A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari RSU Dr H. SLAMET MARTODIRDJO yang
merupakan instansi pemerintah maka INSTALASI PATOLOGI KLINIK
berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi yang diamanatkan oleh masyarakat. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan
menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis,
periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan capaian kinerja INSTALASI PATOLOGI KLINIK dalam
tahun anggaran 2015 yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran
serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.
Tugas pokok dan fungsi Instalasi Patologi Klinik adalah Memberikan
Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Laboratorium. Sedangkan kastemer yang
dilayani adalah Kastemer Eksternal Instalasi yaitu Pasien-2 Dalam maupun Luar
RS.Dr.H. SLAMET MARTODIRDJO dan Kastemer Internal yaitu semua jajaran
struktural ,non strukural di lingkungan RSU Dr H. SLAMET MARTODIRDJO,
dan para peneliti (individu/ institusi).
B. Ruang Lingkup
Mewujudkan pelayanan pemeriksaan penunjang laboratorium di Instalasi
Patologi Klinik yang mendukung Visi Rumah Sakit Dr. H. SLAMET
MARTODIRDJO menjadi Rumah Sakit yang terkemuka dalam pelayanan, di
Karisidenan seMadura (Visi jangka Panjang 2015)”.
Instalasi Patologi Klinik merupakan laboratorium yang melayani
pemeriksaan laboratorium di RS. LARASATI. Laboratorium Patologi Klinik (PK)
melayani pasien rawat jalan dan rawat inap juga pasien yang menjalani perawatan
di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) dan pasien Intensive Care Unit (ICU).
Pelayanan laboratorium mencakup pelayanan Hematologi, Kimia Klinik,
Imunologi dan pemeriksaan Penyakit Infeksi (Mikrobiologi).
C. Batasan Operasional
Menyelenggarakan pelayanan laboratorium prima, aman, informatif,
efektif, efisien, mutu dan manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial
Penyelenggaraan pelayanan laboratorium prima yaitu pelayanan yang:
1. Berlandaskan evidence base Ilmu Patologi Klinik dan perkembangan IPTEK
2. Peka terhadap kebutuhan kastemer
3. Fokus menyediakan kebutuhan kastemer
4. Kompetitif
5. Inovasi dalam pengembangan pelayanan laboratorium
6. Menciptakan kepuasan semua pihak.
IMUNOLOGI
HORMON
Estradiol(E2)
LH ENZIM
FSH Amilase
Prolaktin Lipase
Testosteron NT Pro BNP DIRECT SMEAR
DHEAS LDH Pewarnaan Gram
Progesteron CKMB mass BTA-Ziehl Neelson
Cortisol Neisser - Diphteri
Insulin MALARIAFILARIA Jamur
ACTH Malaria Mikroskopis
Rapid Test ICT
Index Parasitemia
TUBERKULOSIS Malaria Ig M Anti-HSV2
ICT-TB Filaria Mikroskopis Ig G Anti -HSV2
D. Landasan Hukum
Pelayanan laboratorium adalah pelayanan yang diberikan oleh Instalasi
Patologi Klinik yang dimiliki dan dikelola oleh rumah sakit dan mengacu kepada
Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh
Depkes pada tahun 1998 dengan keputusan Dirjen Yan Med No. H.K. 00.06.33,
dan selanjutnya diatur dengan Surat Keputusan direktur (SK. / /
432.403/2015) tentang “Kebijakan Tentang Pelayanan Laboratorium RS.
LARASATI”.
Pelayanan laboratorium meliputi pelayanan dari saat pendaftaran,
persiapan penderita, pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan bahan serta
penyerahan hasil pemeriksaan kepada penderita. Selain untuk fungsi pelayanan,
laboratorium juga berfungsi untuk pendidikan dan penelitian untuk mahasiswa
Poltekes Analis Medis.
Dalam pelaksanaannya pelayanan laboratorium sangat tergantung kepada
instalasi lain khususnya pada kelengkapan pengisian formulir permintaan
laboratorium dan pengambilan bahan pemeriksaan yang untuk pasien rawat inap
dilakukan oleh perawat ruangan.
