Anda di halaman 1dari 10

PENILAIAN AWAL IBU BERSALIN

No Dokumen :
SOP SPO/000/III/ADMEN/KB/2017
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 01 Maret
2019
Halaman :

UPTD. M. Ali Hanafi, SKM,.M.Adm.Kes


PUSKESMAS
NIP : 197308101993031010
JONGGON JAYA

1.Pengertian Suatu tindakan pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta ) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara
spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan asuhan persalinan normal

3.Kebijakan Sk Kepala Puskesmas Tentang Tindakan Korektif Nomor


445.11-001.5/……/PUSK-KB/2017
4.Referensi JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisisasi Menyusui Dini,
JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta.
A. Persiapan alat dan bahan
Perlindungan Diri : kaca mata
 Masker dan penutup kepala 1 buah
 Baki beralas 1 buah
 Stetoskop 1 buah
 Thermometer 1 buah
 Tensimeter 1 buah
 Monoaural 1 buah
 Handuk besar 1 buah
 Kain menejemen aktif 1 buah
 Pernel 1 buah
 Kain samping 2 buah
 Celana dalam ibu 1 buah
 Pembalut 1 buah
 Baju bayi 1 buah
 Popok bayi 1 buah
 Baskom berisi air DTT 1 buah
 Baskom berisi larutan klorin 1 buah
 Tempat sampah medis 1 buah
 Tempat sampah non medis 1 buah
 Spuit dalam kemasan 1 buah
 Celemek 1 buah
 Kom bertutup 2 buah
 Kapas DTT secukupnya
 Obat-obatan : betadin secukupnya
 Oksitosin 8 ampul
 Partus set (dalam keadaan steril) :
 Bak instrument 1 buah
 Pemecah ketuban 1 buah
 Gunting episiotomi 1 buah
 Klem tali pusat 1 buah
 Gunting tali pusat 1 buah
 Benang tali pusat 1 buah
 Kom betadin 1 buah
 Kassa secukupnya
 Handschoon 5 pasang
B. Mengenali Gejala dan Tanda Kala Dua
1. Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
 Ibu merasakan ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan
vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka
C. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan BBl.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi, siapkan :
 Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
 3 handuk/kain bersih dan kering ( termasuk ganjal bahu bayi )
 Alat penghisap lendir
 Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu
 Menggelar kain di perut bawah ibu
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3. Memakai alat perlindungan diri : penutup kepala, kacamata, masker,
celemek, sepatu booth.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, cuci
tanagn dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tussue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tagan yang akan di gunakan untuk
periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik.
D. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan kapas atau kasa
yang dibasahi air DTT.
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari atah depan ke belakang.
 Bunag kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah
yang tersedia
 Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam
sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5 % ->langkah #9.
Pakai sarung tanagn DTT / steril untuk melaksanakan langkah
lanjutan.
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi
9. Melakukan dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, lepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah sarung tangan di lepas.
10. Memastikan denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda
(relaksasi) untuk memastikan bahwa DJJ masih dalam batas normal
(120-160 x/menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumtasikan hasil –hasil pemeriksaan dalam \, DJJ dan
semua temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam
partograf.
E. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Meneran
11. Memberitahu pembukaan sudah lengkap dankeadaan janin cukup baik,
kemudian menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
 Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan
yang ada.
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar.
12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi ini, ibu
diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman.
13. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran
atau timbul kontraksi yang kuat :
 Bimbing ibu agar ibu dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada ibu saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring telentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat dinatara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin meneran 120 menit (2 jam) pada
primigravida atau 60 menit (1 jam) pada multigravida.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
F. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di peerut bawah
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
peralatan dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.
G. Pertolongan untuk Melahirkan Bayi
Lahirnya Kepala
19. Menolong melahirkan bayi setelah tampak kepala bayi membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm maka lindungi perineum dengansatu tangan
yangdi lapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
belakang kepala untuk mempertahankan posisi depleksi dan membantu
lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk menran secara efektif atau bernafas
cepat dan dangkal.
20. Melakukan pengecekan adanya lilitan tali pusat 9ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi. Jika
tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi dan jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara dua klem tersebut.
21. Menunggu putaran paksi luar yang berlangsing secara spontan.
Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luat selesai, pegang kepala bayi secara biparetal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala
dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berkelanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukan telunjuk diantara kaki dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yng
lain agar bertemu dengan jari telunjuk.
H. Asuhan Bayi Baru Lahir
25. Melakukan Penilaian (selintas)
 Apakah bayi menangis kuat dan /atau bernafas tanpa kesulitan ?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut ke langkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia.
26. Keringkan Tubuh Bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk / kain yang kering. Pastikan bayi dalam
posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
27. Melakukan pemeriksaan kembali uterus untuk memastikan hanya satu
bayi yang lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gamelli)
28. Membertahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitisin agar uterus
berkontraksi baik. Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 unit (intramuscular) di 1/3 distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
29. Melakukan penjepitan tali pusat setelah 2 menit sejak bayi (cukup
bulan) lahir. Pegang tali pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm
dari pusat bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengan tangan lain
menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi.
Klem tali pusat pada titik tersebut tahan klem ini pada posisi, gunakan
jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat pada
sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
30. Pemotongan dan pengikat tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindung
perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
31. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari putting susu dan areola mame ibu.
 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit dari dada ibu paling
sedikit 1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menuyusui
dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara.
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.

