa
Nusadadi, kec. Sumpiuh, Banyumas.

Gambar 4.2 Alat Pemantau Banjir (AWLR) dan Alat Penakar Hujan (ARR) Dipasang dengan Logger Dan Modem GSM Pada
Blok Longsoran di Desa Cibangkong, Kab. Banyumas

Keputusan diberlakukannya kondisi taraf siaga atau evakuasi maka dalam kesepakatan yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah di Kabupaten Banyumas, untuk sementara waktu ditetapkan
beberapa parameter sebagai berikut:

Kondisi
Parameter Taraf
Keadaan Kritis Siaga /
Evakuasi

•Intensitas hujan terus menerus lebih dari 4


jam > 50 mm/jam.
•Jumlah curah hujan kumulatif secara terus
menerus lebih dari 3 hari > 150 mm/hari.
•Rekahan tanah di daerah Cibangkong.
•Tinggi muka air banjir K. Setra > 2,20 m
pada peil scale.

Gambar 4.3 Parameter Keadaan Kritis pada Sistem Peringatan Dini Longsor dan Banjir

Apabila ada informasi melalui jaringan sistem peringatan dini bahaya longsor dan banjir yang terjadi
seperti pada kondisi yang termasuk dalam parameter tersebut, maka wewenang Keputusan diambil

46 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
oleh : Ketua SATLAK PBP setelah musyawarah dalam instansi yang masuk jajaran organisasi Satlak PBP.
Keputusan akan diambil dalam bentuk Siaga atau harus Evakuasi akan menyesuaikan dengan
tingkatan bahaya walaupun tetap memberlakukan kearifan lokal, sebelum semua ditangani secara
terpadu oleh Pemerintah Kabupaten.

Sebagai kelanjutan dari kegiatan sebelumnya, dimana pemasangan perangkat sistem peringatan dini
dirasa perlu di daerah yang lebih hulu. Setelah dilakukan survei lanjutan, ditetapkan bahwa diperlukan
dua alat deteksi lagi yaitu alat pengukur tinggi muka air dan alat pengukur tinggi curah hujan. Untuk
pemasangan kedua alat ini tim peneliti balai sabo sekali lagi berkolaborasi dengan Pemerintah
Kabupaten Banyumas, dimana bentuk kolaborasi ini berupa dukungan fisik. Pihak Balai Sabo
menyediakan alat pengukur curah hujan dan pengukur tinggi muka air sedangkan pihak Pemerintah
Kabupaten Banyumas menyediakan rumah alat dan pengaman.

Gambar 4.4 Alur Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor

Data yang dipantau dari alat pemantau di lapangan selain disimpan dalam Data Logger, dikirim ke
stasiun induk melalui GSM Modem menuju Stasiun Induk yang diterima Server dan disimpan dalam
bentuk data base dalam file server, kemudian diproses oleh alat pemroses data agar dapat ditampilkan
dalam layar tampilan atau Display . Apabila terjadi pergeseran rekahan tanah dan curah hujan yang
sudah melampaui batas tertentu atau batas kritis yang sudah ditentukan secara otomatis akan
mengaktifkan tanda alarm dan juga mengirim berita tanda ”WARNING” dalam bentuk layanan pesan
pendek (SMS) kepada pengguna atau penentu kebijakan dalam jajaran SATLAK PBP Kabupaten
Banyumas yang nomor HP-nya telah terdaftar dalam Server di stasiun induk.

Tabel 4.7 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana Longsor

No Kriteria Pemenuhan Uraian


1. Kebermanfaatan √ Mampu memantau dan memberikan informasi dalam skala lokal
(sekitar alat) mengenai sejumlah situasi yang menjadi parameter
siaga bencana.
2. Keberfungsian √ Peralatan dapat berfungsi dengan baik sejak tahun 2006, namun
pada tahun 2015 mengalami sejumlah kerusakan. Oleh karena itu
telah ditindaklanjuti dengan sejumlah perbaikan dan untuk
mengembalikan fungsinya pada tahun 2016.

AKUNTABILITAS KINERJA 47
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

No Kriteria Pemenuhan Uraian


3. Keberlanjutan √ Informasi yang dihasilkan digunakan oleh Satlak Bencana, namun
OP masih dilaksanakan oleh Balai Sabo dan saat inis sedang dalam
proses serah terima kepada Pemerintah Daerah.
4. Ketercukupan -

2. Teknologi Lining Saluran dan Box Tersier Berbahan Ferosemen

Teknologi ini dikembangkan oleh Pusat Litbang SDA melalui Balai Irigasi dan telah diwujudkan dalam
bentuk prototipe pada tahun 2012 di Daerah Irigasi (DI) Kiawit, Desa Sajingan Besar, Kecamatan
Sajingan, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.

Teknologi ini menggunakan ferosemen sebagai komponen bahan utama. Ferosemen sendiri adalah
mortar yang terdiri dari campuran pasir, semen dan air diperkuat dengan tulangan yang dilapisi kawat
anyam (galvanis) sebagai tulangan susut dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk
massa padat. Ferosemen merupakan teknologi konstruksi alternatif yang telah digunakan dalam
penyediaan suplai air dan berbagai pembangunan irigasi, yang mudah untuk diterapkan, hasilnya kuat,
lentur, tahan lama, lebih ekonomis, dan mudah untuk diadopsi baik ke dalam prinsip fisik, mekanik
maupun teori hidraulika yang tepat. Keunggulan lainnya yaitu penggunaan material lokal dan dapat
dibuat secara insitu atau ditempat lain (pracetak), selanjutnya dirangkai di lapangan. Bahan pengikat
atau matrik dalam ferosemen dikenal sebagai adukan semen atau biasa disebut mortar, yang terdiri
dari semen dan pasir silika biasa yang terbebas dari lumpur dan benda asing lain, dengan karakteristik
terhadap lentur.

Gambar 4.5 Sistim Tulangan Ferosement (Balai Irigasi, 2012) dan Karakteristik terhadap lentur (Naaman et.al.2001)

Tulangan rangka berfungsi sebagai rangka untuk membentuk profil yang diinginkan dan sebagai
tempat untuk memasang kawat anyam atau jala. Tulangan rangka tersebut tidak berfungsi sebagai
tulangan struktur. Sedangkan bahan pengikat atau matrik dalam ferosemen dikenal sebagai adukan
semen atau biasa disebut mortar, yang umumnya terdiri dari semen dan pasir. Pasir yang digunakan
sebagai bahan pembuatan ferosemen harus terbebas dari lumpur dan benda asing lain, serta
ditempatkan dalam kondisi kering dan memenuhi persyaratan penyimpanan bahan konstuksi.

48 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.6 Proses Pembuatan dan Pemasangan Saluran Pembawa Sistim Pra Cetak

Gambar 4.7 Proses Pemasangan Bangunan Bagi Tersier (Box Tersier)

Setiap penentuan dimensi dan cara pembuatan harus memperhatikan efisiensi ekonomi sebagai
bahan bangunan. Untuk mengatasi kelangkaan bahan-bahan bangunan baik di desa maupun di kota,
bahan-bahan ini dapat diproduksi sendiri dengan menggunakan peralatan dan cetakan sederhana
yang dibuat dengan kayu lapis biasa. Selain itu, dalam hal konstruksi: Cetakan sederhana; Cara
pencetakan yang mudah; dan Tidak memerlukan alat khusus; adapun dalam hal pengangkutan dan
pemasangan: Berat yang memadai; Cara penyiapan yang efisien; dan Sambungan sederhana.

Gambar 4.8 Kondisi Bangunan Bagi Tersier dan Saluran Pembawa Pra Cetak (Kondisi 2016)

Secara teknis rata-rata kecepatan aliran air di saluran pembawa cukup baik memenuhi kecepatan
aliran yang disyaratkan, yaitu berkisar antara 2,34 m/s - 2,81 m/s. Kapasitas aliran akan cukup aman
terhadap sedimentasi, kecepatan aliran mampu membawa material lebih dari 0,008 mm.

Keuntungan dari penerapan prototip ini selain dapat dijadikan model percontohan, juga dapat
memberikan input baik dalam pengelolaan irigasi, diantaranya berpotensi meningkatkan index
pertanaman (IP) lebih dari 49% dan memberikan efisiensi penyaluran irigasi tinggi yaitu lebih dari
91,5%.

AKUNTABILITAS KINERJA 49
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Tabel 4.8 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Lining Saluran dan Box Tersier Berbahan Ferosemen

No Kriteria Pemenuhan Uraian


1 Kebermanfaatan √ Mampu meningkatkan indeks pertanaman lebih dari 49% dan
memberikan efisiensi penyaluran irigasi lebih dari 91,5%.
2 Keberfungsian √ Sejak tahun 2012, sepanjang ada ketersediaan air dan tidak terjadi
kerusakan berat pada konstruksi bangunan, maka prototip ini
dapat berfungsi dengan optimal.
3 Keberlanjutan √ Pemeliharaan dilaksanakan oleh pengguna saluran irigasi terkait di
sekitar prototipe dan diketahui oleh Pemerintah Daerah setempat,
namun belum ada upaya untuk pengembangan maupun replikasi
4 Ketercukupan -

3. Teknologi Bangunan Pengendali Paras Muka Air di Lahan Gambut (Drainpile)

Salah satu upaya yang paling efektif dan telah terbukti dalam menanggulangi degradasi lahan gambut
(akibat drainase) adalah dengan menaikkan elevasi muka air tanah, yaitu melalui upaya intervensi
hidraulikdengan membangun bendung-bendung (canal blocking). Balai Rawa, Puslitbang SDA pada
tahun 2012-2013 telah membangun 2 buah bendung (terbuat dari beton dan dari materi gambut yang
dipadatkan) di Sei Ahas, eks PLG-Kalimantan Tengah. Desa Sei Ahas terletak sekitar ± 160 km
(mengikuti alur sungai Kapuas) dari muara sungai Kapuas ke arah hulu. Sei. Ahas terletak di tepi sungai
Kapuas dan merupakan areal gambut relatif dangkal dengan kedalaman ± 3 meter, tapi semakin jauh
dari sungai, kearah pedalaman, ketebalan gambutnya > 3 m. Areal ini dipilih karena
berbatasan/berhubungan langsung dengan gambut dalam sehingga dengan mengendalikan muka air
tanah di lokasi lahan gambut dengan kedalaman < 3 m (kawasan budidaya) diharapkan akan dapat
mengendalikan / mempertahankan muka air tanah dilahan gambut dalam (> 3 m) di sekitarnya.

Sebelum bendung/bendung tersebut di bangun, nilai subsiden lahan gambut di sekitarnya adalah 3,71
cm/tahun (pada musim kemarau) dan 2,95 cm/tahun (pada musim hujan). Namun setelah bendung
dibangun, nilai subsiden cenderung menurun, yaitu 2,61 cm/ tahun pada musim kemarau dan 2,23
cm/tahun pada musim hujan.

Canal Blocking yang dilengkapi dengan alur perahu merupakan pilihan yang paling sesuai dengan
kondisi di Sei. Ahas dimana saluran/kanal masih dapat dipergunakan oleh penduduk setempat sebagai
sarana transportasi

Desain dan konstruksi dari bangunan bendung dibuat Oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II,
Banjarmasin dengan pengarahan dan supervisi dari Balai Rawa - Puslitbang SDA. Bangunan tersebut
terdiri dari dua macam desain, pertama berupa material beton dan desain kedua adalah dari tanah
gambut yang dipadatkan (compacted peat dam). Keduanya memiliki pondasi dari cerucuk kayu Galam
dan pada desain dengan bahan beton dilengkapi dengan alur perahu yang disesuaikan dengan kondisi
di lapangan.

50 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.9 Desain Final Drain pile Sei Ahas dengan Material Beton

Pada bangunan drain pile yang terbuat dari material tanah gambut dipadatkan merupakan jenis drain
pile yang tertutup penuh tanpa adanya alur perahu. Jenis ini biaya konstruksinya jauh lebih murah
daripada yang terbuat dari beton karena hanya terdiri dari tanah gambut yang dipadatkan dan
materialnya bisa diambil dari lokasi setempat. Sementara itu pada drain pile yang terbuat dari material
beton, nampak alur perahu yang terletak di tengah bangunan, alur ini sengaja disediakan agar perahu-
perahu kecil nelayan dapat melewati bangunan sehingga tidak mengganggu aktifitas mereka sehari-
hari. Mercu alur perahu dibuat cukup tinggi, sama dengan mercu drain pile agar air tidak dapat lewat
dan dilengkapi dengan rel sehingga perahu dapat ditarik dengan mudah dan ringan saat melewatinya.

Gambar 4.10 Drain Pile Sei Ahas yang Terbangun dengan Material Beton Tahun 2013 / 2014

Gambar 4.11 Kondisi Drain pile / Canal Blocking Sei Ahas pada Tahun 2016

AKUNTABILITAS KINERJA 51
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Tabel 4.9 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Bangunan Pengendali Paras Muka Air di Lahan Gambut
(Drainpile)

No Kriteria Pemenuhan Uraian


1 Kebermanfaatan √ Studi dari Balai Rawa (2016) meunjukkan tingkat kemanfaatan dari
pembangunan drain pile. Mayoritas responden sebanyak 48%
menjawab bahwa pembangunan drainpile di Sei Ahas cukup
bermanfaat untuk masyarakat, dan 34% menjawab sangat
bermanfaat, sementara 16% menjawab kurang bermanfaat dan 2%
responden menjawab tidak tahu atau tidak memberikan jawaban
2 Keberfungsian √ Fungsi drain pile sudah sesuai dengan tujuan pembangunan, yaitu
mampu menaikan elevasi air saluran setinggi elevasi mercu
bendung dan fungsinya sebagai blocking kanal menurut persepsi
masyarakat dari angket yang disebarkan tim Balai Rawa
menunjukkan fungsi bangunan dapat meredam kebakaran yang
terjadi di beberapa spot.
Hasil Kuesioner pada aspek relevansi membuktikan bahwa kegiatan
pembangunan drainpile sudah sesuai dengan harapan/keinginan
masyarakat, dimana mayoritas responden dengan total 78%
menjawab cukup sesuai dan sangat sesuai, dan total mayoritas
responden sebanyak 82% masyarakat menyatakan bahwa kegiatan
pembangunan drainpile cukup bermanfaat dan sangat bermanfaat
bagi masyarakat Sei Ahas.
3 Keberlanjutan √ Saat ini pelaksana Operasi dan Pemeliharaan (OP) adalah pihak Balai
Wilayah Sungai Kalimantan II.
Material rel untuk alur perahu telah diganti menjadi bahan PVC diisi
beton akibat besi stainless hilang/rusak pada tahun 2015. Perbaikan
dilakukan pada bulan Februari 2016, Kerusakan yang terjadi sifatnya
minor yaitu rel alur yang hilang setelah diganti PVC.
4 Ketercukupan -

4. Teknologi Revitalisasi Danau Tempe

Danau Tempe merupakan salah satu danau besar di Propinsi Sulawesi Selatan, danau ini melintasi 10
Kecamatan dan 51 Desa. Danau Tempe memiliki luas 47.800 ha pada ketinggian 10m dpl dengan luas
tangkapan air seluas 4.587 km2. Lahan di sekitar danau dimanfaatkan untuk pemukiman dan areal
pertanian. Seiring waktu, danau perlu direvitalisasi untuk memperbaiki fungsi dan kualitas lingkungan
danau ke titik tertinggi yang mungkin dicapai dengan tanpa mengabaikan keterbatasan kondisi sosial,
ekonomi, lingkungan dan pemanfaatan danau saat ini untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
sebagai berikut: (i) Laju sedimentasi di Danau Tempe dan sungai-sungai terkait; (ii) Dampak
sedimentasi terhadap sistem sungai dan bio-diversity danau; dan (iii) Dampak sedimentasi terhadap
sosial, ekonomi dan lingkungan.

Berdasarkan hasil kegiatan Litbang pada tahun 2015 dalam wujud basic design dengan rekomendasi
untuk melakukan revitalisasi di Danau Tempe adalah sebagai berikut:

a. Pengerukan sedimen yang berada di tampungan efektif;


b. Pembuatan pulau artifisial sebagai disposal area dan habitat burung. Pulau seyogyanya
terpisah dari daratan, dengan luas dan geometri yang baik secara hidraulik dan mampu

52 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
menampung sebanyak mungkin disposal. Selanjutnya pulau-pulau ini dilengkapi dengan
karde; dan
c. Pembuatan tanggul sebagai disposal area, menyusuri tepi danau agar dapat berfungsi sebagai
pembatas daerah milik danau, sistem agar m.a danau bisa diatur dengan fleksibilitas yang
lebih tinggi serta daerah di luar tanggul dapat berfungsi sebagai penangkap sedimen pada
musim penghujan. Pada musim kemarau daerah tersebut dapat dipergunakan sebagai lahan
pertanian. Untuk menghindari banjir dari tangkapan hujan dan/atau danau, sistem ini perlu
dilengkapi dengan pelimpah dan pintu klep automatik.

Strategi Revitalisasi Danau Tempe mencakup: Pengembalian Fungsi Utama Danau, Pengembangan
Pemanfaatan, dan Pencegahan Degradasi Fungsi

Tabel 4.10 Strategi Revitalisasi Danau Tempe

Penyebab Program
No Isu Strategi Langkah Potensi
Utama Kerja
1 Semakin Sedimentasi Meningkatkan Pengerukan Penambahan volume Pengerukan
berkurangnya fungsi sedimen tampungan dengan sedimen
volume tampungan merubah pengaturan
tampungan m.a. danau dari +5,50
menjadi +6,50 (dari 31,3
juta m3 menjadi 137,6
juta m3)
2 Perubahan pola Sedimentasi Penataan pola Pembuatan Zona pertanian dapat Pembuatan
penguasaan / dan pola pemanfaatan tanggul batas tanam setahun penuh tanggul batas
pengelolaan pengaturan lahan (zonasi) (ketersediaan air) zona
lahan muka air pertanian-
danau perikanan
3 Berkurangnya Sedimentasi Meningkatkan Pengerukan Potensi pengembangan Pembuatan
fungsi danau fungsi sedimen lahan pertanian 10.750 pulau-pulau
sebagai peredam tampungan ha artifisial
banjir di Hilir multiguna
4 Degradasi Area Sedimentasi Penataan Pembuatan Area pertanian, Pembuatan
Wisata dan daerah pulau dan perikanan, sarana sistem tata ait
pengendalian genangan pengendalian pariwisata / olahraga dan
tanaman air danau tanaman air pengendali
sedimen di
pinggir danau

Tahapan Pelaksanaan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

- Pengerukan sedimen dari +5.00 sampai elevasi +3.50.


- Pembuatan tanggul pemisah zonasi elevasi bawah +5.00, elevasi atas +7.50, lebar tanggul
5,5m.
- Pembuatan pulau-pulau artifisial menyebar danau berbentuk lingkaran D = 1km, jarak pulau
dengan tanggul 500 m, dan jarak antar pulau 1.5 – 2 km.
- Membangun infrastruktur pendukung di sekitar tanggul dan pulau.
- Perbaikan sistem sungai terkait banjir dan laju sedimen sungai.
- Membangun sistem penangkap sedimen di sekitar tanggul.
- Membuat sistem tata air irigasi di Zona Pertanian, sekitar danau.
- Membuat penyesuaian struktur pintu dan O&P di bendung gerak.

AKUNTABILITAS KINERJA 53
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

- Melakukan sosialisasi dan penyelesaian potensi konflik dengan masyarakat di sekitar danau
untuk tiap pelaksanaan kegiatan.
- Waktu pelaksanaan : 3 tahun dengan estimasi biaya minimum adalah Rp3,1 triliun.

Gambar 4.12 Peta Layout Revitalisasi Danau Tempe (Galian dan Pulau Buatan / DED Ditjen SDA)

Pada tahun 2016, Basic Design dari Puslitbang SDA melalui Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik
Keairan telah ditindaklanjuti oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jeneberang
kedalam perencanaan program dan anggaran kegiatan, termasuk dengan penyusunan DED. Setelah
tahap perencanaan selesai dilaksanakan, maka pihak BBWS melakukan sosialisasi kepada stakeholders
terkait disekitar Danau Tempe dan lelang pekerjaan fisik untuk tahap pertama melalui APBN tahun
2017.
Tabel 4.11 Rencana Revitalisasi Danau Tempe (3 Tahap) oleh BBWS Pompengan Jeneberang

Sesuai desain Estimasi Total


Uraian
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 -
Volume Galian 8,66 juta m3 9,00 juta m3 9,29 juta m3 27,95 juta m3
Volume Netto
7,23 juta m3 7,51 juta m3 7,76 juta m3 22,50 juta m3
Tampungan
RPB Rp903,47 M Rp938,94 M Rp969,20 M Rp2.811,61 M
Sumber: BBWS Pompengan Jeneberang (2016)

54 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.13 Denah dan Potongan Melintang Tepian Rencana Pulau Buatan di Danau Tempe (DED Ditjen SDA)

Pelaksanaan pekerjaan fisik tahap pertama diharapkan terjadi penambahan volume tampungan 7,23
juta m3 dan pemanfaatan lainnya berupa:

a. Pemanfaatan pulau-pulau artifisial (buangan hasil galian) untuk: pengembangan tempat


wisata dan penanaman pohon bagi habitat burung
b. Pemenuhan kebutuhan air baku disekitar Danau Tempe, untuk ± 30.000 jiwa, kebutuhan per
hari 90 lt/orang, total 0,99 juta m3/tahun dan Peningkatan penduduk terlayani: Wajo dari
7,5% menjadi 10,0%: Sidrap dari 7,9% menjadi 11,5%: Soppeng dari 19,8% menjadi 24,2 %
c. Sumber air irigasi pompa (di sekitar Danau Tempe) seluas 5.000 ha dan Pola Tanam: Padi
(100%) – Padi (80%) – Palawija (80%), Indek Pertanaman dari 106% menjadi 260%
d. Peningkatan Produksi Ikan seluas 661 ha (lahan perikanan) dan Budi daya ikan nila dengan
jumlah ikan 3 ekor/m2, dengan kematian 20% dan dipanen dengan berat 330 gr/ekor,
produksi = 7,92 ton/ha.

Tabel 4.12 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Revitalisasi Danau

No Kriteria Pemenuhan Uraian

1. Kebermanfaatan √ BBWS menindaklanjuti Basic Design (Penggalian Sedimen dan


2. Keberfungsian √ Pembuatan Pulau Buatan) ke dalam perencanaan kegiatan dan
3. Keberlanjutan √ anggarannya pada tahun 2016 berupa DED dan pelaksanaan fisik
2017-2018 yang sedang dalam tahap lelang.

AKUNTABILITAS KINERJA 55
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

No Kriteria Pemenuhan Uraian


Tahap Pertama Pekerjaan di 3 (tiga) Kabupaten (Wajo, Sidrap, dan
Soppeng) dengan total volume galian 8,66 juta m3 dengan nilai
total Rp903,47 miliar dan supervisi senilai Rp29,99 miliar.
4. Ketercukupan -

5. Teknologi Pengaman Pantai dengan Blok Beton 3B

Blok Beton 3B merupakan armor pelindung pantai sebagai bahan pengganti material batu besar
dengan berat tertentu yang sulit didapat, memiliki stabilitas yang tinggi. Teknologi Armour dengan
Blok Beton Tipe 3B berupa Prototip 3B (Berkait, Berongga, Bertangga) terpasang pada tahun 2009 di
Pantai Banyupoh, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.

Gambar 4.14 Blok Beton 3B yang telah Dicetak dan Disusun

Blok Beton 3B Berfungsi untuk mencegah longsor dan melindungi pergeseran garis pantai akibat abrasi
di kawasan pantai. Blok Beton ini dirancang sebagai salah satu struktur pelindung pantai dari ancaman
abrasi sebagaimanan struktu pelindung pantai lainnya seperti sea wall dan revetment. Belok beton 3B
ini mempunyai keuntungan dibandingkan dengan struktur lainnya yaitu:
a. Bersifat pracetak sehingga proses pengerjaan dapat lebih cepat karena proses pengecoran
beton yang dilaksanakan berada di luar titik lokasi pemasangan sehingga terbebas dari
ancaman gelombang.
b. Berongga sehingga lebih efektif dalam meredam gelombang yang menghantam struktur.
Dengan redaman yang cukup tinggi maka tinggi rayapan akan semakin rendah dan durabilitas
struktur terhadap gelombang lebih tinggi
c. Berkait sehingga struktur lebih stabil (mempunyai nilai KD yang tinggi) karena saling terkunci.
Tidak seperti struktur sea wall lainnya, struktur 3B ini tidak kaku sehingga dapat
mengakomodir deformasi yang terjadi pada struktur akibat penurunan pondasi struktur atau
gerusan di kaki struktur.
d. Bertangga sehingga dapat memberikan akses kepada para pengunjung pantai untuk berjalan
menuju laut di sepanjang struktur tersebut.

56 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.15 Blok Beton 3B di Pantai Banyupoh, Kab. Buleleng

Dari hasil pengujian di laboratorium didapatkan besarnya nilai koefisien kestabilan (KD) sebagai
berikut:

a. Untuk kemiringan 1 : 1,2 dengan nilai KD = 53; Berat Armor : W = 95 kg


b. Mampu menahan tinggi gelombang H = 1,8 m
c. hasil perhitungan / analisa pelaksanaan lapangan sbb: berat blok beton (W) = 230 kg; hasil
perhitungan KD = 34,63; dengan prediksi kemampuan menahan gelombang 25 tahunan
setinggi 2 m
d. Nilai koefisien rayapan (r) rata-rata: untuk kemiringan 1:1,2 dengan nilai r = 1,21
e. Model blok beton Bertangga berkait dan berlubang ini sangat efektif bila diterapkan
dilapangan (prototipe) selain meredam energi gelombang juga blok beton satu sama lainnya
merupakan satu ikatan sehingga menjadikan kuat dan kokoh.
f. Penyelidikan dengan pemberian pasir setebal 5 cm,didepan struktur inipun berpengaruh
sedimentasi, penutupan blok-blok beton bagian dasar.

Pada tahun 2016, walaupun kontruksi secara keseluruhan masih kokoh, namun kondisi beton sudah
mulai terkikis oleh gelombang laut dan garam yang terkandung dalam air laut hal tersebut
mengakibatkan terkelupasnya lapisan beton dan berlanjut pada bekaratnya besi tulangan. Kesadaran
masyarakat setempat untuk memelihara konstruksi revetmen 3B ini dinilai masih rendahnya. Hal
tersebut, selain dilihat dari kondisi beton yang terkikis, juga dari adanya lubang di belakang revetment
sebagai akibat aliran air hasil limpasan gelombang. Jika hal tersebut dibiarkan, dihawatirkan akan
mengikis tanah yang ada di belakang revetment dan menghilangkan
kestabilan konstruksi revetment.

AKUNTABILITAS KINERJA 57
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.16 Kondisi Blok Beton 3B dan Tepian yang terlindungi / Tidak Terlindungi di Pantai Banyupoh, Kab. Buleleng
(2016)

Tabel 4.13 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pengaman Pantai dengan Blok Beton 3B

No Kriteria Pemenuhan Uraian

1 Kebermanfaatan √ Mampu mellindungi garis pantai dari abrasi sekaligus meredam


gelombang ombak yang menghantam infrastruktur pengaman
pantai itu sendiri, sehingga daya tahan / durabilitasnya dapat lebih
panjang.
2 Keberfungsian √ Mampu menahan tinggi gelombang H = 1,8 m dan dengan berat
blok beton (W) = 230 kg; hasil perhitungan KD = 34,63 yang
menunjukkan tingkat kestabilan yang tinggi; dengan prediksi
kemampuan menahan gelombang 25 tahunan setinggi 2 m
3 Keberlanjutan √ Telah diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah, namun belum
terlihat adanya pemeliharaan / perbaikan maupun
pengembangan.
4 Ketercukupan -

6. Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambut

Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambut telah dapat diimplementasikan dalam wujud
prototipe oleh Pusat Litbang SDA melalui Balai Lingkungan Keairan pada tahun 2014 di kawasan
perbatasan, yaitu Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.

Sebelum dibangunnya saran pengolahaan air baku ini, masyarakat mengambil dari suatu sumber air
di suatu bukit. Akan tetapi, sumber air tersebut sudah tercemar oleh air gambut sehingga jika
dikonsumsi dalam waktu yang cukup lama air tersebut dapat mengancam kesehatan warga yang ada
di desa Sebubus. Oleh karena itu, pada tahun 2014 Balai Lingkungan Keairan bekerjasama dengan

58 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Pemerintah Kabupaten Sambas membangun saran pengolah air baku trersebut. Terdapat 2 sumber
air yang ada di desa tersebu, yaitu sumber air yang ada di bukit dan sungai Liku. Namun kualitas Sungai
Liku masih di bawah kualitas sumber air yang ada di bukit, sehingga pada saat pembangunan
pengolahan air tersebut diprioritaskan untuk mengolah air yang berasal dari bukit. Untuk
mengantisipasi pemenuhan kebutuhan air, instalasi pengolahan sudah didesain untuk mengolah air
yang berasal dari Sungai Liku.

Gambar 4.17 Instalasi Pengolahan Air Baku dan Sampel Hasil Pengolahan

Gambar 4.18 Kondisi Instalasi Pengolahan Air Baku (2016)

Sampai pertengahan tahun 2016, instalasi pengolahan masih berfungsi dengan baik. Namun 6 (enam)
bulan terakhir pada tahun 2016, Instalasi terhenti pengoperasiannya disebabkan terdapat kerusakan
(kebocoran) pada salah satu bagian komponen pengolahan air. Pemerintah Daerah Kabupaten
Sambas sendiri telah berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan pengembangan jaringan (untuk
memperluas layanan / distribusi), bahkan hal itu sedang dalam pelaksanaan oleh kontraktor melalui
APBD tahun 2016 dan sampai dengan pertengahan Bulan Desember masih dalam tahap pengerjaan.
Adapun kendala lainnya adalah tidak dapat diperolehnya bahan kimia yang menjadi bagian penting
dalam pengolahan air di daerah Kab. Sambas, sehingga diperkirakan harus membelinya dari Kota
Pontianak atau bahkan perlu dikirimkan dari dari Jawa.

Tabel 4.14 Identifikasi Pemenuhan Outcome Teknologi Pengolahan Air Baku di Lahan Gambut

No Kriteria Pemenuhan Uraian

1 Kebermanfaatan √ Teknologi ini telah mampu mengolah air baku menjadi air bersih
yang memenuhi baku mutu sesuai dengan Permenkes No : 416 /
MENKES / PER / IX / 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Bersih. Adapun Total Biaya proses bahan kimia
pengolahan IPAB sebesar Rp500/m3 dalam jangka waktu 5 tahun.

AKUNTABILITAS KINERJA 59
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

No Kriteria Pemenuhan Uraian


2 Keberfungsian √ Prototipe mampu mengolah air dengan debit 0,5 L/dt sehingga
dapat melayani ±72 KK (360 orang), dengan proses yang digunakan
adalah secara Fisika-Kimia dan Filtrasi. Hasil pengujian kinerja
prototip IPA mampu mereduksi parameter : warna dari 74 Unit
PtCo menjadi 0,4 Unit PtCo, kekeruhan dari 4,6 NTU menjadi 4
NTU dan zat organik dari 56 mg/L menjadi 9,2 mg/L.
3 Keberlanjutan √ IPAB telah diserah terimakan kepada Pemerintah daerah dan
ditindak lanjuti dengan menunjuk petugas untuk menjadi operator
IPAB kendatipun masih berstatus relawan. Selain itu, sudah ada
inisiatif dari Pemerintah Daerah untuk memperbaiki kerusakan yang
timbul dan mengembangkan jaringan IPAB melalui APBD tahun
2016.
4 Ketercukupan -

4.2.2 Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis kepada Stakeholders

Sasaran program tersebut mencakup 3 (tiga) indikator kinerja yang menunjukkan tingkat layanan yang
mampu diberikan oleh Pusat Litbang SDA dalam hal advis teknis, proses sertifikasi dan uji
laboratorium.

Sasaran program ini terkait juga dengan layanan PULSA sebagai salah satu quick wins dalam Reformasi
Birokrasi Kementerian PUPR. Pada tahun 2015, rekapitulasi layanan PULSA tersebut oleh Pusat Litbang
SDA adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15 Layanan PULSA Pusat Litbang SDA tahun 2015-2016

Layanan Lab Jumlah


No Balai Litbang No Jenis Inspeksi
2015 2016 2015 2016
Hidrologi dan Tata Kinerja Pos Duga Air
1 14 113 1. 1 1
Air (Balai HITA)
Bangunan Hidraulik Kinerja Instalasi
2 dan Geoteknik 13 8 2. Pengolahan Air Limbah 1 1
Keairan (Balai LK)
Kinerja Jaringan Irigasi
3 Lingkungan Keairan 51 133 3. 1 2
(Balai Irigasi)
4 Irigasi 117 508 Total 3 4
5 Rawa 5 2 No Layanan Advis 2015 2016
6 Sabo 8 42 1. Advis Teknis 22 8
7 Sungai 2 7 2. Pendampingan Teknis - 30
8 Pantai 30 3 3. Home Doctor 9 44
Total 240 816 Total 31 82
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan dan Bidang Standarisasi dan Kerjasama (2016)

Adapun dari ketiga layanan tersebut pada tahun 2016 dapat diukur tingkat kepuasan pelanggannya
sebagai berikut:

60 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
4.2.2.1 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Advis Teknis

Pusat Litbang SDA memberikan layanan advis teknis kepada sejumlah stakeholders yang menjadi
pelanggan. Adapun pada tahun 2016 ini dari sebanyak 83 advis teknis, terdapat 50 (lima puluh)
pelanggan yang menjadi responden.

