ABSTRAK
Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada usia dibawah 19 tahun dan sebanyak
5,1% disebabkan oleh stres. Umur lebih dari 15 tahun 6,0% mengalami stres karena
remaja mengalami perubahan psikologis. Hal sama juga terjadi pada remaja yang
dipesantren. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan tingkat stres dengan siklus
menstruasi. Jenis penelitian ini adalah analitik, dengan pendekatan cross sectional pada
186 sampel yang ditentukan dengan teknik total sampling, data dikumpulkan
menggunakan kuesioner siklus menstruasi dan kuesioner DASS 42. Hasil penelitian
menunjukan sebagian besar responden mengalami tingkat stres normal dengan siklus
menstruasi normal 84 (45,2%), siklus menstruasi pendek 46 (24,7%), siklus menstruasi
panjang 8 (4,3%). Responden yang memiliki tingkat stres ringan dengan siklus menstrusi
pendek 8 (4,3%), siklus menstruasi normal 17 (9,1%), siklus menstruasi panjang 1
(0,5%). Responden yang memiliki tingkat stres sedang dengan siklus menstruasi pendek 7
(3,7%), siklus menstruasi normal 10 (5,4%). Responden yang memiliki tingkat stres berat
dengan siklus menstruasi pendek sebanyak 3 responden (1,6%), siklus menstruasi normal
2 responden (1,1%) Berdasarkan hasil uji spearman dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan siklus menstruasi (p-value
= 0,340;CI=95%). Bagi siswi diharapkan dapat mengatur jadwal kegiatan dengan jadwal
istirahat agar dapat memberikan efek yang baik bagi kesehatan.
REFERENSI