I. Manajemen Aktif Kala Tiga Persalinan (MAK III)


32. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
33. Melakukan pengecekan kontraksi dengan cara satu tangan diatas kain
pada perut bawah ibu (diatas simfisis) untuk mendeteksi ada tidaknya
kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat.
34. Melakukan penegangan tali pusat terkendali saat ada kontraksi kearah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang –
atas 9dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30 menit – 40 menit, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya
dan ulangi prosedur diatas.
 Jika uterus tidaj segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.
35. Mengeluarkan plasenta dengan cara: bila pada penekanan bagian bawah
dinding depan uterus kearah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran
tali pusat kearah distal maka lanjutkan dorongan kearah cranial hingga
plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik
secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan
sumbu jalan lahir (kearah bawah sejajar-lantai-atas)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahitkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas sekitar 15 menit menegangkan tali pusat :
1. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika kandung kemih
penuh
3. Minta keluarga untuk mempersiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan maka segera lakukan plassenta manual
36. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta sudah lahir.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tanga DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan
atau klem ovum DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput
yang tertinggal.
37. Melakukan massase uterus segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir, lakukan massase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan massase sengna gerakan melinkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompres Bimanual Internal,
Kompresi Aorta Abdominalis, Tampori Kondom-Kateter) jika
uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan
taktil/massase
J. Menilai Perdarahan
38. Melakukan pemeriksaan pada kedua sisi plasenta (maternal-fetal)
pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap
Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.
39. Melakukan evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan
perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan
K. Asuhan Pascapersalinan
40. Membersihakn kedua tanagn yang memakai sarung tanagn kedalam
larutan klorin 0,5 % bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT dan
keringkan dengan kain yang bersih dan kering
41. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
Evaluasi
42. Memastikan kandung kemih kosong dan uterus berkontraksi
43. Mengajarkan ibu, keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai
kontraksi
44. Melakukan evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
45. Memastikan nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
46. Melakukan pemantauan keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60x/menit)
 Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, di resusitasi dan
segera rujuk ke rumah sakit
 Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke RS
rujukan
 Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit dengan ibu – bayi dalam satu selimut

Kebersihan dan Keamanan


47. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk mendekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
48. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
49. Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah dari
ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering
50. Memastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu berikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi makanan dan minuman yang diinginkan
51. Melakukan dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
52. Celupkan sarung tangan kkotor kedalam larutan klorin 0,5%. Balik
bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
53. Mencuci kedua tangan dengan tangan dengan sabun di air nengalir,
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan
bersih
54. Memakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi
55. Melakukan asuhan bayi baru lahir pada 1a jam pertama dengan :
memberikan salep tetes mata profilaksis infeksi, vitamin K1 1 mg IM di
paha kiri bawah lateral, pemeriksaam fisik bayi bar lahir, pernafasan
bayi ( normal 40-60x/menit) dan temperature tubuh (normal 36,5-
37,5°C) setiap 15 menit
56. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disususkan
57. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
58. Mencuci kedua tangan dengan sabun di air mengalir, kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yng bersih dan
kering
Dokomentasi
59. Melengkapi pertograf (halaman depan dan belakang) periksa tanda vital
dan asuhan kala IV persalinan.

5.Bagan alir

6.Hal-hal yang Puskesmas harus menyusun prosedur tindakan penilaian awal ibu bersalin
perlu untuk mencapai hasil optimal.
diperhatikan
7.Unit terkait Semua Koordinator pelayanan klinis, administrasi dan manajemen dan
koordinator upaya Puskesmas.
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman No Isi perubahan Tanggal mulai diberlakuakan
Historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai