2.Tujuan Sebagai acuan penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi standar secara
umum di puskesmas.
3.Kebijakan
Keputusan Kepala Puskesmas .... Nomer ... Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Corona virus disease ( Covid -19 ) di Puskesmas
4.Referensi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 ( Covid -19),
revisi -3 Kementrian Kesehatan ( 2020 ).
5.Prosedur 1. Laksanakan kebersihan tangan petugas Kesehatan yang mencakup :
a. Memcuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan anti
septik /sanitizer berbasis alkohol sesuai langkah – langkah mencuci tangan
b. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ketika tangan terliahat kotor
c. Mencuci tangan sebelum dan sesusah menggunakan APD
2 Terapakan 5 (lima) moment kebersihan tangan petugas kesehatan yaitu :
a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik
c. Sebelum berisiko terpajan cairan tubuh
d. Setelah bersentuhan dengan pasien
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien termasuk permukaan atau
barang – barang yang tercemar
3 Terapkan etika batuk untuk semua orang yaang ada dalam komplek puskesmas
dengan memberikan sosialisasi di ruang tunggu ataupun dalam bentuk media
KIE poster, pliyer / brosur atau audio visual.
4 Pastikan untuk memberikan masker kepada pasien dengan keluhan gangguan
pernapasan melalui skrining saat pendafaran ; pasien langsung diberikan masker
diruang pendaftaran jika pasien mengkonfirmasi memiliki gejala gangguan
pernapasan seperti bersin, beringus dan batuk.
5 Atur jarak antara pasien diruang tunngu minimal 1 (satu) meter terutama untuk
pasien yang mamiliki gejala gannguan pernapasan
6 Pastikan tersedia tisu kering di Komplek Puskesmas dan dapat di akses oleh
semua orang sesuai kebutuhan
7 Gunakan APD standar sesuai resiko pelaksanaan Kegiatan, jangan terlalau
kurang bahkan berlebihan serta perhatikan ketentuan cara pemakaian dan
pelepasan masing – masing jenis APD
8 Terapkan pencegahan luka akibat benda tajam dana jarum suntik baik terhadap
pasien maupun petugas kesehatan
9 Terapkan pengelolaan semua jenis limbah secara baik dan benar serta sesuai
ketentuan yang ditetapkan
10 Terapkan pembersihan lingkungan dan strilisasi alat dan bahan yang akan
digunakan peralatan, bahan, dan metode yang sesuai.
11 Dokumentasikan seluruh kegiatan sebagai upaya tim PPI di Puskesmas
6. Prosedur 1. Bidan mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :
❖ Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
❖ Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan/atau vaginanya
❖ Perineum menonjol
❖ Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
Oksitosin :
30. Bidan meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
31. Bidan memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik
32. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, bidan memberikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dulu.
Mengeluarkan plasenta:
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik
tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke atas, mengikuti kurve jalan
lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat
selama 15 menit :
➢ Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
➢ Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu
➢ Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
➢ Mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
➢ Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, bidan melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput
ketuban tersebut.
39. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk melepasakan selaput yang tertinggal
MENILAI PERDARAHAN
41. Bidan memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput
ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik
atau tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15
detik mengambil tindakan yang sesuai
42. Bidan mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif
Evaluasi
50. Bidan melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam :
➢ 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
➢ Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
➢ Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
➢ Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
dengan anestesia lokal dan mengunakan teknik yang sesuai.
51. Bidan mengajarkan ibu / keluarga bagaimana melakukan masase uterus
dan memeriksa kontraksi uterus
52. Bidan mengevaluasi kehilangan darah
53. Bidan memeriksa tekanan darah, nadi dan kandung kemih setiap 15
menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pascapersalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam
pertama pascapersalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal