Pemeriksaan Tes IgC, IgM Dengue metoda Rapid Tes Card …….. 217
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Buku register
2. Alat tulis
3. Jam
4. Penggaris
TATA LAKSANA
1. Laboratorium
UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
4. UGD
ADMINISTRASI SPESIMEN
RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 1/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
10. Ambil spesimen lain yang diminta (Usap nasofaring, Pus dari
PROSEDUR luka, secret uretra)
(Lanjutan)
11. Persilahkan pasien menyiapkan spesimen yang diminta (Urin,
Tinja, Sputum) dengan memberi wadah yang sesuai.
1. Laboratorium
UNIT TERKAIT
2. R. Inap
PENGOPERASIAN KOMPUTER
ADMINISTRASI
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 1/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PERSIAPAN
ALAT :
Komputer
Printer
BAHAN :
Kertas printer
Microbact
TATA LAKSANA :
Menu utama :
PROSEDUR PERSIAPAN
Alat :
1. Komputer
2. Printer
Bahan :
Kertas printer RS Tebet bergaris
Tatalaksana :
1. Nyalakan komputer sampai ke menu Utama
2. Nyalakan printer
3. Masukkan kertas printer polos berjudul RS Tebet
4. Klik Micro positif (Master Positif)
5. Pilih sheet 2
Isi Nama Pasien
Dokter
No. RM
Ruang
No Lab
Bahan
Pemeriksaan
Tanggal kirim
PROSEDUR PERSIAPAN
Alat :
1. Komputer
2. Printer
Bahan :
Kertas printer RSUK CIRACAS bergaris
Tatalaksana :
PROSEDUR ALAT :
1. Komputer
2. Printer
TATA LAKSANA :
1. Klik My Computer
3. Klik Open
5. Cari tahun, nomor sampel, nama pasien yang akan dicetak. Klik
2x. untuk hasil Negatif ketik Password “Patologi” enter
PENGERTIAN Penelusuran dan penanganan sampel yang belum dikirim dari ruang
Rawat Inap atau sampel yang belum diambil dari pasien rawat jalan
yang datang ke Laboratorium
PROSEDUR 1. Tulis di buku “Bahan sample belum ada” : Nama, Lokasi, Nomor
Laboratorium, tanggal, jenis pemeriksaan yang belum
dikirim/diambil spesimennya.
KEBIJAKAN Analis menempel setiap hasil out, laporan hasil manual, test card
dengan staples dibagian belakang formulir permintaan dan buku
Quality Control
TUJUAN Sebagai data untuk mengetahui Pra Analisa Laboratorium juga, untuk
melihat beban kerja ataupun produktifitas Laboratorium
PROSEDUR 1. Hitung jumlah spesimen yang diterima setiap hari selama satu
bulan
2. Hitung jumlah spesimen yang layak dan tak layak diperiksa dinilai
dari spesimen yang beku, hemolysis, kurang volumenya.
2. Direktur Medik
5. Letakkan hasil pasien Rawat Jalan ditepat hasil lab. Rujukan dan
catat dilembar ekspedisi R. Jalan
PROSEDUR 1. Sampel pagi dikirim ke Laboratorium pkl 7.00 sampai pkl. 12.00
hasil. Laboratorium selesai pkl. 14.00.
3. Letakan hasil yang sudah diotorisasi dan diberi nama dan paraf di
baki HASIL SELESAI OTORISASI Rawat Jalan /Rawat Inap,
RUTIN atau CITO/BAKI MERAH
4. Siapkan ekspedisi Rawat Inap dan Rawat Jalan yang terdiri dari
kolom, nama, nomor laboratorium, lokasi, nama dan tanda tangan
penerima hasil.
ADMINISTRASI HASIL
LABORATORIUM
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR Rawat jalan (Informasi) dengan ekspedisi dan letakkan dimap pasien
(Lanjutan) R. Inap di Laboratorium yang diambil petugas R. Inap dengan
ekspedisi
3. Pada awal bulan, masukan semua arsip dari Odner tanggal 1 bulan
lalu kedalam kantong plastik dan tulis tanggal, bulan, tahun
dengan spidol diatas kantong plastik
PROSEDUR MIKROBIOLOGI
(Lanjutan) BUKU INDUK :
1. Tulis bperiode hasil pada buku induk Mikrobiologi dan nomor urut
dipunggung buku induk
COPY HASIL :
RUJUKAN
BUKU INDUK :
1. Tulis periode tanggal, tahun dibuku induk rujukan dan nomor urut
dipunggung buku
PROSEDUR 1. Isi lembaran resep (rangkap dua) dengan nama alat kesehatan
yang akan diminta, yang ditandatangani oleh Kepala Pelayanan
Laboratorium Patologi Klinik
1. Isi formulir pengembalian kas bon sesuai yang diminta, tulis nama
dan bubuhkan tanda tangan personil laboratorium yang bertugas
dikolom yang ditentukan.
1. Isi formulir pengembalian kas bon sesuai yang diminta, tulis nama
dan bubuhkan tanda tangan personil laboratorium yang bertugas
dikolom yang ditentukan.
KEBIJAKAN Pengambilan spesimen darah dilakukan oleh perawat atau Analis yang
sudah mahir mengambil darah
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat
1) Spuit 2 ½ cc, 5 cc, 10 cc
2) Holder dan jarum untuk sampling dengan vacutainer
3) Tabung
4) Karet pembendung (manset)
5) Pot urin, tinja
6) Kapiler Hematokrit
7) Lancet steril
8) Gelas objek
9) Gelas penutup
10) Swab steril
11) Scalpel
12) Autoclix
13) Microblade
2. Bahan
1) Anti koagulans : Tabung EDTA, Na.Citrat 3,8 %, heparin.,
NaF.
2) Pegawet urin : Toluen, HCL pekat
3) Alkohol 70
TEHNIK PENGAMBILAN DAN
PENAMPUNG SPESIMEN
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
2/8
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
TATA LAKSANA
Pengambilan Spesimen
1. Petugas : Analis,Perawat
- Lokasi pengambilan
Ujung jari 2/3/4 pada orang dewasa
Daun telinga pada anak-anak
Tumit,ibu jari kaki pada bayi
PROSEDUR - Gula dengan metoda rapid, tes waktu terhadap tekanan tombol
(Lanjutan) autoclix, masukkan lancet ke dalam lubang
autoclix dengan cara memutar lepaskan tombol autoclix
sehingga lancet masuk.
- Bersikan lokasi dengan alcohol 70% biarkan kering
- Tusuk dengan cepat lancap steril, cukup dalam
- Pada jari tegak lurus pada garis-garis sidik jari, pada telinga
tusuk pinggirannya
- Buang tetesan darah pertama dengan kapas steril tetes darah
selanjutnya diambil ( janggan di peras-peras jarinya )
- Buang lanset kewadh limbah padat tajam infeksius
2) Darah vena
a. Dengan Semprit
- lokasi pengambilan: ven acubiti ( prioritas pengambilan adalah
vena media cubital, prioritas
kedua : vena cephalical, ketiga : vena basilical
( hati hati :vena basilica dekat arteri dan syaraf)
bila susah diambil yang di bagian dorsum tangan )
TEHNIK PENGAMBILAN DAN PENAMPUNG
SPESIMEN
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
4/8
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
c. Urin
- urin rutin tampung minimal 12cc dalam wadah bermulut lebar
bersih dan tutup diberilabel nama/nomor laboraturium
- pemeriksaan kultur urin :
diambil secara aseptik dengan punkis suprapublic
langsung dari kandung seni (urin SPP) oleh dokter
Urin porsi tengah ditampung dalam wadah steril
(sebelum darah orificium urethara dibersihkan di
bersihkan dengan sabun
TEHNIK PENGAMBILAN DAN PENAMPUNG
SPESIMEN
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
6/8
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
d. Faeces
- faces rutin : ambil faeces secukupnya ( sebesar kelereng ) dan
di masukan ke dalam wadah sebanyak ½ wadah
- faces kultur : dengan swab steril dari rectum ( rectal swab )
dan dimasukan wadah seteril / media Transport ( oleh
dokter/perawat )
g. Sumsum tulang
Ambil dengan tehnik tertentu oleh dokter dan di buatkan hapusan
darah pada kaca objek untuk pemeriksaan kultur atau
pemeriksaan patologi Anatomi
Diambil dengan scalpel kering dan bersih dengan membuat
kerokan kulit dan di letakan di atas kaca abjek untuk di periksa
TEHNIK PENGAMBILAN DAN PENAMPUNG
PROSEDUR
(Lanjutan)
19 Tabung Naf Tutup abu-abu Darah vena 2cc Gula darah cito/Laktat
PENGERTIAN
Penyimpanan sisa serum diruangan beku lemari pendingin, sisa cairn
liquor cairan tubuh lain di lemari es-4-8 oC dan sisa darah EDTA di
suhu ruangan
TUJUAN
untuk dapat diperiksa ulang bila ada pemeriksa yang terlupa atau
bermasalah
KEBIJAKAN Semua sampel darah / serum/cairan tubuh /liquor harus di simpan
sesuai ketentuan
PROSEDUR I. SERUM
1. Pisahkan sisa serum dan tempat dalam tabung plastik yang
telah di beri nomor laboratorium hari
2. Kumpulkan tabung – tabung serum dari satu hari
pemeriksaan mulai nomor satu sampai dengan nomor
terakir urutan laboratorium hari tersebut
3. Ikat kumpulan tabung tersebut dengan gelang karet dan
tutup seluruhan permukaan tabung dengan parafilm
4. tulis diatas parafilm dengan spindol tanggal dan bulannya
5. Simpan di lemari pendingin selama dua minggu
6. Buang serum yang telah lewat 2 minggu kedalam kantong
limbah infeksius setiap hari (first in frist out )
7. buat kartu tanggal pemeriksaan dan pembuangan serum
beri tanda pemasukan (√)dan pengeluaran serum (√)
KEBIJAKAN 1. Analis memahami cara pengoperasian Alat Cell Dyn 3200 sebelum
memulai analisa.
2. Analis melakukan quality control dan maintenance setiap hari.
PROSEDUR PERSIAPAN :
Alat Cell Dyn 3200 dinyalakan terus menerus dengan bantuan UPS.
TATA LAKSANA :
1. Lakukan pengecekan alat dan reagensia setiap pagi pada awal kerja
meliputi :
1) Alat masih dalam keadaan ON dan tampak ready pada layar
monitor.
2) Probe dalam keadaan baik dan bersih.
3) kertas printer ada
4) Reagensia semua cukup
2. Ganti reagens yang habis, catat dilembar stok harian tanggal &jam
pengantian reagens
PROSEDUR Cleaner
(lanjutan) 4) Back Ground Otomatis
Back Ground yang dapat diterima
WBC < 0,3 x 103/ uL
RBC <0,03 x 100/ uL
HGB < 0,20 g/dL
PLT < 10,0 x 103 / uL
5) Basahi kertas Dyn A Wipe dengan Enzymatic Cleaner (Larutan
1 : 1 dengan Aguabidest)
6) Bersihkan bagian bawah wash blok
8. Keterangan :
1) Hasil pemeriksaan akan otomatis dikirim ke computer
administrasi.
2) Bila melakukan pengenceren pada sample (sampel yang hasilnya
melebihi batas linear alat atau hasil Trombosit yang rendah
palsu karena clumping oleh EDTA ):
Tulis hasil dengan mengalikan hasil diprintout hasil yang
dikoreksi dengan faktor pengenceran dan beritahu petugas
Administrasi untuk mengganti hasildi computer secara manual
dengan hasil yang sudah dikoreksi.
3) Cara perlakuan Quality Control :
Keluarkan botol QC dari lemari es.
Diamkan disuhu ruangan 15 menit.
Homogenkan tabung dengan posisi berdiri digulingkan
antara kedua telapak tangan 20 x.
Homogenkan tabung dengan posisi terbalik.
PENGOPERASIAN ANALYSER
HEMATOLOGY CELL DYN 3200
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 4/4
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR HARIAN :
1. Periksa reagen masih cukup
2. Periksa kertas printer cukup
3. Auto Clean
Bekerja otomatis
Membersihkan Shear valve, RBC/PLT Mixing Chamber,
WBC Mixing Chamber, Optical Flow Cell, Open Sampel
Probe, Jarum dalam Tower Module dan semua Saluran
Cairan
Letakkan Tabung berisi Enzymatic Cleaner (± 1,5 cc)
dibawah probe dan tekan tombol Auto Clean, sampai
terdengar bunyi alat (± 30 detik)
Setelah Auto cvlean selesai (±15 menit) alat akan
Background 3x untuk membilas system.
Cek Background masuk criteria, bila tidak lakukan
Background ulang atau lihat Troubleshooting
BULANAN :
1. Fan Filter Cleaning
Lakukan prosedur shutdown sehingga alat dalam kondisi
Standby
PEMELIHARAAN ALAT CELL DYN 3200
RUMAH SAKIT UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1. Darah Citrat
a. Nilai hematokrit 40 – 520 % : darah pasien sebanyak 9.0 ml
dimasukan dalam tabung vakum yang telah berisis 1 ml Na
Citrat 0,109 M perbandingan (1:9)
D. Cara kerja :
1) 3 Kuvet diisi PRP 500 ul dengan 1 stirr barr dan 1 kuvet PPP
500 ul tanpa stir barr. Inkubasi kuvet 3 meit 37oC dalam
incubation Wells
2) Pindahkan 1 kuvet berisi PPP kelubang optical Chamber
Tekan SET SWITCH keangka 1
3) Letakkan 3 kuvet berisi PRP kedalam optical chamber, lalu
tekan TOMBOL STIRRER kearah ON. Inkubasi ke 4 kuvet
ini 3 menit pada suhu 37oC.
Klik Trace 2, 3, 4, lalu klik Copy .Klik OK
H. Keterangan :
Pada pengambilan darah pasien yang diperiksa Agregasi
Trombosit, perlu ditanya dan dicatat obat yang diminum.
UNIT TERKAIT Laboratoruim
PEMELIHARAAN ALAT
CHRONOLOG AGREGOMETER
RUMAH SAKIT
UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN 1/1
CIRACAS
PROPINSI DKI
JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
STANDAR Direktur Utama
PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR 1. Bersihkan bagian luar alat dengan menggunakan campuran air dengan
detergent dengan perbandingan 3:1.
2. Bersihkan lubang-lubang PRP dan PPP dari debu dan gunakan selalu
penutupnya jika alat tidak digunakan.
3. Matikan alat dan computer jika sudah selesai digunakan
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
2. Bahan :
2. Reagen :
PT (Neoplastin CL plus)
APTT (CK Prest) dan Cacl2
Fibrinogen (Fibritest)
TT (Thormbin Time)
PROSEDUR TATALAKSANA :
(lanjutan) 1. Sampel : -
- Pengambilan Sampel
Bendung Vena seminimal mungkin, gunakan darah
dari semprit ke 2.
Pindahkan sampel ke tabung Nacitrat 3,8% dengan
cara jarum dilepas dan darah dialirkan kedinding
(Darah 4 ½cc, Nacitrat 3,8% 0,5 cc).
Pencampuran darah dan Na citrat, dengan membolak
balikkan tabung beberapa kali jangan sampai timbul
busa (tidak boleh di kocok).
- Penyimpanan sampel
Sentrifugasi 4000 RPM selama 15 menit.
Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan.
Bila di simpan harus ditutup dan disimpan pada 40 C
(< 4 jam) diatas 4 jam penyimpanan pada suhu 200 C
dan waktu pemeriksaan dicairkan cepat pada suhu 370
C
2. Quality Control
- Larutkan satu Vial Quality Control dengan Aguabidest 1
ml dan dibagi-bagi dalam 10 Micro tube (100 uL) untuk
disimpan beku. Catat tanggal dan QC Hemostase pada
micotube.
- Lakukan Quality Control Hemostase sebelum test.
- Hasil Quality Control dicek apakah masuk range.
- Print out Quality Control ditempelkan dalam buku Quality
Control.
- Masukan nilai-nilai QC : target dan 2 SD nya dalam
program QC komputer.
- Buat grafik Quality Control. Atau print dari computer
untuk periode 1 bulan.
PEMERIKSAAN HEMOSTASE DENGAN ALAT
ST-azt DIAGNOSTICA STAGO
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 3 /7
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR PENGOPERASIAN :
(lanjutan)
Nyalakan alat dengan menekan tombol ON dibelakang alat
Tunggu pemanasan alat+ 5 menit
1. Pemeriksaan : PT
Reagen : Neoplastin CL Plus
- Pencampuran Reagen :
Tuang seluruh isi Reagen dari botol Reagen 2 ke dalam
botol Reagen 1 dari Kit yang sama. Setelah pencampuran
diamkan Reagen di suhu ruang ( 18 - 250 C ) selama 30
menit.
- Penyimpanan Reagen :
Setelah dilarutkan Reagen tetap stabil sealam :
8 jam pada suhu 370 C
48 jam pada suhu 20 + 50 C
8 jam pada suhu 2 – 80 C
Reagen tidak boleh dibekukan
- Prosedur Test :
PROSEDUR Catatan :
(lanjutan) Memasukan nilai INR :
- Tekan 3 (Test Parameter)
- Pilih Test PT
- Masukkan Max time : 100 detik
Inkubasi time : T2 : 60 detik
T1 : 0 detik
- Pilih Single
- Enter
- Satuan pilih 8 (Ratio / INR) ENTER
- Masuk nilai S1, ENTER
- Ke menu awal
2. Pemeriksaan : APTT
Reagen :_C.K.Prest, Ca CL2
- Pencampuran Reagen :
Putar secara perlahan reagen 2 sampai larut, kemudian tuang
seluruh isi botol kedalam botol Reagen 1 dari Kit yang sama,
setelah pencampuran diamkan Reagen disuhu ruang ( 18 – 250
C) selama 30 menit.
