Anda di halaman 1dari 58

FORMAT PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI PATOLOGI KLINIK


TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari RSU Dr H. SLAMET MARTODIRDJO yang
merupakan instansi pemerintah maka INSTALASI PATOLOGI KLINIK
berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi yang diamanatkan oleh masyarakat. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan
menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis,
periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan capaian kinerja INSTALASI PATOLOGI KLINIK dalam
tahun anggaran 2015 yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran
serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.
Tugas pokok dan fungsi Instalasi Patologi Klinik adalah Memberikan
Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Laboratorium. Sedangkan kastemer yang
dilayani adalah Kastemer Eksternal Instalasi yaitu Pasien-2 Dalam maupun Luar
RS.Dr.H. SLAMET MARTODIRDJO dan Kastemer Internal yaitu semua jajaran
struktural ,non strukural di lingkungan RSU Dr H. SLAMET MARTODIRDJO,
dan para peneliti (individu/ institusi).

B. Ruang Lingkup
Mewujudkan pelayanan pemeriksaan penunjang laboratorium di Instalasi
Patologi Klinik yang mendukung Visi Rumah Sakit Dr. H. SLAMET
MARTODIRDJO menjadi Rumah Sakit yang terkemuka dalam pelayanan, di
Karisidenan seMadura (Visi jangka Panjang 2015)”.
Instalasi Patologi Klinik merupakan laboratorium yang melayani
pemeriksaan laboratorium di RS. LARASATI. Laboratorium Patologi Klinik (PK)
melayani pasien rawat jalan dan rawat inap juga pasien yang menjalani perawatan
di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) dan pasien Intensive Care Unit (ICU).
Pelayanan laboratorium mencakup pelayanan Hematologi, Kimia Klinik,
Imunologi dan pemeriksaan Penyakit Infeksi (Mikrobiologi).
C. Batasan Operasional
Menyelenggarakan pelayanan laboratorium prima, aman, informatif,
efektif, efisien, mutu dan manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial
Penyelenggaraan pelayanan laboratorium prima yaitu pelayanan yang:
1. Berlandaskan evidence base Ilmu Patologi Klinik dan perkembangan IPTEK
2. Peka terhadap kebutuhan kastemer
3. Fokus menyediakan kebutuhan kastemer
4. Kompetitif
5. Inovasi dalam pengembangan pelayanan laboratorium
6. Menciptakan kepuasan semua pihak.

Pelayanan patologi klinik mencakup parameter di bawah ini:


HEMATOLOGI DIABET ANALISA LEMAK IMUNOLOGI
Darah Lengkap / CBC Glukose Puasa Kolesterol HBsAg
Laju Endap Darah Glukose 2 jpp Trigliseride HBs AB
Retikulosit Manual Glukose Toleran Tes 2X LDL Kolesterol Anti HCV
LED Automatik Glukose Toleran Tes 4X HDL Kolesterol T3
Glukose Acak T4
FAAL KOAGULASI HbA1C URINE TSH
PTT Urinalisa
APTT FAAL HATI Sedimen Urine Otomatik TINJA
Masa Pembekuan SGOT Asam Urat Urine Tinja Makros/Mikros
INFEKSI SGPT Darah Samar FOB
IgM-IgG Dengue ICT Albumin DIRECT SMEAR
Ig M/Ig G Anti
Salmonela Total Protein Pewarnaan Gram SALMONELLA
Ig M/IgG Anti Dengue Alkali Phosphatase BTA-Ziehl Neelson Widal Slide
Direk Bilirubin Neisser - Diphteri Widal Tabung
Total Bilirubin Jamur IgM Salmonella
SWAB VAGINA Dengue NS-1
Pewarnaan Gram FAAL GINJAL ELEKTROLIT
Bacterial Vaginosis BUN K,Na Cl MALARIAFILARIA
Jamur Kreatin Malaria Mikroskopis
Trichomonas Kreatin Urine Filaria Mikroskopis
Diplococ Gram Negatif Kliren Kreatin LAIN-LAIN
Asam Urat
LAIN-LAIN

IMUNOLOGI
HORMON
Estradiol(E2)
LH ENZIM
FSH Amilase
Prolaktin Lipase
Testosteron NT Pro BNP DIRECT SMEAR
DHEAS LDH Pewarnaan Gram
Progesteron CKMB mass BTA-Ziehl Neelson
Cortisol Neisser - Diphteri
Insulin MALARIAFILARIA Jamur
ACTH Malaria Mikroskopis
Rapid Test ICT
Index Parasitemia
TUBERKULOSIS Malaria Ig M Anti-HSV2
ICT-TB Filaria Mikroskopis Ig G Anti -HSV2
D. Landasan Hukum
Pelayanan laboratorium adalah pelayanan yang diberikan oleh Instalasi
Patologi Klinik yang dimiliki dan dikelola oleh rumah sakit dan mengacu kepada
Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh
Depkes pada tahun 1998 dengan keputusan Dirjen Yan Med No. H.K. 00.06.33,
dan selanjutnya diatur dengan Surat Keputusan direktur (SK. / /
432.403/2015) tentang “Kebijakan Tentang Pelayanan Laboratorium RS.
LARASATI”.
Pelayanan laboratorium meliputi pelayanan dari saat pendaftaran,
persiapan penderita, pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan bahan serta
penyerahan hasil pemeriksaan kepada penderita. Selain untuk fungsi pelayanan,
laboratorium juga berfungsi untuk pendidikan dan penelitian untuk mahasiswa
Poltekes Analis Medis.
Dalam pelaksanaannya pelayanan laboratorium sangat tergantung kepada
instalasi lain khususnya pada kelengkapan pengisian formulir permintaan
laboratorium dan pengambilan bahan pemeriksaan yang untuk pasien rawat inap
dilakukan oleh perawat ruangan.
Untuk dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat
dipertanggung jawabkan dibutuhkan administrasi dan pengelolaan yang baik, staf
dan pimpinan yang berkualitas dan sesuai dengan bidangnya, fasilitas dan
peralatan yang baik, kebijakan dan prosedur yang baku, pengembangan staf dan
program pendidikan yang baik dan adanya evaluasi pengendalian mutu yang
teratur.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pelayanan laboratorium yang memadai perlu ditunjang oleh sumber daya
manusia yang bermutu, untuk mencapai peningkatan mutu dan pelayanan sumber
daya tersebut dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Agar pendidikan dan
pelatihan dapat terencana dan berkesinambungan diperlukan suatu perencanaan
yang matang. Pelaksanaan proses perbaikan kinerja dari bawah ke atas yang
berkesinambungan pada pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran.

SUMBER DAYA MANUSIA


1. Staf Laboratorium:
a. 1 dokter Umum
b. 4 Lulusan D3 /Akademi Analis Medik
B. Distribusi ketenagaan
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
a Penanggung jawab bidang pelayanan laboratorium dibawah KaInstalasi
yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur RS. LARASATI
b Kepala Instalasi dibantu oleh Ka.Ruangan dan Koordinator Unit Kerja
Kimia Klinik, Hematologi, Immunologi dan Mikrobiologi.
c Kordinator masing-masing divisi memimpin pelaksana unit kerja dan
bertanggung jawab langsung kepada kepala Karu.
 Inst.Patologi
Organisasi
Klinik Ka.Instalasi Ka.RU
Th 2011 dr.drdr.Farida
M Isminart
DR.HHudalil Muttaqin

Koordinator
Tata Usaha Koordinator Koordinator
Pengendalian
Dr.Arifoel H Pelayan / Oprs Info & Pemasaran
Mutu Dr.Leonita Dr.Betty
Dr.Hartono K

Urusan Urusan
Urusan Urusan Urusan Logistik Admini Sub Koord Sub Koord Sub Koord
Peren Pemelihar Kepega Urusan
Farmasi / Non strasi Loket Sampling Hasil
Canaan Sarana Waian & Keuangan
Farmasi H.Suhar Nanny I Tri Hasti A Siti Nuraini
Dr.Endang Dr.Fuad Diklat Drg.Sri Sastri
Dr.Paulus tatik
Tjatur

Jumain - Dimas
Rasiadi

Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja


Kimia Klinik Hematologi Kl Imuno & Inf
Dra.Soehartini B Dr.Fery Dr.Putri

KK.Rita H.Lilik Im.Rini Titien Sugiarti


STRUTUR ORGANISASI
INSTALASI LABORATORIUM
PATOLOGI KLINIK

DIREKTUR

Ka. INSTALASI

Ka. RUANGAN
ADMINIDTRASI

KIMIA KLINIK
HEMATOLOGI IMUNOLOGI/
URINALISA
URAIAN TUGAS INSTALASI PATOLOGI KLINIK RS. LARASATI
PAMEKASAN

1. Kepala Instalasi.
a. Menyediakan fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan
kegiatan pelayanan Patologi Klinik.
b. Menyusun perencanaan kegiatan dan kebutuhan instalasi.
c. Melaksanakan kegiatan instalasi sesuai perencanaan
d. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi
instalasi.
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan instalasi.
f. Bertanggung jawab atas pembinaan manajerial SDM instalasi.
g. Bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarana dan sarana instalasi.
h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta laporan kegiatan instalasi.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.

Kewenangan
a. Mengusulkan kepada Direktur mengenai pengangkatan, mutasi,
demosi dan pemberhentian pegawai di lingkungan instalasi Patologi
Klinik.
b. Mengusulkan kebijakan mengenai penyelenggaraan Instalasi Patologi
Klinik kepada Direktur RS. LARASATI.
d. Menentapkan Panitia / Satuan Tugas di Lingkungan Instalasi Patologi
Klinik untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang sifatnya
temporer/insidental.

2. Koordinator Pengendalian (Kepala Ruangan)


a. Melaksanakan pemantauan dan pengendalian tata cara dan tata kerja
yang mengarah pada peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan
para pemakai jasa laboratorium.
b. Melaksanakan pembinaan terencana, terarah dan berkesinambungan
kepada tenaga kerja atau karyawan.
c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian administrasi, alat dan
sarana pelayanan laboratorium.
d. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Patologi Klinik.
e. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala
Instalasi Patologi Klinik
f. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan.

4. Koordinator Pelayanan / Operasional(Ka.Ruangan)


a. Bersama Kepala Instalasi Patologi Klinik menyelenggarakan
pelayanan laboratorium berdasarkan ketentuan yang berlaku,
khususnya pelayanan sampling, loket penerimaan dan loket hasil.
b. Mengajukan rencana tata-cara, tata-laksana, dan pengaturan arus
pelayanan laboratorium yang mengarah pada peningkatan kualitas
pelayanan dan berorientasi untuk kepuasan para pemakai jasa
laboratorium.
c. Memantau dan mengendalikan tata laksana dan mutu pelayanan
laboratorium serta mengupayakan penyempurnaan response - time
seoptimal mungkin dalam masalah penyelesaian hasil laboratorium.
d. Mengawasi dan mengusulkan perbaikan sistem administrasi loket
penerimaan, sarana pelayanan dan sumber daya manusia di
laboratorium, khususnya pelayanan sampling, loket penerimaan dan
loket hasil.
e. Mengatur efisiensi dan efektivitas tenaga pelayanan laboratorium
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang berlaku di instalasi
maupun rumah sakit.
f. Menyampaikan laporan secara periodik dari data-data pelayanan,
perkembangan maupun kendala-kendala yang terjadi kepada kepala
instalasi.
g. Melaksanakan tugas dinas lain yang masih berkaitan dengan
jabatannya yang diberikan oleh Kepala Instalasi Patologi Klinik.
h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Instalasi Patologi Klinik.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan.

5. Koordinator Informasi dan Pemasaran


a. Bersama Kepala Instalasi Patologi Klinik menyelenggarakan
penyampaian informasi kegiatan penyelenggaraan laboratorium
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b. Mengajukan rencana tata-cara, tata-laksana, dan pengaturan arus
penyampaian informasi dalam upaya memberikan informasi yang tepat
dan akurat kepada kosumen intra maupun ekstra rumah sakit.
c. Memantau dan mengendalikan tata-cara dan tata-laksana penyampaian
informasi serta mengadakan evaluasi dalam rangka meningkatkan
mutu kegiatan penyampaian informasi.
d. Melakukan penyebarluasan informasi melalui koordinasi dengan
Instalasi Sistim Informasi dan Manajemen (SIM) Rumah Sakit dalam
upaya sinkronisasi data, dan dengan Instalasi PKMRS (Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit), serta semua pengguna jasa
laboratorium intra maupun ekstra rumah sakit.
e. Melaksanakan pengembangan sistim informasi baik sarana maupun
prasarana.
f. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan sistim informasi.
g. Membuat laporan kegiatan informasi dan pemasaran secara periodik
kepada Kepala Instalasi Patologi Klinik.
h. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Patologi Klinik.
i. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala
Instalasi Patologi Klinik
j. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan.
6. Kepala Urusan Pemeliharaan Sarana
a. Membantu Kepala Kepala Ruang Instalasi Patologi Klinik dalam hal
pengawasan dan pemeliharaan alat dan sarana pelayanan laboratorium
yang mengarah pada peningkatan kualitas pelayanan.
b. Merencanakan pemeliharaan secara berkala dengan pemantauan secara
teratur dengan jadual yang telah ditentukan sesuai kebutuhan masing-
masing unit kerja.
c. Melakukan perbaikan alat atau sarana di setiap unit kerja sesuai
kemampuan.
d. Menghubungi bagian IPS RSU Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO
bila perbaikan alat atau sarana tidak mampu ditangani di Instalasi
Patologi Klinik.
e. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Kepala
Ruang.
f. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Kepala
Ruang Instalasi Patologi Klinik.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan.

7. Kepala Urusan Logistik Farmasi(STOK BAHAN)


TANTI HARTATIK
a. Membantu Kepala Kepala Ruang Instalasi Patologi Klinik dalam
menyusun rencana kebutuhan barang atau bahan untuk kebutuhan
pelayanan laboratorium sesuai dengan kebutuhan berdasarkan data
atau masukan dari para kepala unit kerja atau koordinator unit kerja.
b. Membuat bon permintaan barang kebutuhan kepada Bagian Logistik
Farmasi Rumah Sakit yang disetujui oleh Kepala Kepala Ruang dan
diketahui oleh Kepala Instalasi.
c. Mengatur penerimaan, pengeluaran, dan penyimpanan barang atau
bahan laboratorium untuk kegiatan Instalasi sesuai petunjuk yang
berlaku.
d. Melakukan pengawasan dan pengendalian setiap permintaan dari
bagian atau unit-unit kerja serta pendayagunaan barang atau bahan
laboratorium sesuai tanggal kadaluwarsa.
e. Membuat inventarisasi barang-barang yang ada
f. Membuat laporan kegiatan kerja dan evaluasi secara periodik kepada
kepala instalasi melalui Kepala Ruangan Patologi Klinik dengan
tembusan kepada masing-masing kepala unit kerja.
g. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Ruangan
Patologi Klinik.
h. Dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Ruangan
Instalasi Patologi Klinik.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan.

8. Urusan Administrasi/Loket
DJATIM
9. Sub Koordinator Loket

a. Menjabarkan serta melaksanakan kebijakan Penanggung Jawab Bidang


Pelayanan/Operasional dalam pengawasan, pengendalian, koordinasi
kegiatan loket.
b. Menyusun perencanaan sistim tata kerja loket serta alur penerimaan
pasien dari IRJ, IRNA, dan luar rumah sakit.
c. Memimpin serta mengkoordinasikan kerja sama antar petugas loket
d. Mengadakan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan langsung
kepada setiap petugas loket dalam hal pelaksanaan tugas dan
keuangan.
e. Berkoordinasi dengan Bagian Sampling dan unit-unit kerja yang ada.
f. Melaksanakan pengawasan kegiatan dan keuangan loket.
g. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Penanggung Jawab
Pelayanan/Operasional.
h. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Penanggung
Jawab Pelayanan/Operasional
i. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan

10. Sub Koordinator Sampling


Menyesuaikan jadwal dinas
a. Menyusun sistim tata kerja Bagian Sampling hingga pengambilan dan
penyerahan sampel dari dan ke masing-masing unit kerja.
b. Bertanggung jawab atas kelancaran proses sampling setiap harinya,
termasuk mengatur jadual jaga / tugas untuk petugas sampling.
c. Membuat jadual bagi petugas yang mengirimkan sampel ke masing-
masing unit kerja setelah pukul 10.00.
d. Melakukan pengawasan dan pengaturan sistim distribusi sampel yang
telah disepakati bersama dari Bagian Sampling ke unit-unit kerja.
e. Dalam bertugas berkoordinasi dengan Bagian Loket dan unit-unit
kerja.
f. Melaksanakan pengendalian terhadap mutu pelayanan
g. Melaksanakan pengawasan terhadap bahaya oleh bahan–bahan
infeksius melalui pengamanan diri dan sistim pembuangan limbah baik
cair maupun padat sesuai dengan protap yang ditetapkan.
h. Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan, bahan pengawet, sarana/
tempat untuk menampung darah, urine dan feses.
i. Bertanggung jawab terhadap kebersihan ruangan sampling.
j. Melaksanakan koordinasi dalam pembuatan pencatatan dan pelaporan
hasil kegiatan.
k. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Penanggung Jawab
Pelayanan/Operasional.
l. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Penanggung
Jawab Pelayanan/Operasional.
m. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan.

11. Sub Koordinator Hasil


a. Menjabarkan serta melaksanakan kebijakan Penanggung Jawab Bidang
Pelayanan /Operasional dalam pengawasan, pengendalian, koordinasi
kegiatan hasil.
b. Menyusun perencanaan sistim tata kerja hasil.
c. Bertanggung jawab atas kelancaran pengambilan atau penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium di loket pengambilan hasil.
a. Berkoordinasi dengan Bagian Sampling dan unit-unit kerja yang ada.
b. Mengadakan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan langsung
kepada petugas hasil dalam hal pelaksanaan tugas..
c. Mengambil hasil dari masing-masing unit kerja setelah ditandatangani
dokter jaga dengan menggunakan buku ekspedisi.
d. Menyatukan hasil pemeriksaan per nama pasien sesuai dengan
permintaan.
e. Setiap penyerahan hasil harus disertai tanda tangan sebagai bukti
pengambilan ( khusus rawat inap ).
f. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan hasil pemeriksaan
laboratorium yang telah siap diserahkan kepada pasien.
g. Melaksanakan pembukuan dan membuat laporan kegiatan.
h. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Penanggung Jawab
Pelayanan / Operasional
i. Dalam melakukan tugasnya bertanggung jawab kepada Penanggung
Jawab Pelayanan / Operasional.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan.

