Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH KPPK

TEKNIK PELAYANAN KONTRASEPSI MANTAP

DOSEN PENGAMPU:

Asmariyah,S,ST.,M.Keb

Disusun oleh Kelompok 11:

1. Fitri khasanah (F0G020035)


2. Rizki sherly (F0G020036)
3. Nadia lefiani (F0G020040)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGATAR

Bismillah hirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penyaji sampaikan kehadiran Allah SWT ,berkat segala rahmat dan
karunia-Nya penulis telah dapat menyusun sebuah makalah .Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah”kesehatan perempuan dan perencanaan
keluarga(kppk)”.Penyusun menyadari akan keterbatasan makalah yang telah disusun
ini.Oleh karena itu,saran dan kritik pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah
ini.

Penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


pengampu pada mata kuliah ” kesehatan perempuan dan perencanaan keluarga(kppk)”.
Kepada Bunda Asmariyah.S,ST.,M.keb yang telah telah memberikan saran,motivasi dan
bimbingan kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bengkulu, 2022

Penyusun,

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Persiapan pasien sterilisasi (MOW dan MOP)


B. Sterilisasi pada wanita:
1.MOW
2.Penyinaran
3.Operatif
4.Penyumbatan tuba mekanis dan tuba kimiawi
C. Sterilisasi pada pria:
1.MOP
2.Penyumbatan vas deferens mekanis
3.Penyumbatan vas deferens kimiawi

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kontrasespsi mantap merupakan terjemahan dari bahasa Inggris secure contraception.


Nama lain dari kontap adalah sterilisasi (sterilization) atau kontrasepsi operatif
(surgical contraception). Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk
membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas dan dilakukan terhadap
salah seorang dari pasangan suami isteri atas permintaan yang bersangkutan secara
mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria. Tindakan
kontap pada wanita disebut kontap wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita ).
Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi,
yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat
dibuahi oleh sperma. Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menyelesaikan
fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen (Saifuddin, 2003).
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan
orang tidak akan mendapat keturunan lagi (Prawirohadjo, 2002).

Vasektomi adalah tindakannya dan penutup saluran mani (Vas deferens) yang
mengalirkan sel mani keluar dari pusat produksi di testis. (Rustam Mochtar, 1998)
Ligasi pembedahan vas deferens mengatur saluran sperma yang melalui vas tersebut
sepenuhnya setelah residu sperma membersihkan saluran reproduksi pria. (Barbara R.
Straight, 2005) Vasektomi adalah mengeluarkan pipa mani (vas deferens) atau sebagian
pipa mani dengan operasi. (Ahmad Ramali, 2003) Vasektomi atau yang biasa
diidentikan dengan KB pria adalah proses operasi sederhana untuk saluran yang
membawa sperma dari kantongnya (testis) ke penis. Jadi, vasektomi adalah tindakan
dan menutup saluran mani (vasdeferens) dengan operasi. Program KB ini dimasukan
dalam kategori mantap, lestari atau permanen. Artinya jika saluran vas deferens sudah
dipotong, maka pasangan laki-laki ini tidak bisa terjadi hamil. Meski vasectomi
bersifat pemanen tak menutup kemungkinan Anda bisa memiliki keturunan lagi.
Caranya dengan melepaskan pada hubungan vas deferens melalui operasi kecil tetapi
diperlukan waktu agak lama untuk kembali normal. Setelah operasi dilakukan
disarankan untuk mengkonsumsi obat-obatan untuk membangkitkan kembali produksi
spermatozoa.

2.RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja persiapan dari Persiapan pasien sterilisasi (MOW dan MOP)
2. Apa itu Sterilisasi pada wanita
3.Apa itu Sterilisasi pada pria

3.TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa saja persiapan dari Persiapan pasien sterilisasi (MOW dan
MOP)
2. Untuk mengetahui apa itu Sterilisasi pada wanita
3.Untuk mengetahui apa itu Sterilisasi pada pria
BAB II

PEMBAHASAN

A.PERSIAPAN PASIEN STERILISASI (MOW DAN MOP)

1. Pengertian

Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam
jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan
suami  isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap
dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria.

2. Syarat
a) Sukarela

Calon peserta kontrasepsi mantap harus secara sukarela menerima pelayanan


kontrasepsi mantap. Artinya calon peserta KB tersebut tidak dipaksa atau ditekan
untuk menjadi peserta kontrasepsi mantap. Untuk memantapkan syarat sukarela ini
perlu dilakukan pelayanan informasi konseling.

b) Bahagia

Setiap calon peserta kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat kebahagiaan artinya
calon peserta tersebut terikat dalam perkawinan yang syah dan harmonis, telah
dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak dengan umur anak terkecil 2 tahun, dan
dengan mempertimbangkan umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun. Syarat bahagia
ini dapat diketahui pada saat dilakukan pelayanan informasi dan konseling.

c) Sehat

Setiap calon peserta kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya
tidak ditemukan kontra indikasi kesehatan jika kepada calon peserta tersebut diberikan
pelayanan kontrasepsi mantap. Syarat kesehatan ini dapat diketahui pada saat
pemeriksaan prabedah.

3. Jenis

1. Kontap wanita ( MOW )


2. Kontap pria ( MOP )

1.MOP

1) Pengertian

Pemotongan ( oklusi ) kedua tuba falopii sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat
bertemu. Disebut juga tubektomi atau tubal ligation.

 Keuntungan
a. Tidak mengganggu ASI.
b. Jarang ada keluhan sampingan.
c. Angka kegagalan hampir tidak ada.
d. Tidak mengganggu gairah seksual.
 Kerugian
a. Tindakan operatif, seringkali menakutkan
b. Definitif, kesuburan tidak dapat kembali lagi
c. Komplikasi yang ditimbulkan bisa serius.

2) Penyinaran

Penggunaan sinar LASER untuk oklusi tuba.

 Keuntungan
a. Kerusakan tuba falopii terbatas
b. Morbiditas rendah
c. Dapat dikerjakan dengan laparoskopi, histeroskopi, atau laparatomi
 Kerugian
a. Memerlukan peralatan yang mahal
b. Memerlukan latihan khusus
c. Belum ditentukan standardisasi prosedur ini
d. Potensi reversibilitas belum diketahui

3) Operatif

Dapat dilakukan dengan 3 cara :

a. Abdominal
b. Laparotomi

Laparotomi saja untuk kontap wanita tidak dianjurkan karena diperlukan insisi yang
panjang dan anestesi umum atau anestesi spinal.