- Penyimpanan Reagen :
Setelah dilarutkan Reagen 1 tetap stabil selama 48 jam pada
suhu 20 + 50 C, 7 hari pada suhu 2 – 80 C Reagen tidak boleh
dibekukan.
- Prosedur Test :
Letakkan Kuvet bersama Stirr Bar dikolom Inkubasi selama 3
menit sebelum melakukan pemeriksaan.
Tekan menu 1 (Test Mode) lalu tekan enter pilih no.2 (APTT)
masukkan nomor pasien sesuai dengan banyak sampel, lalu
tekan enter dan layar akan berubah ke layar kerja.
Masukan 50 ul Plasma / kontrol dan 50 ul Reagen C.K Prest
kedalam Kuvet, tekan tombol timer untuk mulai Inkubasi.
PEMERIKSAAN HEMOSTASE DENGAN ALAT
ST-azt DIAGNOSTICA STAGO
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
5 /7
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
- Pencampuran Reagen
Untuk Fibri Prest A2 larutkan dengan 2 ml Aguabidest.
Diamkan selama 30 menit.
- Penyimpanan Reagen
Setelah dilarutkan Reagen tetap stabil selama 7 hari pada
suhu 20 +50 C, 14 hari pada suhu 2 – 80 C.
- Prosedur Test :
Letakkan Kuvet bersama Stirr Barr dikolom Inkubasi selama
3 menit.
Tekan Menu (Test Mode) lalu tekan ENTER pilih nomor 3
(Fibrinogen) masukkan nomor pasien lalu tekan ENTER.
Lakukan pengenceran Plasma / Kontrol 20 x ditabung plastik
(50 ul plasma / control + 950 ul buffer owren), setelah
pengenceran lakukan test segera.
Masukkan 100 ul Plasma yang telah diencerkan kedalam
Kuvet, tekan tombol timer untuk mulaiInkubasi.
PEMERIKSAAN HEMOSTASE DENGAN ALAT
ST-azt DIAGNOSTICA STAGO
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
6 /7
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
- Pencampuran Reagen :
Untuk STA Thrombine A2 larutkan dengan 2 ml Aguabidest.
Diamkan selam 30 menit.
- Penyimpanan Reagen :
Setelah dilarutkan Reagen tetap stabil selama 2 hari pada
suhu 20 + 500 C.
14 hari pada suhu 2 – 80 C
- Prosedur Test :
Letakkan Kuvet bersama Stirr Barr dikolom Inkubasi selam 3
menit.
Tekan menu 1 (Test Mode) lalu tekan enter, pilih nomor 6
(Others), pilih nomor 2 (TCT), pilih nomor 3 (Thrombine
Time) masukkan nomor pasien sesuai banyaknya pasien lalu
tekan enter.
PEMERIKSAAN HEMOSTASE DENGAN ALAT
ST-azt DIAGNOSTICA STAGO
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
7 /7
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR Tekan menu 1 (Test Mode) lalu tekan enter, pilih nomor 6
(lanjutan) (Others), pilih nomor 2 (TCT), pilih nomor 3 (Thrombine
Time) masukkan nomor pasien sesuai banyaknya pasien lalu
tekan enter.
Masukkan 100 ul Plasma / kontrol kedalam Kuvet, tekan
tombol timer untuk memulai Inkubasi.
Pada detik ke 50 alarm akan berbunyi menandakan waktu
Inkubasi sudah hampir selesai, pindahkan Kuvet kekolom
pengukuran.
Masukkan Reagen Thrombine 100 ul kedalam Kuvet besama
dengan tombol dengan tombol pengukuran (PIP).
CATATAN :
Semua printout hasil alat dicheck oleh analis yang mengerjakan dan
diparaf, selanjutnya ditempelkan dibrief pasien yang bersangkutan.
UNIT TERKAIT Laboratorium
PEMELIHARAAN ALAT ST-ast STAGO
HEMOSTASE
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Nyco Card Reader II
2) Pipet 50 ml
2. Bahan :
TATA LAKSANA
1. Masukkan 50 uL Washing Solution kedalam test Device, biarkan
meresap + 50 detik.
2. Masukan 50 uL sampel (Plasma) atau Kontrol kedalam test
Device, biarkan meresap + 45 detik.
3. Masukkan 50 uL Conjugat kedalam test Device, biarkan meresap
+ 45 detik.
4. Baca dengan menggunakan alat Nyco Card Reader II dalam 2
menit.
PEMERIKSAAN D.DIMER
RUMAH SAKIT UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2 /2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PENCATATAN HASIL
Catat hasil D Dimer pada lembar hasil D Dimer, bubuhkan paraf
PENGARSIPAN
Tempelkan lembar hasil D Dimer pada Brief pasien.
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1. Mikroskop
2. Kamar hitung Improved Neubauer
3. Pipet sahli / mikro pipet 20 ul
4. Tabung reaksi
5. Pipet volumetrik 1 ml
TATA LAKSANA
II. Perhitungan
Jumlah lekosit = 50 x N / mm3
Nilai normal : Dewasa = 4.000 – 10.000 / mm3 darah
Bayi = 9.000 – 12.000 / mm3 darah
III. Catatan :
- Bila jumlah lekosit sedikit (< 300 / mm3), pengenceran
diperkecil.
- Bila jumlah lekosit banyak (leukemia), pengenceran
diperbesar.
TUJUAN Melihat apakah ada aktivitas sel Neutrophil kekiri atau kanan.
KEBIJAKAN Analis menghitung sel Neutrofil dan Batang pada hapus darah tepi
sampai jumlah kedusel mencapai 100
PROSEDUR PERSIAPAN
3. Alat :
1) Mikroskop
2) Gelas Obje
4. Bahan :
1) Darah EDTA
2) Larutan giemsa
3) Metanol
4) Bufer pH 7,0
TATA LAKSANA
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
- Mikroskop
- Kamar hitung improved Neubauer
- Pipet sahli / mikro pipet 20 ul
- Tabung reaksi
- Pipet volumterik 1 ml
TATA LAKSANA
PROSEDUR 7. Perhitungan :
(lanjutan) Jumlah eritrosit = 10.000 x N / mm3
Nilai normal = Pria dewasa : 4.5-6.0 juta / mm3
darah
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
- Mikroskop
- Gelas objek
- Cat Giemsa / Wright
- Oil imersi
TATA LAKSANA
5.000.000
Jumlah Trombosit = x Jumlah Trombosit
/mm3 Jumlah Eritrosit dalam 10 LP
dalam 10 LP
PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2 /2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
UNIT TERKAIT Laboratorium
PEMERIKSAAN RETIKULOSIT
RUMAH SAKIT UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
KEBIJAKAN Analis menghitung jumlah eritrosit sampai 1000 sel dengan cermat.
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
- Mikroskop
- Tabung 5 cc
- Gelas objek
TATA LAKSANA
PEMERIKSAAN EOSINOPHIL
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 1/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Kamar hitung Burker
2) Mikroskop
3) Tabung reaksi
4) Petridish
5) Pipet Volumetric 1 ml
6) Mikro pipet 100 ul
2. Bahan :
1) Larutan Von Dungeren
2) Kapas
TATA LAKSANA
1. Siapkan 900 ul larutan Von Dungeren dalam tabung reaksi.
2. Ambil 100 ul darah dengan mikro pipet dan masukkan
kedalam larutan tadi.
3. Ambil campuran larutan tadi dengan mikro pipet dan
masukkan kekamar hitung.
4. Biarkan selama 15 menit dalam petridish yang diberi sepotong
kapas basah. Letakkan kamar hitung dimeja mikroskop.
5. Hitung dalam seluruh kamar hitung.
6. Perhitungannya : N x 10 x10 / mm3
9
Nilai normal : 50 – 350 sel / mm3
PEMERIKSAAN EOSINOPHIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2 /2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
UNIT TERKAIT Laboratorium
PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 1/5
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
KEBIJAKAN Analis sudah memahami bentuk-bentuk sel darah pada sediaan hapus
sel darah tepi.
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Bahan pemeriksaan :
- Darah kapiler / vena segar atau dengan anti koagulans
EDTA.
- Darah dengan antikoagulans K2 EDTA dibuat hapusan
tidak lebih dari 1 jam.
2. Alat-alat :
- Kaca objek kering, bebas debu dan lemak 25 x 75 mm.
- Kaca objek yang 2 sudutnya dipatahkan sedikit digunakan
sebagai kaca penghapus.
- Batang gelas / lidi.
- Rak kaca objek.
- Pipet Pasteur.
3. Reagen :
- Methanol absolut dengan kadar air kurang dari 4%.
- Larutan warna Giemsa.
- Larutan Buffer dengan pH 7,0
PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI
RUMAH SAKIT UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2 /5
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Pewarnaan Giemsa :
1. Letakkan sediaan hapus diatas rak pewarnaan.
2. Fiksasi dengan methanol 2 – 3 menit.
3. Genangi dengan larutan giemsa yang sudah diencekan ( □ 1
bagian + 2 bagian pelarut ) 20 – 30 menit.
4. Cuci giemsa dengan aquadest / air kran mula-mula lambat,
kemudian lebih kuat menghilangkan larutan pewarna.
5. Keringkan
6. Siap diperiksa dibawah mikroskop.
Hasil pewarnaan :
1. Eritrosit merah muda kebiruan.
2. Inti lekosit ungu tua
3. Granula netrofil ungu / merah muda
4. Granula eosinofil merah jingga
5. Sitoplasma limfosit biru
6. Sitoplasma monosit keabu-abuan
7. Trombosit merah muda dengan granula merah
PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 3 /5
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 6. Trombosit :
(lanjutan) Dinilai kesan jumlah dan kelainan morfologi Normal : tiap
lapangan 1 – 8 trombosit per 100 eritrosit
PROSEDUR PERSIAPAN
TATA LAKSANA
Keterangan :
- Catat hasil positif berdasarkan jumlah parasit aseksual per 200
lekosit.
- Catat jumlah parasit fase gametosit secara terpisah per 200
lekosit.
- Jika ditemukan Parasit M.Falsiparum bentuk cincin 27 dan 8
gametosit per 200 lekosit. Maka ditulis PF R27G8 Berarti
setara dengan 1080 parasit malaria/mm3 darah dan 320
gametosit/mm3 darah.
PROSEDUR :
TETES TEBAL
TUJUAN Untuk mencari adanya sel LE pada penderita penyakit Sel LE.
2. CARA KERJA
1) Ambil darah vena 8 ml, kemudian masukkan kedalam tabung
reaksi biarkan darah itu membeku.
2) Biarkan selama 2 jam pada suhu kamar atau 30 menit dalam
inkubator dengan suhu 370 C.
3) Pisahkan bekuan dari serum, kemudian bekuan itu disaring
melalui saringan.
PEMERIKSAAN SEL LE
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2 /2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Langkah kerja dalam meneliti lamanya darah berhenti setelah ujung
daun telinga ditusuk lancet.
PROSEDUR PERSIAPAN
TATA LAKSANA
1. Bersihkan ujung daun telinga pasien dengan kapas alcohol 70 %
2. Lakukan penusukan dengan lancet steril pada tepi ujung daun
telinga
3. Jalankan stop watch bila tampak darah keluar
4. Setiap 30 detik hisap dasah yang keluar dengan kertas saring.
5. Hentikan stop watch bila darah berhenti keluar
6. Catat waktu yang diperoleh pada stop watch sebagai nilai masa
perdarahan pasien
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Tabung reaksi diameter 8 mm (3 buah)
2) Stop watch
3) Semprit 5 cc
4) Manset
5) Kapas alkohol
2. Bahan : -
3. Sampel : darah vena
TATA LAKSANA
1. Ambil darah vena 3 cc (tekan stop watch saat darah keluar)
2. Masukkan dalam tabung reaksi masing-masing1 cc
3. Setelah 4 menit miringkan tabung pertama setiap 30 detik
sampai darah membeku catat waktunya
4. Lakukan pemiringan tabung kedua sampai darah beku, catat
waktunya
PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN
PEMBEKUAN / CLOTTING TIME (LEE-WHITE)
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Tabung reaksi diameter 8 mm (3 buah)
2) Stop watch
3) Semprit 5 cc
4) Manset
5) Kapas alcohol
2. Bahan : -
3. Sampel : darah vena
TATA LAKSANA
1. Ambil darah vena 3 cc (tekan stop watch saat darah keluar).
2. Masukkan dalam tabung reaksi masing-masing 1cc.
3. Setelah 4 menit miringkan tabung pertama setiap 30 detik sampai
darah membeku catat waktunya.
4. Lakukan pemiringan tabung kedua sampai darah beku, catat
waktunya.
PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN / CLOTTING TIME
(LEE-WHITE)
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Normal : 6 – 15 menit
PENGERTIAN Proses pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus dengan cara
aglutinasi diatas kartu golongan darah.
Sampel :
1. Darah EDTA / Darah kapiler langsung
Cara kerja :
KEBIJAKAN Analis meletakkan pipet Westergen tegak lurus dan membaca tepat
setelah 1 jam
PERSIAPAN :
PROSEDUR 1. Alat :
1) Pipet Westergren bersih dan kering
2) Rak pipet Westergren
3) Timer
4) Tabung
2. Bahan :
Na Citrat 3,8% / NaCI 0,9%
TATA LAKSANA
1. Sampel darah adalah darah EDTA atau langsung dari vena.
2. Baut campuran 0,4 ml Na citrat 3,8% dengan 1,6 ml darah tanpa
antikoagulans kedalam tabung atau 0,4 ml NaCI 0,9 % dengan
darah EDTA 1,6 cc.
3. Sedot kedalam pipet westergren sampai tanda 0 mm dan segera
pasang pada rak LED dengan posisi tegak lurus.
4. Setelah berjalan 60 menit baca tingginya lapisan plasma dari 0
sampai batas plasma dengan endapan darah.
5. Besarnya angka itu adalah laju endap darah sebesar………mm /
jam.
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
RUMAH SAKIT UMUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2 /2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Wanita < 20 mm
TUJUAN Sampel dari sumsum tulang dipersiapkan dengan benar sehingga dapat
digunakan untuk pemeriksaan Hematologi atau Kultur.
PERSIAPAN :
PROSEDUR
TATA LAKSANA
1. Alat :
- Tabung K2 EDTA 2 cc
- Cawan Petri
- Gelas Objek
2. Petugas :
Analis
TATA LAKSANA
PENGERTIAN Retraksi bekuan tidak hanya ditentukan oleh fungsi trombosit, kadar
fibrinogen tetapi juga faktor-faktor lain dalam serum Tes untuk
menilai retraksi bekuan darah tanpa anti koalugans dalam tabung
bersih dan kering apakah baik, kurang atau kurang sekali bila
bersentuhan dengan permukaan tabung
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat
1) Tabung Centrifuge bergaris
2) Semprit 5 cc
3) Lidi
TATA LAKSANA
PENGERTIAN Retraksi bekuan tidak hanya ditentukan oleh fungsi trombosit, kadar
fibrinogen tetapi juga faktor-faktor lain dalam serum Tes untuk
menilai retraksi bekuan darah tanpa antikoalugans dalam tabung bersih
dan kering apakah baik, kurang atau kurang sekali bila bersentuhan
dengan permukaan tabung
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat
1) Tabung Centrifuge bergaris
2) Semprit 5 cc
3) Lidi
TATA LAKSANA
PENGERTIAN Pemeriksaan kuantitatif Ion dalam cairan tubuh (darah, urin, luquor,
srum) berupa kation Na+, K+ dan Anion Cl secara direk dengan Ion
Selective Electrode (ISE) Analyzer Biolyte 2000
KEBIJAKAN 1. Alat Analyzer Biolyte 2000 selalu dalam kondisi baik (dilakukan
maintenance & quality control secara teratur)
2. Analis mempersiapkan sampel dengan benar
PROSEDUR 1. ALAT :
Biolyte 2000
2. BAHAN :
1. Serum ± 250 uL :
- Tidak boleh hemolyse (K tinggi palsu)
- Dipisahkan dari bekuan sel-sel darah segera, maksimal 2
jam
- Tahan penyimpanan suhu ruang 22oC 2 jam, 2-8oC untuk
penyimpanan sampai 48 jam
2. Darah (LiNa Heparin) ± 250 uL
3. Urin :
- 10 uL urin encerkan dengan diluents 200 ul
- Pemeriksaan dalam 2 jam setelah pengeluaran Urin atau
disimpan 2-8 oC untuk penyimpanan sampai 48 jam
4. Liquor (CSF) ±, segera diperiksa dan tidak bisa disimpan
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT Na, K, Cl dengan
ANALYZER ELEKTROLIT BIOLYTE 2000
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Catatan :
(Lanjutan)
- Bila ingin mengganti tipe sampel (Serum/Plasma, Urin, Liquor)
tekan tombol samp type, setelah itu lakukan Calibrate
- Hasil electrolit Urin : x factor pengenceran 20
TUJUAN Pemeriksaan Kimia Darah dapat dilakukan dengan cepat dan akurat
PROSEDUR ALAT :
Cobas Mira Plus
BAHAN :
1. Reagen Kimia : total protein, ABX, ALT, AST, ALP, Glucosa<
Cholesterol, Trigliserid, HDL, Ureum, Creatinin, Uric Acid,
Bilirubin Direk, GT, Albumin, Calsium, Magnesium, Phospor,
CK, CKMB, CHE, LDH
2. Serum
3. Aquabidest
4. Tip Cleaner
5. Tray cuvet
6. Reagen boat
7. Quality control
8. Calibrator
CARA KERJA
1. Nyalakan alat dengan menekan tombol On/Off dibagian kanan
bawah
2. Masukkan nama operator
3. Letakkan reagen sesuai tempatnya yang sudah deprogram
4. Tekan routine atau STAT untuk pemeriksaan CITO
PENGOPERASIAN ANALYSER KIMIA
COBAS MIRA PLUS
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Pemeliharaan alat Analyser Kimia Cobas Mira Plus secara periodik,
mingguan, bulanan, triwulan, dan tahunan.