Untuk dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat
dipertanggung jawabkan dibutuhkan administrasi dan pengelolaan yang baik, staf
dan pimpinan yang berkualitas dan sesuai dengan bidangnya, fasilitas dan
peralatan yang baik, kebijakan dan prosedur yang baku, pengembangan staf dan
program pendidikan yang baik dan adanya evaluasi pengendalian mutu yang
teratur.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Koordinator
Tata Usaha Koordinator Koordinator
Pengendalian
Dr.Arifoel H Pelayan / Oprs Info & Pemasaran
Mutu Dr.Leonita Dr.Betty
Dr.Hartono K
Urusan Urusan
Urusan Urusan Urusan Logistik Admini Sub Koord Sub Koord Sub Koord
Peren Pemelihar Kepega Urusan
Farmasi / Non strasi Loket Sampling Hasil
Canaan Sarana Waian & Keuangan
Farmasi H.Suhar Nanny I Tri Hasti A Siti Nuraini
Dr.Endang Dr.Fuad Diklat Drg.Sri Sastri
Dr.Paulus tatik
Tjatur
Jumain - Dimas
Rasiadi
DIREKTUR
Ka. INSTALASI
Ka. RUANGAN
ADMINIDTRASI
KIMIA KLINIK
HEMATOLOGI IMUNOLOGI/
URINALISA
URAIAN TUGAS INSTALASI PATOLOGI KLINIK RS. LARASATI
PAMEKASAN
1. Kepala Instalasi.
a. Menyediakan fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan
kegiatan pelayanan Patologi Klinik.
b. Menyusun perencanaan kegiatan dan kebutuhan instalasi.
c. Melaksanakan kegiatan instalasi sesuai perencanaan
d. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi
instalasi.
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan instalasi.
f. Bertanggung jawab atas pembinaan manajerial SDM instalasi.
g. Bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarana dan sarana instalasi.
h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta laporan kegiatan instalasi.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.
Kewenangan
a. Mengusulkan kepada Direktur mengenai pengangkatan, mutasi,
demosi dan pemberhentian pegawai di lingkungan instalasi Patologi
Klinik.
b. Mengusulkan kebijakan mengenai penyelenggaraan Instalasi Patologi
Klinik kepada Direktur RS. LARASATI.
d. Menentapkan Panitia / Satuan Tugas di Lingkungan Instalasi Patologi
Klinik untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang sifatnya
temporer/insidental.
8. Urusan Administrasi/Loket
DJATIM
9. Sub Koordinator Loket
C. Pengaturan Jaga
Staf Medik ( penanggungjawab Pelayanan / PJP) diatur jadwal jaganya,
dibagi atas unit kerja yang ada (Kimia Klinik, Hematologi, Imunologi dan
Penyakit Infeksi) dan satu orang bertanggung-jawab untuk pelayanan keseluruhan
sebagai supervisor jaga.
Mekanisme pengaturan jadwal jaga disepakati sesuai dengan keputusan
rapat staf.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
B. Standar Fasilitas
Peralatan yang dimiliki di Instalasi Patologi Klinik saat ini sudah
dilengkapi dengan peralatan canggih dan otomatik. Jenis peralatan dapat dilihat
pada lampiran.
PERALATAN MEDIK RSUD Dr.H. SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN TAHUN 2015
DI INSTALASI PATOLOGI KLINIK
Mengetahui,
Ka.Instalasi Laboratorium Ka.Ruangan
B. Pengelolaan Spesimen
Spesimen Infeksious
Pengertian :
Bahan yang dikirim ke laboratorium atau diambil dari pasien (sampling) merupakan
bahan-bahan yang harus diperlakukan khusus, karena semua bahan tersebut
dianggap sebagai bahan infeksius.