12. Kepala Unit Kerja Laboratorium Kimia Klinik


Achmad Jufriyanto
a. Membantu Kepala Instalasi Patologi Klinik dalam pelayanan pada
ruang lingkup Kimia Klinik.
b. Merancang pengembangan Unit Kerja Kimia Klinik berdasarkan
masukan dan
c. Penanggung Jawab Pelayanan/Operasional dengan petunjuk Kepala
Instalasi serta
d. mengkoordinasikan dengan Kepala Kepala Ruang.
e. Merancang kebutuhan sarana, prasarana, bahan bagi Unit Kerja Kimia
Klinik dan mengkoordinasikan dengan Kepala Kepala Ruang bersama
Penanggung Jawab Urusan Logistik Farmasi.
f. Mengatur, mengawasi, mengendalikan kegiatan laboratorium Kimia
Klinik serta kualitas hasil laboratorium.
g. Mengatur, mengawasi dan mengendalikan tenaga Unit Kerja Kimia
Klinik.
h. Mengatur, merawat dan mengendalikan sarana dan prasarana yang
menjadi tanggung jawab Unit Kerja Kimia Klinik.
i. Menyusun laporan secara periodik kegiatan Unit Kerja Kimia Klinik.
j. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Patologi Klinik.
k. Dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Patologi Klinik.
l. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan

13. Kepala Unit Kerja Laboratorium Hematologi Klinik


Agus Taqrir Hassidiqi
a. Membantu Kepala Instalasi Patologi Klinik dalam pelayanan dalam
ruang lingkup laboratorium hematologi.
b. Merencanakan program pengembangan Unit Kerja Laboratorium
Hematologi atas masukan dari Penanggung Jawab Pelayanan /
Operasional dengan petunjuk Kepala Instalasi serta
mengkoordinasikan dengan Kepala Kepala Ruang.
c. Merancang kebutuhan sarana, prasarana dan bahan bagi Unit Kerja
Laboratorium Hematologi dan mengkoordinasikan dengan Kepala
Kepala Ruang bersama Penanggung Jawab Urusan Logistik Farmasi.
d. Mengatur, mengawasi dan mengendalikan Tenaga, Sarana, Prasarana,
maupun Kegiatan di Unit Kerja Laboratorium Hematologi termasuk
kualitas hasil pemeriksaan Laboratorium.
e. Memberikan laporan berkala dari semua kegiatan di Unit Kerja
Laboratorium Hematologi.
f. Memberikan tugas dan tanggung jawab kepada karyawan / teknisi di
Unit Kerja Laboratorium Hematologi untuk menjalankan program
kerja pelayanan laboratorium di Unit Kerja Hematologi.
g. Bekerjasama dengan masing-masing Kepala Unit Kerja yang ada.
h. Melaksanakan tugas dinas lain yang masih berkaitan dengan
jabatannya yang diberikan oleh Kepala Instalasi Patologi Klinik.
i. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Kepala
Instalasi Patologi Klinik.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan

14. Kepala Unit Kerja Laboratorium Penyakit Infeksi


Hanny Lestari
a. Membantu Kepala Instalasi Patologi Klinik dalam pelayanan di bidang
b. Merancang pengembangan Unit Kerja Penyakit Infeksi berdasarkan
masukan dari Penanggung Jawab Pelayanan / Operasional dengan
petunjuk Kepala Instalasi serta mengkoordinasikan dengan Kepala
Kepala Ruang.
c. Merancang kebutuhan sarana, prasarana, bahan bagi Unit Kerja
Penyakit Infeksi dan mengkoordinasikan dengan Kepala Kepala Ruang
bersama Kepala Urusan Logistik Farmasi.
d. Mengatur, mengawasi, mengendalikan kegiatan laboratorium Penyakit
Infeksi serta kualitas hasil laboratorium.
e. Mengatur mengawasi dan mengendalikan tenaga di Unit Kerja
Laboratorium Penyakit Infeksi.
f. Mengatur, merawat dan mengendalikan sarana dan prasarana yang
menjadi tanggung jawab Unit Kerja Laboratorium Penyakit Infeksi.
g. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Patologi Klinik.
h. Dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Patologi Klinik.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan

15. Kepala Unit Kerja Laboratorium Imunologi Klinik


Riana Widyastuti
a. Membantu kepala instalasi dalam pelayanan di bidang Imunologi.
b. Merancang pengembangan Unit Kerja Imunologi berdasarkan
masukan dari Penanggung Jawab Pelayanan/Operasional dengan
petunjuk Kepala Instalasi serta mengkoordinasikan dengan Kepala
Kepala Ruang.
c. Merancang kebutuhan sarana, prasarana, bahan bagi Unit Kerja
Imunologi dan mengkoordinasikan dengan Kepala Kepala Ruang
bersama Kepala Urusan Logistik Farmasi.
d. Mengatur, mengawasi, mengendalikan kegiatan di Unit Kerja
Imunologi serta meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan
laboratorium.
e. Mengatur dan memelihara sarana dan prasarana yang menjadi
tanggung jawab Unit Kerja Imunologi.
f. Membuat pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan secara periodik.
g. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi
Patologi Klinik.
h. Dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Patologi Klinik.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan.

C. Pengaturan Jaga
Staf Medik ( penanggungjawab Pelayanan / PJP) diatur jadwal jaganya,
dibagi atas unit kerja yang ada (Kimia Klinik, Hematologi, Imunologi dan
Penyakit Infeksi) dan satu orang bertanggung-jawab untuk pelayanan keseluruhan
sebagai supervisor jaga.
Mekanisme pengaturan jadwal jaga disepakati sesuai dengan keputusan
rapat staf.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah ruang
B. Standar Fasilitas
Peralatan yang dimiliki di Instalasi Patologi Klinik saat ini sudah
dilengkapi dengan peralatan canggih dan otomatik. Jenis peralatan dapat dilihat
pada lampiran.
PERALATAN MEDIK RSUD Dr.H. SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN TAHUN 2015
DI INSTALASI PATOLOGI KLINIK

Standar Minimal Kondisi alat saat ini Perolehan


Lokasi
No Jenis Peralatan Kekurangan Keterangan
(Unit ) Jumlah Klasifikasi Rusak Rusak
Jumlah Baik Cara Tahun
(unit/bh) Peralatan Ringan Berat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Kimia Klinik Chemistryautoanlyzer 1 Automatis 1 1 RSU 2013
Cobas C111 1 Automatis 1 RSU 2010 Close
Fotometer Humanlyser 2000 2 Manual 2 1 1 RSU 2004
Klinik Pipet 5 ul 4 4 4 RSU 2011
10 ul 2 2011
50 ul 1 2011
100 ul 1 2011
500 ul 4 2011
1000 ul 2 2011

2 Sampling Turniquet 1 RSU 2011


Rak Tabung 2 RSU 2011
Autohemato
3 Hematologi KX 21 1 1 1 Depkes 2002
logianalyzer
Pochi 100 1 Autohemato 1 RSU 2007
logianalyzer
XN - 1000 1 Autohemato 1 RSU 2014
logianalyzer
4 Imunologi Chemweell 1 Automatis 1 2010 Uji Fungsi

5 BGA Ecosys II RSU 2012


6 Elektrolit Easylate 1 RSU 2007
7 Urine Combur 1 RSU 2013 KSO
8 Mikroskop Olympus 3 Binokuler 3 RSU 2010
9 Centrifuge Clay Adam 1 Manual RSU 2007
Humax 4 AK 1 Automatis RSU 2010
Rotofik 1 Automatis RSU 2014
10 Frezeer Thosiba 1 -20 RSU 2012
Refrigurator Sharp 1 RSU 2014
Bloodbank 1 Depkes 2005
Refrigurator Mitsubisi 1 RSU 2005
11 Rotator RSU 2005
12 Inkubator 1 Depkes 2005
13 CD4 Automatis 1 Depkes 2015
Pamekasan, 12 Maret 2015

Mengetahui,
Ka.Instalasi Laboratorium Ka.Ruangan

DR.FARIDA ISMINARTI HUDALIL MUTTAQIN


NIP : 19590318198803 2 002 NIP :19631004198403 1 012
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran dan Pencatatan