Parameter yang menjadi butir pernyataan instrumen survey kepuasan pelanggan tersebut adalah
sebanyak 9 (sembilan) pernyataan, yaitu:

(1) Kejelasan informasi prosedur pelayanan


(2) Cepat tanggap dalam melayani permohonan
(3) Komunikasi yang efektif dengan stakeholder
(4) Transparansi alur pelayanan
(5) Waktu pelayanan tepat waktu
(6) Kemampuan tenaga ahli memberikan pendampingan teknis
(7) Kemampuan tenaga ahli memberikan rekomendasi teknis
(8) Kontribusi rekomendasi teknis terhadap penyelesaian masalah
(9) Wawasan dan pemahaman tenaga ahli terhadap acuan normatif yang terkait

Sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja, Pusat Litbang SDA ditargetkan untuk dapat
memberikan kontribusi indeks kepuasan pelanggan dalam hal layanan advis teknis sebesar 74,00%.
Berdasarkan hasil pengolahan hasil tabulasi data, diperoleh indeks kepuasan pelanggan atas layanan
teknis adalah sebesar 89,33%, melampaui target 2016 dan meningkat dibandingkan capaian tahun
2015 (84,14%). Tabulasi data dan pengolahan data berdasarkan hasil survei kepada pelanggan
sebagaimana tersebut diatas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16 Tabulasi dan Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Layanan Advis Teknis

Tahun
Formulasi
2015 2016
a. Jumlah Kriteria (Parameter) 9 9
b. Nilai Tertinggi per Kriteria 4 4
c. Jumlah Responden 15 50
d. Total Skor Responden 451 1.608
e. Total Skor Maksimal = (a) x (b) x (c) 536* 1.800

Indeks Kepuasan Pelanggan = (d) : (e) x 100 84,14 % 89,33 %


Keterangan:
*) terdapat 1 (satu) responden tidak mengisi salah satu pernyataan kuesioner (-4).
Sumber: Pengolahan Data (2016)

4.2.2.2 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Proses Sertifikasi yang Diterbitkan

Pada tahun 2016, Lembaga Inspeksi melakukan pengujian dan sertifikasi terhadap:

1. Kinerja IPAL Hotel Cipaku Bandung oleh Balai Litbang LK;


2. Kinerja Pos Duga Air Waduk Cirata oleh Balai Litbang HITA;
3. Kinerja Jaringan Irigasi Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupaten Banyumas oleh Balai
Litbang Irigasi; dan

AKUNTABILITAS KINERJA 61
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

4. Kinerja Jaringan Irigasi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Pandeglang oleh
Balai Litbang Irigasi

4.2.2.3 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium

Masing-masing balai di lingkungan Pusat Litbang SDA memberikan layanan pengujian laboratorium
tertentu dalam bidang sumber daya air sesuai lingkupnya sebagaimana telah diuraikan sebelumnya.
Stakeholders yang menjadi pelanggan berasal dari internal (pihak-pihak di lingkungan Pusat Litbang
SDA dan Kementerian PUPR), maupun berasal dari eksternal yang secara umum diantaranya adalah
instansi pemerintah pusat lainnya, instansi pemerintah daerah, badan usaha milik negara/daerah,
perusahaan swasta, dan individual masyarakat.

Pada tahun 2016 ini sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja, Pusat Litbang SDA ditargetkan
untuk dapat memberikan kontribusi dalam hal layanan uji laboratorium sebesar 74,00%. Maka,
berdasarkan pelaksanaan layanan uji laboratorium masing-masing balai sepanjang tahun 2016 ini
dapat ditabulasikan dan diolah sebagai berikut:

Tabel 4.17 Tabulasi dan Pengolahan Data Persepsi Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium di
Lingkungan Pusat Litbang SDA tahun 2016

Laboratorium Balai
Formulasi
BHGK LK HITA Irigasi Rawa Sabo Pantai Sungai

a. Jumlah Kriteria (Parameter) 22 6 8 23 8 9 20 24


b. Nilai Tertinggi per Kriteria 4 4 4 4 4 100 4 4
c. Jumlah Responden 8 83 25 138 12 30 30 8
d. Total Skor Responden 536 1.495 625 9.152 311 22.075 2.096 627
Total Skor Maksimal
e. 704 2.075 800 12.696 384 27.000 2.400 768
= (a) x (b) x (c)
Indeks Kepuasan 76,14 72,05 78,13 72,09 80,99 81,76 87,33 81,62
Pelanggan (%) = (d) : (e) x 100 78,76 %
Catatan:  Jumlah responden tidak menggambarkan banyaknya jumlah layanan pengujian laboratorium.
 Indeks Kepuasan Pelanggan Pusat Litbang SDA adalah hasil penyetaraan dan berupa rata-rata dari
masing-masing Lab. Balai disebabkan terdapat nilai atribut yang berbeda.
Sumber: Pengolahan Data 2016 (data dari masing-masing balai di lingkungan Pusat Litbang SDA)

Berdasarkan tabulasi dan hasil pengolahan data tersebut diatas, dapat diketahui bahwa capaian
Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium pada tahun 2016
adalah sebesar 78,76% atau melampaui target yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja.

4.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Output

Sebagaimana hasil pengukuran kinerja output pada Subbab Capaian Kinerja, dapat diketahui bahwa
hampir seluruh indikator kinerja dapat memenuhi atau sesuai dengan target/sasaran yang ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja 2016. Namun, terdapat 2 (dua) indikator kinerja yang dapat melampaui
target kinerja dan 1 (satu) indikator kinerja tidak dapat mencapai target. Maka, dari hasil pengukuran

62 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
kinerja tersebut kemudian dilakukan evaluasi dan analisis kinerja output pada masing-masing
pernyataan sasaran kegiatan Pusat Litbang SDA, yaitu sebagaimana berikut ini:

4.3.1 Sasaran Kegiatan Teknologi Terapan

Sasaran Kegiatan Teknologi Terapan terbagi kedalam output berupa teknologi dan komponen output
/ teknologi berupa tahapan-tahapan hasil kegiatan yang mendukung output. Terkait sasaran kegiatan
ini didalam Perjanjian Kinerja Eselon II hanya memperjanjikan output teknologi, sedangkan komponen
output tercantum dalam Perjanjian Kinerja Eselon III. Namun demikian, seluruh kegiatan yang
menghasilkan output maupun kegiatan yang mendukung komponen output tetap dimuat dalam DIPA.
Dengan demikian, output teknologi tahun 2016 pada dasarnya didukung dengan komponen output
pada tahun 2016 dan atau komponen output tahun-tahun sebelumnya sesuai dengan siklus penelitian
dan pengembangan. Sementara komponen output (diluar yang menjadi output tahun 2016) akan
mendukung output yang dihasilkan pada tahun-tahun berikutnya (untuk memenuhi kriteria
teknologi).

4.3.1.1 Output Teknologi

Sasaran kegiatan dengan output teknologi terapan ini memiliki target sebanyak 4 (empat) teknologi
pada tahun 2016 dan dapat tercapai seluruhnya (100%). Adapun teknologi yang dapat dihasilkan
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Teknologi Pengendali Sedimen

Teknologi pengendali sedimen yang dikembangkan adalah teknologi sabo yang berfungsi untuk
mengendalikan aliran sedimen/debris material erupsi gunung berapi. Sabo Jangkar (key sabodam)
merupakan gabungan beberapa struktur sabo dalam suatu daerah aliran sungai dan menjadi satu
kesatuan system untuk mengendalikan aliran sedimen/debris. Satu kesatuan mengandung arti bahwa
jika terjadi keruntuhan pada satu struktur sabodam dapat dilihat pengaruhnya terhadap struktur sabo
dam yang lainnya. Basic design sabo jangkar dilakukan di Gunungapi Sinabung.

Gambar 4.19 Uji Model Fisik Teknologi Pengendali Sedimen (Sabo Jangkar) Q=51,79 l/s dan Q=103,3 l/s

Basic design aplikasi sabo jangkar dilakukan berdasarkan hasil kegiatan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Balai Sabo terkait sabo jangkar dengan judul Model Sistem Pengembangan Teknologi
Bangunan Sedimen berupa DRO (Design, Requirement, and Objective).

Teknologi Pengendalian sedimen yang akan dicapai pada Tahun 2016, dengan komponen teknologi
berupa Basic Design Aplikasi Sabo Jangkar dan komponen output berupa Model Fisik Sabo Jangkar
dengan skala 1 : 25.

AKUNTABILITAS KINERJA 63
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

2. Teknologi Sistem Monitoring dan Prakiraan Kekeringan

Monitoring dan prakiraan kekeringan digunakan sebagai alat dalam rangka mitigasi bencana
kekeringan. Bencana kekeringan yang dimaksud adalah kekeringan akibat pengaruh meteorologi
dalam hal ini dipengaruhi oleh kondisi hujan. Teknologi ini dapat meramalkan kondisi kekeringan
untuk periode sampai 6 bulan ke depan dengan menggunakan suatu indikator berupa nilai index
kekeringan, Standadized Precipitaion Index (SPI) berdasarkan data hujan historis yang ada. Index
tersebut dapat merepresentasikan tingkat keparahan (intensitas dan durasi) secara spasial suatu
kejadian kekeringan. Prakiraan kekeringan, dapat memberikan peringatan kepada para pihak yang
berkepentingan untuk melakukan upaya-upaya agar dapat mengatasi kekeringan yang akan terjadi
mengingat kekeringan terjadi besifat “merayap” (gejala tidak dapat dilihat secara fisik).

Gambar 4.20 Prediksi Kekeringan dengan Hujan Prediksi ECMWF tanggal 30 oktober 2015

Gambar 4.21 Perbandingan Debit Observasi Dari TRMM dan Debit Prediksi dari ECMWF dengan
Batasan Debit Andalan 80 dan 90 Untuk Tanggal 26 September – 27 November 2015

Monitoring kekeringan yang telah dilakukan selama ini masih memiliki kendala berupa keterbatasan
panjang data. Dalam konteks analisa kekeringan dibutuhkan data hujan yang cukup panjang yaitu
sekitar 30 tahun. Sedangkan rekaman data yang dimiliki di Indonesia data hujan hasil pengukuran
lapangan (groundstations) rata-rata kurang dari 30 tahun. Dengan demikian, tidak dapat

64 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
mengandalkan data hujan groundstations, melainkan melalui data satelit. Salah satu data satelit yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan analisa kekeringan yaitu data satelit TRMM.

3. Teknologi Revitalisasi Waduk, Situ dan Danau

Berdasarkan identifikasai yang telah dilakukan, saat ini terdapat 15 danau yang masuk dalam kategori
kritis. Danau-danau yang termasuk dalam danau kategori meliputi : Danau Toba, Danau Kerinci, Danau
Singkarak, Danau Maninjau, Danau Rawa Besar, Danau Rawapening, Danau Batur, Danau Sentarum,
Danau Semayang Melintang Jempang (tiga danau yang menjadi satu), Danau Tondano, Danau Limoto,
Danau Poso/Tentena, Danau Tempe, Danau Matano, dan Danau Sentani.

Penelitian dilakukan secara bertahap sampai dengan tahun 2018 untuk mendapatkan tipikal
(teknologi) Basic Design Revitalisasi Danau. Dalam rangkaian program penelitian tersebut, dipilih 4
danau kritis sebagai percontohan dalam upaya revitalisasi. Keempat danau tersebut adalah Danau
Tempe, Danau Rawapening, Danau Limboto, dan Danau Tondano.

Gambar 4.22 Ilustrasi Revitalisasi Waduk, Situ dan Danau

Sesuai dengan program tersebut, pada tahun 2015 telah dilakukan penelitian terkait Revitalisasi
Danau Tempe dan pada tahun 2016 di Rawapening, dengan hasil berupa tipikal (teknologi) Revitalisasi
Danau sebagai berikut :

- Penggalian sedimen untuk menambah kapasitas tampungan air danau.

AKUNTABILITAS KINERJA 65
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

- Pembangunan tanggul pemisah antara zona pertanian dan zona perikanan.


- Pembuatan pulau-pulau aritfisial sebagai area penempatan material hasil galian sedimen.
- Pengembangan potensi area pertanian di sekitar danau.
- Penyiapan bangunan penangkap sedimen dan tata air di sekitar danau, yang dilengkapi
dengan sistem perbaikan kualitas air.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dilakukan, dapat diformulasikan 6 sasaran kegiatan yang
harus dilakukan dalam rangka Revitalisasi Danau Rawapening, yaitu Peningkatan/optimasi Fungsi
Tampungan, Peningkatan Kapasitas Alur Sungai, Sistem Pengendalian Laju Angkutan Sedimen Sungai,
Perbaikan Kualitas Air (dan Sedimen) dari Sungai dan Tampungan Waduk, Penataan Pola Pemanfaatan
Lahan (Zonasi), dan Penataan Daerah Genangan Danau serta konservasi danau.

4. Teknologi Pengaman Pantai dengan Sistem Modular

Untuk mengatasi keterbatasan biaya, teknologi khusus harus digunakan dalam pembangunan
infrastruktur di atas wilayah perairan khususnya laut. Salah satu teknologi tersebut adalah dengan
membangun struktur apung yang dibuat secara modular. Struktur apung memiliki kelebihan dalam hal
biaya konstruksi yang lebih murah dibandingkan struktur masif yang dibangun dari dasar laut, serta
membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih singkat karena bisa dipabrikasi di darat.

Dengan membuat bangunan menjadi terapung, pasang surut yang sering menjadi tantangan dalam
pembangunan di kawasan pesisir dapat diatasi. Selain itu dengan membuat struktur menjadi
terapung, permasalahan geoteknik pun dapat diminimalisir karena air merupakan “pondasi” utama
bagi struktur. Dengan membuat strukturstruktur apung ini ke dalam sistem modular, maka kegiatan
konstruksi tidak perlu dillaksanakan di lokasi (in situ), namaun dapat dilaksanakan di luar area
konstruksi (di darat). Pelaksanaan in situ hanya untuk pekerjaan instalasi modul pemecah gelombang.
Selain itu, waktu kontruksi dapat dipersingkat.

Peredam gelombang apung (wave attenuator) digunakan untuk melindungi pelabuhan kecil dan
sebagai pelindung pantai. Peredam gelombang ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya adalah dapat dipabrikasi di luar area konstruksi dan dapat mempersingkat waktu
pelaskanaan pekerjaan. Peredam gelombang apung juga memungkinkan sirkulasi air yang lebih baik
dan memiliki dampak yang kecil pada perpindahan sedimen dan pergerakan ikan dibandingkan
struktur dengan pondasi sampai dasar .

Dibandingkan dengan struktur pemecah konvensional dengan pondasi sampai dasar, lebih banyak
energi yang ditransmisikan melalui pemecah gelombang. Berdasarkan pertimbangan ukuran praktis,
tambatan yang diperlukan, pemecah gelombang apung hanya terbatas pada gelombang dengan
periode pendek. Gelombang dengan periode lebih dari 4 detik sampai 5 detik memerlukan struktur
yang masif dan inovasi pada desain.

Pemecah gelombang apung meredam gelombang dengan menggunakan prinsip interferensi yaitu
dengan membuat gelombang yang berbeda fasa bertemu dengan gelombang datang sehingga saling
meniadakan dan atau menggunakan gesekan atau turbulensi untuk menghilangkan energi gelombang
datang.

66 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.23 Rencana (awal) dan Perubahan (Aktual) Lokasi Pemasangan Modular di Pantai Candidasa

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data, maka lokasi modular digeser dari rencana (pada awalnya
modular akan langsung terhubung dengan akses darat), sehingga bergeser keluar menjauh dari
daratan. Dengan demikian, sebagian tujuan awal fungsi modular apung ini dipastikan tidak tercapai.

Gambar 4.24 Pemodelan Perletakan Pada Angkur Mooring

Sampai dengan bulan Desember 2016, pekerjaan yang belum terlaksana mencakup: Pengecoran plat
lantai bagian tersisa 1 (satu) modul belum selesai (4 modul selesai), pekerjaan pengecoran pemberat
(angkur) baru tersisa 10 (sepuluh) unit masih dalam proses (146 unit selesai), Pemasangan konektor
dan kelengkapannya, pengecoran dinding dan plat lantai pada modul apung, pengadaan rantai untuk
penjangkaran, elektrikal lampu navigasi, pemasangan modul ke titik hasil stacking out.
- Pekerjaan telah mengalami 2 kali addendum: addendum 1 tgl 15 september 2016 terkait
pekerjaan tambah/kurang dan addendum 2 tanggal 7 desember 2016 terkait addendum
penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga jangka waktu pelaksanaan selama 201
hari kalender berakhir pada tanggal 31 desember 2016.
- Terhitung sampai dengan tanggal 31 desember 2016, pekerjaan diperkirakan tidak akan
selesai. Atas hal tersebut, berdasarkan perpres 4/2015 maka akan diberikan perpanjangan
kontrak selama 50 hari terhitung sejak tanggal 31 desember 2016 atau berakhir pada 19
februari 2017.
- Selain perpres 4/2015, Peraturan Menteri Keuangan no 243/PMK.05/2015 juga mengatur
tentang pelaksanaan anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang tidak terselesaikan
sampai dengan akhir tahun anggaran

AKUNTABILITAS KINERJA 67
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

4.3.1.2 Komponen Output

Komponen output yang dihasilkan pada tahun 2016 sebagai rangkaian tahapan dari pencapaian
output teknologi bidang sumber daya air adalah sebagai berikut:

Teknologi Jaringan Irigasi Tanah (2018)

Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2018 oleh Balai Litbang Irigasi. Adapun
pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan Pengembangan Teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah, yang
telah menghasilkan komponen output berupa:

a. Prototipe pengembangan teknologi JIAT skala demplot (demontration plot). Prototip yang
dihasilkan pada tahun 2016 ini berupa jaringan irigasi tetes seluas 2 hektar dan irigasi sprinkler
seluas 8 hektar untuk tanaman tebu di kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat,
sebagai model percontohan pengembangan JIAT. Adapun Prototip skala demplot
pengembangan JIAT sendiri telah dibangun seluas 12 Ha dengan rincian 4 Ha fix sprinkler, 4
Ha moveable sprinkler, 2 Ha surface drip, 2 Ha subsurface drip. Dari uji kinerja yang telah
dilaksanakan diperoleh angka CU sebesar 83,77%

Gambar 4.25 Proses Pemasangan Prototip JIAT Skala Demplot

Gambar 4.26 Prototip JIAT Skala Demplot yang Terpasang (1)

68 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.27 Prototip JIAT Skala Demplot yang Terpasang (2)

b. Naskah ilmiah potensi sumber air di area Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT). Naskah Ilmiah ini
menyajikan Sumber daya air di area JIAT (Jaringan Irigasi Air Tanah) khususnya di Kecamatan
Pekat, Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat. Didalamnya berisi sebaran sumber air area
JIAT, Potensi Air Permukaan dan potensi Air Tanah. Berdasarkan analisis potensi, air tanah
yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan irigasi berada pada kedalaman sekitar 10 – 40 m
untuk air tanah dangkal dan 40 – 80 m di bawah muka tanah. Potensi resapan air dibagi
menjadi 8 zona dari hasil perpotongan batas litologi dan curah hujan. Sebagian dari potensi
resapan air tanah keluar sebagai mata air, sebanyak 16 sumber dengan kisaran debit 0,5 - 356
l/s, dan total debit sekitar 588 l/s. Kualitas air sumur gali dan mata air layak digunakan sebagai
air minum penduduk Pekat. Air dari sumur bor layak digunakan sebagai air irigasi, namun air
sungai di Pekat kurang baik apabila digunakan untuk irigasi tanaman, sayuran, buah – buahan,
dan kacang – kacangan tertentu yang sensitif terhadap garam – garam sulfat dan sodium.

Teknologi Irigasi Hemat Air (2018)

Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2018 oleh Balai Litbang Irigasi. Adapun
pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan Pengembangan Teknologi Irigasi Hemat Air dan telah
menghasilkan komponen output berupa:

a. Model Fisik boks tersier precast untuk irigasi


pasang surut. Penelitian dan pengembangan
boks tersier oleh Balai Litbang Irigasi telah
dilakukan sejak tahun 2009. Boks ini berfungsi
sebagai pengatur air irigasi secara
proporsional, sebagai penahan pengaruh
pasang air laut, dengan keunggulan struktur
yang kokoh saling terkunci, murah, dan praktis
pemasangannya. Ferosemen sendiri
merupakan teknologi konstruksi alternatif
yang telah digunakan dalam berbagai macam Gambar 4.28 Boks Tersier Precast pada Saluran
konstruksi, baik yang bersifat struktural Cilempung, Cilamaya Wetan, Kab. Karawang
maupun ornamental, karena relatif mudah diterapkan, hasilnya kuat (tekan, tarik dan, lentur)
memadai, tahan lama, dan lebih ekonomis (kompetitif), serta mudah diadaptasi ke dalam
prinsip fisik, mekanik maupun teori hidraulika yang tepat. Boks tersier precast system
knockdown juga dilengkapi dengan pintu klep berbahan ferosemen yang memiliki sejumlah
keunggulan.

AKUNTABILITAS KINERJA 69
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

b. Model Fisik Pintu Air berbahan Karet Alam. Penelitian dan pengembangan pintu air berbahan
karet ini dilakukan untuk mendapatkan material / bahan alternatif, sekaligus sebagai tindak
lanjut arahan pemerintah sebagai solusi untuk menyerap ditengah lesunya karet di pangsa
pasar global. Proses pembuatan dilakukan bekerja sama dengan industri pembuat karet yang
memiliki kemampuan membuat panel karet dengan ukuran sesuai yang desain. Pengujian sifat
fisik vulkanisat untuk pintu karet dilakukan di laboratorium penguji Balai Besar Karet, Kulit,
dan Plastik serta Puslit Karet. Pengujian hidraulik untuk mengetahui lendutan pada pintu
dilakukan di laboratorium hidraulika Balai Litbang Irigasi. Berdasarkan hasil pengujian fisik
karet, karakteristik dan komposisinya dapat mengakomodir gaya-gaya yang bekerja pada
saluran tersier namun masih harus dilakukan penyempurnaan desain pengaku. Tipe yang
layak dikembangkan adalah tipe hard rubber karena memiliki sifat tidak menyerap air. Pintu
air karet tipe soft rubber memiliki nilai lendutan yang memenuhi syarat namun menyerap air
hingga 22% pada perendaman 72 jam. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penyempurnaan
desain pengaku untuk pintu air tipe hard rubber.

Gambar 4.29 Mesin Press (kiri) dan Cetakan (Die) Beserta Pintu Air Karet yang Diproduksi dan
Pengujian Hidarulik Pintu Air Berbahan Karet

Selain itu, terdapat pula kegiatan Penerapan Teknologi Irigasi Mikro Skala Laboratorium. Kegiatan ini
menghasilkan komponen output berupa:

a. Model sistem jaringan irigasi mikro berbasis kelompok usaha tani. Kajian Model Jaringan
Irigasi Mikro Berbasis Kelompok Usaha Tani pada tahun 2016 merupakan hasil kegiatan
lanjutan dari kegiatan tahun 2015, yang akan menitikberatkan pada sistem pengelolaan irigasi
mikro. Keberhasilan pengelolaan irigasi mikro dipengaruhi salah satunya oleh kesiapan petani
yang lebih mandiri, terutama dalam hal pembiayaan irigasi dan pemasaran hasil usaha tani.
Keluaran yang telah dihasilkan berupa Model Sistem Jaringan Irigasi Mikro Berbasis Kelompok
Usaha Tani, sebagai bahan masukan dalam pengelolaan irigasi mikro. Model sistem
pengelolaan jaringan irigasi mikro berbasis kelompok usaha tani yang disusun dinilai akan
mampu menunjukkan jenis pengelolaan usaha tani pada irigasi mikro dengan keuntungan
maksimum.
b. Naskah ilmiah formula hujan efektif di tingkat lahan pertanian. Naskah ilmiah ini dapat
digunakan sebagai pedoman untuk perhitungan kebutuhan air irigasi yang mewakili beberapa
karakteristik tanah di Indonesia. Kajian dilakukan di dua lokasi yang memiliki karakteristik
lahan berbeda, yaitu pengamatan lahan perkolasi sedang di Daerah Irigasi Cacaban, Desa
Karanganyar, Kecamatan Kedung Banting, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, sedangkan

70 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
pengamatan lahan perkolasi tinggi di Daerah Irigasi Kali Bawang, Desa Banjarharjo, Kecamatan
Kali Bawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
c. Model fisik berupa teknologi irigasi mikro skala laboratorium. Penerapan jaringan irigasi mikro
skala laboratorium meliputi sub kegiatan pembuatan etalase irigasi mikro serta aktifasi
laboratorium outdoor. Pembuatan etalase bertujuan sebagai showcase irigasi mikro yang ada
di lapangan dengan skala tertentu. Sedangkan aktifasi laboratorium outdoor dilakukan dengan
pembuatan greenhouse di area laboratorium outdoor. Di area greenouse di terapkan pada
hidroponik NFT dan jaringan irigasi mikro menggunakan regulating stick, sedangkan pada
laboratorium outdoor dikembangkan penanaman jeruk lemon dan buah naga.

Gambar 4.30 Green House Balai Litbang Irigasi untuk menerapkan teknologi irigasi tetes tipe
regulating stick (PCJ Dripper) dan hidroponik NFT

Gambar 4.31 Sirkulasi Aliran Air Laboratorium Outdoor Eksisting

d. Naskah ilmiah pengembangan sarana OP berbasis teknologi informasi. Pengembangan Sistem


Manajemen Operasi Irigasi (SMOI) dan Sistem Manajemen Pemeliharaan Irigasi bertujuan
untuk mendapatkan bentuk aplikasi pelaporan operasi dan pemeliharaan irigasi yang mampu
secara efektif mendukung operasi irigasi, sehingga pembagian irigasi diharapkan dapat
dilakukan mendekati tepat jumlah dan tepat waktu, dapat membantu dan mempercepat
proses komunikasi antara petani pengguna air, petugas di lapangan dan instansi pemerintah
yang menangani irigasi. Blangko pemeliharan terdiri atas 10 blangko yang terdiri atas 5 tahap,
yaitu inspeksi, perencanaan, persiapan, pemeliharaan, serta evaluasi kegiatan pemeliharaan
jaringan irigasi. Hasil pengembangan SMOI memungkinkan pilihan periode pelaporan 10
harian dan metode perhitungan air menggunakan metode LPR – FPR (Luas Palawija Relatif –
Faktor Palawija Relatif) khusus untuk Jawa Timur, serta ditambahkan menu assignment untuk
masing-masing kewenangan. Hasil pembuatan aplikasi Sistem Pemeliharaan Jaringan Irigasi
dibutuhkan ujicoba dengan menggunakan data-data yang ada di lapangan, sehingga dapat
diketahui kinerja aplikasi tersebut.

AKUNTABILITAS KINERJA 71
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.32 Tampilan Awal Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) dan Rancangan Sistem Manajemen Operasi Irigasi

Manfaat naskah ilmiah ini adalah untuk mempercepat pelaksanaan operasi dan pemeliharaan irigasi,
yang selama ini harus dilaksanakan secara berjenjang, sehingga membutuhkan waktu serta SMOI yang
terintegrasi dengan SPDI, sehingga data DI, saluran dan bangunan tersimpan dalam database. Secara
teknis SMOI yang terkoneksi dengan SPDI dapat bekerja dengan baik, data DI yang sudah dimasukkan
dalam SPDI dapat dipakai di aplikasi SMOI.

Teknologi Pengaman Pantai (2016)

Output teknologi ini diantaranya dapat dikeluarkan pada tahun ini oleh Balai Litbang Pantai (Subbab
4.3.1.1), yaitu Teknologi Pengaman Pantai dengan Sistem Modular, dengan didukung melalui
Pengembangan Teknologi Sistem Modular Apung yang menghasilkan komponen output berupa
Naskah ilmiah analisis gaya apung dan hidrodinamika pada struktur apung beserta sistem mooring;
Model fisik tiga dimensi (3D) struktur apung; dan Prototip sistem modular apung. Adapun pada tahun
2016 komponen output lainnya dari kegiatan Pengembangan Teknologi Pengaman Pantai adalah:

a. Model fisik skala lapangan struktur peredam


gelombang untuk restorasi tanaman pelindung
pantai. Model fisik ini dikembangkan dalam
rangka pengendalian daya rusak terkait air
berupa teknologi pengaman pantai yang akhirnya
akan menghasilkan teknologi pelindung pantai
dengan mangrove. Metode ini dapat menjadi
solusi atas keterbatasan biaya, dimana struktur
lunak (soft structure) seperti hutan bakau, lebih
efektif dalam mengatasi erosi pada pantai Gambar 4.33 Peredam Gelombang Untuk
Restorasi Tanaman Pelindung Pantai
berlumpur karena kemampuannya dalam
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Pada tahap awal diperlukan struktur penahan
gelombang, sehingga kemudian dapat merehabilitasi vegetasi di sepanjang zona pantai
sebagai sebuah metode perlindungan pantai yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan
dapat mendukung pengembangan ekosistem pesisir. Struktur penahan gelombang dapat
menjaga tumbuhnya vegetasi supaya tidak hanyut akibat hempasan gelombang yang
menerpanya, selain itu struktur penahan gelombang juga dapat menangkap material pantai
di bagian darat dan membentuk endapan material baru di pantai tererosi. Dengan adanya

72 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
struktur dan pendangkalan di belakangnya, maka vegetasi pantai dapat tumbuh dan
terlindung dari hantaman gelombang.
Struktur berupa Pengaman Pantai Ambang Rendah (PEGAR) dirancang supaya terjadi
pembentukan sedimen di belakangnya. PEGAR tersebut dapat dirancang untuk mengurangi
atau mencegah erosi pantai dan mendorong terakumulasinya sedimen dalam membentuk
pantai baru. Kemampuan PEGAR dalam menangkap sedimen dibelakangnya sangat
bergantung pada lebar celah dan jarak dari pantai. Dengan terbentuknya sedimen tersebut
akan memudahkan proses tumbuhnya mangrove.
b. Naskah Ilmiah karakteristik hidro-oseanografi (Kajian Hidro dan Morfodinamika) di Pantai
Sriwulan Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah. Naskah ilmiah ini disusun untuk
mengetahui karakterisitik pasang surut dan arah rambatan gelombang sehingga kofigurasi
pemasangan PEGAR dapat ditentukan untuk mendapatkan konfigurasi yang efektif dalam
menahan gelombang untuk melindungi bibit vegetasi mangrove dan menangkap sedimen.
c. Rancangan Draft Pedoman (R-0) Pengaman Pantai dengan Struktur Peredam Gelombang
untuk Restorasi Tanaman Pelindung Pantai. Pedoman ini disusun untuk perencanaan,
kontruksi, operasi dan pemeliharaan vegetasi sebagai pengaman pantai dengan
memanfaatkan material alternatif sebagai struktur yang diharapkan dapat mengurangi
kerusakan akibat erosi dan abrasi. Hal tersebut dapat menjadi alternatif pengembangan
infrastruktur di wilayah pesisir dan di atas laut yang ketersediaan teknologinya masih terbatas.

Selain itu terdapat kegiatan penelitian dan pengembangan untuk teknologi pengaman pantai yang
mendukung kawasan Tambak Lorok, yaitu sebagai berkut:

1. Studi Hidrodinamika dan Morfologi Daerah Tambah Lorok. Kegiatan ini menghasilkan komponen
output berupa: Naskah ilmiah hasil studi hidrodinamika dan morfologi daerah Tambak Lorok
untuk menunjang konsep desain kawasan terpilih dan penentuan elevasi tanggul dari kondisi
hidrodinamika yang didapat. Pembangunan Polder akan mengakibatkan respon terhadap
morfologi pantai oleh karena itu diperlukan studi respon morfologi pantai pasca pengoperasian
Banjir Kanal Timur dan pasca pembangunan polder. Kondisi Tambak Lorok yang rawan banjir
akibat rob memerlukan struktur untuk melindungi kawasan tersebut dengan memperhitungkan
penurunan muka tanah lunak, run-up gelombang dan sea level rise.
2. Review Desain Tanggul Tambak Lorok. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Balai Litbang BHGK dan
menghasilkan komponen output berupa: Naskah ilmiah teknologi tanggul pengaman rob pada
kawasan Tambak Lorok Semarang dengan memperhitungkan laju land subsidence. Kondisi
kawasan Tambak Lorok memerlukan desain tanggul yang memenuhi kriteria, oleh karena itu
perlu adanya review terkait konsep desain tanggul termasuk tipe pondasi yang telah disusun pada
kegiatan sebelumnya. Terjadinya land subsidence di kawasan Tambak Lorok memerlukan kajian
serta review terhadap kajian perkiraan laju land subsidence guna menentukan strategi untuk
menentukan tinggi tanggul;
3. Desain Sistem Tata Air Tambak Lorok. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa:
Naskah Ilmiah Teknologi Desain Sistem Tata Air Tambak Lorok dalam menanggulangi masalah
banjir Rob (dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA). Kajian kinerja sistem tata air / drainase air
dilaksanakan untuk mengetahui dampak penutupan Kali Banger terhadap lingkungan di
sekitarnya. Dampak dari penutupan Kali Banger salah satunya adalah dapat mengakibatkan
banjir, maka kinerja sistem tata air / drainase harus dirancang bekerja dengan optimal dalam
mengantisipasi permasalahan banjir kawasan.

AKUNTABILITAS KINERJA 73
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Teknologi Penyediaan Air Baku (2015)

Output teknologi telah dikeluarkan pada tahun 2015 oleh Balai Litbang Pantai. Adapun pada tahun
2016 merupakan tindak lanjutnya berupa kegiatan Pedoman Pemanfaatan Sumber Air Daerah Pantai.
Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa Konsep Pedoman (R-0) Pemanfaatan Sumber Air
Di Daerah Pantai Sebagai Sumber Air Baku Secara Mekanis. Pedoman ini memberi pedoman teknis
tentang perencanaan, persiapan pemasangan dan pemeliharaan teknologi pemanfaatan mata air
dengan pompa mekanis tenaga gelombang di pantai berkarang/bertebing. Pedoman Pemanfaatan
Sumber Air di Daerah Pantai Sebagai Sumber Air Baku Secara Mekanis yang memuat ketentuan-
ketentuan teknis yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemanfaatan sumber air tawar di daerah
pantai sebagai sumber air baku ditujukkan kepada para pemangku kepentingan di bidang pantai,
masyarakat serta kalangan swasta

Gambar 4.34 Gambar 3D pompa tenaga gelombang dan Perakitan di Lapangan

Teknologi Pengembangan Lahan Rawa (2019)

Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2019 oleh Balai Litbang Rawa. Adapun
pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan:

1. Pengembangan Lahan Irigasi di Papua telah menghasilkan komponen output berupa: Naskah
Ilmiah Pengembangan Lahan Irigasi Rawa di Papua yang memuat: Potensi Pasang Surut; Neraca
Air; dan Macro Zoning Rawa. Naskah Ilmiah disusun dalam mendapatkan sistem tata air adaptif
untuk pertanian sebagai terobosan untuk perluasan sawah baru dalam rangka peningkatan
produksi padi dan tercapainya kedaulatan pangan. Di dalamnya termasuk hasil identifikasi
potensi pasang surut di 3 (tiga) sungai (Sungai Maro, Kume dan Bian). Debit pada Sungai Maro,
Kumbe dan Bian, berdasarkan survei dan hasil analisis, mempunyai potensi pasang surut yang
cukup besar dengan kisaran 500 s.d. 1000 m3/detik. Namun, dengan skenario pengembangan
lahan rawa di sekitarnya, potensi pasang surut belum mampu memenuhi keperluan air irigasi
pada musim kemarau, sehingga diperlukan integrasi ketiga sungai melalui skenario penyudetan.
Terkait Neraca air yang merupakan selisih antara kebutuhan air dan ketersediaan air, debit yang
yang digunakan dalam perhitungan neraca air adalah debit dengan nilai keandalan 80%,
sedangkan untuk kebutuhan air yaitu kebutuhan air total pada DAS. Dalam perhitungan neraca
air ini terdapat 2 skenario yaitu skenario dasar atau kondisi saat ini, dan skenario pengembangan
yang terkait dengan pengembangan irigasi, rumah tangga perkotaan, dan peternakan. Untuk
perhitungan kebutuhan air irigasi, harus dilakukan modifikasi terhadap perhitungan kebutuhan

74 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
air irigasi sebagaimana tertuang dalam Kriteria Perencanaan 01 (KP-01) dikarenakan adanya
kebutuhan air untuk drainase dan leaching. Untuk Penyusunan Macro-Zoning Rawa di Kabupaten
Merauke terbentuk empat kawasan (zoning), yaitu kawasan konservasi, kawasan pengelolaan
adaptif, kawasan pengelolaan pantai, dan kawasan pengembangan.