Laparotomi hanya diperlukan bila cara-cara kontap lainnya gagal atau timbul
komplikasi sehingga sehingga memerlukaninsisi yang lebih besar. Atau jika pada
keadaan lain, jika kontap bukan meriupakan operasi utama, tetapi sebagai pelengkap
misalnya padasectio sesaria, KET dll.

Mini- Laparatomi

 Waktu operasi
a. Post-partum
b. Post-abortus

Interval (dilakukan pada saat bukan post-partum atau post-abortus)

a.Tempat Insisi

b.Sub-umbilikal / infra-umbilikal

c.Supra-pubis / Mini-Pfannenstiel
 Keuntungan

(1)   Mudah dipelajari

(2)   Dapat dikerjakan oleh setiap tenaga medis yang memiliki dasar-dasar ilmu bedah
dan ketrampilan bedah

(3)   Hanya memerlukan alat-alat sederhana dan tidak mahal, terutama alat-alat bedah
standar

(4)   Komplikasibiasanya hanya komplikasi minor

(5)   Dapat dilakukan segera setelah melahirkan

 Kerugian

(1)   Waktu operasi lebih lama

(2)   Sukar dilakuakn pada wanita yang sangat gemuk


(3)   Meninggalkan bekas luka kecil yang masih dapat terlihat

(4)   Nyeri singkat

(5)   Angka kejadian infeksi lebih tinggi daripada laparoskopi

c. Laparoskopi

Adalah suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga peritoneum dengan
alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior abdomen.

 Keuntungan

(1)   Komplikasi rendah

(2)   Cepat ( rata-rata 5-15 menit )

(3)   Insisi kecil sehingga luka parut rendah sekali

(4)   Dapat dipakai juga untuk diagnostik maupun terapi

(5)   Kurang memnyebabkan rasa sakit bila dibanding dengan mini- laparatomi

(6)   Sangat berguna jika jumlah calon akseptor banyak

 Kerugian

(1)   Risiko komplikasi bisa serius.

(2)   Memerlukan pneumo-peritoneum dengan segala akibatnya

(3)   Lebih sukar dipelajari

(4)   Memerlukan keahlian dan ketrampilan khusus dalam bedah abdomen

(5)   Harga peralatan mahal dan memerlukan perawatan yang teliti

(6)   Tidak dianjurkan untuk dilakukan segera post-partum.

4) Vaginal

a) Kolpotomi
Cara yang dikenal yaitu kolpotomi posterior dan kolpotomi anterior. Kolpotomi
posterior lebih sering dipakai. Tekniknya dengan membuka cavum douglas yang
terletak diantara dinding depan rectum dan dinding belakang uterus melalui vagina
untuk sampai ke tuba fallopii.

Kolpotomi anterior dilakukan dengan caraperitoneum diinsisi diantara kandung


kencing dan uterus , kemudian uterus diputar sehingga tuba fallopii terlihat.

 Keuntungan

(1)   Dapat dilakukan dengan rawat jalan

(2)   Hanya memerlukan waktu sekitar 5-15 menit

(3)   Cukup dengan neurolept-analgesia + anestesi lokal

(4)   Rasa sakit post-operatif lebih kecil dibandingkan cara-cara kontap lainnya

(5)   Tidak ada insisi abdominal sehingga tidak ada bekas luka parut eksternal

(6)   Peralatan yang dipakai sederhana, murah dan mudah pemeliharaanya.

(7)   Morbiditas dan komplikasi mayor rendah

(8)   Angka kegagalan rendah ( kira-kira 1% )

b) Kuldoskopi

Pada kuldoskopi, rongga pelvis dapat dilihat melalui alat kuldoskop yang
dimasukkan melalui fornix posterior melalui cavum douglas, yaitu suatu kantong
peritoneum yang terletak diantara dinding depan rctum dan dinding belakang
uterus.

Dengan adanya laparoskopi trans-abdominal, maka kuldoskopi kurang


mendapatkan minat sehingga sekarang jarang dilakukan.

 Waktu operasi

Kuldoskopi post-partum atau post-abortus sebaiknya dikerjakan minimal 5 minggu


setelah melahirkan atau 2-4 minggsu etelah abortus.Sebagai prosedur interval,
kuldoskopi paling baik dikerjakan selama fase dini dari siklus haid ( tidak ada
kehamilan )

 Keuntungan

(1)   Tidak meninggalkan luka parut eksternal

(2)   Cukup dengan neurolept-analgesia + anestesi lokal

(3)   Dapat dikerjakan secara rawat jalan

(4)   Peralatan lebih sederhana dan lebih murah bila dibandingkan dengan laparoskopi.

(5)   Waktu operasi singkat

(6)   Komplikasi dan morbiditas rendah

(7)   Tidak memerlukan pneumo-peritoneum buatan

(8)   Elektro-koagulasi jarang dikerjakan.

 Kerugian

Harus dilakukan dengan posisi knee-chest yang mungkin kurang menyenangkan.

5)  Transcervikal

Merupakan metode kontrasepsi dimana oklusi tuba fallopii dilakukan melaui cervix
uteri.Metode ini belum bannyak dikerjakan dan pada umumnya masih dalam tahap
eksperimental.

a) Histeroskopi
Prinsipnya sama seperti laparoskopi, hanya pada histeroskopi tidak dipakai
trocar, tetapi suatu vacum cervical adaptor untuk mencegah keluarnya gas saat
dilatasi cervix/ cavum uteri.
 Keuntungan

(1)   Sederhana

(2)   Relatif murah

(3)   Mudah dipelajari


(4)   Anestesi minimal

(5)   Dapat dikerjakan secara rawat jalan.

(6)   Tidak diperlukan insisi

(7)   Dapat dilakukan secara rawat jalan karena prosedurnya cepat/singkat.

