(Tugas Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kespro dan kb)
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU:
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas limpah
rahmat dan karunianya makalah ini dapat diselesai kan. Penyusunan makalah ini masih
banyak kesulitan yang amat sangat dirasakan oleh kami. Atas dasar kekurangan dan
kelemahan kami dalam menyelesaikan makalah ini, kamipun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Makalah ini dapat dituntaskan sebagaimana
yang kami harapkan, banyak hambatan , rintangan, coban serta bermacam-macam ujian
namun pada akhirnya ALLAH SWT memperkenankan kami menyelesaikan makalah ini yang
berjudul METODE MODERN STERILISASI (MOW DAN MOP), insyaallah di dalamnya
terdapat ilmu yang bermanfaat. Sesungguh nya makalah ini disusun untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu tugas Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir. Tak lupa kami
ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak banyak membantu kepada kami berupa
saran ,tenaga dan juga pemikiran.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi kependudukan di Indonesia saat ini baik yang menyangkut jumlah, kualitas,
maupun persebaranya merupakan tantangan yang berat yang harus diatasi bagi tercapainya
keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Situasi dan kondisi kependudukan yang ada
pada saat ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan secara
seksama, lebih sungguh-sungguh, dan berkelanjutan. Tingginya angka kematian ibu di
Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga
diadakannya program keluarga berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi
tingginya angka kematian ibu. Banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang
sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah. Metode kontrasepsi mantap terdiri dari dua
macam yaitu Medis Operatif Wanita (MOW) dan Medis Operatif Pria (MOP). Medis
Operatif Wanita (MOW) sering dikenal dengan tubektomi (sterilisasi) karena prinsip metode
ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba fallopi sehingga mencegah pertemuan antara
ovum dan sperma. Sedangkan Medis Operatif Pria (MOP) sering dikenal dengan vasektomi
yaitu memotong atau mengikat saluran vasdeferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasi.
Angka prevalensi metode kontrasepsi jangka panjang khususnya tubektomi masih sangat
rendah dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya. Mekanisme kerja Medis Operatif Wanita
(MOW) yaitu dengan mencapai tuba fallopi dan menutup atau mengoklusi tuba fallopi
(mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga spermatozoa tidak dapat bertemu
dengan ovum.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4. Mahasiswa dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi MOP 5. Mahasiswa
dapat mengetahui keuntungan dan kerugian kontrasepsi MOP
Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang
memang tidak ingin atau boleh memiliki anak (karena alasan kesehatan). MOW (Medis
Operatif Wanita)/ Tubektomi atau juga dapat disebut dengan sterilisasi. MOW merupakan
tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang menyebabkan sel telur
tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan
sperma laki laki sehingga tidak terjadi kehamilan, oleh karena itu gairah seks wania tidak
akan turun (BKKBN, 2006) Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas atau kesuburan perempuan dengan mengokulasi tuba fallopi (mengikat dan
memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
(Noviawati dan Sujiayatini, 2009) jadi dasar dari MOW ini adalah mengokulasi tubafallopi
sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu (Hanafi, 2004).
Sedangkan menurut Noviawati dan Sujiyati (2009) keuntungan dari kontrasepsi mantap
adalah sebagai berikut:
1) Sangat efektif (0.5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
2) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breasfeeding).
3) Tidak bergantung pada faktor senggama.
4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.
5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local.
6) Tidak ada perubahan fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium).
4. Kerugiannya:
1) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini tidak dapat dipulihkan
kembali.
2) Klien dapat menyesal dikemudian h'ari
3) Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi umum
4) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
5) Dilakukan oleh dokter yang terlatih dibutuhkan dokter spesalis ginekologi atau dokter
spesalis bedah untuk proses laparoskopi. 6. Tidak melindungi diri dari IMS.
Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan ektomi.
Vasektomi adalah pemotongan sebagian (0,5cm-1cm) pada vasa deferensia atau tindakan operasi
ringan dengan cara mengikat dan memotong vas deferen sehingga sperma tidak dapat lewat dan
air mani tidak mengandung spermatozoa, sehingga tidak terjadi pembuahan, operasi berlangsung
kurang lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat. Sperma yang sudah dibentuk tidak akan
dikeluarkan oleh tubuh, tetapi diserap dan dihancurkan oleh tubuh (Mulyani dan
Rinawati, 2013).
Vasektomi dengan insisi skrotum, dimana dilakukan pembedahan kecil pada deferensia vasa
manusia yang terputus, dan kemudian diikat / ditutup dengan cara seperti itu untuk
mencegah sperma dari memasuki aliran mani
(ejakulasi).
Vasektomi Semi Permanen yakni vas deferen yang diikat dan bisa dibuka
kembali untuk berfungsi secara normal kembali dan tergantung dengan lama tidaknya
pengikatan vas deferen, karena semakin lama vasektomi diikat, maka keberhasilan semakin kecil,
sebab vas deferen yang sudah lama tidak dilewati sperma akan menganggap sperma adalah benda
asing dan akan menghancurkan benda asing (Mulyani dan Rinawati, 2013).
Keuntungan menggunakan metode KB Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi menurut
Hartanto dalam Ambarawati (2012) yaitu lebih efektif, aman bagi pengguna, sederhana, waktu
operasi cepat hanya memerlukan waktu 5-10 menit, menggunakan anestesi lokal, biaya rendah
hingga gratis, secara budaya sangat dianjurkan untuk negara yang penduduk wanitanya malu
ditangani tenaga medis pria. Keuntungan lainnya yaitu komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan,
baik dilakukan oleh laki-laki yang tidak ingin punya anak dan tidak mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam menikmati hubungan seksual (Mulyani dan Rinawati, 2013). Penelitian yang telah
dilakukan Fitri, Wantouw, dan Lydia (2013) tentang pengaruh vasektomi terhadap fungsi seksual pria
di Kota Manado pada 67 pria yang menggunakan vasektomi dikatakan bahwa kontrasepsi vasektomi
tidak berpengaruh pada fungsi seksual pria, namun diakibatkan karena memiliki penyakit penyerta,
merokok dan mengkonsumsi alhokol dengan jangka waktu panjang serta dalam volume berlebihan,
pengguna narkoba, dan yang memiliki tingkat stres berlebihan.
Efek samping pada pengguna vasektomi tidak memiliki efek yang bersifat merugikan, sperma yang
diproduksi akan kembali diserap tubuh tanpa menyebab gangguan metabolisme, rasa nyeri atau
ketidaknyamanan akibat pembedahan yang biasanya hanya berlangsung beberapi hari, infeksi akibat
perawat bekas operasi yang tidak bagus atau disebabkan karena dari lingkungan luar bukan dari
vasektomi dan vasektomi tidak berpengaruh terhadap kemampuan laki-laki untuk melakukan
hubungan seksual (Mulyani dan Rinawati, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, ari . 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika Bar
Abdul,Saifudin.2006.
Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.