Potensi Ketersediaan Air (Hasil Analisis)


600
Ketersediaan Air (m3/s)

500

400

300
DAS Bian
200 DAS Kumbe
100 DAS Maro
0

Bulan

Gambar 4.35 Potensi Ketersediaan Air di DAS Bian, Kumbe, dan Maro berdasarkan Studi Pola

AKUNTABILITAS KINERJA 75
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

2. Audit Tata Air. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah Ilmiah Audit Sistem
Tata Air. Naskah Ilmiah ini disusun untuk dapat digunakan menjadi bahan bagi penyusunan
kebijakan yang mengatur tentang sistem audit tata air untuk perkebunan di lahan gambut.
Kebijakan tersebut merupakan bagian dari upaya perbaikan tatakelola lahan gambut dalam aspek
tata air dan bagian dalam pengelolaan rawa. Naskah ilmiah ini juga diharapkan dapat menjadi
bahan bagi pengembangan suatu standar baku yang memuat prinsip dan kriteria dalam
melaksanakan audit system tata air pada perkebunan di lahan gambut. Cakupan Audit tata air ini
dilakukan pada tingkat tapak atau skala unit usaha perkebunan. Masa berlaku hasil audit adalah
3 (tiga) tahun sehingga pada tahun ke-4 akan dilaksanakan audit ulang. Dalam satu kali audit
cakupan data adalah data dalam periode satu tahun yang mewakili periode musim hujan dan
musim kemarau. Parameter audit, metode pemeriksaan, acuan dan kriteria penilaiannya
disajikan didalam naskah ilmiah ini.
3. Pedoman Pengembangan Lahan Rawa Gambut untuk Pertanian di Indonesia. Kegiatan ini
menghasilkan komponen output berupa: Pedoman (R-0) Pengembangan Lahan Rawa Gambut
untuk Pertanian Di Indonesia yang Berkelanjutan. Penyusunan pedoman untuk mengadopsi
Standar yang dimiliki oleh Malaysia (Water Management Guidelines for Agricultural Development
in lowland Peat Swamp of Sarawak) dengan menyesuaikan terhadap kondisi di Indonesia. Hal ini
diupayakan dapat menjadi acuan stakeholder dalam memanfaatkan lahan gambut dikawasan
budidaya untuk membantu meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.

Teknologi Sistem Pengelolaan Banjir Debris (2017)

Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2017 oleh Balai Litbang Sabo. Adapun
pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan Pengembangan Model Rekonstruksi Kawasan
Terdampak Erupsi dan telah menghasilkan komponen output berupa:

a. Model Sistem Sabo Plan di Gunungapi Sinabung. Model sistem ini dilakukan untuk
melaksanakan review atas sabo plan yang telah disusun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS)
Sumatera II pada tahun 2015 di kawasan Gunungapi Sinabung, yaitu dengan melihat
kesesuaiannya dalam mengendalikan potensi sedimen yang ada terhadap pedoman teknis
penyusunan sabo plan. Pelaksanaan review sabo plan dilakukan pada ketujuh sungai yang ada
di kawasan Sinabung dengan mengestimasi potensi produksi sedimen/jumlah sedimen
sasaran; kapasitas sungai yang mencakup tipe dan fungsi bangunan; jarak antar bangunan;
kapasitas tampungan bangunan; dan zonasi angkutan sedimen; serta implementasi/hasil
review sabo plan. Hasil review sabo plan adalah nilai potensi produksi sedimen/jumlah
sedimen sasaran dan kapasitas ketujuh sungai di kawasan Sinabung, kesesuaian sabo plan
dengan persyaratan teknis dan usulan penambahan bangunan, serta tipe priotitas
penanggulangan banjir lahar.

76 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.36 Peta Hasil Review Sabo Plan di Kawasan Sinabung

b. Naskah Ilmiah Kajian Kualitas Sumber-Sumber Air Terdampak Erupsi di Gunungapi Sinabung
(dilaksanakan oleh Balai Litbang LK). Pelaksanaan kajian ini untuk mengetahui dampak erupsi
terhadap kondisi sumber air yang dimanfaatkan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian,
sumber air yang dimanfaatkan di lokasi baru (relokasi) dan pemukiman penduduk di kawasan
terdampak erupsi Gunungapi Sinabung cukup aman karena parameter fecal coli tidak
terdeteksi, kecuali untuk Relokasi Permanen terdeteksi parameter fecal coli sebesar 5200
kol/100mL, perlu dilakukan pengawasan terhadap bak tampung mata air agar tidak
terkontaminasi, sebelum disalurkan ke bak penampungan air di areal Relokasi Permanen.
Selain itu, kondisi air di lokasi terdampak erupsi dikhawatirkan mengandung kadar asam yg
cukup tinggi akibat dari kandungan sulphur. Kondisi kualitas air di anak sungai yang berada di
sekitar Gunungapi Sinabung seperti Lau Perbaji, Lau Makam, Lau Kecinggung masih cukup baik
dan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif sumber air baku bagi masyarakat
c. Naskah Ilmiah Kajian Kualitas Sumber-Sumber Air Terdampak Erupsi di Gunungapi
(dilaksanakan oleh Balai Litbang LK). Selain aliran lahar, erupsi gunung berapi juga berdampak
buruk pada lingkungan dan sumberdaya alam di sekitarnya, diantaranya sumberdaya air yang
berujung pada terganggunya penyediaan air untuk berbagai penggunaan terutama pertanian
dan domestik. Material erupsi gunungapi merupakan salah satu penyebab berubahnya
kualitas air. Setelah erupsi, kekeruhan air akan meningkat dan komposisi mineral akan
mengalami perubahan. Namun, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada
saat ini dampak erupsi Gunung Kelud terhadap kualitas sumber-sumber air di kawasan
tersebut belum mengganggu pemanfaatannya sebagai sumber baku air minum dan air baku
irigasi. Meskipun ada peningkatan kadar zat tersuspensi, namun kualitas sumber-sumber air
yang diteliti masih memenuhi Kriteria Mutu Air untuk dimanfaatkan sebagai sumbar baku air
minum, pertanian dan peternakan.
d. Naskah Ilmiah Zonasi Potensi Pengembangan Daerah Irigasi di Gunungapi Sinabung, sudah
termasuk Peta Zonasi Potensi Pengembangan Daerah Irigasi (dilaksanakan oleh Balai Litbang
Irigasi). Naskah ilmiah ini menentukan zonasi potensi irigasi sementara yang terdiri dari 4

AKUNTABILITAS KINERJA 77
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

(empat) kelas di Gunungapi Sinabung, yaitu potensi tinggi, cukup tinggi, cukup rendah, dan
rendah. Zona paling luas adalah zonasi potensi tinggi yaitu 9.391Ha, sedangkan paling kecil
adalah kelas potensi cukup tinggi seluas 47 Ha. Secara umum permasalahan bagi warga
Kabupaten Karo untuk irigasi adalah masih mengandalkan air hujan. Meskipun zonasi sudah
tersusun, akan tetapi diperlukan strategi tahapan untuk penerapan dari pengembangan
zonasi tersebut.
e. Naskah Ilmiah Pengelolaan dan Analisis Data Curah Hujan Harian Maksimum (HHMT) Wilayah
Gunungapi Sinabung, Kelud, dan Gamalama terkait Sabo plan dan Aplikasi Sabo Jangkar
(dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA). Berdasarkan perhitungan rata-rata dengan
pembobotan, diperoleh hujan rencana rata-rata wilayah Gunungapi Sinabung, Gamalama,
dan Kelud untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 500, dan 1000 tahun berturut-turut.
Perhitungan hujan rencana sangat diperlukan dalam menentukan debit rencana pada sungai-
sungai yg berhulu dari Gunungaapi Sinabung, Kelud dan Gamalama. Dan debit rencana
tersebut diperlukan dalam menentukan desain sabo dam.

Gambar 4.37 Pembagian Area Poligon yang Digunakan dalam Estimasi Curah Hujan Wilayah pada Periode Ulang 2-
1000 Tahun di Wilayah Kajian Gunungapi Sinabung, Kelud, dan Gamalama

f. Naskah Ilmiah Peta Hujan Rencana Wilayah Berbagai Periode Kala Ulang Gunungapi Sinabung
(dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA). Penanganan masalah banjir di wilayah Gunungapi
Sinabung, Kelud dan Gamalama tidak terlepas dari perencanaan infrastruktur pengendali
banjir. Oleh karena itu dalam mendesain bangunan air pengendali banjir tersebut dibutuhkan
informasi curah hujan maksimum dengan berbagai periode ulang. Peta hujan rencana wilayah
pada kawasan terdampak erupsi Gunungapi Sinabung, dalam cakupan DAS Wampu,
menunjukkan bahwa curah hujan di bagian barat gunungapi relatif lebih tinggi untuk periode
ulang 2, 5, dan 10 tahun; sebaliknya untuk periode ulang 25, 50, 100, 500, dan 1000, bagian
tenggara gunungapi relatif lebih tinggi dibandingkan area lainnya. Pada kawasan Gunungapi
Kelud, peta estimasi curah hujan rencana menunjukkan bahwa kejadian curah hujan yang
terjadi di bagian selatan lereng gunungapi (mencakup wilayah Kabupaten Blitar dan
sekitarnya) cenderung lebih tinggi. Sebaran spasial peta hujan rencana wilayah Gunungapi

78 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Gamalama menunjukkan bahwa secara umum, pada keseluruhan kajian periode ulang, curah
hujan di utara gunungapi lebih tinggi dibandingkan bagian selatan.
g. Model Sistem Penetapan Status Bahaya Banjir Lahar Berbasis Data Radar di Kawasan
Gunungapi. Model sistem ini diharapkan menjadi suatu sistem peringatan dini melalui
penetapan status bahaya banjir lahar berdasarkan data radar sehingga dapat memperkirakan
dampak banjir lahar untuk mereduksi dampak bencana akibat banjir lahar. Penetapan status
bahaya banjir didasarkan atas prakiraan intensitas hujan berdasarkan data radar hujan melalui
aplikasi SIJAWAH. Teknologi ini bermanfaat untuk memberikan status peringatan dini lebih
cepat tentang bahaya banjir lahar karena peringatan sudah dapat dikeluarkan sebelum hujan
terjadi. Sehingga warga masyarakat yang tinggal di daerah bahaya banjir lahar dapat segera
melakukan tindakan evakuasi untuk meminimalisir kerugian yang dapat terjadi.
Nilai korelasi yang diperoleh dari hasil kalibrasi lanjut data radar masih rendah karena
penyebaran plot titik yang masih cukup lebar pada grafik regresi. Urutan stasiun dengan nilai
korelasi dari yang terbesar hingga terkecil yaitu stasiun Ngandong, Plosokerep, dan Sukorini.
Penetapan status peringatan dini banjir lahar dapat dilakukan dengan kombinasi antara data
radar yang terkalibrasi sebagai pengganti data hujan permukaan dengan model garis kritis
yang sudah diperoleh pada tahun sebelumnya. Status tersebut dimulai dengan yang paling
rendah statusnya (tingkat risiko bencana) yaitu siaga lahar 3, siaga lahar 2, dan terakhir siaga
lahar 1.

Teknologi Sistem Peringatan dan Prakiraan Dini Banjir Lahar (Early Warning and Forecasting
System)

Output teknologi dilaksanakan oleh Balai Litbang Sabo. Adapun pada tahun 2016 telah menghasilkan
komponen output berupa:

a. Model Sistem Kalibrasi dan Verifikasi Penetapan Status Bahaya Banjir Lahar Berbasis Tinggi
Muka Air di Kawasan Gunungapi. Peringatan dini banjir lahar berbasis tinggi muka air
merupakan solusi alternatif untuk mendapatkan prediksi hasil yang lebih akurat (pasti) akan
terjadinya aliran lahar. Dengan sistem ini tinggi muka air banjir yang terjadi dideteksi di
pengamatan pos tinggi muka air daerah paling hulu yang masih bisa dijangkau atau di
bangunanan permanen paling hulu. Sistem peringatan dini berbasis tinggi muka air
memanfaatkan hasil dari pemodelan numerik aliran lahar dengan berbagai skenario tinggi
muka air. Dari hasil simulasi yang didapatkan, maka prediksi daerah terdampak dengan
berbagai skenario tinggi muka air dapat diketahui dan selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh
instansi berwenang terkait bencana aliran lahar seperti BPBD. Acuan sementara yang
digunakan dalam pemberian nama dan kriteria status bahaya banjir lahar di kawasan
Gunungapi Merapi berdasarkan hasil diskusi teknis yang telah dilakukan bersama dengan
BPBD pada kawasan Gunungapi Merapi, yaitu BPBD Provinsi DIY, Kabupaten Sleman,
Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Boyolali. Status bahaya banjir lahar terdiri dari normal,
siaga lahar 1, siaga lahar 2, dan siaga lahar 3.
b. Pedoman (R-0) Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Berbasis Video di Kawasan Gunungapi.
Tersedianya konsep pedoman sistem peringatan dini banjir lahar berbasis video dengan cara
pengamatan terhadap pergerakan aliran lahar yang diinisiasi oleh getaran yang ditangkap oleh
perangkat Geophone yang telah terkalibrasi terhadap getaran-getaran lainnya. Pedoman

AKUNTABILITAS KINERJA 79
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

sistem peringatan dini banjir lahar dapat dijadikan acuan oleh pihak terkait dalam merencakan
mitigasi bencana lahar.

Teknologi Sistem Pengendalian Banjir (2018)

Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2018 oleh Balai Litbang Sungai. Adapun
pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan:

1. Pengembangan Percepatan Aliran Dalam Sistem Pengendalian Banjir. Kegiatan ini menghasilkan
komponen output berupa: Naskah Ilmiah Teknologi Percepatan Aliran dalam Penanggulangan
Banjir. Salah satu teknik pengelolaan banjir lainnya yaitu dengan pompa air. Pompa yang
digunakan secara umum berupa pompa sentrifugal atau pompa ulir yang bekerja dengan cara
mengangkat air dari daerah genangan dan kemudian dilepas kembali di sebelah hilirnya. Pompa
jenis ini memerlukan energi dengan daya yang besar untuk mengangkat air dan kehilangan energi
dari aliran dalam pipa, sehingga diperlukan upaya lain yaitu dengan menggunakan pompa aksial.
Diharapkan metode atau teknologi ini akan dapat mempercepat waktu genangan akibat banjir di
kawasan Pantura Jawa Tengah secara baik dan para pengelola sumber daya air. Kehandalan
komponen-komponen pompa aksial horizontal yang meliputi baling-baling atau proppeller, gigi-
gigi transmisi dan as atau poros pompa harus ditingkatkan dengan material yang mempunyai
kekuatan tinggi (kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur dan kuat puntir), dengan berat jenis
rendah/ringan dan tahan terhadap korosi. Pompa aksial horizontal mempunyai kinerja yang tinggi
apabila dioperasikan pada perbedaan muka air antara hulu dan hilir pompa rendah. Pompa dapat
dioperasikan meskipun elevasi muka air di hilir lebih tinggi. Akan tetapi apabila muka air di hilir
jauh lebih tinggi dari muka air di hulu, kemampuan pompa akan menurun.
2. Naskah Ilmiah--Kajian Teknologi-- Pembuatan Peta Risiko Banjir ( Studi Kasus Das Krueng Aceh
Dan Das Bengawan Solo Hilir). Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Peta Risiko
Banjir DAS Krueng Aceh dan Bengawan Solo Hilir, sebagai pendekatan untuk memperlihatkan
potensi dampak negative yang mungkin timbul akibat bencana banjir. Naskah ilmiah ini untuk
memberikan informasi tentang tingkat risiko banjir yang ada di suatu kawasan berdasarkan
tingkat bahaya banjir, kapasitas. Hasil analisis menunjukan Kabupaten Bojonegoro merupakan
kawasan dengan risiko yang tinggi terhadap bencana banjir, terutama di Kecamatan Baureno.
Sedangkan di Krueng Aceh tidak terdapat risiko akibat banjir. Hal ini dikarenakan sudah baiknya
infrastruktur sungai seperti tanggul dan floodway. Dari hasil analisis floodway mampu mereduksi
debit sebesar 68.13%

80 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Peta Risiko DAS Bengaw an Solo Hilir Peta Risiko DAS Bengaw an Solo Hilir
Kala Ulang Q 10 Kala Ulang Q 25

JENU JENU
BANCAR BANCAR

JATIRO GO TAMBAKBO YO JATIRO GO TAMBAKBO YO

KEREK KEREK
TUBAN PACIRAN TUBAN PACIRAN
MERAKURAK MERAKURAK

BRO NDO NG BRO NDO NG


PANCENG PANCENG
SO LOKURO SO LOKURO
KENDURU AN SEMANDING PALANG UJUNG PAN GKAH KENDURU AN SEMANDING PALANG UJUNG PAN GKAH

BANG ILAN BANG ILAN


MO NTO NG MO NTO NG
SING GAHAN LAREN DUKU N SING GAHAN LAREN DUKU N

SIDAYU SIDAYU
GRABAG AN GRABAG AN
MADURAN MADURAN
KALITENG AH KALITENG AH
W IDAN G KARANG G ENENG W IDAN G KARANG G ENENG
PLUMPANG KARANGBINANG UN BUNG AH PLUMPANG KARANGBINANG UN BUNG AH
KEDEW AN SENO RI KEDEW AN SENO RI

SEKAR AN SEKAR AN
PARENGAN TURI PARENGAN TURI
GLAGAH GLAGAH
RENG EL RENG EL
PERAIRAN DEKET PERAIRAN DEKET
MALO SO KO MANYAR MALO SO KO MANYAR
BABAT PUCU K BABAT PUCU K
BAURENO SUKO DAD I BAURENO SUKO DAD I
KANO R KANO R
KASIMAN LAMO NGAN KASIMAN LAMO NGAN
KALITIDU TRUCUK KALITIDU TRUCUK

DUDUKSAMPEYAN DUDUKSAMPEYAN

BO JO NEGO RO GRESIK BO JO NEGO RO GRESIK


GAYAM KEBOMAS GAYAM KEBOMAS
PADANGAN SUG IO PADANGAN SUG IO
KEDUNG PRING SARIREJ O KEDUNG PRING SARIREJ O
BALEN KEPOH BARU BALEN KEPOH BARU
KAPAS KAPAS
TIKUNG TIKUNG
SUMBEREJ O MO DO KEMBANG BAHU SUMBEREJ O MO DO KEMBANG BAHU
CERME CERME
PURW OSARI B e ng a w a n S olo PURW OSARI B e ng a w a n S olo
DAND ER DAND ER
B a ta s D A S
BENJ EN G
B a ta s D A S
BENJ EN G
NGASEM NGASEM
SUKO SEW U K e la s P e t a R isiko SUKO SEW U K e la s P e t a R isiko
BALON GPAN GG ANG
Re n d a h BALON GPAN GG ANG
Re n d a h
S e da n g MENG AN TI S e da n g MENG AN TI
SAMBENG SAMBENG
TAMBAKREJ O
NGIMBAN G MANT UP Tin g gi TAMBAKREJ O
NGIMBAN G MANT UP Tin g gi
BLULUK P e m u kim a n BLULUK P e m u kim a n
NGAMBO N SUG IHW ARAS KEDUNG ADEM KEDAMEAN NGAMBO N SUG IHW ARAS KEDUNG ADEM KEDAMEAN
BUBULAN BUBULAN
0 10 Km 0 10 Km
TEMAYAN G DRIYO REJO TEMAYAN G DRIYO REJO

SUKO RAME SUKO RAME


W RINGIN ANO M W RINGIN ANO M

Peta Risiko DAS Bengaw an Solo Hilir


Kala Ulang Q 50

JENU
BANCAR

JATIRO GO TAMBAKBO YO

KEREK
TUBAN PACIRAN
MERAKURAK

BRO NDO NG
PANCENG
SO LOKURO
KENDURU AN SEMANDING PALANG UJUNG PAN GKAH

BANG ILAN
MO NTO NG
SING GAHAN LAREN DUKU N

SIDAYU
GRABAG AN
MADURAN
KALITENG AH
W IDAN G KARANG G ENENG
PLUMPANG KARANGBINANG UN BUNG AH
KEDEW AN SENO RI

SEKAR AN
PARENGAN TURI
GLAGAH
RENG EL
PERAIRAN DEKET
MALO SO KO MANYAR
BABAT PUCU K
BAURENO SUKO DAD I
KANO R
KASIMAN LAMO NGAN
KALITIDU TRUCUK

DUDUKSAMPEYAN

BO JO NEGO RO GRESIK
GAYAM KEBOMAS
PADANGAN SUG IO
KEDUNG PRING SARIREJ O
BALEN KEPOH BARU
KAPAS
TIKUNG
SUMBEREJ O MO DO KEMBANG BAHU
CERME
PURW OSARI B e ng a w a n S olo
DAND ER
B a ta s D A S
BENJ EN G
NGASEM
SUKO SEW U K e la s P e t a R isiko
BALON GPAN GG ANG
Re n d a h
S e da n g MENG AN TI
SAMBENG
TAMBAKREJ O
NGIMBAN G MANT UP Tin g gi
BLULUK P e m u kim a n
NGAMBO N SUG IHW ARAS KEDUNG ADEM KEDAMEAN
BUBULAN
0 10 Km
TEMAYAN G DRIYO REJO

SUKO RAME
W RINGIN ANO M

Gambar 4.38 Peta Risiko DAS Bengawan Solo Hilir (Kala Ulang Q10, Q25 dan Q50)

3. Teknologi Kajian Dampak Ambang Alam Sungai Terhadap Morfologi Sungai Dengan Uji Hidraulik
Fisik. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Naskah Ilmiah Hasil Kajian Ancaman
Hilangnya Fungsi Ambang Alam terhadap Perubahan Morfologi Sungai serta Alternatif
Penanganannya dengan UMH-Fisik. Erosi lahan yang terjadi pada DAS Serayu Hulu, berakibat
terjadinya pengendapan yang mengurangi kapasitas tampung pada bendung-bendung di bagian
hulu DAS Serayu, yang selanjutnya penurunan kapasitas tersebut mengubah karakter hidrograph
didaerah hilir yang menaikan tinggi muka air banjir maksimum dan perubahan alur sungai yang
lebih progresif. Hilangnya fungsi ambang alam di Sungai Serayu akan menyebabkan perubahan
morfologi sungai yang berpengaruh terhadap kestabilan bangunan-bangunan persungaian
disekitarnya. Berdasarkan hasil Uji Model Fisik, maka direkomendasikan sebagai berikut:
 Dari beberapa alternatif modifikasi ini dipilih model seri – IV. Model seri – IV adalah
melakukan perubahan
gabungan antara pengeprasan
dasar alur sungai dengan
pemasangan Krib
 Untuk mengatasi kerusakan
tebing disbelah kanan akibat
serangan arus dipilih bangunan
Krib, sejumlah lima unit
(Pengaliran Model Seri-II).

Gambar 4.39 Lokasi Ambang Alam yang dikaji di Sungai Serayu

AKUNTABILITAS KINERJA 81
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.40 Foto Pola Aliran Seri-IV (Q.25th)

Teknologi Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai (2015)

Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM dan Tata Kelola Lembaga Pengelola Wilayah Sungai dilaksanakan
oleh Balai Litbang Sungai. Teknologi sistem pengelolaan wilayah sungai telh dikeluarkan pada tahun
2015 dengan komponen output berupa naskah ilmiah Kajian Tingkat Implementasi Pengelolaan
Sumber Daya Air Secara Terpadu Pada Wilayah Sungai Tondano-Sangihe-Talaud-Miangas, di Sulawesi
Utara (Studi Kasus di DAS Tondano). Dari hasil scoring system, menunjukkan bahwa nilai tingkat
implementasi pengelolaan sumber daya air secara terpadu di DAS Tondano berada pada level 7,59.
Nilai tersebut masuk dalam kategori cukup memuaskan dan sudah terjalin keterpaduan antarsektor
dalam pengelolaan sumber daya air di DAS Tondano. Untuk lebih meningkatkan keterjalinan
keterpaduan antar sektor dalam pengelolaan sumber daya air di DAS Tondano perlu dilakukan
koordinasi yang lebih intensif. Pada tahun 2016, teknologi ini dilengkapi dengan Naskah Ilmiah
roadmap peningkatan kapasitas BBWS Pemali Juana didalamnya mencakup: Koreksi terhadap 15
Indikator Kinerja Pengelola Wilayah Sungai, roadmap peningkatan kapasitas BBWS Pemali Juwana
disusun berdasarkan kondisi kapasitas saat ini terhadap target kinerja yang akan dicapai pada tahun
2019 berdasarkan 15 indikator kinerja tersebut.

Teknologi Restorasi Sungai

Output teknologi ini akan dihasilkan oleh Balai Litbang Lingkungan Keairan. Adapun pada tahun 2016
terlaksana melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Restorasi Kualitas Air Sungai Citarum Hulu, yang telah menghasilkan komponen output berupa:
a. Model Sistem Kualitas air Sungai Citarum Hulu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang kondisi perubahan kualitas air yang terjadi apabila menerima beban
pencemaran tertentu dengan simulasi pengendalian pencemaran di beberapa lokasi. Hasil
dari model berupa grafik kondisi kualitas air dari bagian hulu sampai hilir sebagai hasil simulasi
pembebanan dari beberapa upaya pengendalian pencemaran yang dilakukan. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa penurunan beban pencemaran sebesar 80% belum dapat memperbaiki
kualitas air sungai yang memenuhi Baku Mutu Kualitas Air yang disyaratkan. Oleh karena itu,
untuk Restorasi Sungai Citarum Hulu diperlukan kebijakan pengendalian pencemaran air yang
lebih ketat.
b. Basic Design pengendalian pencemaran dari kegiatan pertanian. Buku ini berisi rancang dasar
teknologi pengolahan pertanian menggunakan wetland yang disusun berdasarkan hasil

82 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
penelitian di sub DAS Citarik, Desa Haurpugur, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Hasil kajian basic design ini menunjukkan bahwa secara teknis, teknologi Wetland dapat
menurunkan kadar nitrogen, fosfor dan BOD lebih dari 80% sesuai dengan kebutuhan, namun
diperlukan lahan yang luas dan biaya yang relatif mahal untuk pembangunannya sehingga
kebijakan dalam rangka pengendalian penggunaan pupuk oleh petani harus lebih diupayakan.
c. Basic Design pengendalian pencemaran dari kegiatan peternakan Pangalengan. Pembuatan
basic desain pengendalian pencemaran dari kegiatan peternakan. Kegiatan ini bertujuan
mengatasi pencemaran air dan perbaikan kualitas air Citarum Hulu, Pangalengan. Basic Desain
Pengendalian Pencemaran dari Kegiatan Peternakan yang berisi tentang pengumpulan
data/penyelidikan lapangan, analisis data yang meliputi pengolahan dan analisis hasil
investigasi lapangan dan perhitungan desain lingkup pekerjaan serta gambar desain,
spesifikasi teknis dan RAB.
d. Basic Design Pengendalian Pencemaran dari Kegiatan Peternakan Cikapundung Hulu. Kegiatan
ini bertujuan mengatasi pencemaran air dan perbaikan kualitas air Sungai Cikapundung akibat
limbah peternakan. Buku Basic Desain ini berisi tentang pengumpulan data/penyelidikan
lapangan, analisis data yang meliputi pengolahan dan analisis hasil investigasi lapangan dan
perhitungan desain lingkup pekerjaan serta gambar desain, spesifikasi teknis dan RAB.

Gambar 4.41 Foto Pola Aliran Seri-IV (Q.25th)

AKUNTABILITAS KINERJA 83
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.42. Denah dan Potongan Bak Ekoteknologi

e. Basic Design Cluster IPAL Industri Majalaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan Basic
Design Cluster IPAL Industri Majalaya sebagai acuan pembutan DED IPAL Industri Majalaya,
dalam rangka upaya pengendalian pencemaran air limbah industri di Sungai Citarum Hulu.
f. Basic Design Cluster IPAL Cisirung. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan model terbaru fisik
IPAL untuk mengatasi pencemaran dan penurunan kualitas air di IPAL Cisirung dalam rangka
mendukung teknologi perbaikan kualitas air.
g. Basic Design Penerapan Wetland Apung di Sungai Mati. Dalam rangka meningkatkan kualitas
air dan river amenity Oxbow Daraulin telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan basic
disain penerapan wetland apung di Oxbow Daraulin. Wetland apung merupakan rekayasa
yang dirancang dan dibangun untuk memanfaatkan fungsi alami yang melibatkan vegetasi,
tanah, dan kumpulan mikroba untuk mereduksi kontaminan (nutrisi, logam, sedimen, bahan
organik) yang ada di perairan, permukaan air, maupun aliran air limbah.
2. Kajian Potensi Pemanfaatan Bekas Sodetan Sungai. Kegiatan ini menghasilkan komponen output
berupa:
a. Basic desain pengembangan bekas Sungai Citarum Hulu (dilaksanakan oleh Balai Litbang
Sungai). Tujuan dari kegiatan adalah menghasilkan suatu konsep penataan bekas sungai yang
salah satunya di oxbow Daraulin. Penataan dilakukan dengan menjadikan taman-taman,
ruang terbuka hijau atau fasilitas umum yang tidak menggangu fungsi sungai/ mengembalikan
menjadi hutan sempadan sungai. Daerah sempadan sungai dapat dimanfaatkan sebagai River
amenity, yaitu area kenyamanan sungai yang merupakan salah satu area terbuka untuk publik
yang berada di pinggir sungai dengan memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan
sehingga membuat masyarakat / orang senang berada di area sungai dan konsep penataan ini
diharapkan dapat dijadikan contoh penataan bekas sungai di lokasi lain.
b. Naskah Ilmiah Review pengelolan bekas Sungai Citarum Hulu (dilaksanakan oleh Balai Litbang
Sungai). Tujuan dari penelitian ini adalah tersedianya Review Pengelolaan Bekas Sungai

84 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Citarum hulu mulai dari Nanjung s/d Sapan dalam rangka mendukung Teknologi Pemanfaatan
Bekas Sungai Citarum Hulu pada alur Sungai Citarum Hulu. Mulai dari Sapan sampai dengan
Nanjung terdapat 14 titik lokasi bekas sungai/oxbow, beberapa diantara oxbow tersebut tidak
dimanfaatkan hanya berupa genangan saja dan ada yang masih memiliki ekosistem sungai
yang baik dan memiliki lembaga masyarakat penggiat lingkungan sehingga ada upaya untuk
melakukan konservasi untuk menjaga keutuhan ekosistem Sungai Citarum lama.

Gambar 4.43 Identifikasi Lokasi Oxbow Citarum Hulu

Gambar 4.44 Penataan Oxbow Daraulin

AKUNTABILITAS KINERJA 85
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

c. Model sistem konsep river amenity Sungai Citarum dengan mempertimbangkan ekohidraulik
(dilaksanakan oleh Balai Litbang Sungai). Tujuan dari kegiatan adalah menghasilkan suatu
konsep penataan sungai dengan pendekatan pembangunan sungai yang ramah lingkungan.
Konsep pengembangan kawasan berupa Konsep river amenity dibuat berdasarkan zonasi
dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, kriteria zonasi antara lain kondisi sosial
ekonomi disekitar area sungai, pemanfaatan area sungai saat ini, kemudahan akses serta yang
utama adalah tersedianya space (lahan) untuk pengembangan dan mempertimbangkan
konsep ekohidraulik. Dan diharapkan konsep penataan area sungai untuk river amenity ini
dapat dijadikan contoh di tempat lain.

86 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.45 Konsep River Amenity Sungai Citarum

AKUNTABILITAS KINERJA 87
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

3. Penelitian Erosi dan Sedimentasi dalam Rangka untuk Mengurangi Laju Sedimentasi di Sungai
Akibat Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan. Kegiatan ini menghasilkan komponen output
berupa: Naskah ilmiah sumber sedimentasi, pemetaan dan prediksi erosi dan sedimentasi dalam
skala waktu dan tempat (dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA). Naskah ilmiah ini merupakan
naskah yang berisi pemodelan erosi untuk menyelidiki parameter hidrologi, yang secara spesifik
menyelidiki parameter untuk erosi dan sedimentasi pada DAS Citarum-Majalaya, serta analisis
erosi lahan berdasarkan skenario jika penutup lahan dilakukan konservasi lahan dan tidak
dilakukan konservasi lahan. Dari hasil analisis didapatkan bahwa erosi lahan aktual tahunan
sebesar 940.465,16 Ton/Tahun, erosi lahan jika penutup lahan dilakukan konservasi di dapatkan
erosi lahan sebesar 715.886,30Ton/Tahun (berkurang 24 % dari kondisi aktual) serta jika penutup
lahan tidak dilakukan konservasi maka erosi lahan yang terjadi sebesar 2.482.587,64 Ton/Tahun
(bertambah 263 % dari kondisi aktual) . Besarnya erosi lahan yang terjadi pada kondisi tutupan
lahan aktual, baik dan buruk menandakan bahwa penutup lahan memegang peranan penting
dalam terjadinya erosi dan sedimentasi selain faktor curah hujan dan kemiringan lereng.

Gambar 4.46 Erosi Lahan Tahunan Kondisi Good Management (kiri) dan Bad Manaement (kanan)

88 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.47 Lokasi Usulan Check Dam Di Lokasi Citarum - Majalaya

4. Evaluasi Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di DAS Citarum Hulu. Kegiatan ini menghasilkan
komponen output berupa:
a. Model sistem hubungan hujan, erosi, aliran dan sedimentasi (dilaksanakan oleh Balai Litbang
HITA). Kajian ini menyelidiki parameter hidrologi dalam lingkup erosi dan sedimentasi di DAS
Citarum-Majalaya dengan tujuan mendapatkan erosi dan sedimentasi yang terjadi di DAS
Citarum-Majalaya yang telah modelkan untuk mengetahui besarnya erosi dan sedimentasi
yang terjadi, sehingga dapat memberikan masukan untuk pengelola SDA dalam memitigasi
laju peningkatan erosi dan sedimentasi yang terjadi di DAS.
b. Model sistem review saboplan pengendalian erosi dan sedimentasi di DAS Citarum Hulu
(dilaksanakan oleh Balai Litbang Sabo). Berbagai masalah dan pelaksanaan pengendalian erosi
dan sedimentasi (terutama cek dam) memerlukan suatu studi dan peninjauan untuk
mengetahui pengaruh atau kegunaan dari upaya yang telah dilaksanakan seraya mempelajari
rencana yang dapat diaplikasikan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah melaksanakan
peninjauan terhadap pengendalian erosi dan sedimentasi yang telah dilaksanakan di DAS
Citarum Hulu, meliputi:

AKUNTABILITAS KINERJA 89
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

 Mengetahui potensi erosi dan sedimentasi di lokasi penelitian.


 Mengetahui kondisi dan efektifitas cek dam di lapangan mengenai fungsi dan
bangunannya.
Potensi Sedimen
No Kode Cek Dam Kapasitas (m3) Volume Total (m3)
Titik Kontrol (m3/tahun)
TC 1 1 CD 1 138.6
2 CD 2 100.1
3 CD 3 92.04
4 CD 7 155.03
5 CD 8 139.5
6 CD 9 157.5 782.77 1872.7
TC 2 1 CD 3 SU 130
2 CD 2 SU 139.5
3 CD 14 117.6
4 CD 13 112
5 CD 15 112
6 CD 16 143.5
7 CD 18 154
8 CD 19 120.4
9 CD 20 112
10 CD 21 112 1253 3370.8
TC 3 1 CD 33 112
2 CD 32 117
3 CD 34 207
4 CD 35 164.5
5 CD 21 SU 202.5
6 CD 51 182
7 CD 49 179.48
8 CD 50 147
9 CD 47 207
10 CD 48 135 1653.48 1498.1
TC 4 1 CD 19 SU 154
2 CD 20 SU 120.4
3 CD 16 SU 138.6
4 CD 17 SU 125.13
5 CD 18 SU 129.19
6 CD 15 SU 157.5
7 CD 13 SU 159.6
8 CD 12 SU 202.5
9 CD 11 SU 206.5
10 CD 10 SU 171
11 CD 9 SU 229.5
12 CD 36 202.5
13 CD 37 229.5
14 CD 5 SU 179.48
15 CD 8 SU 135
16 CD 6 SU 147
17 CD 7 SU 182
18 CD 31 143.5
19 CD 37 229.5
20 CD 42 171
22 CD 46 164.5
23 CD 48 135 3712.9 1685.4
TC 5 1 CD 45 112 112 187.3

Gambar 4.48 Kapasitas Cek Dam dan Potensi Volume Sedimen pada Alur Sungai

c. Naskah Ilmiah kegiatan operasi dan pemeliharaan bangunan cek dam di DAS Citarum Hulu
(dilaksanakan oleh Balai Litbang Sabo). Naskah ilmiah merupakan upaya untuk menjaga dan
menjamin fungsi dari bangunan pengendali sedimen yang diantaranya adalah mencegah
terjadinya kerusakan pada bangunan tersebut. Kegiatan ini merupakan studi awal yang dapat
dijadikan panduan dalam merencanakan ataupun melaksanakan kegiatan operasi dan
pemeliharaan cek dam di Subdas Citarum Hulu. Kegiatan pengerukan juga diperlukan
sehingga bangunan cek dam tersebut kembali memiliki tampungan. Kegiatan seharusnya
dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Lokasi pengerukan
direkomendasikan berdasarkan besarnya laju sedimentasi yang dibagi pada beberapa
segmen.

90 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
d. Basic desain pengendalian erosi
sedimentasi di DAS Citarum Hulu
(dilaksanakan oleh Balai Litbang
Sabo). Penyusunan basicdesign
pengendalian erosi dan sedimentasi
menjadi tujuan yang dicapai dari studi
ini. Studi ini digunakan untuk
menindaklanjuti studi karakteristik
erosi dan sedimentasi yang telah
banyak dilakukan dan telah
memberikan informasi mengenai
sumber sedimentasi dan karakteristik
di lokasi penelitian. Desain dan
konsep pengendalian yang akan
diterapkan di lapangan baik dari segi
metoda yang bersifat struktural
maupun yang bertipe non struktural
telah dihasilkan seperti metoda
sabodam mikro, jaring sabut kelapa,
dan green sabo. Pencegahan
sedimentasi selanjutnya ditargetkan
untuk dilaksanakan di daerah hilir dan
juga di lokasi sumber erosinya (di Gambar 4.49 Peta Rekomendasi Penambangan pada Cek Dam
daerah hulu). Studi ini tidak hanya
memberikan pengendalian yang secara teknis tetapi juga dapat dijadikan panduan dalam
melaksanakan pengendalian yang melibatkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi
menanggulangi persoalan erosi dan sedimentasi.

Gambar 4.50 Basic Desain Sabodam Mikro dan Desain Rencana Jaring Serabut Kelapa

Teknologi Sistem Monitoring dan Prakiraan Kekeringan (2016)

Output teknologi dikeluarkan pada tahun ini oleh Balai Litbang HITA. Adapun pada tahun 2016
terlaksana melalui kegiatan Pengembangan Model Monitoring Kekeringan Menggunakan Data Satelit,
yang telah menghasilkan komponen output berupa:

AKUNTABILITAS KINERJA 91
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

a. Model Sistem Pengelolaan Monitoring Kekeringan. Kondisi kekeringan yang terjadi di


Indonesia semakin lama frekuensinya semakin meningkat, hal tersebut terkait dengan
perubahan iklim, untuk itu diperlukan langkah monitoring sebelum bencana kekeringan
melanda. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk monitoring yang tepat baik dari
segi waktu maupun tingkat kekeringan sebagai upaya mitigasi bencana kekeringan. Dalam
konteks analisa kekeringan dibutuhkan data hujan yang cukup panjang yaitu sekitar 30 tahun.
Sedangkan rekaman data yang dimiliki di Indonesia data hujan hasil pengukuran lapangan
(groundstations) rata-rata kurang dari 30 tahun atau terdapat data kosong. Hal tersebut
dikarenakan alat pengukur rusak dan tidak diganti, hilang, dan sebagainya. Untuk mengatasi
hal tersebut dapat memanfaatkan data satelit. Salah satu data satelit yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan analisa kekeringan yaitu data satelit TRMM.

b. Konsep Pedoman (R0) Tata Cara Pengelolaan Sistem Monitoring Kekeringan. Dalam rangka
mengantisipasi upaya mitigasi kekeringan maka kegiatan monitoring kekeringan sangat
diperlukan. Monitoring kekeringan meteorologi meliputi berbagai tahapan analisis sehingga
menghasilkan informasi kekeringan meteorologi berupa peta kekeringan bulanan, durasi,
serta intensitas kekeringan. Tujuan utama buku pedoman ini adalah untuk membantu pihak
yang berwenang di daerah (provinsi dan kabupaten) untuk meningkatkan kemampuan dalam
pemetaan serta kajian terkait kekeringan khususunya kekeringan meteorology.

Teknologi Pengumpulan Data Hidrologi (2019)

Output teknologi ini ditargetkan dapat dikeluarkan pada tahun 2019 oleh Balai Litbang HITA. Adapun
pada tahun 2016 terlaksana melalui kegiatan Penelitian dan Pengembangan Kendali Mutu Data
Hidrologi, yang telah menghasilkan komponen output berupa:

a. Pedoman (R0) Kendali Mutu Data Debit dan Hujan.


b. Naskah Ilmiah kendali mutu data air tanah.

92 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
MULAI

 Kondisi pos
hidrologi
 O&P
 Pengukuran
data hidrologi

QC 1

Seri data hujan (minimal 20 Debit


tahun) dan data debit Hujan
(minimal 10 tahun)  Analisa Spasial dan atau  Analisa data MA, Q
analisa temporal  Pembuatan RC
 Analisa RC
Penyaringan data

QC 2b QC 2a
Data tersaring

 Konversi data MA final


jadi Q final
 Analisis data Q final
 Cek parameter &
informasi umum pd
QC 4 2016-2017 format data debit
 Membandingkan
hidrograf dengan pos
duga air terdekat

SCAN/ RATING
Pengisian data kosong
GRAFIK
DIGIT CURVE QC 3a
PEMBUAT
Data terisi KEBIJAKAN (Dirjen
SDA/BBWS/BWS/
Dinas PSDA)
KONSEP DATA POTRET DATA
HITA 1 DEBIT HIDROLOGI Data terklasifikasi

QC 5
NEO
TABEL MANUAL
PERDAS
KENDALI
MUTU DATA BASE

MASYARAKAT
SCAN/ DATABASE
GRAFIK
DIGIT
KONSEP DATA
HUJAN DAN BUKU DATA
N HITA 1 EXCEL KLIMATOLOGI HIDROLOGI
NASIONAL MASYARAKAT
GI

SELESAI
TABEL MANUAL
Gambar 4.51 Pengumpulan Data Hidrologi

Teknologi Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Hidrologi (2015)

Output teknologi ini telah dikeluarkan pada tahun 2015 oleh Balai Litbang HITA. Adapun pada tahun
2016 terlaksana pengembangannya melalui kegiatan Penerapan Delft-FEWS sebagai Sistem
Peramalan Banjir. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Model Sistem Informasi
Kekeringan, Banjir dan Ketersediaan Air dengan Model WFLOW berbasis FEWS. Sistem informasi
sumber daya air khususnya ketersediaan air sangat diperlukan terutama oleh para stakeholder dalam
pengambilan keputusan. Agar dihasilkan sistem informasi ketersediaan air yang mumpuni maka
diperlukan suatu teknologi yang dapat menyajikan besaran ketersediaan air secara spasial dengan
akurat. Teknologi FEWS yang ada saat ini merupakan pengembangan dari beberapa konsep peringatan
dini banjir yang sebelumnya telah diterapkan. Pada tahun 2016 akan dikembangkan pemodelan

AKUNTABILITAS KINERJA 93
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

WFLOW yang berbasis FEWS untuk informasi ketersediaan air di Indonesia khususnya untuk Pulau
Sumatera. Pengembangan wilayah perkotaan yang belum mempertimbangkan dukungan sumber
daya air, mengakibatkan sulitnya dukungan pasok air untuk wilayah yang dikembangkan.

Gambar 4.52 Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Hidrologi

Teknologi Pengalokasian Sumber Daya Air (2015)

Output teknologi ini telah dikeluarkan pada tahun 2015 oleh Balai Litbang HITA. Adapun pada tahun
2016 terlaksana tindak lanjut penyusunan pedomannya melalui kegiatan Pengembangan Model
Dinamika Sistem untuk Harmonisasi Perencanaan Sumber Daya Air dengan Penataan Ruang Wilayah,
yang telah menghasilkan komponen output berupa: Konsep Pedoman (R0) Penggunaan Dinamika
Sistem dalam Perencanaan Sumber Daya Air.

Selain itu, terdapat kegiatan Balai Litbang HITA lainnya sebagai berikut pada tahun 2016, yaitu:

1. Kegiatan Hujan Rencana untuk Perhitungan Banjir Rencana Akibat Pengaruh Perubahan Iklim,
menghasilkan komponen output berupa: Model sistem Perhitungan Hujan Rencana Untuk
Perhitungan Banjir Rencana Akibat Pengaruh Perubahan Iklim. Pola iklim baru akibat perubahan
iklim yang ditandai dengan musim hujan yang semakin singkat dengan intensitas yang lebih tinggi
serta diperburuk dengan terjadinya degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS), telah meningkatkan
frekuensi dan intensitas bencana banjir di Indonesia. Kondisi ini menuntut para pengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang komprehensif. Oleh karena itu diperlukan

94 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
perhitungan hujan rencana untuk perhitungan banjir rencana dengan mempertimbangkan
perubahan iklim.
2. Pengembangan Kalibrator AWLR. Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa: Model
Fisik Kalibrator AWLR.

Gambar 4.53 Komponen Kalibrator AWLR

3. Jaringan Hidrologi Nasional secara Real Time untuk Monitoring dan Peramalan Banjir. Kegiatan
ini menghasilkan komponen output berupa:
a. Model Sistem pendeteksi kondisi perangkat sensor telemetri. Modul sensor pendeteksi
kinerja voltase perangkat sensor di lapangan telah terbentuk yang dikemas dengan konsep
plug n play. Pendukung monitoring pendeteksi kinerja voltase perangkat sensor berbasis
sensor telah tersusun dengan tampilan berupa penambahan field voltase battery yang dapat
difungsikan untuk memberi informasi kinerja catu daya sensor GPA.
b. Naskah Ilmiah monitoring evaluasi kinerja peralatan telemetri yang telah terpasang.
Monitoring kinerja pos hidrologi telemetri dilakukan dengan cara kunjungan perbaikan dan
pengujian alat di lapangan. Data kerusakan komponen yang diperoleh di lapangan, kemudian
diolah menjadi laporan hasil evaluasi kinerja pos hidrologi telemetri. Selanjutnya disusul
dengan penyususunan dokumen berita acara serah terima peralatan telemetri dari Pusair
kepada BBWS/BWS yang menjadi target BAST TA-2016 (Berita Acara Serah Terima Tahun
Anggaran 2016).

Teknologi Bangunan Air Utama

Output teknologi ini akan dihasilkan oleh Balai Litbang Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan
(BHGK). Adapun kegiatan yang meliputinya adalah:

AKUNTABILITAS KINERJA 95
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

1. Pengembangan Aplikasi Grouting Kimia dan Teknologi Vakum Konsulidasi pada Bangunan Air.
Kegiatan ini menghasilkan komponen output berupa:
a. Naskah Ilmiah Grouting Kimia pada Bangunan Air. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas
perbaikan pondasi dengan metode grouting kimia (menurunkan nilai lugeon pada pondasi)
dalam menanggulangi permasalahan rembesan pada pondasi bendungan, termasuk pada saat
waduk digenangi. Penelitian dilakukan di bendungan Bajulmati (efektif), bendungan Situpatok
(nilai lugeon belum mencapai 5), dan bendungan Titab (terdapat indikasi kurang efektif).

Gambar 4.54 Hasil Uji Coba Injeksi Grouting Kimia Dan Grouting Semen

b. Naskah Ilmiah Konsolidasi Vakum pada Bangunan Air. Tujuannya adalah untuk mengetahui
efektivitas aplikasi vacuum consolidation sebagai metode perbaikan pada tanah lunak. Hal
tersebut dapat ditinjau dari peningkatan nilai tahanan ujung konus (cone penetration test)
pada tanah yang sudah selesai dilakukan vacuum. Hasilnya adalah bahwa perbaikan pondasi
di tanah lunak menggunakan PVD dan vacuum consolidation sangat efektif untuk mengurangi
penurunan jangka panjang dan meningkatkan kuat geser, dengan waktu konstruksi lebih
cepat dibanding preloading. Dengan demikian, metode ini dapat diaplikasikan pada tanggul
bangunan air di tanah lunak yang membutuhkan waktu konstruksi yang lebih cepat. Biaya
konstruksi vakum konsolidasi lebih mahal dibandingkan dengan system pre loading. Tetapi
dari segi ekonomi terhadap waktu, system vakum konsolidasi lebih murah karena waktu
pengerjaan vakum konsolidasi lebih cepat daripada sistem preloading.
2. Pengembangan Pondasi Bangunan Air di Tanah Gambut. Kegiatan ini menghasilkan komponen
output berupa: Naskah Ilmiah Alternatif Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut. Hal tersebut
dalam rangka investigasi geoteknik di tanah gambut, metode desain, dan performa fondasi
bangungan air di tanah gambut. Hasilnya dapat berupa alternatif pondasi sebagai acuan dalam
penyediaan bangunan air di tanah gambut.
3. Pengembangan dan Penerapan Teknologi Peta Gempa. Kegiatan ini menghasilkan komponen
output berupa:
a. Naskah Ilmiah Review stabilitas lereng bendungan akibat gempa. Tujuan kegiatan penelitian
ini adalah meningkatkan akuntabilitas evaluasi keamanan bangunan air terhadap gempa.
Kegiatan ini penting dilaksanakan karena pembangunan bangunan air utama (bendung dan
bendungan) yang semakin banyak, sehingga resiko kegagalan juga semakin meningkat.
Peningkatan risiko ini perlu menjadi perhatian bersama untuk mencegah terjadinya kegagalan
bangunan air utama tersebut.

96 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
b. Analisis Gempa Imbas Akibat Pengisian Waduk. Tujuan kegiatan penelitian ini adalah
meningkatkan akuntabilitas evaluasi keamanan bangunan air terhadap gempa. Kegiatan ini
penting dilaksanakan karena pembangunan bangunan air utama (bendung dan bendungan)
yang semakin banyak, sehingga resiko kegagalan juga semakin meningkat. Peningkatan risiko
ini perlu menjadi perhatian bersama untuk mencegah terjadinya kegagalan bangunan air
utama tersebut.

Teknologi Revitalisasi Danau / Situ Kritis

Konservasi Danau/Situ Kritis Rawa Pening. Kegiatan ini


dilaksanakan secara terpadu dengan menghasilkan komponen
output berupa:

a. Naskah Ilmiah Sedimentasi Danau Rawapening


(dilaksanakan oleh Balai Litbang HITA), yaitu untuk
memberikan solusi terhadap tantangan terkait optimasi
peningkatan tampungan.
b. Naskah Ilmiah Kualitas Lingkungan Keairan Rawapening
(dilaksanakan oleh Balai Litbang LK), yaitu untuk dapat
melakukan optimasi perbaikan kualitas air-sedimen dari
sungai dan tampungan danau.
c. Naskah Ilmiah Reduksi Sedimen Danau Rawapening
Gambar 4.55 Lokasi Zona Encong Gondok
dengan Teknosabo (dilaksanakan oleh Balai Litbang Yang Dapat Diterapkan Waduk
Sabo), yaitu untuk memberikan gambaran terhadap Rawapening
sistem pengendalian laju angkutan sedimen sungai.

Gambar 4.56 Prototipe IPAL di Danau Rawapening

d. Naskah Ilmiah Penataan Pola Pemanfaatan Lahan dan Daerah Genangan (dilaksanakan oleh
Balai Litbang BHGK). Bertujuan optimasi penataan pola pemanfaatan lahan (zonasi), optimasi
penataan daerah genangan danau, dan basic design revitalisasi Danau Rawapening.

AKUNTABILITAS KINERJA 97
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Teknologi Pemanfaatan Energi Air

1. Penerapan Teknologi Hidropower di Infrastruktur Sumber Daya Air. Kegiatan ini menghasilkan
komponen output berupa:
a. Naskah Ilmiah Ketersediaan Air dan Debit Andalan Sungai Komering. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendapatkan analisa ketersediaan air dan model banjir dengan metode rainfall runoff
untuk DAS Komering. Untuk mendapatkan perencanaan yang akurat dan efisien diperlukan
pengamat data yang bertanggung jawab, kuantitas data yang panjang, kualitas yang baik,
pengambilan/penggunaan metode yang tepat. Keterpaduan ini akan meningkatkan efisien
dan efektifitas dari perencanaan dan kualitas dari pengoperasian.
b. Naskah Ilmiah Struktur PLTMH. Tujuannya adalah menyediakan alternatif pengembangan
teknologi pemanfaatan energi air, untuk menjawab optimasi pemanfaatan potensi energi air.
Komponen teknologi alternatif dari kegiatan ini yaitu teknologi PLTM (Pembangkit Listrik
Tenaga Minihidro) yang dapat diterapkan pada infrastruktur sumber daya air, seperti pada
bangunan air utama.
2. Penerapan Teknologi Pumping Storage. Kegiatan diharapkan dapat memberikan alternatif
pemanfaatan energi air yang digunakan untuk mengisi beban puncak pada malam hari dengan
memanfaatkan kelebihan daya di siang hari untuk memompa air ke reservoir atas sebagai
cadangan energy yang akan digunakan pada malam hari). Kegiatan ini menghasilkan komponen
output berupa: Naskah Ilmiah Pemetaan Lokasi Pumped Storage dan Naskah Ilmiah Geologi dan
Geoteknik Lokasi Pumped Storage.

Teknologi Dukungan Pengembangan Kawasan pesisir (NCICD)

Dukungan terkait pengembangan kawasan peisisir pada National Capital Integrated Coastal
Development (NCICD) pada tahun 2016 dilaksanakan oleh lintas Balai di lingkungan Puslitbang SDA
melalui kegiatan dan komponen output yang dihasilkan sebagai berikut:

1. Uji Model Numerik Respon Morfologi Desain Tanggul Fase B. Melakukan simulasi model
hidrodinamika 2 dimensi MIKE-21 dengan mensimulasikan pola sebaran arus, sedimen dan
perubahan morfologi Teluk Jakarta. Simulasi dilakukan untuk mengetahui respon morfologi
pantai akibat adanya rencana reklamasi dan untuk mengetahui dampak kemungkinan ledakan
tsunami Gunung Anak Krakatau terhadap tanggul lepas Pantai Fase-B kemudian untuk
mengetahui tendensi erosi/sedimentasi di Teluk Jakarta. Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pola sebaran sedimen dan tendensi erosi /sedimentasi dan dampak
gelombang tsunami dan mengetahui layout optimum dari tanggul lepas pantai Fase-B.

98 AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Gambar 4.57 Hasil Simulasi : Perubahan morfologi akibat erosi dan sedimentasi pada
kondisi awal reklamasi di Cengkareng Drain dan Banjir Kanal Barat (BKB)

Gambar 4.58 Alternatif layout desain tanggul; tegak lurus (atas), paralel (tengah), eksisting
(bawah), untuk mengetahui dampak dari Tsunami

2. Uji Model Fisik 2D Tanggul Laut Untuk Fase A. Kegiatan utama yaitu melakukan uji model fisik 2
dimensi di saluran gelombang laboratorium Balai Pantai dengan skala model pohon mangrove
1:25, menggunakan gelombang reguler dan gelombang acak. Kemudian dianalisis dengan tahap
pengecekan kualitas data, analisis refleksi gelombang, keterkaitan aspek fisik dan alternatif
desain tanggul hijau. Dari hasil uji model fisik akan diketahui transmisi gelombang dengan adanya
mangrove dan efektifitas tanggul eksisting.
3. Penyusunan Konsep Pedoman OP Tanggul Laut Stage A. Kegiatan utama ini melakukan diskusi
review pedoman OP tanggul laut milik Ditjen SDA PUPR dan menyesuaikam kebutuhan OP
tanggul laut stage A. Kegiatan ini dilakukan untuk menyediakan manual pemeliharaan tanggul
NCICD sehingga dapat digunakan oleh instansi terkait dalam melakukan kegiatan pemeliharaan
tanggul laut NCICD khususnya tipe dinding tegak/spoon pile yang saat ini dilaksanakan oleh BBWS
Ciliwung Cisadane PUPR, di lokasi Kali Baru dan Muara Baru DKI Jakarta

AKUNTABILITAS KINERJA 99
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Laut Darat

CL

POTONGAN U8

Gambar 4.59 Desain Tanggul Laut Tipe Dinding Tegak / Spoon Pile

4. Kajian Penyelidikan Amblesan


(Subsidence) di Kawasan Jakarta
Dukungan PTPIN-NCICD. Kegiatan
dilakukan dengan melakukan
Pengumpulan data sekunder
geologi, geoteknik, hidrogeologi
kemudian pemantauan diseluruh
wilayah titik Jakarta dengan
metode survei GPS. Pengolahan
data lapangan memasukkan
parameter penurunan ke dalam
piranti lunak. Pemodelan numerik Gambar 4.60 Kontur Amblesan Dengan Skenario Steady Air Tanah Di
Jakarta Utara Proyeksi Sampai Tahun 2175
menggunakan piranti lunak
model geologi 3 dimensi Rockworks, kemudian dengan pembuatan model penurunan/amblesan
D-Settle dan terakhir dilakukan kuantifikasi penyebab amblesan. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk dapat memberikan pendekatan parameter desain pada rencana lokasi tanggul, dan
kewaspadaan terhadap pondasi yang ada di Teluk Jakarta melalui naskah ilmiah.

100 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
5. Kajian Perilaku Air Tanah terkait
Pembangunan Tanggul Laut
Jakarta. Kegiatan dilakukan
diantaranya melakukan
penyusunan model konfigurasi
akuifer Cadangan Air Tanah (CAT)
Jakarta, updating data sekunder
dan pemetaan ekstraksi air tanah
Jakarta, pengukuran muka air
tanah eksisting, uji pemompaan
dan pengukuran parameter fisik
di beberapa sumur pantau,
analisis intrusi air laut.
Penyusunan model konseptual
detail dengan SLURP (Sand Lenses
Calculation and Interpolation).
Simulasi perilaku dan potensi air
tanah terkait pembangunan Gambar 4.61 Proyeksi Spasial dengan Skenario Kombinasi Tahun 2050
tanggul laut Jakarta. Melakukan update simulasi air tanah eksisting 1991 – 2014 dengan model
IMOD terkahir melakukan pemodelan dengan skenario. Kegiatan ini berupa Model Sistem berisi
gambaran mengenai perilaku air tanah, potensi air tanah, serta daya dukung Cekungan Air Tanah
(CAT) Jakarta dalam mendukung pembangunan tanggul laut di pesisir Jakarta melalui pemodelan
air tanah.
6. Sistem Tata Air Banjir Fase B.
Kegiatan, ini melakukan update
terhadap model banjir di Jakarta
dengan menambah jaringan
sungai seperti Kali Tahang, Kali
Dadap, Kali Kamal dan Kali
Tanjungan. Pada model banjir
yang telah dilakukan update
tersebut, selanjutnya dilakukan
simulasi ulang untuk kejadian
banjir 2007, periode ulang 100
tahun dan periode ulang 1000
Gambar 4.62 Lokasi rencana pintu air di Kali Sentiong
tahun sebagai input untuk
melakukan simulasi water balance di rencana waduk fase B. Model water balance di rencana
waduk fase B dilakukan dengan menggunakan HEC-HMS. Input lainnya yang diperlukan dalam
melakukan simulasi water balance di rencana waduk adalah hubungan antara elevasi-area - dan
volume di rencana waduk tersebut. Selain kegiatan yang berikutnya adalah perencanaan Polder
Sentiong. Dalam perencanaan tersebut, dilakukan kegiatan analisis dan penempatan lokasi
pompa untuk rencana Polder Sentiong. Dalam kajian ini telah dilakukan analisis dengan berbagai
skenario untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dari seluruh proses, Model Sistem tata air di
waduk fase B ini akan mendapatkan informasi besarnya tampungan rencana waduk fase B,

AKUNTABILITAS KINERJA 101


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

kebutuhan kapasitas pompa di rencana waduk, rencana layout dari Polder Sentiong serta daerah
kritis dari tanggul laut fase A dan kebutuhan jumlah pompa di Fase A.

7. Pembuatan dan Pengkinian Lengkung Debit dan Sedimen. Tahap kegiatan dimulai dari
pengumpulan data sekunder, studi literatur, pengukuran debit dan sedimen, pengambilan
sampel air, analisis laboratorium Kemudian dilakukan pengembangan model lengkung debit dan
lengkung sedimen, Metode untuk memperkirakan debit pada muka air tinggi dilakukan dengan
metode slope area. Tahap selanjutnya dengan membuat lengkung debit, merekapitulasi debit
hasil pengukuran sedimen dan membuat lengkung sedimen. Kegiatan pembuatan dan pengkinian
lengkung debit dan sedimen menghasilkan komponen output naskah ilmiah diperlukan untuk
dapat membuat lengkung debit dan sedimen di 13 lokasi pos duga air pada sungai yang masuk ke
Teluk Jakarta karena lengkung debit yang tersedia masih kurang memadai dalam membuat
persamaannya.

Gambar 4.63 Contoh Grafik Lengkung Debit di Pos Kali Cakung-Duta Kranji

8. Model Sistem Teknologi Penanganan Perubahan Morfologi Sungai Akibat Adanya Sea Wall.
Proses penyusunan model sistem ini dimulai dari survey identifikasi titik lokasi terjadinya
perubahan morfologi sungai. Setelah ditentukan konsep teknis penanganannya dilakukan
pemodelan numerik (software HEC-RAS) terhadap konsep penanganan akibat terjadinya
perubahan morfologi sungai. Tahap berikutnya berupa analisa efektifitas konsep penanganan
akibat adanya perubahan morfologi sungai. Kegiatan ini bertujuan mengkaji perubahan morfologi
sungai akibat adanya pembangunan sebelum dan sesudah adanya sea wall di Kanal Banjir Barat
dan Kali Karang beserta konsep penanganan perubahan morfologi tersebut.
9. Uji Model Fisik Sudetan Kali Ciliwung- Kanal Banjir Timur (KBT) 2 Dimensi dan 3 Dimensi.
Pembuatan model hidraulik fisik 2 dimensi dan 3 dimensi dilakukan di Laboratorium Balai Sungai,
Surakarta. Uji fisik yang dilakukan berupa Uji fisik 2 dan 3 dimensi sudetan sungai Ciliwung – Kanal
Banjir Timur. menggunakan pompa aksial horizontal sebagai sarana percepatan aliran dengan
skala tertentu. Model fisik yang dilengkapi dengan alat-alat ukur (debit, tinggi muka air, RPM,dll)

102 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
dan sarana lainnya (pompa, pintu air, dll) kemudian dilakukan pengujian hidraulik. Modifikasi
pada model dilakukan beberapa kali untuk mencapai hasil yang maksimal. Uji model fisik ini
dilakukan untuk mendapatkan teknologi peningkatan debit desain aliran pada sudetan sungai
Ciliwung – Kanal Banjir Timur.

Gambar 4.64 Kegiatan Model Hidraulik Fisik 2 Dimensi dan 3 Dimensi

10. Pemodelan Kualitas Air Sungai di DKI Jakarta. Software yang digunakan untuk memodelkan
kualitas air di DKI adalah SOBEK-Rural 1DWAQ (Kualitas Air). Tahap kegiatan utamanya adalah
pengumpulan dan updating data, pengukuran dan analisis kualitas air lapangan dan
laboratorium, menghitung beban pencemaran data kualitas air sungai, inputing data, simulasi
model dengan tiga skenario (prediksi parameter BOD untuk periode waktu 10 tahun, 20 tahun
dan 30 tahun). Terakhir berupa analisis dan evaluasi hasil model. Tujuan dari penelitian ini adalah
meningkatkan kualitas sumber-sumber air untuk mendukung pengembangan kawasan terpadu
pesisir ibu kota negara (NCICD).

Gambar 4.65 Hasil Uji Coba eksisting konsentrasi parameter COD di Kali Angke

11. Detail Desain Penerapan Teknologi Pengendalian Pencemaran Air Limbah Domestik. Kegiatan ini
berupa Revitalisasi IPAL Waduk Melati DKI Jakarta dengan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor
(MBBR), didukung oleh kegiatan pengukuran kualitas Air dan Evaluasi : Sumber-sumber
pencemar, pengukuran IPAL eksisting Waduk Melati, kemudian revitalisasi IPAL Waduk Melati
bersisi gambar teknis dan perhitungan. Tujuan kegiatan adalah untuk membuat Detail Desain
Penerapan Teknologi Pengendalian Pencemaran Air Limbah Domestik, yang dapat memperbaiki
kualitas air dan menurunkan beban pencemaran yang masuk ke Waduk Melati, dan Kegiatan ini

AKUNTABILITAS KINERJA 103


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

dilaksanakan untuk mendukung pengembangan kawasan terpadu pesisir ibu kota negara (NCICD)
dan untuk persiapan implementasi fisik berupa kegiatan Pilot Project.

Gambar 4.66 Rencana Pengembangan IPAL Waduk Melati (Modifikasi)

Gambar 4.67 Hasil Foto Udara Waduk Melati

12. Kajian Kelestarian Lahan Sawah Irigasi Teknis Mendukung Pengembangan Kawasan Terpadu
Pesisir Ibu Kota Negara dan Ketahanan Pangan Nasional. Tahapan utama dalam kegiatan ini
berupa penyusunan Causal Loop Diagram (CLD) beserta pengembangannya, kemudian
pengembangan Stock Flow Diagram (SFD) dilakukan dengan analisa data. Pengujian dan kalibrasi
model SFD dilakukan untuk mengetahui apakah struktur model sudah kuat, hingga terakhir
berupa penyusunan intervensi kebijakan dan simulasi model SFD dengan intervensi kebijakan.
Tujuan kegiatan kajian ini adalah memprediksi potensi peningkatan alih fungsi lahan pertanian
sebagai dampak Pengembangan Kawasan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (National Capital
Integrated Coastal Development/NCICD). Kegiatan menghasilkan komponen output berupa

104 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Model System Dynamics yang memprediksi pengaruh NCICD terhadap kelestarian lahan sawah
dan ketahanan pangan sampai dengan tahun 2050.

Pasokan dari
Luar
+ Jabodetabek

Permintaan Produksi
Pangan + Pangan
B3 +
Pasokan
- +
Pangan

+ Kebutuhan
Pangan Luas Panen
+ B2
+ +
-
Penduduk Ketersediaan
Jabodetabek Pangan
+

B1 - Luas Pelayanan
R Pembangunan + Irigasi
+ Irigasi

Fraksi
Pertambahan
+ Penduduk
Pertambahan
+
Penduduk
B4 Luas
Sawah
-
+
Kebutuhan
Permukiman Konversi Sawah
Ketersediaan ke Lahan
+ Luas Lahan - Permukiman
Permukiman - Permukiman
+

Lahan untuk
Permukiman

Gambar 4.68. Causal Loop Diagram (CLD) Ketersediaan Pangan-Konversi Sawah

13. Pembuatan Pusat Basis Data


NCICD. Basis Data NCICD dibuat
terintegrasi dalam konsep web
desain. Web memiliki menu
utama diantaranya informasi
organisasi, sejarah, tujuan NCICD,
kemudian video, foto, berita dan
Database. Inventarisasi dan
pengumpulan data-data lain yang
terkait dan diupload langsung
kedalam website di dalam konten Gambar 4.69 Halaman Depan Web Site NCICD (Organisasi, Sejarah,
Database dikelompokkan Pemangku Kepentingan, Program dan Rencana)
berdasarkan kategori data yang diperoleh dari berbagai instansi. Pembuatan Pusat Basis Data
NCICD bertujuan membuat sistem yang berfungsi untuk penyimpanan data kegiatan yang
mempermudah koordinasi dan pencarian data pada kegiatan NCICD.

AKUNTABILITAS KINERJA 105


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

14. Kesekretariatan NCICD. Kegiatan


NCICD mengkaji berbagai aspek
meliputi kegiatan geoteknik, air
tanah, bangunan dan morfologi
pantai, morfologi sungai, model
pengelolaan tata air banjir,
lingkungan keairan sehingga perlu
dilakukan koordinasi dan
monitoring. Pusat Litbang SDA
bekerjasama dengan Ditjen SDA,
Ditjen Cipta Karya, Ditjen Bina Gambar 4.70 Diskusi Tim NCICD PUPR dengan Konsultan KOICA (Korea)
Konstuksi, BPIW, Pusat PKPT dan Pemprov DKI, keseluruhannya merupakan tim pelaksana NCICD.
Kegiatan koordinasi dan monitoring dilakukan oleh Kesekretariatan NCICD sehingga hasil
kegiatan menjadi optimal dan outputnya yang sifatnya terintegrasi dapat sesuai dengan
kebutuhan stakeholders.