 Kerugian

(1)   Resiko perforasi uterus dan luka bakar

(2)   Angka kegagalan tinggi ( 11-35 % )

(3)   Risiko kehamilan ektopik/ kehamilan cornu

(4)   Sering timbul kesulitan teknis dalam mencari lokasi orificium tubae

(5)   Oklusi tuba fallopii mungkin tidak segera efektif

b) Blind- delivery

Pada metode ini, operator tidak melihat langsung kedalam cavum uteri untuk
melokalisir orificium tubae. Alat-alat yang diperlukan hanya alat-alat sederhana

1.Penyumbatan tuba mekanis

1)  Tubal clips

Tubal clips dipasang pada isthmus tuba fallopii, 2-3 cm dari uterus, melalui
laparotomi, laparoskopi, kolpotomi atau kuldoskopi.

Tubal clips menyebabkan kerusakan yang lebih sedikit/ kecil pada tuba fallopii
diandingkan dengan cara-cara oklusi tuba fallopii lainnya.

2)  Tubal ring

Dengan memasang cincin berdiameter 1 mm pada tuba fallopii. Dapat dipakai pada
mini laparotomi, laparoskopi dan cara trans-vaginal, dipasang pada ampula tuba
atau ampulary-isthmic junction, 2-3 cm dari uterus. Tubal ring merusak tuba
fallopii sepanjang 1-3 cm.

2.Penyumbatan tuba kimiawi


Banyak zat-zat kimia yang saat ini dalam penelitian eksperimental untuk oklusi tuba
fallopii, terutama dilakukan pada hewan percobaan. Sedangkan pada manusia baru
beberapa zat kimia saja yang telah diteliti.

 Cara kerja :

1)Tissue adhesive

Zat kimia akan menjadi padat sehingga terbentuk sumbat didalam tuba fallopii.

2) Sclerosing agent

Zat kimia akan merusak saluran tuba fallopii dan menimbulkan fibrosis.Zat kimia
dalam bentuk cairan, pasta atau padat, diasukkan melalui serviks kedalam utero- tubal
junction, dapat dengan visualisasi secara langsung yaitu dengan histeroskop, atau
tanpa visualisasi langsung ( blind-delivery ) dengan kateter, kanula atau tabung suntik.
Atau dapat dikerjakan juga melalui ujung fimbriae, dengan melihat secara langsung
melalui jalan trans-abdominal atau trans-vaginal.Saat ini, zat-zat kimia yang telah
diteliti untuk kontap wanita yaitu : phenol (carbolic acid) compounds, Quinacrine,
dan Methyl-cyanoacrylate (MCA).

 Zat-zat kimia yang ideal untuk oklusi tuba fallopii harus :

1) Sedapatnya diberikan dalam 1 kali pemberian

2) Efektif 100%

3) Non-toksik

4) Murah

5) Tersedia setiap saat

6) Terbatas pada tuba fallopii, tidak boleh sapai ke rongga abdomen.

7) Tidak menyebabkan rasa sakit

8) Stabil, dengan masa kerja tak terbatas.

 Keuntungan

1) Mengerjakannya mudah
2) Dapat dikerjakan secara rawat jalan.

 Kerugian

1) Kebanyakan zat kimia kurang efektif setelah satu kali pemberian, sehingga
akseptor harus kembali untuk peberian berikutnya ( sampai tiga kali pemberian )
dengan interval satu minggu atau satu bulan.

2) Ada beberapa zat kimia yang sangat toksik, sehingga dapat menyebabkan
kerusakan jaringan sektarnya.

3) Beberapa zat kimia memerlukan alat khusus untuk aplikasinya.

4) Irreversibel

5) Dosis zat kimia sukar ditentukan sebelumnya.

2.MOP ( Vasektomi )

1. Pengertian

Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi. Caranya ialah dengan memotong saluran
mani (vas deverens) kemudian kedua ujungnya di ikat, sehingga sel sperma tidak
dapat mengalir keluar penis (urethra). Sterilisasi laki-laki termasuk operasi ringan,
tidak melakukan perawatan di rumah sakit dan tidak mengganggu kehidupan seksual.
Nafsu seks dan potensi lelaki tetap, dan waktu melakukan koitus, terjadi pula
ejakulasi, tetapi yang terpancar hanya semacam lendir yang tidak mengandung
sperma.

Kontap pria ini masih merupakan metode yang “terabaikan” dan kurang mendapatkan
perhatian.

2. Cara kerja

Oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak


didapatkan spermatozao didalam semen/ejakulat.

3. Efektifitas

4. Angka kegagalan 0-2,2 % ,umumnya < 1 %


5. Kegagalan kontap , umumnya disebabkan oleh :

1) Senggamaa yang tidak terlindung sebelum semen/ ejakulat bebas sama sekali dari
spermatozoa.

2) Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan


granuloma spermatozoa

3) Pemotongan dan oklusi struktur jaringan lain selama operasi

4) Jarang : duplikasi congenital dari vas deferens.

 Keuntungan

1.Efektif

2.Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas

3.Sederhana

4.Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit

5.Hanya memerlukan anestesi lokal saja

6.Biaya rendah

7.Secara kultural, sangat dianjrkan di negara-negara dimana wanita merasa malu


untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis
wanita.

 Kerugian

1.Diperlukan suatu tindakan operatif

2.Kadang-kadangmenyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi

3.Belum memberi perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah ada
didalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan.

4.Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah


parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.

5.Teknik
6.Operatif

1) Vasektomi dengan pisau

Setelah anestesi lokal yaitu dengan larutan prokain lidokain atau lignokain tanpa


memakai adrendin maka dilakukan irisan pada kulit scrotum. Kulit dan otot-otot
disayat, maka tampak vas deferens dengan sarungnya. Irisan dapat dilakukan pada
garis tengah antara dua belahan scrotum atau pada dua tempat di atas masing-
masing vas deferens

Kedua vas tampak sebagai saluran yang putih dan agak kenyal pada perabaan. Vas
dapat dibedakan dari pembuluh-pembuluh darah, karena tidak berdenyut.
Identifikasi vas terutaa sukar apabila kulit scrotum tebal.

2) Vasektomi tanpa pisau

Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut calon akseptor kontap pria akan
tindakan operasi ( yang umumnya dihubungkam dengan pemakaian pisau operasi ),
dan untuk menggalakkan penerimaan kontap pria, di Indonesia sekarang telah
diperkenalkan metode vasektomi tanpa pisau ( VTP ).

