Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN

PERSALINAN NORMAL

PMB SULASIYAH
No Dokumen : 002/VI/SOP.BID/2020

Tanggal terbit : 10 Juni 2020 Disetujui Oleh


Praktek Mandiri Bidan
SOP No Revisi
Halaman
:
: 1-11
SULASIYAH
A. Pengertian Proses Pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atu dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala
dan tanpa komplikasi
B. Tujuan Sebagai Pedoman Bidan dalam mengupayakan kelangsungan
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan
bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal
C. Referensi 1. Buku saku kesehatan ibu
2. Asuhan persalinan normal

D. Alat dan Bahan Persiapan Alat :


1. Persiapan alat perlindungan diri
a. Celemek plastik
b. Sepatu boot
c. Masker
d. Kacamata
e. Penutup kepala
2. Persiapan ibu dan bayi
a. Handuk 2 buah
b. Alas bokong
c. Selimut untuk mengganti
d. Pembalut dan celana dalam
e. Pakaian ibu
f. Kian sarung yang bersih dan kering (5 buah)
g. Pakaian bayi, topi
h. Washlap 2 buah
3. Pencegahan infeksi
a. 1 buah ember yang berisi air dan deterjen
b. 3 buah tempat sampah tertutup, untuk sampah
kering, sampah basah dan sampah medis
c. 1 wadah larutan DTT untuk membersihkan ibu
setelah persalinan selesai
d. 2 wwadah larutan klorine 0,5 %, untuk
membersihkan tempat ibu bersalin dari dan untuk
mencelupkan tangan saat melakukan dekontaminasi
pada sarung tangan yang sudah digunakan, dan
satunya untuk merendam alat selama 10 menit
4. 2 buah bak instrumen :
a. Partus set :
1) 2 pasanga handscoon
2) 1 kateter nelaton
3) 2 buah klem koher
4) 1 buah ½ koher
5) 1 gunting episiotomi
6) 1 buah gunting tali pusat
7) Kain kasa secukupnya
8) Pengikat tali pusat/umbilikal klem
b. Heating set
1) 1 pasang handscoon
2) 1 buah dook
3) 1 pinset sirugik
4) 1 gunting benang
5) Nailpoeder dengan jarumnya (jarum oto dan
jarum kulit)
6) Kain kasa secukupnya
5. 1 kom kapas DTT, 1 kom larutan DTT
6. Spuit 3 cc, 1 spuit cc, 1 spuit 5/10 cc
7. Laenec, korentang, bengkok
8. Alat pemeriksaan TTV : Tensimeter, jam, stetoskop,
dan thermometer.
9. Set infus : cairan RL/D5%, Selang infus, abocat 16/18
cm, plester
10. Obat-obatan :
a. Lidocain
b. Oxitosin
c. Ergometrin
d. Vit K
e. Tetesmata
f. Hepatitis B 0
g. Benang untuk menjahit
h. Bethadine
11. Tempat plasenta
12. Alat resusitasi
a. Meja yang bersih, datar dan keras
b. 1 buah kain untuk mengalas meja
c. 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
d. 1 buah kain di gelar diatas perut ibu
e. Lampu sorot 60 watt
f. Alat penghisap lendir (bola-bola karet/ de lee)
g. Balon dengan sungkupnya
h. Jam dinding
Persiapan Lingkungan
1. Tutup sketsel, jendela dan pintu untuk menjaga privasi
pasien
2. Beri penerangan yang cukup untuk memudahkan bidan
dalam melakukan tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan tempat tidur pasien, yang memudahkan bidan
memberikan pertolongan pada persalinan normal
Persiapan pasien
1. Berikan penjelasan tentang prosedur, tujuan dan manfaat
2. Memberitahukan ibu, bahwa bidan akan melakukan
pertolongan persalinan, agar bayi lahir dan ibu melewati
proses persalinan dengan normal agar terhindar dari
komplikasi
3. Informed concent
Memberitahu ibu untuk menandatangi surat pernyataan
bahwa ibu bersedia dilakukan pertolongan yang akan
dilakukan
4. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Dianjurkan ibu pada posisi setengah duduk, tidak
dianjurkan ibu untuk tidur terlentang
Persiapan petugas
Mencuci tangan dengan 12 langkah :
1. Basahi tangan dengan air mengalir
2. Ratakan sabun ke seluruh permukaan tangan
3. Gosok telapak dengan telapak
4. Gosok telapak kanan di atas punggung telapak kiri
sebaliknya
5. Gosok telapak dengan jari saling menyilang
6. Gosok bagian belakang jari pada telapak dengan posisi
saling mencuci
7. Gosok jempol dengan gerakan memutar kelima jari
kanan
8. Menguncup dan digosok memutar pada telapak kiri dan
sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan tangan dengan tisu/handuk bersih dan kering
11. Gunakan tisu/handuk tersebut untuk mematikan keran
air, lalu buang tisu/cuci handuk ke tempat sampah yang
tersedia
12. Tangan sudah bersih
E. Mengenali Gejala dan Tanda Kala II Persalinan
1. Mendengar dan melihat tanda kala II :
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
dan vaginanya
c. Terlihat perineum menonjol
d. Terlihat vulva-vagina dan anus membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercambur darah
pervaginam
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam yang
hasilnya adalah :
a. Pembukaan serviks telah lengkap pada pemeriksaan
dalam
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir siap
digunakan :
a. Klem, gunting, benang tali pusat, siap dalam adahnya
(tidak perlu, hanya disiapkan saja)* penghisap lendir
sekarang tidak dipakai lagi, dipakai hanya saat akan
resusitasi
b. Semua pakaian, handuk, sleimut dan kain untuk bayi
dalam kondisi bersih dan hangat
c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer
dalam kondisi baik dan bersih
d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit
steril sekali pakai di dalam partus set/wwadah DTT
e. Untuk resusitasi : tempat datar, rata, bersih, kering dan
hangat 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat
penghisap lendir lampu sorot 60 Watt dengan jarak 60
cm di atas tubuh bayi
f. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu : cairan
kristalois, set infus, set darah
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih,
sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker dan
kacamata
4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
keemudian keringkan dengan handuk pribadi atau tisu
bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan dalam
6. Ambil spuit dengan satu tangan (one hand) yang sudah
bersarung tangan, isi dengan oksitosin 10 unti dan letakkan
kembali spuit tersebut di partus set/adah DTT atau steril
tanpa mengontaminasi spuit
Memastikan Pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
1. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakkang
dengan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila
selaput ketuban belum pecah, dengan syarat : keoala sudah
masuk ke dalam panggul (H III). Perhatikan cairan ketuban
(jernih atau ada mekonium)
3. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Cuci tangan setelahnya
4. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi
uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (120-160 x/mnt).
a. Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. Dokumentasikan hasil periksa dalam, DJJ, semua
temuan dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
meneran
1. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginanya
2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika
ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat, bantu ibu
dalam posisi setengah duduk atau posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman
3. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat :
a. Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
b. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum), nilai
DJJ setiap kontraksi uterus selesai
4. Anjurkan ibu berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
Persiapan Untuk Melahirkan Bayi
1. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
bawwah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm
2. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu
3. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan
4. Pakai sarung tangan DTT/steril pada keDUA TANGAN
Pertolongan Untuk Melahirkan Bayi
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm.
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering, sementara tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk mempertahankan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara
efektif atau bernafas cepat dan dangkal.
2. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan lalkukan
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, segera lanjutkan
proses kelahiran bayi. Jika lilitan tali pusat di leher bayi
masih longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala
bayi. Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, klem tali pusat di
kedua tempat lalu gunting di antaranya.
3. Setelah kepala lahir, tunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan
Membantu Lahirnya Bahu
1. Setelah kepala melkaukan putaran paksi luar, pegang kepala
bayi secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat
kotraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang
Membantu Lahirnya Badan Dan Tungkai
2. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di
bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan yang
berada di atas untuk menelusuri dan memgang lengan dan
siku sebelah atas
3. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran
tangan yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai
dan kaki bayi. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk
di antara kedua kaki dan pegang masing-masing mata kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari
lainnya pada sisi yang lainnya agar bertemu dengan jari
telunjuk)
Asuhan Bayi Baru Lahir
4. Perhatikan dan lakukan penilaian segera pada bayi
(selintas):
1. Apakah bayi cukup bulan ?
2. Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa
kesulitan ?
3. Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, bayi mungkin
mengalami asfiksia. Segera lakukan resusitasi bayi baru lahir
sambil menghubungi dokter spesialis anak. Bila dokter spesialis
anak tidak ada, segera persiapkan rujukan. Bila semua jawaban
adalah “YA”, lanjut ke langkah 26. Pengisapan lendir jalan
napas pada bayi tidak dilakukan secara rutin.
5. Keringkan tubuh bayi
Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi
baru lahir normal. Keringkakn tubuh bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali kedua tangan)
tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk kering, dan posisikan tubuh bayi dalam kondisi
aman di perut bagian bawah ibu
6. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin
kedua dalam uterus (hamil anggur)
7. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
8. Dalam waktu 1 menit setelah bayi baru lahir, suntikan
oksitosin 10 unit (intramuscular) di 1/3 distal lateral paha
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)
9. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali
pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi,
kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit
tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar
(umbilikus) bayi (kecuali pada asfiksia neonatus, lakukan
sesegera mungkin). Klem tali pusat pada titik tersebut
kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari
telunjuk dari jari tengah tangan lain untuk mendorong 2 cm
distal dari klem pertama. (Langkah ini dilewati apabila
sebelumnya telah dilalkukan pemotongan tali pusat karena
lilitan tali pusat pada leher yang ketat ketika kepala bayi
telah lahir seluruhnya dan sebelum putaran paksi).
10. Pemotongan dan penikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit
kemudian gunting tali pusat diantara 2 klem tersebut
(sambil lindungi perut bayi)
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan
dan lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci
c. Lepaskan klem dan masukkan kedalam wwadah yang
telah disediakan
d. Jangan membungkus puntung tali pusat atau
mengoleskan bahan apapun ke puntung tali pusat
11. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit
bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik
di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara ibu atau areola mamae untuk inisiasi menysu dini
(IMD)
a. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering
dan pasanag topi pada kepala bayi. Jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam
c. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali
akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menysu dari satu payudara
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menysu
Tata Laksana Manajemen Aktif Kala II
12. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva
13. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di tepi atas simpisis dan tangan lain memegang klem
untuk menegangkan tali pusat
14. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
dorso kranial secara berhati-hati untuk mencegah terjadinya
inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur diatas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau


anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting payudara
ibu.

15. Bila pada penekanan bagian bawwah dinding depan uterus


ke arah dorsal ternyata diikuti pergeseran tali pusat ke arah
distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga
plasenta dapat dilahirkan.
a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan
(jangan ditarik secara kuat terutama bila uterus tak
berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah
bawah-sejajar lantai-atas),
b. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta
c. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan
tali pusat :
- Ulangi pemberian oksitosin 10 unit intramuskular
- Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika
kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Ulangi tekanan dorso kranial dan oenegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi
lahir atau tejadi perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual

16. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta


dengan kedua tngan. Pegang dan putar plasenta sesuai
jarum jam hingga selaput ketuban terpilin, kemudian
lahirkkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau


steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem ovum DTT/steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
17. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus
dan lakukan masase dengan gerakan melingkar secara
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)

Lakukan tindkaan yang diperlukan (Kompresi Bimanual


Internal, Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-
Kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah rangsangan taktil/masase.

Menilai Perdarahan
1. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan pastikan plasenta telah dilahirkan
selaputnya lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan

Prosedur Standar Manajemen Kala IV


3. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
4. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan
cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan rendam sarung
tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mebgalir, keringkan
tangan denagn tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
5. Pastikan kandung keemih kosong
6. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
8. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
9. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 kali permenit)
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi,
diresusitasi dan segera meerujuk ke rumah sakit
b. Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera
rujuk ke rumah sakit
c. Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Lakukan kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi
dalam satu selimut
10. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilan
peralatan setelah didekontaminasi
11. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai
12. Bersihkan badan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh
dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah di ranjang atau sekitar iu
berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
13. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkannya
14. Dekontaminasi tempat bersalin dengan mengelap memakai
larutan klorin 0,5%
15. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam arutan klorin 0,5%,
balikan bagian dalam keluarr dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit
16. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering
17. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi
18. Dalam 1 jam beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, Vit
K1 1 mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik
bayi baru lahir pernafasan bayi normal (40-60 kali/menit)
dan temperature tubuh normal (36,5-37,5oC) setiap 15 menit
19. Setelah satu jam setelah pemberian vit K1, berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
bisa disusui
20. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
21. Cuci kedua tangan dengan sbaun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang berish
dan kering
22. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan kala IV

 Catatan : Pastikan ibu sudah buang air kecil setelah


asuhan persalinan selesai.

Anda mungkin juga menyukai