106 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
4.3.2 Sasaran Kegiatan Rekomendasi Kebijakan dan Pemanfaatan IPTEK

Sasaran kegiatan ini terdiri dari 2 (dua) kelompok output, adapun evaluasi dan analisis capaiannya
adalah sebagaimana berikut:

4.3.2.1 Output Naskah Kebijakan

Naskah Kebijakan sebanyak 1 (satu) output dihasilkan melalui Balai Litbang Irigasi dengan judul Zonasi
Potensi Pengembangan Lahan Irigasi.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
adalah pengembangan lahan beririgasi. Untuk mendukung hal tersebut, JICA-FIDP telah melakukan
studi koordinasi antar lembaga yaitu Departemen Pekerjaan Umum dan Bappenas dibantu expert dari
Jepang (JICA) untuk mengusulkan pengembangan areal irigasi di Indonesia. Studi ini cukup
komprehensif namun hasilnya belum dapat direpresentasikan secara spasial dan belum
mengakomodir kriteria yang diperlukan untuk pengembangan irigasi, meliputi kesuburan tanah,
ketersediaan air, ketersediaan petani, pemasaran produksi, jaringan jalan dan komunikasi, status
tanah, kerawanan banjir dan genangan, serta aspek lainnya (potensi transmigrasi, pertimbangan-
pertimbangan nonekonomis, dsb).

Peta Peta Tanah dan


RTRW Peta Ketersediaan Air
Tanah -
Air
Peta Zonasi
Potensi
Pengembangan
Peta Peta Status Lahan Irigasi
Peta Rawan
Peta Jaringan Lahan, IPM,
Infra-
banjir, RTRW,
Podes Infrastruktur Petani
struktur

INPUT - Peta 8 Kriteria PROSES - Overlay Peta OUTPUT

Gambar 4.71 Langkah Pemetaan Zonasi Pengembangan Irigasi

Untuk itu, Balai Litbang Irigasi telah menindaklanjutinya dengan melaksanakan kegiatan sejak tahun
2012. Kegiatan ini menghasilkan peta zonasi dan alih fungsi lahan irigasi di wilayah Jawa (2012),
Sumatera (2013), Bali (2014), Nusa Tenggara (2014), Sulawesi (2014), Kalimantan (2015), Maluku
(2015) dan Papua (2015). Peta yang telah disusun perlu di-review untuk diseragamkan metodenya dan
direvisi berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan. Agar dapat langsung digunakan dalam
penentuan kebijakan, peta dan informasi terkait selanjutnya perlu dipadukan dengan kebijakan
pengembangan irigasi yang telah ada dan disajikan dalam bentuk naskah kebijakan yang mudah
diinterpretasi oleh pemangku kebijakan.

AKUNTABILITAS KINERJA 107


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

•Kesesuaian Tanah
•Ketersediaan air
Kriteria
Lingkungan
•Kerawanan Banjir
•Kesesuaian RTRW
•Status Lahan

•Ketersediaan Petani
Kriteria
Sosial •Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)

•Dukungan
Kriteria infrastruktur (jaringan
Ekonomi irigasi dan jalan usaha
tani)

Gambar 4.72 Kriteria yang digunakan dalam pemetaan

Berdasarkan hasil penelitian, maka pengembangan lahan irigasi diprioritaskan pada daerah yang
berada dalam kelas potensi sedang hingga sangat tinggi. Kelas potensi sedang hingga sangat tinggi
telah mengakomodir kedelapan kriteria pengambangan lahan irigasi sehingga kebijakan untuk
perencanaan dan pengembangan lahan irigasi dapat diterapkan. Luasan lahan dengan kelas potensi
sedang, tinggi, dan sangat tinggi pada Pulau Jawa adalah adalah 1.714.929 Ha, Sumatera adalah
1.379.777 Ha, Bali dan Nusa Tenggara adalah 233.900 Ha, Kalimantan adalah 741.097 Ha, Sulawesi
adalah 1.556.530 Ha, Maluku adalah 43.314 Ha, dan Papua adalah 1.103.152 Ha. Di Jawa dan
Sumatera, kondisi lahan cukup subur dan didukung dengan kondisi masyarakat dan infrastruktur yang
relatif sudah berkembang baik. Dengan demikian, lebih dari 50% lahan yang berpotensi berada pada
kelas sangat tinggi. Di wilayah lainnya, kondisi masyarakat dan infrastruktur masih terus
dikembangkan sehingga prosentase setiap kelas potensi lebih tersebar merata. Perbedaan paling
mencolok terdapat di wilayah Papua. Sebelum di-update, hampir 90% lahan dinyatakan dalam kelas
potensi sangat tinggi. Namun demikian, kelas potensi menjadi lebih bersesuaian dengan kondisi
lapangan setelah direview. Kendala utama pengembangan irigasi yang terjadi adalah status lahan
(sebagai kawasan konservasi), ketersediaan petani dan akses jalan.

Tabel 4.18 Upaya-Upaya yang Perlu Dilakukan Dalam Implementasi Pengembangan Irigasi di Setiap Kelas Potensi

No Kelas Upaya yang Harus Dilakukan

Lahan tidak memenuhi kriteria tanah dan air sehingga dinilai kurang berpotensi
untuk dikembangkan. Pengembangan lahan irigasi di wilayah ini perlu
1 Tidak Berpotensi
didasarkan atas studi lanjutan terutama terkait kondisi tanah dan teknologi
irigasi yang cocok untuk diterapkan.
- Pengendalian banjir atau Genangan
- Mengusahakan petani penggarap
- Memperhatikan peruntukan nya dalam RTRW.
2 Potensi rendah - Meninjau status lahan lokasi yang akan dikembangkan
- Meningkatkan Indeks Potensi Desa menjadi nilai yang lebih tinggi
- Harus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur desa khususnya untuk
sarana pemasaran produksi

108 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

No Kelas Upaya yang Harus Dilakukan

- Pengendalian terhadap banjir atau Genangan


- Meninjau status lahan lokasi yang akan dikembangkan
Potensi cukup
3 - Meningkatkan Indeks Potensi Desa menjadi nilai yang lebih tinggi.
rendah
- Harus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur desa khususnya untuk
sarana pemasaran produksi
- Meninjau status lahan lokasi yang akan dikembangkan
- Meningkatkan Indeks Potensi Desa menjadi nilai yang lebih tinggi.
4 Potensi sedang
- Harus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur desa khususnya untuk
sarana pemasaran produksi
Harus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur desa khususnya untuk
5 Potensi tinggi
sarana pemasaran produksi
Lahan yang masuk dalam potensi sangat tinggi berarti sudah memenuhi 8 syarat
Potensi sangat
6 pengembangan lahan irigasi sehingga tidak perlu melakukan perbaikan apapun
tinggi
terhadap kelas ini.

4.3.2.2 Output Perumusan SPM (R-3)

Perumusan SPM (R-3) sebanyak 12 (duabelas) output dari target 10 (sepuluh) yang dihasilkan melalui
Bidang Standarisasi dan Kerjasama, rinciannya adalah sebagai berikut:

1. RSNI3 Metode Pengukuran Kedalaman Menggunakan Alat Perum Gema untuk Menghasilkan
Peta Bathimetri;
2. RSNI3 Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
3. RSNI3 Tata Cara Perencanaan Krib di Sungai, bagian I: Perencanaan Umum;
4. RSNI3 ASTM D 4288 / D4288M-14: Standard Test Methods For Crosshole Seismic Testing
(Metode Uji Standar untuk Pengujian Seismic Crosshole);
5. RSNI3 ASTM D 1587 / D15187-15: Standar Practice For Thinwalled Tube Sampling of Soils For
Geotechnical Purpose (Tata Cara Pengambilan Contoh Tanah dengan Tabung Dinding Tipis
untuk Keperluan Geoteknik);
6. RPT3 Pedoman Penyusunan Pola Operasi Waduk Tunggal Multiguna;
7. RPT3 Pedoman Pembuatan Lengkung Debit dan Tabel Aliran Sungai / Saluran Terbuka dengan
Metode Analisa Grafis, Analitis dan Gabungan;
8. RPT3 Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Sabodam;
9. RPT3 Pedoman Perencanaan dan Operasionalisasi Sistem Peringatan Dini Banjir Debris;
10. RPT3 Pedoman Pengukuran Debit Sungai Pasang Surut;
11. RPT3 Pedoman Pelaksanaan dan Spesifikasi Teknis Konstruksi Revetment Blok Beton Berkait
(3B); dan
12. RPT3 Pedoman Pemecah Gelombang Ambang Rendah.

Terdapat 1 (satu) RPT2 (sampai dengan Rapat Teknis) berjudul Pedoman Desain Sabodam (Groundsill)
untuk Pengendali Dasar Sedimen. Judul tersebut direncanakan pada awalnya sampai dengan RPT3,
namun sampai akhir tahun belum dapat terlaksana. Selain itu, terdapt 3 (tiga) judul merupakan
permintaan dari BSN, disebabkan belum selesai sehingga menjadi kadaluarsa (kembali ke R-0), oleh
karena itu dilakukan Rapat Konsensus kembali sehingga mampu menjadi R-3 dengan sejumlah
perbaikan bersifat minor pada tahun 2016.

AKUNTABILITAS KINERJA 109


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Output tersebut dihasilkan melalui 9 (sembilan) kegiatan sebagai berikut: Perumusan Standar,
Pedoman, Manual Bidang Sumber Daya Air; Penyusunan SPM Bidang Bangunan Hidraulik dan
Geoteknik Keairan; Penyusunan SPM Bidang Lingkungan Keairan; Penyusunan SPM Bidang Hidrologi
dan Tata Air; Penyusunan SPM Bidang Irigasi; Penyusunan SPM Bidang Sabo; Penyusunan SPM Bidang
Pantai; Penyusunan SPM Bidang Sungai; dan Penyusunan SPM Bidang Rawa.

4.3.3 Sasaran Kegiatan Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project)

Sasaran kegiatan yang sekaligus sebagai output berupa Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project)
ditargetkan 1 (satu) unit. Namun, pada akhir tahun Puslitbang SDA dapat menghasilkan 2 (dua) unit
Pilot Project dalam bentuk prototip, yaitu sebagai berikut:

1. Prototip Pompa Air Tenaga Hidro (PATH) untuk


Penyediaan Air Baku / Air Bersih yang
dilaksanakan oleh Balai Litbang Sungai. Lokasi
penempatan prototip adalah di Desa
Gondangrejo, Kecamatan Windusari Kabupaten
Magelang.

Dusun Kiringan, Jurangsari, Bekelan dan


Sampang yang terletak di Desa Gondang
memiliki potensi sumber daya air yang besar. Di
desa tersebut terdapat sendang/ sumur artesis
yang memiliki debit ± 64 lt/s pada musim
kemarau. Dari debit 64 lt/s tersebut baru
termanfaatkan 10 lt/s untuk irigasai. Sehingga
diperlukan suatu teknologi untuk
memaksimalkan potensi sumber daya air
tersebut. Salah satu teknologi yang bisa
diterapkan pada desa tersebut adalah Pompa
Air Tenaga Hidro (PATH). Gambar 4.73 Komponen Bangunan PATH

Tujuan pembangunan PATH Kiringan adalah menerapkan teknologi tepat guna (pilot project)
berupa Pompa Air Tenaga Hidro (PATH) untuk memenuhi kebutuhan air baku. Bangunan PATH
meliputi bangunan penangkap air yang dilengkapi dengan saluran pembawa, kolam
penenang, pipa pesat, turbin, pompa, rumah turbin, pipa tekan dan tower tangki tampungan
air. Pekerjaan pembangunan PATH ini tidak mencakup pembuatan saluran distribusi dari
tangki tampungan, setelah dari tangki tampungan diarahkan untuk dibangun masyarakar
sekitar dengan tujuan masyarakat ada rasa memiliki karena merasa ikut membangunnya juga.

PATH bermanfaat menyediakan air sebesar 2,5 l/det untuk mensuplai air guna keperluan air
baku 900 kepala keluarga atau tepatnya 2.700 jiwa di 4 (empat) dusun yaitu Dusun kiringan,
Jurangsari, Bekelan dan Sampang.

110 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
2. Prototip Penerapan Teknologi Bidang Sumber Daya Air Menuju Kampus Hijau di Bandung yang
dilaksanakan melalui Bagian Keuangan dan Umum. Lingkup kegiatan ini adalah:
a. Optimalisasi Bangunan Ega Satira (Ecotech Garden dan Saringan Tetes Bertingkat
Beraerasi) dengan melakukan perbaikan intake dan kebocoran pada bangunan,
pembersihan media filter dan penggantian tanaman.
b. Optimalisasi Bangunan ITSA (Inovasi Teknologi Sumber Daya Air) dengan
memperbaiki dan membersihkan saluran air serta bak penampungan air.
c. Optimalisasi Sumur Resapan dengan melakukan optimalisasi pada 18 unit dan
memperbaiki koneksitas antara 3 sumur resapan di area Ega Satira. Selain itu
dilakukan renovasi 1 sumur pantau muka air tanah dan memasang alat pemantau
lingkungan; membuat 2 unit sumur resapan di halaman gedung utama; dan membuat
2 unit bak penampuung air hujan sekaligus resapan air di Balai LK dan timur Gedung
Utama.
d. Optimalisasi Mikrohidro dengan
mengganti suku cadang peralatan.
e. Optimalisasi Pengolahan Sampah
dengan memperbaiki dan menambah
wadah sampah berikut
penampungannya, serta menambah
kapasitas pengolahan kompos.
f. Pelestarian Lingkungan Kampus /
Penghijauan di Gedung Utama dan
Balai HITA dengan membuat bertikal
garden, menambah tanaman (roof
garden) dan tanaman di halaman
gedung pusair.
g. Pemantauan Kebisingan dan Kualitas
Udara dengan memasang alat
pengukurnya.
h. Mempersiapkan sertifikasi bangunan
hijau melalui penghematan energi
listrik, air tanah (air proses daur
ulang), pengurusan sertifikat laik
fungsi, pengajuan izin kepengurusa ke
Badan Perijinan Terpadu kota
Bandung, Penyusunan Roadmap dan
sosialisasi kawasan Kampus Hijau,
Workshop, menyusun SOP
pengelolaan, dan edaran-edaran Gambar 4.74 Alat Pemantau Lingkungan, Sumur
Resapan, dan Alat Pemantau Kebisingan.
penunjang pemenuhan syarat
bangunan hijau.

AKUNTABILITAS KINERJA 111


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

4.3.4 Sasaran Kegiatan Layanan Teknis dan Alih Teknologi

Sasaran Kegiatan berupa Layanan Teknis dan Alih Teknologi Pusat Litbang SDA pada tahun 2016 ini
terbagi kedalam 5 (lima) kelompok output.

4.3.4.1 Output Penyelenggaraan Diseminasi dan Sosialisasi

Penyelenggaraan diseminasi dan sosialisasi ditargetkan sebanyak 2 (dua) output berupa Proseding
DSP. Pada akhir tahun dapat dihasilkan 2 output (100%) melalui Bidang Standarisasi dan Kerjasama.

a. Diseminasi dan sosialisasi terselenggara sebanyak 4 (empat) kali, yaitu:


- 29-31 Maret 2016 di Hotel Grand Inna Muara, Kota Padang
- 24-25 Mei 2016 di Hotel Aryadutha, Kota Manado
- 27-28 September 2016 di Hotel Swissbell, Kota Sorong
- 13-15 Desember 2016 di Hotel Santosa Villa and Resort Lombok, NTB
b. Pameran terselenggara sebanyak 22 (duapuluh dua) kali, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.19 Daftar Penyelenggaraan Pameran Pusat Litbang SDA Tahun 2016

No Pameran Tempat dan Waktu


1 Seminar Nasional INACID 22 Januari 2016 di Hotel Werdhapura, Bali
Kolokium Balitbang: Inovasi Teknologi
1-2 Februari 2016 di Grand Sahid Jaya Hotel,
2 Mendukung Pembangunan Infrastruktur yang
Jakarta
Berkualitas
20 Maret 2016 di Lapangan Gelora Saparua, Kota
3 Hari Air Dunia Tingkat Provinsi Jawa Barat
Bandung
4 Asia Water Council (AWC) 24-26 Maret 2016 di Hotel Nusa Dua, Bali
29-31 Maret 2016 di Hotel Grand Inna Muara,
5 Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman
Kota Padang
Pengukuhan Profesor Riset Dr. Drs Waluyo
6 21 April 2016 di Kementerian PUPR, Jakarta
Hatmoko
26-27 April 2016 di Hotel Orchardz, Kota
7 Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman
Pontianak
10-12 Mei 2016 di Gelora Bung Karno (GBK),
8 Hari Air Dunia Tingkat Nasional
Jakarta
9 Riset Kebencanaan 23-24 Mei 2016 di Kampus ITB, Kota Bandung
10 Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman 24-25 Mei 2016 di Hotel Aryadutha, Kota Manado
10 Juni 2016 di Gedung Puslitbang Permukiman,
11 Rapat Kerja Balitbang
Kota Bandung
Seminar Internasional: Water Resilience in a
12 30 Juli 2016 di Hotel Patra Jasa, Bali
Changing World
9-11 Agustus 2016 di Hotel Discovery Ancol,
13 Pekan Inovasi Sains dan Teknologi Litbang
Jakarta
Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional
14 10-13 Agustus 2016 di Stadion Manahan Solo
ke 21
Seminar Nasional Sumber Daya Air HATHI Jawa 17 September 2016 di Gedung Sasana Krida,
15
Barat Cimahi, Jawa Barat
27-28 September 2016 di Grand Royal Panghegar,
16 Soft Soil Conference
Kota Bandung
14-16 September 2016 di Jakarta International
17 Concrete Show
Expo Indonesia
27-28 September 2016 di Hotel Swissbell, Kota
18 Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman
Sorong

112 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
No Pameran Tempat dan Waktu
10-13 Oktober 2016 di Trans Luxury Hotel, Kota
19 Pertemuan Ilmiah Ikatan Ahli Geologi ke 45
Bandung
20 Indonesia Infrastructure Week 9-11 November 2016 di Jakarta Convention Center
16-18 November 2016 di Kantor Kementerian
21 Teknologi Informasi dan Komunikasi
PUPR, Jakarta
13-15 Desember 2016 di Hotel Santosa Villa and
22 Diseminasi dan Sosialisasi Standar dan Pedoman
Resort Lombok, NTB

c. Selain itu terdapat pencetakan buku sebanyak 3 (tiga) judul, yaitu: Bendung Beronjong Kawat;
Saluran Irigasi Sederhana; dan Tempat Cuci di Saluran Irigasi. Buku tersebut untuk mendukung
instruksi Menteri dalam menyusun Buku Panduan Pembangunan Bangunan Air Pedesaan.

4.3.4.2 Output Pelayanan Advis Teknis

Advis teknis bidang sumber daya air pada awalnya ditargetkan sebanyak 32 (tiga puluh dua) output
berupa rekomendasi teknis. Namun, dilakukan revisi PK berupa penambahan target menjadi sebanyak
34 (tigapuluh empat) output. Dalam pelaksanaannya, pada akhir tahun dapat dihasilkan 82 output
melalui Bidang Standarisasi dan Kerjasama. Rinciannya adalah sebagai berikut:

a. 8 (delapan) Advis Teknis;


b. 30 (tigapuluh) Pendampingan Teknis; dan
c. 44 (empatpuluh lima) Layanan melalui 14 (empatbelas) kegiatan Home Doctor.

Tabel 4.20 Daftar Layanan Advis Teknis oleh Puslitbang SDA tahun 2016

No Layanan Advis Teknis Instansi Keterangan

Investigasi dan Penanganan Longsor di Sungai


1. Cipunagara dan Cimerta, Kabupaten Subang, BBWS Citarum Balai Litbang Sungai
Provinsi Jawa Barat
Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai Lasusua,
2. BWS Sulawesi IV Balai Litbang Pantai
Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara
Kajian Teknis Rehabilitasi Terowongan Puncak
3. BBWS Brantas Balai Litbang Sabo
Gunung Kelud dan Jalan Inspeksi, Kabupaten Kediri
Penanganan Sedimentasi Pintu Penguras Bendungan
4. BWS Kalimantan III Balai BHGK
Beriwit, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai
5. BWS Sumatera VII Balai Pantai
Punggur, Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu
Desain Konstruksi Penanganan Alur Sungai Lasusua
6. dan Sungai Konaweha, Kabupaten Konawe, Provinsi BWS Sulawesi IV Balai Litbang Sabo
Sulawesi Tenggara
Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai Karya BBWS Mesuji
7. Balai Litbang Pantai
Tani, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung Sekampung
Penanganan Darurat Bencana Alam Abrasi Pantai
8. Punggur Air Dikit di Kabupaten Mukomuko Provinsi BWS Sumatera VII Balai Litbang Pantai
Bengkulu
Sumber: Bidang Standarisasi dan Kerjasama (2016)

AKUNTABILITAS KINERJA 113


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.75 Advis Teknis Kajian Bangunan Pengaman Pantai di Pantai Karya Tani, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi
Lampung

Tabel 4.21 Daftar Layanan Pendampingan Teknis oleh Puslitbang SDA tahun 2016

No Layanan Pendampingan Teknis Instansi Keterangan

Banjir Bandang dan Longsor Batang Mahat, Batang Gabungan (BHGK,


1. Badan Litbang
Bangko dan Batang Kuranji, Provinsi Sumatera Barat Sabo dan Pantai)
Kajian Terintegrasi Terkait Aspek Sabo, Geologi dan
Hidrologi Tanah Longsor di Kawasan Kota Bunga dan
2. Badan Litbang Gabungan
Sekitarnya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur,
Provinsi Jawa Barat
Gabungan (BHGK,
3. Penanganan Sedimentasi Segara Anakan BBWS Citanduy
Pantai dan LK)
Audit Teknis Komplek Pusat Pendidikan, Pelatihan
Gabungan (Tim
4. dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) Badan Litbang
Auditor Teknis)
Hambalang, Bogor
Penanganan Permasalahan Sumber Daya Air di Gabungan (Sungai dan
5. Badan Litbang
Tulungagung Sabo)
Pengendalian Banjir Sungai Citarum Hulu di Kota
6. BBWS Citarum Balai BHGK
Bandung, Design and Build
Sinkronisasi Pemanfaatan Saluran Cikarang Bekasi
7. Badan Litbang Gabungan
Laut (CBL) untuk percepatan perijinan
Identifikasi Permasalahan Drainase dan Penanganan
8. Badan Litbang Balai HITA
Banjir di Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung
Evaluasi Perilaku Hidraulik Penggantian Jembatan
9. Badan Litbang Balai BHGK
Banjir Kanal Pelbak di DKI Jakarta
Bantuan Tenaga Ahli Bendungan (Kabupaten Sarmi,
10. Inspektorat Jenderal Balai BHGK
Papua)
Saksi Ahli terkait permasalahan dalam
penyelenggaraan Normalisasi di Muara Pantai Pemerintah Provinsi
11. Balai Litbang Sungai
Karangantu, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Banten
Serang, Provinsi Banten
Pengendalian Abrasi Pantai Utara Jawa (Building with
12. Badan Litbang Balai Litbang Pantai
Nature)
13. Daerah Irigasi Klambu Kiri Badan Litbang Balai BHGK
14. Kajian Permasalahan Tambak Lorok Badan Litbang Balai Litbang Pantai
Penanganan Land Subsidence di Kota Semarang, Gabungan (Pantai,
15. Badan Litbang
Provinsi Jawa Tengah HITA, dan Rawa)

114 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
No Layanan Pendampingan Teknis Instansi Keterangan
Kajian Pintu Air Pasang Surut Daerah Irigasi Kedung
16. Badan Litbang Balai Litbang Irigasi
Semat, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah
Penyelesaian Permasalahan Polder Banger Kota Gabungan (Sungai dan
17. Badan Litbang
Semarang BHGK)
Kerusakan Bendung Gerak Bojonegara, kabupaten BBWS Bengawan Gabungan (Sungai dan
18.
Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur Solo BHGK)
19. Banjir Bojonegoro Badan Litbang Balai Litbang Sungai
Evaluasi Rencana Pembangunan Tanggul Penutup Dinas PSDA dan
20. Balai BHGK
Sistem Polder Banger, Kota Semarang, Jawa Tengah ESDM Kota Semarang
P2JN Kalimantan
Penanganan Longsoran Pada Ruas Jalan Bujangga,
21. Timur Balai BHGK
Tanjung Redeb, Provinsi Kalimantan Utara
Peninjauan dan Diskusi Teknis Permasalahan DI. Gabungan (Seluruh
22. BWS Sumatera V
Batang Sinamar, Sumatera Barat Balai)
Gabungan (Sungai,
23. Pengendalian Banjir Rob Semarang Badan Litbang Pantai, BHGK dan
HITA)
Penyesuaian Sistem Drainase Gedung Terminal 3,
Gabungan (BHGK,
24. Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tanggerang, Provinsi Badan Litbang
HITA, Progrev)
Banten
BBWS Ciliwung
25. Longsoran Dinding Penahan Tanah Kali Bekasi Balai BHGK
Cisadane
26. Syphon Kali Bekasi Badan Litbang Balai BHGK
Identifikasi Program Penyediaan Infrastruktur PUPR Gabungan (Irigasi dan
27. Badan Litbang
di Kabupaten Halmahera Barat Sabo)
Direktorat Bina
Pekerjaan Pemasangan Hollow Cone Valve Morning Operasi dan
28. Balai HITA
Glory Spillway Bendungan Djuanda Pemeliharaan, Ditjen
SDA
Penetapan Panjang Connector Tiang Pipa Beton
29. Untuk Pekerjaan Pembangunan Pengaman Pantai Di WIKA – SACNA, KSO Balai BHGK
Jakarta, Tahap 2 Paket 2
Rencana Lokasi Pembangunan Jembatan Gantung Di
30. - Balai Litbang Sungai
Wilayah Sungai Bengawan Solo
Sumber: Bidang Standarisasi dan Kerjasama (2016)

AKUNTABILITAS KINERJA 115


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.76 Pendampingan Teknis Banjir Bandang dan Longsor Batang Mahat, Batang Bangko dan Batang Kuranji, Provinsi
Sumatera Barat

Tabel 4.22 Daftar Layanan Home Doctor oleh Puslitbang SDA tahun 2016

No Layanan Home Doctor Instansi Keterangan

18 Januari 2016
HOME DOCTOR 1
(Puslitbang SDA)
Permasalahan Pembangunan Pintu Tapodu
1. BWS Sulawesi II Balai BHGK
Outlet Danau Limboto
2. Pengoperasian Pintu Kanal Tamalate BWS Sulawesi II Balai BHGK
Penyusunan Kelayakan Typikal Konstruksi Bidang Dinas PU Provinsi
3. Balai BHGK
SDA (Sungai Batanghari, Provinsi Jambi) Jambi
11 Februari 2016
HOME DOCTOR 2
(Puslitbang SDA)
Gabungan (BHGK dan
4. Kajian Teknis Desain Jembatan Cinambo Baru BBWS Citarum
HITA)
Rencana Revitalisasi Danau Tondano di Gabungan (BHGK dan
5. BWS Sulawesi I
Kabupaten Minahasa HITA)
Kajian Teknis Jembatan Cipamingkis 2 (Kab.
6. BBWS Citarum Balai BHGK
Bekasi)
Kajian Teknis Jembatan Pada Sungai Cikapundung
7. BBWS Citarum Balai BHGK
(Komplek Citra Green)
1 Maret 2016
HOME DOCTOR 3 (Hotel Grand Sahid Jaya,
Jakarta)

116 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
No Layanan Home Doctor Instansi Keterangan
Perbaikan Tebing Tanggul-tanggul Kritis di Sungai
8. BBWS CItarum Balai BHGK
Citarum Hilir
12 April 2016
HOME DOCTOR 4
(Puslitbang SDA)
Kajian Teknis Pola Operasi Bendung Kanal Banjir Gabungan (HITA dan
9. BWS Sumatera II
Medan dan Bendung Sungai Deli BHGK)
Analisis Stabilitas Lereng Sandaran Kiri Pada
10. Pekerjaan Pembangunan Bendungan Lolak BWS Sumatera I Balai BHGK
Sulawesi Utara
Rencana Pembangunan Prasarana Pengendali
11. BWS Sumatera V Balai Litbang Sabo
Sedimen Batang Air Dingin Padang
12. Pembuatan Rating Curve (Bengkulu) BWS Sumatera VII Balai HITA
Pekerjaan Pembangunan Tampungan Air Baku,
13 BWS Sumatera IV Balai BHGK
Teluk Buton, Kabupaten Natuna
13 Mei 2016 (Puslitbang
HOME DOCTOR 5
SDA)
Penelitian Dalam Rangka Penanganan Mercusuar
14. BWS Kalimantan III Gabungan
Karang Unarang
Pembangunan Pengendali Banjir Sungai Mamasa, Gabungan (Sungai,
15. BWS Sulawesi III
Kabupaten Mamasa, Palu BHGK dan HITA)
Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Gabungan (BHGK dan
16. BWS Sumatera VI
Sungai Batanghari Pasar Angso Duo, Kota Jambi HITA)
Pembangunan Embung Soropadan Tahap III (Kab.
17. BBWS Serayu Opak Balai BHGK
Temanggung)
27 Mei 2016 / 14 Juni
HOME DOCTOR 6
2016 (Puslitbang SDA)
Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir
18. BWS Sumatera I Balai BHGK
Sungai Krueng Singkil di Kabupaten Aceh Singkil
Direktorat
Pengembangan
Review Design Optimalisasi Jaringan Air Limbah
19. Penyehatan Balai BHGK
Kota Medan Zona 10 - 12
Lingkungan
Permukiman, Ditjen CK
Perhitungan MC 0 Bendungan Lolak, Sulawesi
20. BWS Sulawesi I Balai BHGK
Utara
Gabungan (BHGK dan
21. Penanganan Banjir Sungai Sulin, Mataram BWS Nusa Tenggara I
HITA)
BBWS Ciliwung Gabungan (BHGK, HITA
22. Normalisasi Kali Cisadane
CIsadane dan Sungai)

Perkuatan Tanggul Sungai Indragiri, Sungai Rokan Dinas Cipta Karya dan Gabungn (Sungai dan
23.
dan Sungai Kampar, Provinsi Riau SDA Provinsi RIau BHGK)

27 – 28 Juni 2016
HOME DOCTOR 7
(Puslitbang SDA)
Telaahan Perhitungan Rencana Prakiraan Biaya
24. BBWS Citanduy Balai LK
(RPB) Bendungan Leuwikeris
10 Agustus 2016
HOME DOCTOR 8
(Hotel Discovery Ancol)
Review Desain dan Rencana Pembangunan
25. Pengendalian Banjir Sungai Krueng Singkil di BWS Sumatera I Balai BHGK
Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2017
Review Desain Konstruksi Tanggul Pengendali
26. BWS Sumatera I Balai BHGK
Banjir (tanpa Vinyl Sheetpile) Pada Pembangunan

AKUNTABILITAS KINERJA 117


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

No Layanan Home Doctor Instansi Keterangan


Pengendalian Banjir Sungai Krueng Singkil di
Kabupaten Aceh Singkil tahun 2016
25 Agustus 2016
HOME DOCTOR 9
(Puslitbang SDA)
Advis Teknis terhadap Hasil Review Desain
Satker PSPLP Sumatera Gabungan (BHGK dan
27. Jaringan Air Limbah dan Bangunannya di Kota
Utara LK)
Medan
28. Desain Groundsill di Sungai Cipamingkis BBWS Citarum Balai BHGK
Stabilitas Perkuatan Struktur Outlet Floodway
29. BBWS Citarum Balai BHGK
Cisangkuy pada Paket 1
26 Agustus 2016
HOME DOCTOR 10
(BHGK, Puslitbang SDA)
Review Desain Pembangunan Bendung DI. Gabungan (BHGK dan
30. BWS Sumatera I
Krueng Pase, Kabupaten Aceh Utara HITA)
23 dan 26 September
HOME DOCTOR 11
2016 (Puslitbang SDA)
Pekerjaan Pembangunan Intake dan Jaringan
Gabungan (BHGK dan
31. Transmisi Air Baku, Kabupaten Konawe, Provinsi BWS Sulawesi IV
HITA)
Sulawesi Tenggara
Diskusi AHSP dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan Dinas SDA dan ESDM
32. Balai LK
Siaran dan Plesteran Bidang Sumber Daya Air Kabupaten Purworejo
Kajian Teknis dan Detail Engineering Design
33. BBWS Citarum Balai BHGK
Cascade Bendung Cipamingkis yang Collapse
25 Oktober 2016
HOME DOCTOR 12
(Puslitbang SDA)
Jaringan Pipa Transmisi Air Baku, Kabupaten
34. BWS Papua Barat Balai BHGK
Manokwari
Bendung Jaringan Air Baku, Kabupaten Teluk
35. BWS Papua Barat Balai BHGK
Bintuni
36. Jaringan Air Baku, Kabupaten Malaos BWS Papua Barat Balai BHGK
Pembangunan Pengendali Banjir Sungai
37. BWS Papua Barat Balai BHGK
Warmare, Kabupaten Manokwari
17 November 2016
HOME DOCTOR 13
(Balai Irigasi)
Perbaikan dan Perkuatan Sayap Hilir Bendung BBWS Cimanuk
38. Balai BHGK
Sumurwatu, Kabupaten Indramayu Cisanggarung
Pembangunan DI. Leuwisaheng, Kabupaten BBWS Cimanuk
39. Balai BHGK
Sumedang Cisanggarung
Balai Pendayagunaan
SDA Wilayah Sungai
40. Revitalisasi DI. Cisadane – Empang, Kota Bogor Ciliwung – Cisadane, Balai Litbang Irigasi
Dinas PSDA Provinsi
Jawa Barat
Diskusi Permasalahan Irigasi dengan Dinas PSDAP Dinas PSDAP
41. Balai Litbang Irigasi
Kabupaten Cianjur Kabupaten Cianjur
Dinas Bina Marga dan
Diskusi Permasalahan Irigasi dengan Dinas Bina
42. Pengairan Kabupaten Balai Litbang Irigasi
Marga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya
Tasikmalaya
23 November 2016
HOME DOCTOR 14
(Puslitbang SDA)
Penanganan Darurat Bendung Gerak Bojonegoro
43. BBWS Bengawan Solo Balai BHGK

118 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
No Layanan Home Doctor Instansi Keterangan
Peningkatan Penyediaan Air Baku Kolong Sei Bati
44. – Dang Merdu – Kodim di Kabupaten Karimun BWS Sumatera IV Balai BHGK

Sumber: Bidang Standarisasi dan Kerjasama (2016)

Gambar 4.77 Home Doctor Review Desain Pembangunan Bendung DI. Krueng Pase, Kabupaten Aceh Utara

Output tersebut dihasilkan melalui 3 (tiga) kegiatan, yaitu:

1. Advis teknis bidang sumber daya air,


2. Pengukuran Geolistrik Tahanan Jenis dan Pengukuran Georadar di Komplek P3SON
Hambalang (APBN-P), dan
3. Antisipasi dan Pengelolaan Banjir (APBN-P).