Pengertian :
Proses kegiatan pendaftaran dan pencatatan dalam buku register masing-masing unit
kerja Lab. Instalasi Patologi Klinik adalah pendaftaran dan pencatatan dalam buku
register yang meliputi :
a. Nomor urut laboratorium, nomor rekam medis dan identifikasi lain.
b. Identifikasi pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat, dll)
c. Nama dokter
d. Tanggal dan jam spesimen diambil
e. Tanggal dan jam spesimen diterima
f. Tanggal dan jam spesimen diperiksa dan oleh siapa
g. Keadaan tiap spesimen yang tidak memenuhi syarat
h. Jenis pemeriksaan yang diminta
i. Jenis spesimen yang diambil dan diterima.
Tujuan :
1. Membantu rekam medik mencari data pemeriksaan lab yang dibutuhkan.
2. Membantu cek ulang hasil pemeriksaan lab. Yang meragukan.
3. Membantu menentukan turn around time/respons time pemeriksaan lab.
Kebijakan :
1. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang penerapan Standar Pelayanan
Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
2. Surat Keputusan Direktur RSU Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO Nomor
…………………………tanggal …………… 20 tentang Pembentukan Panitia
Akreditasi Rumah Sakit untuk 12 (Dua belas) Pelayanan dan Rumah Sakit
Pendidikan Tahun 20 – 20 Rumah Sakit Umum Dr. H. SLAMET
MARTODIRDJO Pamekasan.
Prosedur :
1. Petugas pelaksana pencatatan menerima formulir permintaan pemeriksaan lab.
Dari pasien rawat jalan dan rawat inap.
2. Petugas mencatat data pasien dan keterangan lain sesuai dengan format dalam
buku register masing-masing kerja.
a. Loket
1. Nomor urut
2. Nama pasien
3. Umur
4. Jenis Kelamin
5. Alamat
6. Nomor register
7. Nama dokter
8. Diagnosis
9. Tanggal Permintaan
10. Jenis Spesimen
11. Jenis Pemeriksaan
12. Tanda tangan dokter
13. Asal ruangan/Poli
b. Sampling
1. Nomor urut
2. Nama pasien
3. Poli/ruangan
4. Nomor lab
5. Jenis sampel
6. Tanggal spesimen diambil
7. Jam spesimen diambil
8. Tanggal spesimen diterima
9. Jam spesimen diterima
10. Keterangan
c. Petugas / Unit Kerja
1. Nomor urut
2. Nama pasien
3. Umur
4. Jenis Kelamin
5. Nomor lab
6. Tanggal spesimen diterima
7. Jam spesimen diterima
8. Tanggal spesimen diperiksa
9. Jam spesimen diperiksa
10. Kadaan spesimen
11. Jenis pemeriksaan
12. Nama pemeriksa

B. Pengelolaan Spesimen
Spesimen Infeksious
Pengertian :
Bahan yang dikirim ke laboratorium atau diambil dari pasien (sampling) merupakan
bahan-bahan yang harus diperlakukan khusus, karena semua bahan tersebut
dianggap sebagai bahan infeksius.
Tujuan :
Penanganan khusus terhadap bahan-bahan /sampel yang dikirimkan ke laboratorium
dan yang berasal dari pasien harus dilakukan untuk menghindarkan penularan
penyakit dan bahan-bahan infektif kepada petugas laboratorium.
Kebijakan :
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1244/MENKES/SK/XII/1994 tentang Pedoman Keamanan Laboratorium Penyakit
Infeksi dan Biomedis.
Prosedur :
1. Menghindari kontak langsung antara kulut, baju, dengan bahan pemeriksaan
biologis infeksius dengan cara menggunakan sarung tangan, jas praktikum dan
masker.
2. Perlakukan bahan-bahan infeksius tersebut dengan menggunakan pipet otomatis
(jangan menghisap langsung dari mulut), pengaman pipet atau alat
penghisap/pipet lainnya.
3. Beri tanda yang jelas pada tempat penampungan bahan infeksius yang
digunakan berupa kontainer berwarna kuning.
4. Setiap petugas laboratorium yang menangani bahan infeksius wajib mencuci
tangan dengan cara aseptic setelah selesai bekerja, terutama bila akan makan,
minum atau merokok.
5. Jangan menyimpan bahan-bahan makanan atau minuman dalam lemari
pendingin bersama-sama dengan bahan-bahan pemeriksaan laboratorium
(sampel, reagensi, bahan-bahan kimia lainnya).
6. Jangan menaruh makanan atau minuman ataupun barang-barang pribadi di
ruang/meja kerja laboratorium.
7. Jangan bekerja dengan luka terbuka pada tangan; tutuplah luka tersebut dengan
pembalut steril dan bekerjalah memakai sarung tangan.
8. Jangan merokok di dalam ruangan kerja laboratorium.
9. Distribusi bahan sampel infeksius dalam wadah berwarna atau berlabel kuning,
diperiksa pada akhir running, sisa sampel di desinfeksi dan dibuang di saluran
pembuangan limbah medis. Wadah bekas sampelnya direndam dalam larutan
klorin 0,5-1% selama semalam, kemudian dimasukkan dalam wadah khusus
yang akan diambil oleh Instalasi Sanitasi untuk kemudian dimusnahkan di
incerenator.
10. Jangan mendinginkan kawat / ose panas dengan cara mencelupkan ke dalam
perbenihan kuman atau bahan pemeriksaan, karena hal itu dapat menimbulkan
aerosol mikrobial.
11. Bersihkan semua sisa-sisa bahan biologis/infeksius dengan larutan klorin 0,5-
1%. Larutan klorin adalah desinfektan pilihan untuk virus hepatitis dan virus
HIV.
12. Bahan-bahan infeksius yang berpotensi untuk menularkan penyakit melalui
udara, seharusnya ditangani dalam sungkup biologis.
13. Jangan menuangkan langsung bahan infeksius dari tabung sentrifus; gunakan
pipet yang mengambil bahan dari dalam tabung sentrifus.
14. Bahan-bahan infeksius disimpan dalam wadah (container) khusus yang anti
bocor.
15. Letakkan semua bahan yang akan dibuang di dalam tempat khusus disediakan
untuk masing-masing bahan, misalnya khusus untuk kertas, atau untuk bahan
biologis, atau untuk limbah medis padat lain, dlsb.
16. Jangan membuang bahan infeksius dalam saluran pembuangan umum,
sebelumnya dilakukan desinfeksi dari bahan infeksius yang akan dibuang
tersebut; bahan infeksius dibuang kedalam saluran khusus untuk pembuangan
limbah medis.
17. Pengambilan bahan/sampel infeksius dari unit kerja ke tempat penampungan
dilakukan oleh petugas khusus dengan memakai alat-alat pelindung diri.

C. Pemeriksaan Laboratorium
Pengertian :
Pemeriksaan Laboratorium di RS. LARASATI merupakan satu dari tiga fungsi
utama Rumah Sakit bagi masyarakat yaitu Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian.
Pelayanan merupakan kunci utama bagi terselenggaranya pelayanan pemeriksaan
laboratorium yang baik dan benar. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas maka
diperlukan struktur organisasi yang jelas dan rapi, prosedur kerja yang standar,
dengan pengawasan atas kelancaran pekerjaan pemeriksaan laboratorium dari hari
ke hari.

Tujuan :
Semua aspek pekerjaan laboratorium harus diperbaiki secara terus menerus dengan
tujuan memberikan pelayanan dengan kualitas setinggi mungkin. Seluruh rantai
yang bermula sejak persiapan pasien, pengambilan bahan, proses analitik serta
prosedur pelayanan, dan penyampaian hasil laboratorium harus diperbaiki terus-
menerus.
Kebijakan :
1. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang penerapan Standar Pelayanan
Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
2. Surat Keputusan Direktur RSU Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO Nomor
………………………………tentang Pembentukan Panitia Akreditasi Rumah
Sakit untuk 12 (Dua belas) Pelayanan dan Rumah Sakit Pendidikan Tahun 20..–
20.. Rumah Sakit Umum Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO Pamekasan.

Prosedur :
1. Kegiatan Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
 Laboratorium / Unit Kerja Kimia Klinik
 Laboratorium / Unit Kerja Hematologi Klinik
 Laboratorium / Unit Kerja Immunologi
 Laboratorium / Unit Kerja Penyakit Infeksi

2. Penerimaan bahan pemeriksaan ( penderita ) yang berasal dari :


 Seluruh Bangsal RSU Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO
 Seluruh Poliklinik RSU Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO
 Rujukan dari Rumah Sakit Daerah

3. Laboratorium IRJ ( Instalasi Rawat Jalan )


Menerima pemeriksaan dari :
 Semua Poliklinik RSU Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO, untuk tes rutin
sederhana (tes darah rutin termasuk trombosit dan PCV, Urine rutin, Tinja
rutin, Malaria).
 Poliklinik Paru, untuk tes mikroskopik sputum (BTA).
 Poliklinik Diabetes Melitus, untuk tes glukosa darah.

4. Laboratorium IRD ( Instalasi Rawat Darurat )


Pelayanan dilakukan 24 jam Menerima bahan pemeriksaan ( penderita ) dari :
 Penderita yang datang ke IRD
 Penderita yang dirawat di ROI ( Ruang Observasi Intensif )
 Penderita gawat dari bangsal RSU Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO
 ( khusus Analisis Gas Darah dan Elektrolit )

D. Pengelolaan Limbah
Pengertian :
Limbah laboratorium terdiri dari limbah umum dan limbah khusus.
a. Limbah umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum (domestik),
terdiri dari :
1. Limbah umum padat yaitu kertas, dsb.
2. Limbah umum cair yaitu cairan bekas cuci tangan, dsb.

b. Limbah khusus terdiri dari :


1. Limbah khusus padat yaitu peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung
tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen (ekskreta) dan
medium pembiakan.
2. Limbah khusus cair yaitu : pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air
bekas pencucian alat, sisa spesimen (darah dan cairan tubuh).
Tujuan :
Agar pengelolaan limbah dapat dilakukan sesuai prosedur dengan sebaik - baiknya
sehingga limbah yang infektif tidak menjadi sumber penularan penyakit yang dapat
membahayakan kesehatan petugas laboratorium maupun masyarakat di sekitar
rumah sakit.
Kebijakan :
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1244/MENKES/SK/XII/1994 tentang Pedoman Keamanan Laboratorium Penyakit
Infeksi dan Biomedis.
Prosedur :
a. Penanganan limbah umum :
1. Limbah umum padat ditempatkan dalam sampah plastic (tempat sampah)
kemudian dimasukkan dalam tempat sampah umum, selanjutnya oleh
petugas sanitasi diambil untuk dibawa pada TPS (Tempat Penampungan
Sementara) atau container sampah rumah sakit, selanjutnya diteruskan ke
TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
2. Limbah umum cair masuk ke saluran menuju septik tank, selanjutnya dengan
melalui saluran khusus masuk dalam SPAL (Saluran Pembuangan Air
Limbah), dan akhirnya diteruskan ke Pembuangan Umum.

b. Penanganan limbah khusus :


1. Limbah khusus padat
a. Tajam
Misalnya : jarum suntik, lanset.
Limbah ini dimasukkan ke dalam tempat sampah khusus (berwarna
kuning) yang disediakan oleh bagian sanitasi rumah sakit. Sebulan sekali
petugas bagian sanitasi datang ke laboratorium untuk mengambil tempat
sampah ini dan menukarnya dengan yang baru. Bila tempat sampah
sudah penuh sebelum waktu pengambilan, petugas laboratorium
(koordinator pengambilan sampel / bahan pemeriksaan) akan menelpon
petugas sanitasi untuk mengambil tempat sampah ini.

b. Tidak tajam
1.2.1 Tabung spuit direndam dalam larutan klorin 0,5% selama
minimal 30 menit lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik yang
diikat tali rafia dan diberi label sampah medis. Kantung plastik
ini setiap hari diletakkan di tempat yang telah disiapkan dan
kemudian diambil oleh petugas sanitasi. Sebelumnya petugas
sanitasi menandatangani buku ekspedisi sanitasi.
1.2.2 Bekas tempat feses, bekas tempat urine dan sisa feses
dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus yang diikat tali
rafia dan diberi label, lalu diletakkan bersama bekas spuit.
1.2.3 Sisa media (dari unit kerja Penyakit Infeksi) direbus sampai
mencair lalu dibuang di tempat pembuangan limbah cair unit
kerja Penyakit Infeksi.

2. Limbah medis cair


Sisa darah dibuang dalam tempat penampung khusus lalu diberi larutan
klorin 0,5% selama minimal 30 menit, kemudian dibuang di saluran
pembuangan limbah. Cairan bekas pencucian alat dan cairan bekas
pemeriksaan dibuang di tempat khusus untuk pembuangan limbah yang
kemudian dialirkan ke tempat pembuangan limbah akhir.

E. Laporan Hasil dan Arsip


1. Laporan Hasil
Pengertian :
Hasil pemeriksaan laboratorium adalah hasil pemeriksaan yang berasal dari
cairan tubuh pasien (darah, urine, feses dan cairan tubuh lainnya) sesuai dengan
parameter yang diperiksa.
Tujuan :
Mengatur cara pelopran hasil pemeriksaan laboratorium
Kebijakan :
1. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang penerapan Standar Pelayanan
Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
2. Surat Keputusan Direktur RS. LARASATI Nomor 188.4/5127/304/2008
tentang Pembentukan Panitia Akreditasi Rumah Sakit untuk 16 (enam belas)
Pelayanan dan Rumah Sakit Pendidikan Tahun 2005 – 2008 Rumah Sakit
Umum Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO Pamekasan.
Prosedur :
1. Alat mengeluarkan hasil pemeriksaan
2. Hasil pemeriksaan diverifikasi oleh analis
3. Hasil pemeriksaan diverifikasi di computer oleh dokter
4. Hasil pemeriksaan di print
5. Hasil pemeriksaan di verifikasi lagi oleh dokter dan di tandatangani
6. Hasil pemeriksaan dikirim ke ruang sampling melalui pneumatic tube
7. Di ruang sampling hasil pemeriksaan di susun berdasarkan ruangan dan dan
poliklinik
8. Untuk hasil pemeriksaan rawat inap dan poli rawat jalan Tenaga kurir

2. Arsip
Pengertian :
Penyimpanan semua catatan di laboratorium dan menjamin segera ditemukan
lengkap jika diperlukan.
Tujuan :
1. Memberikan bukti dokumen hasil pemeriksaan laboratorium dari setiap
pasien yang dirawat/ diperiksa.
2. Membantu melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit, dokter
yang minta pemeriksaan laboratorium dan dokter penanggung jawab hasil
pemeriksaan.
3. Memudahkan pencarian kembali hasil pemeriksaan apabila diperlukan.
4. Memperlancar sistem pelayanan.
Kebijakan :
Penyimpanan Arsip dilakukan oleh Tenaga Administrasi
Prosedur :
1. Hasil pemeriksaan diduplikasi oleh unit kerja masing-masing.
2. Duplikat hasil tersebut merupakan arsip hasil penderita, disimpan menurut
urutan tanggal dan nomor laboratorium penderita di tempat penyimpanan
arsip.
3. Petugas hasil bertanggung jawab atas arsip hasil pemeriksaan tersebut

F. Pemeliharaan dan Kaliberasi Alat


Pengertian :
Peralatan laboratorium merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium, untuk itu alat perlu dipelihara dan dikalibrasi secara
teratur. Untuk meningkatkan mutu pemeriksaan laboratorium, juga diperlukan
pemilihan alat yang tepat.
Tujuan :
Pemilihan alat yang tepat, pemeliharaan dan kalibrasi secara teratur untuk
meningkatkan mutu pemeriksaan laboratorium
Kebijakan :
1. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang penerapan Standar Pelayanan
Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
2. Surat Keputusan Direktur RSU Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO Nomor
188.4/5127/304/SK/2008 tanggal 10 September 2008 tentang Pembentukan
Panitia Akreditasi Rumah Sakit untuk 16 (enam belas) Pelayanan dan Rumah
Sakit pendidikan tahun 2008 – 2010 Rumah Sakit Umum Dokter H. SLAMET
MARTODIRDJO Pamekasan.
Prosedur :
1. Pemilihan peralatan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Produksi pabrik yang telah dikenal.
 Memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi.
 Tersedia teknisi dan suku cadangnya mudah didapat.
 Tersedia fasilitas pelayanan purna jual.
 Sedapat mungkin tidak tergantung pada reagen dari jenis/merek tertentu
(sistim terbuka = open system)
 Pengoperasian mudah dan praktis
 Batas deteksi jelas
Setiap peralatan yang ada harus dibuat protap pengoperasiannya serta dipantau
penggunaannya dan diuji mutu secara berkala.
2. Operasional Lab. Patologi Klinik
a. Anaerobic Jar
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Bersihkan bagian dalam jar setiap minggu
 Reaktifasi katalis setelah 1 rangkaian pemeriksaan pada suhu 160oC
selama 24 jam.
 Ganti katalis setiap 3 bulan.
 Periksa adanya kebocoran pada seal gasket setiap minggu.
 Gunakan strip indikator biru metilen setiap kali alat dipakai.
 Catat waktu dekolorisasi indikator setiap minggu.
b. Autoclave, Sterilisator ( Autoklaf )
Pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Bersihkan dan ganti air dalam autoklaf setiap bulan.
 Air yang digunakan sebaiknya akuades.
 Periksa dan atur tingginya air sebelum alat dijalankan.
 Catat waktu, temperatur dan tekanan setiap kali alat dijalankan
Gunakan strip spora (Bacillus stercothermophilus) setiap minggu untuk
menguji sterilitas. Bila tidak ada pertumbuhan spora pada subkultur,
berarti proses sterilitas telah berlangsung dengan baik.
 Gunakan autoclave indicator tape untuk mengetahui apakah autoklaf
telah berfungsi dengan baik.

c. Balance, Analytical ( Timbangan Analitik )