Vasektomi pada pisau juga dapat dilakukan tanpa mengiris kulit, jadi tanpa memakai
pisau sama sekali, yaitu dengan cara:

a) Saluran diikat bersama-sama dengan kulit scrotum, dengan cara mencobloskan


jarum dengan benang sampai ke bawah saluran mani.

b) Dapat juga disuntikkan ke dalam saluran mani.

c) Saluran mani dapat dibakar dengan mencobloskan jarum kauter halus melalui kulit
ke dalam saluran mani.

1.Penyumbatan vas deferens mekanis

Dilakukan dengan penjepitan vas deferens menggunakan :

1)  Vaso-clips

2)  Intra Vasal Thread (IVT)


3)  Reversible Intravas Device (R-IVD).

4)  Shug

5) Phaser (Bionyx Control)

6)  Reversible Intravasal Occlusive Devices (RIOD)

2.vas deferens kimiawi

dilakukan penyumbatan terhadap vas deferens menggunakan zat-zat kimiawi berupa :

1) Quinacrine

2) Ethanol

3) Ag-nitrat

4) Konseling pasca operasi


5) Menjaga daerah insisi agar tetap kering
6)Tidak menarik-narik atau menggaruk-nggaruk luka yang sedang dalam
penyembuhan.
7) Memakai penahan skrotum (celana dalam).
8) Menghindari mengangkat benda berat dan kerja keras untuk 3 hari.
9) Klien boleh bersenggama sesudah tidak merasa sakit (hari ke 2-3), namun untuk
mencegah kehamilan, pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau
sampai ejakulasi 15-20 kali.
10) Periksa semen 3 bulan pasca vasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi.

B.STERILISASI PADA WANITA

1.MOW

1. Pengertian

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)


seorang perempuan secara permanen.
 Mekanisme Kerja:

Mencegah pertemuan sperma dengan sel telur (fertilisasi) dengan cara mencapai tuba
falopii dan mengoklusi (menutup tuba falopii)

 Tindakan yang dapat dilakukan pada tubektomi:

Mencapai tuba falopii

 Abdominal / Trans abdominal

1. Laparatomi

 Laparatomi saja untuk kontap wanita tidak dianjurkan karena diperlukan insisi yang
panjang dan anastesi umum atau anastesi spinal.

 Laparatomi hanya diperlukan bila cara-cara kontap lainnya gagal atau timbul
komplikasi sehingga memerlukan insisi yang lebih besar,atau pada keadaan lain, jika
kontap bukan merupakan operasi utama tetapi sebagai pelengkap, misalnya pada
section secarea, KET, dll.

1. Mini laparatomi.

 Sub-umbilikal/infra-umbilikal ( biasanya pada post-partum)

 Supra-pubis/ Mini-pfannenstiel pada post-abortus dan interval atau pada saat bukan
post-partum atau post abortus.

 Keuntungan mini laparatomi:

 Mudah dipelajari

 Dapat dikerjakan oleh tenaga medis yang memiliki dasar & keterampilan ilmu bedah.

 Alat murah dan sederhana.

 Dapat dilakukan segera setelah melahirkan

 Kerugian mini laparatomi:

 Waktunya sedikit lama rata-rata memerlukan 10-20 menit.


 Sukar pada wanita yang agak gemuk, bila ada perlekatan pelvis/ mengalami operasi
pelvis.

 Meninggalkan bekas luka parut.

 Angka kejadian infeksi operasi lebih tinggi.

1. Laparaskopi.

Adalah suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga peritoneum dengan
alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior abdomen.

 Keuntungan laparaskopi:

 Komplikasi rendah

 Cepat (rata-rata 5-15 menit)

 Insisi kecil sehingga luka parut sedikit sekali

 Dapat dpakai juga untuk diagnostic maupun terapi.

 Kurang menyebabkan rasa sakit.

 Sangat berguna bila jumlah calon aseptor banyak.

 Kerugian laparaskopi:

 Risiko komplikasi dapat serius (bila terjadi)

 Memerlukan pneumo-peritoneum dengan segala akibatnya.

 Lebih sukar dipelajari.

 Memerlukan keahlian dan keterampilan dalam bedah abdomen.

 Harga peralatannya mahal dan memerlukan perawatan yang teliti.

 Tidak dianjurkan untuk digunakan segera post-partum.

 Vaginal/Transvaginal

1. Kolpotomi
Dikenal: Kolpotomi posterior (kuldotomi)

 Cara ini sering dipakai

Cul-de-sac atau cavum douglas, yang terletak diantara dinding depan rectum dan
dinding belakang uterus, dibuka melalui vagina untuk sampai pada tuba falopii.

1. Kolpotomi anterior

 Jarang dipakai lagi pada saat ini.

 Peritoneum di insisi diantara kandung kencing dan uterus, dan uterus diputar sehingga
tuba falopii terlihat.

 Keuntungan kolpotomi:

 Dapat dilakukan secara rawat-jalan.

 Hanya memerluka waktu 5-15 menit.

 Cukup dengan neurolept-analgesia+anastesi lokal.

 Rasa sakit post-operatif lebih kecil.

 Tidak ada insisi abdominal

 Peralatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah pemeliharaannya.

 Morbiditas dan komplikasi mayor rendah.

 Angka kegagalan rendah.

1. Kuldoskopi.

Rongga pelvis dapat dilihat melalui alat keldoskop dimasukkan melalui vagina
fornixposterior kedalam cavum douglas.

Tuba ditarik dan dijepit keluar untuk dilakukan penutupan dengan cara:

 Pomeroy

 Kroener

 Kauterisasi
 Cincin falope

 Kerugian kuldoskopi:

Posisi aseptor yaitu posisi lutut-dada (knee-chest position) yang mungkin kurang
menyenangkan baginya.

 Transervical/transuterine

1. Histeroskopi

Prinsipnya sama seperti laparaskopi, hanya pada histeroskopi tidak dipakai trocar,
tetapi suatu vacuum servical adaptor untuk mencegah keluarnya gas pada saat dilatasi
servik/cavum uteri.

 Keuntungan histeroskopi:

 Tidak diperlikan insisi

 Dapat secara rawat-jalan karena prosedurnya singkat/cepat.

