Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sterilisasi bagi pria (vasektomi) maupun wanita (tubektomi)


merupakan salah satu cara KB modern yang paling efektif. Keefektifan
metode sterilisasi tidak perlu diragukan lagi (98,85%) asal dilakukan seusai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan. Di
dalam pelaksanaan program, animo masyarakat terhadap sterilisasi sangat
kurang. Peserta sterilisasi sejak program KB dicanangkan pada tahun 1970
hingga saat ini masih menunjukkan angka yang sangat sedikit.
Rendahnya minat masyarakat terhadap sterilisasi dimungkinkan karena
program KB di waktu yang lalu yang ”bias gender”, dan belum adanya
keputusan yang jelas dari pihak MUI dan pihak Gereja yang masih
mempersoalkan haram tidaknya sterilisasi. Di sisi lain sikap pemerintah
sendiri dinilai masih kurang tegas mengenai sterilisasi. Sementara BKKBN
beranggapan bahwa sterilisasi sudah menjadi program pemerintah, terbukti
dengan tersedianya dukungan dana dan sarana untuk kegiatan
operasionalnya. Selain menyediakan dana yang tidak sedikit untuk
pelayanan sterilisasi, BKKBN juga telah melatih dokter pemberi
pelayanan, memberikan dukungan sarana pelayanan serta dana
penggerakan di lapangan. Namun, hal ini tidak diikuti dengan pencapaian
yang menggembirakan. Rendahnya proporsi peserta KB sterilisasi tentu
saja tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap penurunan angka
kelahiran di Indonesia.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari Kontrasepsi
2. Apa pengertian dari Vasektomi dan Tubektomi
3. Apa saja bentuk-bentuk dar Vasekomi dan Tubektomi
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Kontrasepsi

2. Mengetahui pengertian dari Vasektomi dan Tubektomi

3. Mengetahui apa saja bentuk-bentuk dar Vasekomi dan Tubektom


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang
matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sel sperma tersebut.
B. Vasektomi dalam Keluarga Berencana
1. Pengertian Vasektomi
Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi atau Vas Ligation.
Caranya ialah dengan memotong saluran mani (vas deverens) kemudian
kedua ujungnya di ikat, sehingga sel sperma tidak dapat mengalir keluar
penis (urethra). Sterilisasi laki-laki termasuk operasi ringan, tidak
melakukan perawatan di rumah sakit dan tidak mengganggu kehidupan
seksual. Nafsu seks dan potensi lelaki tetap, dan waktu melakukan
koitus, terjadi pula ejakulasi, tetapi yang terpancar hanya semacam
lendir yang tidak mengandung sperma.

Vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi yang sangat aman,


sederhana, dan sangat efektif. Dalam pelaksanaan operasi sangat singkat
dan tidak memerlukan anestesi umum.

Di seluruh dunia, sterilisasi vasektomi masih merupakan metode


yang terabaikan dan kurang mendapat perhatian, baik dari pihak
pria/suami maupun petugas medis keluarga berencana. Di masa lalu, hal
tersebut disalahkan pada sikap pihak pria/suami antara lain sebagai
berikut:

a. Pria lebih tertarik untuk menunjukan kejantanannya dari pada ikut


bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya.
b. Pria takut bahwa tindakan vasektomi akan melukai kehidupan
seksnya.

c. Menyamakan tindakan vasektomi dengan pengebirian (kastrasi).


2. Bentuk – bentuk vasektomi
Vasektomi/sterilisasi pada laki-laki juga memiliki berbagai bentuk,
antara lain:
a. Vasektomi dengan Pisau

Setelah anestesi lokal yaitu dengan larutan prokain


lidokain atau lignokain tanpa memakai adrendin maka
dilakukan irisan pada kulit scrotum. Kulit dan otot-otot disayat,
maka tampak vas deferens dengan sarungnya. Irisan dapat
dilakukan pada garis tengah antara dua belahan scrotum atau
pada dua tempat di atas masing-masing vas deferens.