Untuk memelihara ketepatan timbangan analitik, perlu pemeliharaan yang
sangat baik, terutama anak timbangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Timbangan harus ditempatkan dalam kotak timbangan dan diletakkan
di ruang terpisah pada tempat dengan permukaan yang rata dan tidak
bergetar.
 Bila tidak sedang digunakan, simpanlah timbangan dalam keadaan
istirahat.
 Jangan menyentuh daun timbangan untuk menghentikan ayunan.
 Anak timbangan dan bahan yang akan ditimbang diletakkan di bagian
tengah daun timbangan.
 Suhu bahan yang ditimbang harus sama dengan suhu kamar.
 Bila bahan tersebut lebih panas, dinginkan dahulu di dalam desikator.
Sedangkan bila bahan tersebut lebih dingin, biarkan dahulu pada suhu
kamar.
 Penambahan atau pengurangan bahan hanya boleh dilakukan sewaktu
timbangan dalam keadaan istirahat.
 Pada waktu menimbang, pintu kotak harus tertutup.
 Bila pada saat digunakan ternyata pada anak timbangan terdapat debu,
bersihkan dengan menggunakan sikat halus.
 Bila pada anak timbangan terdapat bekas tangan, bekas tersebut harus
segera dibersihkan dengan menggunakan alkohol.
 Anak timbangan yang dipakai harus dikalibrasi setahun sekali.
Kalibrasi anak timbangan dilakukan dengan memakai anak
timbangan standar yang bersertifikat kelas M yang memperlihatkan
nilai nominal setiap anak timbangan, deviasi sistematik dari nilai
nominal, kelas ketelitian, ketidakpastian, nilai massa dan massa jenis
bahan atau volume.
 Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai untuk tiap
sentrifus.
 Beban harus dibuat seimbang sebelum sentrifus dijalankan.
 Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang
sebelum sentrifus dijalankan.
 Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka
tabung mudah pecah waktu disentrifus karena adanya gaya sentrifugal
yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah.
Sentrifus perlu dikalibrasi, baik kecepatan putarnya/rpm maupun
waktu/timernya, sedangkan pada centrifuge refrigerated selain rpm dan
timer perlu pula dikalibrasi suhunya.
Cara kalibrasi anak timbangan :
 Periksalah titik nol, jarum penunjuk angka harus menunjukkan angka
nol.
 Letakkan anak timbangan standar yang teringan.
 Timbang dengan anak timbangan yang dipakai sehari-hari.
 Baca dan catat hasilnya.
 Ulangi penimbangan dengan anak timbangan standar yang lebih berat.
 Anak timbangan dianggap masih tepat bila berat yang ditunjukkan oleh
anak timbangan tidak menyimpang lebih besar dari 0,1% dari berat
masing-masing anak timbangan standar yang dipakai.
d. Balance, Electrical (Timbangan Elektrik)
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Ruang tempat timbangan harus bebas dari getaran, aliran udara dan
temperatur yang berfluktuasi.
 Timbangan ditempatkan di temapt yang bersih, bebas dari debu dan
karat serta diletakkan di permukaan yang rata.
 Timbangan tidak boleh dipindah-pindahkan.
 Periksa terhadap garis permukaan secara rutin.
 Cegah jangan sampai ada kotoran atau ceceran zat-zat yang ditimbang,
baik padat maupun cair pada timbangan.
 Gunakan forcep untuk mengangkat bahan yang akan ditimbang untuk
mencegah adanya pengotoran lemak, lembab atau keringat dari tangan.
Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari dengan memakai anak
timbangan standar yang bersertifikat S.
Cara kalibrasi timbangan elektrik :
 Lakukan peninbangan anak timbangan standar
 Catat hasil penimbangan
 Ulangi sampai 5 kali
 Hitung nilai rata-ratanya
 Toleransi berat yang masih dapat diterima adalah :
 Untuk berat 5 – 1 g = ± 0,054 mg
 Untuk berat 500 – 100 mg = ± 0,025 mg
 Untuk berat 50 –1 mg = ± 0,014 mg
e. Centrifuge (Sentrifus)
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan antiseptik setiap
minggu atau bila terjadi tumpahan atau ada tabung yang pecah.
 Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai untuk tiap
sentrifus.
 Beban harus dibuat seimbang sebelum sentrifus dijalankan.
 Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang
sebelum sentrifus dijalankan.
 Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka
tabung mudah pecah waktu disentrifus karena adanya gaya sentrifugal
yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah.
Sentrifus perlu dikalibrasi, baik kecepatan putarnya/rpm maupun
waktu/timernya, sedangkan pada centrifuge refrigerated selain rpm dan
timer perlu pula dikalibrasi suhunya.
Kalibrasi rpm dapat dilakukan dengan menggunakan :
1. Takometer mekanik yaitu dengan kabel yang lentur
Cara :
 Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kumparan motor di dalam,
sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan alat meter.
 Set sentrifus pada rpm yang paling sering dipakai, kemudian
dijalankan.
 Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada takometer. Ulangi
beberapa kali.
 Hitung nilai rata-ratanya.
2. Takometer elektrik
Cara :
 Letakkan bagian magnit di sekeliling coil, sehingga menimbulkan
aliran listrik bila alat dijalankan.
 Set sentrifus pada rpm yang paling sering dipakai, kemudian
dijalankan.
 Aliran listrik yang timbul akan menggerakkan bagian meter.
 Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada takometer.
 Ulangi beberapa kali.
 Hitung nilai rata-ratanya.
3. Alat Alternatif (Takometer tidak dapat dipakai)
a. Strobe light
Alat ini digunakan bila alat takometer tidak dapat menjangkau
motor. Pemeriksaan dilakukan beberapa kali dan hitung nilai rata-
ratanya.
Kecepatan putar / rpm masih dapat diterima bila nilai rata- rata
yang diperoleh adalah ± 5% rpm yang seharusnya.

b. Kalibrasi timer dapat dilakukan dengan menggunakan


stopwatch
Cara :
 Set sentrifus pada waktu yang sering dipakai, misalnya 5 menit.
 Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch.
 Pada waktu sentrifus berhenti, matikan stopwatch.
 Ulangi beberapa klai
 Hitung nilai rata-ratanya
Timer masih dapat diterima bila nilai rata-ratanya ± 10% waktu
yang seharusnya.
Kalibrasi suhu dapat dilakukan dengan menggunakan termometer
standar/bersertifikat.
f. Incubator ( Inkubator )
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Bersihkan bagian dalam dan rak inkubator setiap bulan dengan
desinfektan.
 Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum mulai bekerja.
 Perbedaan suhu yang melebihi  2oC, pengatur suhu perlu disetel
kembali.
 Suhu yang masih dapat diterima adalah  2oC dari suhu yang
diinginkan.
g. Microscope ( Mikroskop )
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Letakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak licin.
 Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut yang
dibasahi dengan xylol setiap hari setelah selesai bekerja, terutama bila
lensa terkena minyak imersi.
 Jangan membersihkan/merendam lensa dengan alkohol atau sejenisnya
karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari
rumahnya.
 Bersihkan dan lumasi penyangga setiap minggu.
 Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
 Simpanlah mikroskop di tempat yang tingkat kelembabannya rendah,
dapat dengan cara memberikan lampu wolfram atau dengan silica gel.
 Jangan menyentuh lensa objektif dengan jari.
 Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau lensa objektif,
karena kotoran akan mudah masuk.
Bila lensa objektif dibuka, tutup dengan penutup yang tersedia.
 Saat mikroskop disimpan, lensa objektif 40 x atau 100 x tidak boleh
berada lurus di bawah kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa
pecah bila ulir mikrometer atau makrometernya sudah rusak.
h. OVEN, Dry Heat (Rusak)
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Bersihkan bagian dalam oven setiap bulan.
 Atur suhu dan waktu setiap kali alat dijalankan.
Bila dipakai suhu 170oC ( 340o F ), aturlah waktu 1 jam.
Bila dipakai suhu 160oC ( 320o F ), aturlah waktu 1 jam.
Bila dipakai suhu 150oC ( 300o F ), aturlah waktu 1 jam.
Bila dipakai suhu 140o C (285o F) , aturlah waktu 1 jam.
 Catat waktu dan temperatur setiap kali alat dijalankan.
i. pH Meter (tidak Punya)
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Letak konektor pada pH meter untuk tempat elektroda harus
diperhatikan dengan baik, jangan sampai salah menghubungkan ke
konektor lain.
 Pada saat menuang cairan kimia harus hati-hati jangan sampai tumpah
ke pH meter, karena akan merusak komponen di dalamnya
Selain daripada hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukan perawatan
khusus terhadap elektroda, yaitu:
 Penggunaan elektroda harus hati-hati jangan sampai terbentur benda-
benda keras, karena elektroda terbuat dari bahan gelas yang dapat
pecah.
 Cuci elektroda sebelum dan sesudah digunakan dengan menggunakan
larutan aquades secukupnya, kemudian keringkan dengan kertas tissue
yang halus.
 Periksa apakah elektroda pembanding telah berisi larutan KCl jenuh,
bila belum maka segera isikan KCl jenuh ke dalam elektroda melalui
lubang di sisi elektroda yang biasanya ditutup karet.
 Elektroda gelas harus selalu direndam dalam aquades pada saat
penyimpanan.
 Jika elektroda dibiarkan di udara sampai beberapa hari, maka
potensialnya menjadi tidak stabil. Untuk itu rendamlah dalam larutan
KCl jenuh selama 24 jam sebelum digunakan lagi.
 Saat digunakan pastikan bahwa lubang tempat mengisi KCl dalam
keadaan tertutup rapat.
 Untuk pengukuran di bawah pH 9 atau sekitar 7, elektroda direndam
dalam air atau larutan buffer phosphat, sedang untuk pengukuran
suasana asam harus direndam dalam larutan penyangga basa.
 Elektroda gelas tidak boleh diletakkan dalam larutan asam chromat
atau senyawa penyerap air lainnya, demikian juga jangan digunakan
untuk mengukur keasaman dari larutan HF karena akan dapat merusak
elektroda.
 Bila ada lapisan tipis atau endapan yang menempel pada membran
gelas, dapat dihilangkan dengan mencucinya dalam larutan HC1 6 M
kemudian dibilas dengan air suling.
Bila kurang berhasil, dapat dicoba dengan merendam dalam larutan
Amonium Bifluorida 20% selama 1 menit pada suhu kamar.
 Perlakuan yang sama juga dianjurkan terhadap elektroda yang lama
direndam dalam larutan basa dengan konsentrasi ion Na yang tinggi.
 Pelapisan dengan silikon yang anti air sering dikenakan pada
permukaan elektroda gelas yang akan dipakai pengukuran larutan
kental.
 Kerusakan fungsi elektroda kadang-kadang juga timbul akibat
penarikan komponen-komponen larut dari gelas melalui permukaan
membran.
Kalibrasi perlu dilakukan setiap pagi hari dan dapat dilakukan dengan
menggunakan :
1. pH simulator (Tidak Punya)
Cara :
 Siapkan alat pH meter yang akan diperiksa dan pH simulator.
 Hubungkan pH simulator ke tombol yang digunakan untuk
menghubungkan dengan elektroda pada pH meter.
 Hubungkan masing-masing alat yang telah disambungkan tersebut
ke listrik.
 Berikan input pH 7 dari pH simulator dan atur nol (zero).
 Ulangi tindakan tersebut sampai penunjukan pH meter konstan dan
menunjuk angka 7 atau 0 mV.
 Kemudian berikan input pH 4 pada pH simulator, amati dan
tepatkan penunjuk pada pH meter sampai menunjuk angka 4
dengan mengatur kompensasi temperatur.
 Lakukan hal yang sama untuk input pH 9 dari pH simulator ke pH
meter sampai penunjukan konstan.
 pH meter siap untuk digunakan.

2. Larutan buffer standar


Cara :
 Siapkan larutan-larutan buffer standar pH 4, 7 dan 9 serta aquades
dan kertas tissue halus.
 Nyalakan pH meter.
 Bilas elektroda dengan akuades yang baru dan lap dengan kertas
tissue, masukkan kedalam beaker glass yang berisi larutan buffer
pH 7.
 Periksa penunjukan pH, tepatkan sampai menunjukkan pH 7
dengan mengatur zero.
 Ulangi sampai konstan.
 Bilas elektroda dengan larutan akuades dan lap dengan kertas
tissue, lakukan hal yang sama ke dalam larutan buffer pH 4.
 Periksa penunjukkan pH, tepatkan sampai menunjukkan pH 4
dengan mengatur temperatur kompensasi.
 Ulangi sampai meter menunjukkan angka konstan.
 Lakukan hal yang sama untuk larutan buffer pH 9.
 pH meter siap untuk digunakan.

Refrigerator / Freezer
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Usahakan agar refrigerator/freezer selalu dalam keadaan hidup.
 Bersihkan dan defrost setiap 2 bulan atau setelah terjadi pemadaman
listrik.
 Catat suhu setiap hari dengan termometer.
Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang
dikalibrasi, misalnya 2 – 8oC, -20oC atau –76oC.
k. Alat-alat Otomatis
 Photometer Elitech Pro M
 Cobas C111
 Chemweell ( Auto Imunologi Analyzer )
 AutoUrinalyser
 KX 21
 XN- 1000 (HematologiAnalyzer)
 EcosysII(BGA)
 Easylate (Elektrolit)
 Ca 50 (Faal Hemostatis)
Pemeliharaan Alat-Alat Otomatis
Sesuai dengan manual masing-masing alat.
Kalibrasi alat otomatis
Kalibrasi alat otomatis dilakukan setiap kali ganti kit baru dan apabila hasil
pemeriksaan serum kontrol keluar dari nilai rentang.

G. Trouble Shooting
Pengertian :
Trouble shooting adalah suatu upaya untuk mencari solusi apabila terjadi masalah
pada suatu peralatan.

Tujuan :
1. Agar teknisi Unit Kerja Kimia dapat menangani masalah-masalah yang timbul
pada pemeriksaan-pemeriksaan Elektrolit ( Na, K ) dengan alat Flame
photometer.
2. Agar teknisi Unit Kerja Kimia Klinik dapat menangani masalah-masalah yang
timbul pada pemeriksaan dengan alat Meditron M.
3. Agar teknisi Laboratorium Instalasi Patologi Klinik dapat menangani masalah
yang timbul pada pemakaian pipet mikro semi otomatik.
4. Agar teknisi Unit Kerja Kimia Klinik dapat menangani masalah-masalah yang
timbul pada pemeriksaan-pemeriksaan di Unit Kerja Kimia Klinik dengan alat
Beckman Syncron CX-Clinical System.
5. Agar teknisi Unit Kerja Kimia Klinik dapat menangani masalah-masalah yang
timbul pada pemeriksaan-pemeriksaan dengan alat Hitachi.
6. Agar teknisi Unit Kerja Penyakit Infeksi dapat menangani masalah-masalah
yang timbul pada pemeriksaan-pemeriksaan di Unit Kerja Penyakit Infeksi.
7. Agar teknisi Unit Kerja Imunologi dapat menangani masalah-masalah yang
timbul pada pemeriksaan EIA dengan alat Quantum.
8. Dengan dilaksanakannya trouble shooting maka diharapkan suatu peralatan
dapat kembali menjalankan fungsinya dengan baik.
Kebijakan :
Buku pedoman masing-masing alat.
Prosedur :

Keluhan Sebab-sebab yang Jalan keluar


mungkin
1.Ada sisa cairan di - Pembasahan di bagian - Gunakan tip pipet yang
dalam tip pipet dalam tip pipet tidak baru.
rata
2.Volume pipet tidak  Tip pipet terlalu - Tip pipet dieratkan.
tepat. longgar - Gunakan tip pipet yang
 Tip pipet salah benar.
 Tip pipet bocor oleh - Bersihkan piston
karena : - Ganti piston
- Piston terkontaminasi - Ganti seal
- Piston rusak - Nose cone dieratkan.
- Seal lepas
- Nose cone longgar.
3.Control button  Piston terkontaminasi - Piston dibersihkan
macet atau geraknya  Seal mengembang oleh - Buka pipet dan dibiarkan
tersendat-sendat. karena terkontaminasi kering, kalau perlu bersih
reagen atau bahan piston dan seal dari
kimia yang korosif. kerak-kerak dengan air
sabung, kemudian dibilas
dengan aquades lalu
diberi pelumas. Kalau
perlu ganti seal dengan
yang baru.
DAFTAR PERMINTAAN / USULAN TAHUN ANGGARAN APBD 2015

BAB V
I. LOGISTIK

DAFTAR PERMINTAAN / USULAN TAHUN ANGGARAN APBD 2015


BARANG PAKAI HABIS
ALAT RUMAH TANGGA
SUB BAG PERLENGKAPAN & ASET

KEBUTUHAN
NO. NAMA BARANG
SATUAN JUMLAH
1 2 3 4
1 Kantong sampah plastik uk. 0.04X80X100 cm hitam Pak 12
2 Kantong sampah plastik uk. 0.04X60X65 cm hitam Pak 12
3 Kain Pel Buah 12
4 Pemutih dan desinfektan 1.000 ml btl 12
5 Pengharum ruangan 350 ml pcs 6
6 Tas kresek besar hitam @ 50 lbr uk. 35 X 59 cm Pak 12
7 Tempat sampah injak @ 20 Ltr Buah 10
8 Timbo plastik 04 galon pakai tutup Buah 10
9 Tissue gulung bhn kertas embos Rol 600

Pamekasan, 12 Maret 2015

Mengetahui,
Ka.Instalasi Laboratorium Ka.Ruangan

DR.FARIDA ISMINARTI HUDALIL MUTTAQIN


NIP : 19590318198803 2 002 NIP :19631004198403 1 012
BARANG PAKAI HABIS
BARANG ALAT TULIS KANTOR
SUB BAG PERLENGKAPAN & ASET

KEBUTUHAN
NO. NAMA BARANG
SATUAN JUMLAH
1 2 3 4
1 Amplop Standart putih uk. 22X10 cm @ 100 lbr 60 gr Pack / Dus 120
2 Ballpoint faster warna / hitam Buah 120
3 Bantalan Stempel (Stampad) Buah 2
4 Binder Clip Besar no. 260 Buah 25
5 Binder Clip Kecil no. 105/107/111bu Buah 25
14 Isi Staples 12/17 Pack / Dus 120
7 Buku Expedisi Jilid 50
8 Buku Folio @ 100 lbr Jilid 100
9 Buku Folio @ 200 lbr Jilid 100
17 Isi Staples Kecil Pack / Dus 50
18 Kalculator 12 digit D - 20 L - W Buah 1
20 Kertas HVS Folio Rim 25
21 Kertas HVS A4 70 Gr Rim 80
22 Lem takol Buah 5
28 Pita printer Buah 6
29 Spidol besar permanen Buah 100
30 Spidol kecil Buah 200
31 Spidol white board besar Buah 50
33 Stop map biasa Buah 100
Rincian Tarip Laborat Bendel 1500
Blangko Hasil Bendel 1500
Blangko Rekapan Bendel 1000
DAFTAR PERMINTAAN / USULAN TAHUN ANGGARAN APBD 2015
BARANG PAKAI HABIS
ALAT LISTRIK
SUB BAG PERLENGKAPAN & ASET

KEBUTUHAN
NO. NAMA BARANG
SATUAN JUMLAH
1 2 3 4
1 Battery kecil Jam Buah 10
2 Battery Alkaline Kecil @ 2 biji Buah 20
3 Battery CR 2032 3V(ALAT ANCALL) Buah 20