Tujuan :
Penanganan khusus terhadap bahan-bahan /sampel yang dikirimkan ke laboratorium
dan yang berasal dari pasien harus dilakukan untuk menghindarkan penularan
penyakit dan bahan-bahan infektif kepada petugas laboratorium.
Kebijakan :
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1244/MENKES/SK/XII/1994 tentang Pedoman Keamanan Laboratorium Penyakit
Infeksi dan Biomedis.
Prosedur :
1. Menghindari kontak langsung antara kulut, baju, dengan bahan pemeriksaan
biologis infeksius dengan cara menggunakan sarung tangan, jas praktikum dan
masker.
2. Perlakukan bahan-bahan infeksius tersebut dengan menggunakan pipet otomatis
(jangan menghisap langsung dari mulut), pengaman pipet atau alat
penghisap/pipet lainnya.
3. Beri tanda yang jelas pada tempat penampungan bahan infeksius yang
digunakan berupa kontainer berwarna kuning.
4. Setiap petugas laboratorium yang menangani bahan infeksius wajib mencuci
tangan dengan cara aseptic setelah selesai bekerja, terutama bila akan makan,
minum atau merokok.
5. Jangan menyimpan bahan-bahan makanan atau minuman dalam lemari
pendingin bersama-sama dengan bahan-bahan pemeriksaan laboratorium
(sampel, reagensi, bahan-bahan kimia lainnya).
6. Jangan menaruh makanan atau minuman ataupun barang-barang pribadi di
ruang/meja kerja laboratorium.
7. Jangan bekerja dengan luka terbuka pada tangan; tutuplah luka tersebut dengan
pembalut steril dan bekerjalah memakai sarung tangan.
8. Jangan merokok di dalam ruangan kerja laboratorium.
9. Distribusi bahan sampel infeksius dalam wadah berwarna atau berlabel kuning,
diperiksa pada akhir running, sisa sampel di desinfeksi dan dibuang di saluran
pembuangan limbah medis. Wadah bekas sampelnya direndam dalam larutan
klorin 0,5-1% selama semalam, kemudian dimasukkan dalam wadah khusus
yang akan diambil oleh Instalasi Sanitasi untuk kemudian dimusnahkan di
incerenator.
10. Jangan mendinginkan kawat / ose panas dengan cara mencelupkan ke dalam
perbenihan kuman atau bahan pemeriksaan, karena hal itu dapat menimbulkan
aerosol mikrobial.
11. Bersihkan semua sisa-sisa bahan biologis/infeksius dengan larutan klorin 0,5-
1%. Larutan klorin adalah desinfektan pilihan untuk virus hepatitis dan virus
HIV.
12. Bahan-bahan infeksius yang berpotensi untuk menularkan penyakit melalui
udara, seharusnya ditangani dalam sungkup biologis.
13. Jangan menuangkan langsung bahan infeksius dari tabung sentrifus; gunakan
pipet yang mengambil bahan dari dalam tabung sentrifus.
14. Bahan-bahan infeksius disimpan dalam wadah (container) khusus yang anti
bocor.
15. Letakkan semua bahan yang akan dibuang di dalam tempat khusus disediakan
untuk masing-masing bahan, misalnya khusus untuk kertas, atau untuk bahan
biologis, atau untuk limbah medis padat lain, dlsb.
16. Jangan membuang bahan infeksius dalam saluran pembuangan umum,
sebelumnya dilakukan desinfeksi dari bahan infeksius yang akan dibuang
tersebut; bahan infeksius dibuang kedalam saluran khusus untuk pembuangan
limbah medis.
17. Pengambilan bahan/sampel infeksius dari unit kerja ke tempat penampungan
dilakukan oleh petugas khusus dengan memakai alat-alat pelindung diri.
C. Pemeriksaan Laboratorium
Pengertian :
Pemeriksaan Laboratorium di RS. LARASATI merupakan satu dari tiga fungsi
utama Rumah Sakit bagi masyarakat yaitu Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian.