TUJUAN Alat dapat berfungsi baik, bersih dan tidak mudah rusak.
PROSEDUR 1. Lihat volume air, dalam botol “Reservoir” bila volume kurang
harus diisi dengan aguabidest.
2. Lihat limbah dalam botol “Waste” bila volumenya berlebih harus
dibuang.
3. Lihat kertas untuk memulai pekerjaan.
4. Lihat Cuvet dengan membuka tutup rak cuvet kearah atas, angkat,
isi dengan cuvet baru. Letakan kembali tutup cuvet diatas rak cuvet
kemudian tekan tombol kearah bawah.
5. Lakukan Prime :
- Tekan F1→ biarkan alat sirkulasi beberapa kali.
- Tekan F1→ untuk Stop.
PEMELIHARAAN ANALYSER KIMIA
COBAS MIRA PLUS
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
TUJUAN Pemeriksaan sampel kimia dapat diperiksa secara cepat dan akurat.
PROSEDUR 1. ALAT :
1) Analyser Kimia Pentra 400 dengan alat pendingin dan printer.
2) UPS
3) Cuvet Segment (Tray)
4) Cup Serum
5) Reagent Boat
6) Kertas Printer
2. BAHAN :
1) Reagent :
Total Protein, ALT, AST, ALP, Albumin, Glukosa,
Cholesterol, Trigliserid, HDL, Ureum, Creatinin, Uric Acid,
Bilirubin Total, Bilirubin Direk, Gamma GT, Calsium,
Magnesium, Phospor, CK, CKMB, CHE, LDH, Clean Chem
Pentra, Deproteinizer Solution, Aguabidest.
2) Serum
3) Calibrator
4) Quality Control Kimia
PENGOPERASIAN ALAT ANALYSER KIMIA
PENTRA 400
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
2/5
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 3. PERSIAPAN :
(Lanjutan) 1) Cek air dalam botol reservoil, tambah bila kurang.
2) Cek tempat limbah, kosongkan bila penuh.
3) Isi cuvet segment bila kurang.
4) Kosongkan curvet segment bekas .
5) Pastikan kertas printer cukup.
4. NYALAKAN ALAT
1) Manual : Tekan tombol hitam pada bagian kanan alat.
2) Otomatis : Alat diprogram jam berapa akan hidup otomatis.
3) Tunggu alat melakukan inisialisasi, selesai pilih nama operator
(user name) dan masukkan Password.
4) Pilih New worklist untuk memulai dengan worklist baru.
Tekan OK.
5) Tunggu alat melakukan proses startup sampai alat menunjukan
Ready.
6) Dari Mainmenu, cek status dari reagent yang ada pada reagent
tray. Cek dan ganti reagent yang ditunjukan dengan warna
merah.
7) Lakukan quality control setiap pagi dan kalibrasi bila perlu.
Letakan control dirak berwarna hijau dan kalibrator di rak
kuning.
8) Bila QC dan kalibrasi sesuai dengan batas yang ditentukan,
alat siap untuk pemeriksaan sampel.
9) Bila alat selesai mengerjakan pasien dan akan dimatikan, tekan
Tombol Exit lalu SHUTDOWN dengan meminta system
cleaning setelah itu OK.
10) Biarkan alat melakukan proses cuci, tombol power tidak
dimatikan untuk menjaga kestabilan suhu reagent didalamnya.
PENGOPERASIAN ALAT ANALYSER KIMIA
PENTRA 400
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
3/5
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
6. CARA MELAKUKANKALIBRASI
1) Main menu → Worklist → Calibration → Tekan tanda →(+).
2) Tentukan jenis test yang akan dikalibrasi.
3) Tekan tombol OK.
4) Cara memasukkan nilai target kalibrator.
a) Klik Menu Calibrator & Control → Klik Calibration →
(+) → masukan nama, Lot dan Expiration date → OK.
b) Kembali kesatu halaman → Klik nama kalibrator yang
baru dimasukkan.
c) Klik gambar target → (+) masukan satu persatu nilai
kalibrator → OK.
d) Kembali kesatu halaman → Kembali kenama kalibrator
yang baru dimasukkan .
e) Klik gambar rak kalibrator → klik tempat kalibrator yang
diinginkan → OK - > START.
PENGOPERASIAN ALAT ANALYSER KIMIA
PENTRA 400
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
4/5
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
CARA MENGAKTIFKANREAGENT :
Klik gambar reagent → Configuration → Klik parameter yang
diinginkan → Klik status aktif → OK.
PENGERTIAN Pemeliharaan alat Analyser Kimia Pentra 400 secara periodik harian,
mingguan, bulanan, dst.
TUJUAN Alat dapat berfungsi baik, bersih dan tidak mudah rusak.
PROSEDUR HARIAN :
1. Lihat volume air, dalam jerigen bila volume kurang tambahkan
dengan aguabidest.
2. Lihat limbah, dalam jerigen bila volumenya berlebih harus dibuang.
3. Lihat kertas, sediakan kertas kosong diatas printer.
4. Lihat cuvet dengan memasang cuvet baru / bersih ditempat cuvet
(posisi bawah) kemudian buang cuvet bekas serum (posisi atas)
kedalam rendaman extran.
5. Cek lampu, Menu Utama → tekan gambar aplikasi → tekan →
tekan Analyser.
MINGGUAN :
1. Lihat persentase panjang gelombang → tidak boleh sampai 100 %,
karena bila 100 % lampu sudah tidak berfungsi.
2. Lakukan deprot dengan menekan tombol.
KEBIJAKAN Analis memahami cara pengoperasian Stat Profile Phox sebelum boleh
menggunakkannya untuk memeriksa sampel.
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat : Stat Profile Phox
2. Bahan : Reagen Stat Profile Phox
Spuit Heparen 1 cc
3. Sampel : Darah Arteri (dalam spuit heparin)
CARA KERJA :
1. Alat dalam keadaan ready
2. Tekan gambar syringe jarum alat keluar
3. Lepaskan jarum semprit (Masih tertutup) dan masukkan probe alat
Astrup kedalam lubang bekas jarum semprit.
4. Tekan Aspirate normal, alat mulai menyedot sampel.
5. Setelah bunyi alarm, keluarkan probe alat dari semprit.
6. Tekan Analyser.
7. Masukan ID pasien (Tahun, Bulan, Tanggal, Nomor pasien 3 digit),
misalnya L 080410001, masukkan suhu pasien (untuk
menggerakkan kursor dengan cara menekan tombol panah keatas
atau kebawah).
8. Tekan View Result.
9. Kira-kira 1 menit hasil keluar diprint out.
10. Buat 2 print out, 1 untuk hasil keluar dan 1 ditempel di brief.
PEMERIKSAAN QUALITY CONTROL ALAT
STAT PROFILE PHOX (ASTRUP)
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
MAINTENANCE MINGGUAN
1. Tekan Menu.
2. Pilih Sensor Conditioning → ENTER.
3. Probe keluar, masukan kedalam cairan Na / PH atau Serum.
4. Tekan Analisa
CARA KALIBRASI :
1. Kalibrasi PH, PCO2 , PO2 , HCT.
1) Tekan Calibrate
2) Tekan 1 (PH, PCO2 , PO2 , HCT Calibration (ABG) ), ENTER.
3) Alat akan mulai Kalibrasi (lampu kuning kedip-kedip).
Laboratorium
UNIT TERKAIT
PEMERIKSAAN QUALITY CONTROL ALAT
STAT PROFILE PHOX (ASTRUP)
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 1/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PENGERTIAN Langkah kerja menggunakan melakukan Guality Control pada alat Stat
Profile Phox
TUJUAN Mengetahui alat Stat profile Phox bekerja dengan benar dan akurat
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat Stat Profile Phox
2. Control Stat Profile Phox, Basic Level 1, 2 dan 3
TATA LAKSANA :
1. Tekan Quality Control
2. Tekan Analyze Quality Control, ENTER
3. Pilih level Quality Control yang ada di Control
4. Tekan Analyze
5. Tekan Continue
6. Tekan Analyze
7. Hasil keluar di print out
8. Temple print out di buku Quality Control
9. Nilainya dimasukkan ke grafik Quality Control
PENGERTIAN Langkah kerja dalam merawat alat analyser Stat Profile Phox
TUJUAN Alat dapat berfungsi optimal, baik, akurat dan dapat bertahan lama
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Bahan :
1) Conditioning
2) Flowpath Cleaning Preheater
1. CONDITIONING
Tekan Menu
Tekan Sensor Conditioning, enter (Jarum keluar)
Hisap darah heparin kedalam jarum alat, tekan
Continue, setelah alat berbunyi maka jarum akan
masuk
Tekan Anlyse
Alat akan berproses, tunggu sampai selesai (Lampu
tidak akan berkedip lagi)
Pada layar monitor tampak tulisan “Attention”
Tekan Yes untuk kalibrasi
2. FLOWPATH CLEANING
Tekan Menu
Tekan Flow Path cleaning, enter (jarum keluar)
Hisapkan cairan Preheater cleaner agent kedalam
PEMELIHARAAN ALAT STAT PROFILE PHOX
(ASTRUP)
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR ALAT
1. Elektrolit analyser Easy Lyte Plus
2. Sampel cup
BAHAN
1. Reagen pack eletkrolit easy lyte plus
2. Quality Control
3. Serum
4. Urin 24 jam
PEMERIKSAAN
1. Control
1) Alat ready (alat on terus 24 jam)
2) Pilih analyze blood, tekan “no” 3x
3) Second menu, tekan “yes” 1 x tekan “no” 3x
4) Quality control, tekan “yes”
5) Run control, tekan “yes”
PENGOPERASIAN ALAT
EASY LYTE PLUS
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR 6) Pilih control yang digunakan (normal atau high), tekan “yes”
7) Store result, tekan “yes”
8) Untuk kembali, tekan “no” sampai ke analyze blood
2. Kalibrasi
1) Pilih analyze blook, tekan “yes” 3x
2) Second menu, tekan “yes” 1 x, tekan “no” 4x sampai muncul
open funct, tekan “yes”
3) Pilih calibration, tekan “yes” tunggu beberapa saat kembali ke
analyze blood
3. Sampel Darah
1) Piluh analyze blood, tekan “yes”
2) Pasien ID, tekan “yes”, masukkan ID pasien
3) Tekan “yes”, jarum probe akan keluar
4) Masukkan probe ke dalam cup sampel
5) Probe in blood, tekjan “yes”
6) Tunggu beberapa saat sampai muncul analyze blood
7) Hasil terbaca dengan print out
4. Sampel Urin
1) Pilih analyze urin
2) Langkah selanjutnya sama dengan sampel darah
PENGOPERASIAN ALAT
EASY LYTE PLUS
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 3/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
5. Kalibrasi
1) Pilih stand by mode ?, tekan “yes”
2) Lepaskan solution pack (dengan cara menarik solution pack ke
arah kiri)
3) Pasang solution pack yang baru (dengan cara tekan solution
pack ke arah kanan)
4) Tekan “no” sampai muncul second menu, tekan “yes” 1x
5) Tekan “no” sampai muncul pack usage
6) Tekan “yes” 1x muncul new pack install
7) Reset to 0%, tekan “yes” kembali ke stand by
Catatan :
Setiap selesai penggantian reagen baru / solution pack, lakukan
solution purge, caranya : cari second menu, tekan yes, tekan no sampai
dapat oper funct, tekan yes, tekan no sampai sol’n purge, tekan yes
PENGERTIAN Langkah kerja dalam merawat alat analyzer elektrolit Easy Lyte Plus
TUJUAN Alat dapat berfungsi optimal, baik, akurat dan dapat bertahan lama
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat dan Bahan
1) Pipet ukur 10 ml
2) Daily rinse / cleaning diluents medica easy lyte plus
PROSEDUR ALAT
1. Cardiac reader
2. Mikro pipet 100- 1000 ml
BAHAN
1. Reagan strip card cardiac Troponin (penyimpanan 2-8c)
2. Control (simpan beku dalam vial-vial ā 150 ul
SAMPEL :
Darah dengan anti coagulans Na/li hiperin dalam tabung kaca
tahan 8 am pada suhu ruangan ,jangan simpan di lemari es atau
beku
CARA KERJA
1. Tekan start > pada layar tertulis “Insert strip”
2. Masukan strip Reagan tropoin T tunggu sampai di layar
tertulis “Apply sample “
3. Masukan darah heparin 150 ul ke dalam lubang strip
4. Tekan star, biar alat membaca ± 10 menit
5. Alat akan mengeluarkan hasil di layar
6. Baca hasil di dan catat di lembar kerja kimia
PEMERIKSAAN TROPONIN T
DENGAN CARDIAC READER
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR KETERANAGAN
(Lanjutan ) Bahan yang mengganggu pemeriksaan Tropoin T
1. Biotin >ng /ml/
2. Hemolysis (Hb>200mg/dl)
3. Icterus (triglseride > 20 mg / dl )
4. Lipena (trigliseride)>440 mg /dl
5. Skeletal troponin T>500mg/ml
6. Hematokrit >51%
TUJUAN Alat dapat berfungsi optimal, baik akurat dan dapat bertahan lama
PROSEDUR Bersihkan meja tempat meletakan strip test dengan tissue setiap pagi
sebelum menjalankan pemeriksaan
PENGERTIAN Pemeriksaan kadar Bilirubin Total darah bayi yang baru dilahirkan,
secara kolorimetri dengan Bilirubin Meter Erma
KEBIJAKAN Alat Bilirubin Meter selalu dalam kondisi terkontrol dengan baik
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Bilirubin Meter Erma
2) Centrifuge Hematokrit
3) Lilin Hermatokrit
4) Tabung Kapiler
2. Bahan :
Darah Kapiler
3. Cara Kerja
1) Nyalakan alat, tunggu ± 5 menit untuk pemanasan
2) Blanko : Isu tabung kapiler dengan aquabidest/aquadest dan
letakkan ditempat sampel. Pada alat angka dilayar
menunjukkan nilai blanko 0,00
3) Control : isi tabung kapiler dengan cairan control dan letakkan
ditempat sampel. Pada alat angka dilayar menunjukkan nilai
control. Cocokkan nilai control dengan nilai pada botol apakah
sesuai
PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL BAYI
DENGAN BILIRUBIN METER ERMA
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Bahan :
1. TSH test disk
2. Buffer
3. Serum, plasma heparin
Pemeriksaan harus dalam 24 jam
Alat : - Nycocard reader
- Pipet 60 ul
TATA LAKSANA :
1. Keluarkan test dari kemasan, tunggu sampai mencapai suhu
ruangan
2. Masukkan 60 ul sampel ke dalam lubang sampel
3. Teteskan 2 tetes Buffer ke dalam lubang sampel
4. Bacalah hasil dalam 10-15 menit
PEMBACAAN HASIL
1. Negatve : bila hanya ada 1 garis pada garis control (<20 mlu/ml)
2. Positif : bila ada 2 garis yaitu pada garis control dan test
3. Invalid : bila tidak ada garis pada garis control dan test
PENCATATAN HASIL
Catatan hasil TSH pada lembar hasil TSH,beri paraf pada lembar hasi
PEMERIKSAAN TSH BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 0 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Laboratorium
UNIT TERKAIT
PENGOPERASIKAN ALAT DIASTAT D 10
(PEMERIKSAAN Hb1C)
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Persiapan
PROSEDUR 1. Alat
- Alat distat
- Tip kuning
Bahan :
- Reagen diastat
- Darah EDTA 2cc
TATA LAKSANA :
1. Nyalakan alat dengan cara memencet tombol yang ada di
belakangnya
2. Masukan data pasien dengan cara memencet tombol yang ada
di monitor
3. Letakan cup sample yang telah disiapkan pada rak yang ada di
alat sesuai dengan data yang telah di program
PENGOPERASIAN ALAT DIASTAT
(PEMERIKSAAN Hb1C)
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 4. tekan tanda (√) start maka alat akan mulai running
5. Alat akan mengeluarkan hasil melalui printer di alat tersebut
PERSIAPAN SAMPEL :
1. Nyalakan alat dispenser, tunggu lampu menyala kuning semua
(3 lampu)
2. Dengan menggunakan pipet yang ada di alat dispenser, pipet
sample dengan cara (darah EDTA) bersihkan tip yang dipakai
untuk menyedot sample (darah EDTA) bersihkan tip yang
dipakai untuk menyedot sample tersebut dengan tissue.