Kedua vas tampak sebagai saluran yang putih dan agak


kenyal pada perabaan. Vas dapat dibedakan dari pembuluh-
pembuluh darah, karena tidak berdenyut. Identifikasi vas
terutama sukar apabila kulit scrotum tebal.

b. Vasektomi pada Pisau


Vasektomi pada pisau juga dapat dilakukan tanpa mengiris
kulit, jadi tanpa memakai pisau sama sekali, yaitu dengan cara:

1) Saluran diikat bersama-sama dengan kulit scrotum,


dengan cara mencobloskan jarum dengan benang
sampai ke bawah saluran mani.
2) Dapat juga disuntikkan ke dalam saluran mani.
3) Saluran mani dapat dibakar dengan mencobloskan
jarum kauter halus melalui kulit ke dalam saluran mani.
c. Vasektomi tanpa Memotong Saluran Mani
Vasektomi dapat dilakukan tanpa memotong saluran mani
setelah kulit dibuka dan saluran mani ditampilka, saluran mani
kemudian diikat kemudian di-insisi, dapat juga di-insisi kecil
kemudian dimasukkan semacam spiral kecil ke dalam lumen
saluran mani.

Adapun syarat-syarat untuk menjadi akseptor


(pengguna) vasektomi adalah sebagai berikut:

1) Sukarela.
2) Mendapatkan keterangan dari dokter atau petugas
pelayanan kontrasepsi
3) Pasangannya harus memberikan persetujuan secara
tertulis.
Cara kerja :

1) Sebelum operasi, dokter akan memeriksa kesehatan


lebih dahulu, untuk memastikan cocok atau tidak.
2) Sebelum operasi dilakukan, disuntik agar tidak terasa
sakit.
3) Saluran sperma ditutup dengan operasi kecil (bisa
dengan atau tanpa pisau), sehingga nanti sperma tidak
terdapat dalam air mani dan tidak menyebabkan
kehamilan. Sperma yang tidak keluar ini akan diserap
kembali oleh tubuh tanpa menimbulkan penyakit.
4) Operasi dilakukan oleh dokter terlatih.
3. Kelebihan dan kekurangan vesektomi
a. Kelebihan

1. Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja.


2. Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan
3. Biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat
4. vasektomi akan mengalami klimaktorium dalam suasana alami
(Manuaba, 1998)
5. Baik yang dilakukan pada laki-laki yang tidak ingin punya anak.
6. Vasektomi lebih murah dan lebih sedikit komplikasi dari sterilisasi
tubulus.
7. Laki-laki memiliki kesempatan untuk mengubah kontrasepsi
dengan istrinya.
8. Tidak mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menikmati
hubungan seksual
b. Kekurangan

1. Cara ini tidak langsung efektif, perlu menunggu beberapa waktu


setelah benar-benar sperma tidak ditemukan berdasarkan analisa
sperma.
2. Masih merupakan tindakan operasi maka pria masih merasa takut.
3. Beberapa laki-laki takut vasektomi akan mempengaruhi
kemampuan seks atau menyebabkan masalah ereksi.
4. Ada sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan beberapa hari setelah
operasi, rasa sakit ini biasanya dapat lega oleh konsumsi obat-
obatan lembut.
5. Seringkali harus melakukan dengan kompres es selama 4 jam untuk
mengurangi pembengkakan, perdarahan dan rasa tidak nyaman dan
harus memakai celana yang dapat mendukung skrotum selama 2
hari.
6. Pasien diminta untuk memakai kondom terlebih dahulu untuk
membersihkan tabung dari sisa sperma yang ada. Untuk
mengetahui yang steril atau tidak, pemeriksaan mikroskopis
biasanya dilakukan 20-30 kali setelah ejakulasi.
7. Vasektomi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi
menular seksual termasuk HIV.
8. Penyesalan setelah vasektomi lebih besar jika orang itu masih di
bawah usia 25 tahun, telah terjadi perceraian atau anak yang
meninggal.
9. Dibutuhkan 1-3 tahun untuk benar-benar menentukan apakah
vasektomi dapat bekerja efektif 100 persen atau tidak. Walaupun
vasektomi dinilai paling efektif untuk mrngontrol kesuburan pria
namun masih mungkin di jumpai suatu kegagalan.
10. Vasektomi dianggap gagal bila:
11. Pada analisis sperma setelah 3 bulan pascavasektomi atau setelah 15
– 20 kali ejakulasi masih dijumpai spermatozoa.
12. Dijumpai spermatozoa setelah sebelumnya azoosperma
13. Istri ( pasangan ) hamil.

C. Tubektomi dalam Keluarga Berencana


1. Pengertian Tubektomi
Sterilisasi pada wanita disebut tubektomi atau Tubal Ligation.
Caranya ialah dengan memotong kedua saluran sel telur (tuba palupi)
dan menutup kedua-duanya sehingga sel telur tidak dapat keluar dan
sel sperma tidak dapat pula masuk bertemu dengan sel telur, sehingga
tidak terjadi kehamilan.

Adapun syarat-syarat menjadi akseptor (pengguna) tubektomi


adalah sebagai berikut:

a. Sukarela.
b. Mendapatkan keterangan dari dokter atau petugas pelayanan
kontrasepsi
c. Pasangannya harus memberikan persetujuan secara tertulis.

Cara kerja :

a. Sebelum operasi, dokter akan memeriksa kesehatan lebih


dahulu, untuk memastikan cocok atau tidak.
b. Operasi dilakukan oleh dokter.
c. Saluran telur yang membawa sel telur dalam rahim akan
dipotong atau diikat. Setelah operasi syang dihasilkan akan
diserap kemabali oleh tubuh tanpa menimbulkan penyakit.
d. Perawat tubektomi hanya 6 jam setelah operasi untuk
menunggu reaksi anti bius saja. Luka yang diakibatkan
sebaiknya tidak kena air selama 3-4 hari.
e. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter, setelah 1 minggu,
1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah operasi
dilakukan.
2. Bentuk-bentuk Tubektomi

Sterilisasi pada perempuan disebut tubektomi/sterilisasi


pada perempuan ini memiliki beberapa bentuk, antara lain:

a. Laparotomi Mini Suprarubik


Yaitu membuat sayatan pada dinding perut tepat di
atsa rambut kemaluan sepanjang 2,5 cm, kemudian tuba di
cari tindakan pada tuba ialah lidasi dan eksisi serta reseksi
sebagian.

b. Kolkotomi Posterior
Yaitu membuat sayatan pada puncak vagina
belakang sepanjang 2,5 cm. tindakan pada tuba ialah lugasi
dan eksisi reseksi sebagian. Cara ini sudah jarang
digunakan.

c. Kuldoskopi
Yaitu membuat sayatan pada puncak vagian
belakang dan trokar. Alat khusus yang dipakai ialah
puldoskop. Tindakan pada tuba ialah ligasiu dan eksisi
sebagain cara inipun sudah jarang digunakan.

d. Laparoskop
Yaitu membuat sayatan pada dinding perut tepat
dibawah pusat dengan trokar. Alat khusus yang dipakai
ialah laparoskop yang dimasukkan dalam rongga perut
melalui trokar. Tindakan pada tuba ialah oklusi dengan
cincin falope atau kauterisasi.

e. Histerokopi
Yaitu alat khusus yang dipakai ielah histeroskop
yang dimasukkan ke dalam rongga rahim (uterus) melalui
mulut leher rahim. Tindakan pada tuba ialah kauterisasi
muara tuba pada rongga.

f. Laporotomi Mini Paska Persalinan


Yaitu dibuat sayatan pada dinding perut tepat
dibawah pusar sepanjang 2,5 cm tindakan pada tuba ialah
lidasi dan eksisi serta reseksi sebagian
3. Kelebihan dan kekurangan tubektomi
a. Kelebihan

1. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun


pertama penggunaan)
2. Tidak mempengaruhi proses me nyusui (breastfeeding)
3. Tidak bergantung pada faktor senggama
4. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko
kesehatan yang serius
5. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
7. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada
produksi hormon ovarium)
b. kekurangan

1. Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak


dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
2. Anda mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih
metode ini. Ini bisa terjadi jika anda belum memiliki keyakinan
yang benar-benar mantap memilih metode ini.
3. Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek
setelah dilakukan pembedahan
4. Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum
5. Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis
bedah jika yang dilakukan adalah proses laparoskopi
6. Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual,
termasuk HIV/AIDS.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Vasektomi dan Tubektomi adalah tindakan pengikatan atau pemotongan
pada dua saluran (Tuba Falopi) untuk wanita atau saluran (Vasdeveren) yang
mengakibatkan pasangan bersangkutan tidak mendapatkan keturunan.
Betuk dari vasektomi antara lain :
1. Vasektomi dengan Pisau
2. Vasektomi pada Pisau
3. Vasektomi tanpa Memotong Saluran Mani
Bentuk dari tubektomi antara lain :
1. Laparotomi Mini
2. Suprarubik
3. Kolkotomi Posterior
4. Kuldoskopi
5. Laparoskop
6. Histerokopi
7. Laporotomi Mini Paska Persalinan
Daftar Pustaka

Shandy Irawan. 2012. Vasektomi dan Tubektomi.


https://id.scribd.com/doc/86840803/Vasektomi-Dan-Tubektomi. Diakses 13 maret
2019

Bahnur. Vasektomi dan Tubektomi.


https://www.academia.edu/15026133/BAB_III_VASEKTOMI_DAN_TUBEKTO
MI. diakses 13 maret 2019

Anda mungkin juga menyukai