4.3.4.3 Output Layanan Pengujian Laboratorium

Layanan pengujian laboratorium ditargetkan sebanyak 8 (delapan) output berupa laporan. Pada akhir
tahun dapat tercapai sepenuhnya (100%) melalui 8 (delapan) Balai Litbang sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing.

Balai Irigasi menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi:

1. Reakreditasi dan penambahan 3 Parameter pengujian (2 pengujian mekanika tanah dan 1


pengukuran debit aliran) selama 4 tahun ke depan.
2. Kalibrasi 2 mesin uji Beton dan Mesin uji Tarik Tulangan Baja, 9 buah timbangan, 3 buah
proving ring dan 3 buah stopwatch serta 2 dial gauge CBR. Serta tambahan kalibrasi untuk
memenuhi akreditasi yang terdiri: 1 hammer test, 11 ayakan, 2 mistar stainless dan 1 Jangka
sorong. Secara keseluruhan telah diberikan sertifikat kalibrasinya;
3. Pelaksanaan ujiprofisiensi yaitu uji banding antar laboratorium sejenis, telah menyelesaikan
pengujian Bidang Beton 1 parameter, Bidang Baja 1 parameter dan Bidang Tanah 3 parameter
serta bidang agregat 4 parameter pengujian; dan
4. Jumlah layanan sebanyak 2.536 sehingga melebihi target 850 layanan. Selain itu, telah
dilakukan juga pengujian boks tersier dengan pintu klep otomatis dari bahan ferosemen
sebagai dukungan kegiatan litbang.

AKUNTABILITAS KINERJA 119


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Balai Litbang Rawa menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi:

1. Kegiatan Penerapan dan pemeliharaan SMM yang mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2008 hal
yang sudah dilakukan yaitu terkalibrasinya 19 (sembilan belas) alat laboratorium dan 2 (dua)
alat sudah diperbaiki;
2. Audit internal sudah dilaksanakan pada tanggal 2 September 2016, Kaji ulang dokumen sudah
dilaksanakan pada tanggal 5 Sepetember 2016, Survailen sudah dilaksanakan pada tanggal 7
Nopember 2016, dan Kaji Ulang Manajemen sudah dilaksanakan pada tanggal 14 Desember
2016;
3. Uji banding dengan BBTKLPP Banjarbaru;
4. Pelayanan pada pelanggan Penyelenggaraan Laboratorium Balai Litbang Rawa melakukan
pengujian secara rutin yang telah dilaksanakan berjumlah 157 sampel;
5. Menyebarkan brosur ke instansi-instansi yang ada di Kalimantan Selatan dan beberapa
wilayah Provinsi Kalimantan Tengah; dan
6. Konsistensi pelaksanaan ISO/IEC 17025:2008 masih menunggu hasil keputusan dari Badan
Komite Akreditasi Nasional (KAN) terkait closing temuan dari survailen pada tanggal 7
Nopember 2016.

Balai Litbang Pantai menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi:

1. Penerapan sistem manajemen mutu Laboratorium (SMM ISO 17025:2008): audit internal dan
kaji ulang manajemen; pendaftaran dokumen pengajuan akreditasi ke KAN, simulasi
assesment Akreditasi, pelaksanaan Asessment Akreditasi Laboratorium Balai Litbang Pantai
(24-25 Oktober 2016), Uji banding personil dan uji kinerja alat, uji kinerja antar laboratorium.
2. peningkatan kompetensi SDM dilakukan dalam 4 (empat) kegiatan pelatihan dan
pemeliharaan peralatan laboratorium balai pantai meliputi pemeliharaan rutin / berkala,
inventarisasi dan pengecekan / penataan ulang peralatan survet dan laboratorium,
pembersihan dan perawatan prasarana untuk pengujian model fisik, kalibrasi yang dilakukan
pada peralatan survet dan instrumentasi pengukuran.
3. Layanan pengujian laboratorium pada tahun 2016 diantaranya: Uji model fisik 2D dan 3D
Modular Apung, Uji Model Fisik 2D NCICD, Uji Model Fisik 2D Breakwater sisi Miring
Universitas Maranatha.

Balai Litbang Sungai menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi:
Inventarisasi peralatan laboratorium (584 unit); Kalibrasi dan sertifikasi peralatan laboratorium (20
unit); Uji banding laboratorium UMH fisik (1 parameter) dan laboratorium mektan (6 parameter); Kaji
ulang dokumen, audit internal dan kaji ulang manajemen; Re-akreditasi laboratorium. Sedangkan
terkait peningkatan kompetensi laboratorium: uji mekanika tanah (2 orang); analisis numerik hidraulik
/ software delft 3D (2 orang); dan analisis numerik geoteknik / software geoslope dan plaxis (2 orang).

Balai Litbang Sabo menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi: Penerapan
Peningkatan jumlah pelanggan (110%) dibandingkan tahun 2015; Menambahkan 2 (dua) lingkup
pengujian untuk uji pengukuran tinggi muka air dan pengukuran dasar saluran, sehingga total lingkup
pengujian menjadi 21 (parameter); Penerapan dan pemeliharaan SMM sesuai SNI ISO / IEC
17025:2008 (Kaji Ulang Dokumen, Manajemen dan Survailen); mendapatkan sertifikasi sampai tahun
2020 (re-akreditasi); peningkatan kompetensi SDM di bidang Simulasi Aliran Lahar (3 orang); dan

120 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
tersedianya data hidrologi di wilayah Gunungapi Merapi yang terbarukan dan sistem informasi
layanan laboratorium.

Balai Lingkungan Keairan menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi:
Pemeliharaan dan pemeliharaan SMM laboratorium Balai LK (optimalisasi pelayanan laboratorium
dengan menyelesaikan 2.291 sampel yang terdiri dari 716 contoh air bersih dan parameter pilihan,
387 contoh air limbah, 127 contoh sedimen dan 1.061 contoh air penelitian), Peningkatan kompetensi
personil laboratorium sebanyak 7 (tujuh) kegiatan (4 kegiatan difasilitasi Bidang SDK), terpeliharanya
sertifikat akreditasi (uji profisiensi, kaji ulang dokumen SMM, dan audit internal), pengolahan limbah
cair laboratorium (hasil pengolahan awal menunjukkan parameter krom III tidak memenuhi, namun
dapat memenuhi setelah penyempurnaan dan masih diperlukan unit pengolahan biologi dengan
sistem aerasi untuk menurunkan parameter COD), dan mendukung LPUP Balitbang sebagai
laboratorium pelaksana bidang air sesuai SNI ISO / IEC 17043:2010. Adapun penambahan ruang
lingkup parameter akreditasi dan survailen laboratorium baru akan dapat terlaksana pada Bulan
Februari 2017 sesuai kesepakatan dengan pihak KAN.

Gambar 4.78 Penelitian Kualitas Air pada Layanan Laboratorium

Balai Hidrologi dan Tata Air menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup yang tercapai meliputi:
Pengelolaan laboratorium mengacu pada SNI ISO / NEC 17025:2008 (layanan laboratorium
menghasilkan 147 sertifikat, yang terdiri dari 88 current meter, 9 anemometer, 23 ARR, 9
thermohygrometer, dan 18 tekanan; kalibrasi peralatan hidrologi dan kabirasi kalibrator; pengukuran
kepuasan pelanggan; peningkatan kompetensi SDM (4 kegiatan); audit internal (30 september 2016);
uji banding; survailen; kaji ulang dokumen dan manajemen; dan input data alat kalibrasi kedalam
sistem informasi pemantauan kalibrasi. Dalam hal penyediaan sarana prasarana pendukung
operasional telah dilakukan inventarisasi peralatan, perawatan peralatan, pegamanan pompa dan

AKUNTABILITAS KINERJA 121


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

pemasangan penangkal petir, dukungan lembaga inspeksi 17020:2012 lingkup kinerja pos duga air,
dan inspeksi kinerja pos duga air.

Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan menghasilkan 1 (satu) dokumen dengan lingkup
yang tercapai meliputi: Pengembangan teknologi dan pemeliharaan alat uji laboratorium (Bangunan
Udik Pelimpah Bendungan, Peredam Energi Bendungan, Pelimpahan Bendungan, Kalibrasi dan
revitalisasi Alat Laboratorium); Penambahan pangkalan data hasil uji laboratorium, pemeliharaan
dokumen dan kompetensi laboratorium (Basis Data Peta Dasar Geoteknik Indonesia, Batuan
Indonesia, Layanan Uji Model); dan penambahan dokumen digital hasil uji laboratorium. Selain itu
dilaksanakan pula pemeliharaan kompetensi dan akreditasi, serta penerapan dan pemeliharaan SMM
laboratorium balai BHGK sesuai SNI ISO / IEC 17025:2008.

Gambar 4.79 Kegiatan Pelatihan Petugas Laboratorium

4.3.4.4 Output Pelayanan Data dan Informasi

Pelayanan data dan informasi ditargetkan sebanyak 13 (tiga belas) output. Adapun pada akhir tahun
dapat dihasilkan 12 (dua belas) output berupa dokumen, yaitu mencakup:

Bidang Program dan Evaluasi menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan dan Pengembangan Basis
Data dan Sistem Informasi, dengan lingkup yang tercapai meliputi:

a. Pengelolaan dan Pengembangan SIG SDA: Updating konten Sistem Informasi Geografis
Puslitbang SDA; Koordinasi data website SIG-SDA; Koordinasi website basis data di balai-balai;
sinkronisasi basis data Puslitbang SDA dengan basis data balai-balai.

122 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
b. Pengembangan Document Managemen: Sytem and stakeholder assessment; koordinasi
pembuatan document management; pembuatan desain system / aplikasi document
management; Pengujian / ujicoba dan evaluasi serta sosialisasi document management; dan
peningkatan kapasitas dan pengembangan software document management melalui cloud
computing.

Balai Bangunan Hidraulk dan Geoteknik Keairan menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan Basis
Data dan Sistem Informasi Geografis SDA Bidang Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan, dengan
lingkup yang tercapai meliputi:

a. Pengumpulan dan pengarsipan data bangunan air (bendung dan bendungan) diperoleh 6
bendung (dari Sumatera Utara, Riau dan Jawa Tengah), 7 bendung (Jawa Barat), 3 bendungan
(Lampung), 5 bendung + 1 bendungan (Jawa Timur), dan 6 bendung (Sumatera Selatan).
b. Klasifikasi kerusakan bangunan air (18 bendung) di pulau jawa, dengan permasalahan
diantaranya: kerusakan lapisan tahan aur mercu bendung, pecahnya endsill peredam energi,
retak vertikal pada tembok pangkal, retak memanjang pada tembok sayap hulu, dan sayap
hilir, kebocoran pintu bendung gerak, kerusakan pada pintu intake dan pembilas, kerusakan
ambang intake, kerusakan pemutar pintu intake, hilangnya stang pembilas, kerusakan
plesteran pilar intake dan pembilas. Selain itu terjadi sedimentasi di hulu bendung (merubah
morfologi sungai) dan hilir bendung, penyadapan aliran terhambat oleh sampah atau
sedimen.
c. Penyusunan peta bangunan air di pulau Jawa dan sebagian pulau Sumatera dengan software
berbasis SIG dan data bendung sebanyak 209 titik / lokasi telah diinput kedalam peta.

Balai Hidrologi dan Tata Air menghasilkan 3 (tiga) dokumen dari kegiatan berikut:

1. Pembinaan Teknis Pengelolaan Data Hidrologi


a. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan data bidang hidrologi sudah sampai tahap
pengumpulan, survei dan identifikasi pos. Konfirmasi data hidrologi telah dilakukan di
Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan,
Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah kecuali Solo, Jawa Timur dan Gorontalo.
b. Validasi lengkung debit sudah dievaluasi sebanyak 180 pos di provinsi Sumatera Barat,
Jawa Barat, Jawa Timur dan Gorontalo dan. Pengolahan data yang telah dilakukan: data
muka air 455 pos, data hujan 348 pos, data klimatologi 6 pos.
c. Pelaksanaan kegiatan basis data hidrologi untuk data debit sudah siap dimasukkan ke
dalam basis data FEWS dengan cakupan wilayah pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali
dan Nusa Tenggara. Sementara itu, software FEWS basis data sudah siap menganalisis
periode ulang data debit. Pelaksanaan platform basis data sudah sampai tahap
pengumpulan data Wilayah Sulawesi Selatan.
2. Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Hidrologi Milik BBWS / BWS (WISMP)
3. Pusat Manajemen Informasi Hidrologi Nasional

Balai Lingkungan Keairan menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan Basis Data dan Sistem
Informasi Geografis SDA Bidang Lingkungan Keairan

a. Pengumpulan dan penyusunan data dan informasi hasil litbang Balai LK tahun 2014-2015 pada
358 titik lokasi pengambilan contoh.

AKUNTABILITAS KINERJA 123


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

b. Pengumpulan dan pengolahan data sekunder yang meliputi data pemantauan kualitas air
serta sumber pencemar domestik dan pertanian tahun 2015. Titik lokasi pemantauan data
kualitas air sekunder yang terkumpul adalah 392 yang berasal dari 110 sungai.
c. Penyedian sistem basis data sungai Citarum, Ciliwung dan Cisadane tahun 2014-2015 sampai
pada tersusunnya form penginputan data, pembuatan setting data kualitas air dan grafis
kualitas air.

Balai Litbang Irigasi menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan Basis Data Dan Sistem Informasi
Geografis Sumber Daya Air Bidang Irigasi, dengan lingkup yang tercapai meliputi:

1. Terkumpulnya data hasil litbang tahun 2013-2015 sebagaimana dapat dilihat di katalog litbang
irigasi berbasis website.
2. Terkumpulnya Data sekunder, meliputi data zonasi potensi irigasi yaitu Pulau Sulawesi, Bali,
Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku dan Papua, peta Daerah Irigasi (DI) di wilayah Pulau
Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Melakukan monitoring kegiatan hasil litbang tahun 2014
berupa Prototipe Jaringan Irigasi Permukaan di Kawasan Perbatasan, monitoring kegiatan
hasil litbang tahun 2015 berupa Model Sistem Optimalisasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)
dan Prototipe JIAT Berbasis Pompa Air Tenaga Surya dan Irigasi Hemat Air di Desa Bedingin
Ponorogo, Jawa Timur dan data umum kegiatan penelitian tahun 2013-2015.
3. Perbaikan pada pengembangan aplikasi basis data, yaitu Sistem Pengelolaan Data Irigasi
(SPDI) dapat terkoneksi dengan Google Earth, hasil Lembaga Inspeksi Kinerja Jaringan Irigasi
bisa tersimpan ke dalam Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) dan penambahan integrasi
data tabular dengan data spasial, serta penambahan fungsi download skema.

Balai Litbang Pantai menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi SDA
Bidang Pantai yang mencakup:

a. Sistem Informasi Geografi Pantai Pulau Kalimantan dan Pulau Bali. Telah terlaksana
inventarisasi data pantai di wilayah pulau Kalimantan dan Bali yang belum lengkap,
pengumpulan dan pengolahan data sekunder, diskusi narasumber terkait teknis sistem
WebGIS Balai Litbang Pantai dan informasi yang ditampilkan pada WebGIS, pembuatan
platform WebGIS Pantai, uploading dan integrasi WebGIS pantai ke dalam server Balai Pantai
sehingga dapat diakses melalui portal www.balaipantai.org/gis
b. Pengembangan Alat Telemetri, telah melakukan identifikasi output data telemetri,
pemeliharaan jaringan telemetri, pembuatan platform aplikasi pengolah data telemetri.
Selain itu, telah dilakukan integrasi aplikasi ke dalam server Balai Pantai sehingga dapat
diakses melalui portal www.balaipantai.org/telemetri

Balai Litbang Rawa menghasilkan 1 (satu) dokumen Data dan Informasi Sumber Daya Air Bidang Rawa
yang mencakup sebagai berikut:

a. Pengumpulan dan input data hasil litbang dari kegiatan litbang yang dilaksanakan dari tahun
2012 sampai 2015, yaitu: Peta daerah rawa (Provinsi Sulawesi Tenggata, Sulawesi Tengah, dan
Sulawesi Utara); data rawa berikut jaringan tata air (Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara); peta daerah rawa
jejangkit beserta jaringan tata air, data peta topografi Daerah Rawa Jejangkit; Layout peta
kedalaman gambut di daeraj Jambi dan Sei Ahas (Kalimantan Selatan); data sebaran rawa,

124 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
gambut, mangrove, kesatuan hidrologi gambut dan sebaran titik api di Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Selatan, dan Merauke.
b. Pengumpulan dan input data sekunder Kab. Merauke / Papua (data pengukuran pada musim
kering dan basah di sungai Kumbe dan Maro, data koordinat BM, cross section, kecepatan dan
salinitas); Daerah Rawa Gandus / Palembang (data pengukuran muka air pada musim basah
dan musim kering di sungai Lacak dan sungai Rengas, analisis curah hujan, data koordinat BM,
CP, dan data hidral sungai Musi, Kebutuhan Air DR Gandus, dan analisis potensi drainase); dan
Daerah Rawa Kanamit / Pulang Pisau (data pengukuran muka air, data inventaris saluran, titik
koordinat BM, CP dan beberapa pintu air berikut dokumentasi inventarisnya).
c. Pengisian data layer dengan menggunakan data sekunder dan hasil verifikasi data lapangan,
sehingga Data yang telah diunggah di web SIG SDA (pusair-pu.go.id): basis data hasil litbang
2013-2014, basis data 2015 meliputi Kalimantan (Selatan, Timur, Utara, Tengah, dan Barat)
dan data yang tidak berbasis SIG diunggah pada website portal balai rawa (balairawa.pusair-
pu.go.id)

Balai Litbang Sabo menghasilkan 2 (dua) dokumen dari kegiatan berikut:

1. Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi SDA Bidang Sabo


a. Pengolahan data dan informasi bidang sabo mencakup: Pembaruan informasi kegiatan
Balai Litbang Sabo, pengolahan dan pembaruan data curah hujan Merapi, dan
pembaruan data spasial teknosabo.
b. Pengelolaan dan pengembangan infrastruktur basis data dan sistem informasi bidang
sabo, mencakup: instalasi monitoring jaringan dan web berupa penyesuaian setting pada
computer client di Balai Litbang Sabo; mengembangkan aplikasi mobile android
teknosabo tahap revisi user interface dan input data bangunan sabo; mengolah data
hujan merapi (tabulasi hujan tahunan, bulanan dan harian maksimum).
2. Crisis Center Bencana Banjir Debris/Lahar Dan Tanah Longsor
Pada tahun anggaran 2016, Balai Litbang Sabo juga ditunjuk sebagai Satgas (Satuan Tugas)
bencana longsor dan debris dari Kementerian PUPR. Untuk mendukung kegiatan tersebut dan
sekaligus sebagai respon cepat atas berbagai kejadian bencana banjir debris dan tanah longsor
di Indonesia, maka diperlukan adanya suatu sistem terpadu yang dapat memberikan informasi
dan peringatan dini atas kejadian bencana aliran debris dan tanah longsor yang sedang
berlangsung atau akan berlangsung. Sistem tersebut adalah sebuah sistem terpusat krisis
bencana banjir debris dan tanah longsor yang mengintegrasikan data/informasi, pengolahan
dan analisis cepat yang nantinya menghasilkan rekomendasi teknis yang berguna untuk
stakeholder terkait dalam rangka mengatasi dan mendukung tanggap darurat bencana banjir
debris dan tanah longsor.

AKUNTABILITAS KINERJA 125


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.80 Ruang Crisis Center Balai Litbang Sabo

Crisis Center mengkombinasikan konektifitas kecepatan tinggi, software dan hardware


analisis spasial performa tinggi serta didukung tenaga ahli yang terkait dan staf teknik yang
mendukung sistem. Konsep ini belum pernah diterapkan di lingkungan Kementerian PUPR
sebelumnya sehingga respon terhadap bencana banjir debris dan tanah longsor masih relatif
lambat. Dengan adanya crisis center bencana banjir debris dan tanah longsor ini diharapkan
dapat mempercepat waktu respon, serta mendukung pengambilan keputusan dan upaya
penanggulangan bencana banjir debris dan tanah longsor yang lebih cepat dan tepat.

Balai Litbang Sungai menghasilkan 1 (satu) dokumen Pengelolaan basis data dan Sistem Informasi
Bidang Sungai

a. Penyusunan Katalog Sungai, diantaranya pengumpulan data sekunder ke BBWS Bengawan


Solo, Surakarta dan Jasa Tirta I, Bojonegoro. Adapun yang diperoleh dari DAS Krueng Aceh dan
Bengawan Solo diantaranya: Daftar stasiun pengamatan klimatologi, Data iklim bulanan,
Daftar stasiun pengamatan hidrometri, Data bendung dan bendungan, Data kualitas air, Data
debit, Data hujan, Data klimatologi, Peta landuse, dan Peta DAS.
b. Inventarisasi data dan informasi (primer dan sekunder) Hasil Litbang Balai Sungai Tahun 2014-
2015
c. Revitalisasi jaringan internet di Balai Sungai melalui proses pengadaan bahan dan
pemasangan instalasi jaringan.

126 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
4.3.4.5 Output Layanan Jasa Litbang (PNBP)

Layanan jasa penelitian dan pengembangan yang menjadi sumber Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) ditargetkan dapat terlaksana selama 12 (dua belas) bulan dan dapat tercapai sepenuhnya
(100%). Output layanan tersebut dihasilkan melalui 2 (dua) kegiatan dalam koordinasi Bidang
Keuangan dan Umum selama 12 (dua belas) bulan, yaitu:

1. Administrasi Kegiatan PNBP, dan


2. Jasa Layanan Litbang Bidang SDA

Sasaran kegiatan dengan output


2.500.000.000
ini memiliki target penerimaan
PNBP dari layanan sertifikasi/uji
2.000.000.000
laboratorium pada tahun 2016
Penerimaan (Rupiah)

adalah sebesar Rp2.292.675.000,-


1.500.000.000
namun hanya dapat tercapai
sebesar Rp1.647.058.372
1.000.000.000
(71,84%). Capaian tersebut jauh
lebih rendah dibandingkan
500.000.000 dengan realisasi tahun 2015
sebesar 96,78% sebagaimana
- dapat terlihat dalam grafik.
2015 2016
Target 2.185.985.000 2.292.675.000
Tidak terpenuhinya target
Realisasi 2.121.568.598 1.647.058.372
penerimaan diantaranya
Gambar 4.81 Grafik Target dan Realisasi Penerimaan PNBP Tahun 2015- disebabkan karena terdapat
2016
kerjasama yang mengalami putus
kontrak diakibatkan perubahan lokasi pekerjaan dan terdapat beberapa kerjasama yang sebagian
besar angsuran / tagihannya baru akan dibayarkan pada Tahun 2017.

4.3.5 Sasaran Kegiatan Layanan Dukungan Manajemen

Sasaran Kegiatan berupa Layanan Dukungan Manajemen Pusat Litbang SDA terbagi kedalam 5 (lima)
kelompok output.

4.3.5.1 Output Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan

Penyusunan program dan anggaran tahunan ditargetkan sebanyak 6 (enam) output yang sesuai
dengan jumlah satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA dan dapat tercapai sepenuhnya (100%).
Lingkup output ini diantaranya adalah: penyusunan proposal; sosialisasi / uji coba RKA-K/L;
penyusunan RKA-K/L; penelitian reviu dan penelaahan RKA-K/L; dan pengesahan RKA-K/L dan DIPA.

Diantara sejumlah penyebab dilaksanakannya revisi diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Revisi yang diakibatkan perlunya perbaikan redaksional;


2. Revisi untuk perubahan antar akun pada kegiatan;

AKUNTABILITAS KINERJA 127


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

3. Revisi pergeseran antar Satker (kebijakan refocussing) dikarenakan ada beberapa kegiatan
penugasan baru (dengan mengurangi beberapa kegiatan) berdasarkan prioritas;
4. Revisi pergeseran antar output unruk memenuhi sejumlah kekurangan anggaran;
5. Revisi APBNP dengan penambahan kegiatan dan lingkup (loan JUFMP dan WISMP, penugasan
baru advis teknis Hambalang dan antisipasi / pengelolaan banjir Rob);
6. Realokasi pemanfaatan sisa lelang dan potensi anggaran tidak terserap; dan
7. Revisi atas kebijakan Self Blocking.

Tabel 4.23 Kronologis Revisi DIPA Satuan Kerja di Lingkungan Pusat Litbang SDA Tahun 2016

Pagu 2016 (Rp Ribuan)


Satuan Kerja Pusat Satuan Kerja Balai Litbang
Litbang SDA Irigasi Sungai Pantai Sabo Rawa
Awal 89.503.299 14.295.325 13.644.887 12.004.141 16.323.968 10.227.380
Revisi
1 88.631.275 15.389.994 13.329.499 13.641.656 15.748.781 9.258.795
2 88.631.275 14.606.621 13.974.061 13.434.994 15.383.137 9.002.635
3 100.598.617 14.606.621 13.974.061 13.434.994 9.002.635
4 99.773.758
5 99.773.758
6 99.773.758
7 99.773.758
Sumber: Bidang Program dan Evaluasi (2016)

Khusus untuk 1 (satu) output yang dihasilkan melalui Bidang Program dan Evaluasi (Satuan Kerja Pusat
Litbang SDA), mencakup juga pelaksanaan sejumlah kegiatan yang diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Lingkup Koordinasi terhadap satuan kerja lainnya, yaitu:


a. Penyusunan revisi RKA-KL dan DIPA Tahun 2016;
b. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran 2017 (6 satuan kerja) sudah dilaksanakan
berdasarkan pagu definitif sebesar Rp 228.426.439.000; dan
c. Pembahasan dan koordinasi penyusunan Reviu Renstra II telah dilaksanakan dengan
melakukan penyesuaian berdasarkan struktur ADIK.

Tabel 4.24 DIPA Pusat Litbang SDA Tahun 2017

Pagu Jumlah
No Kode Satker Satuan Kerja
(Rp Rupiah) Kegiatan
1. 11636846 Balai Litbang Sungai Surakarta 14.273.526 27
2. 11576981 Balai Litbang Pantai Buleleng 24.447.763 22
3. 11622323 Pusat Litbang Sumber Daya Air 123.930.805 83
4. 11636850 Balai Litbang Rawa Banjarmasin 27.149.085 26
5. 11279860 Balai Litbang Sabo Yogyakarta 19.069.613 27
6. 11279842 Balai Litbang Irigasi Bekasi 19.555.647 29
Total 228.426.439
Sumber: e-Monitoring (2017)

2. Kolokium bidang Sumber Daya Air, diselenggarakan pada tanggal 1-2 Maret 2016 bertempat
di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Kolokium tahun ini menggunakan format baru yaitu

128 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
dilaksanakan secara terpadu dengan mengintegrasikan semua Pusat-Pusat Litbang dan
Sekretariat Badan Litbang Kementerian PUPR. Tema Kolokium Tahun 2016: “Inovasi Teknologi
mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur yang Berkaualitas”, sebagai hasilnya
telah disusun rekomendasi untuk penyempurnaan kegiatan litbang TA. 2016

Gambar 4.82 Kolokium Gabungan Pusat Litbang SDA dalam Lingkup Badan Litbang Tahun 2016

4.3.5.2 Output Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

Pemantauan, evaluasi dan pelaporan ditargetkan


sebanyak 1 (satu) output dan dapat tercapai (100%)
melalui Bidang Program dan Evaluasi. Adapun lingkup yang
terdapat didalam output tersebut adalah:

1. Laporan Kinerja yang mencakup Laporan Kinerja


Instansi Pemerintah (LKIP) Puslitbang SDA Tahun
Anggaran 2015, Laporan Triwulan (kemudian
dirubah menjadi Laporan Bulanan / Tabel 4.4 pada
Subbab 4.13), dan Laporan Evaluasi SAKIP (dalam
koordinasi Sekretariat Badan Litbang). Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Puslitbang SDA pada pelaksanaan evaluasi tahun
2016 di lingkungan Badan Litbang mendapatkan
nilai 55,49 (ekuivalen dengan 79,27) berada pada
kategori “B+”.
2. Laporan Pemantauan dan Evaluasi Berkala yang
mencakup laporan hasil pemantauan dan evaluasi Gambar 4.83 LKIP Pusat Litbang SDA 2015
dari Januari sampai dengan Desember terhadap e-monitoring setiap tanggal 5 dan 20, laporan
progres fisik dan keuangan mingguan, serta laporan pemantauan dan evaluasi 2 (dua)
bulanan.

AKUNTABILITAS KINERJA 129


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.84 Pelaksanaan Evaluasi 2 (dua) Bulanan Balai Litbang: Irigasi, Pantai, Sabo, Rawa, Sungai, HITA, LK dan BHGK

3. Laporan Pemantauan dan Evaluasi Laporan Kegiatan 2016 yang mencakup laporan awal
(Februari), laporan interim (Juni), konsep laporan akhir dan konsep output kegiatan
(November), serta laporan akhir dan output kegiatan (Desember).
4. Laporan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Teknologi yang mencakup laporan hasil
pemantauan dan evaluasi outcome, serta laporan hasil pemantauan dan evaluasi teknologi
litbang.

Tabel 4.25 Pemantauan dan Evaluasi Kandidat Outcome 2016 Bidang SDA

No Teknologi Lokasi Identifikasi


Desa Cibangkong, Kecamatan Januari /
Teknologi Sistem Peringatan Dini
1 Pakuncen, Kab. Banyumas, Jawa Kriteria terpenuhi dengan
Bencana Longsor
Tengah tindakan perbaikan
Desa Kaliau, Kecamatan
Teknologi Lining Saluran dan Box April /
2 Sajingan Besar, Kab.Sambas,
Tersier Berbahan Ferosemen Kriteria terpenuhi
Kalimantan Barat
Teknologi Bangunan Pengendali Desa Sei Ahas, Kecamatan
Oktober /
3 Paras Muka Air di Lahan Gambut Mantangai, Kab. Kapuas,
Kriteria terpenuhi
(Drainpile) Kalimantan Tengah
Danau Tempe, Kab. Wajo, November /
4 Teknologi Revitalisasi Danau Tempe
Sulawesi Selatan Kriteria terpenuhi
Teknologi Pengaman Pantai dengan Oktober /
5 Pantai Candidasa, Bali
Sistem Modular Kriteria terpenuhi
Teknologi Perbaikan Kualitas Air Bojongsoang, WS Citarum, Kab. Dibatalkan dan dirubah
6
dengan Wetland Apung Bandung, Jawa Barat dengan teknologi lain #7
Teknologi Pengolahan Air Baku di Paloh, Kabupaten Sambas, Desember /
7
lahan Gambut Kalimantan Barat Kriteria terpenuhi
Teknologi Pengaman Pantai dengan Desember /
8 Banyu Poh, Kab. Buleleng, Bali
Blok Beton 3B Kriteria terpenuhi
Sumber: Bidang Program dan Evaluasi (2016)

130 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
4.3.5.3 Output Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan

Pengelolaan dan pelaporan keuangan ditargetkan sebanyak 6 (enam) output yang sesuai dengan
jumlah satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA dan dapat tercapai sepenuhnya (100%).

Sasaran keluaran ouput kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen Kegiatan Sistem Pengelolaan dan
Pelaporan Keuangan dengan masing-masing satuan kerja menyusun laporan sebagai berikut:

1. Sistem Pelaporan Secara Elektronik (E-Monitoring), berupa: 1) Laporan Realisasi Keuangan 2


Mingguan terdiri dari form P1, P4 dan P4-1 (masing-masing 24 dokumen); 2) Laporan Realisasi
Keuangan Bulanan terdiri dari form P1 s.d P10 (masing-masing 12 dokumen); dan 3) Laporan
Realisasi Keuangan Triwulan terdiri dari formulir A dan C (masing-masing 4 dokumen).
2. Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA), berupa: 1) Hasil Rekonsiliasi Bulanan
Internal, Tingkat Satker (dengan KPPN dan Eselon I) dan Tingkat Wilayah (masing-masing 12
dokumen); 2) Laporan Keuangan Bulanan dan Triwulanan (masing-masing 12 Dokumen); dan
3) Laporan Realisasi Anggaran Semester II 2015, dan Semester I 2016, (2 dokumen).

Khusus untuk satuan kerja Pusair, terdapat lingkup kegiatan berupa Sistem Informasi Pengendalian
Keuangan Pusair (Sidakep) yang berlaku secara internal berupa Laporan Realisasi Bulanan (12
dokumen) dan Laporan Rekapitulasi Pengeluaran (12 dokumen).

4.3.5.4 Output Pengelolaan BMN

Pengelolaan BMN ditargetkan sebanyak 6 (enam) output berupa dokumen yang terdiri dari rekaman
pengelolaan BMN selama 12 bulan dan dapat tercapai sepenuhnya (100%) pada akhir tahun 2016 oleh
masing-masing satuan kerja di lingkungan Puslitbang SDA.

Pada awal tahun 2016 pengelolaan BMN dan tata persuratan, kearsipan dan kerumahtanggaan masih
berada dalam satu kelompok output (berjumlah 7 dokumen), maka penamaan 6 (enam) output
kegiatannya di setiap satuan kerja masih sama, yaitu: Pengelolaan BMN, Tata Persuratan dan
Kearsipan. Sehingga lingkup penyelenggaraan tata persuratan, kearsipan dan kerumahtanggaan pada
tingkat satuan kerja masih satu output dengan pengelolaan BMN.

Dokumen output yang dihasilkan merupakan rangkaian pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun
berupa:

1. Inventarisasi BMN yang rusak berat sebagai dasar pengajuan BMN baru;
2. Penerimaan Barang (dari pihak ketiga kepada pejabat penerima barang atas nama PPK atau
pengguna jasa);
3. Penetapan status penggunaan, penatausahaan, penilaian dan penghapusan asset;
4. Penyusunan Laporan BMN Semester I (Juli) dan Semester II (Desember) yang tertuang dalam
Catatan Atas Laporan BMN (CALK BMN) berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi BMN;

Salah satu lingkup, yaitu kegiatan pemindahtanganan dan penghapusan BMN tidak dapat tercapai
pada tahun 2016 disebabkan belum terbitnya rekomendasi teknis dari Kepala Badan Litbang dan
masih terdapat ketidaksesuaian data (antara SIMAK BMN dengan kenyataan dilapangan dalam hal

AKUNTABILITAS KINERJA 131


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

jumlah dan kondisi), sehingga kedepan perlu dilakukan pemeriksaan ulang terhadap status kondisi dan
keberadaan barang yang akan dihapus.

4.3.5.5 Output Penyelenggaraan Tata Persuratan, Kearsipan dan Kerumahtanggaan

Penyelenggaraan tata persuratan, kearsipan dan kerumahtanggaan ditargetkan sebanyak 1 (satu)


output berupa Dokumen kegiatan Humas dan Protokoler (tercapai 100%) yang dilaksanakan oleh
Bagian Keuangan dan Umum. Adapun lingkup pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun yang
dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja mencakup:

1. Penyelenggaraan penerimaan, penomoran, dan pengagendaan surat / berkas; dan


2. Pendistribusian dan pemberkasan surat / berkas;

Sementara kegiatan kehumasan dapat melaksanakan 5 (lima) kegiatan berupa: penulisan artikel
ilmiah dan hasil litbang; publikasi kegiatan; luiputan kegiatan dan penerimaan kunjungan; pengelolaan
website; dan penerbitan bulten. Adapun 1 (satu) kegiatan berupa pembuatan konten videotron tidak
dapat terlaksana disebabkan anggaran yang terbatas (dialihkan pada kegiatan lain).

4.3.5.6 Output Pengembangan SDM dan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian

Pengembangan SDM ditargetkan sebanyak 2 (dua) output dan dapat tercapai seluruhnya (100%)
melalui Bidang Sumber Daya Kelitbangan, yaitu:

1. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia


a. Pendidikan, Dukungan Administrasi Pengurusan ILN, Pembinaan dan Pengembangan JFT
berupa Pengurusan Tugas dan Ijin Belajar (17 Pegawai);
b. Pengurusan Ijin Perjalanan Dinas Luar Negeri (16 pegawai);
c. Pembinaan dan Pengembangan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dengan program
sebagai berikut:
- Preconditioning (Boosting Motivation and Collaboration sebanyak 25 pegawai),
- Penguatan Kapasitas SDM: Bimbingan Teknis (11 pegawai); Fasilitasi Diskusi /
Workshop / Seminar (26 pegawai); Bimbingan Persiapan Laporan Advis Teknis
berbentuk Mentoring; Sertifikasi Keahlian (11 pegawai); dan Pengembangan
Kompetensi JFT Perekayasa (59 Pegawai).
- Pengembangan Kualitas Fungsional: Pengangkatan Pejabat JFT (5 Pegawai); Pemilihan
Pejabat Fungsional Terinovatif (sebanyak 21 makalah), Pengembangan Kompetensi
melalui Diklat Penjenjangan (15 pegawai), Usulan dan Fasilitasi Diklat Teknis dan Non
Teknis (54 pegawai),
2. Penyelenggaraan Seminar dan Lomba Karya Ilmiah
Berdasarkan penilaian makalah oleh Tim, maka yang terpilih sebanyak 14 makalah dari
internal (40 makalah yang masuk dari total 46 kegiatan litbang / 51 output). Seminar dan Final
Lomba Karya Ilmiah terselenggara dalam rangkaian agenda pelaksanaan Pekan Inovasi Sains
dan Teknologi di Discovery Hotel Ancol Jakarta pada tanggal 9-14 Agustus 2016, yang
dikoordinasikan oleh Badan Litbang.

132 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
4.3.5.7 Output Pengelolaan Administrasi Kepegawaian

Pengelolaan Administrasi Kepegawaian ditargetkan sebanyak 6 (enam) output dan dapat tercapai
seluruhnya (100%) melalui masing-masing satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA.

Balai Litbang Irigasi telah melaksanakan pengurusan usulan kenaiakan pangkat (2 orang), pengurusan
gaji berkala (18 orang), pengurusan pensiun (5 orang), pengurusan cuti (5 orang), pengurusan lapran
LHKASN (7 orang), mutasi pegawai (2 orang), pengusulan ABK (validasi nama kelas jabatan 42 orang),
pengurusan Surat Keputusan (22 SK), pengurusan BPJS (9 orang), pengurusan jabatan fungsional (1
orang), pengurusan ijin belajar (1 orang), pengurusan absensi dan tunjangan (42 orang), pengurusan
penilaian prestasi kerja (42 orang), pengurusan diklat pelatihan atau seminar (2 orang).

Balai Litbang Sabo telah memproses Kenaikan Gaji Berkala (32 pegawai); KP4 (58 pegawai); LP2P (30
pegawai); Sasaran Kerja Pegawai / SKP (63 pegawa); Cuti (30 pegawai); SK Kenaikan Pangkat (5
pegawai); Pengusulan SK Jabatan Fungsional Peneliti (1 pegawai); Jabatan Fungsional Tertentu (1
pegawai); Penilaian Prestasi Kinerja (58 pegawai) dan Pengusulan SK Pensiun (5 pegawai). Dalam
pengelolaan SDM: Pembuatan Sprint dan Surat Tugas (56 buah); Pengusulan dan keikutsertaan Diklat
/ Pelatihan / Seminar (68 pegawai)

Balai Litbang Rawa telah melakukan Pengurusan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan non PNS (24
pegawai), Karis (4 pegawai); Kenaikan Gaji Berkala (3 pegawai); Pengurusan JFT Peneliti dan
Perekayasa (1 pegawai); Validasi Nama dan Kelas Jabatan SK nomor: 05/KPTS/La/2016 tanggal 11
Februari 2016; Analisa beban kerja pegawai; Formulir Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang sudah
disetujui oleh Pejabat Penilai; Penilaian SKP semester 1, bulan Januari sampai dengan Juni 2016 (18
PNS dan 25 non PNS); Rekaman Absensi dan Tunjangan Kinerja; Pengurusan Surat Izin Belajar (1
pegawai); Usulan Kebutuhan Pelatihan dan Pendidikan sebanyak 28 jenis pelatihan dan pendidikan;
dan Pengiriman pegawai mengikuti pelatihan dan Pendidikan (22 pegawai).

Balai itbang Sungai telah melakukan pengurusan Taspen dan BPJS(2 pegawai); Pengurusan Kenaikan
Gaji Berkala (21 pegawai); Pengusulan Pensiun (3 pegawai); Pengurusan LHKASN dan Pajak-Pajak
Pribadi (29 pegawai); Pengusulan Kenaikan Pangkat Golongan (5 pegawai); Pengurusan Cuti (13
pegawai); Pengusulan Tanda Kehormatan (7 pegawai); Pengurusan ABK, validasi nama dan kelas
jabatan (36 pegawai); Pengusulan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat dan Jabatan (4; Pengusulan
Jabatan Fungsional Tertentu (4 pegawai); Pengusulan Izin Belajar dan Tugas Belajar (3 pegawai);
Pengusulan Izin Luar Negeri (1 pegawai). Pengurusan Absensi dan Tunjangan Kinerja serta pengurusan
Penilaian Prestasi Kerja (seluruh pegawai) dan Pengusulan Diklat / Pelatihan / Seminar (17 pegawai).

Balai Litbang Pantai telah memproses Mutasi (3 pegawai); Kenaikan Pangkat / Golongan (4 pegawai);
Sasaran Kerja Pegawai (17 pegawai); Pembebasan Sementara dari Jabatan Peneliti (1 pegawai);
Pengusulan Izin Belajardan Tugas Belajar (1 pegawai); Pengusulan Izin Luar Negeri (1 pegawai).

Bidang Sumber Daya Kelitbangan menghasilkan 1 (satu) dokumen output Pengelolaan Administrasi
Kepegawaian. Pengelolaan Administrasi Kepegawaian berupa Kenaikan Pangkat / KP (48 pegawai),
pengurusan pensiun (37 pegawai), pengurusan rotasi / mutasi (16 pegawai), Pengurusan Kenaikan Gaji
Berkala / KGB (109 pegawai), Pengurusan cuti (76 pegawai), pengurusan tanda kehormatan /
penghargaan (Agustus: 27 pegawai dan Desember 1 pegawai), pengurusan Analisa Beban Kerja (ABK
/ 410 pegawai), perhitungan absensi, tunjangan kinerja, pengurusan SKP dan Penilaian Prestasi Kerja

AKUNTABILITAS KINERJA 133


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

(382 dari 389 pegawai, karena 7 orang perlu perbaikan), Usulan Penetapan Angka Kredit / UPAK dan
rata PAK (10 pegawai), Pengurusan SK dan Jabatan Fungsional Tertentu / JFT (10 orang).

4.3.5.8 Output Penyelenggaraan Kerjasama

Penyelenggaraan kerjasama ditargetkan dapat menghasilkan 1 (satu) output berupa dokumen dan
dapat tercapai (100%). Output tersebut dihasilkan melalui Bidang Standarisasi dan Kerjasama yang
mancakup terwujudnya sejumlah kerjasama, yaitu antara Puslitbang SDA dengan:

1. Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (Badan Geologi Kementerian
ESDM), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan Lembaga Antariksa Nasional terkait
pemanfaatan dan pertukaran data dan informasi untuk pengembangan sistem peringatan dini
banjir dan gerakan tanah di Jakarta tanggal 10 Februari 2016.
2. Labmath-Indonesia, terkait penelitian bidang pantai dengan menggunakan model numerik
untuk mendukung rencana pembangunan tanggul laut Jakarta, di Jakarta tanggal 1 Maret
2016.
3. Deltares (berupa Kerpakatan bersama / MoU), terkait penelitian dan pengembangan sumber
daya air, di Bandung tanggal 30 Mei 2016.

Gambar 4.85 Penandatanganan Kesepakatan Bersama / MoU dengan Pusat Data Informasi dan Hubungan
Masyarakat BNPB, Labmath Indonesia, dan Deltares

4. Pusat Litbang Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
terkait penelitian dan pengembangan Peta Potensi Mikro Hidro di Indonesia, di Jakarta
tanggal 1 Maret 2016.
5. PT. Mediatama Saptakarya di Jakarta, tanggal 4 November 2016.

4.3.5.9 Output Administrasi Kesatkeran

Administrasi kesatkeran sesuai dengan jumlah satuan kerja di lingkungan Puslitbang SDA ditargetkan
dapat menghasilkan 6 (enam) output dan dapat tercapai sepenuhnya (100%). Administrasi kesatkeran
ini dilaksanakan selama 12 bulan layanan manajemen oleh setiap satuan kerja yang terdiri dari:

a. Rekapitulasi Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar
(SPM). Proses SPP dan SPM yang dilaksanakan oleh masing-masing satuan kerja selama 12
(duabelas) bulan adalah sebagai berikut: Satker Pusair (2.939 lembar), Satker Balai Litbang
Sungai (455), Sabo (255), Rawa (296), dan Pantai (372);
b. Pembukuan Perbendaharaan;

134 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
c. Revisi Anggaran. Proses revisi yang dilaksanakan oleh masing-masing satuan kerja adalah
sebagai berikut: pada tingkat KPA Satker Pusair (7 kali), Balai Litbang Sungai (3 kali), Rawa (3
kali), Pantai (3 kali), dan Sabo (2 kali).
d. Sosialisasi, Diskusi, Koordinasi dan Evaluasi Kegiatan Kesatkeran (oleh Bagian Keuangan dan
Umum) telah dilaksanakan adalah rapat bulanan internal satker Pusair sebanyak 8 (delapan)
kali, sedangkan diskusi dan koordinasi dengan balai luar kota telah dilaksanakan sebanyak 5
(lima) kali yaitu ke Balai Pantai, Balai Sungai, Balai Sabo, Balai Irigasi, dan Balai Rawa; dan
e. Rekapitulasi / Administrasi Pembukuan Pengadaan Barang dan Jasa.

4.3.5.10 Output Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang

Pengembangan sarana dan prasarana litbang ditargetkan dapat menghasilkan 9 (sembilan) dokumen
dan dapat tercapai sepenuhnya (100%).

Bidang Sumber Daya Kelitbangan menghasilkan 4 (empat) dokumen output Pengembangan Sarana
dan Prasarana Litbang yang terdiri dari:

1. Dokumen Peningkatan Sarana Kelitbangan diantaranya Dokumen Peningkatan Kompetensi


Laboratorium, Dokumen Akreditasi Lembaga Inspeksi, Dokumen Penerapan Sistem
Manajemen Mutu (ISO 9001) dan Dokumen Paten, mencakup:
a. Peningkatan kompetensi Laboratorium ISO 17025: pendaftaran akreditasi dan
pelaksanaan asesmen laboratorium, survailen akreditasi laboratorium, uji profisiensi
laboratorium, fasilitasi administrasi dan pembiayaan LPUP Balai LK, persiapan akreditasi
laboratorium, dan pembuatan profil laboratorium di lingkungan Pusat Litbang SDA.
b. Peningkatan kompetensi personel pengelola laboratorium: Pengukuran kepuasan
pelanggan (40 peserta), Estimasi ketidakpastian pengukuran (25 peserta), dan kesehatan-
keselamatan kerja laboratorium (30 peserta).
c. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pembuatan struktur organisasi; finalisasi,
pengesahan dan pendistribusian dokumen SMM; pelaksanaan Audit Internal ISO 9001;
pendampingan persiapan dan pelaksanaan survailen; dan pelaksanaan tinjauan
manajemen; serta peningkatan kompetensi personel SMM melalui refreshment auditor
(28 peserta) dan pemahaman SNI ISO 9001:2015 (38 peserta).
d. Penerapan Lembaga Inspeksi ISO 17020: Pelaksanaan audit internal, pelaksanaan
tinjauan manajemen, pelaksanaan asesmen re-akreditasi Lembaga Inspeksi oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN), peningkatan kompetensi personel lembaga inspeksi (29
peserta)
e. Fasilitasi Hak atas Kekayaan Intelektual / HAKI (Paten): Inventarisasi usulan paten tahun
2016; koordinasi dengan Ditjen HKI terkait status pendaftaran paten Puslitbang SDA
2012-2015; dan pelaksanaan drafting paten bekerjasama dengan Ditjen Paten
Kementerian Hukum dan HAM.

Tabel 4.26 Daftar Paten dan Proses Paten Hasil Litbang SDA sampai Tahun 2016

No Nama Invensi Unit Status Keterangan

1. Pintu Air Berbahan Fiberglass dengan Balai Irigasi Paten Sederhana Sudah mendapat
Tonjolan pada Bagian Bawahnya untuk (ID S0001220) sertifikat Paten
Meredam Aliran Turbulensi. 3 Desember 2012

AKUNTABILITAS KINERJA 135


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

No Nama Invensi Unit Status Keterangan


2. Sprinkler dengan Debit Kecil yang dapat Balai Irigasi Paten Sederhana dari Ditjen HKI
Mengotimalkan Keseragaman dan Jarak (ID S0001216) (Pemeliharaan)
Pancaran 18 November 2012
3. Box Tersier Ferosemen Pra-Cetak Balai Irigasi Paten
(ID P0033944)
19 Juni 2013
4. Sprinkler yang dapat Memancarkan Balai Irigasi Paten
Cairan secara Merata (ID P0027768)
8 Maret 2011
5. Metode Pengolahan Limbah Cair untuk Balai Pendaftaran: Pemeriksaan
Mengendalikan Zat-Zat Beracun dan Lingkungan 7 Agustus 2012 Substantif (Batas
Berbahaya yang Terkandung dalam Keairan Publikasi: pengajuan
Limbah Hasil dari Laboratorium 6 Maret 2014 pemeriksaan
Pengujian Kualitas Air Paten paling
6. Metode Pencegahan Pencemaran Air Balai Pendaftaran: lambat 3 tahun
Tanah Akibat Sumur Resapan Air Hujan Lingkungan 7 Agustus 2012 sejak penerimaan
dan Produknya. Keairan Publikasi: permohonan)
6 Maret 2014
7. DAM Aerator untuk Perbaikan Kualitas Balai Pendaftaran:
Air Permukaan pada Sungai dan Saluran Lingkungan 7 Agustus 2012
Irigasi, Keairan Publikasi:
28 Agustus 2014
8. Metode dan Peralatan Pengolahan Air Balai Pendaftaran:
Irigasi untuk Menghasilkan Air Baku Lingkungan 7 Agustus 2012
yang Bersih Keairan Publikasi:
8 Mei 2014
9. Kincir Air yang Disempurnakan Balai BHGK Pendaftaran:
7 Agustus 2012
Publikasi:
8 Mei 2014
10. Metode dan Peralatan Pembuatan Balai HITA Pendaftaran:
Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan 7 Agustus 2012
untuk Penyediaan Air Baku Publikasi:
6 Maret 2014
11. Metode dan Peralatan untuk Balai Pantai Pendaftaran:
Pencegahan terhadap Erosi Garis Pantai 7 Agustus 2012
Publikasi:
27 November 2014
12. Alat Pembuat Bunyi Tanda Peringatan Balai Sabo Pendaftaran: Pemeriksaan oleh
Dini Banjir yang Disempurnakan 7 Agustus 2012 Ditjen HKI: belum
memenuhi
persyaratan
formalitas

13. Revetmen Pengaman Pantai dari Balai Pantai Pendaftaran: Proses


Susunan Armor Blok Beton Berkait 13 Desember 2013 selanjutnya:
Publikasi: Pemeriksaan
19 Juni 2015 Substantif (Batas
14. Metode Penurunan Zat Pencemar Balai Pendaftaran: pengajuan paling
Organik dengan Bioremediasi oleh Lingkungan 13 Desember 2013 lambat 3 tahun)
Bakteri Indigenous Keairan Publikasi:
19 Juni 2015

136 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
No Nama Invensi Unit Status Keterangan
15. Bangunan Pemecah Gelombang Balai Pantai Pendaftaran:
Ambang Rendah dari Karung Geotekstil 13 Desember 2013
untuk Pengendali Erosi Pantai Publikasi:
19 Juni 2015
16. Metode Perbaikan Kualitas Air Baku Balai Pendaftaran:
Tercemar Limbah Penduduk Lingkungan 13 Desember 2013
menggunakan Taman Ekoteknologi Keairan Publikasi:
(Ekotek Garden) Saringan Tetes 19 Juni 2015
Bertingkat dan Beraerasi (EGA Sattira)
untuk dimanfaatkan Kembali dan
Produk yang Terkait dengan Invensi ini
17. Metode Mengurangi Limpasan Air Balai Pendaftaran: Dalam proses
Permukaan pada Permukiman dan Lingkungan 10 Maret 2015 publikasi
Perkotaan secara Tegak dan Mendatar Keairan Publikasi: (Persyaratan
yang Ramah Lingkungan dan Produk 18 November 2016 Formalitas telah
yang terkait dengan Inevensi ini terpenuhi)
18. Metode Penerapan Blok Beton Kubus Balai BHGK Pendaftaran:
Kaki Enam dalam Penanggulangan 10 Maret 2015
Masalah Gerusan Lokal dan Penurunan Publikasi:
Dasar Sungai 18 November 2016
19. Proses Pengolahan Air Baku dengan Balai Pendaftaran: Proses
Kadar Warna dan Organik Tinggi Lingkungan 18 Februari 2016 Pemeriksaan
menjadi Air Bersih yang Terpadu dan Keairan Persyaratan
Hemat Lahan beserta Produk yang Formalitas
terkait dengan invensi ini
20. Sistem Manajemen Operasi Irigasi Balai Irigasi Pendaftaran
Berbasis Website (SMOI) 18 Februari 2016
Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan (2016)

2. Dokumen Penyelenggaraan Perpustakaan yang diantaranya mencakup: pelaksanaan update


data koleksi dan usulan pengadaan buku perpustakaan(7.641 buku, 12.619 majalah, dan 4.473
laporan penelitian), pemeliharaan fasilitas perpustakaan (fumigasi pada bulan Juli 2016),
pembuatan produk perpustakaan (Dokumen Buku Bijak SDA, Dokumen Guntingan Berita, dan
Dokumen Info Perpustakaan), pembinaan terhadap perpustakaan balai litbang irigasi, sabo,
sungai, pantai dan rawa; koordinasi dengan perpustakaan Kementerian PUPR dan migrasi
SIMPUSTAKA ke SliMS (Senayan Library Management System) dan melaksanakan sebagian
digitalisasi buku-buku perpustakaan. Adapun tingkat kepuasan pelanggan perpustakaan
tahun 2016 adalah 67%.
3. Dokumen Penyusunan Jurnal dan Pencetakan Buku Produk litbang diantaranya: Jurnal Sumber
Daya Air (Vol 12 Nomor 1, Mei 2016 dan Vol 12 Nomor 2, November 2016) dan Jurnal Teknik
Hidraulik (Vol 7 Nomor 1, Juni 2016 dan Vol 7 Nomor 2, Desember 2016). Selain itu, telah
dilakukan pendaftaran ISSN Jurnal SDA versi elektronik (e-ISSN).
4. Dokumen Pengadaan Sistem Simulasi 3D, yang mencakup proses pengadaan dan instalasi alat
pendukung laboratorium.

Balai Litbang Irigasi menghasilkan 1 (satu) dokumen Penyelenggaraan Perpustakaan dan Penerbitan
Jurnal dan Buku.

a. Penyelenggaraan perpustakaan berupa inventarisasi tambahan koleksi perpustakaan (259


buku referensi, 2.470 buku monograf, 97 jurnal dan majalah, 84 laporan 14 prosiding, 50

AKUNTABILITAS KINERJA 137


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

modul, 16 panduan, dan 11 peraturan). Adapun pada tahun 2016 telah diterima tambahan
sebanyak 27 judul buku dan 47 eksemplar SNI bidang PUPR terbaru. Sementara kegiatan
fumigasi telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016.
b. Kegiatan penerbitan Jurnal Irigasi terlaksana 2 (dua) kali untuk Volume 11 Nomor 1 (6
makalah) dan 2 (7 makalah);

Balai Litbang Sungai menghasilkan 1 (satu) dokumen Penyelenggaraan Perpustakaan dan Penerbitan
Jurnal dan Buku. Terkait penyelenggaraan perpustakaan mencakup: Layanan perpustakaan,
inventarisasi koleksi perpustakaan (394 buku, 80 majalah, 978 laporan penelitian dan 194 jurnal ASCE),
pembuatan produk perpustakaan (kliping guntingan berita dan berita pustaka) dan fumigasi.

Sedangkan terkait penerbitan jurnal dan buku: Tersusunnya satu Nomor Jurnal Teknologi Sumber
Daya Air, sampai november baru review 1 makalah. Pada kegiatan Penyelenggaraan Perpustakaan dan
Penerbitan Jurnal dan buku ini kendala yang dihadapi adalah minimnya mencari makalah yang akan
dijadikan bahan untuk pembuatan jurnal, sehingga pelaksanaan kadang harus mundur dari jadwal
yang telah ditentukan. Pemecahan masalah, melakukan publikasi pada universitas terdekat dan
mendorong para calon peneliti, peneliti, calon perekayasa dan perekayasa di lingkungan Balai Sungai
untuk memenulis makalah.

Satker Litbang Sabo mengasilkan 2 (dua) dokumen output yang terdiri dari:

1. Dokumen Penyelenggaraan Perpustakaan dan Penerbitan Jurnal dan Buku meliputi


pengelolaan koleksi (338 buku, 161 majalah, dan 707 laporan penelitian); upload 70 judul
buku ke dalam katalog online web perpustakaan Balai Litbang Sabo; Pembuatan gunting berita
kebencanaan edisi X (Januari – Juni) dan XI (Juli – Desember); kegiatan fumigasi (Januari 2016,
volume 288m3); dan peningkatan SDM pengelola perpustakaan yang dilaksanakan oleh Biro
Komunikasi Publik Kementerian PUPR (Bimbingan Teknis, 29 April 2016), maupun yang
diselenggarakan oleh Bidang SDK (SLiMS, 14 September 2016).
2. Dokumen Pengadaan (langsung) Peralatan Laboratorium (SPK: Rp197.637.000, CV Nusantek
Refrigerasi) masing-masing 1 (satu) unit berupa: Repeater GPS GNSS Merk Topcon Tipe SRL-
35; Vacuum Cleaner Portable; Alat Pembuat Model (Sander Listrik, Planer Listrik, Gergaji
Jigsaw Listrik, Straight Grinder, Gergaji Saber Listrik dan Mesin Bor Listrik); GPS Android Base;
Mikroskop Portable Digital (Celestron); dan (6 unit) Alat Pendingin Ruangan Kapasitas 2PK
untuk Ruang Laboratorium.

Balai Litbang Rawa menghasilkan 1 (satu) dokumen Operasional dan Pemeliharaan Kapal HATIGA
yang mencakup:

a. Pembayaran sewa tambat kapal HATIGA selama 12 (duabelas) bulan.


b. Pemeliharaan peralatan dan mesin kapal HATIGA selama 12 (duabelas) bulan berupa:
pembelian BBM (Februari: 609,75 liter, April: 1.316,01 liter, Juli: 1.367 liter, dan September:
758 liter); ganti oli sebanyak 1 (satu) drum, perbaikan dinamo mesin induk, selenuit, busing,
melilit armature, kolektur, rotor, setting dan las blehdes; perbaikan dinamo mesin listrik;
pembelian accu N-200; dan overhaul seperti kalibrasi kit repair, conrod bearing, main bearing,
sealassy C/shaft, shield, gasket, grp cyl/head, dan king piston ass.

138 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
c. Rehabilitasi kapal HATIGA berupa pengecatan ruang dapur, kamar mandi, deck depan, deck
belakang, deck 1, deck 2, kamar ruang atas dan bawah, perbaikan dapur dan kamar mandi,
serta perbaikan speedboat.

Terkait dengan pengelolaan perpustakaan Balai Litbang Rawa telah menginventarisasi 369 buku / SNI,
163 majalah, dan 235 laporan penelitian.

4.3.5.11 Output Layanan Perkantoran

Layanan perkantoran ditargetkan dapat terpenuhi selama 12 bulan dan dapat terlaksana 100%.
Adapun cakupan untuk masing-masing Satuan Kerja adalah sebagai berikut: Pembayaran Gaji dan
Tunjangan, Tunjangan Kinerja dan Lembur, Perawatan Gedung Kantor, Perbaikan Peralatan Kantor,
Pengadaan Perlengkapan Kantor, Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4 / 6 / 8 / 10, Perawatan
Kendaraan Bermotor Roda 2, Perawatan Sarana dan Prasarana Gedung, Langganan Daya dan Jasa,
Pengiriman Jasa Pos dan Giro, Operasional Perkantoran dan Pimpinan, Honorarium Satpam, Cleaning
Service, Pramubakti, Supir dan Dokter, serta Pengadaan Pakaian Seragam Pegawai.

Khusus Satuan Kerja Pusair dengan tambahan Honoraroim Dokter dan Penyelenggaraan Poliklinik /
Obat-obatan, serta Satuan Kerja Balai Litbang Sungai dengan tambahan Makanan / Minuman
Penambah Daya Tahan Tubuh.

4.3.5.12 Output Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Peralatan dan fasilitas perkantoran ditargetkan melalui pengadaan sebanyak 18 (delapan belas) unit
dan dapat tercapai sepenuhnya (100%) pada akhir tahun 2016. Jumlah tersebut merupakan gabungan
dengan Perangkat pengolah data dan komunikasi yang pada Perjanjian Kinerja sebelumnya berada
dalam kelompok output yang berbeda. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Bagian Keuangan dan Umum menghasilkan 5 (lima) dokumen output pengadaan sarana dan
prasaran perkantoran, mencakup:

1. Perlengkapan Sarana Gedung (Kontrak Rp549.312.500; CV Duta Sentosa Mandiri), terdiri dari:
AC Split 2,5PK (2 unit); AC Split 1PK (5 unit); LED TV 40” (1 unit); LED TV 43” (2 unit); LED TV
55” (1 unit); Paket Sound System (1 set); Projector (6 unit); Portable Projector (2 unit); Kamera
Digital (3 unit); Kamera Pocket (1 unit); GPS (1 unit); Mesin Fotovopy (1 unit); Mic Wired (2
unit); Mic Wireless Headset (2 unit); HT (5 unit); dan Paket Conference (1 set).
2. Meubelair (SPK: Rp198.236.500; CV Guna Jaya), terdiri dari: Lemari File (3 buah); Lemari Type
1 (6 buah); Lemari Type 2 (9 buah); Kursi Susun (20 buah); Kursi Kerja (6 buah); Meja Kerja (5
buah); dan Kursi Ruang Tunggu (1 set).
3. Pengadaan Buku Perpustakaan (SPK: Rp112.083.400; CV Ginajaya) yang terdiri dari 11
(sebelas) judul buku.
4. Pengadaan Trafo (SPK: Rp209.000.000; PT Menara Citra Utama) dan Gardu Listrik (SPK:
Rp199.172.000; CV Kembar Abadi)
5. Pengadaan Alat Pengolah Data (Kontrak Rp380.000.000; CV Nusantara Teknik), terdiri dari: PC
AIO (3 unit); PC Desktop i7 (5 unit); PC Desktop i5 (8 unit); Scanner A3 (2 unit); UPS1 (1 unit);
SSD card (2 buah); Printer A3 (5 unit); Printer A4 Laser (2 unit); Printer A4 inkjet (8 unit); Laptop

AKUNTABILITAS KINERJA 139


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

(1 unit); UPS2 (1 unit); Harddisk external 2 TB (2 buah) dan 1 TB (5 buah); DVD Eksternal (1
unit); Voice Recorder (2 unit); dan Wireless Pointer (2 buah).

Balai Litbang Irigasi menghasilkan 2 (dua) output melalui kegiatan berupa:

1. Pengadaan Air Condition (AC), Audio dan Alat Pemadam Kebakaran melalui penunjukkan
langsung kepada: PT. Bintang Purnama (KU.02.03/P.05/SPK/Satker-BLTI/I/2016 tanggal 25
Januari 2016) dengan Nilai SPK: Rp.127.687.000,- yang terdiri dari: Air Condition (AC) Split
spesifikasi 2 PK sebanyak 10 unit; Audio terdiri Wireless Michrophone Set, Mixer, Power
Amplfier, Speaker sebanyak 3 unit; dan Alat Pemadam
Dry Cemical Fire Extinguisher YA-20L 6 Kg sebanyak 11
unit.
2. Pengadaan Alat Pengolah Data yang terdiri dari
Personal Computer (PC) sebanyak 12 unit telah
dilakukan pengadaan secara penunjukan langsung
kepada PT. Domas (KU.02.03/P.04/SPK/Satker-
BLTI/I/2016 tanggal 25 Januari 2016) dengan Nilai SPK:
Rp.155.940.000,- Gambar 4.86 Pengadaan PC Balai Litbang
Irigasi Tahun 2016

Balai Litbang Sungai menghasilkan 4 (empat) output melalui kegiatan berupa:

1. Pengadaan Meubelair, total berjumlah 62 unit yang terdiri dari: Lemari arsip besi pintu geser
kaca; Lemari Laboratorium; Locker 1 pintu; Locker 4 pintu; Kursi kerja Kecil; Kursi Kerja Besar;
Sofa Tamu; Meja Tamu; Wire rack set; Locker 6 pintu; dan Meja Kerja.
2. Pengadaan Perlengkapan Sarana Gedung, sebanyak 12 unit alat dan 1 set alat keamananyang
terdiri dari: Air Conditioner 1,5 PK; Tangga Aluminium Panjang; Tangga Aluminium Pendek;
Water heater; Rollerblind; TV LED 55 inch; Handy Talky; Lemari Pendingin / Kulkas; Pompa air;
dan Gergaji Mesin.
3. Pengadaan Buku-Buku Perpustakaan, sebanyak 17 judul dengan masing-masing 1 (satu) buku
yaitu: Fluvial Forms and Processes (David Knighton); Fluvial Remote Sensing for Science and
Management; Sediment Dynamics and the Hydromorphology of Fluvial Systems; Fluvial
Processes In Dryland Rivers(William L. Graf); Fluvial Hydrodynamics (Subhasish Dey);
Fundamentals of Fluvial Geomorphology (Charlton); The Fluvial System (Stanley A. Schumm);
River Flow 2004 Volume 1 dan 2; An Intrudoction to Hydraulics of Fine Sediment Transport
(Ashish J. Mehta); Fluvial Depositional Systems (Andrew Miall); Remote Sensing and GIS
Integration (Qihao Weng); River Processes (Andre Robert); Geomorphic Analysis of River
Systems (Kirstie A. Fryirs and Gary J. Brierley); River Degradation: Issue and Challenges;
Simplified Models for Morphological Evolution of Rivers and Lagoons; Fluvial Hydrosystems
(G. E. Petts and C. Amoros); dan Long Term Hillslope and Fluvial System Modelling (Andreas
Lang, Kirsten Hennrich and Richard Dikau).
4. Pengadaan Alat Pengolah Data, sebanyak 27 unit yang terdiri dari: Desktop PC Intel Core i3;
UPS 650 VA; Notebook Lenovo G40-80; Printer Warna A3; Printer Warna A4; Printer Laser Jet
Mono A4; Scanner A4; Mesin Fax; dan Telepon Single Line (PABX).

140 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Balai Litbang Sabo menghasilkan 2 (dua) output melalui kegiatan berupa:

1. Pengadaan perangkat pengolah data (SPK: Rp68.313.000, CV Nusakomunika Sejahtera))


berupa: Telephone PABX beserta instalasinya (1 unit); AC 1,5PK untuk Ruang pengolah data
dan pemasangannya (5 unit); Printer Wifi all in one (1 unit) dan Printer Inkjet (1 unit)
2. Penambahan Daya Listrik

Balai Litbang Pantai menghasilkan 2 (dua) output melalui kegiatan berupa:

1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Peralatan Sarana Perkantoran berupa Meubelair (SPK:
Rp194.410.000; CV Makmur Jaya) yang terdiri dari: Kursi Kerja (8 buah); Kursi Rapat (16 buah);
Lemari Arsip (10 buah); Lemari Arsip Tipe 2 (5 buah); Filling Cabinet (10 buah); Meja Kerja (9
buah); Meja Rapat (2 buah); dan Mobile File (1 buah).
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Peralatan Sarana Kantor berupa Peralatan Pengolah Data
(SPK: Rp105.000.000; CV Integrasi Solusi Inovatif) mencakup: Laptop (2 unit); Laptop
Toughbook (1 unit); PC Desktop (1 unit); dan Kamera (1 unit).

Balai Litbang Rawa menghasilkan 3 (tiga) output melalui kegiatan berupa:

1. Perlengkapan Kantor, yaitu 1 (satu) unit brankas dengan tinggi 121 meter dan kapasitas 60
liter.
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Gedung, berupa: pemadam api otomatis (8 unit) dengan
spesifikasi saat ampul BONET pecah pada suhu 290-360 derajat; CCTV (1 unit / 8 pcs);
pemadam api tabung gas 3Kg (7 unit); dan selang pemadam kebakaran (2 set).
3. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi, berupa: Printer portable (2 unit);
Laptop i7 Display 15,6HD (1 unit); dan PC Desktop i7 Windows 8.1 (2 unit).

4.3.5.13 Output Gedung / Bangunan

Gedung dan bangunan ditargetkan dapat menghasilkan output seluasi 109 m2 melalui pelaksanaan
kegiatan di Balai Litbang Sungai dan dapat tercapai sepenuhnya (100%), yang mencakup:

1. Penyelenggaraan Laboratorium Balai Sungai, yaitu Pembuatan Saluran Pembagi Debit


Laboratorium.

Gambar 4.87 Saluran Pembagi Debit Laboratorium Balai Litbang Sungai (Tampak depan dan Samping)

AKUNTABILITAS KINERJA 141


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

2. Pengadaan Tambah Daya Listrik, dengan tujuan menjamin kelancaran penggunaan peralatan
elektronik sehingga menambah daya dukung layanan kantor di 2 (dua) titik sebesar 41.500 VA
dan 23.000 VA.

