Keluarga ABORTUS
Jl. Ahmad Yani No.9 RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Selagalas Mataram No. Dokumen No Revisi Halaman :
Standar Operasional Tanggal Terbit Diterbitkan Oleh
Prosedur Direktur RS Harapan Keluarga
Pengertian Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan dengan sel sel Throfoblas
(sel sel pada uri) yang abnormal, dimana terjadi peresapan cairan
berlebihan ke dalam jonjot - jonjot uri, sehingga timbul gelembung-
gelembung berisi cairan sebesar butir kacang hijau sampai sebesar
buah anggur.
Tujuan Staff bidan mampu mengenali dan mengklasifikasikan jenis jenis
perdarahan pada kehamilan TM.1
Kebijakan 1. Semua bidan Rumah Sakit Harapan Keluarga berkewajiban
melaksanakan prosedur sesuai dengan dengan S.O.P yang dibuat
oleh Rumah Sakit.
2. S.O.P ini adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan
pelayanan kebidanan
3. S.O.P ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kebidanan dan telah terbukti
keabsahaannya secara ilmiah.
Prosedur 1. Perbaiki KU ibu dengan infuse, K/P transfuse
2. Pengeluaran jaringan Mola hidatidosa : dengan curet 2 kali, jarak
curet ke 1 dan ke 2 kurang lebih 7-14 hari
3. Persiapan penderita
puasa sejak 6 jam sebelum curet
bila mulut rahim masih menutup pasang Laminaria stief 12
jam sebelum curet
pemasangan selang air kencing
pemberian infuse dengan oksitosin
sedia darah
Rencana pengobatan
Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi
Dilaksanakan kuretase
Durante kuretase drip oksitosin 20UI/500 cc cairan
4. Pengangkatan Rahim
Usia ibu > 35 tahun dan sering melahirkan/punya anak
banyak
Ada tanda-tanda keganasan
5. Pengobatan Sistostatika
Usia > 35 tahun dan sering melahirkan anak banyak
Selama dirawat :
Ibu tirah baring , kurangi aktifitas agar tidak terjadi
perdarahan
Makanan bergizi, untuk mempertinggi daya tahan tubuh
6. Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan kadar Hcg dalam air seni selama 1-2 tahun.
Dimulai 2 mg setelah curet ke II , dengan jarak pemeriksaan 2
mg
Bila 2x pemeriksaan hasil HCG (-) dikatakan sembuh, namun
tetap control:
untuk wanita yang sudah punya anak tetap control selama 2
tahun
untuk wanita yang belum punya tetap control selama 1 tahun
Selama 1-2 tahun penderita tidak boleh hamil
KB kondom, pil atau spiral
Makan dengan porsi banyak yang bergizi tinggi ( TKTP)
Selama hamil, makanan harus bergizi
Sebaiknya tidak hamil di usia < 20 tahun dan > 35 tahun
Periksa hamil sedini mungkin semenjak terlambat haid
Pemeriksaan hamil rutin dan ikuti petunjuk dari dokter dan
petugas
Pengertian proses pimpinan dalam kala III persalinan yang dilakukan secara
aktif
Tujuan Staff bidan mampu melahirkan plasenta secara efektif dan efisien
Kebijakan 1. Semua bidan Rumah Sakit Harapan Keluarga berkewajiban
melaksanakan prosedur sesuai dengan dengan S.O.P yang dibuat
oleh Rumah Sakit.
2. S.O.P ini adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan
pelayanan kebidanan
3. S.O.P ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kebidanan dan telah terbukti
keabsahaannya secara ilmiah.
Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat
Klem tali pusat
Larutan antiseptic
Oksitosin
Dispo 3 cc
Tempat plasenta
2. Persiapan pasien
Beri informasi maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
Atur posisi
3. Persiapan lingkungan
Ruangan tertutup dan nyaman terlindung dari pemandangan
umum
B. Langkah-langkah
1. Klem tali pusat pada jarak sekitar 5 cm dari umbilikallis
bayi, jepit tali pusat di antara jari tengah dan telunjuk
2. Pasang klem kedua dengan jarak 3 cm dari klem pertama
3. Pegang tali pusat diantara 2 klem dengan satu tangan kiri
kemudian dengan tangan yang lain gunting tali pusat diantara
kedua klem tersebut
4. Serahkan bayi pada asisten untuk perawatn selanjutnya
5. Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa ini adalah
kehamilan tunggal
6. Beri oksitosin 10 ui IM
7. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
8. Letakkan satu tangan di atas simphysis untuk menahan
uterus, tangan lain memegang klem tali pusat untuk
menegangkan dan membuat tarikan
9. Setelah uterus berkontraksi kuat tegangkan tali pusat dan
dorong uterus ke dorso cranial
10. Upayakan tali pusat tetap kencang dan lakukan dorongan
ringan dan melepas pegangan secar bergantian pada korpus
uteri apabila juluran tali pusat bertambah panjang
11. Lakukan gerakan ini berulang kali hingga plasenta berada di
depan vulva
12. Lahirkan plasenta dengan cara memilin
13. Segera setelah plasenta lahir lakukan massase ringan pda
uterus secara sirkuler dengan telapak atau jari-jari tangan
hingga kontrkasi berlangsung baik
14. Periksa kelengkapan plasenta
15. Masukkan plasenta pada wadah plasenta yang telah
disiapkan
16. Lanjutan penanganan kala IV
C. Sikap Bidan
1. Bekerja secara hati-hati
2. Cermat
3. Teliti
4. Sopan dan ramah
Unit Terkait Ruang Nifas
Dokter
RS Harapan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Keluarga KALA II YANG AMAN
Jl. Ahmad Yani No.9 RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
Selagalas Mataram No. Dokumen No Revisi Halaman :
Standar Operasional Tanggal Terbit Diterbitkan Oleh
Prosedur Direktur RS Harapan Keluarga
Pengertian Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan berumur lebih dari 37
minggu dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi.
Tujuan Membantu persalinan supaya bersih dan aman, serta mencegah
terjadinya komplikasi dalam persalinan.
Kebijakan 1. Semua bidan Rumah Sakit Harapan Keluarga berkewajiban
melaksanakan prosedur sesuai dengan dengan S.O.P yang dibuat
oleh Rumah Sakit.
2. S.O.P ini adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan
pelayanan kebidanan
3. S.O.P ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kebidanan dan telah terbukti
keabsahaannya secara ilmiah.
Prosedur Persiapan Alat
Bak instrumen berisi partus set (klem 2,gunting tali pusat
1,setengah koher 1, kateter 1)
Sarung tangan steril
Kom berisi kapas dan air DTT
Penghisap lendir atu delee
oksitosin
spuit 3cc
umbilikal klem dan mono aural
kasa steril
kain utk ibu dan bayi
bengkok
tempat placenta
baskom berisi air DTT dan waslap
baskom berisi cairan klorin 0,5%
tempat sampah basah dan kering
pelaksanaan
1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tindakan yang akan di
berikan
2. Informed Consent
3. Cuci tangan
4. Observasi tanda-tanda vital
5. Pasang infus RL di gojrok yang sudah di berikan drip
oksitosin, sesuai dengan intruksi dokter
6. Pakai sarung tangan DTT/steril
7. Bersihkan bekuan dan selaput ketuban dari vagina dan saluran
serviks
8. Pastikan bahwa kandung kemih ibu kosong, jika penuh
lakukan kateterisasi menggunakan teknik antiseptik
9. Keluarkan plasenta dengan digital
10. Letakkan tangan kiri berada pada fundus dan dua jari tangan
lainnya di masukkan secara obstetrik ke dalam vagina/cavum
uteri sambil meraba sisa placenta yang tertinggal
11. Lakukan pengikisan dengan perlahan-lahan sampai sisa
plasenta keluar semuanya
12. Letakkan tangan kiri pada fundus dan lakukan masase hingga
kontraksi uterus baik
13. Evaluasi perdarahan
14. Jika perdarahan tetap merembes dan sisa placenta sulit di
keluarkan kolaborasi dengan dokter
15. Dekontaminasi sarung tangan dan alat yang di gunakan
16. Cuci tangan
17. Dokumentasi tindakan
Pengertian Pemantuan dari 1 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
memantau kondisi ibu.
Tujuan Membantu persalinan supaya bersih dan aman, serta mencegah
terjadinya komplikasi dalam persalinan.
Kebijakan 4. Semua bidan Rumah Sakit Harapan Keluarga berkewajiban
melaksanakan prosedur sesuai dengan dengan S.O.P yang dibuat
oleh Rumah Sakit.
5. S.O.P ini adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan
pelayanan kebidanan
6. S.O.P ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kebidanan dan telah terbukti
keabsahaannya secara ilmiah.
Prosedur MELAKUKAN ASUHAN PASCAPERSALINAN
1. Pasikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
2. Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di
dada ibu paling sedikit 1 jam).
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusui dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusui pertama
biasanya berlangsung 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari
satu payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusui
3. Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, vitamin K 1mg intramuskular di paha kiri
anterolateral setelah satu jam kontak ibu-bayi
4. Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam
pemberian Vitamin K1) di paha kanan anterolateral.
Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa
disusunkan
Letakan kembali bayi pada dada ibu biaya belum berhasil
menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi
berhasil menyusu.
Evaluasi
5. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri
6. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
8. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pascapersalinan
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap 2 jam pertama
pascapersalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal
Memeriksa kembali kodisi bayi untuk memastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh
normal (36,6-37,5)
Dokumentasi
16. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV
Pengertian
Tujuan
Kebijakan 1. Semua bidan Rumah Sakit Harapan Keluarga berkewajiban
melaksanakan prosedur sesuai dengan dengan S.O.P yang dibuat
oleh Rumah Sakit.
2. S.O.P ini adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan
pelayanan kebidanan
3. S.O.P ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kebidanan dan telah terbukti
keabsahaannya secara ilmiah.
Prosedur
Unit Terkait Poli Kebidanan dan Kandungan
RS.Harapan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Keluarga HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Jl. Ahmad Yni RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA
No.9 Selagalas NO. Dokumen No. Revisi Halaman
Standar Operasional Tanggal Terbit Diterbitkan oleh Direktur RS Harapan
Prosedur Keluarga
Pengertian Adalah keadaan dimana penderita muntah-muntah yang
berlebihan lebih
dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
mengganggu kesehatan penderita.
Kriteria diagnosa
Muntah-muntah yang sering sekali
Perasaan tenggorokan kering dan halus
Kulit dapat menjadi kering ( tanda dehidrasi)
Berat badan turun dengan cepat
Pada keadaan yang berat timbul ikterus dan gangguan saraf
Pelaksanaan:
1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Memasang selimut mandi
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4. Memasang alas dan perlak dibawah pantat
5. Melepas celana dan pembalut kemudian memasang pispot,
sambil memperhatikan lochea. Celana dan pembalut
dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda
6. Mempersilahkan pasien untuk BAK/BAB bila ingin
7. Perawat memakai sarung tangan kiri
8. Mengguyur vulva dengan air matang
9. Mengambil pispot
10. Meletakkan bengkok ke dekat vulva
11. Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas
basah.
12. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
13. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora
kanan, labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum,
perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah (1
kapas, 1 kali usap)
14. Mengobati luka dan menutup luka dengan kassa steril
15. Memasang celana dalam dan pembalut wanita
16. Mengambil alas, perlak dan bengkok
17. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi
UNIT TERKAIT 1. Ruang nifas
2. Poli Kebidanan