 Kerugian histeroskopi:

 Risiko perforasi uterus dan luka bakar

 Angka kegagalan tinggi

 Resiko kehamilan ektopik

 Sering timbul kesulitan tehnis dalam mencari lokasi orificium tubae.

 Oklusi tuba falopii mungkin tidak segera efektif.

1. Blind Delivery(tanpa melihat langsung)

Pada cara ini operator tidak melihat langsung kedalam cavum uteri untuk melokaliser
orifisium tubae.

 Keuntungan Blind Delivery:

 Pelaksanaannya mudah.

 Dapat secara rawat-jalan


 Kerugian Blind Delivery:

 Kebanyakan kurang efektif setelah satu kali pemberian.

 Beberapa zat kimia sangat toksik terhadap jaringan.

 Daya kerja zat-zat kimia irreversible

 Dosis zat-zat kimia tidak selalu dapat diketahui/diramalkan.

1. Oklusi/penutupan tuba falopii

 Dilakukan berdasarkan :

1. Tempat oklusi tuba falopii

 Dapat dilakukan pada bagian:

1. Infundibulum (bagian distal/frimbiae)

2. Ampulla atau isthmus (bagian tengah)

3. Interstitial (dekat utero-tubal junction)

2. Cara oklusi tuba falopii

Ada beberapa cara diantaranya adalah ligasi tuba falopii. Ligasi atau
pengikatan yuba falopii untuk mencegah perjalanan dan pertemuan
spermatozoa dan ovum. Merupakan salah satu caraoklusi tuba falopii yang
paling tua.

 Keuntungan ligasi tuba falopii:

 Hanya memerlukan keahlian /keterampilan sedang-sedang saja.

 Hanya memerlukan alat-alat sederhana

 Morbiditas rendah.

 Kerugian ligasi tuba falopii:

 Umumnya irreversible.

 Bila dikerjakan dengan laparotomi, memerlukan hospitalisasi.


 Tehnik ligasi tuba falopii:

1. Ligasi biasa

 Keuntungan ligasi biasa:

 Mudah melakukannya

 Morbiditas rendah

 Potensi tinggi untuk reversibilitas

 Kerugian ligasi biasa adalah angka kegagalan tinggi (sampai 20%)

1. Ligasi+ penjepitan

 Menggunakan tehnik Madlener:

 Bagian tengah tuba falopii diangkat sehingga membentuk suatu loop

 Dasar dari loop dijepit dengan klem kemudian diikat dengan benang yang tidak
diserap( silk, cotton)

 Keuntungan tehnik madlener:

 Morbiditas rendah

 Mudah dikerjakan

 Dapat dilakukan melalui beberapa cara dalam mencapai tuba falopii.

 Kerugian tehnik madlener adalah angka kegagalan tinggi (1-2%).

1. Ligasi+pembagian/pembelahan +penanaman

Menurut:

1. Tehnik Irving

 Tuba falopii diikat pada 2 tempat dengan benang yang dapat diserap kemudian dibagi
diantara kedua ikatan.

 Ujung/punting proximal ditanamkan ke dalam myometrium uterus.


 Ujung/ punting distal ditanamkan ke dalam mesosalpinx.

 Keuntungan tehnik ini adalah hamper 100% efektif dan kerugiannya lebih sukar
dikerjakan dan reversibilitas sangat rendah.

1. Tehnik Wood (Australia 1973), dikenal dengan "Atraumatic midampullary


sterilization"

 Pars ampullaris tuba falopii dibelah /dibagi (division).

 Kedusa ujung/puntung yang dibelah /dibagi diikat dengan benang yang dapat diserap.

 Ujung/puntung medial ditanamkan ke dalam kantong yang dibuat di dalam


mesosalpinx,

 Keuntungan tehnik ini adalah sangat efektif, tidak ada eksisi dari tuba falopii dan
potensi reversibilitas tinggi. Kerugiannya adalah mengerjakannya lebih sukar.

1. Tehnik Cooke

Suatu segmen tuba falopii dijepit dan dirusak, kemudian ujung proximal ditanamkan
kedalam ligamentum rotundum.

1. Ligasi + Resksi tuba falopii.

Yaitu legasi di pemotongan atau pembuangan tuba, yang masih dikerjakan sampai
sekarang.

1. Salpingektomi

 Keuntunganya adalah sangat efektif dan dapat dilakukan trans abdominal dan trans
vaginal. kerugiannya adalah ireversibel.

2. Tehnik pomeroy

Merupakan tehnik yang sering digunakan:

1. Bagian tengah tuba falopii dijepit, lalu diangkat sehingga membentuk


loop

2. Dasar dan loop diikat dengan cat gut


3. Bagian loop diatas ikatan diputar.

 Ujung punting tuba akan saling terpisah

 Memotong tuba/ membuang tuba sekitar 3-4 cm.

 Keuntungan pomeroy:

 Mudah mengerjakannya

 Sangat efektif

 Dapat dilakukan segera post-partum

 Dapat dikerjakan transabdominal atau transvaginal

 Potensi reversibilitas tinggi

 Morbiditas rendah

 Kerugian tehnik ini tidak ada.

1. Tehnik Pritchardsis (parkland)

 Suatu segmen kecil dari tuba falopii dipisahkan dari pesosalpinx

 Masing-masing ujung dari segmen tersebut diikat dengan benang chromic kemudian
dipotong di antara kedua ikatan dan segmen tuba falopii dibuang

 Tehnik ini banyak dipakai di Amerika serikat

1. Fimbriektomi kroener

 Bagian 1/3 distal dari tuba falopii diikat dengan dua ikatan benang silk dan ujung
fimbriae di eksisi.

 Keuntungan tahnik ini adalah hampi 100% efektif dan mudah dikerjakan baik
transabdominal meupun transvaginal. Kerugiannya kurang efektif pada keadaan post-
partum (transabdominal)

1. Ligasi + reseksi + penanaman tuba falopii

1. Reseksi Cornu
Prosedur ekstensif yang memerlukan laparotomi.

 Utero-tubal junction diikat dengan benang yang dapat diserap

 Insisi tuba falopii proximal dari ikatan, membebaskannya dari mesosalpinx, kemudian
membuang 1 cm dari tuba falopii.

 Myometrium uterus disekitarnya di eksisi berbentuk baji (wedge excision) untuk


mencegah endometriosis dan kehamilan ektopik, dan bagian proximal dari segmen
distal tuba falopii di tanam ke dalam ligamentum latum.

 Keuntungan tehnik ini adalah gangguan minim pada suplai darah ligamentum latum
dan ovarium. Kerugian adalah angka kegagalan cukup tinggi dan dapat terjadi
perdarahan hebat.

1. Tehnik Uchida

 Larutan garam fisiologis-adrenalin (1:1000) disuntikkan di bawah serosa pars


ampullaris, sehinnga terjadi spasme vaskuler lokal dan pembengkakan (ballooning)
dari mesosalpinx, dan terjadi pemisahan dari permukaan serosa dengan bagian
muskularis tuba falopii.

 Serosa di insisi dan dibebaskan ke belakang

 Segmen sepanjang 5 cm dari bagian proximal tuba falopii dipotong, ujung yang
pendek diikat dengan benang yang tidak diserap dan segmen tuba falopii yang telah
diikat secara otomatis membenamkan dirinya dibawah serosa

 Pinggir dari insisi serosa dikumpulkan sekitar ujung distal tuba falopii dan diikat
secata ikatan –rangkaian- kantong (purse-string-suture) sehingga tuba falopii
ditinggalkan menonjol kedalam cavum abdomen.

 Keuntungan tehnik ini adalah sangat efektif dan kerugiannya adalah mengerjakannya
jauh lebih sukar dari metode ligasi lainnya.

1. Manfaat

1. Sangat efektif (0,2 – 4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan)
2. Permanen

3. Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)

4. Tidak bergantung pada faktor sanggama

5. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius

6. Pembedahan sedarhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal

7. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

8. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi
hormon ovarium)

9. Berkurangnya risiko kanker ovarium

 Keterbatasan

1. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi

2. Klien dapat menyesal di kemudian hari

3. Risiko komplikasi kecil

4. Rasa sakit/ ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan

5. Dilakukan oleh dokter yang terlatih

6. Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/ AIDS

1. Indikasi dan kontraindikasi

1. Indikasi

1. usia > 26 tahun

2. paritas > 2

3. yakin telah mempunyai besar keluarga sesuai dengan kehendaknya

4. pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius


5. pascapersalinan

6. pascakeguguran

7. paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini

2. Kontraindikasi

1. hamil

2. perdarahan vaginal yang belum terjelaskan

3. infeksi sistemik atau pelvik yang akut

4. tidak boleh menjalani proses pembedahan

5. kurang pasti mengetahui keinginannya untuk fertilitas di masa depan

6. belum memberikan persetujuan tertulis

 Waktu penggunaan

1. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien
tersebut tidak hamil

2. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)

3. Pascapersalinan

1. Minilap: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu

2. Laparoskopi: tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan

4. Pasca keguguran

1. Triwulan pertama: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti


infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi)

2. Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvik (minilap saja)

2.Penyinaran
Sterilisasi Dengan Cara Penyinaran diantaranya adalah dengan radiasi ion (FI IV), sinar
ultraviolet (UV), Sinar gamma, sinar X dan sinar katoda, penjelasannya sebagai
berikut:

1. Sterilisasi dengan radiasi ion (FI IV).

Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop
(radiasi gamma) dan radiasi berkas elektron. Pada kedua jenis radiasi ini, dosis yang
menghasilkan derajatjaminan sterilisasi yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian
rupa sehingga pada rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan yang
disterilkan dapat diterima. 

Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad (Mrad) radiasi yang
diserap, tetapi dalam beberapa hal, penggunaan dosis yang lebih rendah untuk
peralatan, bahan obat, dan bentuk sediaan akhir diinginkan dan dapat diterima.

Untuk mengukur serapan radiasi dapat digunakan alat dosimeter kimia. Cara ini
dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan
khawatir terhadap keamanan etilen oksida.

Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktivitas kimia dan residu yang rendah dapat
diukur serta variabel yang dikendalikan lebih sedikit.

2. Dengan sinar Ultra Violet (UV)

Gelombang 200-2600 A# dapat membunuh mikroba patogen, spora, virus, jamur, dan
ragi; dapat bekerja efektif jika langsung menyinari bahan yang disterilkan. Digunakan
untuk mensterilkan ruangan, udara, dan obat suntik. Pekerja perlu dilindungi dari sinar
UV karena dapat mempengaruhi kulit dan mata sehingga perlu menggunakan kaca mata
pelindung.

3. Dengan sinar gamma.

Digunakan isotop radioaktif, misalnya cobalt 60.

4. Dengan sinar X dan sinar katoda.

Sinar X dan elektron-elektron yang memiliki intensitas tinggi dapat mematikan


mikroba. Yang dapat disterilkan dengan cara ini antara lain penisilin Na, streptomisin
sukfat, hidrolisat protein, hormon pituitari, insulin, vaksin influenza, dan vaksin cacar.
vaksin influenza, dan vaksin cacar.

5.Penyinaran dengan UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,misalnya untuk
membunuh Safety Cabinet dengan disinari lampu UV .Sinar ultravioler umumnya
digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udarah dan pemusnahan
selama proses di lingkungan.

6.Sterilisasi Dengan Cara Penyinaran

sterilisasi dengan penyinaran, sterilisasi dengan penyinaran uv, sterilisasi


penyinaran, sterilisasi penyinaran pada wanita, sterilisasi pada wanita dengan
penyinaran, sterilisasi dengan cara penyinaran, sterilisasi metode penyinaran, sterilisasi
pada wanita dengan metode penyinaran, Sterilisasi Dengan Cara Penyinaran

3.OPERATIF

Metode operatif wanita  merupakan salah satu cara kontrasepsi diikuti dengan tindakan
pembedahan pada saluran telur wanita. Tubektomi merupakan tindakan medis berupa
penutupan tuba uterine dengan penutupan tuba uterine dengan maksud tertentu untuk
tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup.

Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba falloppi wanita yang
mengakibatkan seseorang tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi.
Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen yang hanya diperuntukkan bagi mereka
yang memang tidak ingin atau boleh memiliki anak (karena alasan kesehatan).

MOW ( Metode operasi wanita) / tubektomi adalah tindakan penutupan terhadap kedua


saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati sel telur,
dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak
terjadi kahamilan (Sumber : http://idtesis.com).