3. Masukan sample ke dalam cup sample yang telah disediakan
dengan cara ara menekan tombol pipet tersebut (hanya 2
lampu yang menyala )
4. Letakan cup sample di rak alat untuk memulai running
Maintenance : mencuci cattridge
1. Tekan gb shower
2. Tekan tanda gb √ start
3. Alat akan memulai mencuci ± 5 menit
4. Setelah selesai alat akan kembali ke menu awal
Mengganti Reagen :
1. Tekan change catridge
2. Tekan Reagen A danB
3. Tekan Check waste
4. Posisi dalam kadaan tanda gb √ semua
5. Alat akan memulai bekerja selama ± 10 menit
6. Setelah alat akan kembali ke menu utama
PENGOPERASIKAN ALAT DIASTAT D-10
(PEMERIKSAAN Hb1C)
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Alat dapat berfungsi optimal baik akurat dan dapat bertahan lama
TUJUAN
PENGERTIAN Pemeriksaan kadar glukose darah kapiler dengan glucose test meter
(gluco DR) dimana hasil reaksi glucose dengan glucose
dehydrogenase berpengaruh pada elekrode emas pada strip,
menghasilkan arus listrik yang sesuai dengan kadar glucose
KEBIJAKAN Analis memastikan code nomor didisplay sama dengan vial yang berisi
strip reagen
PROSEDUR 1. Alat :
1. gluco DR super sensor
2. lancet
2 .bahan :
1. Darah kapiler
2. Darah vena EDTA / heparin (di periksa dalam 15 menit )
3. Gluco DR super sensor
3. Cara kerja :
1. Tekan tombol ON tampak No . kode dan lihat code angka
dilayar cocokan dengan kode angka di botol strip ( bila tidak
cocok ,lakukan penyesuaian Nomor code)
2. Masukan strip kealat dengan posisi tanda panah ke atas
3. Pada layar terlihat gb (tetes darah)
4. Desinfekasi satu jari dengan kapas alcohol
PENGOPERASIKAN ALAT GLUCO DR
SUPER SENSOR
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 1/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Proses kerja pemeriksaan Klirens Creatinin Urin 24 jam dari saluran
kencing
PROSEDUR PERSIAPAN :
(Lanjutan) 1. Alat :
1. Analyzer kimia
2. Tabung reaksi
3. Pipet Automatik 100 ul
2. Bahan :
1) Serum
2) Urin 24 jam di catat volumenya
3) Reagens Creatinin
4) Aquabidest
TATA LAKSANA
1. Urin 24 jam diukur volumenya (misalnmya V ml) dan campur rata
2. Urin encerkan 50 x (1 cc urin + 49 cc aquabidest)
3. Periksa creatinin urin dengan Analiser Kimia. Hasil alat dikalikan
50 x (Faktor pengenceran)
4. Periksa creatinin darah dengan Analiser Kimia (P mg/100mL)
5. Hasil creatinin urin = hasil pemeriksaan urin x pengenceran (U
mg/100mL)
6. CCT = U x V = x mL/menit
P x 1440
7. Normal CCT = 95 – 60 ml/menit
Normal creatinin urin : 7,3 – 21,4 mg/kg/24 jam (pria)
8,7 – 24,6 mg/kg/24 jam (wanita)
PEMERIKSAAN CREATININ
CLEARENS TEST (CCT)
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Pemeriksaan cairan otak secara kimia dengan reagen Nonne Pandy
PROSEDUR Bahan :
1. Reagens Nonne
2. Reagens Pandy
3. Cairan Otak
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet Pasteur
TATA LAKSANA
1. TEST NONNE
1) Masukkan 1 ml Reagens Nonne dalam tabung
2) Dengan hati-hati masukkan sama banyak cairan otak kedalam
tabung itu sehingga kedua macam cairan terpisah menyusun
dua lapisan
3) Tenangkan selama 3 menit, kemudian perrhatikan perbatasan
kedua cairan itu
4) Hasil positif : terjadinya cincin keruh pada perbatasan Artinya
protein positif
PEMERIKSAAN CAIRAN
OTAK NONNE PANDY
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Catatan :
Sebaiknya melakukan test Nonne dan Pandy dekat pengambilan cairan
otak dengan Pungsi Lumbal
PENGERTIAN Pemeriksaan cairan tubuh yang tersangka transudat atau exudat yang
akan menimbulkan kekeruhan sampai presipitat bila ditetesi asam
acetat glacial bila cairan mengandung protein
TUJUAN Untuk mengetahui adanya protein dalam cairan tubuh secara kualitatif
PROSEDUR Bahan :
1. Asam acetat
2. Cairan transudat/exsudat
3. Aquadest
Alat :
1. Gelas ukur
2. Pipet pasteur
TATA LAKSANA
1. Masukkan 100 ml Aquades ke dalam gelas ukur
2. Tambahkan satu tetes asam acetat glacial dan campur
3. Jauhkan satu tetes cairan yang akan diperiksa ke dalam campuran
ini, dilepaskan kira-kira cm dari atas permukaan
4. Perhatikan tetesan itu bercampur dan bereaksi dengan cairan yang
mengandung asam acetat glacial. Ada tiga kemungkinan :
1) Tetesan itu bercampur dengan larutan asam acetat tanpa
menimbukan kekeruhan sama sekali, hasil test adalah negatif
2) Tetesan itu mengadakan kekeruhan yang sangat ringan berupa
kabut halus, hasil test positif lemah
3) Tetesan itu membuat kekeruhan yang nyata seperti kabut tebal
atau dalam keadaan extreme satu prespitat yang putih : hasil
test positif
PEMERIKSAAN RIVALTA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Proses pemeriksaan kimia urin dengan pita reagen carik celup dan
dibaca alat Uritek 720 Plus
PROSEDUR 13. Catat semua hasil pemeriksaan urin dilembar kerja urin
(Lanjutan)
PENGERTIAN Rangkaian kerja untuk meneliti kwalitas strip carik celup denagn
reagens kovatrol (Quality Contro Urin)
TUJUAN Mengetahui strip carik celup memenuhi syarat untuk dapat digunakan
PROSEDUR Persiapan :
1. Alat
a. Tabung reaksi plastik steril (Vacuette)
b. Pipet 10 ml
c. tissue
2. bahan
a. carik Celup
b. control Urin : Kova I (Tinggi Abnormal)
II (Rendah Abnormal)
III (Normal)
c. kertas Indikatr pH (Lakmus)
Tatalaksana :
a. periksa air aquabidest, pH harus antara 5-7
b. buka tutup botol KovaTol dan isi 15 cc aquabidest dan campur
± 15 menit
c. bahan control ini dibagi ke 2 tabung reaksi plastic steril
sebanyak 7,5 cc dan tutup rapat-rapat, simpan dalam lemari
es(2-8oC)
d. masukkan carik celup strip kedalam bahan control sampai
semua pita reagen terendam dalam waktu kurang dari 1 detik,
segera angkat dan tiriskan sisa Urin dengan tissue
e. letakkan strip ada alat < tekan tombol yang berwarna hijau
f. alat akan mengeluarkan Print hasil
g. tempelkan print hasil pada buku control
PEMERIKSAAN KIMIA URIN DENGAN ALAT
URITEK 720 PLUS
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 0 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Keterangan :
(Lanjutan) 1. Kovatrol I stabil sampai hari ke 14
II stabil sampai hari ke 7
III stabil sampai hari ke 15
PENGERTIAN Proses kerja pemeriksaan unsur sedimen yang terdapat dalam urin
PROSEDUR PERSIAPAN
1. ALAT :
1) Centrifuge
2) Mikroskop
3) Tabung reaksi
TATA LAKSANA
1. Masukkan Urin dalam tabung reaksi 7-8 ml.
2. Centrifuge dengan kecepatan 2.000 RPM selama 5 menit.
3. Buang supernatan, tinggalkan + 1 cc dalam tabung.
4. Campur sedimen dan teteskan 1 tetes diatas kaca objek dan tutup
dengan cover glass.
5. Letakkan kaca objek sedimen dibawah mikroskop.
6. Dengan lensa objektif 10 × : lihat adakah silinder, Kristal, epital.
Kemudian dengan lensa objektif 40 × lihat adakah eritrosit, lekosit,
bakteri, yeast, dan lain-lain.
2. Unsur-unsur anorganik :
PROSEDUR PERSIAPAN
1. ALAT :
1) Tabung reaksi
2) Centrifuge
2. Bahan : Asam Asetat 5-10%
3. Sampel : Urine segar minimal 15 cc
TATA LAKSANA
1. Centrifuge urine v10 cc
2. Isi tabung reaksi 7 cc dengan supernatant urine
3. Panaskan 2 menit diatas nyala api, tambahkan 3-5 tetes Asam
asetat, panaskan lagi
4. Baca kekeruhan yang timbul :
Negatif : Tidak ada kekeruhan
+ : Kekeruhan nyata tapi tidak berbutir
++ : Kekeruhan nyata dan berbutir
+++ : Kekeruhan nyata sekali dan bergumpal
++++ : Kekeruhan nyata sekali dan bergumpal besar
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat : - Nycocard Reader
- Pipet 5 µl
2. Bahan : - Reagen Mikroalbumin single test
- Urin 24 jam/6 jam
TATALAKSANA :
1. Cara kerja :
1) Tambahkan 50 ul sampel urin ? kontrol kedalam R1/cairan
Dilution > Kocok dengan baik
2) Tambahkan 50 ul sampel kedalam test device. Biarkan sampel
meresap sempurna kedalam memkbrane (± 50 detik)
3) Tambahkan conyugate (R2) kedalam test device
Biarkan conyugate meresap sempurna kedalam membrane (±
50 detik)
4) Segera tambahkan 50 ul washing solution (R3) kedalam test
device biarkan meresap sempurna (±50 detik)
5) Baca hasil dalam 5 menit dengan menggunakan alat Nycocard
Reader II
PEMERIKSAAN MIKROALBUMIN dengan
NYCOCARD READER
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/3
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Bence Jones protein adalah Protein Patologik yang mempunyai sifat
larut pada suhu didih urine.
PROSEDUR BAHAN :
1. Urine 24 jam
2. Asam Acetat 50%
3. Aguadest
ALAT :
1. Gelas kimia
2. Termometer
3. Kompor gas
4. Tabung reaksi
TATALAKSANA :
1. Masukkan kira-kira 5 ml urine dan sebatang termometer kedalam
tabung dan masukkan tabung itu kedalam gelas kimia berisi air.
2. Panasi air dalam gelas kimia itu dan perhatikan suhu yang ditunjuk
oleh thermometer.
3. Catat suhu timbulnya kekeruhan pertama-tama dan jaga suhu
kekeruhan itu menjadi maksimal.
4. Angkat tabung itu dari air dan panasi diatas nyala api sampai
isinya mendidih selama satu menit.
a. Jika presipitat lenyap biarkan urine itu mendingin lagi, catat
suhu presipitat muncul lagi (Kembalikan tabung urin dalam
gelas kimia).
b. Jika presipitat tidak mau menghilang waktu dipanasi berilah
asam asetat 50% tetes demi tetes dengan terus memanasi urine
itu hingga mendidih.
PEMERIKSAAN PROTEIN BENCE JONES
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Pemeriksaan protein urin 24 jam dengan cara urin 24 jam ditambahkan
dengan Reagens Esbach yang dikemudian diendapkan selama24 jam.
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat : Tabung Esbach
2. Bahan : - Urin 24 jam
- Reagens Esbach
TATALAKSANA :
1. Ukur volume urine 24 jam
2. Isi Urin sampai tanda U pada Tabung Esbach
3. Tambahkan Reagens Esbach sampai tanda R
4. Kocok tabungnya dan tutup
5. Diamkan 24 jam kemudian baca endapan yang timbul sampai
angka berapa misal 1 gram → protein urin 1 gr/dl urin. (U)
Misalkan vol urin 24 jam : 2.000 cc = 2 liter (Y)
Protein urin = Y × U = 2 × 1= 2 gr/24 jam
Normal < 1.5 gr/24 jam.
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat : Tabung reaksi
2. Bahan : Reagens Benedict
3. Sampel : Urine segar
TATALAKSANA :
1. Masukkan 2,5 cc Reagens Benedict dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5-8 tetes urine kedalam tabung itu.
3. Panaskan diatas api 1-2 menit.
4. Baca warnanya :
Negatif : Biru jernih
+ : Hijau dengan endapan hijau / kuning
++ : Hijau-kuning endapan kuning
+++ : Kuning-jingga endapan kuning jingga
++++ : Kuning-merah endapan merah, merah bata
PROSEDUR PERSIAPAN :
1) Alat :
1) Tabung reaksi
2) Kertas saring
3) Corong kaca
2) Reagens :
1) Larutan BaCI2
2) Reagens Fouchet
3) Sampel : urine segar
TATA LAKSANA
1. Masukkan 5 ml urine dalam tabung reaksi
2. Tambah 5 ml larutan BaCI2
3. Sentrifus tabung 5 menit atau kocok tabung dan buang
supernatannya.
4. Tambahkan 3-5 tetes Fouchet diatas endapan yang ada didasar
tabung / kertas saring.
5. Bila bilirubin (+) −> warna yang timbul biru kehijau-hijauan.
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. ALAT :
1) Tabung reaksi
2) Pipet volume 1 cc
3) Mikro pipet 200 ul
2. BAHAN : Reagens Erlich
TATA LAKSANA
1. Masukkan tabung 1 Aguadest 1,8 cc + urin 200 ul → Pengenceran
10 x (1=10)
2. Masukkan tabung II Aquadest 1,8 cc + urin ul → Pengenceran 20
x (1=20) ↓
3. Masukkan tabung III Aquadest 1,8 cc + urin 200 ul →
Pengenceran 40 x (1=40) ↓
4. Masukkan tabung IV Aquadest 1,8 cc + urin 200 ul →
Pengenceran 80 x (1=80) ↓
Tambahan pada masing-masing pengenceran larutan Erlich 200 ul lihat
pengenceran terakhir warna merah hilang
Contoh pelaporan hasil Urobilinogen 1 : 40 (+)
1 : 80 (-)
PEMERIKSAAN UROBILINOGEN URIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat :
1) Analizer kimia
2) Tabung reaksi
3) Pipet automatik
2. Bahan :
1) Reagens urea
2) Urin 24 jam catat volumenya
3) Aquabidest
TATA LAKSANA
1. Urin 24 jam diukur volumenya dan dicampur rata
2. Urin diencerkan 100 ul + 9.900 ul Aquadest6 (pengenceran 100 x)
periksa kadar ureum urin dengan analiser kimia.
3. Ekskresi urea : konsentrasi urea x volume urin (lt) /24 jam
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat :
1) Analizer kimia
2) Tabung reaksi
3) Pipet automatic 1000 ul
2. Bahan :
1) Urin 24 jam dicatat volumenya
2) Reagens kreatinin
3) Aquabidest
TATA LAKSANA
1. Urin 24 jam diukur voumenya (V ml) dan campur rata
2. Urin encerkan 50 x (1 cc urin + 49 cc Aquabidest)
3. Periksa kreatinin urin dengan Analiser Kimia Hasil alat dikalikan
50 x (Faktor pengenceran)
4. Hasil kreatinin urin = hasil pemeriksaan urin x pengenceran (U
mg/100mL)
5. Kreatinin Urin 24 jam = U x volume urin 24 jam (Vml)
100
6. Normal kreatinin urin : 7,3 – 21,4 mg/kg/24 jam (pria
8,7 – 24,6 mg/kg/ 24 jam (wanita)
PEMERIKSAAN KREATININ
CLEARENS TEST (CCT)
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Alat :
1. Urin bag untuk penampung urin 24 jam
2. Tabung reaksi 10 cc
3. Mikropipet
4. Analyser kimia
Sampel dan Reagen :
1. Urin 24 jam dalam urin bag
2. Aquabidest
3. Reagen Asam Urat
Cara Kerja :
1. Ukur volume urin dalam urin bag
2. Homogenkan urin dalam bag dan ambil ± 50 cc urin, tamping
dalam pot urin
3. Encerkan 1 cc urin ini dengan 10 cc aquabidest (pengenceran
11 x)
4. Periksa urin hasil pengenceran ini dengan analyzer kimia,
hasilnya dikalikan 11
5. Eksresi A. Urat Urin 24 jam adalah :
Hasil A. Urat x volume urin ml/24 jam
6. Normal : 250 – 750 mg/24 jam
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Analyzer kimia
2) Tabung reaksi
3) Pipet 500 ul dan 20 ul
2. Bahan :
1) Reagens calcium
2) Urin 24 jam catat volumenya
3) Plasma, serum
4) HCL pekat
TATA LAKSANA :
Perhitungan :
Misal : Calsium urin = 4,4 mg/dl
Volume urin 2.000 cc = 20 dl = 4,4 x 2 = 88,0 mg/dl
Nilai normal calcium urin = 50 – 400 mg / 24 jam
TUJUAN Untuk menetukan kadar phospor ion organik dalam urin secara
kwantitatip.
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat : a. Analizer kimia
b. Tabung reaksi
c. Pipet otomatik
3. Bahan : - Reagens phosphor
- Urin 24 jam dicatat volumenya
TATA LAKSANA :
PEMERIKSAAN NAPZA
- Pastikan sample adalah Urin.
- Siapkan Test Card yang diminta pada suhu
ruangan.
- Buka bungkus dan ambil pipet plastiknya.
- Sedot Urin sampai tanda garis dipipet plastik tadi
dan teteskan kedalam sumur ditest card 2-3
tetes/100-150 ul, biarkan urin meresap.
- Baca 3-8 menit kemudian.
HASIL :
- Timbul 2 garis berwarna (Pada C dan T) ~
NEGATIF.
- Timbul 1 garis berwarna pada C saja ~ POSITIF.
- Tak timbul garis berwarna ~ Invalid, ulangi tes
dengan test card baru.
- Timbul 1 garis berwarna halus : Hasil mungkin
dekat cut off. Ulangi pemeriksaan dengan
merujuk ke Laboratorium yang menggunakan
metoda yangt lebih sensitive (Elisa/HPLC/TLC).
- Hasil tak boleh diinterpretasi lebih dari 110 menit.
PEMERIKSAAN NAPZA DALAM URIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 3/3
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR RUJUKAN :
(Lanjutan)
Bila urin akan dirujuk :
- Tutup pot urin dan lingkari dengan selotip dipinggir
tutupnya.
- Beri catatan hasil pemeriksaan 1 dan 2 yang Positif
meragukan .
- Segera kirim, bila tertunda simpan dalam lemari es
ditempat yang aman.
- Catat dibrief pasien bahwa Urin dirujuk.
KETERANGAN :
Lama Napza terdeteksi dalam Urin :
1. Amphetamin : 2-3 hari
2. Opiat :2-4 hari
3. Canabis : 30-60 hari
4. Barbiturat :1-30 hari
5. Benzodiasepin : 1-40 hari
6. Cocain :2-4 hari
7. Phenylcyclidine :2-3 hari
PROSEDUR PERIAPAN :
1. Bahan :
- Test card
2. Sampel :
- Urine
TATA LAKSANA :
1. Keluarkan test Card dari bungkus pelindung
2. Beri identitas pasien
3. Teteskan 2 tetes urine ke dalam lubang sampel
Baca test pada 3 – 5 menit.
TUJUAN Dapat melihat objek mikro lewat lensa-lensa objektif dan okuler.
PROSEDUR MIKROSKOP
1. Mikroskop harus diletakkan pada bidang datar.
2. Pasang stop kontak pada sumber aliran listrik.
3. Hidupkan lampu dengan putar pada posisi “ON”.
4. Putar pengatur lensa kondesor sampai maksimal, jaga jangan
menyentuh lampu.
5. Pasang lensa objektif yang dikehendaki (10×,40×,100×) satu
sumbu dengan lensa kondesor, dengan cara memutarnya sampai
posisi yang benar dan terfiksasi.
6. Atur cahaya dengan mengatur diafragma.
7. Naikkan secara perlahan-lahan lensa sampai objek yang ingin
diteliti terlihat, hati-hati jangan sampai kaca objek menyentuh
lensa.
8. Putar pengatur fokus sampai melihat objek dengan jelas.
9. Putar mikrometer untuk menggerakan kaca objek secara horizontal
dan makrometer untuk menggerakan vertikal agar dapat melihat
seluruh lapangan pandang.
10. Selesai digunakan, turunkan lensa kondensor, lepaskan kaca objek
dari fikasasinya, kembalikan lensa objektif ke posisi tidak satu
sumbu dengan lensa kondensor.
11. Matikan lampu.
12. Tutup mikroskop dengan penutupnya.
TUJUAN 1. Objek yang dilihat dapat jelas dan tak terkontaminasi kotoran pada
lensa.
2. Mikroskop berfungsi baik dan berumur panjang.
PROSEDUR PEMELIHARAAN :
1. Bersihkan lensa dengan kertas lensa / kain lembut yang dibasahi
dengan ethyl eter / metanol, segera diblow sehingga cepat kering,
terutama bila lensa terkena minyak imersi. Letakkan sedikit cairan
pembersih diatas kertas lensa/kain Flanel untuk membersihkan.
2. Jangan bersihkan lensanya dengan xylol / sejenisnya karena akan
melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat terlepas.
3. Jangan menyentuh lensa dengan jari.
4. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,
karena kotoran akan masuk : bila ada lubang lensa yang tebuka,
tutup dengan penutup yang tersedia.
5. Bila tak digunakan, lensa tidak boleh berada lurus dibawah
kondensor, karena lensa dapat pecah bila ulir mikrometer /
makrometer sudah rusak.
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Pot faeces
2) Gelas objek
3) Cover glass
4) Mikroskop
5) Lidi
2. Bahan :
1) Lar Eosin
2) Lar Sudan III
3) Lar Lugol
3. SAMPEL : Faeces
4. TATA LAKSANA :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Pemeriksaan darah samar pada Faeces secara kualitatif dengan Guaiag
slide test
TUJUAN Untuk mengetahui adanya darah ang keluar bersama dengan Faeces
yang tidak tampak secara Makroskopi
PROSEDUR Alat :
1. Closcreen + Buffernya
2. Lidi
Bahan :
Faeces
TATA LAKSANA :
1. Siapkan slide Coloscreen
2. Buka penutup bagian atas Coloscreen
3. Oleskan faeces dibagian tersebut dengan menggunakan lidi disalah
satu box (A atau B)
4. Kemudian tutup bagian tersebut
5. Buka bagian belakang dari slide Coloscreen tersebut.
6. Teteskan dua tetes Buffer dibagian belakang slide yang diolesi
Faeces
7. Baca hasil setelah 30 detik dan maksimal 2 menit
8. Hasil positive bila berwarna biru
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat :
1) Rotator
2) Slide dengan diameter lingkaran 3 cm
3) Pipet otomatik
2. Bahan :
1) Suspense antigen 0 untuk strain salmonella typhi (0) dan
Suspensi antigen paratyphi A, B, C (Ao, B0, C0)
2) Suspense antigen H untuk salmonella typhi (H) dan Suspensi
antigen paratyphi A, B, C (AH, BH, CH)
3) Kontrol positif 0 & H polyvalen
3. Sampel :
Serum (dapat disimpan 4 jam pada suhu 2-8oC dan > 14 jam pada
suhu -20oC
Tidak boleh ada hemolysis, tidak boleh dipanaskan
TATA LAKSANA :
1. Teteskan 10 µl (Dewasa) atau 20 ul (Anak) serum berurutan dalam
lingkaran slide.
Kocok suspense antigen dan teteskan 1 tetes berturut-turut
PEMERIKSAAN WIDAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/3
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Keterangan :
1. Aglutinasi + 4 = Aglutinasi dengan latar belakang jernih / berkabut
tipis
+ 3 = Aglutinasi dengan latar belakang sedikit berawan
+ 2 = Aglutinasi dengan latar belakang
+ 1 = Tidak terjadi aglutinasi, latar belakang berawan
2. Lakukan kontrol positif O dan H Polyvalent seminggu sekali
3. Kontrol (+) harus timbl aglutinasi ≥ 2+ pada pengenceran 1 : 160
4. Kontrol (-) (NaCl 0,85 steril) tidak timbul aglutinasi
PENGERTIAN Rangkaian kerja mereaksikan serum dengan reagen RA. Latex test
KEBIJAKAN Analis melakukan test semi kuantitatif bila test screening positif
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat :
1) Test Slide (ada dalam kit)
2) Disponsible pipet (ada dalam kit)
2. Bahan :
a. Reagens RA Latex test
b. NaCl ,9 % atau Glysine Buffer
3. Sampel :
- Serum/boleh disimpan 48 jam 2-8oC / disimpan beku
- Tidak boleh serum lipemik, hemolyse
TATA LAKSANA :
Kualtitatif :
Keterangan :
1. Selesai ts cuci test slide dengan Hipoklorit 10000 ppm lalu dengan
aqua dan keringkan
2. Kontrol (+) dan (-) dilakukan seminggu sekali
PENGERTIAN Rangkaian kerja mereaksikan serum dengan reagen Aato Latex test
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat :
1) Test Slide (ada dalam kit)
2) Disponsible pipet (ada dalam kit)
2. Bahan :
1) Reagens RA Latex test
2) NaCl ,9 % atau Glysine Buffer
TATA LAKSANA :
Kualtitatif :
PROSEDUR 5. Bila tampak aglutinasi -> hasil R.F sample adalah positif 8 IU/ml
(Lanjutan) 6. Bila tampak aglutinasi -> hasil R.F sampel = negatif
Semi Kuantitatif
1. Cara kerja sama seperti cara kualitatif, disini sampel-sampel
adalah serum yang diencerkan dengan NaCl 0,9 % sehingga
pengenceran adaah ½, ¼, 1/8, dan seterusnya
2. Pengenceran tertinggi yang masih timbul aglutinasi adalah hasil
semi kuantitatif. Contoh : 1/2 (+), 1/4 (+), 1/8 (-) -> hasil Asto
sampel = 4/1 x 200 = 800iu/ml
Keterangan :
1. Selesai ts cuci test slide dengan Lar Hipoklorit 10000 ppm lalu
dengan aqua dan keringkan
2. Kontrol (+) dan (-) dilakukan seminggu sekali
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat : - Nycocard Reader
- Pipet 50 µl
TATA LAKSANA :
1. Cara kerja :
3. Catatan :
Untuk kadar CRP yang lebih tinggi dari 120 uL, diperiksa dengan
cara sebagai berikut :
1) 5 uL sampel dimasukkan kedalam larutan R1
2) Ambil 100 uL campuran ini dan masukkan kedalam tabung R1
baru
3) Ambil 50 uL cairan No.2, lalu periksa seperti diatas
PROSEDUR PERSIAPAN
Bahan :
1. Reagen rapid test HBS Ag Casette + Pipet
2. Serum
TATA LAKSANA :
1. Siapkan reagen pada suhu kamar
2. Masukan Serum 6 tetes (200 ul) pada lubang sampel
3. Biarkan meresap
4. Baca hasil dalam 15 menit
PEMBACAAN HASIL :
Negative Positive Invalid
Pada garis (C) Pada garis Control Pada garis control
Control (C) dan test (T) dan test (T) tidak terjadi
berwarna merah berwarna merah warna merah
- Ulangi pemeriksaan
dengan test cassette
baru
PENCATATAN HASIL :
Catat hasil pada lembar hasil manual, dan bubuhkan paraf
PEMERIKSAAN RAPID HBS Ag DENGAN
CASETTE
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PENGARSIPAN :
(Lanjutan) Masukkan cassette pasien dalam kantorng plastik, tutup kantong dan
tempelkan bersama lembar brief pasien
PENGERTIAN Langkah kerja memeriksa andi body HCV dalam specimen secara
kualitatif dengan metode Immuno Chromatografi
TUJUAN Deteksi adanya anti HCV dalam Specimen serum dengan cepat
KEBIJAKAN Analis mengerjakan test dengan urutan dan waktu yang tepat
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Reagen signal HCV
2) Pipet 100 ul
3) Buffer
2. Sampel : - Serum
TATA LAKSANA :
1. Siapkan Reagen didiamkan pada suhu ruangan 15 menit
2. Beri identitas pasien (No.b Lab) pada tes device
3. Teteskan 2 tetes Buffer di tengah tes Device, biarkan meresap
4. Setelah 30 detik masukkan 100 ul serum pasien, biarkan meresap
5. Setelah 30 detik teteskan 2 tetes Buffer, biarkan meresap
6. Setelah 30 detik masukkan signak reagen 2 tetes, biarkan meresap
7. Setelah 30 detik teteskan 3 tetes Buffer, biarkan meresap
8. Baca hasil setelah 2 – 10 menit
PEMERIKSAAN RAPID ANTI HCV
DENGAN TEST CARD
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENCATATAN HASIL :
Catat hasil pada lembar hasil manual dan bubuhkan paraf
PENGARSIPAN HASIL :
1. Masukkan Test Card dalam kantong plastk dan tutup
2. Tempelkan kantong ini pada brief pasien
PENGERTIAN Langkah kerja memeriksa sampel dengan cara test card HIV
PROSEDUR BAHAN :
1. Serum / plasma
2. Reagens kit HIV
3. Reagens Buffer
TATA LAKSANA :
1. Ambil test card pada suhu ruangan
2. Buka bungkus test card, beri label identitas pasien
3. Ambil pipet plastiknya dan sedot serum/plasma untuk diteteskan
kedalam sumur sampel di test card sebanyak 1 tetes
4. Tambahkan 3 tetes buffer ke dalam sumur sampel tersebut
5. Baca hasil 15 menit kemudian
6. Hasil :
- Timbul 2 garis berwarna : positif
- Timbul 1 garis berwarna : negative
- Tak timbul garis berwarna : invalid
7. Hasil tak boleh dibaca / diinterpretasi lebih dari 30 menit
PEMERIKSAAN SREENING HIV
DENGAN TEST CARD
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Rangkaian kerja mereaksikan serum dengan reagens RPR diatas test
card dan diputar secara rotasi 100 RPM 8 menit.
PROSEDUR 1. Alat :
1) Rotator
2) Mikro Pipet 50 ul
2. Bahan :
1) Reagens RPR
2) Test card (ada dalam kit reagens)
3) Pipet plastik (ada dalam kit reagens)
3. Sampel : Serum/Plasma
A. Kualitatif
1. Teteskan 50 ul sampel dalam lingkaran ditest card.
2. Sebarkan sampel keseluruh luas lingkaran dengan bagian datar
pipet.
3. Kocok botol antigen sampai homogen, posisikan botol antigen
vertikal terbalik dan teteskan 1 tetes antigen kesampel tadi.
4. Letakkan test card keatas rotator dan putar rotator 100 Rpm 8
menit.
5. Baca dibawah penyinaran yang baik.
PEMERIKSAAN RPR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
B. Kuantitatif
1. Dilakukan bila hasil kualitatif (+).
2. Cara sama dengan kualitatif dimana sampel adalah sampel
dengan pengenceran dengan NaCI 0,9% sehingga pengenceran
adalah 1 : 2, 1 : 8,1 : 16 dan seterusnya.
3. Pengenceran tertinggi yang masih tampak aglutinasi adalah
hasilnya.
KEBIJAKAN Analis melakukan test semi kuantitatif bila tes skreening positif.
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat :
a. Mikropipet 10 ul, 200 ul, variable mikropipet 10-100 ul
b. Disposable tray (ada dalam kit)
2. Bahan :
a. Reagens TPHA
3. Sampel :
- Seum //Plasma boleh disimpan 7 hari 2-80C / disimpan beku.
- Tidak boleh lipemik, hemolyse.
TATA LAKSANA :
KUALITATIF :
1. Setiap sampel butuh 3 sumur untuk tes kualitatif.
2. Masukkan 190 ul Diluent ke sumur 1.
3. Tambahkan serum 10 ul kesumur 1.
4. Campur isi sumur I dengan mikropipet dan pindahkan 25 ul
masing-masing ke sumur ke 2 dan 3.
5. Tambahkan 75 ul Test cell kedalam sumur ke 2.
6. Tambahkan 75 ul Control cell kedalam sumur ke 3.
TPHA
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
HASIL :
TEST CELL CONTROL CELL
Seluruh sel menutu- Aglutinasi (-) titik
+ KUAT pi dasar sumur Tengah jelas
KUANTITATIF :
1. Setiap sampel butuh 8 sumur untuk tes semikuantitatif.
2. Masukkan masing-masing 25 ul Diluent kedalam sumur 2/B
dilanjutkan s/d sumur 8/H.
3. Masukkan serum + diluent 1:20 (dari sumur tes kualitatif) masing-
masing 25 ul kedalam sumur 1/A dan 1/B.
4. Pindahkan isi sumur 2/B sebanyak 25 ul ke sumur 3/C, Lanjutkan
dari sumur 3/C ke 4/D terus sampai sumur 8.
TPHA
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 3/3
INDETERMINATE :
Bisa terjadi karena kadar antibody masih rendah, ulang tes
kualitatif, bila hasil sama ulang tes pada waktu lain
Atau konfirmasi dengan tes lain misalnya FTA-ABS
HASIL POSITIF :
Bisa terjadi pada infeksi lampau atau kini
Tak bisa membedakan antara Syphilis dan Infeksi Treponema
lain misalnya Yaws
False positif bisa terjadi pada penderita Lepra, Infectious
Mononucleosis dan kelalaian connective tissue
TUJUAN Mendeteksi dengan cepat adanya Antibodi terhadap Dengue jenis IgG
& IgM dalam Spesimen
PROSEDUR BAHAN :
1. Serum
2. Plasma
3. Darah heparin/EDTA (Tasnpa sentrifugasi harus segera
diperiksa)
2. Alat :
Pipet 10 ul
3. Reagen :
a) Dengue duo cassette test
b) Buffer
TATA LAKSANA :
1. Keluarkan Dengue Duo Casette dari kemasan
2. Masukkan 10 ul Serum atau Plasma pada lubang bulat di cassette,
biarkan sampel meresap
3. Teteskan 2 tetes Buffer pada lubang persegi cassette (Pastikan arah
botol tegak lurus ke bawah)
4. Baca test dalam 15 menit
PEMERIKSAAN IgG, IgM DENGUE
METODE RAPID DENGAN TEST CARD
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
KETERANGAN :
1. IgM Dengue dapat dideteksi 3-5 hr setelah infeksi pada infeksi
Primair
2. IgG Dengue dapat dideteksi 1-2 hr setelah infeksi pada Infeksi
Sekunder dan pada banyak kasus diikuti dengan kenaikan kadar
IgM
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PERSIAPAN
Alat : Miktropipet 10 ul
Bahan :
1. Darah EDTA/Citrat/Heparin
2. Plasma EDTA/Citrat.Heparin (Simpan 2-8 oC atau beku
sampai > 2 mg)
3. Serum (Simpan 2-8oC atau beku sampai > 2 mg)
Reagen :
SD Bioline Dengue NSI device
Tata laksana :
1. Keluarkan test card dan biarkan mencapai suhu ruangan
2. Keluarkan testcard dari pembungkusnya
3. Tulis Nama & No Lab diatas testcard dengan spidol
4. Masukkan 100 ul specimen kedalam lubang sample (S)
5. Pada saat reaksi dimulai, akan terlihat tampilan berupa garis
berwarna ungu yang berada dipusat tes
6. Baca hasil tes setelah 10-20 menit
7. Pembacaan hasil :
a. Hasil Negatif : Hanya muncul 1 garis Pita ungu pada garis
control C
b. Hasil Positif : Muncul 2 garis/pita ungu pada garis control
C dan garis test
PEMERIKSAAN DENGUE NS 1 AG
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR KETERANGAN :
(Lanjutan) 1. Hasil Negatfif bisa terjadi karena kadar NSI Ag di bawah limit
deteksi tes
2. Ag NSI diharapkan muncul 1 hari setelah muncul Panas, tetapi bila
sudah timbul NSI antibody maka deteksi antigen NSI terhambat
3. Darah hemolisis, lipemik, icterik, mengandung Rh.
Factor tak menghambat tes
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Test card
2) Pipet 10 uL
2. Bahan :
1) Darah EDTA/Citrat/Heparin
2) Diluents
TATA LAKSANA :
1. Keluarkan Tes Card dari pembungksnya, letakkan pada
permukaan datar dan kering.
2. Masukkan 5 ul darah/darah kapiler langsung kedalam sumur
tes
3. Tambahkan 4 tetes diluents
4. Baca hasil dalam 15-30 menit (jangan membaca setelah 30
menit)
5. Hasil :
Negatif : Muncul hanya 1 garis pada garis kontrol (C)
Positif : - Falciparum -> Tampak 1 garis pada daerah control
(C) dan 1 garis di daerah (Pf)
- Vivax/Malariae/Ovale -> Tampak 1 garis di daerah
control (C) dan 1 garis di daerah (Pan)
- Infeksi campuran Falciparum dan
Vivax/Malariae/Ovae -> 3 garis
PEMERIKSAAN MALARIA ANTIGEN
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
3) Test card
4) Pipet 10 uL
2. Bahan :
3) Darah/Serum/Plasma
4) Diluents
TATA LAKSANA :
1. Keluarkan Tes Card dari pembungksnya, letakkan pada
permukaan datar dan kering.
2. Masukkan 10 ul Serum/Plasma atau 20 uL darah kedalam
sumur tes
3. Tambahkan 3 tetes larutan uji
4. Kedtika reaksi mulai terjadi < muncul tampilan warna ungu
yang bergerak menuju Jendela Hasil dipusat test card
5. Baca hasil dalam 20 menit (jangan membaca setelah 20 menit)
6. Hasil :
Negatif : Muncul hanya 1 garis pada jendela hasil
Positif : Muncul dua/tiga garis pada jendela
Invalid : Tidak tampak garis ungu
PEMERIKSAAN MALARIA ANTIGEN
C 1 2 NEGATIF
POSITIF
1. M. Falciparum
2. M. Vivax
INVALID
PENGERTIAN Pemeriksaan tes IgM Anti Leptospira dengan rapid test menggunakan
metoda immunochromatography diatas membran
KEBIJAKAN Analis membaca hasil dibawah penerangan yang baik setelah 15 menit
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Anti Leptospira IgM Casette
2. Buffer
3. Sampel : Serum, Plasma (tahan 24 jam pada suhu 2-8oC/lebih
l;ama bila beku) Darah EDTA/HEParin/Oxalat harus segera
diperiksa
4. Micropipette 10 ul
CARA KERJA :
1. Keluarkan kaset tes Leptotek dari lemari es dan letakkan
diatas permukaan yang datar. Tunggu sampai mencapai suhu
ruangan
2. Tulis identitas pasien dengan spidol diatas kaset
3. Pipet sample 10 ul sample dan masukkan kedalam lubang
sample “A”
4. Tambahkan 5 tetes Bufer kedalam lubang “B”
5. Baca hasil sretelah 15 menit
PEMBACAAN HASIL :
C T A ⨀ Hasil
B : NEGATIF
C T A ⨀ B Hasil : POSITIF
PEMERIKSAAN IgM ANTI LEPTOSPIRA
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
KETERANGAN :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PERSIAPAN :
Alat :
Micropipette 100 ul
Bahan :
1. Serum (dapat disimpan 2-8oC atau beku)
2. Reagen SD Rapid TB (simpan 2-30oC)
CARA KERJA :
1. Keluarkan reagen tes dari pembungkus, letakkan pada permukaan
datar
2. Tambahkan 100 ul Serum ke dalam lubang sampel (S)
3. Pada saat reaksi dimulai, akan terlihat tampilan berupa garis
berwarna ungu yang berada di pusat test
4. Baca hasil dalam waktu 15 menit
PEMERIKSAAN ANTIBODI
MYCOBACTERIUM TUBERCULOSA
RUMAH SAKIT UMUM METODE RAPID DENGAN TEST CARD
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Langkah kerja menggunakan Alat Mini Vidas untuk pemeriksaan test
Immunologi secara otomatis dengan metoda ELFA (Enzym
Immunoassay dengan Fluorescent Detection)
KEBIJAKAN Analis memahami cara pengoperasian Alat Mini Vidas sebelum boleh
melakukan pemeriksaan dengan alat tersebut.
PROSEDUR Alat :
1. Alat Mini Vidas
2. Mikro Pipet 50 ul, 100 ul, 200 ul
Bahan :
1. Serum
2. Reagen HSBAg, Anti HBS, T3, T4, TSH, TPSA, Estradiol, FSH,
AFP, CEA, Toxoplasma, IgG, Toxoplas,a, IgM, HBEAg
Persiapan Sampel :
1. Masukkan serum/control/kalibrtor sesuai volume yang dibutuhkan
untuk masing-masing pemeriksaan kedalam strips reagen (Lihat
daftar tes)
2. Masukkan Strips tersebut dan SPR kedalam alat Mini Vidas
CARA KERJA
1. Nyaakan alat dengan menekan tombol yang ada dibelakang alat
2. Biarkan pemanasan alat secara otomatis ± 10 menit
3. Tekan Menu Utama, gb :
4. Tekan status Screen
5. Pilih A atau B
TUJUAN Agar alat dapat tahan lama dan berfungsi dengan baik
B. PERAWATAN MINGGUAN
1. Bersihkan pentip pada bagian dalam dan luar dengan tissue
dibasahi alcohol 70 %
2. Ganti Pentip jika sudah rusak
3. Bersihkan white device pada bagian dalam dengan alcohol 70
%
PROSEDUR ROTATOR
1. Pemeliharaan
1) Bersihkan dengan antiseptic 10.000 ppmk Hipoklorit bila ada
tmpahan cairan yang diperiksa
2) Bersihkan badan Rotator setiap minggu
TUJUAN Pengoperasian alat Bactec 9050 dilakukan dengan cara yang benar,
sehingga dapat meletakkan botol Bactec pada posisi yang benar, dan
mengetahui adanya perttumbuhan kuman dalam botol yang tepat
dalam waktu yang singkat
PROSEDUR Alat :
- Bactec 9050
- UPS
Bahan :
- Darah
- Urin SPP
- Cairan Tubuh (Liquor, Asites, Cairan Pleuradll)
CARA KERJA :
A. Memasukkan botol kultur Bactec
1. Tekan anda sebelum pintu Bactec dibuka ->
Tujuannya : Untuk membuat posisi tabung kalibrasi A, B, C
pada posisi 12.00
2. Buka pintu alat Bactec, tekan tombol gambar BOTOL dan
lampu akan menyala
3. Scanning botol akan menunjukkan posisi botol yang dapat
dimasukkan, misalnya A 17 -> Masukkan botol Bactec
diposisi yang tertulis tadi
PEMELIHARAAN ALAT
BACTEC 9050
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
B. Cara mengambil botol kultur Bactec (+) poritif dan (-) Negatif :
1. Bila ada (+) (Ada pertumbuhan kuman), alat memberi tanda alarm
dan pada gambar botol : menyala lampu merah
2. Tekan tanda sebelum pintu alat Bactec dibuka
3. Buka pintu alat Bactec, tekan tombol gambar botol dilayar
(Tampak gambar botol negative dan positif)
4. Botol (+) Positif :
- Buka pintu alat Bactec
- Tekan tombol gambar botol (+) pada display dibawah
- Dilayar akan tampak angka posisi botol (+) positif
- Ambil botol diposisi angka tersebut, lalu lakukan scaning
dengan cara melewatkan barcode botol di depan sumber sinar
merah yang letaknya dibawah kanan
5. Botol (-) Negatif :
- Buka pintu alat Bactec
- Tekan tombol dibawah gambar botol (-) negative pada
PEMELIHARAAN ALAT
BACTEC 9050
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 3/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR Alat :
- Bactec 9050
- UPS
Bahan :
- Larutan sabun hangat
- Kertas tissue
- Kain lembut bebas lemak
CARA KERJA :
A. Penggantian saringan udara
1. Saringan terletak dikedua sisi alat dekat dasarnya. Untuk
mengeluarkan saringan, angkat sedikit, lalu geser keluar dari
dasarnya. Tarik saringan dari rumahnya
2. Cuci saringan dengan sabun cair hangat, keringkan dan
letakkan diatas tissue (jika ingin segera memakainya)
3. Letakkan kmbali saringan dengan memsukkan bagian atas
kerumahnya. Geser dasarnya kearah alat, dan turunkan
saringan ketempatnya
4. Periksa saringan lebih sering jika lingkungan ruangan berdebu
B. Membersihkan jendela Barcode Scanner
1) Bersihkan jendela Barcode Scanner dengan
PEMELIHARAAN ALAT
BACTEC 9050
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PENGERTIAN Langkah kerja pengoperasian alat untuk mensterilkan alat dan bahan
Laboratorium dengan system sterilisasi basah dengan tekanan uap air
PROSEDUR PERSIAPAN :
Alat :
- Autoclave
Bahan :
- Aquadest
- Indicator tape
Sampel :
- Bahan yang akan isterilkan
A. PERSIAPAN :
1. Pastikan Autoclave berisi air bebas mineral sampai setinggi
lempeng penyekat
2. Pastikan air akan cukup selama sterilisasi
3. Pastikan lampu udara keluar lurus terbuka
B. TATA LAKSANA
1) Buka tutup Autoclave dengan memutar tangkai diatas tutup
berlawanan arah jarum jam
2) Tutup klep drainage/Pengeluaran air dan isi ± 2000 cc air
kedalam Chamber alat Autoclave
3) Tutup bahan yang akan disterilkan kedalam kranjang logam
dan masukkan kedalam chamber letakkan ± cm indicator strip
diatasnya
4) Tutup Autoclave
PEMELIHARAAN ALAT AUTOCLAVE
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(Dr. Sri Kustantini Hendrastuti )
PROSEDUR 5) Putar knop timer suhu 121oC. Atur sesuai kebutuhan. Power di
(Lanjutan) On kan (Arahkan ke Selector Ster) Sterilisasi berjalan
otomatik
6) Satu menit sebelum Power OFF akan terdengar bunyi berdesis
7) Satelan OFF tunggu ± 5 menit, buka klep drainage sehingga
sisa air keluar sampai tekanan menunjukkan angka “0”
8) Bila ingin mengeringkan bahan yang disterilisasi, buka tutup
chamber sedikit, pasang timer 10 menit, selector kearah “Dry”,
maka drying cycle akan berjalan otomatis
Keterangan :
1) - Bila selector kearah “Ster” -> lampu hijau
Menyala
- Bila selector kearah “Low water” -> Lampu merah
Menyala
- Bila selector kearah “Dry” -> lampu kunging
Menyala
2) Bila pengisian air kurang -> bunyi mendesis dan pemanasan
berhenti otomatis
Keluarkan dulu uap air sehingga tekanan ke “0”, buka tutup
Chamber dan isi 2000 cc awuadest
Ulangi cara mulai awal
PEMELIHARAAN ALAT AUTOCLAVE
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 3/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
TUJUAN Untuk menjaga kondisi alat Autoclave agar berfungsi dengan baik
PROSEDUR Alat :
- Dispenser
Bahan :
- Disk Antibiotik
CARA KERJA :
1. Buka alat Dispenser Disk.
2. Masukkan masing-masing Antibiotic Disk kedalam Dispenser,
tekan kebawah sampai terasa “Klek”.
3. Setelah semua Disk siap tekan tombol kebawah untuk mengunci.
4. Letakkan Dispenser tega lurus kebawah diatas Media Mueller
Hinton sehingga cawan dalam posisi didalamnya.
5. Tekan kebawah tampak disk-disk Antibiotic menempel tersebar
pada Media Mueller Hinton yang sudah ditumbuhi kuman.
PROSEDUR Bahan :
Semua bahan media yang akan ditimbang.
Alat : Timbangan Listrik Precisa 310
Cara :
1. Nyalakan alat —> posisi ON
2. Letakkan kertas timbang
3. Tekan tombol “ T ” (tera), tunggu sampai alat menunjukan posisi
0,000.
4. Letakkan bahan yang akan ditimbang sesuai dengan kebutuhan
sehingga alat menunjukkan angka yang sesuai dengan berat yang
diinginkan.
5. Matikan alat setelah selesai penimbangan —> tekan OFF
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas ukur 500 ml.
2. Spate/batang pengaduk.
3. Timbangan Elektrik.
4. Kertas Timbangan.
5. Labu Erlenmeyer 250 ml.
6. Kompor.
7. Auto Clave.
8. Tabung reaksi berukuran 10 cm.
9. Api Bunsen.
BAHAN :
1. Media Amies Transport.
2. Aquadest.
3. Indicator tape.
4. Kapas.
CARA KERJA :
1. Buatlah Media Amies Transport sesuai dengan kebutuhan .
2. Dalam wadah Media Amies Transport sudah tercantum 20 gram
dalam 1 liter.
MEMBUAT MEDIA AMIES TRANSPORT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Rangkaian kerja dalam pembuatan media Blood agar untuk keperluan
pemeriksaan mikrobiologi.
TUJUAN Memberi panduan dalam pembuatan media Blood Agar (BA) sehingga
tercapai hasil media yang baik kwalitasnaya.
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas ukur 100 ml, 250 ml.
2. Spatel / batang pengaduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbang
5. Labu Erlemeyer 500 ml
6. Kompor
7. Autoclave
8. Cawan Petridisk
9. Api Bunsen
BAHAN :
1. Media Blood Agar (BA)
2. Aquadest
3. Indicator tape
4. Darah Domba 10 ml
Cara :
1. Buatlah media Blood Agar sesuai dengan kebutuhan
2. Dalam wadah media Blood Agar (BA) sudah tercantum : 40 gram
dalam 1 liter.
3. Apabila kita akan membuat 400 ml maka perhitungannya :
40 gr × 400 ml = 16 gram
1000 ml
MEMBUAT MEDIA AMIES TRANSPORT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
6. Media Blood Agar yang sudah disteril dibiarkan pada suhu kamar.
Penyusun : Penanggung-jawab :
Tim Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Ka Laboratorium Patologi Klinik
PENGERTIAN Rangkaian kerja dalam pembuatan Media TCBS agar untuk keperluan
pemeriksaan Mikrobiologi.
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas ukur 500 ml.
2. Spate/batang pengaduk.
3. Timbangan Elektrik.
4. Kertas Timbangan.
5. Labu Erlenmeyer 250 ml.
6. Kompor.
7. Auto Clave.
8. Tabung reaksi berukuran 10 cm.
9. Api Bunsen.
BAHAN :
1. Media TCBS Agar Code CM 0333
2. Aquadest.
3. NaCl kristal
MEMBUAT MEDIA TCBS AGAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas ukur 250 ml, 500 ml.
2. Spatel/ batang penganduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbangan.
5. Labu Erlenmeyer 250 ml, 500 ml.
6. Kompor.
7. Auto clave.
8. Petridisk.
9. Api Bunsen.
BAHAN :
1. Media Oxacillin Resistance Screening Agar Base (ORSAB).
2. Aquadest.
3. Indicator tape.
MEMBUAT MEDIA OXACILLIN RESISTANCE
SCREENING AGAR BASE (ORSAB)
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas ukur 250 ml, 500 ml.
2. Spatel/ batang penganduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbangan.
5. Labu Erlenmeyer 250 ml, 500 ml.
6. Kompor.
7. Autoclave.
8. Petridisk.
9. Api Bunsen
BAHAN :
4. Media Tryptone Soya Agar (TSA)
5. Aquadest.
6. Indicator tape.
Cara kerja :
1. Buatlah Media Tryptone Soya Agar (TSA) sesuai dengan
kebutuhan.
2. Dalam wadah Media TSA sudah tercantum.
40 gr × 200 = 8 gr
1.000
Maka 8 gr Media TSA dilarukan dalam 200 ml
3. Kemudan dimasak ditas kompor dalam labu Erlenmeyer sampai
larut dan matang (bening)
MEMBUAT MEDIA TRYPTONE SOYA AGAR
(TSA)
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 1/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas ukur 250 ml, 500 ml.
2. Spatel/ batang penganduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbangan.
5. Labu Erlenmeyer 250 ml, 500 ml.
6. Kompor.
7. Autoclave.
8. Petridisk.
9. Api Bunsen
BAHAN :
7. Media Mannitol Salt Agar
8. Aquadest.
9. Indicator tape.
Cara kerja :
1. Buatlah Media Mennitol Salt Agarsesuai kebutuhan.
2. Dalam wadah Media Mannitol Salt Agar sudah tercantum.
111 gr × 200 = 22,2 gr
1.000
Maka 22,2 gr Media Mannitol Salt Agar dilarutkan dalam 200 ml
aquadest.
MEMBUAT MEDIA MANNITOL SALT AGAR
(MSA)
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas ukur 500 ml.
2. Spatel/ batang penganduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbang.
5. Labu Erlenmeyer 500 ml.
6. Kompor.
7. Autoclave.
8. Petridisk.
9. Api Bunsen
BAHAN :
1. Media SS Agar
2. Aquadest.
MEMBUAT MEDIA SS AGAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Cara :
(Lanjutan) 1. Buatlah media SS Agar sesuai dengan kebutuhan.
2. Dalam wadah media SS Agar sudah tercantum : 63 gram dalam 1
liter.
3. Apabila kita akan membuat 400 ml maka perhitungannya :
63 gr × 400 ml = 25,2 gram
1000 ml
Maka 25,2 gram Media SS Agar dilarutkan dalam 400 ml aquadest :
1. Kemudian masak diatas kompor dalam labu Erlemeyer sampai
larut dan matang (bening).
2. Tuangkan pada cawan petridisk @ 20 ml tiap cawan petridisk.
3. Setelah beku dan dingin, simpanlah diemari es (2-80C).
PENGERTIAN Rangkaian kerja dalam pembuatan Media Selent Cystine Broth untuk
keperluan pemeriksaan Mikrobiologi.
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas Ukur 250 ml.
2. Spatel/ batang penganduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbang.
5. Labu Erlenmeyer 500 ml.
6. Kompor.
7. Tabung reaksi berukuran 10 cm.
BAHAN :
1. Media Selent Cystine Broth code CM 0699.
2. Aquadest.
3. Kapas
4. Sodium Biselenit
Cara :
1. Bautlah media Selenit Cystine Broth sesuai dengan kebutuhan.
2. a. Dalam wadah media Selenit Cystine Broth sudah tercantum : 19
gram dalam 1 liter.
19 gr × 200 ml = 3,8 gram
1000 ml
MEMBUAT MEDIA SELENT CYSTINE BROTH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas Ukur 250 ml.
2. Spatel/ batang penganduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbang.
5. Labu Erlenmeyer 500 ml.
6. Kompor.
7. Autoclave.
8. Tabung reaksi berukuran 10 cm.
BAHAN :
1. Media Fluid Thioglycollate Medium USP.
2. Aquadest.
3. Indicator tape.
Cara :
1. Buatlah media Thioglicollate sesuai dengan kebutuhan.
2. Dalam wadah media Thioglicollate sudah tercantum :
29,5 gr × 200 ml = 5,90 gram
1000 ml
MEMBUAT MEDIA THIOGLYCOLLATE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Keterangan :
Bila bagian atas media berwarna merah muda karena oksidasi, dapat
dipanasi ulang waterbath selama 10 menit (Pemanasan ulang hanya
boleh 1x)
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas Ukur 100 ml, 250 ml
2. Spatel/ batang penganduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbang.
5. Labu Erlenmeyer 500 ml.
6. Kompor.
7. Autoclave.
8. Cawan petridisk
9. Api bunsen
BAHAN :
1. Media Mueller Hinton II Agar code CM
2. Aquadest.
3. Indicator tape.
Cara :
1. Buatlah media Mueller Hinton II Agar sesuai dengan kebutuhan.
2. Dalam wadah media Mueller Hinton IIAgar sudah tercantum : 38
gram dalam 1 liter
3. Apabila kita akan membuat 400 ml maka perhitungannya :
38 gr × 400 ml = 15,2 gram
1000 ml
MEMBUAT MEDIA MULER HINTON II AGAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Maka 15,2 gram Media Mueller Hinton dilarutkan dalam 400 ml
(Lanjutan) 4. Kemudian masak diatas kompor dalam labu Erlenmeyer sampai
larut
5. Steril di dalam Autoclave pada temperature 121oC selama 15
menit
6. Tuang kan pada cawan petridisk @ 20 ml tiap cawan petridisk
7. Setelah beku dan dan dingin, simpanlah di lemari es
PENGERTIAN Rangkaian kerja dalam pembuatan Media EMB Agar untuk keperluan
pemeriksaan mikrobiologi.
PROSEDUR ALAT :
(Lanjutan) 1. Gelas Ukur 100 ml, 250 ml, 500 ml
2. Spatel/ batang penganduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbang.
5. Labu Erlenmeyer 500 ml.
6. Kompor.
7. Autoclave.
8. Petridisk
BAHAN :
1. Media EMB Agar code CM 0069
2. Aquadest.
3. Indicator tape.
4. Kertas lakmus
5. Larutan Na0H 1 N
6. Larutan NaCL 1 N
7. Glucose
MEMBUAT MEDIA EMB AGAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/3
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Cara :
(Lanjutan) 1. Buatlah Larutan Na0H 1 N
Timbang 40 gram Na0H Kristal dilarutkan dalam 1 liter
aquadest
2. Buatlah larutab HCL 1 N
Larutkan 36 cc HCL pekat dalam 1 liter aquadest
3. Buatlah Media EMB sesuai kebutuhan
Dalam wadah media EMB sudah tercantum : 37,5 gram dalam 1
liter
Apabila kita akan membuat 400 ml maka perhitungannya :
37,5 gr × 400 ml = 15gram
1000 ml
Maka 15 gram Media EMB dilarutkan dalam 400 ml Aquadest
Kemudian cek dengan kertas lakmus :
- Apabila PH < 7,1 tambahkan Na0H 1 N → sampai PH =
7,1
- Apabila PH > 7,1 tambahkan HCL 1 N → sampai PH =
7,1
Tambahkan 2 gram glucose
Kemudian masak diatas kompor dalam labu Erlemeyer sampai
larut dan matang (bening)
Sterilkan di dalam Autoclave pada temperature 121oC selama
20 menit
Tuang pada cawan petridisk ± @ 20 ml tiap cawan petridisk
Setelah beku dan dingin, simpanlah di lemari (4-8oC)
MEMBUAT MEDIA EMB AGAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 3/3
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(
PROSEDUR ALAT :
1. Gelas Ukur 250 ml.
2. Spatel/ batang penganduk.
3. Timbangan elektrik.
4. Kertas timbang.
5. Labu Erlenmeyer 500 ml.
6. Kompor.
7. Autoclave.
8. Cawan petridisk
9. Api bunsen
BAHAN :
1. Media SDA Sabouraud Dextrose Agar.
2. Aquadest.
3. Indicator tape.
Cara :
1. Buatlah Media SDA Sabouraud Dextrose Agar sesuai dengan
kebutuhan.
2. Dalam wadah Media SDA Sabouraud Dextrose Agar sudah
tercantum : 65 gram dalam 1 liter
3. Apabila kita akan membuat 400 ml maka perhitungannya :
65 gr × 400 ml = 26 gram
1000 ml
MEMBUAT MEDIA SDA
(SABOURAUD DEXTROSE AGAR)
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Uji kwalitas media dengan menggunakan control kuman positif (yang
seharusnya tumbuh) dan control kuman negative (yang seharusnya
tidak tumbuh)
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
- Cawan petri
- Ose
- Incubator
- Api busen
2. Bahan :
- Blood agar
- Mueller Hinton Agar
- SS Agar
- TCBS
- EMB
Kuman Kontrol :
- Streptococcus ALFA
- E. Coli
- Staph Aureus
- Pseudomonas Aeruginosa
- Salmonella Thyphi
UJI KWALITAS MEDIA DENGAN
KUMAN CONTROL
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
TATA LAKSANA :
- Sediakan media-media yang diperlukan
- Tanam dengan kuman-kuman control yang sesuai
- Inkubasi 24 jam dalam incubator 37oC
- Lihat pertumbuhan kuman yang ada
- Catat pada buku Quality Control
PROSEDUR 1. Media STOK (SSA, EMB, TCBS, BA, NA, SDA, Thioglikolat,
Dipslides) yang diterima dari gudang logistic disimpan pada suhu
ruang (2 – 30oC) sampai batas kadaluarsa
2. Media Broth : Simpan dalam lemari es 2 – 8oC
3. Media Agar : Simpan dalam lemari es 2 – 8oC
PROSEDUR PERSIAPAN :
Alat:
1. Ose
2. Slide
3. Bunsen Burner
Bahan :
1. NaCl 0,9 %
2. H2O2 3%
TATA LAKSANA :
1. Ambil 1 ose NaCl 0,9 %, letakkan pada slide masing-masing untuk
control dan tes
2. Ambil 1 ose H2O2 masing-masing letakkan dikontrol dan tes
3. Ambil 1 Ose kuman, letakkan pada tes di slide tadi
4. Homogenkan dengan ose pada masing-masing control dan tes
5. Amati terjadinya gelembung udara
6. Hasil (+) : Terjadi gelembung udara -> Staphylococcus
Hasil (-) : Tak terjadi gelembung udara -> Streptococcus
PEMERIKSAAN TES KATALASE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Langkah kerja mereaksikan koloni kuman yang tak berwarna biru
dengan Reagen Staphylase untuk melihat timbulnya aglutinasi
PROSEDUR PERSIAPAN :
Alat:
1. Ose
2. Bunsen Burner
3. Slide
Bahan :
1. Koloni Staphylococcus yang tumbuh di media Orsab tetapi tidak
berwarna biru
2. Staphylase Kit
Tata Laksana :
1. Ambil 1 – 3 koloni kuman yang tak berwarna biru yang tumbuh di
media Orsab, letakkan pada slide masing-masing untuk control
reagent pada masing-masing slide
2. Teteskan masing-masing 1 tetes test reagen dan control reagent
pada masing-masing slide
3. Homogenkan dengan ose pada masing-masing control dan test
reagen dan control reagent pada masing-masing dan test
4. Amati proses aglutinasi
5. Hasil (+) bila terjadi aglutinasi
(-) bila tidak terjadi aglutinasi
PROSEDUR PERSIAPAN :
Alat:
1. Ose
2. Bunsen Burner
3. Slide
Bahan :
1. Koloni Staphylococcus yang tumbuh di media Orsab tetapi tidak
berwarna biru
2. Plasma/Staphylase
3. NaCl 0,9 %
Tata Laksana :
1. Ambil 1 ose NaCl 0,9% dan letakkan diatas slide, masing-masing
untuk tes dan control
2. Ambil 1 ose plasma dan letakkan diatas NaCl tadi baik di control
naupun dites
3. Ambil 1 ose kuman dan letakkan diposisi tes di slide
4. Homogenkan dengan ose baik untuk tes maupun control, setiap 1
menit angkat ose untuk mengamati pembekuan
5. Hasil (+) bila terjadi pembekuan plasma
(-) bila tidak terjadi pembekuan plasma
PROSEDUR A. SAMPEL
1. Darah vena
2. Urin SPP
3. Cairan dalam tubuh
4. Cairan bilasan broncous
B. Alat
1. Bactec 9050
2. Komputer microbiologi
3. Cawan Petridis
4. ASE
5. Bunser Burner
6. Jangka sorong
7. Semprit 1 cc/2.5 cc
8. Incubator
9. Gelas Objek
PEMERIKSAAN MIKROORGANISME
(MO) DENGAN BACTEC 9050
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/7
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR C. BAHAN
(Lanjutan) 1. Botol Bactec dewasa/pediatric
2. Media BA
3. Media SS
4. Media MH
5. Media TSA
6. Pewarnaan gram
7. Microbact 12 A, 12 B
8. Disc antibiotika
9. Disc Bacitracin
10. Disc Optochin
11. Disc Methicilin
TATA LAKSANA
1. Maasukan sampel dalam botol Bactec dengan semprit steril secara
aseptic sebanyak 03-5 cc
2. Catat dibuku kerja Mikrobiologi, Nama, No rekam medis,
Ruangan/Rawat jalan, Dokter, Bahan pemeriksaan, tanggal dan
jam pemeriksaan
3. Tempelkan 1 Barrcode dibotol Bactec dan satunya disamping
nama pasien di buku kerja
4. Masukkan botol Bactec kedalam alat Bactec 9050 (caranya lihat
SPO Pengoperasian Bactec 9050)
5. Lihat setiap hari didisplay apakah anda terdeteksi adanya
pertumbuhan kuman di botol Bactec, dan tentukan botol dilokasi
yang mana
PEMERIKSAAN MIKROORGANISME
(MO) DENGAN BACTEC 9050
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 3/7
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Alat :
- Bactec 9050
- Komputer
- Petridisk
- OSE
- Bunsen Burner
- Jangka Sorong (Venier Calipers)
Bahan :
- Botol Bactec
- Media SS
- Media Mueller Hinton
- Pewarna Gram
- Microbact 12 A
- Disk Antibiotika
TATA LAKSANA :
1. Masukkan darah pena 3-5 cc kedalam botol Bactec secara Aspetik.
(dewasa) dan 1-3 cc untuk anak.
2. Masukkan botol tersebut kedalam alat Bactec 9050.
3. Bila ada pertumbuhan kuman lanjutkan dengan penanaman pada
Media SS Agar dan Blood Agar.
KULTUR SALMONELLA, SHIGELLA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 4. Amati koloni yang tumbuh pada media SS Agar, jika terdapat
(Lanjutan) koloni bening, kecil, seperti tetesan air diduga Bakteri Salmonella.
5. Koloni tersangka ditanam selanjutnya pada microbact 12 A dan
test resistensi Antibiotika, Inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
6. Baca hasil identifikasi kuman dari microbact 12 A dengan
komputer mikro.
7. Baca test resistensi antibiotika dengan jangka sorong catat zona
yang terbentuk.
PENGERTIAN Tahapan proses kerja untuk mendeteksi adanya kuman pada faeces.
PROSEDUR Alat :
1. Inkubator
2. Komputer
3. Pot faeces steril
4. OSE
5. Bunsen Burner
6. Jangka Sorong (Venier Calipers)
7. Swab rectal
Bahan :
1. Selenit Broth
2. Media SS Agar
3. Media EMB Agar
4. Media TCBS Agar
5. Microbact 12 A
6. Media Mueller Hinton
7. Disc Antibiotik
8. Faeces
TATA LAKSANA :
1. Sesendok kecil pot faeces ( ± 1 gram) atau swab rectal ditanam
kedalam media selenit broth ~> inkubasi suhu ruangan 1-2 jam
(bila ada pertumbuhan media keruh).
PEMERIKSAAN KULTUR FAECES
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 2/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 2. Kemudian inokulasi ke media SS, EMB, TCBS Agar ~> Inkubasi
(Lanjutan) 370C selama 24 jam.
3. Amati koloni yang tumbuh pada media:
-Pada media SS Agar : Koloni jernih, kecil seperti titik air ~>
diduga salmonella.
-Pada media EMB Agar : koloni kilat logam ~> diduga E Coli.
-Pada media TCBS Agar : Koloni kuning diduga Vibrio Cholera.
4. Periksa media TCBS segera setelah keluar dari inkubator karena
koloni menjadi hijau bila lama disuhu ruang.
5. Kemudian lanjutkan penanaman ke microbact 12 A dan test
resistensi antibiotik pada media Mueller Hinton ~> inkubasi
selama 24 jam pada suhu 370C.
6. Masukkan data perubahan pada media gula-gula Microbract 12 A
dan baca ke program komputer micro ~> dan dapatkan hasil
identifikasi kuman.
7. Untuk E Coli lanjutkan dengan test patogenitas.
PROSEDUR 1. Alat :
1) Ose bulat dan jarum
2) Petridisk steril
3) Api Bunsen
4) Objeck glass
5) Inkubator
6) Dispenser disk
7) Jangka sorong
8) Komputer
2. Bahan :
1) Media enrichment : larutan Thioglycolate
2) Media BA
3) Media ORSAB
4) Media TSA
5) Media SIM
6) Media Mueller Hinton Agar
7) Media Mueller Hinton Agar + Darah
8) Media Manitol
9) Pewarnaan Gram
PEMERIKSAAN KULTUR SPUTUM, PUS dan
SWAB
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/4
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
4. TATA LAKSANA
HARI I
- Masukkan sedikit specimen / swab kedalam larutan
Thioglycolate inkubasi dalam inkubator pada suhu 370C
selama 2-3 jam, kemudian lakukan swab kultur pada media
BA inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C.
- Catat jam penanaman pada buku kerja mikro.
PEMERIKSAAN KULTUR SPUTUM, PUS dan
SWAB
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 3/4
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR HARI II
(Lanjutan) - Lihat adanya pertumbuhan dan lakukan pewarnaan gram dan
amati bentuk dan warna kumannya.
- Gram (+) positif ~> lakukan test katalase :
* Bila katalase (+) positif lanjutkan penanaman dimedia
Manitol, ORSAB dan uji resistensi pada media Mueller
Hinton dengan penambahan disc antibiotika “Meticillin”
0
inkubasi 37 C selama 24 jam.
* Bila katalase (-) negatif lanjutkan penanaman pada media
Mueller Hinton + darah dengan penambahan disc antibiotika
“Optocin dan Bacitracin“ inkubasi 370C selama 24 jam.
PENGERTIAN Identifikasi koloni pada media Blood Agar dengan cara visual,
pengecatan dilanjutkan tes-tes tertentu untuk mengetahui jenis
Staphylococcus.