DAFTAR PERMINTAAN / USULAN TAHUN ANGGARAN APBD 2015


BARANG PAKAI HABIS
ALAT KESEHATAN
SUB BAG PERLENGKAPAN & ASET

KEBUTUHAN
NO. NAMA BARANG
SATUAN JUMLAH
1 2 3 4
1 Masker kain tetra uk. 13 X 20 cm Buah / Dus 1620
2 Sarung Tangan uk. No. 6 Buah / Dus 240
3 Sarung Tangan uk. No. 7 Buah / Dus 240
4 Sarung Tangan uk. No. 7.5 Buah / Dus 240
USULAN KURSI/MEUBELER TAHUN 2014
INSTALASI LABORATORIUM
RSUD Dr.H.SLAMET MARTODIRDJO KAB. PAMEKASAN

NO JENIS DIPERLUKAN BAIK RUSAK KURANG

1 Kursi lipat/Putar 15 4 8 8
2 Meja Kerja 2 - - 2
3 Kursi Sampling Pasen 2 - - 2

Pamekasan,15 January 2014

Mengetahui,
Dr.Instalasi Laboratorium Karu.laboratotium
RSUD. Dr.H.Slamet Martodirdjo

Dr.FARIDA ISMINARTI HUDALIL MUTTAQIN


NIP : 19590318198803 2 002 NIP : 19630410198403 1 012
USULAN ALAT LABORATORIUM
RSUD Dr.H.SLAMET MARTODIRDJO KAB.PAMEKASAN
Tahun 2015

NO NAMA ALAT TYPE/KLASIFIKASI JUMLAH SASARAN


1 BIOLOGICAL CLASS II TYPE B2 1 K3
SAFETY
CABINET
2 MIKROBIOLOGI AUTOMATIS 1 Pelayanan
ANALYZER

PAMEKASAN,03 MARET 2015

Mengetahui
Ka.Instalasi Laboratorium Ka.Ruangan

DR.FARIDA ISMINARTI HUDALIL MUTTAQIN


NIP : 19590318198803 2 002 NIP :19631004198403 1 012
II.PERSONALIA
USULAN TENAGA PRANATA
LABORATORIUM TAHUN 2015
NO KRITERIA STANDART YANG ADA
1 Pranata Laborat 15 13
2 Administrasi 3 1

PAMEKASAN,03 MARET 2015

Mengetahui
Ka.Instalasi Laboratorium Ka.Ruangan

DR.FARIDA ISMINARTI HUDALIL MUTTAQIN


NIP : 19590318198803 2 002 NIP :19631004198403 1 012
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan program penting dalam
pelayanan medik di RSUD Dr.H. SLAMET MARTODIRDJO, hal ini berlaku pula pada
Instalasi Patologi Klinik yang memberikan pelayanan laboratorium.
Mengacu kepada The Joint Comission‘s National Patient Safety Goal, keselamatan
pasien di laboratorium berfokus kepada kegiatan,
1. Meningkatkan ketepatan identifikasi pasien
2. Meningkatkan komunikasi efektif antar pemberi pelayanan
3. Menurunkan resiko infeksi berkaitan dengan pelayanan kesehatan
Implementasi Keselamatan Pasien di Instalasi Patologi Klinik diperlukan suatu
strategi yakni manajemen pengetahuan dengan langkah sebagai berikut:
a. Mewujudkan pengetahuan tentang keselamatan pasien,
b. Mempersiapkan infrastruktur
c. Menyebarkan pengetahuan dan
d. Membudayakan keselamatan pasien.

Tujuan
a. Pencapaian budaya keselamatan pasien,
b. Meningkatkan pertanggungjawaban laboratorium klinik terhadap pasien dan
masyarakat penggunanya,
c. Menurunkan kejadian yang tidak diharapkan/peristiwa yang sebaliknya (adverse
event) dan
d. Terlaksananya pencegahan kejadian yang tidak diharapkan.

Kegiatan Keselamatan Pasien


1. Asesmen risiko dalam berbagai tahap pelayanan laboratorium (Pranalitik, analitik
dan pascaanalitik),
2. Identifikasi dan pengelolaan resiko yang berhubungan dengan pasien,
3. Pelaporan dan analisis kejadian,
4. Melakukan analisis akar permasalahan, serta mencari solusi pemecahan untuk
mencegah dan mengecilkan risiko

Tatalaksana
Pelaksanaan Keselamatan Pasien dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang
disusun tersendiri dan merupakan petunjuk teknis dari Pedoman Pelayanan Instalasi
Patologi Klinik
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pengertian
Keselamatan Kerja adalah keadaan bebas dari kecelakaan, kondisi sakit, luka
atau bebas kerugian akibat kerja. Keselamatan kerja juga berkaitan dengan kerusakan
harta dan kerugian terhadap proses pelayanan, sehingga pencegahan kecelakan dan
meminimalkan kerugian merupakan sasaran program tersebut.

Tujuan
1. Menjaga kesehatan dan keselamatan petugas yang bekerja di Instalasi Patologi Klinik
2. Mencegah terjadi kecelakaan selama proses pelayanan Laboratorium
3. Melaporkan insiden yang terjadi sebagai informasi dan proses pembelajaran untuk
mencegah kejadian tidak terulang

Kegiatan
1. Melaksanakan universal precaution pada saat melaksanakan pelayanan
Laboratorium
2. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata tertib bekerja di Instalasi Patologi
Klinik
3. Melaksanakan medical check-up berkala pada petugas dengan resiko tinggi
4. Mencatat dan melaporkan insiden kecelakaan secara berkala sesuai dengan prosedur
yang berlaku.

Tatalaksana
Pelaksanaan Keselamatan Kerja dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang
disusun tersendiri dan merupakan petunjuk teknis dari Pedoman Pelayanan Instalasi
Patologi Klinik.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pra analitik
Pengendalian mutu pra analitik dilakukan dengan sistem masih manual,
transport sampel dan hasil dengan pneumatic tube didukung oleh sistem teknologi
informasi laboratorium dan Rumah Sakit.
Tujuan
1. Menjaga mutu pelayanan terkendali sesuai dengan sasaran mutu instalasi
Patologi Klinik
2. Menjaga mutu spesimen yang akan dipergunakan sebagai bahan analisis
laboratorium mulai dari pengambilan, transportasi dan penanganan spesimen
praanalitik

Kegiatan
1. Melakukan pencatatan waktu mulai dari penerimaan pasien hingga hasil selesai
diberikan kepada pasien atau kastamer. Sebagai indikator mutu adalah waktu
pelayanan untuk pemeriksaan rutin < 140 menit.
2. Melakukan pengawasan kualitas spesimen dengan cara :
a. Menetapkan persyaratan penolakan spesimen.
Spesimen ditolak bila (a) sampel mengalami penguraian, (b) terjadi
pembekuan pada sampel yang berantikoagulan, (c) pasien tidak puasa saat
diperlukan, misal untuk pemeriksaan glukosa darah puasa (d) salah isi (e)
salah tanda atau tidak bertanda (f) sampel tercemari
b. Membuat sistem masih manual untuk menjaga keaslian spesimen
c. Mendesain transportasi spesimen dengan masih manual.
B. Analitik
Pemeriksaan dilakukan dengan sitem otomatisasi. Alat sebelum dipakai sudah
dilakukan kontrol setiap harinya dan kalibrasi alat dilakukan sesuai jadwal.
Tujuan
1. Mengendalikan variasi yang timbul pada tahap analitik untuk mencapai validitas
hasil analisis.
2. Tercapai akurasi dan presisi terbaik di internal Instalasi Patologi Klinik.

Kegiatan
1. Mendesain proses analisis dilaksanakan dengan Rencana system otomatisasi
terkoneksi dengan Laboratory Information system (LIS).
2. Melakukan verifikasi dan validasi hasil analisis
3. Melakukan internal quality control yang dilaksanakan setiap hari
4. Melakuklan pemeliharaan alat terjadwal secara rutin

C. Pasca Analitik
Perivikasi hasil dilakukan oleh Analis senior dan dokter penanggungjawab
pelayanan (DPJP).
Tujuan
1. Hasil pelayanan laboratorium sesuai dengan permintaan tes
2. Hasil diserahkan ke pasien/ kastemer tepat sasaran dan tepat waktu

Kegiatan
1. Melakukan verifikasi lembar hasil analisis oleh Analis senior dan dokter
penanggungjawab pelayanan (DPJP).
2. Melakukan verifikasi lembar hasil pada saat akan diserahkan kepada pasien/
kastemer.

D. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)


Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dilakukan rutin, mengikuti PME Nasional
yang diadakan oleh Depkes danBBLK Surabaya.
Tujuan
harmonisasi hasil analisis di Instalasi Patologi Klinik dengan hasil analisis
laboratorium peserta PME lainnya

Kegiatan
Melakukan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dilakukan rutin, mengikuti PME
Nasional yang diadakan oleh Depkes dan BBLK Surabaya.

Tatalaksana
Pelaksanaan pengendalian mutu dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang
disusun tersendiri dan merupakan petunjuk teknis dari Pedoman Pelayanan Instalasi
Patologi Klinik.
BAB IX
PENUTUP

Demikianlah Format Pedoman Pelayanan Instalasi Patologi Klinik yang kita


susun dan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan revisi ulang dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi
kedokteran pada umumnya. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
membantu tersusunnya Format Pedoman Pelayanan Instalasi Patologi Klinik RSUD. Dr.
H. SLAMET MARTODIRDJO Kab.Pamekasan.

Anda mungkin juga menyukai