Cara melakukan sterilisasi telah mengalami banyak perubahan.pada abad ke-


19,sterilisasi dilakukan dengan mengangkat uterus atau kedua ovarium.pada tahun 50-
an dilakukan dengan memasukkan AgNO3 melalui kanalis servikalis ke dalam tuba
uterine.
Pada  akhir abad ke-19  dilakukan dengan mengikat tuba uterine namun cara ini
mengalami banyak kegagalan sehingga dilakukanlah pemotonagan san pengikatan tuba
uterina.

Dulu sterilisasi ini dibantu oleh anastesi umum dengan membuat sayatan / insisi yang
lebar dan harus dirawat dirumah sakit. Kini, operasinya tanpa dibantu anastesi umum
dengan hanya membuat insisi kecil dan tidak perlu dirawat di rawat di rumah sakit.

Menurut Pelayanan Keluarga Berencana , secara umum tujuan dari tubektomi adalah
menghambat perjalanan sel telur peerempuan agar tidak dibuahi sperma.

Semakin banyaknya wanita menggunakan kontrasepsi ini tentu saja diiringi dengan
berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut tentu saja dilandasi oleh kelebihan yang
ada pada proses tubektomi.

Adapun kelebihan dari Tubektomi adalah sebagai berikut :

1. Sangat efektif

2. Tidak mempengaruhi proses  menyusui(breastfeeding)

3. Tidak menghambat hubungan suami istri

4. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius

5. Pembedahan sederhana,dapat dilakukan anastesi local

6. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

7. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

Selain itu faktor pertimbangan yang lain juga didasarkan pada kelemahan yang dimiliki
oleh kontrasepsi tubektomi. Adapun kekurangan dari tubektomi adalah sebagai berikut :

1. Risiko dan efek samping pembedahan.

2. Kadang-kadang sedikit merasakan nyeri pada saat operasi.

3. Infeksi mungkin saja terjadi,bila prosedur operasi tidak benar.


4. Kesuburan sulit kembali

Pada kontrasepsi ini dgunakan hanya untuk pasangan suami istri yang telah
memutuskan untuk tidak lagi memiliki anak. Oleh sebab itu jika ingin menggunakan
kontrasepsi ini perlu diperhatikan bahwa kontrasepsi ini merupakan kontrasepsi yang
permanen

Meskipun saluran telur yang tadinya di potong atau diikat dapat disambung
kembal,namun tingkat keberhasilan untuk hamil lagi sangat kecil.

4.PENYUMBATAN TUBA MEKANIS DAN TUBA KIMIAWI

1) Penyumbatan tuba mekanis

 Tubal clipsTubal clips dipasang pada isthmus tuba fallopii, 2-3 cmdari uterus, melalui
laparotomi,laparoskopi, kolpotomi ataukuldoskopi.Tubal clips menyebabkan
kerusakan yang lebih sedikitatau kecil pada tuba fallopiidiandingkan dengan cara-cara
oklusituba fallopii lainnya.
 Tubal ringDengan memasang cincin berdiameter 1 mm pada tubafallopii. Dapat
dipakai pada minilaparotomi, laparoskopi dan caratrans-vaginal, dipasang pada
ampula tuba atauampulary-isthmic junction, 2-
3 cm dari uterus. Tubal ring merusak tuba fallopiisepanjang1-3 cm.d.

2) Penyumbatan tuba kimiawi

Banyak zat-zat kimia yang saat ini dalam penelitian eksperimentaluntuk oklusi tuba
fallopii,terutama dilakukan pada hewan percobaan.Sedangkan pada manusia baru
beberapa zat kimiasaja yang telahditeliti.Cara kerja :

 Tissue adhesiveZat kimia akan menjadi padat sehingga terbentuksumbat didalam tuba
fallopii.
 Sclerosing agent

Zat kimia akan merusak saluran tuba fallopii dan menimbulkanfibrosis.Zat kimia dalam


bentuk cairan, pasta atau padat, diasukkanmelalui serviks kedalam utero-tubal junction,
dapat denganvisualisasi secara langsung yaitu dengan histeroskop, atautanpavisualisasi
langsung ( blind-delivery ) dengan kateter, kanulaatau tabung suntik. Atau
dapatdikerjakan juga melalui ujungfimbriae, dengan melihat secara langsung melalui
jalan trans-abdominal atau trans-vaginal.Saat ini, zat-zat kimia yang telahditeliti untuk
kontap wanita yaitu : phenol (carbolic acid)compounds, Quinacrine, dan Methyl-
cyanoacrylate (MCA).

Zat-zat kimia yang ideal untuk oklusi tuba fallopii harus :

1.Sedapatnya diberikan dalam 1 kali pemberi

2.Efektif 100%

3.Non-toksik

4.Murah

5.Tersedia setiap saat

6.Terbatas pada tuba fallopii, tidak boleh sapai ke ronggaabdomen.

7.Tidak menyebabkan rasa sakit

8.Stabil, dengan masa kerja tak terbatasKeuntungan:

1.Mengerjakannya mudah

2.Dapat dikerjakan secara rawat jalan.

 Kerugian:

1.Kebanyakan zat kimia kurang efektif setelah satu kali pemberian,sehingga akseptor
haruskembali untuk peberian berikutnya(sampai tiga kali pemberian) dengan interval
satu minggu atausatu bulan.

2.Ada beberapa zat kimia yang sangat toksik, sehingga dapatmenyebabkan kerusakan
jaringan sektarnya.

3.Beberapa zat kimia memerlukan alat khusus untuk aplikasinya.

4.Irreversibel

5.Dosis zat kimia sukar ditentukan sebelumnya.

C.STERILILSASI PADA PRIA


1.MOP

1.Pengertian

Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi.Caranya ialah dengan memotongsaluran


mani (vasdeverens) kemudian kedua ujungnya di ikat, sehingga sel spermatidak dapat
mengalir keluar penis (urethra). Sterilisasi laki-laki termasuk operasiringan, tidak
melakukan perawatan di rumahsakit dan tidak mengganggukehidupan seksual.