TUJUAN Untuk 2
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Bahan :
- Media Blood Agar
- NaCl 0,9 %
- Mineral Oil
- Plasma/Staphylase
2. Alat :
- Ose
- Gelas Objek
- Bunsen Burner
- Mikroskop
- Tissue
3. Sampel :
- Media Blood Agar dengan pertumbuhan koloni
TATA LAKSANA :
1. Ambil satu koloni pada media Blood Agar, letakkan pada
gelas objek dan buat hapusan
IDENTIFIKASI KUMAN
STAPHYCOCCUS
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 2. Lihat bentuk dan hasil cat kuman, kalau coccen gram positif
(Lanjutan) maka hasil (+)
3. Lakukan uji kolni dengan tes Katalase, bila timbul gelembung
udara -> Tes Katalase Positif -> Lanjutkan dengan tes
koagulase
4. Bila hasil tes koagulase positif menunjukkan bahwa kuman
tersebut Staphylococcus Aureus
5. Bila hasil tes koagulase Negatif, maka kuman tersenut
Staphylococcus lainnya
PENGERTIAN Identifikasi koloni pada media Blood Agar dengan cara visual,
pengecatan dilanjutkan tes-tes tertentu untuk mengetahui jenis
Streptococcus
PROSEDUR PERSIAPAN :
Alat
- Ose
- Slide
- Bunsen Burner
- Mikroskop
- Tissue
Bahan :
- Cakram Antibiotik
- Pewarnaan gram
- Media BA
- Media MH Agar
- Plasma
- Xylol
- Mineral Oil
Media Blood Agar dengan pertumbuhan koloni
TATA LAKSANA :
1. Amati pertumbuhan koloni pada media BA
a. Terbentuk zona keruh kehijauan di duga kuman streptococcus
PROSEDUR 2. Ambil satu ose biakan kuman dari media BA, letakkan pada slide
(Lanjutan) kuman lakukan pewarnaan gram
3. Hasil pewarnaan gram bentuk coccus seperti rantai maka hasil
gram positif (+) streptococcus
4. Uji koloni dengan test katalase, jika hasil negatif tidak ada
gelembung maka hasil streptococcus
5. Ambil 1 ose biakan kuman dari media BA, untuk uji antibiotika
dengan cakram antibiotika optocin bacitracin inkubasib 37oC 24
jam
6. Pengamatan pada media MH :
a. Jika terbentuk zona pada optochin tidak pada bacitracin maka
hasil streptococcus (alfa)
b. Jika terbentuk zona pada bacitraci tidak pada Optochin maka
hasil streptococcus (beta)
c. Jika terbentuk zona pada bacitraci tidak dan optochin maka
hasil streptococcus (gamma)
PROSEDUR Alat :
- Ose
- Reaciator cards (kartu reaksi)
- Rotator
Bahan :
- Reagen kit E. coli 0157 yang berisi
1. Reagen Latex ( Tutup kuning)
2. Kontrol latex
3. Kontrol Negatif (Tutup kuning)
4. Kontrol positf (tutup merah )
CARA KERJA :
CARA 1
- Pipet 1 tetes NaCI dan letakan pada reaction card
- Ambil 1 koloni kuman yang dimaksud Ose, letakan di
reacition card tadi. Campur hingga homogen
- Tambahkan 1 tetes Reagen latex
- Campur hinggan homogen
- Goyang diatas rotator selama 1 menit
- Sebagai bahan pembanding dalam pembacaan hasil gunakan
control negatf dan control positif
- Cara: 1 tetes control Negatif +1 tets Reagen Laex
1 tetes control Positif +1 tets Reagen Laex
Masing-masing dicampur hingga homogen
Goyangkan diatas rotator selama 1 menit
ADMINISTRASI PENGAMBILAN DAN
PENAMPUNGAN SPESISIMEN
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Hasil
(-) negatif : tidak terjadi aglutinasi (Non patogen )
(+) terjadi aglutinasi (pathogen)
CARA II
Untuk membedakan autoaglutinasi yang sebenarnya .lakukan dengan
cara ini
- Pipet 1 tetes NaCI dan letakan pada reaction card
- Ambil 1 koloni kuman yang dimaksud Ose, letakan di
reacition card tadi. Campur hingga homogen
- Tambahkan 1 tetes Reagen latex
- Campur hinggan homogen
- Goyang diatas rotator selama 1 menit
I II Hasil
Reaksi (+) Positif (-) Negatif E. Coli patogen
(+) positif (-) Negatif Auto Aglutinasi.
Ulangi test
PENGERTIAN Cara penggunaan microgen 12A dan 12B untuk tahap indefikasi
kuman garam negatife
PROSEDUR 1. Alat
1) Pipet 100 ul
2) Tip kuning steril
3) Ose ujung bulat
4) Tabung reaksi 10 ml
5) Ose jarum
2. Bahan :
1. NaCl 0,9% steril (untuk membuat kuman)
2. Mikrogen 12A,12B
3. Set mikrogen (mineral oil, TDA oxidase Nitrat A,B
Indole,VpI dan VpII)
4. Kertas oksigen
5. Media SIM
IDENTIFFIKASI KUMAN GRAM NEGATIF
DENGAN MICROGEN 12 A DAN 12 B
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
2 /3
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR Persiapan
1. Alat
1) Ose
2) Cawan petri
3) Incubator
4) Jangka soromg pengukur zone Inhibisi
2. Bahan
1) Media Mueller hinto
2) Cakram antibiotika (3.5)
3) Strain kuman kontrol
Staphylococus aureus
Eschericia coli
Pseudomonas Aeruginosa
4) NaCl steril
5) Standar Mac farlan 0,5
3. Cara :
1) Masukan stsring kuman control kedalam Nacl steril
sehingga kekeruhan standar Mac farlan 0,5
2) Tanamkan cakram antibiotic yang diuji pada media
Mueller hinton
3) Inkubasi dalam incubator 24 jam 37ºc
4) Ukuran zona inhibisi dengan jangka sorong
5) Catat pada lembar uji resistem dan cocokkan dengan
zona kepekaan kuman metoda Kirby bauer
CARA PENGAMBILAN AIR KRAN
UNTUK KULTUR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D 1/2
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
TUJUAN Memberi panduan cara melakukan pewarna gram pada sediaan hapus
sehinga di peroleh pewarnaan gram yang baik dan dapat dilihat
dengan jelas dibawah mikroskop
PROSEDUR PERSIAPAN
ALAT
1. Objek glass
2. Ose
3. Mikroskop
Bahan :
1. Pewarna gram
Gram A(gentian violet)
Gram B(lugol)
Gram C (alcohol 96%)
Gram D (safranin)
2. Air kran
3. Minyak imersi
TATA LAKSANA
1. Buat sediaan pada objek glas dan dilewati diatas nyala api 3x
berturut turut
2. Letakan objek glas sediaan kuman diatas kawat jembatan
pewarnaan dan genangi sedia dengan zat warna gentian violet -1
menit
PEWARNAAN GRAM
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA
2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PERSIAPAN
A. Alat
1. Pot/wadah dahak
2. Gelas objek
3. Rak pengecat
4. Lidi
5. Sumber api spirtus
6. Tissue
B. Bahan
1. Sputum mucopurulent
2. Cairan liquor
3. Pewarnaan zieh neelsen
4. Cairan lyson (desinfektan)
5. Cairan spiritus/ alcohol 96%
PEMERIKSAAN BTA (SPUTUM)
PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/5
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR PENGCATAAN
(Lanjutan) I. PEMBUATAN SEDIAAN APUS BTA
1. Tulisan indenfikasi slide yang bersih
2. Ambil dengan lidi sample sputum pada bagian yang
kental/mukorulen
3. Sebarkan sputum permukaan kaca sediaan dengan ukuran 2x3 cm
4. Keringat pada suhu kamar
5. Masukan lidi bekas kedalam cairan lisol/desinfektan
6. Lewatkan sedian di atas nyala api dengan cepat 3 kali untuk
fiksasi (lakukan melalui bahwa sedian dan jangan sampai hangus
)
7. Aturan sedian diatas rak jangan terlalu rapat,buat jarak
8. Tuangkan larutan carbon fuchsin sampai menutup seluruh
sediaan
9. Panaskan sedian diatas api menyeluruh sediaan
10. Jangan terlalu lama dan hanya menguap saja biarkan 5 menit
11. Buang carbon fuchsin perlahan-lahan
12. Bilas dengan menyiram air mengalir
13. Tuangkan asam alcohol 3% di atas sediaan dan biarkan beberapa
saat (± 2 menit ) sampai warna fuchsin hilang maksimum 3
menit
14. Bilas cuci dengan air mengalir
15. Tuang larutan methylene blue 0,3% hingga menutupi seluruh
permukaan selama 10-20 detik
16. Bilas cuci dengan air mengalir
17. Keringkan diatas rak pada suhu kamar
PEMERIKSAAN BTA (SPUTUM)
PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
4/ 5
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Keterangan
Letakan kantong plastic hitam dalam wadah sampah bertutup dan
diberi lebel tertulis : LIMBAH DOMESTIK
TUJUAN Agar laboratorium bersih dan tidak timbul bahaya infeksi akibat
paparan bahan padat inffeksius
I. ALAT SUNTIK
PROSEDUR A. Penanganan jarum suntik dari semprit yang darahnya
belum beku :
1. Gunakan sarung tangan
2. Jarum suntik dilepas kedalam tempat khusus jarum
suntik (jerigen bertuliskan infeksius )
3. Darah ada di dalam spuit di alikan ke tabung secara
berlahan
4. Bekas spuit dimasukan ke dalam tempat sampah
infeksius pada (jerigen infeksius )
III. KAPAS
Masukan kapas bekas darah pasien kedalam tempat sampah
limbah infeksius kantong plastic berwarna kuning
PENGERTIAN
Limbah cair infeksius laboratorium berasal dari bahan kimia untuk
penguju air bekas pencucian sisa specimen (darah dan cairan tubuh )
TUJUAN Agar laboratorium bersih dan tidak tercemar bahan infeksius yang
menggunakan kesehatan
PROSEDUR .
I. LIMBAH CAIR SISA SPESIMEN
1. Masukan sisa specimen yang berasal dari darah dalam
tabung tertutup kedalam tempat sampah limbah infeksius
(kantong plastic kuning )
2. Buang sisa ppesimen yang berasal dari urin rutin ke saluran
pembuangan yang langsung berhubungan dengan bak
pengelola limbah Rumah sakit
3. Buang sisa spesimen berupa serum, cairan asites,cairan
pleura cairan peredam tips pipet keseluruhan pembuangan
yang langsung mengarah ke bak pengolah limbah rumah
sakit
II. LIMBAH CAIR DARI ALAT MEDIS
LABORATORIUM,
1. Tampung limbah cair analyser Hematologi,
analyserkimia pentra dan cobas mitra alat HBAIC
D10, analyser blood gas analyser Elektronik dalam
jaringan tertutup
2. Setelah jerigen ¾ penuh buang isinya kedalam
saluran pembuang laboratorium ditempat cuci yang
langsung berhubungan dengan kolam limbah Rumah
sakit tebet
PENANGANAN PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR INFEKSIUS
RUMAH SAKIT UMUM
LABORATORIUM
KELAS D No. Dokumen No. Revisi Halaman
KECAMATAN CIRACAS
PROPINSI DKI JAKARTA 3/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR .
I. Tindakan khusus mengambil melabel dan membawa
apecimen darah infeksius
1. Gunakan sarung tangan dalam membawa mengambil dan
analisi specimen
2. Setelah mengambil darah dengan semprit lepaskan jarum
dari sempritnya dengan cara memasukan jarum ketutup
jarum (yang diletakan dengan lubang menghadap keatas
di taraik ) setelah jarum tertutup ,baru dilepas dari
sempritnya dan jarum dibuang dijerigen semprit berlebel
INFEKSIUS
3. Pindahkan darah ketabung specimen dengan hati-hati
4. Sebaiknya menggunakan pengambilan darah system
vacutainer sehingga darah langsung mengalir dari vena
pasien kedalam tabung penampungan specimen
II. Mencegah penyebaran bahaya infeksisus di R. Mikrobiologi
1. Gunakan sarung tangan dan masker saat bekerja
2. Gunakan sengkelit lingkaran penuh dan panjang tangkai
maksimum 6 cm
3. Gunakan api Bunsen untuk membakar sengkit habis
pakai
4. Jangan lakukan test katalase diatas gelas objek gunakan
tabung atau gelas objek tertutup
5. Tempatkan sisa specimen dan media biakan dalam wadah
tahan bocor untuk disterilisasi
6. Dekontaminasi permukaan meja kerja baki-bak
PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR
UMUM :
V. Desinfikasi
PROSEDUR
(lanjutan) Selesai kerja desain meja kerja dan meja spesimen dengan larutan
hipoklorit1000 PPM. Bila ada tumpahan daerah atau cairan
mengandung banyak bahan biologis lakukan desinfikasi dengan
larutan Hioklorit10.000 PPM
VI. Spesimen
PROSEDUR
I. KEBAKARAN
1. Pertolongan pertama pada orang yang terkena kalau perlu
dipindahkan ke unit lain
2. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi
3. Putuskan aliran listrik bila diperlukan
4. Hubungan petugas K3/satpam rumah sakit
5. Padamkan dengan alat kebakaran yang ada di laboratorium dan
rumah sakit
6. Tuliskan berita acara kejadian
1. Laboratorium
UNIT TERKAIT 2. Unit gawat dalurat
3. K3 RS
4. Satpam rumah sakit
PEMELI KESEHATAN PETUGAS
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
1/1
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
KEBIJAKAN
Kebijakan Kesehatan dan Kesehatan RS
PROSEDUR
1. Lakukan pemeriksaan lengkap termasuk foto thorax hematologi
hepatitis B ,Anti HBS pada petugas laboratorium setahun sekali
2. Pemeriksaan foto thorax petugas yang sering memerisa specimen
kuman tuberkulososi tiap tahun dan petugas laboratorium lain tiga
tahun sekali
3. Lakukan vaksinasi hetitis B untuk petugas laboratorium yang
berhubungan langsung dengan specimen atau limbah infeksius
4. Petugas wanita hamil dilarang memeriksa torch
5. Beri penerangan kepada petugas laboratorium mengenai potensi-
potensi berbahaya yang berhubungan dengan pekerjaan dan
kewaspadaan yang dibutuhkan untuk mencegah paparan bahan
infeksius
6. Usahakan laboratorium selalu bersih dan minimalkan resiko
pencemaran bahan infeksius
7. Isi buku kecelakaan dan gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh pekerjaan bagi petugas labortorium
1. Laboratorium
UNIT TERKAIT 2. K3 rumah sakit
3. Direktur medic
4. Unit radiologi
5. Ka Bidan personalia
PELAKSANAAN PEMANTAPAN MUTU
INTERNAL HEMATOLOGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT UMUM
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS
1/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PRA ANALISA
1. Phlebotomist memperhatikan jumblah kualitas penampungan
dan antikoagulansnya benar
2. Sebelum melakukan analisi analisi memastikan jumblah
kualitas sample penampungan dan anticoagulansnya benar
ANALISA
1. Siapkan alat reagenisasi lengkap
2. Masukan disket dari perusahaan abott kuCellDyn 3200 untuk
monitoring
3. Lakukan Quality control analyser hematologi
4. Analisa menilai hasil Quality Control hematologi yang
termasuk range diusahakan sesuai wastgrad ruie (tampak
pada kurva QC di alat tanda +++++ bila sesuai wastgard
Rule)
5. Analisa mengatasi nilay Quality control hematologi yang tak
temasuk range dengan meneliti :
- Mengganti control bila salah rusak atau kadaluarsa
- Memasukan nilay control yang benar
- Mengulangi pemeriksaan control dengan teknik yang
benar
PELAKSANAAN PEMANTAPAN MUTU
INTERNAL HEMATOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
KELAS D
KECAMATAN CIRACAS 2/2
PROPINSI DKI JAKARTA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PASCA ANALISA
1. Memastikan pembuatan catatan pada lembar hasil
pengenceran dll
2. Memastikan hasil pengetikan computer benar
PASCA ANALISA
1. Memastikan hasil print out benar dan milik pasien tersebut
2. Memastikan pembuatan catatan pada lembar hasil prin out bila
melakukan tindakan tertentu milsanya pengeceran
3. Memastikan hasil pengetikan computer benar
PENGERTIAN Quality control yang dilakukan pada setiap tes-tes kimia klinik
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat :
1) Pipet gondok 5 cc
2) Micro tube
3) Analyeser kimia pentra 400 cobasmira plis
2. Bahan :
1) Aquabidest
2) Quality control serum Abx
TATA LAKSANA
PASCA ANALISA :
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Memastikan hasil pada print out dan lembar kerja benar punya
pasien
2. Memperhatikan hasil yang di beri catatan Duplo atau tes
konfirmasi ke laboratorium rujukan
3. Memastikan hasil yang diketik computer benar
TUJUAN
Pemeriksaan Urinalysis teliti dan akurat
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Alat :
a. Pot urin
b. Tabung reaksi plastic steril (vacuete)
c. pipet 10 ml
d. tissue
e. Mikroskop
f. Sentrifus
2. Bahan :
a. Carik celup
b. Control urin : kova- Trol I (tinggi abnormal)
II (rendah Abnormal)
III ( Normal )
c. Kertas indicatorPh/kertas lakmus
TATA LAKSANA :