Pelayanan merupakan kunci utama bagi terselenggaranya pelayanan pemeriksaan
laboratorium yang baik dan benar. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas maka
diperlukan struktur organisasi yang jelas dan rapi, prosedur kerja yang standar,
dengan pengawasan atas kelancaran pekerjaan pemeriksaan laboratorium dari hari
ke hari.
Tujuan :
Semua aspek pekerjaan laboratorium harus diperbaiki secara terus menerus dengan
tujuan memberikan pelayanan dengan kualitas setinggi mungkin. Seluruh rantai
yang bermula sejak persiapan pasien, pengambilan bahan, proses analitik serta
prosedur pelayanan, dan penyampaian hasil laboratorium harus diperbaiki terus-
menerus.
Kebijakan :
1. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang penerapan Standar Pelayanan
Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
2. Surat Keputusan Direktur RSU Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO Nomor
………………………………tentang Pembentukan Panitia Akreditasi Rumah
Sakit untuk 12 (Dua belas) Pelayanan dan Rumah Sakit Pendidikan Tahun 20..–
20.. Rumah Sakit Umum Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO Pamekasan.
Prosedur :
1. Kegiatan Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
Laboratorium / Unit Kerja Kimia Klinik
Laboratorium / Unit Kerja Hematologi Klinik
Laboratorium / Unit Kerja Immunologi
Laboratorium / Unit Kerja Penyakit Infeksi
D. Pengelolaan Limbah
Pengertian :
Limbah laboratorium terdiri dari limbah umum dan limbah khusus.
a. Limbah umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum (domestik),
terdiri dari :
1. Limbah umum padat yaitu kertas, dsb.
2. Limbah umum cair yaitu cairan bekas cuci tangan, dsb.
b. Tidak tajam
1.2.1 Tabung spuit direndam dalam larutan klorin 0,5% selama
minimal 30 menit lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik yang
diikat tali rafia dan diberi label sampah medis. Kantung plastik
ini setiap hari diletakkan di tempat yang telah disiapkan dan
kemudian diambil oleh petugas sanitasi. Sebelumnya petugas
sanitasi menandatangani buku ekspedisi sanitasi.
1.2.2 Bekas tempat feses, bekas tempat urine dan sisa feses
dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus yang diikat tali
rafia dan diberi label, lalu diletakkan bersama bekas spuit.
1.2.3 Sisa media (dari unit kerja Penyakit Infeksi) direbus sampai
mencair lalu dibuang di tempat pembuangan limbah cair unit
kerja Penyakit Infeksi.
2. Arsip
Pengertian :
Penyimpanan semua catatan di laboratorium dan menjamin segera ditemukan
lengkap jika diperlukan.
Tujuan :
1. Memberikan bukti dokumen hasil pemeriksaan laboratorium dari setiap
pasien yang dirawat/ diperiksa.
2. Membantu melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit, dokter
yang minta pemeriksaan laboratorium dan dokter penanggung jawab hasil
pemeriksaan.
3. Memudahkan pencarian kembali hasil pemeriksaan apabila diperlukan.
4. Memperlancar sistem pelayanan.
Kebijakan :
Penyimpanan Arsip dilakukan oleh Tenaga Administrasi
Prosedur :
1. Hasil pemeriksaan diduplikasi oleh unit kerja masing-masing.
2. Duplikat hasil tersebut merupakan arsip hasil penderita, disimpan menurut
urutan tanggal dan nomor laboratorium penderita di tempat penyimpanan
arsip.
3. Petugas hasil bertanggung jawab atas arsip hasil pemeriksaan tersebut
Refrigerator / Freezer
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Usahakan agar refrigerator/freezer selalu dalam keadaan hidup.
Bersihkan dan defrost setiap 2 bulan atau setelah terjadi pemadaman
listrik.
Catat suhu setiap hari dengan termometer.
Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang
dikalibrasi, misalnya 2 – 8oC, -20oC atau –76oC.
k. Alat-alat Otomatis
Photometer Elitech Pro M
Cobas C111
Chemweell ( Auto Imunologi Analyzer )
AutoUrinalyser
KX 21
XN- 1000 (HematologiAnalyzer)
EcosysII(BGA)
Easylate (Elektrolit)
Ca 50 (Faal Hemostatis)
Pemeliharaan Alat-Alat Otomatis
Sesuai dengan manual masing-masing alat.
Kalibrasi alat otomatis
Kalibrasi alat otomatis dilakukan setiap kali ganti kit baru dan apabila hasil
pemeriksaan serum kontrol keluar dari nilai rentang.
G. Trouble Shooting
Pengertian :
Trouble shooting adalah suatu upaya untuk mencari solusi apabila terjadi masalah
pada suatu peralatan.
Tujuan :
1. Agar teknisi Unit Kerja Kimia dapat menangani masalah-masalah yang timbul
pada pemeriksaan-pemeriksaan Elektrolit ( Na, K ) dengan alat Flame
photometer.
2. Agar teknisi Unit Kerja Kimia Klinik dapat menangani masalah-masalah yang
timbul pada pemeriksaan dengan alat Meditron M.
3. Agar teknisi Laboratorium Instalasi Patologi Klinik dapat menangani masalah
yang timbul pada pemakaian pipet mikro semi otomatik.
4. Agar teknisi Unit Kerja Kimia Klinik dapat menangani masalah-masalah yang
timbul pada pemeriksaan-pemeriksaan di Unit Kerja Kimia Klinik dengan alat
Beckman Syncron CX-Clinical System.
5. Agar teknisi Unit Kerja Kimia Klinik dapat menangani masalah-masalah yang
timbul pada pemeriksaan-pemeriksaan dengan alat Hitachi.
6. Agar teknisi Unit Kerja Penyakit Infeksi dapat menangani masalah-masalah
yang timbul pada pemeriksaan-pemeriksaan di Unit Kerja Penyakit Infeksi.
7. Agar teknisi Unit Kerja Imunologi dapat menangani masalah-masalah yang
timbul pada pemeriksaan EIA dengan alat Quantum.
8. Dengan dilaksanakannya trouble shooting maka diharapkan suatu peralatan
dapat kembali menjalankan fungsinya dengan baik.
Kebijakan :
Buku pedoman masing-masing alat.
Prosedur :
BAB V
I. LOGISTIK
KEBUTUHAN
NO. NAMA BARANG
SATUAN JUMLAH
1 2 3 4
1 Kantong sampah plastik uk. 0.04X80X100 cm hitam Pak 12
2 Kantong sampah plastik uk. 0.04X60X65 cm hitam Pak 12
3 Kain Pel Buah 12
4 Pemutih dan desinfektan 1.000 ml btl 12
5 Pengharum ruangan 350 ml pcs 6
6 Tas kresek besar hitam @ 50 lbr uk. 35 X 59 cm Pak 12
7 Tempat sampah injak @ 20 Ltr Buah 10
8 Timbo plastik 04 galon pakai tutup Buah 10
9 Tissue gulung bhn kertas embos Rol 600
Mengetahui,
Ka.Instalasi Laboratorium Ka.Ruangan
KEBUTUHAN
NO. NAMA BARANG
SATUAN JUMLAH
1 2 3 4
1 Amplop Standart putih uk. 22X10 cm @ 100 lbr 60 gr Pack / Dus 120
2 Ballpoint faster warna / hitam Buah 120
3 Bantalan Stempel (Stampad) Buah 2
4 Binder Clip Besar no. 260 Buah 25
5 Binder Clip Kecil no. 105/107/111bu Buah 25
14 Isi Staples 12/17 Pack / Dus 120
7 Buku Expedisi Jilid 50
8 Buku Folio @ 100 lbr Jilid 100
9 Buku Folio @ 200 lbr Jilid 100
17 Isi Staples Kecil Pack / Dus 50
18 Kalculator 12 digit D - 20 L - W Buah 1