Nafsu seks dan potensi lelaki tetap, dan waktu melakukankoitus terjadi pula
ejakulasi,tetapi yang terpancar hanya semacam lendir yangtidak mengandung
sperma.Kontap pria ini masih merupakan metode yang“terabaikan”

dan kurang mendapatkan perhatian. Cara kerja MOPOklusi vas deferens, sehingga
menghambat perjalanan spermatozoa dan tidakdidapatkan spermatozoa didalam
semen/ejakulat. Efektifitas MOPa.Angka kegagalan 0-2,2 % ,umumnya < 1 %
Kegagalan kontap , umumnya disebabkan oleh:

 Senggamaa yang tidak terlindung sebelum semen/ejakulat bebas sama sekalidari


spermatozoa.
 Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan
granulomaspermatozoa
 Pemotongan dan oklusi struktur jaringan lain selama operasi
 Jarang : duplikasi congenital dari vas deferens.4.2.2.4 keuntungan dan kerugian
MOP1.
 Keuntungan:
 Efektif
 Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
 Sederhana
 Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
 Hanya memerlukan anestesi lokal saja
 Biaya rendah
 Secara kultural, sangat dianjrkan di negara-negara dimana wanita merasa
maluuntuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter
wanita dan paramedis wanita.
 Kerugian:
 Diperlukan suatu tindakan operatif
 Kadang-kadangmenyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi
 Belum memberi perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudahada
didalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferensdikeluarkan.
 Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual
mungkin bertambah parahsetelah tindakan operatif yang menyangkut sistem
reproduksi pria.

 Teknik MOP1.

a.Operatifa.

Vasektomi dengan pisau setelah anestesilokal yaitu dengan larutan prokainlidokain atau
lignokain tanpamemakai adrendin maka dilakukan irisan padakulit scrotum. Kulit dan
otot-otot disayat,maka tampak vas deferens dengansarungnya. Irisan dapat dilakukan
pada garis tengah antara dua belahanscrotum atau pada dua tempat di atas masing-
masing vas deferensKeduavas tampak sebagai saluran yang putih dan agak kenyal pada
perabaan. Vasdapatdibedakan dari pembuluh-pembuluh darah, karena tidak
berdenyut.IdentifikasiVasterutaa sukar apabila kulit scrotumtebal. 

b.Vasektomi

Tanpa pisau untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut calonakseptor kontap
pria akantindakan operasi ( yang umumnya dihubungkamdengan pemakaian pisau
operasi ), danuntuk menggalakkan penerimaankontap pria, di Indonesia sekarang telah
diperkenalkanmetode vasektomitanpa pisau ( VTP ).Vasektomi pada pisau juga dapat
dilakukan tanpamengiris kulit, jadi tanpa memakai pisau sama sekali, yaitu dengan
cara:

 Saluran diikat bersama-sama dengan kulit scrotum dengan caramencobloskan jarum


dengan benang sampai ke bawah saluran mani.
 Dapat juga disuntikkan ke dalam saluran mani

2.PENYUMBATAN VAS DEFERENS MEKANIS

Penyumbatan vas deferensMekanis dilakukan dengan penjepitan vas deferens


menggunakan :
 Vaso-clips
 Intra Vasal Thread (IVT)
 Reversible Intravas Device (R-IVD).
 Shug
 Phaser (Bionyx Control)
 Reversible Intravasal Occlusive Devices (RIOD)

3.PENYUMBATAN VAS DEFERENS KIMIAWI

dilakukan penyumbatan terhadap vas deferens menggunakan zat-zat kimiawi berupa :

1.Quinacrine

2.Ethanol

3.Ag-nitrat

2.Efektif 100%

3. Non-toksik

4.Murah

5.Tersedia setiap saat

6.Terbatas pada tuba fallopii, tidak boleh sapai ke ronggaabdomen.

7.Tidak menyebabkan rasa sakit

8.Stabil, dengan masa kerja tak terbatas

 Keuntungan:

1.Mengerjakannya mudah

2.Dapat dikerjakan secara rawat jalan.

 Kerugian:

1.Kebanyakan zat kimia kurang efektif setelah satu kali pemberian,sehingga akseptor
haruskembali untuk peberian berikutnya(sampai tiga kali pemberian) dengan interval
satu minggu atausatu bulan.
2.Ada beberapa zat kimia yang sangat toksik, sehingga dapatmenyebabkan kerusakan
jaringan sektarnya.

3.Beberapa zat kimia memerlukan alat khusus untuk aplikasinya.

4.Irreversibel

5.Dosis zat kimia sukar ditentukan sebelumnya.


BAB III

PENUTUP

1.KESIMPULAN

Kontrasespsi mantap merupakan terjemahan dari bahasa Inggris secure contraception.


Nama lain dari kontap adalah sterilisasi (sterilization) atau kontrasepsi operatif
(surgical contraception). Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk
membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas dan dilakukan terhadap
salah seorang dari pasangan suami isteri atas permintaan yang bersangkutan secara
mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria.

2.SARAN

Berdasarkan dari hasil diskusi dari kelompok kami di harapkan kritik dari pembaca
agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Diharapkan penulis mampu meningkatkan kreatifitas dalam pembuatan tugas makalah


selanjutnya dapat lebih baik dan menarik minat pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta

BKKBN.(2013). Informasi Pelayanan Kontrasepsi.http:aplikasi.bkkbn.go.id.Diakses tanggal


20 januari 2015.

Handayani, S.(2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.

Yogyakarta:Pustaka Rihama

Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan

Himawati, (2009).Faktor-faktor Yang Mendorong Akseptor KB MOW Memilih Alat


Kontrasepsi MOW.

Lusa, (2010).Metode Kalender atau Pantang Berkala.

Manuaba, (2008).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan.

Mochtar, (2009).Sinopsis Obstetri. Jakarta, EGC

Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Prawirohardjo, S. (2006).Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Proverawati, A. (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika Saifuddin.


(2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sufadmi (2013).Gambaran pengetahuan wanita PUS KB MOW/Tubektomi di desa Hargotirto


Kokap Kulon Progo.

Sugiono, (2007).Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.


Bandung : ALFABETA.
Sulistyawati, (2011).Pelayanan Keluarga Berencana.Salemba Medika.

Suratun, Maryani, S, Hartini , T, RusmiatidanPinem, S.(2008).Pelayanan Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai