Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN

IKATAN BIDAN
PERSALINAN NORMAL
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
1-9
Tanggal Terbit : Ditetapkan
SOP Penanggung Jawab TPMB

Meilya Cahayanti,S.Si.T

A. Pengertian Proses Pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atu dapat hidup diluar kandungan melalui  jalan lahir
secara spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa
komplikasi

B. Tujuan Sebagai Pedoman Bidan dalam mengupayakan kelangsungan hidup


dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan  bayinya
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan kualitas  pelayanan
dapat terjaga pada tingkat optimal

C. Referensi 1. Buku saku kesehatan ibu


2.Asuhan persalinan normal

D. Alat dan Bahan Persiapan Alat :


1. Persiapan alat perlindungan diri
a. Celemek plastik
b. Sepatu boot
c. Masker
d. Kacamata
e. Penutup kepala
2. Persiapan ibu dan bayi
a. Handuk 2 buah
b. Alas bokong
c. Selimut untuk mengganti
d. Pembalut dan celana dalam
e. Pakaian ibu
f. Kian sarung yang bersih dan kering (5 buah)
g. Pakaian bayi, topi
h. Washlap 2 buah
3. Pencegahan infeksi
a. 1 buah ember yang berisi air dan deterjen
b. 3 buah tempat sampah tertutup, untuk sampah kering,
sampah basah dan sampah medis
c. 1 wadah larutan DTT
d. 1 wadah larutan klorine 0,5 %,
4. 2 buah bak instrumen :
a. Partus set :
1) 2 pasanga handscoon
2) 1 kateter nelaton
3) 2 buah klem koher
4) 1 buah ½ koher
5) 1 gunting episiotomi
6) 1 buah gunting tali pusat
7) Kain kasa secukupnya
8) Pengikat tali pusat/umbilikal klem

b. Heating set
1) 1 pasang handscoon
2) 1 buah dook
3) 1 pinset sirugik
4) 1 gunting benang
5) Nailpoeder dengan jarumnya
6) Kasa secukupnya
5. 1 kom kapas DTT, 1 kom larutan DTT
6. Spuit 3 cc, 1 spuit cc, 1 spuit 5/10 cc
7. korentang, bengkok
8. Alat pemeriksaan TTV : Tensimeter, jam, stetoskop, dan
thermometer.
9. Set infus : cairan RL/D5%, Selang infus, abocat 16/18 cm,
plester
10. Obat-obatan :
a. Lidocain
b. Oxitosin
c. Ergometrin
d. Vit K
e. Salep mata Gentamicin 0,3%
f. Hepatitis B 0
g. Benang untuk menjahit
h. Bethadine
11. Tempat plasenta
12. Alat resusitasi
a. Meja yang bersih, datar dan keras
b. 1 buah kain untuk mengalas meja
c. 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
d. 1 buah kain di gelar diatas perut ibu
e. Lampu sorot 60 watt
f. Alat penghisap lendir (bola-bola karet/ de lee)
g. Balon dengan sungkupnya
h. Jam dinding

Persiapan Lingkungan
1. Tutup sketsel, jendela dan pintu untuk menjaga privasi pasien
2. Beri penerangan yang cukup untuk memudahkan bidan dalam
melakukan tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan tempat tidur pasien, yang memudahkan bidan
memberikan pertolongan pada persalinan normal

Persiapan pasien
1. Berikan penjelasan tentang prosedur, tujuan dan manfaat
2. Memberitahukan ibu, bahwa bidan akan melakukan pertolongan
persalinan, agar bayi lahir dan ibu melewati proses persalinan
dengan normal agar terhindar dari komplikasi
3. Informed concent
Memberitahu ibu untuk menandatangi surat pernyataan bahwa ibu
bersedia dilakukan pertolongan yang akan dilakukan
4. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Dianjurkan ibu pada posisi setengah duduk, tidak dianjurkan ibu
untuk tidur terlentang

Persiapan petugas
Mencuci tangan dengan 12 langkah :
1. Basahi tangan dengan air mengalir
2. Ratakan sabun ke seluruh permukaan tangan
3. Gosok telapak dengan telapak
4. Gosok telapak kanan di atas punggung telapak kiri sebaliknya
5. Gosok telapak dengan jari saling menyilang
6. Gosok bagian belakang jari pada telapak dengan posisi saling
mencuci
7. Gosok jempol dengan gerakan memutar kelima jari kanan
8. Menguncup dan digosok memutar pada telapak kiri dan
sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan tangan dengan tisu/handuk bersih dan kering
11. Gunakan tisu/handuk tersebut untuk mematikan keran air, lalu
buang tisu/cuci handuk ke tempat sampah yang tersedia
12. Tangan sudah bersih

E. Mengenali Gejala dan Tanda Kala II Persalinan


1. Mendengar dan melihat tanda kala II :
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan
vaginanya
c. Terlihat perineum menonjol
d. Terlihat vulva-vagina dan anus membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercambur darah
pervaginam
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya
adalah :
a. Pembukaan serviks telah lengkap pada pemeriksaan dalam
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

Menyiapkan pertolongan persalinan


2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera
pada ibu dan bayi baru lahir siap digunakan :
a. Klem, gunting, benang tali pusat, siap dalam adahnya (tidak
perlu, hanya disiapkan saja)* penghisap lendir sekarang tidak
dipakai lagi, dipakai hanya saat akan resusitasi
b. Semua pakaian, handuk, sleimut dan kain untuk bayi dalam
kondisi bersih dan hangat
c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam
kondisi baik dan bersih
d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril
sekali pakai di dalam partus set/wwadah DTT
e. Untuk resusitasi : tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir
lampu sorot 60 Watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi
f. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu : cairan
kristalois, set infus, set darah
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu
tertutup kedap air, tutup kepala, masker dan kacamata
4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir keemudian
keringkan dengan handuk pribadi atau tisu bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan dalam
6. Ambil spuit dengan satu tangan (one hand) yang sudah bersarung
tangan, isi dengan oksitosin 10 unti dan letakkan kembali spuit
tersebut di partus set/adah DTT atau steril tanpa mengontaminasi
spuit
Memastikan Pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
1. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakkang dengan
kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila
selaput ketuban belum pecah, dengan syarat : keoala sudah masuk
ke dalam panggul (H III). Perhatikan cairan ketuban (jernih atau
ada mekonium)
3. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan
setelahnya
4. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120-160 x/mnt).
a. Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. Dokumentasikan hasil periksa dalam, DJJ, semua temuan dan
asuhan yang diberikan ke dalam partograf

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran


1. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup
baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginanya
2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat, bantu ibu dalam
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman
3. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ingin meneran
atau timbul kontraksi yang kuat :
a. Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
b. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum), nilai DJJ
setiap kontraksi uterus selesai
4. Anjurkan ibu berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.

Persiapan Untuk Melahirkan Bayi


1. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
bawwah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm
2. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
3. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
4. Pakai sarung tangan DTT/steril pada keDUA TANGAN
Pertolongan Untuk Melahirkan Bayi
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm. lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
sementara tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan
dangkal.
2. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan lalkukan
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, segera lanjutkan proses
kelahiran bayi. Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar,
lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala bayi. Jika lilitan tali
pusat terlalu ketat, klem tali pusat di kedua tempat lalu gunting di
antaranya.
3. Setelah kepala lahir, tunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan

Membantu Lahirnya Bahu


1. Setelah kepala melkaukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi
secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kotraksi.
Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan
ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang

Membantu Lahirnya Badan Dan Tungkai


2. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah ke
arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan yang berada di atas untuk
menelusuri dan memgang lengan dan siku sebelah atas
3. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan
yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi.
Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kedua kaki
dan pegang masing-masing mata kaki dengan melingkarkan ibu
jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lainnya agar
bertemu dengan jari telunjuk)

Asuhan Bayi Baru Lahir


1. Perhatikan dan lakukan penilaian segera pada bayi (selintas):
a. Apakah bayi cukup bulan ?
b. Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan
?
c. Apakah bayi bergerak dengan aktif ?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, bayi mungkin mengalami


asfiksia. Segera lakukan resusitasi bayi baru lahir sambil
menghubungi dokter spesialis anak. Bila dokter spesialis anak tidak
ada, segera persiapkan rujukan. Bila semua jawaban adalah “YA”,
lanjut ke langkah 26. Pengisapan lendir jalan napas pada bayi tidak
dilakukan secara rutin.
4. Keringkan tubuh bayi
Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir
normal. Keringkakn tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk kering, dan posisikan
tubuh bayi dalam kondisi aman di perut bagian bawah ibu
5. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua
dalam uterus (hamil anggur)
6. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
7. Dalam waktu 1 menit setelah bayi baru lahir, suntikan oksitosin
10 unit (intramuscular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin)
8. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian
jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan
geser hingga 3 cm proksimal dari pusar (umbilikus) bayi (kecuali
pada asfiksia neonatus, lakukan sesegera mungkin). Klem tali
pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya,
gunakan jari telunjuk dari jari tengah tangan lain untuk
mendorong 2 cm distal dari klem pertama. (Langkah ini dilewati
apabila sebelumnya telah dilalkukan pemotongan tali pusat
karena lilitan tali pusat pada leher yang ketat ketika kepala bayi
telah lahir seluruhnya dan sebelum putaran paksi).

9. Pemotongan dan penikatan tali pusat


a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit
kemudian gunting tali pusat diantara 2 klem tersebut (sambil
lindungi perut bayi)
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan
lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci
c. Lepaskan klem dan masukkan kedalam wwadah yang telah
disediakan
d. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan
bahan apapun ke puntung tali pusat

10. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-
perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu atau areola
mamae untuk inisiasi menysu dini (IMD)
a. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan
pasanag topi pada kepala bayi. Jangan segera menimbang
atau memandikan bayi baru lahir.
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam
c. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menysu dari satu
payudara
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menysu

Tata Laksana Manajemen Aktif Kala II


11. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
12. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di
tepi atas simpisis dan tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat
13. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso kranial
secara berhati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
kembali prosedur diatas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting payudara ibu.

14. Bila pada penekanan bagian bawwah dinding depan uterus ke


arah dorsal ternyata diikuti pergeseran tali pusat ke arah distal
maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat
dilahirkan.
a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan
ditarik secara kuat terutama bila uterus tak berkontraksi)
sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-
atas),
b. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
c. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat :
- Ulangi pemberian oksitosin 10 unit intramuskular
- Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika
kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Ulangi tekanan dorso kranial dan oenegangan tali pusat 15
menit berikutnya
Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir
atau tejadi perdarahan maka segera lakukan tindakan
plasenta manual

15. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan


kedua tngan. Pegang dan putar plasenta sesuai jarum jam hingga
selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-
jari tangan atau klem ovum DTT/steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal

16. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)

Lakukan tindkaan yang diperlukan (Kompresi Bimanual Internal,


Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-Kateter) jika
uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan
taktil/masase.

Menilai Perdarahan
1. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan pastikan plasenta telah dilahirkan selaputnya lengkap
dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau
tempat khusus.
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan

Prosedur Standar Manajemen Kala IV


3. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
4. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mebgalir, keringkan tangan denagn tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
5. Pastikan kandung keemih kosong
6. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
8. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
9. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali permenit)
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi
dan segera meerujuk ke rumah sakit
b. Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk
ke rumah sakit
c. Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Lakukan kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam
satu selimut
10. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilan peralatan
setelah didekontaminasi
11. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
12. Bersihkan badan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan
darah di ranjang atau sekitar iu berbaring. Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering
13. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkannya
14. Dekontaminasi tempat bersalin dengan mengelap memakai
larutan klorin 0,5%
15. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam arutan klorin 0,5%,
balikan bagian dalam keluarr dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
16. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering
17. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi
18. Dalam 1 jam beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, Vit K1 1 mg
IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir
pernafasan bayi normal (40-60 kali/menit) dan temperature tubuh
normal (36,5-37,5oC) setiap 15 menit
19. Setelah satu jam setelah pemberian vit K1, berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi
di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusui
20. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
21. Cuci kedua tangan dengan sbaun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang berish dan
kering
22. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV

 Catatan : Pastikan ibu sudah buang air kecil setelah asuhan


persalinan selesai.

Anda mungkin juga menyukai