20 Kertas HVS Folio Rim 25
21 Kertas HVS A4 70 Gr Rim 80
22 Lem takol Buah 5
28 Pita printer Buah 6
29 Spidol besar permanen Buah 100
30 Spidol kecil Buah 200
31 Spidol white board besar Buah 50
33 Stop map biasa Buah 100
Rincian Tarip Laborat Bendel 1500
Blangko Hasil Bendel 1500
Blangko Rekapan Bendel 1000
DAFTAR PERMINTAAN / USULAN TAHUN ANGGARAN APBD 2015
BARANG PAKAI HABIS
ALAT LISTRIK
SUB BAG PERLENGKAPAN & ASET
KEBUTUHAN
NO. NAMA BARANG
SATUAN JUMLAH
1 2 3 4
1 Battery kecil Jam Buah 10
2 Battery Alkaline Kecil @ 2 biji Buah 20
3 Battery CR 2032 3V(ALAT ANCALL) Buah 20
KEBUTUHAN
NO. NAMA BARANG
SATUAN JUMLAH
1 2 3 4
1 Masker kain tetra uk. 13 X 20 cm Buah / Dus 1620
2 Sarung Tangan uk. No. 6 Buah / Dus 240
3 Sarung Tangan uk. No. 7 Buah / Dus 240
4 Sarung Tangan uk. No. 7.5 Buah / Dus 240
USULAN KURSI/MEUBELER TAHUN 2014
INSTALASI LABORATORIUM
RSUD Dr.H.SLAMET MARTODIRDJO KAB. PAMEKASAN
1 Kursi lipat/Putar 15 4 8 8
2 Meja Kerja 2 - - 2
3 Kursi Sampling Pasen 2 - - 2
Mengetahui,
Dr.Instalasi Laboratorium Karu.laboratotium
RSUD. Dr.H.Slamet Martodirdjo
Mengetahui
Ka.Instalasi Laboratorium Ka.Ruangan
Mengetahui
Ka.Instalasi Laboratorium Ka.Ruangan
Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan program penting dalam
pelayanan medik di RSUD Dr.H. SLAMET MARTODIRDJO, hal ini berlaku pula pada
Instalasi Patologi Klinik yang memberikan pelayanan laboratorium.
Mengacu kepada The Joint Comission‘s National Patient Safety Goal, keselamatan
pasien di laboratorium berfokus kepada kegiatan,
1. Meningkatkan ketepatan identifikasi pasien
2. Meningkatkan komunikasi efektif antar pemberi pelayanan
3. Menurunkan resiko infeksi berkaitan dengan pelayanan kesehatan
Implementasi Keselamatan Pasien di Instalasi Patologi Klinik diperlukan suatu
strategi yakni manajemen pengetahuan dengan langkah sebagai berikut:
a. Mewujudkan pengetahuan tentang keselamatan pasien,
b. Mempersiapkan infrastruktur
c. Menyebarkan pengetahuan dan
d. Membudayakan keselamatan pasien.
Tujuan
a. Pencapaian budaya keselamatan pasien,
b. Meningkatkan pertanggungjawaban laboratorium klinik terhadap pasien dan
masyarakat penggunanya,
c. Menurunkan kejadian yang tidak diharapkan/peristiwa yang sebaliknya (adverse
event) dan
d. Terlaksananya pencegahan kejadian yang tidak diharapkan.
Tatalaksana
Pelaksanaan Keselamatan Pasien dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang
disusun tersendiri dan merupakan petunjuk teknis dari Pedoman Pelayanan Instalasi
Patologi Klinik
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pengertian
Keselamatan Kerja adalah keadaan bebas dari kecelakaan, kondisi sakit, luka
atau bebas kerugian akibat kerja. Keselamatan kerja juga berkaitan dengan kerusakan
harta dan kerugian terhadap proses pelayanan, sehingga pencegahan kecelakan dan
meminimalkan kerugian merupakan sasaran program tersebut.
Tujuan
1. Menjaga kesehatan dan keselamatan petugas yang bekerja di Instalasi Patologi Klinik
2. Mencegah terjadi kecelakaan selama proses pelayanan Laboratorium
3. Melaporkan insiden yang terjadi sebagai informasi dan proses pembelajaran untuk
mencegah kejadian tidak terulang
Kegiatan
1. Melaksanakan universal precaution pada saat melaksanakan pelayanan
Laboratorium
2. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata tertib bekerja di Instalasi Patologi
Klinik
3. Melaksanakan medical check-up berkala pada petugas dengan resiko tinggi
4. Mencatat dan melaporkan insiden kecelakaan secara berkala sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
Tatalaksana
Pelaksanaan Keselamatan Kerja dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang
disusun tersendiri dan merupakan petunjuk teknis dari Pedoman Pelayanan Instalasi
Patologi Klinik.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pra analitik
Pengendalian mutu pra analitik dilakukan dengan sistem masih manual,
transport sampel dan hasil dengan pneumatic tube didukung oleh sistem teknologi
informasi laboratorium dan Rumah Sakit.
Tujuan
1. Menjaga mutu pelayanan terkendali sesuai dengan sasaran mutu instalasi
Patologi Klinik
2. Menjaga mutu spesimen yang akan dipergunakan sebagai bahan analisis
laboratorium mulai dari pengambilan, transportasi dan penanganan spesimen
praanalitik
Kegiatan
1. Melakukan pencatatan waktu mulai dari penerimaan pasien hingga hasil selesai
diberikan kepada pasien atau kastamer. Sebagai indikator mutu adalah waktu
pelayanan untuk pemeriksaan rutin < 140 menit.
2. Melakukan pengawasan kualitas spesimen dengan cara :
a. Menetapkan persyaratan penolakan spesimen.
Spesimen ditolak bila (a) sampel mengalami penguraian, (b) terjadi
pembekuan pada sampel yang berantikoagulan, (c) pasien tidak puasa saat
diperlukan, misal untuk pemeriksaan glukosa darah puasa (d) salah isi (e)
salah tanda atau tidak bertanda (f) sampel tercemari
b. Membuat sistem masih manual untuk menjaga keaslian spesimen
c. Mendesain transportasi spesimen dengan masih manual.
B. Analitik
Pemeriksaan dilakukan dengan sitem otomatisasi. Alat sebelum dipakai sudah
dilakukan kontrol setiap harinya dan kalibrasi alat dilakukan sesuai jadwal.
Tujuan
1. Mengendalikan variasi yang timbul pada tahap analitik untuk mencapai validitas
hasil analisis.
2. Tercapai akurasi dan presisi terbaik di internal Instalasi Patologi Klinik.
Kegiatan
1. Mendesain proses analisis dilaksanakan dengan Rencana system otomatisasi
terkoneksi dengan Laboratory Information system (LIS).
2. Melakukan verifikasi dan validasi hasil analisis
3. Melakukan internal quality control yang dilaksanakan setiap hari
4. Melakuklan pemeliharaan alat terjadwal secara rutin
C. Pasca Analitik
Perivikasi hasil dilakukan oleh Analis senior dan dokter penanggungjawab
pelayanan (DPJP).
Tujuan
1. Hasil pelayanan laboratorium sesuai dengan permintaan tes
2. Hasil diserahkan ke pasien/ kastemer tepat sasaran dan tepat waktu
Kegiatan
1. Melakukan verifikasi lembar hasil analisis oleh Analis senior dan dokter
penanggungjawab pelayanan (DPJP).
2. Melakukan verifikasi lembar hasil pada saat akan diserahkan kepada pasien/
kastemer.
Kegiatan
Melakukan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dilakukan rutin, mengikuti PME
Nasional yang diadakan oleh Depkes dan BBLK Surabaya.
Tatalaksana
Pelaksanaan pengendalian mutu dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang
disusun tersendiri dan merupakan petunjuk teknis dari Pedoman Pelayanan Instalasi
Patologi Klinik.
BAB IX
PENUTUP