4.4 Capaian Kinerja Terhadap Rencana Jangka Menengah

Pelaksanaan kinerja Pusat Litbang SDA pada 2 (dua) tahun awal perencanaan jangka menengah
(Rencana Strategis 2015-2019) dapat memenuhi target sasaran yang telah ditetapkan (bahkan
sejumlah indikator menunjukkan pencapaian yang cukup signifikan). Namun, hal tersebut tidak
terlepas dari kondisi penyesuaian dokumen Rencana Strategis yang beberapa kali mengalami revisi
sampai dengan perubahan struktur output. Berikut ini adalah capaian kinerja outcome sebagai
kontribusi kepada Badan Litbang terhadap target jangka menengah atau rencana strategis:

Tabel 4.27 Capaian Kinerja Outcome Terhadap Rencana Strategis 2015-2019

Sasaran Target Capaian


No Indikator Kinerja Total
Strategis/Program 2015-2019 2015 2016
Meningkatnya Inovasi
Teknologi Terapan Bidang
PUPR
Jumlah Teknologi yang 20 6 46 10  12
Meningkatnya Termanfaatkan Unit Unit Unit Unit
1 Pemanfaatan Teknologi dan Jumlah Rekomendasi
Rekomendasi Kebijakan Kebijakan yang -
Termanfaatkan
Indeks Kepuasan
Pelanggan terhadap 82% 84,14% 89,33% 89,33%
Layanan Advis Teknis
Indeks Kepuasan
Meningkatnya Kualitas
Pelanggan terhadap
2 Layanan Teknis Kepada 82% - - -
Proses Sertifikasi yang
Stakeholder
Diterbitkan
Indeks Kepuasan
Pelanggan terhadap 82% 76,62% 78,76% 78,76%
Layanan Uji Laboratorium
Sumber: Pengolahan Data Kinerja (2016)

Adapun capaian kinerja output Pusat Litbang SDA terhadap perencanaan jangka menengah adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.28 Capaian Kinerja Output Terhadap Rencana Strategis 2015-2019

Target Capaian
No Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Satuan Total %
2015-2019 2015 2016
1 Teknologi Terapan
- Jumlah Teknologi (Dari Komponen
Teknologi : Naskah Ilmiah, Model Teknologi 49 7 4 11 22,45
Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)
Rekomendasi Kebijakan Dan
2
Pemanfaatan Teknologi
1. Jumlah Naskah Kebijakan Naskah 6 5 1 6 100
2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Naskah 51 11 12 23 45,10

142 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Target Capaian
No Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Satuan Total %
2015-2019 2015 2016
Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot
3
Project)
- Jumlah Penerapan Teknologi
Unit 25 - 2 2 8,00
Terbatas
4 Layanan Teknis dan Alih Teknologi
1. Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Proseding
10 5 2 7 70,00
Publikasi dan Pameran DSP
2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Rekomendasi
61 31 82 113 185,25
Pendampingan Teknis Teknis
3. Jumlah Layanan Pengujian Laporan
42 10 8 18 42,86
Laboratorium Hasil Uji
Data-
4. Jumlah Layanan Data dan Informasi 46 9 13 22 47,83
Informasi
5. Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) Miliar Rupiah 13,026 2,122 1,647 3,769 28,93
5 Layanan Dukungan Manajemen
1. Jumlah Penyusunan Program dan
Dokumen 32 8 6 14 43,75
Anggaran Tahunan
2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan
Dokumen 6 2 1 3 50,00
Pelaporan
3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan
Dokumen 21 12 6 18 85,71
Keuangan
4. Jumlah Pengelolaan BMN Dokumen 15 6 6 12 80,00
5. Jumlah Penyelenggaraan Tata
Persuratan, Kearsipan dan Dokumen 10 6 1 7 70,00
Kehumasan
6. Jumlah Pengembangan SDM Dokumen 6 1 2 3 50,00
7. Jumlah Pengelolaan Administrasi
Dokumen 14 5 6 11 78,57
Kepegawaian
8. Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama Dokumen 5 1 1 2 40,00
9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI Dokumen 3 - - - -
10. Jumlah Administrasi Kesatkeran Dokumen 31 7 6 13 41,94
11. Jumlah Pengembangan Sarana dan
Dokumen 55 21 9 30 54,55
Prasarana Litbang
Bulan
12. Jumlah Layanan Perkantoran 60 12 12 24 40,00
Layanan
13. Jumlah Pengadaan Sarana dan
Unit 54 16 18 34 62,96
Prasarana Kantor
14. Jumlah Peningkatan
M2 8.936 4.030 109 4.139 46,32
Gedung/Bangunan
Sumber: Pengolahan Data Kinerja (2016)

Berdasarkan tabel tersebut baik outcome maupun output Puslitbang SDA masih tercapai sesuai
rencana, bahkan output Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan Teknis sudah melampaui
target 5 (lima) tahunan. Sementara itu, Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) perlu mendapatkan
perhatian disebabkan 2 (dua) tahun terakhir tidak mampu mencapai target, terutama pada tahun
2016.

AKUNTABILITAS KINERJA 143


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

4.5 Realisasi Anggaran

Menurut Munandar (2000), anggaran (budgeting) adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang
berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

4.5.1 Perbandingan Kinerja Keuangan

Dibandingkan dengan periode tahun 2010-2014, maka anggaran tahun 2016 sebagai tahun kedua
perencanaan jangka menengah 2015-2019, Pusat Litbang SDA langsung mendapatkan anggaran yang
mengalami peningkatan signifikan dibandingkan pagu anggaran tahun sebelumnya (2015).
Sebagaimana telah diuraikan pada Bab III: Kapasitas Orgnaisasi, Puslitbang SDA pada DIPA Awal
(APBN) 2016 mempunyai pagu Rp156.000.000.000,- dan kemudian bertambah melalui APBN-P 2016
menjadi Rp166.175.206.000,-

Puslitbang SDA dari tahun ke tahun (2013-2015) berada ditengah trend peningkatan alokasi anggaran
dan kemampuan penyerapannya. Pada tahun 2016 kembali terjadi peningkatan alokasi anggaran
signfikan, namun penyerapan / realisasi anggarannya berbanding terbalik, walaupun masih lebih baik
apabila dibandingkan dengan penyerapan tahun 2012 (86,62%).

Kinerja dan tingkat penyerapan keuangan / realisasi anggaran tahun 2016, berdasarkan e-Monitoring
Kementerian PUPR per tanggal 10 Januari 2016, Pusat Litbang SDA mampu menyerap sebesar
Rp152.266.686.000,- dari alokasi Rp166.175.000.000,- atau sebesar 91,63%. Besaran tersebut sedikit
berada diatas serapan Badan Litbang yang hanya sebesar 91,57%.

180 100,00

160 90,00

140 80,00

70,00
120
Persentase (%)

60,00
Miliar Rupiah

100
50,00
80
40,00
60
30,00
40 20,00
20 10,00

- -
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pagu 148.089.154.000 142.033.673.000 140.456.187.000 147.455.481.000 148.500.000.000 166.175.206.000
Realisasi 140.111.995.000 123.025.055.000 134.416.926.000 143.074.609.000 144.730.453.000 152.266.686.000
Persentase 94,61 86,62 95,70 97,03 97,46 91,63

Sumber: LKIP Puslitbang SDA 2014 (2010-2015) dan e-Monitoring (10 Januari 2017)

Gambar 4.88 Grafik Pagu dan Realisasi Tahun 2011-2016

Adapun perbandingan komposisi anggaran pada tahun 2016 berdasarkan jenis belanja, dibandingkan
dengan komposisi tahun 2014-2015 berikut kinerja penyerapannya adalah sebagai berikut:

144 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Tabel 4.29 Perbandingan Komposisi Anggaran Pusat Litbang SDA 2014-2016 (Berdasarkan Jenis Belanja)

Belanja (Rp Ribuan) Pagu


Tahun
Pegawai Barang Modal Sosial Total
Rencana 28.102.764 77.383.381 41.969.336 - 147.455.481
2014
Penyerapan 91,82% 97,47% 99,70% - 97,03%
Rencana 43.081.115 81.935.267 23.483.618 - 148.500.000
2015
Penyerapan 98,17% 97,01% 97,75% - 97,46%
Rencana 43.204.731 108.841.533 14.128.942 - 166.175.206
2016
Penyerapan 97,92% 88,54% 96,10% - 91,63%
Sumber: e-Monitoring (10 Januari 2017)

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa alokasi belanja pegawai pada tahun 2016
mengalami peningkatan signifikan, dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2015. Demikian pula dengan
komposisi belanja barang tahun 2016 yang meningkat sangat signifikan, sementara belanja modal
pada tahun 2016 mengalami penyusutan dalam 3 tahun terakhir.

Sebaran alokasi dan capaian/realisasi keuangan dan fisik satuan kerja di lingkungan Pusat Litbang SDA
pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.30 Realisasi Keuangan dan Fisik Satuan Kerja (e-Monitoring) Tahun 2016

Realisasi
No Satuan Kerja Pagu DIPA Pagu Blokir
Keuangan (Rp Ribuan) Fisik
Pusat Penelitian dan Pengembangan
1 99.773.758 185.266 87.910.197 88,11 91,48
Sumber Daya Air di Bandung
2 Balai Litbang Irigasi di Bekasi 14.606.621 101.856 14.100.018 96,53 100
3 Balai Litbang Sabo di Yogyakarta 15.383.137 15.205.735 98,85 100
4 Balai Litbang Sungai di Surakarta 13.974.061 168.222 13.652.776 97,70 100
5 Balai Litbang Pantai di Buleleng 13.434.994 60.000 13.085.132 97,40 97,55
6 Balai Litbang Rawa di Banjarmasin 9.002.635 484.656 8.312.828 92,34 100
Total Pusat Litbang SDA 166.175.206 1.000.000 152.266.686 91,63 94,69
Sumber: e-Monitoring (10 Januari 2017)

Satuan Kerja Balai Litbang Sabo mampu merealisasikan anggaran tertinggi (98,85%) dengan kinerja
fisik 100%, diikuti kemudian oleh Satuan Kerja Balai Litbang Sungai. Sementara Pusat Litbang SDA
Bandung hanya mampu menyerap anggaran 88,11% dan realisasi fisik 91,48% dengan diikuti oleh Balai
Litbang Rawa (92,34%) namun mampu menyelesaikan fisiknya 100%.

4.5.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pencapaian Kinerja Keuangan

Dalam pelaksanaan pencapaian kinerja keuangan, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi sehingga
ikut berdampak pada kinerja fisik sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Kendala tersebut
diantaranya:

AKUNTABILITAS KINERJA 145


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Hal itu disebabkan karena terdapat kegiatan Jasa Layanan Litbang Bidang SDA yang hanya mampu
meralisasikan anggaran dan fisik sebesar 72,25% (Penerimaan PNBP jauh dari target yang
direncanakan sebagaimana telah diuraikan pada subbab 4.3.4.5 Output Layanan Jasa Litbang / PNBP),
selain itu terdapat kegiatan yang bersumber dari loan, yaitu:

- Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Hidrologi Milik BBWS/BWS (WISMP) baru mampu


merealisasikan anggaran 78,78% dan fisik 84,53%. Hal ini disebabkan karena masuk dalam
kegiatan APBN-P yang baru disahkan pada bulan Agustus 2016 dan pelaksanaannya harus
menyesuaikan dengan standar Worldbank, sehingga baru dapat terkontak pada tanggal 10
Oktober 2016.
- Kaji Ulang Masterplan Pengendalian Banjir di Cisadane - Jakarta - Bekasi (JUFMP) yang belum
menyerap anggaran ataupun merealisasikan kinerja fisiknya. Sebagaimana dengan kegiatan
WISMP, namun baru akan terkontrak pada tahun 2017. Sebelumnya telah diupayakan untuk
melakukan revisi anggaran sebanyak 2 (dua) kali pada tingkat Direktorat Jenderal Anggaran,
namun tidak dapat diproses sampai dengan berakhirnya tahun 2016.

4.6 Analisis Efisiensi dan Efektivitas Kinerja

Menurut Soekarno K. (1986), yang dimaksud dengan efisiensi ialah perbandingan yang terbaik antara
masukan (“input”) dan keluaran (“output”), atau antara daya usaha dan hasil, atau antara
“pengeluaran” dan “pendapatan.” Dengan demikian, efisiensi dapat dihitung dengan membandingkan
input dan output dari suatu aktifitas organisasi.

Adapun tingkat efisiensi terhadap penggunaan sumber daya dalam LKIP Pusat Litbang SDA tahun 2016
diukur pada input berupa penggunaan anggaran saja dengan output yang dihasilkan atau perhitungan
harga per output yang dibandingkan antara perencanaan awal dengan realisasi pada akhir tahun.

Dalam melaksanakan sasaran kinerja pada tahun 2016, berdasarkan target output yang ditetapkan
dan alokasi anggaran yang tersedia sebagai input, maka dapat terlihat perbandingan pencapaian data
kinerjanya sebagai berikut:

146 AKUNTABILITAS KINERJA


Tabel 4.31 Perbandingan Input, Output, dan Harga setiap Output pada RKT, PK dan Capaian/Realisasi Pusat Litbang SDA tahun 2016

No Sasaran Kegiatan / Indikator Satuan RKT (Rp. Ribuan) PK Revisi (Rp. Ribuan) Realisasi (Rp. Ribuan)
Kinerja Kegiatan Input Target Harga Per Input Target Harga Per Input Capaian Harga Per
Output Output Output
Kegiatan Penelitian dan
156.000.000 166.175.206 152.266.686
Pengembangan Sumber Daya Air
1 Teknologi Terapan
- Jumlah Teknologi (Dari Komponen
Teknologi : Naskah Ilmiah, Model Teknologi 46.055.196 4 11.513.799 52.500.403 4 13.417.822 44.530.874 4 11.132.719
Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)
2 Rekomendasi Kebijakan Dan
Pemanfaatan Teknologi
1. Jumlah Naskah Kebijakan Naskah 510.000 1 510.000 510.000 1 510.000 464.661 1 464.661
2. Jumlah Perumusan SPM (R-3) Naskah 2.968.746 10 296.875 2.818.635 10 234.886 2.767.073 12 230.589
3 Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot
Project)
- Jumlah Penerapan Teknologi
Unit 2.024.820 2 1.012.410 2.581.936 2 1.290.968 2.410.184 2 1.205.092
Terbatas
4 Layanan Teknis dan Alih Teknologi
1. Jumlah Penyelenggaraan
Proseding DSP 2.004.640 2 1.002.320 1.497.691 2 748.846 1.464.592 2 732.296
Diseminasi, Publikasi dan Pameran
2. Jumlah Layanan Advis Teknis dan Rekomendasi
Pendampingan Teknis 1.250.000 32 39.063 1.933.523 34 56.868 1.920.954 82 23.426
Teknis
3. Jumlah Layanan Pengujian Laporan Hasil
Laboratorium 4.253.214 8 531.652 4.075.758 8 509.470 4.023.628 8 502.953
Uji
4. Jumlah Layanan Data dan Data-
Informasi 9.012.025 13 693.233 13.480.415 13 946.887 10.960.684 13 843.130
Informasi
5. Jumlah Layanan Jasa Litbang
Miliar Rupiah 2.246.250 2,292 0,98 2.246.250 2,292 0,98 1.613.633 1,647 0,98
(PNBP)
5 Layanan Dukungan Manajemen
1. Jumlah Penyusunan Program dan
Dokumen 2.434.808 6 405.801 2.307.503 6 388.611 2.223.069 6 370.512
Anggaran Tahunan
No Sasaran Kegiatan / Indikator Satuan RKT (Rp. Ribuan) PK Revisi (Rp. Ribuan) Realisasi (Rp. Ribuan)
Kinerja Kegiatan Input Target Harga Per Input Target Harga Per Input Capaian Harga Per
Output Output Output
2. Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan
Dokumen 1.965.000 1 1.965.000 2.118.209 1 2.118.209 1.998.954 1 1.998.954
Pelaporan
3. Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan
Dokumen 1.144.986 6 190.831 900.326 6 146.028 865.839 6 144.307
Keuangan
4. Jumlah Pengelolaan BMN Dokumen 1.250.312 6 208.385 1.127.392 6 187.899
5. Jumlah Penyelenggaraan Tata 1.895.722 7 270.817
Persuratan, Kearsipan dan Dokumen 700.000 1 700.000 567.140 1 567.140
Kehumasan
6. Jumlah Pengembangan SDM Dokumen 2.128.071 2 1.069.036 2.101.922 2 1.050.961
7. Jumlah Pengelolaan Administrasi 3.192.418 8 399.052
Dokumen 1.067.308 6 178.935 1.032.970 6 172.162
Kepegawaian
8. Jumlah Penyelenggaraan
Dokumen 700.000 1 700.000 627.541 1 627.541 624.466 1 624.466
Kerjasama
9. Jumlah Fasilitasi Pengelolaan HKI Dokumen
10. Jumlah Administrasi Kesatkeran Dokumen 2.347.845 6 391.308 2.112.625 6 352.104 2.098.311 6 349.719
11. Jumlah Pengembangan Sarana dan
Dokumen 4.540.966 9 504.552 4.343.892 9 480.844 4.188.750 9 465.417
Prasarana Litbang
12. Jumlah Layanan Perkantoran Bulan Layanan 64.614.402 12 5.384.534 63.766.960 12 5.313.913 62.112.083 12 5.176.007
13. Jumlah Pengadaan Sarana dan
Unit 2.496.527 16 156.033 2.875.797 18 159.767 2.832.452 18 157.358
Prasarana Kantor
14. Jumlah Peningkatan
M2 342.435 109 3.142 332.051 109 3.046 323.591 109 2.969
Gedung/Bangunan
Sumber: Pengolahan Data Kinerja (2016)
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
Pencapaian output pada tahun 2016 relatif sama dengan pada tahun 2015. Namun, dari sisi
penggunaan anggaran (penyerapan) pada tahun 2016 lebih rendah dibanding pada tahun 2015,
dengan alokasi / pagu anggaran lebih besar. Dengan demikian, apabila tingkat efisiensi diukur dengan
perbandingan tingkat penyerapan dengan tingkat ketercapaian output, maka pelaksanaan anggaran
dan kegiatan tahun 2016 lebih efisien dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, Emerson dalam Handayaningrat (1996:16) menyatakan bahwa Efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian
berdasarkan hasil pengukuran kinerja, Pusat Litbang SDA pada tahun 2016 secara umum telah
menunjukkan efektivitas dalam 1 (satu) tahun dapat memenuhi seluruh sasaran dan target yang
ditentukan melalui sumber daya yang ada (terutama alokasi anggaran, sarana-prasarana dan sumber
daya aparatur).

4.7 Penghargaan

Pada tahun 2016, Satuan Kerja Pusat Litbang SDA meraih penghargaan sebagai berikut:

1. Penghargaan sebagai Satker terbaik ke-9 Mitra Kerja KPPN Bandung II kepada satuan kerja
Pusat Litbang SDA (Bandung).

Gambar 4.89 Penghargaan kepada Satuan Kerja Pusat Litbang SDA dari Kementerian Keuangan pada Tahun 2016

2. Penghargaan kepada Balai Litbang Teknologi Irigasi (Bekasi) sebagai Satker berkinerja Terbaik
dalam Pengelolaan APBN Tahun 2016 dari KPPN Bekasi
3. Penghargaan kepada satuan kerja Balai Litbang Teknologi Irigasi (Bekasi) atas prestasi sebagai
Peringkat Terbaik Ketiga dalam Pengelolaan BMN Badan Litbang 2016 dari Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.

AKUNTABILITAS KINERJA 149


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Gambar 4.91 Penghargaan kepada Balai Litbang Teknologi Irigasi (Bekasi) dari Kementerian Keuangan dan dari Kementerian
PUPR pada Tahun 2016

4. Penghargaan Dutch Engineering Award untuk Kategori


Karya Rekayasa Inovatif dari Persatuan Insinyur Belanda
melalui Kedutaan Besar Belanda atas Program Building
With Nature (Hybrid Engineering), yang dilaksanakan oleh
Direktorat Pendayagunaan Pesisir (KKP), Puslitbang SDA
(Kem-PUPR) dan Pemkab Demak.
Gambar 4.90 Penghargaan Dutch
Engineering Award

4.8 Tindak Lanjut Atas Rekomendasi LKIP Tahun 2015

Berdasarkan LKIP Pusat Litbang SDA tahun 2015, maka terdapat sejumlah rekomendasi yang
ditindaklanjuti pada tahun 2016 ini. Rekomendasi dan tindaklanjut tersebut adalah sebagaimana
berikut ini:

Tabel 4.32 Tindak Lanjut Rekomendasi LKIP 2015

No Rekomendasi Tindak Lanjut


1. Penyesuaian berupa review bahkan revisi Proses revisi sudah dilakukan dan masih dalam tahap
Rencana Strategis pada tingkat Pusat Litbang proses di tingkat Badan Litbang (Renstra Eselon I).
SDA berdasarkan atau mengacu pada revisi Diantara perubahan yang telah dilakukan adalah
Rencana Strategis Badan Litbang dan Rencana terkait struktur output yang kemudian telah
Strategis Kementerian PUPR. Hal ini terutama diimplementasikan kedalam perubahan / revisi
terkait dengan konsep ADIK dalam struktur Perjanjian Kinerja Tahun 2016 pada bulan November
output yang harus diimplementasikan pada 2016. Perubahan tersebut diantaranya
tahun 2016. Hal ini termasuk memperbaiki dan penyederhanaan output (4 menjadi 5) dan
menyederhanakan pengelompokan output penyesuaian satuannya. Adapun terkait
kegiatan, terutama terkait dengan satuan dan penyeragaman output kegiatan antar satuan kerja
substansi kegiatan, serta penyeragaman output dengan lingkup yang sama, pada tahun 2016 masih
kegiatan diantara satuan kerja; belum dapat diseragamkan sepenuhnya.
2. Mengembangkan pemantauan tahapan / Pemantauan melalui sistem informasi berbasis Web
proses kegiatan / pekerjaan dalam rangka sudah dikembangkan melalui SIM-MONEV. Namun,
menghasilkan output (capaian fisik) disebabkan pengembangan dan pelaksanaan

150 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016
No Rekomendasi Tindak Lanjut
dilaksanakan melalui sistem informasi berbasis dilakukan secara paralel, dengan demikian hasilnya
WEB. Hal tersebut dimaksudkan untuk belum optimal dan masih memerlukan sejumlah
mendampingi dan melengkapi pemantauan penyesuaian sistem. Hal itu disebabkan karena
dalam sistem e-Monitoring yang data / pelaksanaan kegiatan bersifat dinamis, sehingga
informasinya lebih handal (reliable) dalam hal perubahan-perubahan yang terjadi harus mampu
capaian dan penyerapan keuangan; diakomodasi oleh sistem.
3. Meningkatkan komposisi/porsi anggaran untuk Alokasi anggaran untuk kegiatan penelitian dan
kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai pengembangan pada tahun 2016 sudah meningkat
core-business unit kerja Pusat Penelitian dan proporsinya seara signifikan dibandingkan dengan
Pengembangan, dalam hal ini bidang Sumber tahun 2015. Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam
Daya Air. Hal itu terutama dalam rangka uraian Bab 3: Kapasitas Organisasi, Subbab: Daftar
dukungan pelaksanaan kegiatan kepada Isian Penggunaan Anggaran
stakeholder utama, yaitu Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air dan optimalisasi kontribusi
pencapaian outcome Pusat Litbang SDA;
4. Melaksanakan pelelangan secara dini untuk Pelaksanaan pelelangan dini sejumlah paket tahun
kegiatan / paket pekerjaan kontraktual, hal ini 2016 sudah dilaksanakan di akhir tahun 2015,
untuk mengantisipasi terjadinya lelang ulang, terutama untuk kegiatan yang bersifat rutin. Jumlah
perubahan lingkungan strategis yang paket yang diumumkan pelelangannya pada akhir
berdampak pada efektifitas dan efisiensi tahun 2015 adalah sebanyak 17 (dari total 30 paket
pencapaian target / sasaran kegiatan lelang tahun 2016), namun yang dapat terkontrak
(perubahan kebijakan, kondisi ekonomi makro, langsung setelah DIPA disahkan hanya 4 (empat)
dsb) dan mengurangi beban pekerjaan pada paket pada Bulan Desember 2015 dan 2 (dua) paket
akhir tahun. pada Bulan Januari 2016.

5. Meningkatkan Kualitas Rencana Mutu Upaya meningkatkan kualitas dokumen RMP pada
Pelaksanaan (RMP) sebagai dokumen rencana tahun 2016 sudah dilakukan dengan beberapa kali
mikro yang dapat diandalkan dalam penajaman substansi kegiatan dan merinci tahapan
perencanaan dan pelaksanaan kinerja, terukur masing-masing kegiatannya.
dalam monitoring-evaluasi, serta dapat
menjadi basis pengendalian kinerja organisasi;
6. Menggabungkan sejumlah kegiatan menjadi Pengelompokan paket/kegiatan Litbang berdasarkan
kegiatan yang lebih terpadu dalam cluster terna kegiatan (pengaturan / pembagian
pelaksanaannya. Hal itu dalam rangka dalarn sub paket sub kegiatan diatur internal di
optimalisasi dan mengatasi keterbatasan tingkat Eselon 2 dan atau Satker). Dari total 228
sumber daya; dan paket kegiatan tahun 2016 di lingkungan Pusat
Litbang SDA, 93 diantaranya masuk dalam kelompok
penelitian dan pengembangan. Dari 93 tersebut
terdapat sejumlah kegiatan yang digabungkan dan
atau dilaksanakan lintas balai sehingga bersifat
terpadu, yaitu menjadi sebanyak 10 kegiatan
terpadu.
7. Merubah pola pelaksanaan kegiatan swakelola Pada tahun 2016 terdapat 30 paket pengadaan
menjadi kegiatan kontraktual melalui jasa barang dan jasa dengan 20 diantaranya berkaitan
konsultansi, terutama pada pekerjaan- langsung dengan kegiatan penelitian dan
pekerjaan yang dapat memanfaatkan jasa pengembangan (6 paket terkait dengan pengadaan
profesi. jasa konsultansi yang memanfaatkan jasa profesi)

AKUNTABILITAS KINERJA 151


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

152 AKUNTABILITAS KINERJA


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sebagaimana disebutkan dalam renstra Kementerian PUPR, penelitian dan pengembangan memiliki
peran sebagai scientific backbone dan sebagai leader dalam bidang teknologi infrastruktur. Pusat
Litbang SDA sendiri sebagai salah satu unit kerja eselon II di bawah Badan Litbang Kementerian PUPR
mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang sumber daya air. Dengan
demikian, tantangan utama yang harus dihadapi adalah tuntutan penyediaan IPTEK siap pakai dalam
hal pendayagunaan air irigasi, mengurangi kelangkaan air baku, memperbaiki kualitas air baku,
mempercepat proses standarisasi, memperluas simpul pemasyarakatan IPTEK bidang sumber daya
air, kerjasama riset dan kompetensi pelaksanaan litbang.

Dalam LKIP ini sudah disajikan sejumlah keberhasilan dan kendala yang harus dihadapi dalam
upayanya memenuhi sasaran kegiatan untuk mendukung tercapainya sasaran program Badan Litbang
dan sasaran strategis Kementerian PUPR. Sasaran tersebut telah dituangkan ke dalam 4 (empat)
indikator kinerja program berskala outcome dan 22 indikator kinerja kegiatan berskala output pada
bidang sumber daya air. Berdasarkan hasil pengukurannya, 1 (satu) indikator kinerja program dapat
tercapai sesuai target, 2 (dua) indikator melampaui target, dan 1 (satu) indikator tidak dapat diukur
sebagai kinerja. Sedangkan dari 22 indikator kinerja kegiatan, hampir seluruhnya tercapai sesuai
target, sementara 2 (dua) indikator melampaui target dan 1 (satu) indikator tidak memenuhi target.
Capaian indikator tersebut sama dengan tahun sebelumnya (2015), kendatipun jumlah indikatornya
hanya 16.

Pada sisi penggunaan anggaran, tahun 2016 ini hanya dapat terserap sebesar 91,63% atau jauh lebih
rendah dari serapan tahun 2015 (97,46 %), hal ini menunjukkan bahwa Pusat Litbang SDA dengan
peningkatan pagu yang signifikan kurang optimal dalam pemanfaatan anggarannya.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan pelaksanaan kinerja Pusat Litbang SDA di lingkungan Badan Litbang dan Kementerian
PUPR, maka terdapat sejumlah rumusan rekomendasi yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam
rangka perbaikan pelaksanaan kinerja berikutnya. Rekomendasi tersebut diantaranya adalah:
1. Pada tahun 2016, alokasi anggaran yang dihabiskan untuk mencapai output 4 (empat)
teknologi seolah-olah terlihat sangat besar (30%). Hal itu disebabkan terdapat sejumlah
kegiatan yang masih dalam proses litbang dan belum mencapai kriteria teknologi yang siap
diterapkan, sehingga tidak terhitung dalam capaian output kendatipun terdapat pembiayaan.
Oleh karena itu, tahun 2017 perencanaan kegiatan litbang bidang sumber daya air harus lebih
banyak diarahkan pada penerapan-penerapan teknologi terbatas (pilot project).

PENUTUP 153
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

2. Perencanaan untuk target penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) perlu lebih
dioptimalkan, hal itu disebabkan selama 2 (dua) tahun terakhir belum mampu mencapai
target tahunan, terutama pada tahun 2016.
3. Pelaksanaan kegiatan yang terkait langsung penelitian dan pengembangan dengan wujud
keluaran fisik berupa Pilot Project, Prototip, dan Model Fisik skala penuh harus dapat didorong
penyelesaiannya paling lambat pada bulan Oktober. Dengan demikian, pada bulan November
dan Desember difokuskan untuk penyusunan Laporan dan Output Kegiatan, serta persiapan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan tahun 2018.

154 PENUTUP
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Daftar Pustaka

Dessler, Garry. 1999. Human Resources Management. London: Prentice Hall

Direktorat Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan. 2014. Kajian Terhadap Pelaksanaan
Evaluasi Pembangunan. Jakarta: Bappenas

Handayaningrat. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Erlangga.

K, Soekarno. 1986. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Miswar

Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan. 2009. Pedoman Evaluasi dan Indikator Kinerja
Pembangunan. Jakarta: Bappenas.

Munandar, M. 2000. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja.


Cetakan Ketigabelas. Yogyakarta: BPFE

Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor 52 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Kementerian PAN dan RB.
Jakarta

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra
K/L) 2015-2019. Bappenas. Jakarta

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 15
tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Kementerian PUPR. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 34
tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Kementerian PUPR. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 13.1
tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kementerian PUPR. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara. Sekretariat Negara. Jakarta

Daftar Pustaka 155


LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2016 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

156 Lampiran
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2016

Lampiran

1. Perjanjian Kinerja 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
2. Matriks Program dan Pendanaan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 (Revisi 2016)

Lampiran 157
PERJANJIAN KINERJA
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR
NO SASARAN STRATEGIS / PROGRAM / KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET OUTCOME
1 2 3 4

1 Sasaran Program / Outcome 1 : 1. Jumlah Teknologi yang Termanfaatkan 6 unit


Meningkatnya Pemanfaatan IPTEK oleh Stakeholders
2. Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang -
Termanfaatkan

2 Sasaran Program / Outcome 2 : 1. Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap 74,00 %


Meningkatnya Kualitas Layanan Teknis Kepada Layanan Advis Teknis
Stakeholders
2. Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap 74,00 %
Proses Sertifikasi yang Diterbitkan

3. Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap 74,00 %


Layanan Uji Laboratorium

Jumlah Anggaran :
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bidang Sumber Daya Air : Rp 166.175.206.000,- (Seratus Enam Puluh Enam Milyar Seratus Tujuh Puluh
Lima Juta Dua Ratus Enam Ribu Rupiah)

Bandung, November 2016


Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air

Dr. Ir. Danis H. Sumadilaga, M.Eng.Sc Dr. Ir. William Marcus Putuhena, M.Eng
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR
Target 2016
No. Sasaran Strategis/Program/Kegiatan Indikator Kinerja
Input Output
1 2 3 4 5
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan PUPR
Sumber Daya Air

1 TEKNOLOGI TERAPAN
a Teknologi Jumlah Teknologi (dari komponen teknologi : Naskah 52.500.403.000 4 Unit
Ilmiah, Model Sistem, Model Fisik, Prototype, R-0)
2 REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN PEMANFAATAN
IPTEK
a Naskah Kebijakan Jumlah Naskah Kebijakan 510.000.000 1 Naskah
b R-3 Jumlah Perumusan SPM (R-3) 2.818.635.000 10 Naskah

3 PENERAPAN TEKNOLOGI TERBATAS ( Pilot Project )


a Penerapan Teknologi Terbatas Jumlah Penerapan Teknologi Terbatas 2.581.936.000 2 Unit
4 LAYANAN TEKNIS DAN ALIH TEKNOLOGI
a Penyelenggaraan Diseminasi, dan Sosialisasi, Jumlah Penyelenggaraan Diseminasi, Publikasi dan 1.497.691.000 2 Proseding DSP
Pameran
b Layanan Advis Teknis Jumlah Layanan Advis Teknis dan Pendampingan 1.933.523.000 34 Rekomendasi Teknis
Teknis
c Layanan Pengujian Laboratorium Jumlah Layanan Pengujian Laboratorium 4.075.758.000 8 Laporan Hasil Uji
d Pelayanan Data dan Informasi Jumlah Pelayanan Data dan Informasi 13.480.415.000 13 Data-Informasi
e Layanan Jasa Litbang (PNBP) Jumlah Layanan Jasa Litbang (PNBP) 2.246.250.000 2.292.000.000 Rupiah
5 LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN
a Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan Jumlah Penyusunan Program dan Anggaran Tahunan 2.307.503.000 6 Dokumen
b Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Jumlah Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan 2.118.209.000 1 Dokumen
c Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Jumlah Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan 900.326.000 6 Dokumen
d Pengelolaan BMN Jumlah Pengelolaan BMN
e Penyelenggaraan Tata persuratan, Kearsipan dan Jumlah Penyelenggaraan Tata persuratan, Kearsipan 1.950.312.000 7 Dokumen
Kehumasan dan Kehumasan
f Pengembangan SDM Jumlah Pengembangan SDM
3.195.379.000 8 Dokumen
g Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Jumlah Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
h Penyelenggaraan Kerjasama Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama 627.541.000 1 Dokumen
i Administrasi Kesatkeran Jumlah Administrasi Kesatkeran 2.112.625.000 6 Dokumen
j Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Jumlah Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang 4.343.892.000 9 Dokumen
k Layanan Perkantoran Jumlah Layanan Perkantoran 63.766.960.000 12 Bulan Layanan
l Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 2.875.797.000 18 Unit
m Peningkatan Gedung/Bangunan Jumlah Peningkatan Gedung/Bangunan 332.051.000 109 m2
TOTAL 166.175.206.000

Anda mungkin juga menyukai